SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
KOLORIMETRI


I.   TUJUAN
      Mempelajari beberapa metoda kolorimeter.
      Menerapkan metoda Sistem Silender Hehner dan Bajerum Komparator
        dalam penentuan kadar ion Cu2+.
      Menentukan konsentrasi Cu2+ dalam larutan / cuplikan tugas.


II. TEORI
        Kolorimetri merupakan suatu metoda analisa kimia yang didasarkan pada
tercapainya kesamaan besaran warna antara larutan sampel dengan larutan standar
dengan menggunakan sumber cahaya polikromatis dan detektor mata. Metoda ini
didasarkan pada penyerapan cahaya tampak dan energi radiasi lainnya oleh suatu
larutan.

      Metoda ini dapat diterapkan untuk penentuan komponen zat warna ataupun
komponen yang belum bewarna, namun dengan menggunakan reagen pewarna
yang sesuai dapat menghasilkan senyawa bewarna yang merupakan fungsi dari
kandungan komponennya. Jika telah tercapai kesamaan warna berarti jumlah
molekul zat penyerap yang dilewati sinar pada kedua sisi tersebut telah sama dan
ini dijadikan dasar perhitungan. Contohnya adalah larutan nitrit dibuat berwarna
dengan pereaksi sulfanilamida dan N-(1-naftil)-etilendiamin. Jumlah radiasi yang
diserap berbanding lurus dengan konsentrasi zat penyerap dalam larutan.

        Absorbsi sinar UV atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya
menghasilkan eksitasi elektron bonding, akibatnya panjang gelombang absorbsi
maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan yang ada pada molekul yang
sedang diselidiki. Oleh karena itu spektroskopi serapan molekul berharga untuk
mengindentifikasi gugus-gugus fungsional yang ada dalam suatu molekul. Akan
tetapi yang lebih penting adalah penggunaan spektroskopi serapan ultra violet dan
sinar tampak untuk penentuan kuantitatif senyawa-senyawa yang mengandung
gugus-gugus pengabsorbsi.
Kolorimetri terbagi atas 2 metoda, yaitu :
a)   Kolorimetri visual
     Menggunakan mata sebagai detektor.
b) Fotometri
     Menggunakan fotosel sebagai detektornya.
Metoda kolorimetri visual merupakan metoda yang konvensional dan sudah
jarang digunakan karena tidak akurat. Hal ini disebabkan karena mata hanya
sebagai detektor untuk melihat kesamaan warna, bukan sebagai alat ukur
intensitas absorbsi.
           Metoda analisa kolorimetri visual ada 4 macam yaitu :
1) Metoda standar seri (metoda nesler) : pada metoda ini dibuat sederetan
     larutan standar dalam tabung yang berukuran sama dengan jenis yang sama
     pula.
2) Metoda keseimbangan
     Pada metoda ini dilakukan dengan cara membandingkan larutan sampel
     dengan larutan standar yang didasarkan pada ketebalan larutan standar yang
     divariasikan. Metoda ini dibagi tiga, yaitu :
       -     sistem slinder hechner
       -     bajerum comperator
       -     dubosq colorimetri
3) Metoda pengenceran : menggunakan satu zat standar dan sejumlah buret yang
     berisi blanko. Kosentrasi standar diencerkan dengan blanko sampai terjadi
     kesamaan warna.
4) Metoda standar sintesis : zat yang diselidiki diperoleh dengan cara
     penambahan sejumlah komponen standar terhadap suatu larutan blanko
     sampai terjadi kesamaan warna.
           Syarat-syrat menentukan kosentrasi dengan metoda kolorimetri visual
adalah sebagai berikut :
A. Tinggi larutan konstan (Constant Depht Methods)
     terbagi menjadi dua metoda :
1.    Tabung Nessler
               Pada metoda ini digunakan beberapa tabung reaksi berbentuk
         silinder. Masing-masing tabung diisi dengan larutan standar dengan
         konsentrasi terukur dan bervariasi dengan tinggi larutan yang sama.
         Tabung ini disusun pada rak tabung bercat hitam yang tidak mengkilat,
         agar tidak memantulkan sinar yang datang pada tabung. Kemudian
         larutan sampel dengan tinggi yang sama diletakkan di sela tabung-tabung
         tersebut dan bandingkan warna larutan standar dan sampel dengan
         melihat dari atas tabung (vertikal). Jika ada warna larutan standar yang
         sama dengan sampel, berarti konsentrasi sampel sama dengan larutan
         standar tersebut. Atau jika warnanya berada diantara 2 warna larutan
         standar yang berdekatan, berarti konsentrasi sampel berada dalam range
         dari konsentrasi kedua larutan tersebut.
   2.    Bajerum Comparator
               Pada alat ini, untuk mencapai kesamaan warna antara larutan
         sampel dengan larutan standar dilakukan dengan cara menggeser larutan
         sampel disepanjang skala yang berada di atas bajerum. Bajerum
         comparator ini merupakan suatu kotak transparan persegi panjang yang
         dibagi dua menurut diagonal bidangnya. Bagian depan dimana skala
         tertera, diisi dengan larutan standard an bagian lainnya diisi dengan
         blanko. Pengamatan dialakukan dari bagian depan (horizontal).


