2. Imunisasi Vs Vaksinasi
Pengertian Imunisasi :
Istilah yang digunakan untuk suatu
proses usaha membuat seseorang
menjadi tahan/imun terhadap suatu
penyakit atau
Bisa juga (salah satunya) proses untuk
mendapatkan suatu “vaksin”
4. VAKSINASI
adalah pemberian vaksin kedalam
tubuh seseorang untuk
memberikan kekebalan terhadap pen
yakit
Kata vaksinasi berasal dari bahasa
latin vacca yang berarti sapi -
diistilahkan demikian
karena vaksin pertama berasal
dari virus yang
menginfeksi sapi (cacar sapi).
5. Vaksin dapat berupa galur virus atau
bakteri hidup yang telah dilemahkan
Vaksin dapat juga berupa organisme
mati atau hasil pemurniannya
(protein, peptida, partikel serupa
virus, dsb)
Vaksin Rekombinan DNA
6. A. Vaksin Hidup
Bisa memberikan respon imun yang sama dengan infeksi
alami
Resikonya ada resiko menimbulkan penyakit yang ingin
dicegahnya
EX: Keluar tahun 1930 Tahun 1935 vaksin polio ditarik
dari peredaran karena terbukti menyebabkan poliomielitis
paralitis,
Keluar 1998 tahun 1999 sehingga ditarik dari peredaran
Vaksin rotavirus yang menimbulkan intussusception
(sumbatan usus)
Contoh vaksin : Virus hidup: vaksin OPV, campak,
Gondong, rubela, demam kuning, influensa dan rabies
Contoh vaksin bakteri hidup : BCG utk TBC, demam
tifoid, Tularemia
7. B.VAKSIN MATI
Mengandung semua atau sebagian dari organisme
penyakit yang telah dibunuh atau dibuat tidak aktif
lebih aman ( imun lemah,ibu hamil, anak < 1
tahun)
Vaksin mati tidak bisa bereproduksi sehingga tidak
menyebabkan penyakit yang ingin dicegahnya
Kelemahan : respon imun yang diharapkan lebih
lemah
Conton Vaksin Virus mati : Polio IPV, hepatitis B,
Rubela
Vaksin dari bakteri dimatikan : Pertusis,
8. C. VAKSIN REKOMBINAN DNA
Vaksin – vaksin generasi baru
Tidak mengandung seluruh organisme namun
hanya gen gen penimbul infeksi dari organisme
Kelebihan : lebih efektif, aman, tidak
menyebabkan infeksi sesungguhnya
Kekurangan: dikhawatirkan gen – gen tersebut
bisa menyebabkan sistem imum tubuh
memproduksi antibodi yang pada gilirannya
menimbulkan masalah kesehatan terutama
penyakit autoimun. Wallahu’alam
9. Vaksinasi sering juga disebut dengan
imunisasi secara bergantian meskipun tidak
tepat sama
Namun jika ditanya yang bisa
menggantikan “ vaksin” jawabnya
tidak ada
Tetapi yang bisa menggantikan imunisasi ada
10. Tentang vaksin dan program
vaksinasi
Tentang vaksin dan program
vaksinasi
• Ada manfaat yang didapat dan kemungkinan
resiko dari material vaksin dan teknik pemberian
• Orang tua perlu tahu apa yang akan diterima
anaknya dan hal – hal apa yang harus diwaspadai
dirumah setelah vaksinasi
• Saat ini muncul kegelisahan masyarakat : karena
kurangnya komunikasi dan informasi dari pihak
penyelenggara ( pemerintah) dan petugas
lapangan
12. Dilapangan dijumpai reaksi – reaksi
ikutan pasca vaksinasi, Misalnya
kasus orang lumpuh setelah
menerima vaksin polio
Demam tinggi sampai kejang
Infeksi lokal
Syok
dll
13. Penelitian : kasus – kasus
yang dianggap berkorelasi
dengan vaksinasi
• Kejadian autisme
• Rematoid artritis pada anak
• Diabetes militus anak
• Kelainan sistem imun
• Gangguan persarafan dll
tetapi masih menjadi
perdebatan dikalangan ahli
medis Wallahu a’lam
14. Efektivitas & thoyib
Akumulasi material dan bahan – bahan tambahan
yang berbahaya dalam vaksin
Banyaknya vaksin yang harus diterima anak
Adanya Boster ( pengulangan)
Tanpa adanya pemeriksaan titer antibodi setelah boster
Dugaan tersebut berdasar :
16. KEJADIAN IKUTAN PASCA VAKSINASI
( KIPI)
Definisi : Semua kejadian sakit dan kematian
yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah
imunisasi.
