7. • Perkara-perkara ghaib adalah perkara-perkara
yang tidak bisa diindra
• Perkara-perkara ghaib yang diinformasikan oleh Al
Quran, wajib bagi kita untuk mengimaninya
8. PERKARA-PERKARA GHAIB
YANG WAJIB DIIMANI:
• ‘Asma wa sifat Allah
• Keberadaan para nabi dan rasul
sebelum Muhammad saw beserta
kitab suci mereka
• Keberadaan malaikat-malaikat Allah
SWT, juga keberadaan jin
• Taqdir, yaitu catatan (ilmu Allah)
yang menyeluruh tentang segala
sesuatu
• Keberadaan Hari Akhir (Hari Kiamat,
Hari Kebangkitan, Hari Perhitungan,
Surga, Neraka dan lain sebagainya)
10. ُفْكَت َو ِباَتِكْال ِضْعَبِب َن ْوُنِمْؤُتَفَأْنَم ُءاَزَج اَمَف ، ٍضْعَبِب َن ْوُرُلَعْفَي
ْنُّدال ِةاَيَحْال يِف ٌّي ْز ِخ اّلِإ ْمُكْنِم َكِلذْوُّدَرُي ِةَماَيِقْال َم ْوَي َو اَيىَلِإ َن
َت اَّمَع ٍلِفَاغِب ُهللا اَم َو ِباَذَعْال اِدَّشَّأَن ْوَُُمْع
“Apakah kamu beriman kepada sebagian al-Kitab dan ingkar terhadap
sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian di
antaramu melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari
kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak
lengah dari apa yang kamu perbuat.” (TQS al-Baqarah [2]: 85)
11. ِخَ ْاْل ِاءَقِل َو َانِتاَيَآِب واُبَّذَك َينِذَّال َوْجُي ْلَه ْمُهُلاَمْعَأ ْتَطِبَح ِةَرَن ْوَز
َونَُُمْعَي واُناَك اَم َّّلِإ
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan
mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan (amal-
amal baik) mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang
telah mereka kerjakan (mendustakan ayat-ayat Kami dan maksiyat).”
(TQS al-A’raf [7]: 147)
12. ِرُي َو ِهُُِسُر َو ِ َّاَّللِب َونُرُفْكَي َينِذَّال َّنِإُر َو ِ َّاَّلل َْنيَب واُق ِارَفُي ْنَأ َُونديِهُُِس
ٍضْعَبِب ُرُفْكَن َو ٍضْعَبِب ُنِمْؤُن َونُلوُقَي َوَذ َْنيَب واُذ ِخَّتَي ْنَأ َُوندي ِرُي َوايًلِبَس َكِل
.ُِْل َانْدَتْعَأ َو ۚ اًّقَح َونُرِفاَكْال ُمُه َكِئَلوُأاانيِهُم ااباَذَع َين ِرِفاَك
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya,
dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-
rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian
dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan
perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau
kafir) merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah
menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang
menghinakan.” (TQS al-Nisa' [4]: 150-152)
13. Ayat yang mewajibkan hukuman jilid bagi pezina, (QS al-Nur [24]: 2), potong
tangan bagi pencuri (QS al-Maidah [5]: 38), dan qishash bagi pembunuh (QS
al-Baqarah [2]: 178), harus diimani sebagaimana ayat yang memerintahkan
shalat, zakat, (QS al-Baqarah [2]: 43), dan puasa (QS al-Baqarah [2]: 183).
Demikian juga dengan ayat yang mewajibkan jihad (QS al-Baqarah [2[: 216),
menerapkan hukum Allah (QS al-Maidah [5]: 49), dan menaati ulil amri yang
Muslim (QS al-Nisa' [4]: 59)
AYAT-AYAT AL QURAN HARUS DIIMANI SEMUANYA
16. َل َو ْمُكِلاَج ِر ْنِم ٍدَحَأ اَبَأ ٌدَّمَحُم َانَك اَمال َمَتَاخ َو ِ َّاَّلل َلوُسَر ْنِكَينِايِبَّن
ۗ
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara
kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.”