B. Tinggi larutan berbeda (Variable Depth Methods)
   terbagi menjadi dua metoda :
        1. Tabung Herner
           Tabung Herner berupa sepasang silinder dengan keran untuk
           mengeluarkan larutan dari dalam silinder yang warna larutannya lebih
           pekat sehingga tingginya berubah, agar didapatkan warna yang sama
           pada kedua silinder.
        2. Kolorimeter Dubosq
           Pada alat ini kesamaan warna didapatkan dengan cara mengatur tinggi
           rendahnya pemberat (plunger), agar tinggi larutan dalam bejana
berubah sehingga didapatkan intensitas warna yang sama pada
           spiltfield.


       Syarat metoda kolorimetri adalah larutan harus bewarna. Jika larutan tidak
bewarna maka dilakukan dahulu pengomplekan dengan penambahan reagen
pewarna. Sedangkan syarat pewarnaan ini antara lain :
       -   warna yang terbentuk harus stabil
       -   reaksi pewarnaan harus selektif
       -   larutan harus transparan
       -   kesensitifannya tinggi
       -   ketepatan ulang tinggi
       -   warna yang terbentuk harus merupakan fungsi dari konsentrasi.
III. PROSEDUR KERJA
3.1 Alat dan bahan
      Sepasang labu ukur 100 mL yang identik
      Pipa kaca berbentuk U
      Slang karet dan penjepitnya
      Satu set alat Bajerum Komperator
      Larutan standar Cu2+ 1000 ppm
      NH4OH 1:1
      Aquadest


3.2 Cara kerja
A. Pembuatan larutan standar
1.   Buat larutan standar Cu2+ 100 ppm dengan memipet 25 mL larutan standar
     induk 1000 ppm ke dalam labu 250 mL, lalu tambahkan 25 mL NH4OH 1:1
     dan encerkan sampai tanda batas dengan aquades. Siapkan untuk 2 buah.
2.   Untuk silinder hehner, dengan bantuan slang dan pipa U isap larutan ini ke
     dalam gelas ukur I sehingga membentuk sistem bejana berhubungan.
3.   Larutan tugas diisikan sebanyak 50 mL ke dalam gelas ukur II/silinder
     sampel, lalu pasangkan bergandengan dengan silinder berisikan standar yang
     telah membentuk sistem bejana berhubungan terhadap labu ukur standar
     dengan latar belakang warna putih.
4.   Lakukan pengamatan secara vertikal terhadap kedua larutan. Untuk
     mendapatkan kesamaan warna dilakukan dengan mengatur tinggi rendahnya
     larutan standar.
5.   Untuk ketepatan pengamatan, alaslah gelas ukur tersebut dengan kertas putih
     dan tempatkan kedua gelas ukur berdekatan.
6.   Jika telah tercapai kesamaan warna, maka ukurlah ketinggian larutan standar.
     Konsentrasi sampel didapatkan dengan persamaan :

