SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Standar Profesi Wartawan
Ada yang bertanya, sekarang banyak wartawan asal tulis atau tulisannya tidak
akurat. Salah satunya karena banyak media yang tidak selektif dalam merekrut wartawan.
Yang jadi pertanyaan: standar profesi wartawan itu apa saja?
Memang, menjadi wartawan, apalagi membuat koran, tidak bisa “asal jadi” atau
“asal terbit”. Seorang wartawan andal dan profesional mesti memiliki tiga kriteria berikut
ini. Sebuah penerbitan pers juga hendaknya hanya merekrut wartawan yang memiliki
kualifikasi tiga hal berikut ini.

Pertama, menguasai keterampilan jurnalistik.
Seorang wartawan mesti memiliki keahlian (expertise) menulis berita sesuai kaidahkaidah jurnalistik. Ia harus menguasai teknik menulis berita, juga feature dan artikel. Untuk
itu, seorang wartawan mestilah orang yang setidaknya pernah mengikuti pelatihan dasar
jurnalistik. Ia harus well trained, terlatih dengan baik.
Keterampilan jurnalistik meliputi antara lain teknik pencarian berita dan
penulisannya, di samping pemahaman yang baik tentang makna sebuah berita. Ia harus
memahami apa itu berita, nilai berita, macam-macam berita, bagaimana mencarinya, dan
kaidah umum penulisan berita.

Kedua, menguasai bidang liputan (beat).
Idealnya, wartawan menjadi seorang “generalis”, memahami dan menguasai segala
hal, sehingga mampu menulis dengan baik dan cermat apa saja. Namun, yang terpenting ia
harus menguasai bidang liputan dengan baik. Wartawan olahraga harus menguasai istilahistilah atau bahasa dunia olahraga. Wartawan ekonomi harus memahami teori-teori dan
istilah ekonomi. Demikian seterusnya.
Jika Anda seorang lulusan jurusan ekonomi, lalu ditugaskan meliput peristiwa
olahraga, maka langkah pertama adalah mengenali dan mempelajari dunia olahraga, juga
istilah-istilah yang berlaku di dunia itu. Jika Anda tidak menguasai masalah hukum, jangan
dulu maju meliput kegiatan di pengadilan sebelum Anda memahami –paling tidak– istilahistilah hukum. Jika memaksakan diri, kemungkinan Anda akan salah tulis, salah tangkap,
alias tidak cermat dalam menulis berita.
Jika Anda akan menulis berita keagamaan (Islam), kuasai dulu istilah-istilah Islam.
Jangan sampai Anda –sekadar contoh– menulis “Saw” di belakang “Allah” dan “SWT” di
belakang “Nabi Muhammad”.

Ketiga, memahami serta mematuhi etika jurnalistik.
Wartawan yang baik (baca: profesional) memegang teguh etika jurnalistik. Istilah
Islamnya, harus seorang yang berakhlaqul karimah sesuai nilai-nilai Islam.
Untuk wartawan Indonesia, etika itu terangkum dalam Kode Etik Wartawan
Indonesia (KEWI) yang sudah ditetapkan Dewan Pers sebagai Kode Etik Jurnalistik bagi para
wartawan di Indonesia. Kepatuhan pada kode etik merupakan salah satu ciri
profesionalisme, di samping keahlian, keterikatan, dan kebebasan.
Dengan pedoman kode etik itu, seorang wartawan tidak akan mencampuradukkan
antara fakta dan opini dalam menulis berita; tidak akan menulis berita fitnah, sadis, dan
cabul; tidak akan “menggadaikan kebebasannya” dengan menerima amplop; hanya
menginformasikan yang benar atau faktual; dan sebagainya.

Tata Krama Periklanan
1. Bahasa
Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata superlatif seperti “paling”, “nomor satu”,
“top”, atau kata-kata berawalan “ter”, dan atau yang bermakna sama, tanpa secara khas
menjelaskan keunggulan tersebut yang harus dapat dibuktikan dengan pernyataan tertulis
dari otoritas terkait atau sumber yang otentik.

Penggunaan Kata “Satu-satunya”
Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata “satu-satunya” atau yang bermakna sama,
tanpa secara khas menyebutkan dalam hal apa produk tersebut menjadi yang satu-satunya
dan hal tersebut harus dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan.
Contoh: Iklan Toko Bagus
Toko Bagus mengklaim bahwa Toko Bagus adalah situs jual beli terbesar di
Indonesia. Pada iklan yang ditayangkan, Toko Bagus tidak menampilkan pembuktian yang
jelas, yang dapat meyakinkan para konsumen bahwa Toko Baguslah situs jual beli terbesar
di Indonesia.