Keadaan khusus :
42 Hari ( arthritis kronik pasca vaksinasi
rubella)
6 bulan ( infeksi virus campak pada pasein
imunodefisiensi pacsa imunisasi campak)
Menurut satgas Imunisasi paling banyak KIPI
terjadi karena kesalahan prosedur dan teknik
pelaksanaan
17. MACAM KIPI
1. Reaksi Simpang ( adverse effect)
2. Kejadian tidak langsung (kejadian
lain yang terjadi bukan efek
langsung vaksin)
3. Reaksi Suntikan
4. Faktor Kebetulan
5. Penyebab tidak diketahui
18. 1. REAKSI SIMPANG
(ADVERSE EFFECT)
Efek yang disebabkan : potensi kandungan vaksin dan atau
alergi terhadap unsur – unsur kandungan vaksin karena
latar belakang genetik
A. Umumnya “ ringan “ :
demam tetapi bisa juga
memacu terjadinya kejang
demam
B. Reaksi induksi vaksin parah
misal karena keracunan dari
vaksin yang bisa
menyebabkan: masalah
persarafan,kesulitan
pemusatan perhatian,
masalah perilaku, autis
hingga resiko kematian
Gejala secara umum :
Perubahan perilaku
Sulit bernafas / dyspneu
Lemah
Denyut jantung cepat
Pusing
Ruam
Pucat
Demam Tinggi
Kejang
Kerusakan otak/ tuli menetap
19. Hal – hal yang tak diinginkan dari vaksinasi, yang
disebabkan karena faktor :
a. Kesalahan teknik pembuatan ( mis. Perusahaan)
b. Pengadaan( pemerintahan )
c. Distribusi vaksin ( transportasi, penyimpanan)
d. Kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan vaksinasi
atau kejadian kebetulan yang tidak berhubungan
dengan vaksin
Catatan : Faktor a & b lebih jarang dipermasalahkan ?
20. Adalah semua gejala klinis yang terjadi
akibat trauma tusukan jarum suntik
A. Reaksi langsung
Rasa sakit
Bengkak
Kemerahan
Abses / bernanah
A. Reaksi langsung
Rasa sakit
Bengkak
Kemerahan
Abses / bernanah
B. Reaksi tidak langsung
Rasa takut
Pusing
Mual
Sinkope --Pingsan
3. REAKSI SUNTIKAN
21. 4. FAKTOR KEBETULAN
Petunjuk “faktor kebetulan” : ditandai
ditemukan kejadian sama di saat
bersamaan pada kelompok setempat,
dengan karakteristik serupa tapi tidak
divaksin.
Kejadian yang timbul secara
kebetulan setelah bayi divaksinasi
22. 5. PENYEBAB TIDAK
DIKETAHUI
• Adalah bila kejadian atau
masalah belum dapat
dikelompokkan ke dalam salah
satu penyebab
23. JENIS-JENIS REAKSI BURUK LAINNYA
1. Racun ; bakteri yang terkandung dalam vaksin bisa
mengeluarkan racun dan jika mencapai otak bisa
terjadi masalah persarafan (autis, gangguan
pemusatan perhatian, masalah perilaku)
2. Autoimun; vaksin seharusnya memicu sistem imun
untuk menyerang komponen vaksin. Tetapi kadang
justru sistem imun menyerang ke bagian tubuh yang
susunan kimianya mirip dengan vaksin. Misal pada
vaksin campak, tetanus dan flu : Marcel
Kisborn,M.D dari universitas Tufts
3. Infeksi; Vaksin yang mengandung virus hidup bisa
menyebabkan penyakit yang seharusnya dicegah.
Misalnya vaksin polio OPV, campak, rubela, cacar air
24. Enzym tripsin babi ; Digunakan dalam proses pembuatan
vaksin yang berfungsi sebagai katalisator. Yaitu untuk
mempercepat proses pembuatan vaksin. Tetapi di dalam hasil
akhirnya (vaksin) sudah tidak ditemukankan lagi zat tersebut.
Timerosal; banyak mengandung etil mercury yang diduga bisa
memberikan efek kerusakan saraf. Hal ini terjadi karena
pemberlakuan dosis booster sehingga terjadi banyak
penimbunan zat tersebut di saraf. Selain bayi yang divaksin
belum mampu mengeluarkan racun tersebut karena sistem
imunnya belum sempurna. Namun hal itu masih sering
mendapat counter dari peneliti lain bahwa ambang batas etyl
mercury masih aman dan masih bisa dikeluarkan dari tubuh
oleh bayi.
