3. Rangkuman
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi
komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dan banyak
dibuat instrumen teknologi seperti satelit, TV, radio, video-tape, dan
komputer.
Pemanfaatan teknologi komunikasi untuk pendidikan perlu dalam proses
belajar mengajar, karena tujuan pendidikan yang efektif dan efisien
dapat tercapai.
Pendidikan sebenarnya lebih memusatkan diri pada proses belajar mengajar
untuk membantu anak didik
menggali, menemukan, mempelajari, mengetahui, dan menghayati nilai-
nilai yang berguna, baik bagi diri sendiri, masyarakat dan negara secara
keseluruhan.
Upaya yang dilakukan untuk memenuhi tuntutan itu adalah dengan cara
memanfaatkan teknologi pendidikan dalam proses belajar mengajarnya.
Teknologi pendidikan mempunyai karakteristik tertentu yang sangat relevan
bagi kepentingan pendidikan yang memungkinkan adanya (1) penyebaran
informasi secara luas, merata, cepat, seragam dan terintegrasi, (2)
teknologi pendidikan dapat menyajikan materi secara logis, ilmiah dan
sistematis, (3) teknologi pendidikan menjadi partner guru, (4) teknologi
pendidikan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
4. Lanjutan
Teknologi pendidiklan sering mengandung konotasi penggunaan peralatan
atau mesin yang rumit. Namun itu tidak selamanya benar.
Istilah teknologi pendidikan (educational technology) atau teknologi
pengajaran (instructional technology) secara umum dapat diartikan
sebagai penerapan teknologi, khususnya teknologi komunikasi untuk
kegiatan pendidikan atau pengajaran. Yang paling penting disini adalah
proses integrasi antara manusia, ide, organisasi dan peralatan.
Dengan demikian, secara umum teknologi pendidikan diartikan sebagai
media yang lahir dari revolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan
untuk tujuan-tujuan pengajaran disamping guru, buku, dan papan tulis.
Teknologi pendidikan mensyaratkan prosedur, ide, peralatan dan
organisasi yang dikaji secara sistematis, logis, dan ilmiah.
Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang
digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan
siswa atau peserta didik. Media pendidikan itu banyak dan
bervariasi, sedang teknologi pendidikan itu menekankan kepada
pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan. Teknologi
pendidikan mengintegrasikan aspek manusia, proses prosedur dan
peralatan.
5. Lanjutan
Teknologi dan media, setidaknya menurut teori, merupakan modal dasar ke
arah sukses pendidikan, kalaupun tidak dianggap sebagai kunci pokok.
Teknologi pendidikan mengarah kepada prosedur ilmiah berdasarkan
metodologi tertentu dalam rangka penyelenggaraan pendidikan.
Media teknologi pendidikan mendorong dan diharapkan memberi arah
kepada guru untuk melihat perbuatan mengajar sebagai upaya
memecahkan masalah secara ilmiah. Setiap materi pelajaran disajikan
dalam bentuk pemecahan masalah, melalui langkah-langkah ilmiah, logis
dan sistematis.
6. Komentar
Teknologi komunikasi pendidikan itu sangat penting dan diperlukan dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Karena selain dapat mengefektifkan
waktu yang mungkin relatif singkat itu, peserta didik akan mendapatkan
pengetahuan yang lebih banyak dan luas dibandingkan dengan peserta
didik yang sekolahnya tidak ada media teknologi yang menunjang.
Memang ada kekurangan serta kelebihan dalam telnologi pendidikan ini,
namun kita harus mengambil nilai positif dari semua itu.
Seperti contoh, sekarang ini banyak peserta didik yang menggunakan
teknologi itu dengan bermain game online, atau bahkan mengahbiskan
waktu untuk update status di jejaring sosial. Namun, itu tidak patut
untuk dicontoh. Seharusnya kita sebagai warga negara yang baik dapat
menonjolkan hal-hal positif dan menjauhkan hal-hal yang dianggap
negatif atau tidak menguntungkan dari teknologi ini.