(TQS.al-Ahzab [33]: 40)
17. ِب َعاَطُيِل َّّلِإ ٍل ْوُسَر ْنِم َانَُْس ْرَأ اَم َوِهللا ِنْذِإ
“Kami tidak mengutus seorang rasul pun melainkan
untuk ditaati seizin Allah.” (TQS an-Nisa’ [4]: 64)
18. ُكاَهَن اَم َو ُهوُذُخَف ُلوُسَّالر ُمُكاَتآ اَم َوواُهَتانَف ُهْنَع ْم
“Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah, dan
apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.”
(TQS. Al-Hasyr [59]: 7)
19. ْح َو َّّلِإ َوُه ْنِإ ى َوَهْال ِنَع ُقِنطَي اَم َوىَحوُي ٌي
“Dan dia tidaklah berbicara dari dorongan hawa
nafsunya, akan tetapi ucapannya tiada lain adalah
wahyu yang disampaikan kepadanya.”
(TQS. An Najm [53]: 3-4)
20. ِاكَحُي ىَّتَح َونُنِمْؤُي َّل َكِابَر َو ًَلَفَّمُث ْمُهَنْيَب َرَجَش اَميِف َوكُمَّل
َْتيَضَق اَّمِم ااجَرَح ْمِهِسُفْنَأ يِف ُواد ِجَيااميُِْسَت واُمِاَُسُي َو
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman
hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim
terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak
merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang
kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”
(TQS An-Nisa’[4]: 65)
21. Umar ibnul Khattab memenggal kepala orang yang menolak
keputusan Nabi saw
ASBABUN NUZUL AN-NISA’ AYAT 65
22. KENAPA HARUS TUNDUK DAN PATUH
TERHADAP SELURUH PERINTAH ALLAH
DAN RASULULLAH SAW?
23. ُِْاسال يِف واُُُخْدا واُنَمَآ َينِذَّال اَهُّيَأ اَيُطُخ واُعِبَّتَت َّل َو اةَّفاَك ِمِتا َو
ٌينِبُم ٌُّودَع ْمُكَل ُهَّنِإ ِانَطْيَّشال
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke
dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu.” (TQS. Al Baqarah [2]: 208)
24. َو ُ َّاَّلل ىَضَق اَذِإ ٍةَنِمْؤُم َّل َو ٍنِمْؤُمِل َانَك اَم َوُمُهَل َونُكَي نَأ اارْمَأ ُهُلوُس َر
َلوُس َر َو َ َّاَّلل ِصْعَي نَم َو ْمِه ِرْمَأ ْنِم ُة َرَي ِخْالااينِبُّم اّل ًَلَض َّلَض ْدَقَف ُه
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula)
bagi perempuan yang mukmin apabila Allah dan Rasul-Nya
telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka
pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.”
(TQS. Al Ahzab [33]: 36)
25. ِ َّاَّلل ىَلِإ واُعُد اَذِإ َينِنِمْؤُمْال َل ْوَق َانَك اَمَّنِإَأ ْمُهَنْيَب َمُكْحَيِل ِهِلوُس َر َوواُلوُقَي ن
َونُحُِْفُمْال ُمُه َكِئَل ْوُأ َو َانْعَطَأ َو َانْعِمَس
“Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman apabila diajak
untuk kembali kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul itu memberikan
keputusan hukum di antara mereka hanyalah dengan mengatakan,
“Kami mendengar dan kami taat.” Dan hanya merekalah orang-
orang yang berbahagia.” (TQS an-Nur [21]: 51)
26. • Shalat subuh 2 rakat,
duhur 4 rakaat, ashar 4
rakat, maghrib 3 rakaat
dan isya 4 rakaat?
• Zakat fitrah dibayar di
bulan Ramadhan?