                        Cx =
                               skala larutan standar x C standar
                               skala larutan sampel
B. Untuk Bajerum Comparator
1.   Masukkan larutan standar ke dalam sisi Bajerum bagian depan, pada sisi
     belakangnya diisikan larutan balnko pada ketinggian yang sama.
2.   Masukkan larutan sampel ke dalam wadahnya dengan isi lebih kurang 2/3
     bagian.
3.   Tempatkan wadah sampel pada bagian atas alat bajerum comperator.
4.   Lakukan pengamatan secara horizontal lalu geser kedudukan larutan sampel
     sedemikian rupa sampai didapatkan tepat kesamaan pengamatan warna pada
     kedua sisi atas / bawah dengan latar belakang warna putih.
5.   Setelah didapatkan kesamaan warna, bacalah posisi skalanya dan konsentrasi
     tugas dapat dinyatakan sebagai berikut :
                                 skala yang terbaca x C standar
                         Cx =
                                skala larutan sampel
3.3 Skema alat
1.   Silinder hehner




2.   Bajerum komperator
DAFTAR PUSTAKA


Kennedy.John. 1986. Analytical Chemistry Principle. Harcount Grace. New York
          : Javanovich Publisher

Underwood, A.L. dan R.A. Day. 1999. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi ke-5.
         Jakarta : Erlangga

Vogel. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi ke-4. Jakarta : EGC
IV. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan
      Pembuatan larutan standar 100 ppm dari larutan induk 1000 ppm dalam
      labu 250 mL
                  V1. M1            =        V2. M2
                  V1 . 1000 ppm     =        250 mL . 100 ppm
                  V1                =        25 mL


      Penentuan konsentrasi larutan sampel
       Silinder Hehner

          Cx =

             =

             = 21 ppm


       Bajerum Comperator

          Cx =             x 100 ppm = 68,5 ppm



      Persentase kesalahan

      % kesalahan =

                    =

                    = 14,16 %
4.2 Pembahasan
          Pada praktikum mengenai kolorimeter ini, digunakan kolorimeter visual
metoda yang digunakan adalah sistem silinder Hehner dan bajerum comperator.
Pada sistem silinder Hehner, alat yang digunakan yaitu 2 buah gelas ukur yang
persis sama. Gelas ukur 1 digunakan sebagai tempat larutan sampel, sedangkan
gelas ukur lainnya berisi larutan standar. Gelas ukur yang berisi larutan standar ini
dihubungkan dengan pipa U dan selang sehingga membentuk sistem bejana
berhubungan. Kesamaan warna diperoleh dengan memvariasikan tinggi larutan
standar dengan mengurangi warna larutan yang paling pekat diantara keduanya
larutan standar atau larutan sampel. Detektor yang digunakan adalah mata, dengan
melihat secara vertikal.

          Pada bajerum comperator, sisi diagonal depannya diisi dengan larutan
standar dan pada diagonal belakangnya diisi dengan larutan blanko dengan
ketinggian yang sama. Sampel diisikan dalam wadah dan diletakkan diatas
bajerum. Kesamaan warna diamati dengan membandingkan warna larutan sampel
dengan larutan standar pada bajerum comperator. Warna yang sama merupakan
fungsi dari konsentrasi. Dilihat secara horizontal dengan menggunakan detektor
mata.
          Larutan sampel dibuat dengan mengencerkan larutan Cu2+ 1000 ppm
menjadi 100 ppm. Pada pembuatan larutan standar Cu2+ ini juga ditambahkan
NH4OH 1:1 sebagai pengomplek dan terbentuklah komplek tetra amino kuprat
(II). Selain itu penambahan NH4OH ini juga bertujuan untuk reagen pewarba yaitu
mempertajam warna Cu sehingga warna yang akan diamati menjadi lebih jelas.
          Logam Cu bereaksi dengan amonia membentuk senyawa komplek,
yaitu :
Faktor-faktor yang mempengaruhi warna pada metoda kalorimetri
adalah:
    Untuk mendapatkan warna spesifik dibutuhkan kondisi tertentu.
    Kepekaan detektor mata masing-masing orang berbeda.
    Volume reagen pewarna sebanding dengan volume larutan Cu2+ yaitu sama-
    sama 25 mL.
          Dari percobaan di dapatkan konsentrasi sampel dengan metoda Silinder
Hehner adalah 21 ppm dan konsentrasi sampel dengan metoda Bajerum
Komperator adalah 68,5 ppm. Dengan persentase kesalahan adalah 14,16 %.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
       Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Kolorimetri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
    tercapainya kesamaan warna antara larutan sampel dengan larutan standar
    menggunakan sinar polikromatis dengan detektor mata.
2) Larutan standar yang digunakan pada percobaan ini adalah Cu++ dan sebagai
    pengompleknya digunakan NH4OH sehingga terbentuk komplek tetra amino
    kuprat (II).
3) Konsentrasi sampel dengan metoda Silinder Hehner adalah 21 ppm dan
    konsentrasi sampel dengan metoda Bajerum Komperator adalah 68,5 ppm.
4) Persentase kesalahan adalah 14,16 %.