Tapi, kitapun butuh yang namanya refresing. Mungkin bermain game online
atau update status itu diperlukan saat-saat tertentu jika kita merasa
jenuh atau bosan dengan apa yang sedang kita kerjakan. Sehingga kita
dapat mem-fresh-kan otak kita agar dapat berpikir jernih lagi.
7. BAB II
Alat-alat Teknologi
Pendidikan Dan Jaringan
Informasi
8. Rangkuman
Kemajuan yang dicapai oleh manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi membuat ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri
berkembang semakin pesat. Pola hidup manusia dengan kemajuan ilmu
dan teknologi mempunyai hubungan erat, pendidikan mungkin wadah
paling menonjol dalam rangka kemajuan itu. Ada beberapa media yang
dapat digunakan, yaitu :
1. Papan tulis, banyak digunakan di sekolah tradisional. Papan tulis
mempunyai nilai tertentu, seperti penyajian bahan dapat dilakukan
secara jelas, dapat merangsang anak untuk aktif.
2. Bulletin board dan display, biasanya dibuat secara khusus dan digunakan
untuk mempertontonkan pekerjaan siswa, gambar-gambar, badan,
poster, atau objek berdimensi lainnya.
3. Gambar dan ilustrasi fotografi, tidak diproyeksikan dan terdapat
disekitar kita serta relatif mudah diperoleh untuk ditunjukan kepada
anak.
4. Slide dan filmstrip, merupakan gambar yang diproyeksikan, dapat dilihat
dan mudah dioperasikan.
5. Film, khususnya film pendidikan dianggap efektif untuk digunakan
sebagai alat bantu pengajaran.
9. Lanjutan
6. Rekaman pendidikan, alat audio yang tidak diikuti dengan visual. Melalui
rekaman kita dapat mendengarkan cerita, pidato, musik, sajak.
7. Radio pendidikan, radio adalah alat elektronik yang muncul dari hasil
teknologi komunikasi. Mempunyai nilai tertentu seperti memberikan
berita yang up to date, menarik minat, jangkauan luas, berdasarkan
kenyataan.
8. Televisi pendidikan, televisi adalah alat elekronik yang berfungsi
menyebarkan gambar dan diikuti oleh suara tertentu. Televisi pendidikan
dianggap barang mewah karenanya sulit dijangkau.
9. Peta dan globe, peta adalah penyajian visual dari muka bumi, globe adalah
bola bumi atau model. Peta dan globe berbeda secara gradual, namun
tetap saling melengkapi.
10. Buku pelajaran, alat pelajaran yang paling populer dan banyak digunakan
ditengah-tengah penggunaan alat pelajaran lain. Mempunyai nilai
tertentu seperti membantu guru dalam merealisasikan kurikulum, dapat
dijadikan pegangan, memancing aspirasi.
11. Overhead projektor, memproyeksikan pada layar apa yang tergambar
atau tertulis pada kertas transparan.
10. Lanjutan
12. Tape recorder, alat ini sangat serasi digunakan dalam pelajaran bahasa.
Keuntungannya, murid dapat mendengarkan kembali apa yang dibacanya,
dapat digunakan dalam interview, memudahkan pemahaman terhadap
penguasaan anak terutama dalam pelajaran bahasa.
13. Alat teknologi pendidikan lainnya adalah mesin belajar dan belajar
berprograma, laboratorium bahasa, komputer, model, pameran, museum
sekolah, dramatisasi dan demonstrasi, manusia sumber, survei
masyarakat, pelayanan terhadap masyarakat, kemah, kerja lapangan, dan
lain sebagainya merupakan media pendidikan yang mengandung nilai-nilai
pendidikan.
Peningakatan kualitas SDM merupakan tuntutan yang harus dipatuhi oleh
institusi pendidikan. Pengembangan jaringan informasi adalah upaya
mendasar yang perlu disegerakan. Pengembangan jaringan informasi yang
mudah, murah, dan bermanfaat merupakan salah satu alternatif pilihan
yang dapat diambil segera.
