SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 8
Baixar para ler offline
INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI MAKROALGA DI TELUK LOMBOK,
SANGATTA
Eci Oktaviani, Elis Seftia Arum, Harly Prasetia Kristanto, Nurfadilah A. Patang, Purwasih dan
Rahma Suci
Mahasiswa Program Studi Biologi FMIPA Universitas Mulawarman, Samarinda
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ekologi makroalga seperti jumlah
jenis-jenis makroalga pada ekosistem lamun dan terumbu karang di Pantai Teluk Lombok
Sangatta. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi sumber data dan informasi bagi
mahasiswa dan yang lainnya. Penelitian ini dilaksanakan, pada tanggal 29 Desember 2013
bertempat di Pantai Teluk Lombok Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Dalam penelitian
ini metode yang digunakan adalah deskriptif serta teknik pengambilan sampel dengan
pembuatan transek. Dimana dalam 1 garis transek terdapat 4 plot berbentuk lingkaran dengan
diameter 10 meter dan jarak antar 1 plot ke plot lain adalah 20 meter. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa di Pantai Teluk Lombok Sangatta ditemukan 14 spesies yang terdiri dari
10 ordo dan 11 famili. Terdapat 3 spesies dari divisi Chlorophyta yakni : Halimeda sp.,
Halimeda opuntia, dan Boergesenia forbesii. Terdapat 8 spesies dari divisi Rhodophyta yaitu :
Euchema sp., Farlowia compressa, Chondrus sp., Hypnea choroides, Laurencia sp., Galaxaura
sp., Gracilaria curtissae dan Euchema alvarezii. Terdapat 3 spesies dari divisi Phaeophyta yaitu
: Padina sp., Stypopodium sp. dan Turbinaria sp. Sebaran makroalga di Pantai Teluk Lombok
Sangatta tersebar dengan cara menancap pada substrat berpasir, menggulung pada makroalga
lain dan melekat di batu karang serta paparan terumbu. Kelompok habitat makroalga terdiri dari
habitat substrat pasir, gabungan berpasir dan karang mati, gabungan substrat karang mati dan
karang hidup, serta substrat karang hidup.
Kata Kunci : Teluk lombok, Inventarisasi, Identifikasi, Makroalga.
PENDAHULUAN
Kawasan pesisir dan laut di Indonesia
memegang peranan penting, dimana
kawasan ini memiliki nilai strategis berupa
potensi sumberdaya alam dan jasa-jasa
lingkungan yang disebut sumberdaya
pesisir. Indonesia mempunyai perairan laut
yang lebih luas dari daratan, oleh karena itu
Indonesia dikenal sebagai negara maritim.
Perairan laut Indonesia kaya akan berbagai
biota laut baik flora maupun fauna yang
memiliki nilai potensial dan memiliki
peranan penting secara ekologi dan
ekonomi. Makroalga termasuk bagian dari
flora yang terdiri atas banyak jenis dan
memiliki peranan penting pada lingkungan
laut.
Makroalga yang dikenal juga sebagai
rumput laut merupakan tumbuhan thallus
(Thallophyta) dimana organ-organ berupa
akar, batang dan daunnya belum
terdiferensiasi dengan jelas (belum sejati).
Sebagian besar makroalga di Indonesia

bernilai ekonomis tinggi yang dapat
digunakan sebagai makanan dan secara
tradisional digunakan sebagai obat-obatan
oleh masyarakat khususnya di wilayah
pesisir. Menurut Luning (1990), Indonesia
memiliki tidak kurang dari 628 jenis
makroalga dari 8000 jenis makroalga yang
ditemukan di seluruh dunia.
Keberadaan
makroalga
sebagai
organisme
produser
memberikan
sumbangan yang berarti bagi kehidupan
binatang akuatik terutama organismeorganisme herbivora di perairan laut. Dari
segi ekologi makroalga juga berfungsi
sebagai penyedia karbonat dan pengokoh
substrat dasar yang bermanfaat bagi
stabilitas dan kelanjutan keberadaan
terumbu karang. Selain itu juga dapat
menunjang kebutuhan hidup manusia.
Pantai Teluk Lombok Sangatta
merupakan salah satu pantai yang memiliki
keanekaragaman jenis makroalga yang
tersebar pada berbagai habitat dan belum
teridentifikasi jenis dan sebarannya, baik
pada ekosistem lamun maupun pada
terumbu karang. Belum adanya kajian
khusus mengenai makroalga di Pantai
Teluk Lombok Sangatta yang menjadi
alasan penelitian ini. Melihat hal tersebut,
maka perlunya dilakukan penelitian ini
untuk mengetahui sebaran makroalga pada
ekosistem lamun dan terumbu karang di
Pantai Teluk Lombok Sangatta.
Dari segi morfologinya, makroalga
tidak memperlihatkan adanya perbedaan
antara akar, batang dan daun. Secara
keseluruhan
tanaman
ini
memiliki
morfologi
yang
mirip,
walaupun
sebenarnya berbeda. Sumich, (1992),
menyatakan bahwa tubuh makroalga
umumnya
disebut
“tallus”.
Talus
merupakan tubuh vegetatif alga yang belum
mengenal diferensiasi akar, batang dan
daun sebagaimana yang ditemukan pada
tumbuhan tingkat tinggi. Talus makroalga
umumnya terdiri atas “blade” yang
memiliki bentuk seperti daun, “stipe”
(bagian yang menyerupai batang) dan
“holdfast” yang merupakan bagian talus
yang serupa dengan akar. Pada beberapa

jenis makroalga, “stipe” tidak dijumpai dan
“blade” melekat langsung pada “holdfast”.
Menurut Nontji (1993), secara
sepintas banyak alga memperlihatkan
bentuk luar seperti mempunyai akar,
batang, daun, dan bahkan buah. Alga pada
hakikatnya tidak mempunyai akar, batang
dan daun seperti terdapat pada tumbuhan
yang lazim telah dikenal. Seluruh wujud
alga itu terdiri dari seperti batang yang
disebut “talus”, hanya bentuknya yang
beraneka ragam. Makroalga memiliki
substansi yang beragam, ada yang lunak,
keras mengandung kapur, berserabut dan
lain- lain.
Bentuk talus makroalga bermacammacam, antara lain bulat seperti tabung,
pipih, gepeng, bulat seperti kantong dan
rambut. Percabangan talus ada yang
dichotomous
(bercabang
dua
terus
menerus), pectinate (berderet searah pada
satu sisi talus utama), pinnate (bercabang
dua-dua pada sepanjang talus utama secara
berselang-seling), ferticillate (cabangnya
berpusat melingkari aksis atau sumbu
utama dan adapula yang sederhana dan
tidak
bercabang
(Aslan,
1998).