5.2 Saran
    Teliti dalam pengenceran larutan standar Cu.
    Teliti dalam mengamati kesamaan warna antara larutan sampel dengan
    larutan standar.
    Pahami prinsip percobaan dengan baik.

More Related Content

What's hot

Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaCara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaUIN Alauddin Makassar
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri Afif Randika
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing pjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa  Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa pjj_kemenkes
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Identifikasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Identifikasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)Identifikasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Identifikasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)Rifki Ristiovan
 
Sample injection of HPLC
Sample injection of HPLCSample injection of HPLC
Sample injection of HPLCBughis Berkata
 
Fajar quality control urinalysis
Fajar quality control urinalysisFajar quality control urinalysis
Fajar quality control urinalysispdspatklinsby
 
Taenia solium.
Taenia solium.Taenia solium.
Taenia solium.Google
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7progsus6
 
PPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptxPPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptxIndahAipassa1
 
4. pemeriksaan hb sahli
4. pemeriksaan hb sahli4. pemeriksaan hb sahli
4. pemeriksaan hb sahlisudiraependi
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologitristyanto
 
Laporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasiLaporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasiNafika E.R.C
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiIrawati Nurani
 

What's hot (20)

Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaCara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa  Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
Pemeriksaan Tinja : Parasit Protozoa
 
Titrasi
TitrasiTitrasi
Titrasi
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
 
Th4
Th4Th4
Th4
 
Identifikasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Identifikasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)Identifikasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Identifikasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
 
KROMATOGRAFI KERTAS
KROMATOGRAFI KERTASKROMATOGRAFI KERTAS
KROMATOGRAFI KERTAS
 
Sample injection of HPLC
Sample injection of HPLCSample injection of HPLC
Sample injection of HPLC
 
Fajar quality control urinalysis
Fajar quality control urinalysisFajar quality control urinalysis
Fajar quality control urinalysis
 
Taenia solium.
Taenia solium.Taenia solium.
Taenia solium.
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
PPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptxPPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptx
 
4. pemeriksaan hb sahli
4. pemeriksaan hb sahli4. pemeriksaan hb sahli
4. pemeriksaan hb sahli
 
Treponema pallidum
Treponema pallidumTreponema pallidum
Treponema pallidum
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologi
 
Laporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasiLaporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasi
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
 

Viewers also liked

Cara menghitung bomb kalorimeter
Cara menghitung bomb kalorimeterCara menghitung bomb kalorimeter
Cara menghitung bomb kalorimeterWahyuni M
 
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMacam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMulky Smaikers
 
The Near Future of CSS
The Near Future of CSSThe Near Future of CSS
The Near Future of CSSRachel Andrew
 
Classroom Management Tips for Kids and Adolescents
Classroom Management Tips for Kids and AdolescentsClassroom Management Tips for Kids and Adolescents
Classroom Management Tips for Kids and AdolescentsShelly Sanchez Terrell
 