11. Komentar
Alat-alat teknologi pendidikan yang telah disebutkan diatas memang sudah
sangat jelas dan sangat menunjang sekali dalam proses pembelajaran di
sekolah khususnya. Namun, tetap saja peran guru disini tidak akan
pernah dapat digantikan oleh alat-alat tersebut. Itu hanya sebagai
penunjang saja. Tapi kebanyakan guru/dosen menggunakan alat-alat
tersebut itu dalam proses pembelajarannya. Bukan hanya itu, bahkan
guru/dosen itu terpaku pada alat itu sehingga guru atau dosen itu hanya
duduk saja dengan membacakan pelajaran tanpa memberikan contoh
yang konkrit. Itu semua menyebabkan peserta didiknya menjadi jenuh
dan bosan sehingga harus ada permainan tertentu yang mungkin akan
menarik minat belajar siswa kembali.
Memang semua alat-alat itu sangat diperlukan, tapi tetap pada prinsipnya
bahwa gseorang guru/dosen tidak akan pernah bisa digantikan oleh
apapun termasuk alat canggih sekalipun.
Karena masyarakat kita ada yang miskin dan kaya, pengembangan jaringan
informasinya harus dapat dilakukan secara seimbang.
Mudah, murah, cepat, serta bermanfaat dapat dijadikan dasar dalam
pemersatu jaringan informasi baik si kaya maupun si miskin.
13. Rangkuman
Rendahnya kualitas atau mutu produk pendidikan kita secara
hipotesis, dinilai sebagai akibat dari lemahnya penataan kegiatan
akademik institusional, lemahnya penataan tersebut sekaligus tercermin
dalam kondisi proses belajar mengajar di kelas, khususnya dan proses
belajar mengajar pada umumnya. Lemahnya mutu proses belajar
mengajar sebagaimana disebut diatas antara lain diakibatkan oleh
karena subsistem yang turut membangun proses itu masih lemah :
kualitas tenaga pengajar/dosen yang belum memadai, motif berprestasi
siswa rendah, fasilitas jauh dari jangkauan dan sistem nilai individual
yang masih banyak “tergantung” dan kurang berani memutuskan.
Mengajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengorganisasi atau
menata sejumlah sumber potensi secara baik dan benar sehingga terjadi
proses belajar anak. Metode belajar yang umum dipakai dalam proses
belajar mengajar di kelas antara lain : ceraha, tanya
jawab, diskusi, tugas, latihan inkuiri, karyawisata, kerja dalam
kelompok, bermain peranan, simulasi sosial, seminar, studi kasur dan
lain-lain.
Metode latihan inkuiri dapat diartikan sebagai proses mempersiapkan
kondisi agar subjek didik siap menjawab teka-teki.
Metode-metode mengajar yang lain, dapat dipakai. Namun demikian, pada
tingkat pendidikan tinggi, variasi semacam ini tidak terlalu menonjol.
14. Lanjutan
Jenis-jenis kegiatan akademik pada perguruan tinggi yang dihubungkan
dengan konsep SKS (Sistem Kredit Semester) sangat spesifik sifatnya.
Kegiatan akademik tersebut ada dua jenis yakni kegiatan akademik
untuk mahasiswa dan kegiatan akademik untuk dosen.
Pada institusi pendidikan tinggi, lebih-lebih yang menerapkan sistem imbalan
(honor atau honor tambahan) dosen/guru cenderung menuntut beban
studi yang cukup banyak. Mahasiswapun cenderung menuntut beban studi
melebihi ketentuan maksimal, tanpa menghitung kemampuan diri dan
satuan waktu yang harus ia penuhi.
Dalam artian institusi, pendidikan dapat dikatakan berkualitas, jika institusi
pendidikan itu mencapai tingkat produktivitas tertentu. Produktivitas
mengandung arti efektivitas dan efisiensi. Efektivitas berarti sejumlah
lulusan yang dihasilkan oleh institusi pendidikan tinggi dengan kualitas
tertentu, sedangkan efisiensi berarti keserasian yang diperoleh atau
yang timbul dalam proses mencapai efektivitas itu.