2. Tanda Asteris (*)
Tanda asteris pada iklan di media cetak maupun elektronik tidak boleh digunakan
untuk menyembunyikan, menyesatkan, membingungkan atau membohongi khalayak
tentang kualitas, kinerja atau harga sebenarnya dari produk yang di iklankan, ataupun
tentang ketidaksediaan suatu produk. Tanda asteris hanya boleh digunakan untuk memberi
penjelasan lebih rinci atau sumber dari sesuatu pernyataan yang bertanda tersebut.

Contoh: Iklan Shampoo Head and shoulder
Tanda asteris sering kita jumpai pada produk-produk shampoo, salah satunya adalah
produk shampoo Head and Shoulder, mula-mula iklan shampoo head and shoulder ini
menampilkan sebuah produk shampoo yang dapat menghilangkan ketombe. Pastinya, para
konsumen yang kurang cermat, percaya bahwa shampoo ini dapat menghilangkan semua
jenis ketombe pada semua jenis rambut. Tetapi, jika diperhatikan secara cermat pada iklan
shampoo ini terdapat tanda asteris *hanya ketombe yang tampak pada pemakaian teratur
yang terdapat pada pojok kiri bawah iklan ini, yang ternyata shampoo ini hanya dapat
menghilangkan ketombe yang tampak dan dengan pemakaian secara teratur, dan hal ini
dapat membingungkan para konsumen.

3. Pencantuman Harga
Jika harga suatu produk dicantumkan dalam iklan, maka ia harus ditampakkan
dengan jelas, sehingga konsumen mengetahui apa yang akan deperolehnya dengan harga
tersebut.

Contoh: Iklan Lifebuoy Shampoo Double Sachet
Di akhir Iklan Lifebuoy Shampoo Double Sachet tertera jelas harga dari shampoo ini.
Hanya dengan Rp 500,- konsumen akan mendapatkan 2 sachet lifebuoy shampoo.
4. Keselamatan
Iklan tidak boleh menampilkan adegan yang mengabaikan segi-segi keselamatan,
utamanya jika ia tidak berkaitan dengan produk yang di iklankan.

Contoh: Iklan Ice Cream Magnum
Iklan ini menceritakan tentang seorang wanita yang terjebak dalam kemacetan, lalu
ia melihat mobil box ice cream magnum tak jauh dari mobilnya. Untuk mendapatkan ice
cream magnum tersebut sang wanita melompati atap-atap mobil di depannya, dan apa yang
dilakukan wanita di dalam iklan ini cukup membahayakan.

5. Waktu Tenggang (Elapse Time)
Iklan yang menampilkan adegan hasil atau efek dari penggunaan produk dalam
jangka waktu tertentu, harus jelas mengungkapkan memadainya rentang waktu tersebut.

Contoh: Iklan Sunsilk Hair Fall Solution Shampoo
Sunsilk soft and smooth shampoo membantu menjaga kekuatan rambut dan rambut
rontok akan berkurang setelah 7 hari pemakaian secara teratur.
6. Penampilan Pangan
Iklan tidak boleh menampilkan penyia-nyiaan, pemborosan, atau perlakuan yang
tidak pantas terhadap makanan atau minuman.

Contoh: Iklan Pediasure
Pada iklan pediasure menampilkan seorang anak yang tidak mau makan padahal
sang ibu sudah menyuguhkan sepiring nasi dengan lauk pauk yang lezat. Kesimpulannya
sang anak telah menyia-nyiakan makanan tersebut.

7. Merendahkan
Iklan tidak boleh merendahkan produk pesaing secara langsung maupun tidak
langsung.

Contoh: Iklan Adem Sari
Pada iklan Adem Sari sangat jelas bahwa iklan ini merendahkan produk Segar Dingin.
Di dalam iklan Adem Sari ini terdapat sindiran yang ditujukan pada produk Segar Dingin yang
hanya mengandung 1mg madu yang jumlahnya hanya setetes.