• Bulan Ramadhan kita
berpuasa?
• Haji harus ke Baitullah?
• Babi haram?
• Dan lain sebagainya?
JADI, KENAPA:
29. 1. Iman terhadap Al Quran harus totalitas
2. Pengingkaran terhadap salah satu ayat dapat menyebabkan
pelakunya jatuh kepada kekufuran dan hukuman yang berat
3. Tunduk dan patuh terhadap seluruh perintah Allah dan
Rasulullah saw adalah sebuah kemestian
30. Terus pertanyaan “untuk apa kita hidup di dunia dan
akan kemana setelah kita mati” kapan dijawabnya?
InsyaAllah kita akan temukan jawabannya pada
pertemuan berikutnya
Wassalam…
Notas do Editor
Siap tidak siap harus siap!
Iman terhadap Al Quran tidak boleh sebagian-sebagian
Iman terhadap Al Quran tidak boleh sebagian-sebagian
Abu Hurairah berkata, "Tatkala Rasululah saw wafat dan Abu Bakar diangkat menjadi khalifah sesudahnya, serta beberapa orang Arab kembali kafir, Umar berujar kepada Abu Bakar, "Bagaimana engkau memerangi manusia padahal Rasulullah saw telah bersabda 'Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan Laa-ilaaha-illallah, barangsiapa mengucapkan Laa-ilaaha ilallah, berarti ia telah menjaga darah dan jiwanya dariku kecuali karena alasan yang dibenarkan, dan hisabnya ada pada Allah, ' Lantas Abu Bakar berkata, "Demi Allah, sungguh akan aku perangi siapa saja yang memisahkan antara shalat dan zakat, sesungguhnya zakat adalah hak harta, demi Allah, kalaulah mereka mencegahku dari membayar unta yang pernah mereka bayarkan kepada Rasulullah saw, niscaya kuperangi karena mencegahnya." Lantas Umar berkata, "Demi Allah, tiba-tiba tak ada pendapat lain selain aku melihat bahwa Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk memerangi, aku sadar bahwa dia adalah benar." (HR Bukhari No. 6741)
Dalam Tafsir Ibnu Katsir (online) diceritakan bahwa ada dua orang lelaki melaporkan persengketaan yang terjadi di antara keduanya kepada Rasulullah Saw. Maka Rasulullah saw memutuskan perkara untuk kemenangan orang (pihak) yang benar dan mengalahkan pihak yang salah. Maka orang yang dikalahkan berkata, "Aku kurang puas." Lalu lawannya berkata, "Apa lagi kemauanmu?" ia menjawab, "Mari kita berangkat menuju Abu Bakar As-Siddiq," lalu keduanya pergi menghadap Abu Bakar. Maka berkatalah orang yang menang, "Sesungguhnya kami telah mengadukan perkara kami kepada Nabi Saw., dan Nabi Saw. memutuskan untuk kemenanganku." Abu Bakar menjawab, "Kamu berdua harus mengikuti apa yang telah diputuskan oleh Rasulullah Saw." Tetapi orang yang dikalahkan menolak dan masih kurang puas. Maka Abu Bakar ra memberikan sarannya agar keduanya pergi kepada Umar ibnul Khattab. Sesampainya di tempat Umar ibnul Khattab, orang yang menang mengatakan, "Sesungguhnya kami telah mengadukan perkara kami kepada Nabi saw, dan beliau memutuskan untuk kemenanganku atas dia, tetapi dia ini menolak dan kurang puas." Lalu Umar bertanya kepada pihak yang kalah, "Apakah memang benar demikian?" Dan pihak yang kalah mengatakan hal yang sama. Maka Umar masuk ke dalam rumahnya, lalu keluar lagi seraya membawa sebilah pedang di tangannya yang dalam keadaan terhunus, lalu ia langsung memenggal kepala pihak yang menolak lagi tidak puas dengan keputusan Nabi saw hingga mati seketika itu juga. Maka Allah SWT menurunkan firman-Nya: “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman…”