Pendidikan tinggi dapat dikatakan berkualitas jika produk pendidikan dapat
langsung diserap oleh pemakai lulusan itu, sebagai sisi lain dari upaya
melihat kualitas pendidikan.
Jika jumlah yang lulus sama dengan jumlah yang diserap oleh pasaran kerja,
maka ia dikatakan berkualitas. Namun tidak selamanya benar, karena
adakalanya tenaga yang diluluskan berkualitas tinggi, tapi lapangan kerja
bidang itu masih langka.
15. Lanjutan
Namun demikian, kualitas pendidikan tidak hanya dilihat secara ekonomis.
Pendidikan itu membentuk manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, memiliki kepribadian dan semangat kebangsaan, cinta tanah
air dan seterusnya, yang pada akhirnya dapat membangun diri sendiri
serta bersama-sama membangun bangsanya.
16. Komentar
Sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin canggih dan modern ini,
seorang pendidik baik dosen/guru harus bisa menciptakan atau
menyiapkan lulusan yang berkualitas bukan hanya kuantitasnya. Lulusan
yang berkualitas itu yang bisa menempatkan dirinya ke dalam keadaan
apapun di lapangan kerja nantinya.
Sebagai pendidik, juga harus bisa menyesuaikan metode-metode apa yang
cocok dalam proses belajar mengajarnya. Tidak hanya metode ceramah
yang mungkin peserta didik tidak akan terlalu memerhatikannya karena
sangat membosankan. Ada juga cara lain seperti diskusi, tanya jawab
atau kerja dalam kelompok. Itu bisa membangkitkan semangat belajar
peserta didik.
Sehingga peserta didik dapat mengembangkan apa yang ada dalam
pikirannya untuk dapat dibagikan kepada orang banyak dan bisa jadi
pengetahuan baru yang akan didapat semua peserta didik yang ada dalam
kelas itu misalnya.
Dari kegiatan-kegioatan diatas, dapat dipastikan lulusan berkualitas itu
karena sudah adanya kebiasaan yang selalu dilakukan sehingga proses ke
depan dalam mencari pekerjaan akan dibawa rileks dan senyaman
mungkin, tidak dijadikan beban yang berat karena sudah terbiasa
berbicara didepan orang banyak sekalipun.
18. Rangkuman
Kompetensi tenaga edukatif atau tenaga guru di Indonesia pada umumnya
mengacu pada tiga jenis kompetensi, yaitu : (1) kompetensi pribadi, (2)
kompetensi profesi, dan (3) kompetensi kemasyarakatan.
Tenaga edukatif yang bertugas pada suatu perguruan tinggi tidak hanya
harus mempunyai “performance” yang profesional, akan tetapi juga
tanggung jawab profesional. Tenaga edukatif tidak hanya bertata laku
seperti dalam bidang pendidikan dan pengajaran, melainkan bertanggung
jawab dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan, perbaikan-
perbaikan, pengajaran dan membantu rekan kerjanya.
Tenaga edukatif profesional yang dapat memberikan pelayanan optimalk
kepada siswa dan demi masa depan siswa itu sendiri dan peningkatan
mutu generasi muda bangsa, hingga saat ini dirasakan amat sulit dan
sukar dipecahkan masalahnya.
Kemampuan profesional tenaga edukatif tidak status quo, melainkan perlu
dibina dan dikembangkan, paling tidak dalam batas-batas dimana misi itu
dapat dilakukan.
19. Komentar
Tenaga edukatif itu memang harus yang profesional dan berpengalaman.
Sehingga kepada peserta didiknya dapat menjadi contoh nyata yang akan
menyebabkan si peserta didik itu berpikir bagaimana bisa jadi seperti
pendidiknya itu.
Selain itu, tenaga edukatif yang profesional dapat melahirkan peserta didik
yang profesional pula.