8. Peniruan
Iklan tidak boleh dengan sengaja meniru iklan produk pesaing sedemikian rupa
sehingga dapat merendahkan produk pesaing, ataupun menyesatkan atau membingungkan
khalayak. Peniruan tersebut meliputi baik ide dasar, konsep atau alur cerita, setting, bentuk
merek, logo, judul, atau subjudul, slogan, komposisi huruf dan gambar, komposisi musik
baik melodi maupun lirik, ikon atau atribut khas lain, dan properti.

Contoh: Iklan V-fresh
Iklan V-fresh hanya dengan 3 kali oles, menirukan iklan Fresh Care minyak angin
pertama yang membuat inovasi terbaru dengan aroma yang harum dengan 8 kali oles. Lalu
munculah produk sejenis tidak lama setelah Fresh Care muncul yaitu V-fresh dengan 3 kali
oles yang seolah-olah lebih unggul dan lebih irit.

9. Khalayak Anak-Anak
Film iklan yang ditujukan kepada, atau tampil pada segmen waktu siaran khalayak
anak-anak dan menampilkan adegan kekerasan, aktivitas seksual, bahasa yang tidak pantas,
dan atau dialog yang sulit wajib mencantumkan kata-kata “Bimbingan Orangtua” atau
simbol yang bermakna sama.

Contoh: Axe Provoke Deodorant Body Spray
Iklan ini menampilkan adegan yang kurang layak disaksikan anak-anak karena
menampilkan beberapa wanita memakai kostum bidadari yang tidak layak dilihat oleh anakanak. Hal ini akan memberikan pengaruh buruk kepada khalayak anak-anak.

http://romeltea.com/standard-profesi-wartawan/

More Related Content

Similar to Makalah

Periklanan dan dimensi etika
Periklanan dan dimensi etikaPeriklanan dan dimensi etika
Periklanan dan dimensi etikaJudhie Setiawan
 
Slide-COM302-COM302-Slide-and-my-j0b--08.ppt
Slide-COM302-COM302-Slide-and-my-j0b--08.pptSlide-COM302-COM302-Slide-and-my-j0b--08.ppt
Slide-COM302-COM302-Slide-and-my-j0b--08.pptMuhammadYusfaRasyid
 
Entrepreneur Way #17 - April 2016
Entrepreneur Way #17 - April 2016Entrepreneur Way #17 - April 2016
Entrepreneur Way #17 - April 2016UCEO
 
Pemasaran iklan dan dimensi etisnya
Pemasaran iklan dan dimensi etisnyaPemasaran iklan dan dimensi etisnya
Pemasaran iklan dan dimensi etisnyaVedo Yudistira
 
EASY COPYWRITING-Dian Akbas.pdf
EASY COPYWRITING-Dian Akbas.pdfEASY COPYWRITING-Dian Akbas.pdf
EASY COPYWRITING-Dian Akbas.pdfdian akbas
 
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...Royhan Jamaan
 
Cara menjadi influencer yang baik
Cara menjadi influencer yang baikCara menjadi influencer yang baik
Cara menjadi influencer yang baikRiovega
 
AA IKLAN ONLINE.docx
AA IKLAN ONLINE.docxAA IKLAN ONLINE.docx
AA IKLAN ONLINE.docxmirzazizahaan
 
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...MaksiPrimaDewi
 
Pertemuan 8 Prinsip Penulisan Naskah Iklan.pptx
Pertemuan 8 Prinsip Penulisan Naskah Iklan.pptxPertemuan 8 Prinsip Penulisan Naskah Iklan.pptx
Pertemuan 8 Prinsip Penulisan Naskah Iklan.pptxArdhearixza Laricco
 
Pelanggaran etika dan_regulasi_dalam_per
Pelanggaran etika dan_regulasi_dalam_perPelanggaran etika dan_regulasi_dalam_per
Pelanggaran etika dan_regulasi_dalam_perHasanulArif1
 
Startupbisnis strategi-membuat-killer-content
Startupbisnis strategi-membuat-killer-contentStartupbisnis strategi-membuat-killer-content
Startupbisnis strategi-membuat-killer-contentSejahtera Affif
 
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...gagantika
 
Personal-Branding-2.pdf
Personal-Branding-2.pdfPersonal-Branding-2.pdf
Personal-Branding-2.pdfTeguhHWidodo
 
Pertemuan_Copy_Writing (1).pptx
Pertemuan_Copy_Writing (1).pptxPertemuan_Copy_Writing (1).pptx
Pertemuan_Copy_Writing (1).pptxAgungWibowo883550
 