Perbedaan bentuk holdfast terjadi
akibat proses adaptasi terhadap keadaan
substrat dan pengaruh lingkungan seperti
gelombang dan arus yang kuat yang dapat
mencabut holdfast tersebut. Holdfast
berbentuk cakram pada substrat yang keras
dan berbentuk stolon merambat pada
substrat berpasir (Sumich, 1992).
Lamun adalah tumbuhan yang
berbunga yang mampu bertahan hidup
secara permanen di bawah permukaan air
laut. Lamun merupakan sumber utama
produktivitas primer yang penting bagi
organisme laut di perairan dangkal.
Ekosistem padang lamun di daerah tropis
dapat menempati berbagai habitat. Dalam
hal ini yang menentukan adalah status
nutrien dari habitat tersebut. Lamun adalah
tanaman berakar, berpembuluh, tergantung
terutama pada sumber nutrien dari sedimen
untuk pertumbuhannya. Ekosistem padang
lamun umumnya membentuk hamparan
yang cukup luas mulai dari zona intertidal
bagian bawah sampai sekitar kedalaman 10
meter atau lebih (Nybakken, 1992).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 29 Desember 2013 di pantai Teluk
Lombok
Sangatta,
Kutai
Timur,
Kalimantan Timur. Yang dilaksanakan pada
pukul 06.30 WITA pada saat surut terendah
pantai. Dilanjutkan identifikasi jenis-jenis
makroalga di Laboratorium Fisiologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Mulawarman Samarinda,
Kalimantan Timur.
Pada lokasi penelitian dibuat 1 garis
transek dengan jarak antara satu transek
dengan transek berikutnya adalah 20 m.
Dari 1 garis transek dibuat 4 plot berbentuk
lingkaran dengan diameter 20 m. Garis
transek ditarik dari surut laut terendah yang
diambil ±10 m dari bibir pantai.

Pada setiap plot dihitung jumlah
spesies
alga
yang
ditemukan.
Identifikasi
jenis
dilakukan
di
laboratorium dengan menggunakan
buku-buku identifikasi alga pada
tanggal 31 Desember 2013.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 15 jenis Makroalga yang tercatat dari
kegiatan penelitian yang dilakukan di daerah pantai Teluk Lombok Sangatta, Kalimantan Timur
yang dikelompokkan ke dalam 11 famili dan 10 ordo. Jumlah seluruh individu yang didapatkan
adalah 121 yang terdiri dari divisi Rhodophyta, Phaeophyta dan Clorophyta. Berikut ini adalah
tabel 1 berupa klasifikasi spesies makroalga (Clorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta).
Tabel 1. Klasifikasi Spesies Makroalga (Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Divisi
Rhodophyta
Rhodophyta
Rhodophyta
Rhodophyta
Rhodophyta
Rhodophyta
Rhodophyta
Rhodophyta
Phaeophyta
Phaeophyta
Phaeophyta
Chlorophyta
Chlorophyta
Chlorophyta

Kelas
Rhodophyceae
Rhodophyceae
Rhodophyceae
Rhodophyceae
Rhodophyceae
Rhodophyceae
Rhodophyceae
Rhodophyceae
Phaeophyceae
Phaeophyceae
Phaeophyceae
Chlorophyceae
Chlorophyceae
Chlorophyceae

Ordo
Gigartinales
Florideophycidae
Gigartinales
Hypnales
Ceramiales
Nemaliales
Gracilariales
Gigartinales
Fucales
Dictyotales
Dictyotales
Caolerpales
Caolerpales
Sigphonocladales

Famili
Solariaceae
Domunticeae
Gigartinaceae
Hypneaceae
Laurencieae
Chaetangiaceae
Gracilariaceae
Solariaceae
Sargassaceae
Dictyotaceae
Dictyotaceae
Udoteceae
Udoteceae
Sigphonocladaceae

Genus
Euchema
Farlowia
Chondrus
Hypnea
Laurencia
Galaxaura
Glacilaria
Euchema
Turbinaria
Stypopodium
Padina
Halimeda
Halimeda
Boergesenia

Spesies
Euchema isiformes
Farlowia compressa
Chondrus sp.
Hypnea choroides
Laurencia sp.
Galaxaura sp.
Gracilaria curtissae
Euchema alvarezii
Turbinaria sp.
Stypopodium sp.
Padina sp.
Halimeda sp.
Halimeda opuntia
Boergesenia forbesii

Jenis Makroalga (Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta di Pantai Teluk Lombok
selengkapnya disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Jenis Makroalga di Pantai Teluk Lombok
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Famili
Solariaceae
Domunticeae
Gigartinaceae
Hypneaceae
Laurenciaea
Chaetangiaceae
Gracilariaceae
Domunticeae
Dictyotaceae
Dictyotaceae
Sargassaceae
Udoteceae
Udoteceae
Sigphonocladaceae
Total Spesies

Spesies
Euchema isiforme
Farlowia compressa
Chondrus sp.
Hypnea choroides
Laurencia sp.
Galaxaura sp.
Gracilaria sp.
Euchema alvarezii
Padina sp.
Stypopodium sp.
Turbinaria sp.
Halimeda sp.
Halimeda opuntia
Boergesenia forbesii

Spesies yang terdapat sebanyak 14
diantaranya adalah : Halimeda sp.,
Halimeda opuntia, Boergesenia forbesii,
Euchema sp., Farlowia compressa,
Chondrus
sp.,
Hypnea
choroides,
Laurencia sp., Galaxaura sp., Gracilaria
curtissae, Euchema alvarezii, Padina sp.,
Stypopodium sp.,dan Turbinaria sp. Setiap
spesies memiliki ciri-ciri yang membedakan
antar satu spesies dengan spesies yang lain.

Plot 1
1

1

Jumlah Spesies
Plot 2
Plot 3
1
1
6
3
2

5
10

2

2
27

Plot 4
1
2
3

1
1
1
1
1
1
50
27
9

83

Pada Euchema sp. dan Euchema
alvarezii terdapat thallus dan percabangan
dikotom. Percabangan dikotom merupakan
bentuk percabangan yang selalu menjadi
dua cabang, juga terdapat gelembung udara.
Ganggang ini memiliki ciri-ciri berupa
banyak mengandung cabang bulat yang
meruncing ke ujungnya. Biasanya padat,
tertutup dengan spina dengan anak-anak
cabang tertentu yang tersusun dalam
lingkaran membentuk buku atau ruas
terutama pada bagian ujung cabang.
Mempunyai thallus silindris, permukaan
licin, keadaan warna tidak tetap kadang
berwarna hijau, hijau kuning, abu-abu atau
merah.

Bentuk tubuh seperti rumput sehingga
disebut rumput laut. terdapat duri cabang
yang pendek menyerupai taji atau tanduk.

(Gambar 3. Hypnea choroides)
(Gambar 1. Euchema isiforme)
Pada Farlowia compressa memiliki
percabangan
dikotom.
Tetapi
yang
membedakan
ganggang
ini
dengan
ganggang yang lain yaitu, ganggang ini
memiliki bentuk tubuh yang tipis.
Ganggang ini memiliki ciri-ciri seperti
plastik, berwarna merah kecoklatan
memiliki spina atau silia dan tubuhnya
berbentuk tipis.
Kemudian pada ganggang jenis
Chondrus sp. ini memiliki percabangan
yang dikotom. Thallusnya berumpun seperti
tulang berwarna kehijau-hijauan serta
menyerupai karang kecil. Habitatnya berada
di tepi atau garis pantai dan helaian rata di
akhir dan pangkalnya menyempit dan
tangkainya bertulang.

Laurencia sp. mempunyai warna
thallus hijau tua sampai merah kecoklatan
karena adanya pigmen fikoeritrin. Ujung
bagian atas pada spesies ini terkesan rebah
dan memiliki holdfast untuk melekatkan
diri pada substrat. Di percabangan axis
terdapat primary branch yang pada
ujungnya terdapat spical pit. Pertumbuhan
di spical pit lebih cepat daripada bagian
thallus lainnya. Alga ini termasuk alga
tetrasporofik yang sel auxilary-nya akan
terbentuk setelah melakukan fertilisasi dan
tumbuh
di
atas
sel
pendukung
karpogonium.
Pada ganggang jenis Galaxaura sp.,
bagian-bagiannya terdiri dari segmen dan
memiliki thallus serta percabangan yang
dikotom. Ciri-ciri dari ganggang ini antara
lain memiliki bentuk yang menyerupai
pohon, memiliki warna yang merah
keunguan serta segmennya mudah patah,
licin dan dapat mengadakan percabangan
dikotom secara teratur.