Tenaga edukatif yang profesional disini juga haruslah sudah terspesialisasi
menurut bidangnya masing-masing. Karena sekarang telah ada yang
namanya sertifikasi guru, maka setiap guru yang telah sertifikasi pasti
menguasai satu bidang tertentu dan telah teruji pendidikannya pula.
21. Rangkuman
Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara kontinu. Dari
proses itu akan diperoleh sesuatu hasil yang disebut hasil belajar. Pada
perguruan tinggi, hasil belajar mahasiswa sering disebut indeks prestasi.
Banyak faktor yang mempengaruhi belajar, secara garis besar dapat
digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri mahasiswa, dan faktor-faktor yang berasal dari
luar diri mahasiswa (Suryabrata 1984).
Banyaknya kesibukan selain belajar yang dilakukan seorang
mahasiswa, dapat mengakibatkan berkurangnya aktivitas belajar.
Kesibukan yang merupakan tugas dan tanggung jawabnya, dapat
mengakibatkan kelelahan fisik maupun psikis.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kondisi bebas berpikir
kreatif memacu setiap manusia, baik pria maupun wanita berkompetensi
untuk menunjukkan kemampuannya.
Bahan pelajaran merupakan faktor ekstern mahasiswa yang dapat
mempengaruhi masa penyelesaian studi maupun prestasi belajar.
Perbedaan anggapan, persepsi, dan penilaian mahasiswa terhadap suatu
bahan pelajaran kiranya dapat mempengaruhi proses belajar.
Kelengkapan fasilitas belajar memberi pengaruh yang berarti terhadap
prestasi belajar mahasiswa.
22. Komentar
Hal yang harus dilakukan oleh seorang mahasiswa adalah mulai
menyeimbangkan kegiatan kampus dengan kegiatan lainnya, sehingga apa
yang telah menjadi kegiatan itu tidak terganggu sama sekali. Dari sana,
mungkin seorang mahasiswa dapat memberikan hasil yang maksimal
dengan keadaan yang mungkin minimal.
Selain itu, fasilitas juga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar
mahasiswa. Jika fasilitas di kampus itu sangat menunjang sekali dalam
proses pembelajaran, maka mahasiswa pun akan memberikan hasil yang
maksimal pula. begitupun sebaliknya. Jika fasilitasnya kurang memadai,
maka mahasiswa pun akan merasa malas atau enggan untuk belajar.
Jadi sudah jelas, bahwa fasilitas adalah faktor penunjang dalam proses
pembelajaran yang baik selain adanya dosen yang emmang sudah
profesional.
24. Rangkuman
Salah satu usaha optimalisasi pelayanan kepada mahasiswa adalah dengan
jalan penerapan Sistem Kredit Semester (SKS). Sistem Kredit adalah
suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dimana beban studi mahasiswa,
beban kerja tenaga pengajar dan beban penyelenggaraan program
lembaga pendidikan dinyatakan dalam kredit.
Tujuan penerapan SKS adalah memberi peluang kepada mahasiswa yang
berprestasi tinggi untuk dapat menyelesaikan studi secara cepat.
Untuk satu matakuliah dengan sekian kredit semesterjadwal pelaksanaan
kuliahnya harus disesuaikan dengan nilai kredit semesternya, serta
dengan memperhatikan efektivitas penyelenggaraan dan penyampaiannya
kepada mahasiswa.
Didalam menggunakan SKS sebagai cara untuk menyelenggaraakn pendidikan
dimana kemungkinan mengadakan variasi program itu akan dimanfaatkan,
maka penataan kembali penyelenggaraan program perlu mendapat
perhatian utama.
Pada dasarnya variasi program dapat diperoleh dengan menggunakan prinsip
matakuliah utama dan pilihan, serta prinsip dimungkinkannya memindah
kredit (dalam hal ini lebih jelas disebut “credentials”) dari suatu sumber
atau rumah penyelenggaraan ke yang lain.