25. Tempat pembiakan beberapa vaksin berasal
dari janin yang gugur atau digugurkan
(misal pada vaksin polio,MMR,rabies,cacar
air,hepatitis A) yang dipandang menimbulkan
masalah secara etika atau agama.
Cairan Formaldehid Di dlm vaksin
digunakan menonaktifkan kuman .
Kekhawatiran karena dikenal sbg karsinogen
Alumunium: ditambahkan kevaksin u/
mendorong produksi antibodi. Alumunium
dikenal sebagai penyebab kejang, penyakit
alzheimer, kerusakan otak, dan pikun
( dementia)
26. PERMASALAHAN SEPUTAR VAKSIN
Program bersifat “wajib” ( tidak ada inform concern /
penenangan, penggalian riwayat kesehatan sebelumnya) dan
bersifat massal
Diberikan kepada bayi (yang belum begitu matang sistem
imunnya)
Fungsinya untuk pencegahan bukan pengobatan
Meskipun punya manfaat tetapi juga mempunyai madhorot yang
cukup besar.
Sulit terlaksannya jaminan/kompensasi dari reakisi
buruk,KIPI,efek samping obat
Adanya kandungan vaksin yang berbahaya bahkan melibatkan
unsur haram dalam proses pembuatannya (meski masih menjadi
perdebatan) dan terjadi penumpukan materiil berbahaya karena
banyaknya vaksin dan booster vaksin
27. • Bukan berada di dalam situasi yang mewabah atau dekat
dengan daerah wabah.
• Ada sebagian kelompok yang menganggap vaksin sebagai
upaya konspirasi (bisa politik,ekonomi untuk melemahkan
umat Islam atau suatu negara )
• Kadang-kadang ditemukan ketidak konsistennya data
sehingga membuat peranan vaksin saat ini perlu dievaluasi
/diefektifkan lagi
• Sudah mulai berkembangnya metode pengobatan dan
menejemen penyakit dalam vaksin, akses kesehatan yang
sudah baik, naiknya pengetahuan dalam melakukan
pencegahan penyakit dan naiknya derajat kesehatan
masyarakat. Kenapa vaksin yang digunakan masih
“banyak/wajib”???
• Bukan berada di dalam situasi yang mewabah atau dekat
dengan daerah wabah.
• Ada sebagian kelompok yang menganggap vaksin sebagai
upaya konspirasi (bisa politik,ekonomi untuk melemahkan
umat Islam atau suatu negara )
• Kadang-kadang ditemukan ketidak konsistennya data
sehingga membuat peranan vaksin saat ini perlu dievaluasi
/diefektifkan lagi
• Sudah mulai berkembangnya metode pengobatan dan
menejemen penyakit dalam vaksin, akses kesehatan yang
sudah baik, naiknya pengetahuan dalam melakukan
pencegahan penyakit dan naiknya derajat kesehatan
masyarakat. Kenapa vaksin yang digunakan masih
“banyak/wajib”???
28. BAGI YANG TIDAK MEMVAKSINBAGI YANG TIDAK MEMVAKSIN
1. Selalu menjaga dan
meningkatkan daya
tahan tubuh dan
kesehatannya agar
terhindar dari penyakit
yang dikhawatirkan
2. Mengenali secara dini
tanda dan gejala dari
penyakit yang
divaksinasi agar bisa
memberikan pertolongan
secara dini sehingga
mengurangi keparahan
penyakit tersebut
3. Selalu memantau dan
mengobservasi pola
penyebaran penyakit dalam
vaksin . Mis. Wabah untuk
menghindari kontak
4. Mengetahui daerah yang
dianggap endemik
5. Mengetahui secara lebih
mendalam masing – masing
penyakit dalam vaksinasi
baik dari tingkat bahaya,
tingkat dan cara penularan,
resiko terkena penyakit,
ada tidak obatnya , dll
Langkah – langkah antisipasi
29. BAGI YANG MEMVAKSIN
1. Memperhatikan
syarat – syarat dan
status kesehatan
anak sebelum
divaksin
2. Mengetahui
kemungkinan KIPI
yang akan terjadi
3. Mengetahui Cara –
cara mengatasi kipi
secara dini dan alur
pelaporan kejadian
KIPI
4. Meminta informasi
secara lebih mendalam
kepada petugas medis
tentang vaksin yang
akan diterima
5. Mengetahui langkah
antisipasi seperti pada
kelompok yang
menolak vaksinasi,
karena tidak ada
jaminan 100%
perlindungan bagi
yang divaksin
Langkah – langkah antisipasi