Similar to Makalah (20)

Periklanan dan dimensi etika
Periklanan dan dimensi etikaPeriklanan dan dimensi etika
Periklanan dan dimensi etika
 
Slide-COM302-COM302-Slide-and-my-j0b--08.ppt
Slide-COM302-COM302-Slide-and-my-j0b--08.pptSlide-COM302-COM302-Slide-and-my-j0b--08.ppt
Slide-COM302-COM302-Slide-and-my-j0b--08.ppt
 
Consumerologi dan ethics
Consumerologi dan ethicsConsumerologi dan ethics
Consumerologi dan ethics
 
Entrepreneur Way #17 - April 2016
Entrepreneur Way #17 - April 2016Entrepreneur Way #17 - April 2016
Entrepreneur Way #17 - April 2016
 
Pemasaran iklan dan dimensi etisnya
Pemasaran iklan dan dimensi etisnyaPemasaran iklan dan dimensi etisnya
Pemasaran iklan dan dimensi etisnya
 
EASY COPYWRITING-Dian Akbas.pdf
EASY COPYWRITING-Dian Akbas.pdfEASY COPYWRITING-Dian Akbas.pdf
EASY COPYWRITING-Dian Akbas.pdf
 
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
 
Kel 9
Kel 9Kel 9
Kel 9
 
Cara menjadi influencer yang baik
Cara menjadi influencer yang baikCara menjadi influencer yang baik
Cara menjadi influencer yang baik
 
AA IKLAN ONLINE.docx
AA IKLAN ONLINE.docxAA IKLAN ONLINE.docx
AA IKLAN ONLINE.docx
 
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...
 
Pertemuan 8 Prinsip Penulisan Naskah Iklan.pptx
Pertemuan 8 Prinsip Penulisan Naskah Iklan.pptxPertemuan 8 Prinsip Penulisan Naskah Iklan.pptx
Pertemuan 8 Prinsip Penulisan Naskah Iklan.pptx
 
Pelanggaran etika dan_regulasi_dalam_per
Pelanggaran etika dan_regulasi_dalam_perPelanggaran etika dan_regulasi_dalam_per
Pelanggaran etika dan_regulasi_dalam_per
 
Etika Pada Periklanan
Etika Pada PeriklananEtika Pada Periklanan
Etika Pada Periklanan
 
Startupbisnis strategi-membuat-killer-content
Startupbisnis strategi-membuat-killer-contentStartupbisnis strategi-membuat-killer-content
Startupbisnis strategi-membuat-killer-content
 
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
 
Personal-Branding-2.pdf
Personal-Branding-2.pdfPersonal-Branding-2.pdf
Personal-Branding-2.pdf
 
Pertemuan_Copy_Writing (1).pptx
Pertemuan_Copy_Writing (1).pptxPertemuan_Copy_Writing (1).pptx
Pertemuan_Copy_Writing (1).pptx
 
Grand Cianjur
Grand CianjurGrand Cianjur
Grand Cianjur
 
Strategi Kreatif
Strategi KreatifStrategi Kreatif
Strategi Kreatif
 

More from University of Andalas (20)

Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 

Recently uploaded

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

Makalah

  • 1. Standar Profesi Wartawan Ada yang bertanya, sekarang banyak wartawan asal tulis atau tulisannya tidak akurat. Salah satunya karena banyak media yang tidak selektif dalam merekrut wartawan. Yang jadi pertanyaan: standar profesi wartawan itu apa saja? Memang, menjadi wartawan, apalagi membuat koran, tidak bisa “asal jadi” atau “asal terbit”. Seorang wartawan andal dan profesional mesti memiliki tiga kriteria berikut ini. Sebuah penerbitan pers juga hendaknya hanya merekrut wartawan yang memiliki kualifikasi tiga hal berikut ini. Pertama, menguasai keterampilan jurnalistik. Seorang wartawan mesti memiliki keahlian (expertise) menulis berita sesuai kaidahkaidah jurnalistik. Ia harus menguasai teknik menulis berita, juga feature dan artikel. Untuk itu, seorang wartawan mestilah orang yang setidaknya pernah mengikuti pelatihan dasar jurnalistik. Ia harus well trained, terlatih dengan baik. Keterampilan jurnalistik meliputi antara lain teknik pencarian berita dan penulisannya, di samping pemahaman yang baik tentang makna sebuah berita. Ia harus memahami apa itu berita, nilai berita, macam-macam berita, bagaimana mencarinya, dan kaidah umum penulisan berita. Kedua, menguasai bidang liputan (beat). Idealnya, wartawan menjadi seorang “generalis”, memahami dan menguasai segala hal, sehingga mampu menulis dengan baik dan cermat apa saja. Namun, yang terpenting ia harus menguasai bidang liputan dengan baik. Wartawan olahraga harus menguasai istilahistilah atau bahasa dunia olahraga. Wartawan ekonomi harus memahami teori-teori dan istilah ekonomi. Demikian seterusnya. Jika Anda seorang lulusan jurusan ekonomi, lalu ditugaskan meliput peristiwa olahraga, maka langkah pertama adalah mengenali dan mempelajari dunia olahraga, juga istilah-istilah yang berlaku di dunia itu. Jika Anda tidak menguasai masalah hukum, jangan dulu maju meliput kegiatan di pengadilan sebelum Anda memahami –paling tidak– istilahistilah hukum. Jika memaksakan diri, kemungkinan Anda akan salah tulis, salah tangkap, alias tidak cermat dalam menulis berita.
  • 2. Jika Anda akan menulis berita keagamaan (Islam), kuasai dulu istilah-istilah Islam. Jangan sampai Anda –sekadar contoh– menulis “Saw” di belakang “Allah” dan “SWT” di belakang “Nabi Muhammad”. Ketiga, memahami serta mematuhi etika jurnalistik. Wartawan yang baik (baca: profesional) memegang teguh etika jurnalistik. Istilah Islamnya, harus seorang yang berakhlaqul karimah sesuai nilai-nilai Islam. Untuk wartawan Indonesia, etika itu terangkum dalam Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI) yang sudah ditetapkan Dewan Pers sebagai Kode Etik Jurnalistik bagi para wartawan di Indonesia. Kepatuhan pada kode etik merupakan salah satu ciri profesionalisme, di samping keahlian, keterikatan, dan kebebasan. Dengan pedoman kode etik itu, seorang wartawan tidak akan mencampuradukkan antara fakta dan opini dalam menulis berita; tidak akan menulis berita fitnah, sadis, dan cabul; tidak akan “menggadaikan kebebasannya” dengan menerima amplop; hanya menginformasikan yang benar atau faktual; dan sebagainya. Tata Krama Periklanan 1. Bahasa Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata superlatif seperti “paling”, “nomor satu”, “top”, atau kata-kata berawalan “ter”, dan atau yang bermakna sama, tanpa secara khas menjelaskan keunggulan tersebut yang harus dapat dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari otoritas terkait atau sumber yang otentik. Penggunaan Kata “Satu-satunya” Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata “satu-satunya” atau yang bermakna sama, tanpa secara khas menyebutkan dalam hal apa produk tersebut menjadi yang satu-satunya dan hal tersebut harus dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan.