(Gambar 2 Farlowia compressa)
Lalu pada Hypnea choroides bagianbagian tubuhnya terdiri dari thallus. Ciriciri dari ganggang ini adalah bentuknya
yang seperti akar dan memiliki percabangan
yang dikotom, berwarna kuning serta
habitatnya yang banyak terdapat di laut.

(Gambar 4 Galaxaura sp.)
Ciri umum dari Gracilaria curtissae
adalah mempunyai bentuk thallus silindris
atau gepeng dengan percabangan mulai dari
yang sederhana sampai pada yang rumit dan
rimbun, di atas percabangan umumnya
bentuk thalli (kerangka tubuh tanaman)
agak mengecil, permukaannya halus atau
berbintil-bintil, diameter thallus berkisar
antara 0,5 – 2 mm. Panjang dapat mencapai
30 cm atau lebih dan Glacilaria tumbuh di
rataan terumbu karang dengan air jernih dan
arus cukup dengan salinitas ideal berkisar
20-28 per mil.
(Gambar 6. Padina sp. )

(Gambar 5 Gracilaria curtissae)
Ganggang ini ditemukan di Pantai
Teluk Lombok Sangatta pada plot 3 dengan
jumlah 1 spesies Padina sp. Ganggang
Pirang (Padina sp.) merupakan ganggang
pirang. Dalam kromatofornya terkandung
klorofil –a, karotin, dan xanofisil, tetapi
terutama fikosanin yang menutupi warna
lain yang menyebabkan ganggang ini
berwarna pirang. Talus berbentuk pita
bercabang-cabang menggarpu. Mempunyai
alat perekat yang disebut rhizoid.
Habitatnya dilaut dan pada talusnya
terdapat garis-garis konsentris. Terdiri dari
sel yang berbentuk menyerupai kipas
dengan bagian tepi menggulung, terdapat
rambut halus yang tersusun konsentris
sebagai tempat gametangia dan sporangia.
Habitat dari spesies ini adalah di laut
khususnya di perairan pantai dan hidup
menempel pada batu karang. Termasuk
dalam ordo Dictyotales karena sporofit dan
gametofit bergiliiran dan beraturan, dan
keduanya
mempunyai
thallus
yang
berbentuk pita yang bercabang-cabang
menggarpu.

Ganggang ini memiliki tinggi sekitar
3,6 sampai dengan 4,5 dm, berwarna coklat
kehitaman tetapi ganggang ini terlihat
berwarna-warni apabila didalam air. Rizoid
berbentuk kipas tipis, panjang lebarannya 1
samapi 5 cm dengan margin tidak teratur,
tali berbentuk segmen dengan luas 1 sampai
5 cm. Thalus pada interval yang tidak
teratur dengan panjang sekitar 3 sampai 15
mm dan sporangia tidak teratur.
Habitat dari spesies ini adalah di laut
khususnya di perairan pantai dan hidup
menempel pada batu karang. Termasuk
dalam ordo Dictyotales karena sporofit dan
gametofit bergiliiran dan beraturan.

(Gambar 7. Stypopodium sp. (Ganggang
Coklat Kehitaman))
Ganggang ini ditemukan di Pantai
Teluk Lombok Sangatta pada plot 1 dengan
jumlah 5 dan pada plot 3 dengan jumlah 1.
Ganggang Pirang (Turbinaria sp.) termasuk
ke dalam classis Phaeophyceae karena
berwarna
pirang
karena
dalam
kromatoforanya terkandung klorofil a,
karoten, dan santofil, tetapi terutama
fikosantin yang menutupi warna lainnya
dan yang menyeabkan ganggang itu
berwarna pirang. Turbinaria sp. termasuk
dalam Ordo Fucales karena talusnya
berbentuk pita, kaku seperti kulit,
bercabang-cabang menggarpu dan melekat
dengan alat pelekat yang berbentuk cakram.
Ujung-ujung talus agak membesar dan
mempunyai lekukan-lekukan yang disebut
konseptakel. Tubunhya seperti pohon atau
semak yang seolah mempunyai akar batang
dan daun. Bentuk talus seperti terompet.
Habitat dari Turbinaria sp. (ganggang
pirang)
yaitu
di
laut.
Daunnya
menggangsing melebar hingga distal akhir
membentuk batas helaian mahkota melalui
barisan gigi. Vesikula berada di tengah
mahkota. Gametangia berongga pada
permukaan reseptakel, talus bercabang
mempunyai filoid seperti piramida atau
corong yang melekat pada sumbu utama.
Gelembung udara terletak pada filoid. Pada
umumnya spesies ini ditemukan pada
karang dengan pasang surut rendah dan area
subtidal sampai ke daerah ke ombak sedang
hingga ombak tinggi atau zona tenang.
Termasuk dalam ordo Fucales karena
mempunyai talus berbentuk pita yang di
tengah-tengahnya diperkuat oleh suatu
rusuk tengah, kaku seperti kulit, bercabangcabang menggarpu dan melekat pada batu
dengan alat pelekat yang berbentuk cakram.

(Gambar 8. Turbinaria sp. (Ganggang
Pirang))
Spesies Boergesenia forbesii ini
thallus membentuk kantong silindris berisi
cairan, permukaan halus, licin warna hijau
tua atau hijau muda kekuning-kuningan.
Ukuran panjang thallus mencapai sekitar 5
cm dengan diameter mencapai sekitar 0,5
cm. Thallus tersebut membentuk rumpun
dengan percabangan soliter berpusat ke
bagian pangkal utama dekat holdfast. Alga
jenis ini bersifat mudah menempel (epifit)

pada substrat-substrat lainnya di laut
termasuk menempel pada tumbuhan laut
lainnya.

(Gambar 9. Boergesenia forbesii )
Spesies Halimeda sp., dan Halimeda
opuntia, pertumbuhan thalli mengandung
zat kapur, pertumbuhan mencapai tinggi 23
cm. Segment tebal bentuk kipas dengan
lebar mencapai 21 mm dan panjang
mencapai 15 mm serta bagian pinggir
bergelombang. Basal segment mencapai
lebar 20 mm dan panjang mencapai 15 mm.
Diantara basal segment dan segment
terdapat bantalan segment yang merupakan
tempat pertumbuhan segment. Percabangan
utama dichotomous atau trichotomous
kelompok dalam satu rumpun. Holdfast
berbentuk ubi diameter mencapai 10 mm
dan panjang mencapai 20 mm serta tulat
atau bongkol sebagai alat pengikat partikelpartikel pasir atau lumpur.
Makroalga jenis ini tumbuh subur
pada substrat pasir dan pasir lumpuran.
Holdfast berbentuk ubi merupakan alat
pengikat terhadap partikel-partikel pasir.
Pertumbuhan di alam dapat berasosiasi
bersama pertumbuhan lamun.
Keberadaannya banyak dijumpai di
paparan terumbu karang dengan kedalaman
kurang 2 m, pertumbuhan tahan terhadap
kekeringan yang bersifat sementara waktu.

(Gambar 10. Halimeda sp. )
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
di Pantai Teluk Lombok Sangatta
ditemukan 14 spesies yang terdiri dari 10
ordo dan 11 famili. Terdapat 3 spesies dari
divisi Chlorophyta yakni : Halimeda sp.,
Halimeda opuntia, dan Boergesenia
forbesii. Terdapat 8 spesies dari divisi
Rhodophyta yaitu : Euchema sp., Farlowia
compressa,
Chondrus
sp.,
Hypnea
choroides, Laurencia sp., Galaxaura sp.,
Gracilaria
curtissae
dan
Euchema
alvarezii. Terdapat 3 spesies dari divisi
Phaeophyta yaitu : Padina sp., Stypopodium
sp. dan Turbinaria sp.
DAFTAR PUSTAKA
Ambalika, 2010. Terumbu Karang.
http://www.ubb.ac.id/terumbukaran
g.php. (Diakses: 30 Desember
2013).
Aslan,L.M., 1992, 1998. Budi Daya
Rumput
Laut.
Kanissius.
Yogyakarta.
Asmawi, 1998. Komunitas Alga Bentik Di
PulaU
Kerayan
Kabupaten
Kotabaru Kalimantan Selatan.
Dalam Seminar Kelautan LIPIUNHAS, Ke II. Fakultas Perikanan
Universitas Lambung Mangkurat.
Banjarmasin
Atmajaya, W.S., 1999. Sebaran dan
Beberapa Aspek Vegetasi Rumput
Laut (Makro Alga) Di Perairan
Terumbu
Karang
Indonesia.
Puslitbang
Oseanologi
–LIPI.
Jakarta.
Chapman, A.R.O., 1997. Biology Of
Seawead. Park University Press.
London.
Haruna, F. S., 1994. Pengaruh Sedimen
Dasar Terhadap Penyebaran,
Kepadatan,
Keanekaragaman,
Keseragaman dan Pertumbuhan
Padang Lamun Di Laut Sekitar
Barang Lompo. Tesis Program
Pasca Sarjana Unhas. Ujung
Pandang.
Hutabarat, S. dan S. M. Evans., 1985.
Pengantar Oseanografi. UI Press.
Jakarta.

Jha B., Reddy C.R.K., Thakur M.C., and
Rao M.U. 2009. Seaweeds of India.
The Diversity and Distribution of
Seawed of Gujarat Coast. New
York.
Kadi, & Atmajaya, W. S., 1988. Rumput
Laut (Alga), Jenis, Reproduksi,
Produksi, Budidaya dan Pasca
Panen. LIPI. Jakarta.
Kadi, A., 1999. Beberapa Catatan Tentang
Gelidium (Rhodophyta). Puslitbang
Oseanologi-LIPI. Jakarta
Koesobiono, 1979. Ekologi Perairan .
Sekolah Pasca Sarjana Jurusan
Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan
Luning.,
1990.
Seaweeds,
Their
Environment, Biogeography And
Ecophysiology. John Wiley and
Sons. New York.
Nontji, A., 2002. Laut Nusantara.
Djambatan. Jakarta.
Nybakken, J. W., 1992. Biologi Laut Suatu
Pendekatan
Ekologis
PT.
Gramedia. Jakarta.
Oktaviani, D. 2002. Distribusi Sapsial
Makro Alga di Perairan Kepulauan
Spermonde. Jurusan Ilmu Kelautan,
Universitas Hasanuddin. Makassar
Romimohtarto, K dan Sri Juwana. 1999.
Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan
Tentang Biota Laut. Penerbit
Djambatan. Jakarta.
Suharsono, 1996. Jenis-Jenis Karang Yang
Umum Dijumpai di Perairan
Indonesia.
Lembaga
Ilmu
Pengetahuan
Indonesia
Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Oseanologi Proyek Penelitian dan
Pengembangan daerah Pantai.
Jakarta.
Sumich. L., 1992. An Introduction To The
Biology Of Marine Life. Wmc
Brown. Dubuque. Lowa.
Verhejj. E., 1993. Marine Plants on the
Reefs
of
the
Spermonde
Archipelago,
SW
Sulawesi,
Indonesia : Aspects of Taxonomy,
Floristics, and Ecology. Blumea,
volume 37 no.2 tahun 1993.
Inventarisasi dan identifikasi makroalga di teluk lombok

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Budidaya Pakan Alami secara massal
Budidaya Pakan Alami  secara massalBudidaya Pakan Alami  secara massal
Budidaya Pakan Alami secara massalBatar Siahaan
 
Kuliah 6-perikanan-budidaya
Kuliah 6-perikanan-budidayaKuliah 6-perikanan-budidaya
Kuliah 6-perikanan-budidayafarida11zf
 
Kebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikanKebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikanSawargi Ppmkp
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudafirmanahyuda
 
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiPeraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiDidi Sadili
 
Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Aguss Aja
 
Makalah ikhtiologi ikan nilem
Makalah ikhtiologi ikan nilemMakalah ikhtiologi ikan nilem
Makalah ikhtiologi ikan nilemRatih Sulistyo
 

Mais procurados (20)

Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
 
Planktonologi
PlanktonologiPlanktonologi
Planktonologi
 
Budidaya Pakan Alami secara massal
Budidaya Pakan Alami  secara massalBudidaya Pakan Alami  secara massal
Budidaya Pakan Alami secara massal
 
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
 
Fitoplankton
FitoplanktonFitoplankton
Fitoplankton
 
Kuliah 6-perikanan-budidaya
Kuliah 6-perikanan-budidayaKuliah 6-perikanan-budidaya
Kuliah 6-perikanan-budidaya
 
Biologi udang
Biologi udangBiologi udang
Biologi udang
 
Kebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikanKebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikan
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 
Sistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkapSistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkap
 
Materi Estuari
Materi EstuariMateri Estuari
Materi Estuari
 
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiPeraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
 
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
 
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan IdentifikasiPengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
 
Adaptasi Fisiologis Hewan Air
Adaptasi  Fisiologis Hewan AirAdaptasi  Fisiologis Hewan Air
Adaptasi Fisiologis Hewan Air
 
Cacing laut
Cacing lautCacing laut
Cacing laut
 
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus) SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
 
Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air
 
Makalah ikhtiologi ikan nilem
Makalah ikhtiologi ikan nilemMakalah ikhtiologi ikan nilem
Makalah ikhtiologi ikan nilem
 
Pengantar limnologi
Pengantar limnologiPengantar limnologi
Pengantar limnologi
 

Destaque

Sumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
Sumber Daya Alam Hayati Rumput LautSumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
Sumber Daya Alam Hayati Rumput LautWidya arsy
 
Jurnal praktikum lapangan cryptogamae kelompok 4A
Jurnal praktikum lapangan cryptogamae kelompok 4AJurnal praktikum lapangan cryptogamae kelompok 4A
Jurnal praktikum lapangan cryptogamae kelompok 4AEci Oktaviani
 
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4Juliah Bioedu
 
CHARACTERIZATION OF BIOLOGICAL MACROMOLECULES FROM Chara vulgaris, Enteromorp...
CHARACTERIZATION OF BIOLOGICAL MACROMOLECULES FROM Chara vulgaris, Enteromorp...CHARACTERIZATION OF BIOLOGICAL MACROMOLECULES FROM Chara vulgaris, Enteromorp...
CHARACTERIZATION OF BIOLOGICAL MACROMOLECULES FROM Chara vulgaris, Enteromorp...Jay Pathare
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam99zulkarnain
 
Rekling02b ekologi biosfer
Rekling02b ekologi biosferRekling02b ekologi biosfer
Rekling02b ekologi biosferArif Rahman
 
macam-macam metode pembelajaran
macam-macam metode pembelajaranmacam-macam metode pembelajaran
macam-macam metode pembelajaranreza ediya
 
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013Laila Hikmatul Khotimah
 
53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)Sifa Siti Mukrimah
 

Destaque (11)

Sumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
Sumber Daya Alam Hayati Rumput LautSumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
Sumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
 
Jurnal praktikum lapangan cryptogamae kelompok 4A
Jurnal praktikum lapangan cryptogamae kelompok 4AJurnal praktikum lapangan cryptogamae kelompok 4A
Jurnal praktikum lapangan cryptogamae kelompok 4A
 
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
 
CHARACTERIZATION OF BIOLOGICAL MACROMOLECULES FROM Chara vulgaris, Enteromorp...
CHARACTERIZATION OF BIOLOGICAL MACROMOLECULES FROM Chara vulgaris, Enteromorp...CHARACTERIZATION OF BIOLOGICAL MACROMOLECULES FROM Chara vulgaris, Enteromorp...
CHARACTERIZATION OF BIOLOGICAL MACROMOLECULES FROM Chara vulgaris, Enteromorp...
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam
 
Unit 9 ekosistem x
Unit 9 ekosistem xUnit 9 ekosistem x
Unit 9 ekosistem x
 
Rekling02b ekologi biosfer
Rekling02b ekologi biosferRekling02b ekologi biosfer
Rekling02b ekologi biosfer
 
macam-macam metode pembelajaran
macam-macam metode pembelajaranmacam-macam metode pembelajaran
macam-macam metode pembelajaran
 
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013
 
53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)
 

Semelhante a Inventarisasi dan identifikasi makroalga di teluk lombok

KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGKOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
 
Jurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 A
Jurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 AJurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 A
Jurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 AMulawarman University
 
Inventarisasi divisi phaeophyta dan rhodophyta di pantai teluk lombok sangatt...
Inventarisasi divisi phaeophyta dan rhodophyta di pantai teluk lombok sangatt...Inventarisasi divisi phaeophyta dan rhodophyta di pantai teluk lombok sangatt...
Inventarisasi divisi phaeophyta dan rhodophyta di pantai teluk lombok sangatt...Eci Oktaviani
 
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeKajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeYuga Rahmat S
 
INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
INVENTARISASI  JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)INVENTARISASI  JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)Amos Pangkatana
 
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Mujiyanto -
 
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...Mujiyanto -
 
IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...
IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE  KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE  KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...
IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...Amos Pangkatana
 
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANGINVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANGAmos Pangkatana
 
Laporan Praktikum Lapangan "Biota Asosiasi Lamun Pulau Pramuka"
Laporan Praktikum Lapangan "Biota Asosiasi Lamun Pulau Pramuka"Laporan Praktikum Lapangan "Biota Asosiasi Lamun Pulau Pramuka"
Laporan Praktikum Lapangan "Biota Asosiasi Lamun Pulau Pramuka"AzkiyaBanata
 
Makalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwitMakalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwitAyuLuvitasari
 
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)Amos Pangkatana
 
Tugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahariTugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam baharinisha althaf
 
PPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptx
PPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptxPPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptx
PPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptxmutiarasagala2
 

Semelhante a Inventarisasi dan identifikasi makroalga di teluk lombok (20)

KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGKOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
 
Jurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 A
Jurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 AJurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 A
Jurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 A
 
Inventarisasi divisi phaeophyta dan rhodophyta di pantai teluk lombok sangatt...
Inventarisasi divisi phaeophyta dan rhodophyta di pantai teluk lombok sangatt...Inventarisasi divisi phaeophyta dan rhodophyta di pantai teluk lombok sangatt...
Inventarisasi divisi phaeophyta dan rhodophyta di pantai teluk lombok sangatt...
 
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeKajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
 
INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
INVENTARISASI  JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)INVENTARISASI  JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
 
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
 
494 981-1-sm
494 981-1-sm494 981-1-sm
494 981-1-sm
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...
 
IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...
IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE  KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE  KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...
IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...
 
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANGINVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
 
Biota laut dalam
Biota laut dalamBiota laut dalam
Biota laut dalam
 
Laporan Praktikum Lapangan "Biota Asosiasi Lamun Pulau Pramuka"
Laporan Praktikum Lapangan "Biota Asosiasi Lamun Pulau Pramuka"Laporan Praktikum Lapangan "Biota Asosiasi Lamun Pulau Pramuka"
Laporan Praktikum Lapangan "Biota Asosiasi Lamun Pulau Pramuka"
 
Makalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwitMakalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwit
 
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)
 
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
 
Tugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahariTugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahari
 
Usulan pnltn geu rengki
Usulan pnltn geu rengkiUsulan pnltn geu rengki
Usulan pnltn geu rengki
 
PPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptx
PPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptxPPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptx
PPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptx
 
1
11
1
 

Último

Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridYusnelMarni
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxRestiana8
 
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranpower point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranapriandanu
 
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxTanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxMMuminSholih
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfatsira1
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUTeric214073
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf2210130220024
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIwanalifhikmi
 
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3sekolah9304
 
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdfDOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdfssuserb45274
 
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptxfurqanridha
 
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptxMATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptxSuarniSuarni5
 
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamKELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamabdulhamidalyFKIP
 
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdfKelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf2210130220024
 
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus daMenyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus daWijaya Kusumah
 
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahmateri pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahkrisdanarahmatullah7
 
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekaKisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekahellenchanel31
 
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Shoffan shoffa
 

Último (20)

Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
 
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranpower point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
 
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxTanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
 
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
 
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdfDOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
 
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
 
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptxMATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
 
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamKELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
 
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdfKelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
 
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus daMenyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
 
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahmateri pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
 
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekaKisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
 
KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptxKOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
 
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
 

Inventarisasi dan identifikasi makroalga di teluk lombok

  • 1. INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI MAKROALGA DI TELUK LOMBOK, SANGATTA Eci Oktaviani, Elis Seftia Arum, Harly Prasetia Kristanto, Nurfadilah A. Patang, Purwasih dan Rahma Suci Mahasiswa Program Studi Biologi FMIPA Universitas Mulawarman, Samarinda Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ekologi makroalga seperti jumlah jenis-jenis makroalga pada ekosistem lamun dan terumbu karang di Pantai Teluk Lombok Sangatta. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi sumber data dan informasi bagi mahasiswa dan yang lainnya. Penelitian ini dilaksanakan, pada tanggal 29 Desember 2013 bertempat di Pantai Teluk Lombok Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif serta teknik pengambilan sampel dengan pembuatan transek. Dimana dalam 1 garis transek terdapat 4 plot berbentuk lingkaran dengan diameter 10 meter dan jarak antar 1 plot ke plot lain adalah 20 meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Pantai Teluk Lombok Sangatta ditemukan 14 spesies yang terdiri dari 10 ordo dan 11 famili. Terdapat 3 spesies dari divisi Chlorophyta yakni : Halimeda sp., Halimeda opuntia, dan Boergesenia forbesii. Terdapat 8 spesies dari divisi Rhodophyta yaitu : Euchema sp., Farlowia compressa, Chondrus sp., Hypnea choroides, Laurencia sp., Galaxaura sp., Gracilaria curtissae dan Euchema alvarezii. Terdapat 3 spesies dari divisi Phaeophyta yaitu : Padina sp., Stypopodium sp. dan Turbinaria sp. Sebaran makroalga di Pantai Teluk Lombok Sangatta tersebar dengan cara menancap pada substrat berpasir, menggulung pada makroalga lain dan melekat di batu karang serta paparan terumbu. Kelompok habitat makroalga terdiri dari habitat substrat pasir, gabungan berpasir dan karang mati, gabungan substrat karang mati dan karang hidup, serta substrat karang hidup. Kata Kunci : Teluk lombok, Inventarisasi, Identifikasi, Makroalga. PENDAHULUAN Kawasan pesisir dan laut di Indonesia memegang peranan penting, dimana kawasan ini memiliki nilai strategis berupa potensi sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dari daratan, oleh karena itu Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya akan berbagai biota laut baik flora maupun fauna yang memiliki nilai potensial dan memiliki peranan penting secara ekologi dan ekonomi. Makroalga termasuk bagian dari flora yang terdiri atas banyak jenis dan memiliki peranan penting pada lingkungan laut. Makroalga yang dikenal juga sebagai rumput laut merupakan tumbuhan thallus (Thallophyta) dimana organ-organ berupa akar, batang dan daunnya belum terdiferensiasi dengan jelas (belum sejati). Sebagian besar makroalga di Indonesia bernilai ekonomis tinggi yang dapat digunakan sebagai makanan dan secara tradisional digunakan sebagai obat-obatan oleh masyarakat khususnya di wilayah pesisir. Menurut Luning (1990), Indonesia memiliki tidak kurang dari 628 jenis makroalga dari 8000 jenis makroalga yang ditemukan di seluruh dunia. Keberadaan makroalga sebagai organisme produser memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan binatang akuatik terutama organismeorganisme herbivora di perairan laut. Dari segi ekologi makroalga juga berfungsi sebagai penyedia karbonat dan pengokoh substrat dasar yang bermanfaat bagi stabilitas dan kelanjutan keberadaan terumbu karang. Selain itu juga dapat menunjang kebutuhan hidup manusia. Pantai Teluk Lombok Sangatta merupakan salah satu pantai yang memiliki keanekaragaman jenis makroalga yang tersebar pada berbagai habitat dan belum
  • 2. teridentifikasi jenis dan sebarannya, baik pada ekosistem lamun maupun pada terumbu karang. Belum adanya kajian khusus mengenai makroalga di Pantai Teluk Lombok Sangatta yang menjadi alasan penelitian ini. Melihat hal tersebut, maka perlunya dilakukan penelitian ini untuk mengetahui sebaran makroalga pada ekosistem lamun dan terumbu karang di Pantai Teluk Lombok Sangatta. Dari segi morfologinya, makroalga tidak memperlihatkan adanya perbedaan antara akar, batang dan daun. Secara keseluruhan tanaman ini memiliki morfologi yang mirip, walaupun sebenarnya berbeda. Sumich, (1992), menyatakan bahwa tubuh makroalga umumnya disebut “tallus”. Talus merupakan tubuh vegetatif alga yang belum mengenal diferensiasi akar, batang dan daun sebagaimana yang ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi. Talus makroalga umumnya terdiri atas “blade” yang memiliki bentuk seperti daun, “stipe” (bagian yang menyerupai batang) dan “holdfast” yang merupakan bagian talus yang serupa dengan akar. Pada beberapa jenis makroalga, “stipe” tidak dijumpai dan “blade” melekat langsung pada “holdfast”. Menurut Nontji (1993), secara sepintas banyak alga memperlihatkan bentuk luar seperti mempunyai akar, batang, daun, dan bahkan buah. Alga pada hakikatnya tidak mempunyai akar, batang dan daun seperti terdapat pada tumbuhan yang lazim telah dikenal. Seluruh wujud alga itu terdiri dari seperti batang yang disebut “talus”, hanya bentuknya yang beraneka ragam. Makroalga memiliki substansi yang beragam, ada yang lunak, keras mengandung kapur, berserabut dan lain- lain. Bentuk talus makroalga bermacammacam, antara lain bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong dan rambut. Percabangan talus ada yang dichotomous (bercabang dua terus menerus), pectinate (berderet searah pada satu sisi talus utama), pinnate (bercabang dua-dua pada sepanjang talus utama secara berselang-seling), ferticillate (cabangnya berpusat melingkari aksis atau sumbu utama dan adapula yang sederhana dan tidak bercabang (Aslan, 1998). Perbedaan bentuk holdfast terjadi akibat proses adaptasi terhadap keadaan substrat dan pengaruh lingkungan seperti gelombang dan arus yang kuat yang dapat mencabut holdfast tersebut. Holdfast berbentuk cakram pada substrat yang keras dan berbentuk stolon merambat pada substrat berpasir (Sumich, 1992). Lamun adalah tumbuhan yang berbunga yang mampu bertahan hidup secara permanen di bawah permukaan air laut. Lamun merupakan sumber utama produktivitas primer yang penting bagi organisme laut di perairan dangkal. Ekosistem padang lamun di daerah tropis dapat menempati berbagai habitat. Dalam hal ini yang menentukan adalah status nutrien dari habitat tersebut. Lamun adalah tanaman berakar, berpembuluh, tergantung terutama pada sumber nutrien dari sedimen untuk pertumbuhannya. Ekosistem padang lamun umumnya membentuk hamparan yang cukup luas mulai dari zona intertidal bagian bawah sampai sekitar kedalaman 10 meter atau lebih (Nybakken, 1992). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 2013 di pantai Teluk Lombok Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Yang dilaksanakan pada pukul 06.30 WITA pada saat surut terendah pantai. Dilanjutkan identifikasi jenis-jenis makroalga di Laboratorium Fisiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur. Pada lokasi penelitian dibuat 1 garis transek dengan jarak antara satu transek dengan transek berikutnya adalah 20 m. Dari 1 garis transek dibuat 4 plot berbentuk lingkaran dengan diameter 20 m. Garis transek ditarik dari surut laut terendah yang diambil ±10 m dari bibir pantai. Pada setiap plot dihitung jumlah spesies alga yang ditemukan. Identifikasi jenis dilakukan di laboratorium dengan menggunakan buku-buku identifikasi alga pada tanggal 31 Desember 2013.
