SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 40
Kelas : 4K
Kelompok : 2

 Kata “epilepsi” berasal dari bahasa Yunani
(Epilepsia) yang berarti “serangan”.
 Epilepsi adalah gangguan saraf yang timbul secara
tiba-tiba dan berkala biasanya disertai perubahan
kesadaran.
Definisi

 Penyakit epilepsi merupakan penyakit yang dapat terjadi
pada siapa pun walaupun dari garis keturunan tidak ada
yang pernah mengalami epilepsi. Epilepsi tidak bisa
menular ke orang lain karena hanya merupakan gangguan
otak yang tidak dipicu oleh suatu kuman virus dan bakteri.
Dengan pengobatan secara medis baik dokter maupun
rumah sakit bisa membantu penderita epilepsi untuk
mengurangi serangan epilepsi maupun menyembuhkan
secara penuh epilepsi yang diderita seseorang.

 Penyebab penyakit epilepsi cukup beragam, namun pada
umumnya gangguan pada aktivitas normal dalam neuron dapat
menyebabkan epilepsi. Penyebabnya bisa saja gangguan kecil
atau perkembangan otak yang tidak normal pada anak. Namun
dalam beberapa kasus, epilepsi terjadi karena mengalami
stroke, tumor, kista, dan pendarahan pada otak. Adapun
penyebab lainnya, diantaranya :
1. Perubahan kimia dalam otak.
2. Penyakit turunan, berasal dari genetika.
3. Gangguan fisik dan mental.
4. Cedera pada kepala ketika mengalami kecelakaan.
5. Luka pada masa kehamilan.
6. Pengaruh lingkungan.
Penyebab Epilepsi

1. Epilepsi umum
 Epilepsi grand mal
 Epilepsi petit mal
 Spasme infantil
2. Epilepsi parsial
 Bangkitan parsial sederhana
 Bangkitan parsial kompleks
 Bangkitan parsial yang berkembang menjadi bangkitan
parsial umum
3. Epilepsi lain
 Kejang demam status epileptikus.
Jenis – jenis Epilepsi

 Adalah epilepsi yang terjadi secara mendadak, di
mana penderitanya hilang kesadaran lalu kejang-
kejang dengan napas berbunyi ngorok dan
mengeluarkan buih/busa dari mulut.
 Merupakan bentuk paling banyak terjadi
 Pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah-engah,
keluar air liur
 Bisa terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit lidah
 Terjadi beberapa menit, kemudian diikuti lemah,
kebingungan, sakit kepala atau tidur
Epilepsi Umum :
1. Epilepsi Grand Mal

 Adalah epilepsi yang menyebabkan gangguan kesadaran
secara tiba-tiba, di mana seseorang menjadi seperti
bengong tidak sadar tanpa reaksi apa-apa, dan setelah
beberapa saat bisa kembali normal melakukan aktivitas
semula.
 Jenis yang jarang
 Umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal
remaja
 Penderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip,
dengan kepala terkulai
 Kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan sering
tidak disadari
2. Epilepsi Petit Mal

 Spasme infantil (SI) merupakan salah satu bentuk
sindrom epilepsi pada bayi yang bersifat katastropik,
terjadi antara usia 3 bulan sampai 1 tahun.
 Secara klinis SI ditandai dengan kejang berupa
spasme simetris pada leher, batang tubuh dan
ekstremitas secara mendadak dan berlangsung
singkat .
3. Spasme Infantil

 Adalah epilepsi yang tidak disertai hilang kesadaran
dengan gejala kejang-kejang, rasa kesemutan atau rasa
kebal di suatu tempat yang berlangsung dalam hitungan
menit atau jam.
 Dapat menyebabkan gejala-gejala motorik, sensorik,
otonom, dan psikis tergantung korteks serebri yang
aktivasi, namun kesadaran tidak terganggu, cetusan
listrik abnormal minimal pasien masih sadar.
Ciri – ciri :
 Pasien tidak kehilangan kesadaran
 Terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari
tubuh
Epilepsi Parsial :
1. Bangkitan Parsial Sederhana