  • 3. Contoh: Iklan Toko Bagus Toko Bagus mengklaim bahwa Toko Bagus adalah situs jual beli terbesar di Indonesia. Pada iklan yang ditayangkan, Toko Bagus tidak menampilkan pembuktian yang jelas, yang dapat meyakinkan para konsumen bahwa Toko Baguslah situs jual beli terbesar di Indonesia. 2. Tanda Asteris (*) Tanda asteris pada iklan di media cetak maupun elektronik tidak boleh digunakan untuk menyembunyikan, menyesatkan, membingungkan atau membohongi khalayak tentang kualitas, kinerja atau harga sebenarnya dari produk yang di iklankan, ataupun tentang ketidaksediaan suatu produk. Tanda asteris hanya boleh digunakan untuk memberi penjelasan lebih rinci atau sumber dari sesuatu pernyataan yang bertanda tersebut. Contoh: Iklan Shampoo Head and shoulder Tanda asteris sering kita jumpai pada produk-produk shampoo, salah satunya adalah produk shampoo Head and Shoulder, mula-mula iklan shampoo head and shoulder ini menampilkan sebuah produk shampoo yang dapat menghilangkan ketombe. Pastinya, para konsumen yang kurang cermat, percaya bahwa shampoo ini dapat menghilangkan semua jenis ketombe pada semua jenis rambut. Tetapi, jika diperhatikan secara cermat pada iklan shampoo ini terdapat tanda asteris *hanya ketombe yang tampak pada pemakaian teratur yang terdapat pada pojok kiri bawah iklan ini, yang ternyata shampoo ini hanya dapat menghilangkan ketombe yang tampak dan dengan pemakaian secara teratur, dan hal ini dapat membingungkan para konsumen. 3. Pencantuman Harga Jika harga suatu produk dicantumkan dalam iklan, maka ia harus ditampakkan dengan jelas, sehingga konsumen mengetahui apa yang akan deperolehnya dengan harga tersebut. Contoh: Iklan Lifebuoy Shampoo Double Sachet Di akhir Iklan Lifebuoy Shampoo Double Sachet tertera jelas harga dari shampoo ini. Hanya dengan Rp 500,- konsumen akan mendapatkan 2 sachet lifebuoy shampoo.
  • 4. 4. Keselamatan Iklan tidak boleh menampilkan adegan yang mengabaikan segi-segi keselamatan, utamanya jika ia tidak berkaitan dengan produk yang di iklankan. Contoh: Iklan Ice Cream Magnum Iklan ini menceritakan tentang seorang wanita yang terjebak dalam kemacetan, lalu ia melihat mobil box ice cream magnum tak jauh dari mobilnya. Untuk mendapatkan ice cream magnum tersebut sang wanita melompati atap-atap mobil di depannya, dan apa yang dilakukan wanita di dalam iklan ini cukup membahayakan. 5. Waktu Tenggang (Elapse Time) Iklan yang menampilkan adegan hasil atau efek dari penggunaan produk dalam jangka waktu tertentu, harus jelas mengungkapkan memadainya rentang waktu tersebut. Contoh: Iklan Sunsilk Hair Fall Solution Shampoo Sunsilk soft and smooth shampoo membantu menjaga kekuatan rambut dan rambut rontok akan berkurang setelah 7 hari pemakaian secara teratur. 6. Penampilan Pangan Iklan tidak boleh menampilkan penyia-nyiaan, pemborosan, atau perlakuan yang tidak pantas terhadap makanan atau minuman. Contoh: Iklan Pediasure Pada iklan pediasure menampilkan seorang anak yang tidak mau makan padahal sang ibu sudah menyuguhkan sepiring nasi dengan lauk pauk yang lezat. Kesimpulannya sang anak telah menyia-nyiakan makanan tersebut. 7. Merendahkan Iklan tidak boleh merendahkan produk pesaing secara langsung maupun tidak langsung. Contoh: Iklan Adem Sari
  • 5. Pada iklan Adem Sari sangat jelas bahwa iklan ini merendahkan produk Segar Dingin. Di dalam iklan Adem Sari ini terdapat sindiran yang ditujukan pada produk Segar Dingin yang hanya mengandung 1mg madu yang jumlahnya hanya setetes. 8. Peniruan Iklan tidak boleh dengan sengaja meniru iklan produk pesaing sedemikian rupa sehingga dapat merendahkan produk pesaing, ataupun menyesatkan atau membingungkan khalayak. Peniruan tersebut meliputi baik ide dasar, konsep atau alur cerita, setting, bentuk merek, logo, judul, atau subjudul, slogan, komposisi huruf dan gambar, komposisi musik baik melodi maupun lirik, ikon atau atribut khas lain, dan properti. Contoh: Iklan V-fresh Iklan V-fresh hanya dengan 3 kali oles, menirukan iklan Fresh Care minyak angin pertama yang membuat inovasi terbaru dengan aroma yang harum dengan 8 kali oles. Lalu munculah produk sejenis tidak lama setelah Fresh Care muncul yaitu V-fresh dengan 3 kali oles yang seolah-olah lebih unggul dan lebih irit. 9. Khalayak Anak-Anak Film iklan yang ditujukan kepada, atau tampil pada segmen waktu siaran khalayak anak-anak dan menampilkan adegan kekerasan, aktivitas seksual, bahasa yang tidak pantas, dan atau dialog yang sulit wajib mencantumkan kata-kata “Bimbingan Orangtua” atau simbol yang bermakna sama. Contoh: Axe Provoke Deodorant Body Spray Iklan ini menampilkan adegan yang kurang layak disaksikan anak-anak karena menampilkan beberapa wanita memakai kostum bidadari yang tidak layak dilihat oleh anakanak. Hal ini akan memberikan pengaruh buruk kepada khalayak anak-anak. http://romeltea.com/standard-profesi-wartawan/