  • 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 15 jenis Makroalga yang tercatat dari kegiatan penelitian yang dilakukan di daerah pantai Teluk Lombok Sangatta, Kalimantan Timur yang dikelompokkan ke dalam 11 famili dan 10 ordo. Jumlah seluruh individu yang didapatkan adalah 121 yang terdiri dari divisi Rhodophyta, Phaeophyta dan Clorophyta. Berikut ini adalah tabel 1 berupa klasifikasi spesies makroalga (Clorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta). Tabel 1. Klasifikasi Spesies Makroalga (Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Divisi Rhodophyta Rhodophyta Rhodophyta Rhodophyta Rhodophyta Rhodophyta Rhodophyta Rhodophyta Phaeophyta Phaeophyta Phaeophyta Chlorophyta Chlorophyta Chlorophyta Kelas Rhodophyceae Rhodophyceae Rhodophyceae Rhodophyceae Rhodophyceae Rhodophyceae Rhodophyceae Rhodophyceae Phaeophyceae Phaeophyceae Phaeophyceae Chlorophyceae Chlorophyceae Chlorophyceae Ordo Gigartinales Florideophycidae Gigartinales Hypnales Ceramiales Nemaliales Gracilariales Gigartinales Fucales Dictyotales Dictyotales Caolerpales Caolerpales Sigphonocladales Famili Solariaceae Domunticeae Gigartinaceae Hypneaceae Laurencieae Chaetangiaceae Gracilariaceae Solariaceae Sargassaceae Dictyotaceae Dictyotaceae Udoteceae Udoteceae Sigphonocladaceae Genus Euchema Farlowia Chondrus Hypnea Laurencia Galaxaura Glacilaria Euchema Turbinaria Stypopodium Padina Halimeda Halimeda Boergesenia Spesies Euchema isiformes Farlowia compressa Chondrus sp. Hypnea choroides Laurencia sp. Galaxaura sp. Gracilaria curtissae Euchema alvarezii Turbinaria sp. Stypopodium sp. Padina sp. Halimeda sp. Halimeda opuntia Boergesenia forbesii Jenis Makroalga (Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta di Pantai Teluk Lombok selengkapnya disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Jenis Makroalga di Pantai Teluk Lombok No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Famili Solariaceae Domunticeae Gigartinaceae Hypneaceae Laurenciaea Chaetangiaceae Gracilariaceae Domunticeae Dictyotaceae Dictyotaceae Sargassaceae Udoteceae Udoteceae Sigphonocladaceae Total Spesies Spesies Euchema isiforme Farlowia compressa Chondrus sp. Hypnea choroides Laurencia sp. Galaxaura sp. Gracilaria sp. Euchema alvarezii Padina sp. Stypopodium sp. Turbinaria sp. Halimeda sp. Halimeda opuntia Boergesenia forbesii Spesies yang terdapat sebanyak 14 diantaranya adalah : Halimeda sp., Halimeda opuntia, Boergesenia forbesii, Euchema sp., Farlowia compressa, Chondrus sp., Hypnea choroides, Laurencia sp., Galaxaura sp., Gracilaria curtissae, Euchema alvarezii, Padina sp., Stypopodium sp.,dan Turbinaria sp. Setiap spesies memiliki ciri-ciri yang membedakan antar satu spesies dengan spesies yang lain. Plot 1 1 1 Jumlah Spesies Plot 2 Plot 3 1 1 6 3 2 5 10 2 2 27 Plot 4 1 2 3 1 1 1 1 1 1 50 27 9 83 Pada Euchema sp. dan Euchema alvarezii terdapat thallus dan percabangan dikotom. Percabangan dikotom merupakan bentuk percabangan yang selalu menjadi dua cabang, juga terdapat gelembung udara. Ganggang ini memiliki ciri-ciri berupa banyak mengandung cabang bulat yang meruncing ke ujungnya. Biasanya padat, tertutup dengan spina dengan anak-anak cabang tertentu yang tersusun dalam lingkaran membentuk buku atau ruas
  • 4. terutama pada bagian ujung cabang. Mempunyai thallus silindris, permukaan licin, keadaan warna tidak tetap kadang berwarna hijau, hijau kuning, abu-abu atau merah. Bentuk tubuh seperti rumput sehingga disebut rumput laut. terdapat duri cabang yang pendek menyerupai taji atau tanduk. (Gambar 3. Hypnea choroides) (Gambar 1. Euchema isiforme) Pada Farlowia compressa memiliki percabangan dikotom. Tetapi yang membedakan ganggang ini dengan ganggang yang lain yaitu, ganggang ini memiliki bentuk tubuh yang tipis. Ganggang ini memiliki ciri-ciri seperti plastik, berwarna merah kecoklatan memiliki spina atau silia dan tubuhnya berbentuk tipis. Kemudian pada ganggang jenis Chondrus sp. ini memiliki percabangan yang dikotom. Thallusnya berumpun seperti tulang berwarna kehijau-hijauan serta menyerupai karang kecil. Habitatnya berada di tepi atau garis pantai dan helaian rata di akhir dan pangkalnya menyempit dan tangkainya bertulang. Laurencia sp. mempunyai warna thallus hijau tua sampai merah kecoklatan karena adanya pigmen fikoeritrin. Ujung bagian atas pada spesies ini terkesan rebah dan memiliki holdfast untuk melekatkan diri pada substrat. Di percabangan axis terdapat primary branch yang pada ujungnya terdapat spical pit. Pertumbuhan di spical pit lebih cepat daripada bagian thallus lainnya. Alga ini termasuk alga tetrasporofik yang sel auxilary-nya akan terbentuk setelah melakukan fertilisasi dan tumbuh di atas sel pendukung karpogonium. Pada ganggang jenis Galaxaura sp., bagian-bagiannya terdiri dari segmen dan memiliki thallus serta percabangan yang dikotom. Ciri-ciri dari ganggang ini antara lain memiliki bentuk yang menyerupai pohon, memiliki warna yang merah keunguan serta segmennya mudah patah, licin dan dapat mengadakan percabangan dikotom secara teratur. (Gambar 2 Farlowia compressa) Lalu pada Hypnea choroides bagianbagian tubuhnya terdiri dari thallus. Ciriciri dari ganggang ini adalah bentuknya yang seperti akar dan memiliki percabangan yang dikotom, berwarna kuning serta habitatnya yang banyak terdapat di laut. (Gambar 4 Galaxaura sp.) Ciri umum dari Gracilaria curtissae adalah mempunyai bentuk thallus silindris atau gepeng dengan percabangan mulai dari
  • 5. yang sederhana sampai pada yang rumit dan rimbun, di atas percabangan umumnya bentuk thalli (kerangka tubuh tanaman) agak mengecil, permukaannya halus atau berbintil-bintil, diameter thallus berkisar antara 0,5 – 2 mm. Panjang dapat mencapai 30 cm atau lebih dan Glacilaria tumbuh di rataan terumbu karang dengan air jernih dan arus cukup dengan salinitas ideal berkisar 20-28 per mil. (Gambar 6. Padina sp. ) (Gambar 5 Gracilaria curtissae) Ganggang ini ditemukan di Pantai Teluk Lombok Sangatta pada plot 3 dengan jumlah 1 spesies Padina sp. Ganggang Pirang (Padina sp.) merupakan ganggang pirang. Dalam kromatofornya terkandung klorofil –a, karotin, dan xanofisil, tetapi terutama fikosanin yang menutupi warna lain yang menyebabkan ganggang ini berwarna pirang. Talus berbentuk pita bercabang-cabang menggarpu. Mempunyai alat perekat yang disebut rhizoid. Habitatnya dilaut dan pada talusnya terdapat garis-garis konsentris. Terdiri dari sel yang berbentuk menyerupai kipas dengan bagian tepi menggulung, terdapat rambut halus yang tersusun konsentris sebagai tempat gametangia dan sporangia. Habitat dari spesies ini adalah di laut khususnya di perairan pantai dan hidup menempel pada batu karang. Termasuk dalam ordo Dictyotales karena sporofit dan gametofit bergiliiran dan beraturan, dan keduanya mempunyai thallus yang berbentuk pita yang bercabang-cabang menggarpu. Ganggang ini memiliki tinggi sekitar 3,6 sampai dengan 4,5 dm, berwarna coklat kehitaman tetapi ganggang ini terlihat berwarna-warni apabila didalam air. Rizoid berbentuk kipas tipis, panjang lebarannya 1 samapi 5 cm dengan margin tidak teratur, tali berbentuk segmen dengan luas 1 sampai 5 cm. Thalus pada interval yang tidak teratur dengan panjang sekitar 3 sampai 15 mm dan sporangia tidak teratur. Habitat dari spesies ini adalah di laut khususnya di perairan pantai dan hidup menempel pada batu karang. Termasuk dalam ordo Dictyotales karena sporofit dan gametofit bergiliiran dan beraturan. (Gambar 7. Stypopodium sp. (Ganggang Coklat Kehitaman)) Ganggang ini ditemukan di Pantai Teluk Lombok Sangatta pada plot 1 dengan jumlah 5 dan pada plot 3 dengan jumlah 1. Ganggang Pirang (Turbinaria sp.) termasuk ke dalam classis Phaeophyceae karena berwarna pirang karena dalam kromatoforanya terkandung klorofil a, karoten, dan santofil, tetapi terutama fikosantin yang menutupi warna lainnya dan yang menyeabkan ganggang itu berwarna pirang. Turbinaria sp. termasuk dalam Ordo Fucales karena talusnya
  • 6. berbentuk pita, kaku seperti kulit, bercabang-cabang menggarpu dan melekat dengan alat pelekat yang berbentuk cakram. Ujung-ujung talus agak membesar dan mempunyai lekukan-lekukan yang disebut konseptakel. Tubunhya seperti pohon atau semak yang seolah mempunyai akar batang dan daun. Bentuk talus seperti terompet. Habitat dari Turbinaria sp. (ganggang pirang) yaitu di laut. Daunnya menggangsing melebar hingga distal akhir membentuk batas helaian mahkota melalui barisan gigi. Vesikula berada di tengah mahkota. Gametangia berongga pada permukaan reseptakel, talus bercabang mempunyai filoid seperti piramida atau corong yang melekat pada sumbu utama. Gelembung udara terletak pada filoid. Pada umumnya spesies ini ditemukan pada karang dengan pasang surut rendah dan area subtidal sampai ke daerah ke ombak sedang hingga ombak tinggi atau zona tenang. Termasuk dalam ordo Fucales karena mempunyai talus berbentuk pita yang di tengah-tengahnya diperkuat oleh suatu rusuk tengah, kaku seperti kulit, bercabangcabang menggarpu dan melekat pada batu dengan alat pelekat yang berbentuk cakram. (Gambar 8. Turbinaria sp. (Ganggang Pirang)) Spesies Boergesenia forbesii ini thallus membentuk kantong silindris berisi cairan, permukaan halus, licin warna hijau tua atau hijau muda kekuning-kuningan. Ukuran panjang thallus mencapai sekitar 5 cm dengan diameter mencapai sekitar 0,5 cm. Thallus tersebut membentuk rumpun dengan percabangan soliter berpusat ke bagian pangkal utama dekat holdfast. Alga jenis ini bersifat mudah menempel (epifit) pada substrat-substrat lainnya di laut termasuk menempel pada tumbuhan laut lainnya. (Gambar 9. Boergesenia forbesii ) Spesies Halimeda sp., dan Halimeda opuntia, pertumbuhan thalli mengandung zat kapur, pertumbuhan mencapai tinggi 23 cm. Segment tebal bentuk kipas dengan lebar mencapai 21 mm dan panjang mencapai 15 mm serta bagian pinggir bergelombang. Basal segment mencapai lebar 20 mm dan panjang mencapai 15 mm. Diantara basal segment dan segment terdapat bantalan segment yang merupakan tempat pertumbuhan segment. Percabangan utama dichotomous atau trichotomous kelompok dalam satu rumpun. Holdfast berbentuk ubi diameter mencapai 10 mm dan panjang mencapai 20 mm serta tulat atau bongkol sebagai alat pengikat partikelpartikel pasir atau lumpur. Makroalga jenis ini tumbuh subur pada substrat pasir dan pasir lumpuran. Holdfast berbentuk ubi merupakan alat pengikat terhadap partikel-partikel pasir. Pertumbuhan di alam dapat berasosiasi bersama pertumbuhan lamun. Keberadaannya banyak dijumpai di paparan terumbu karang dengan kedalaman kurang 2 m, pertumbuhan tahan terhadap kekeringan yang bersifat sementara waktu. (Gambar 10. Halimeda sp. )
  • 7. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Pantai Teluk Lombok Sangatta ditemukan 14 spesies yang terdiri dari 10 ordo dan 11 famili. Terdapat 3 spesies dari divisi Chlorophyta yakni : Halimeda sp., Halimeda opuntia, dan Boergesenia forbesii. Terdapat 8 spesies dari divisi Rhodophyta yaitu : Euchema sp., Farlowia compressa, Chondrus sp., Hypnea choroides, Laurencia sp., Galaxaura sp., Gracilaria curtissae dan Euchema alvarezii. Terdapat 3 spesies dari divisi Phaeophyta yaitu : Padina sp., Stypopodium sp. dan Turbinaria sp. DAFTAR PUSTAKA Ambalika, 2010. Terumbu Karang. http://www.ubb.ac.id/terumbukaran g.php. (Diakses: 30 Desember 2013). Aslan,L.M., 1992, 1998. Budi Daya Rumput Laut. Kanissius. Yogyakarta. Asmawi, 1998. Komunitas Alga Bentik Di PulaU Kerayan Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Dalam Seminar Kelautan LIPIUNHAS, Ke II. Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin Atmajaya, W.S., 1999. Sebaran dan Beberapa Aspek Vegetasi Rumput Laut (Makro Alga) Di Perairan Terumbu Karang Indonesia. Puslitbang Oseanologi –LIPI. Jakarta. Chapman, A.R.O., 1997. Biology Of Seawead. Park University Press. London. Haruna, F. S., 1994. Pengaruh Sedimen Dasar Terhadap Penyebaran, Kepadatan, Keanekaragaman, Keseragaman dan Pertumbuhan Padang Lamun Di Laut Sekitar Barang Lompo. Tesis Program Pasca Sarjana Unhas. Ujung Pandang. Hutabarat, S. dan S. M. Evans., 1985. Pengantar Oseanografi. UI Press. Jakarta. Jha B., Reddy C.R.K., Thakur M.C., and Rao M.U. 2009. Seaweeds of India. The Diversity and Distribution of Seawed of Gujarat Coast. New York. Kadi, & Atmajaya, W. S., 1988. Rumput Laut (Alga), Jenis, Reproduksi, Produksi, Budidaya dan Pasca Panen. LIPI. Jakarta. Kadi, A., 1999. Beberapa Catatan Tentang Gelidium (Rhodophyta). Puslitbang Oseanologi-LIPI. Jakarta Koesobiono, 1979. Ekologi Perairan . Sekolah Pasca Sarjana Jurusan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Luning., 1990. Seaweeds, Their Environment, Biogeography And Ecophysiology. John Wiley and Sons. New York. Nontji, A., 2002. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta. Nybakken, J. W., 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis PT. Gramedia. Jakarta. Oktaviani, D. 2002. Distribusi Sapsial Makro Alga di Perairan Kepulauan Spermonde. Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Hasanuddin. Makassar Romimohtarto, K dan Sri Juwana. 1999. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Penerbit Djambatan. Jakarta. Suharsono, 1996. Jenis-Jenis Karang Yang Umum Dijumpai di Perairan Indonesia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Proyek Penelitian dan Pengembangan daerah Pantai. Jakarta. Sumich. L., 1992. An Introduction To The Biology Of Marine Life. Wmc Brown. Dubuque. Lowa. Verhejj. E., 1993. Marine Plants on the Reefs of the Spermonde Archipelago, SW Sulawesi, Indonesia : Aspects of Taxonomy, Floristics, and Ecology. Blumea, volume 37 no.2 tahun 1993.