25. Komentar
Setiap perguruan tinngi baik negeri maupun swasta pasti mengadakan SKS,
karena itu adalah target untuk pencapaian proses pembelajaran
mahasiswa. Dengan adanya SKS, kita bisa tau kemampuan kita sudah
sampai mana.
Dari proses pembelajaran yang telah berlangsung selama satu semester
atau kurang lebih enam bulan lamanya, kita akan tahu indeks prestasi
yang kita dapat dan jika indeks prestasi kita bagus melebihi batas
minimal, maka kita bisa mengambil matakuliah di semester yang lebih
tinggi. Ini merupakan salah satu kesempatan bagi tiap mahasiswa agar
dapat lulus dengan cepat.
27. Rangkuman
Pendidikan sebagai alat pengubah perilaku manusia menempati posisi
tersendiri dalam kancah kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Kebutuhan dan tuntutan akan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
semacam itu tumbuh dan berkembang didalam masyarakat sejalan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Khusus untuk memasuki perguruan tinggi, menurut Soepardjo
Adikusumo, mereka cenderung dari desa ke kota dan dari luar Jawa ke
Jawa. Gejala meminati pendidikan di perkotaan tentu saja tidaklah
terbatas pada tingkat perguruan tinggi. Pada tingkat pendidikan
menengah pun sangat menonjol, terutama di daerah-daerah di tingkat
desa atau kecamatan, dimana pendidikan menengah belum ada.
Ledakan penduduk membawa dampak terhadap bertambahnya kebutuhan
akan pendidikan dan karenanya harus diberi arti tersendiri bagi
pengembangan pendidikan lebih lanjut.
Masyarakat desa, dengan kemampuan yang ada menjadi berperilaku seperti
masyarakat kota, oleh sebab itu membanjirlah anak didik untuk
memasuki lembaga pendidikan tertentu dalam batas mana ia mampu.
Peserta didik di desa berasal dari kalangan miskin atau tidak beruntung
dibanding dengan peserta didik di kota yang nota bene-nya lebih
beruntung.
28. Lanjutan
Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri adalah, bahwa bangsa Indonesia itu
berbhineka. Atas dasar kebhinekaan itu, upaya menyelaraskan
pendidikan antara kota dengan desa, baik kualitatif maupun
kuantitatif, dan apalagi untuk setiap level pendidikan, tidak lain seperti
memutar ujung menjadi pangkal.
Beberapa upaya praktis sebagai jembatan untuk meminimalkan
ketidakserasian itu memang ada dan sebagian telah dilakukan, seperti :
penataan muatan lokal, penentuan standar kurikulum dan buku
paket, penentuan jam belajar, pola pengangkatan guru, ketentuan jumlah
siswa per kelas, jam mengajar bagi guru, dan masih banyak lagi yang
lainnya. Fasilitas sumber informasi umum, sarana transportasi, kebiasaan
hidup dan pola persaingan, jangkauan pandang, figur idola, variasi
lapangan kerja, dan lain-lain akan tetap berbeda secara kontras.
Atas dasar itu, yang menjadi fokus kita adalah bukan semata-mata
merealisasikan obsesi menyerasikan pendidikan di kota dan di
desa, melainkan juga menanamkan konsep, bahwa tujuan “akhir” manusia
adalah hidup layak dimanapun mereka tinggal.
29. Komentar
Keserasian pendidikan antara di kota dan di desa memang benar harus ada.
Karena pendidikan itu kita bisa dapatkan dimana saja. Di kota atau di
desa sama saja yang terpenting adalah semangat kita untuk belajar itu
harus tinggi. Selain itu, tenaga pendidik pun harus yang sama-sama
berkualitas. Jangan mentang-mentang mengajar di desa, maka diberi
guru abal-abal. Harusnya yang tinggal di desa itu tenaga pendidiknya
yang benar-benar berkualitas sehingga bisa membuktikan kepada uyang
di kota bahwa yang di desa juga mampu bersaing karena sama-sama
mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas.