Proposal skripsi ini membahas analisis pemilihan lokasi pengelolaan pengisian ulang akuifer (MAR) untuk mengatasi kekeringan di Gunung Kidul. Penelitian ini akan mengidentifikasi kriteria dan lokasi potensial MAR menggunakan sistem informasi geografis dan analisis keputusan berbasis spasial. Metode ini diharapkan dapat merekomendasikan lokasi MAR guna menyediakan air jangka panjang bagi masyarakat.
1. SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR (KAPITA SELEKTA – D)
Analisa Pemilihan Lokasi Pengelolaan Pengisian Ulang
Akuifer (Managed Aquifer Recharge) untuk Mengatasi
Kekeringan di Gunung Kidul pada Musim Kemarau
Dosen Pembimbing:
Oleh: Udisubakti Ciptomulyono, Ir.,
Edwin Taufiqrahman H. M.Eng.Sc., Dr.
2509100041 Dosen Ko-Pembimbing:
Ir. I.K. Gunarta,MT.
Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2013
2. Pendahuluan
Indonesia adalah negara agraris, sehingga mampu
mendukung pertanian di Indonesia
25 Juta
41,49 Juta Jiwa 39,33 Juta Jiwa
Jiwa
3. Bencana Petani
Industri beralih
Kekeringan
semakin menjadi
dan banyak
banyak buruh pabrik
faktor lain
• Setengah dari jumlah petani merupakan petani
gurem dan buruh dengan penghasilan rendah
• Resiko di pertanian lebih besar
• Bekerja di pabrik memberi penghasilan rendah
• Bertentangan dengan keunggulan Indonesia
sebagai negara agraris dan kaya dengan air
•gaji buruh tani harian pada bulan Januari 2012
berdasarkan data BPS sebesar Rp39.727, namun
kondisi sebenarnya hanya Rp28.582 atau bahkan
lebih rendah lagi.
4. Fakta
Salah satu daerah pertanian yang saat ini mengalami kekeringan
yaitu pada daerah Gunung Kidul
Terdapat sebanyak 10 kecamatan atau 170 pedukuhan yang
berjumlah 170 ribu jiwa di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah
Istimewa Yogyakarta, mengalami bencana kekeringan yang
berlangsung antara Juni hingga Oktober 2012
bidang sosial pada dinas sosial, tenaga kerja dan transmigrasi
(Dinsosnakertrans) membantu setiap kecamatan untuk
menyuplai air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan air
bersih setiap minggunya.
Dana yang dianggarkan untuk pelaksanaan tersebut adalah
sekitar Rp442juta untuk kebutuhan air selama musim kemarau,
sopir tangki, bahan bakar tangki dan perawatan tangki
5. Permasalahan
Biaya tersebut
Perlu adanya
dianggap terlalu
perbaikan yang
tinggi + Masalah Managed Aquifer
memberikan
kebutuhan air oleh Recharge
dampak positif
warga tidak
jangka panjang
terselesaikan
SOLUSI Spatial Multi Criteria Decision
Making
perlu adanya
batasan lokasi perencanaan
persediaan air
pembangunan dalam pemilihan
yang sangat
yang tidak dapat lokasi
terbatas
dibangun MAR dibangunnya
MAR
6. Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi lokasi yang dapat bepotensi untuk
didirikannya MAR
2. Mengidentifikasi kriteria-kriteria yang berpengaruh
dalam pemilihan lokasi MAR
3. Menghasilkan GIS yang digunakan untuk
menganalisa pemilihan lokasi MAR
4. Memberikan rekomendasi usulan lokasi
penempatan MAR
7. GIS
Sistem informasi geografi (GIS) adalah sistem
informasi khusus yang mengelola data yang memiliki
informasi spasial (bereferensi keruangan).
Identifikasi
Daerah Mengklasifikasikan
Feasible thematic layers
Membobotkan Overlaying
kriteria-kriteria
8. Spatial Multi Criteria Decision
Making (SMCDM)
Spatial-MCDM adalah suatu proses dimana data
geografi dikombinasikan dan ditransformasi menjadi
sebuah keputusan. Dalam Spatial-MCDM, data
masukan adalah data geografi.
Tujuan Spatial-MCDM untuk mencapai solusi
terhadap masalah-masalah keputusan spasial yang
diperoleh dari kriteria majemuk.
10. Fuzzy AHP
Fuzzy AHP karena penilai akan dapat lebih yakin
apabila memberi nilai pada suatu interval daripada
penilaian dengan angka-angka pasti yang ada dalam
skala karena adanya faktor ketidakpastian.