The Buyer's Journey - by Chris Lema
The Buyer's Journey - by Chris LemaThe Buyer's Journey - by Chris Lema
The Buyer's Journey - by Chris LemaChris Lema
 
The Presentation Come-Back Kid
The Presentation Come-Back KidThe Presentation Come-Back Kid
The Presentation Come-Back KidEthos3
 

Viewers also liked (8)

Cara menghitung bomb kalorimeter
Cara menghitung bomb kalorimeterCara menghitung bomb kalorimeter
Cara menghitung bomb kalorimeter
 
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMacam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
 
BOMB CALORIMETER
BOMB CALORIMETERBOMB CALORIMETER
BOMB CALORIMETER
 
Kalorimeter bom
Kalorimeter bomKalorimeter bom
Kalorimeter bom
 
The Near Future of CSS
The Near Future of CSSThe Near Future of CSS
The Near Future of CSS
 
Classroom Management Tips for Kids and Adolescents
Classroom Management Tips for Kids and AdolescentsClassroom Management Tips for Kids and Adolescents
Classroom Management Tips for Kids and Adolescents
 
The Buyer's Journey - by Chris Lema
The Buyer's Journey - by Chris LemaThe Buyer's Journey - by Chris Lema
The Buyer's Journey - by Chris Lema
 
The Presentation Come-Back Kid
The Presentation Come-Back KidThe Presentation Come-Back Kid
The Presentation Come-Back Kid
 

Similar to kolorimetri

Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri zaeied
 
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docxLAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docxkeishanadine186
 
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganStandardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganOperator Warnet Vast Raha
 
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganStandardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganOperator Warnet Vast Raha
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaFeren Jr
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HClLAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HClAulia Rizqi
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClyassintaeka
 
Uji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptxUji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptxshendi suryana
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiGuide_Consulting
 
Jurnal praktikum fitofarmasi 2
Jurnal praktikum fitofarmasi 2Jurnal praktikum fitofarmasi 2
Jurnal praktikum fitofarmasi 2Caesalpinia Swartz
 
laporan Titrasi Asam Basa
laporan Titrasi Asam Basa laporan Titrasi Asam Basa
laporan Titrasi Asam Basa Putri Yusril
 
Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan StandarisasinyaAcara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan StandarisasinyaNaila Zulfa
 

Similar to kolorimetri (20)

Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri
 
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docxLAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
 
Laporan titrasi
Laporan titrasiLaporan titrasi
Laporan titrasi
 
Titrasi Cuka Makan
Titrasi Cuka MakanTitrasi Cuka Makan
Titrasi Cuka Makan
 
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganStandardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
 
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganStandardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
 
Laporan spektronic-20
Laporan spektronic-20Laporan spektronic-20
Laporan spektronic-20
 
Percobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdasPercobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdas
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HClLAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Sudah selesai
Sudah selesai Sudah selesai
Sudah selesai
 
Uji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptxUji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptx
 
titrasi
titrasititrasi
titrasi
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
 
Jurnal praktikum fitofarmasi 2
Jurnal praktikum fitofarmasi 2Jurnal praktikum fitofarmasi 2
Jurnal praktikum fitofarmasi 2
 
laporan Titrasi Asam Basa
laporan Titrasi Asam Basa laporan Titrasi Asam Basa
laporan Titrasi Asam Basa
 
Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan StandarisasinyaAcara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
 