Menggunakan Triangular Fuzzy Number(TFN).
Definisi TFN
Absolute (mutlak lebih penting) (7,9,9)
Very strong (sangat penting) (5,7,9)
Fairly strong (lebih penting) (3,5,7)
Weak (sedikit lebih penting) (1,3,5)
Equal (sama penting) (1,1,3)
11. Critical Review
“Sistem Informasi Geografis untuk Analisis Kesesuaian
Lahan Pertanian di Kabupaten Gunung Kidul” (Ernawati &
Iswari, 2011).
Penelitian yang dilakukan berupa penggunaan Sistem
Informasi Geografi (SIG) sebagai salah satu alat bantu yang
dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi dan
menganalisis potensi pertanian pada suatu lahan.
Dari penelitian ini dapat dilanjutkan oleh penelitian kali ini,
sehingga dari data yang didapat pada SIG lahan pertanian ini
dapat berpengaruh terhadap penelitian yang akan dijalankan.
Data yang ada pada penelitian tersebut juga dapat
mendukung kelengkapan data yang akan digunakan dalam
pengolahan data untuk mengetahui daerah mana yang masih
sulit digunakan sebagai lahan pertanian.
12. Critical Review
“Pemilihan lokasi implementasi MAR” (Rahman,
Rusteberg, Gogu, Lobo Ferreira, & Sauter, 2012)
menggunakan tool pengolahan analisis kesesuaian
lokasi dengan software ArcGIS dan menggunakan AHP
yang dikombinasikan dengan WLC dan OWA
Pada penelitian ini terdapat perbedaan bahwa dalam
penelitian kali ini menggunakan metode Fuzzy AHP
dikarenakan berbagai kekurangan dari AHP sehingga
dapat lebih merepresentasikan solusi yang lebih sesuai.
13. Berita Terkini
Diketahui pada kemarau 2012 hingga Oktober 2012
wilayah Gunung Kidul mengalami kekeringan
walaupun Bidang Sosial pada Dinas Sosial, Tenaga
Kerja dan Transmigrasi telah menyuplai air bersih
kepada masyarakat yang membutuhkan air bersih
(Wibisono, 2012).
Tetapi dari pendapat beberapa sumber diperlukan
penanganan bencana kekeringan yang melanda di
wilayah Gunung Kidul, padahal ada sumber yang
mengatakan bahwa tidak semua wilayah di Gunung
Kidul mengalami kekeringan (Eki, 2008)
15. Rencana Kerja
Februari Maret April Mei Juni
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mendeskripsikan Masalah
2 Mendefinisikan Karakteristik dari Lokasi yang akan Diuji
3 Selection of Criteria for Spatial Analysis
4 Constraint Mapping
5 Suitability Analysis
6 Analisa Sensitivitas
7 Kesimpulan
16. Daftar Pustaka
Anbazhagan, S., Ramsamy, S., & Gupta, S. (158-170). Remote sensing and GIS for artificial
recharge study, runoff estimation and planning in Ayyar Basin, Tamil. Environmental
Geology 48 , 2005.
Eki. (2008, July 2). Gunungkidul identik dengan kekeringan? Retrieved 12 30, 2012, from
Wonosari.com: http://www.wonosari.com/t1607-gunungkidul-identik-dengan-
kekeringan
Ernawati, & Iswari, L. (2011). Sistem Informasi Geografis untuk Analisis Kesesuaian
Lahan Pertanian di Kabupaten Gunung Kidul. Karya Ilmiah DPPM UII .
Kallali, H., Anane, M., Jellali, S., & Tarhouni, J. (2007). GIS-based multi-criteria analysis
for potential wastewater aquifer recharge sites. Desalination 215 , 111-119.
Rahman, M. A., Rusteberg, B., Gogu, R. C., Lobo Ferreira, J. P., & Sauter, M. (2012). A new
spatial multi-criteria decision support tool for site selection for implementation of
managed aquifer recharge. Environmental Management 99 , 61-75.
Saraf, A., & Choudhury, P. (1998). Integrated remote sensing and GIS for the groundwater
exploration and identification of artificial recharge sites. Inter-national Journal of Remote
Sensing 19 , 1825-1841.
Wibisono, B. K. (2012, July 30). Gunung Kidul alami bencana kekeringan hingga Oktober.
Retrieved December 31, 2012, from Antaranews:
http://www.antaranews.com/berita/324597/gunung-kidul-alami-bencana-kekeringan-
hingga-oktober