kolorimetri

  • 1. KOLORIMETRI I. TUJUAN  Mempelajari beberapa metoda kolorimeter.  Menerapkan metoda Sistem Silender Hehner dan Bajerum Komparator dalam penentuan kadar ion Cu2+.  Menentukan konsentrasi Cu2+ dalam larutan / cuplikan tugas. II. TEORI Kolorimetri merupakan suatu metoda analisa kimia yang didasarkan pada tercapainya kesamaan besaran warna antara larutan sampel dengan larutan standar dengan menggunakan sumber cahaya polikromatis dan detektor mata. Metoda ini didasarkan pada penyerapan cahaya tampak dan energi radiasi lainnya oleh suatu larutan. Metoda ini dapat diterapkan untuk penentuan komponen zat warna ataupun komponen yang belum bewarna, namun dengan menggunakan reagen pewarna yang sesuai dapat menghasilkan senyawa bewarna yang merupakan fungsi dari kandungan komponennya. Jika telah tercapai kesamaan warna berarti jumlah molekul zat penyerap yang dilewati sinar pada kedua sisi tersebut telah sama dan ini dijadikan dasar perhitungan. Contohnya adalah larutan nitrit dibuat berwarna dengan pereaksi sulfanilamida dan N-(1-naftil)-etilendiamin. Jumlah radiasi yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi zat penyerap dalam larutan. Absorbsi sinar UV atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi elektron bonding, akibatnya panjang gelombang absorbsi maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan yang ada pada molekul yang sedang diselidiki. Oleh karena itu spektroskopi serapan molekul berharga untuk mengindentifikasi gugus-gugus fungsional yang ada dalam suatu molekul. Akan tetapi yang lebih penting adalah penggunaan spektroskopi serapan ultra violet dan sinar tampak untuk penentuan kuantitatif senyawa-senyawa yang mengandung gugus-gugus pengabsorbsi.
  • 2. Kolorimetri terbagi atas 2 metoda, yaitu : a) Kolorimetri visual Menggunakan mata sebagai detektor. b) Fotometri Menggunakan fotosel sebagai detektornya. Metoda kolorimetri visual merupakan metoda yang konvensional dan sudah jarang digunakan karena tidak akurat. Hal ini disebabkan karena mata hanya sebagai detektor untuk melihat kesamaan warna, bukan sebagai alat ukur intensitas absorbsi. Metoda analisa kolorimetri visual ada 4 macam yaitu : 1) Metoda standar seri (metoda nesler) : pada metoda ini dibuat sederetan larutan standar dalam tabung yang berukuran sama dengan jenis yang sama pula. 2) Metoda keseimbangan Pada metoda ini dilakukan dengan cara membandingkan larutan sampel dengan larutan standar yang didasarkan pada ketebalan larutan standar yang divariasikan. Metoda ini dibagi tiga, yaitu : - sistem slinder hechner - bajerum comperator - dubosq colorimetri 3) Metoda pengenceran : menggunakan satu zat standar dan sejumlah buret yang berisi blanko. Kosentrasi standar diencerkan dengan blanko sampai terjadi kesamaan warna. 4) Metoda standar sintesis : zat yang diselidiki diperoleh dengan cara penambahan sejumlah komponen standar terhadap suatu larutan blanko sampai terjadi kesamaan warna. Syarat-syrat menentukan kosentrasi dengan metoda kolorimetri visual adalah sebagai berikut : A. Tinggi larutan konstan (Constant Depht Methods) terbagi menjadi dua metoda :
  • 3. 1. Tabung Nessler Pada metoda ini digunakan beberapa tabung reaksi berbentuk silinder. Masing-masing tabung diisi dengan larutan standar dengan konsentrasi terukur dan bervariasi dengan tinggi larutan yang sama. Tabung ini disusun pada rak tabung bercat hitam yang tidak mengkilat, agar tidak memantulkan sinar yang datang pada tabung. Kemudian larutan sampel dengan tinggi yang sama diletakkan di sela tabung-tabung tersebut dan bandingkan warna larutan standar dan sampel dengan melihat dari atas tabung (vertikal). Jika ada warna larutan standar yang sama dengan sampel, berarti konsentrasi sampel sama dengan larutan standar tersebut. Atau jika warnanya berada diantara 2 warna larutan standar yang berdekatan, berarti konsentrasi sampel berada dalam range dari konsentrasi kedua larutan tersebut. 2. Bajerum Comparator Pada alat ini, untuk mencapai kesamaan warna antara larutan sampel dengan larutan standar dilakukan dengan cara menggeser larutan sampel disepanjang skala yang berada di atas bajerum. Bajerum comparator ini merupakan suatu kotak transparan persegi panjang yang dibagi dua menurut diagonal bidangnya. Bagian depan dimana skala tertera, diisi dengan larutan standard an bagian lainnya diisi dengan blanko. Pengamatan dialakukan dari bagian depan (horizontal). B. Tinggi larutan berbeda (Variable Depth Methods) terbagi menjadi dua metoda : 1. Tabung Herner Tabung Herner berupa sepasang silinder dengan keran untuk mengeluarkan larutan dari dalam silinder yang warna larutannya lebih pekat sehingga tingginya berubah, agar didapatkan warna yang sama pada kedua silinder. 2. Kolorimeter Dubosq Pada alat ini kesamaan warna didapatkan dengan cara mengatur tinggi rendahnya pemberat (plunger), agar tinggi larutan dalam bejana
  • 4. berubah sehingga didapatkan intensitas warna yang sama pada spiltfield. Syarat metoda kolorimetri adalah larutan harus bewarna. Jika larutan tidak bewarna maka dilakukan dahulu pengomplekan dengan penambahan reagen pewarna. Sedangkan syarat pewarnaan ini antara lain : - warna yang terbentuk harus stabil - reaksi pewarnaan harus selektif - larutan harus transparan - kesensitifannya tinggi - ketepatan ulang tinggi - warna yang terbentuk harus merupakan fungsi dari konsentrasi.
  • 5. III. PROSEDUR KERJA 3.1 Alat dan bahan  Sepasang labu ukur 100 mL yang identik  Pipa kaca berbentuk U  Slang karet dan penjepitnya  Satu set alat Bajerum Komperator  Larutan standar Cu2+ 1000 ppm  NH4OH 1:1  Aquadest 3.2 Cara kerja A. Pembuatan larutan standar 1. Buat larutan standar Cu2+ 100 ppm dengan memipet 25 mL larutan standar induk 1000 ppm ke dalam labu 250 mL, lalu tambahkan 25 mL NH4OH 1:1 dan encerkan sampai tanda batas dengan aquades. Siapkan untuk 2 buah. 2. Untuk silinder hehner, dengan bantuan slang dan pipa U isap larutan ini ke dalam gelas ukur I sehingga membentuk sistem bejana berhubungan. 3. Larutan tugas diisikan sebanyak 50 mL ke dalam gelas ukur II/silinder sampel, lalu pasangkan bergandengan dengan silinder berisikan standar yang telah membentuk sistem bejana berhubungan terhadap labu ukur standar dengan latar belakang warna putih. 4. Lakukan pengamatan secara vertikal terhadap kedua larutan. Untuk mendapatkan kesamaan warna dilakukan dengan mengatur tinggi rendahnya larutan standar. 5. Untuk ketepatan pengamatan, alaslah gelas ukur tersebut dengan kertas putih dan tempatkan kedua gelas ukur berdekatan. 6. Jika telah tercapai kesamaan warna, maka ukurlah ketinggian larutan standar. Konsentrasi sampel didapatkan dengan persamaan : Cx = skala larutan standar x C standar skala larutan sampel
  • 6. B. Untuk Bajerum Comparator 1. Masukkan larutan standar ke dalam sisi Bajerum bagian depan, pada sisi belakangnya diisikan larutan balnko pada ketinggian yang sama. 2. Masukkan larutan sampel ke dalam wadahnya dengan isi lebih kurang 2/3 bagian. 3. Tempatkan wadah sampel pada bagian atas alat bajerum comperator. 4. Lakukan pengamatan secara horizontal lalu geser kedudukan larutan sampel sedemikian rupa sampai didapatkan tepat kesamaan pengamatan warna pada kedua sisi atas / bawah dengan latar belakang warna putih. 5. Setelah didapatkan kesamaan warna, bacalah posisi skalanya dan konsentrasi tugas dapat dinyatakan sebagai berikut : skala yang terbaca x C standar Cx = skala larutan sampel
  • 7. 3.3 Skema alat 1. Silinder hehner 2. Bajerum komperator
  • 8. DAFTAR PUSTAKA Kennedy.John. 1986. Analytical Chemistry Principle. Harcount Grace. New York : Javanovich Publisher Underwood, A.L. dan R.A. Day. 1999. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi ke-5. Jakarta : Erlangga Vogel. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi ke-4. Jakarta : EGC
  • 9. IV. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Pembuatan larutan standar 100 ppm dari larutan induk 1000 ppm dalam labu 250 mL V1. M1 = V2. M2 V1 . 1000 ppm = 250 mL . 100 ppm V1 = 25 mL Penentuan konsentrasi larutan sampel  Silinder Hehner Cx = = = 21 ppm  Bajerum Comperator Cx = x 100 ppm = 68,5 ppm Persentase kesalahan % kesalahan = = = 14,16 %
  • 10. 4.2 Pembahasan Pada praktikum mengenai kolorimeter ini, digunakan kolorimeter visual metoda yang digunakan adalah sistem silinder Hehner dan bajerum comperator. Pada sistem silinder Hehner, alat yang digunakan yaitu 2 buah gelas ukur yang persis sama. Gelas ukur 1 digunakan sebagai tempat larutan sampel, sedangkan gelas ukur lainnya berisi larutan standar. Gelas ukur yang berisi larutan standar ini dihubungkan dengan pipa U dan selang sehingga membentuk sistem bejana berhubungan. Kesamaan warna diperoleh dengan memvariasikan tinggi larutan standar dengan mengurangi warna larutan yang paling pekat diantara keduanya larutan standar atau larutan sampel. Detektor yang digunakan adalah mata, dengan melihat secara vertikal. Pada bajerum comperator, sisi diagonal depannya diisi dengan larutan standar dan pada diagonal belakangnya diisi dengan larutan blanko dengan ketinggian yang sama. Sampel diisikan dalam wadah dan diletakkan diatas bajerum. Kesamaan warna diamati dengan membandingkan warna larutan sampel dengan larutan standar pada bajerum comperator. Warna yang sama merupakan fungsi dari konsentrasi. Dilihat secara horizontal dengan menggunakan detektor mata. Larutan sampel dibuat dengan mengencerkan larutan Cu2+ 1000 ppm menjadi 100 ppm. Pada pembuatan larutan standar Cu2+ ini juga ditambahkan NH4OH 1:1 sebagai pengomplek dan terbentuklah komplek tetra amino kuprat (II). Selain itu penambahan NH4OH ini juga bertujuan untuk reagen pewarba yaitu mempertajam warna Cu sehingga warna yang akan diamati menjadi lebih jelas. Logam Cu bereaksi dengan amonia membentuk senyawa komplek, yaitu :
  • 11. Faktor-faktor yang mempengaruhi warna pada metoda kalorimetri adalah: Untuk mendapatkan warna spesifik dibutuhkan kondisi tertentu. Kepekaan detektor mata masing-masing orang berbeda. Volume reagen pewarna sebanding dengan volume larutan Cu2+ yaitu sama- sama 25 mL. Dari percobaan di dapatkan konsentrasi sampel dengan metoda Silinder Hehner adalah 21 ppm dan konsentrasi sampel dengan metoda Bajerum Komperator adalah 68,5 ppm. Dengan persentase kesalahan adalah 14,16 %.
  • 12. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Kolorimetri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada tercapainya kesamaan warna antara larutan sampel dengan larutan standar menggunakan sinar polikromatis dengan detektor mata. 2) Larutan standar yang digunakan pada percobaan ini adalah Cu++ dan sebagai pengompleknya digunakan NH4OH sehingga terbentuk komplek tetra amino kuprat (II). 3) Konsentrasi sampel dengan metoda Silinder Hehner adalah 21 ppm dan konsentrasi sampel dengan metoda Bajerum Komperator adalah 68,5 ppm. 4) Persentase kesalahan adalah 14,16 %. 5.2 Saran Teliti dalam pengenceran larutan standar Cu. Teliti dalam mengamati kesamaan warna antara larutan sampel dengan larutan standar. Pahami prinsip percobaan dengan baik.