 Adalah epilepsi yang disertai gangguan kesadaran yang
dimulai dengan gejala parsialis sederhana namun
ditambah dengan halusinasi, terganggunya daya ingat,
seperti bermimpi, kosong pikiran, dan lain sebagainya.
 Biasanya terjadi pada lobus temporal karena lobus ini
rentan terhadap hipoksia/infeksi.
 Keadaan klinis: perubahan kesadaran, automatisme,
kemudian pasien akan sadar kembali lalu menjadi lelah.
 pasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali:
gerakan mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran
2. Bangkitan Parsial Kompleks

 Kejang demam neonatus, merupakan kejang demam
pada anak usia 6 bulan – 5 tahun tanpa disertai kelainan
neurologis, bersifat umum dan singkat (< 15 menit),
terjadi bersamaan dengan demam, hanya terjadi 1 kali
dalam 24 jam. Anak – anak dengan infeksi susunan saraf
pusat atau kejang tanpa demam sebelumnya tidak dapat
disebut kejang demam.
Bangkitan Lain :

 Status epileptikus, merupakan bangkitan yang terjadi
berulang – ulang. Ada beberapa jenis status epileptikus,
tapi yang paling sering adalah jenis status epileptikus
umum, tomik – klonik (grand mal). Dapat disebabkan
oleh penghentian terapi secara mendadak, terapi yang
tidak memadai, penyakit – penyakit dalam otak (
ensefalitis, tumor dalam otak, kelainan serebrovaskular),
keracunan alcohol, kehamilan.
Lanjutan…

1. Fase inisiasi
Terdiri atas letupan potensial aksi
frekuensi tinggi yang melibatkan peranan
kanal ion Ca++ dan Na+ serata
hiperpolarisasi / hipersinkronisasi yang
dimediasi oleh reseptor GABA atau kanal
ion K+.
Mekanisme Dasar Bangkitan
Parsial
2. Fase Propagasi
 Fase propagasi dalam keadaan normal, penyebaran
depolarisasi akan dihambat oleh neuron – neuron inhibisi
di sekitarnya yang mengadakan hiperpolarisasi. Namun
pada fase propagasi terjadi peningkatan K+ intrasel (yang
mendepolarisasi neuron di sekitarnya), akumulasi Ca++
pada ujung akhir pre sinaps (meningkatkan pelepasan
neurotransmitter), serta menginduksi reseptor eksitasi
NMDA dan meningkatkan ion Ca++ sehingga tidak terjadi
inhibisi oleh neuron – neuron di sekitarnya. Kemudian akan
dilanjutkan dengan penyebaran dari korteks hingga spinal,
sehingga dapat menyebabkan epilepsi umum / epilepsi
sekunder.
Lanjutan…

Epilepsi primer
 Adanya cetusan listrik di fokal korteks
 Cetusan listrik tersebut akan melampaui ambang inhibisi neuron
disekitarnya
 Kemudian menyebar melalui hubungan sinaps kortiko-kortikal.
 Lalu cetusan korteks tersebut menyebar ke korteks kontralateral
melalui jalur hemisfer, dan jalur nukleus subkorteks.
 Aktivasi subkorteks akan diteruskan kembali ke fokus korteks
asalnya sehingga akan meningkatkan aktivitas eksitasi dan
terjadi penyebaran cetusan listrik ke neuron-neuron spinal
melalui jalur kortikospinal sehingga menyebabkan kejang.
 Terjadi kelelahan setelah epilepsi.
Mekanisme terjadinya bangkitan
epilepsi
 Pada prinsipnya obat antiepilepsi bekerja untuk
menghambat proses inisiasi dan penyebaran kejang.
 Namun, obat antiepilepsi lebih cenderung bersifat
membatasi proses penyebaran kejang daripada mencegah
proses inisiasi.
 Dengan demikian, ada dua mekanisme kerja, yakni :
1. Peningkatan inhibisi
2. Penurunan eksitasi yang kemudian memodifikasi konduksi
ion Na, Ca, K, dan Cl
Mekanisme Kerja Obat Anti
Epilepsi
1. Inhibisi kanal Na+ pada membran sel akson
 Mis : fenitoin dan karbamazepin (dosis terapi)
 fenobarbital dan asam valproat (dosis tinggi)
 lamotrigin, topiramat, zonisamid.
2. Inhibisi kanal Ca2+ tipe T pada neuron talamus
 Mis : etosuksimid, asam valproat, dan clonazepam.
3. Peningkatan inhibisi GABA
 Langsung pada kompleks GABA dan kompleks Cl-, mis :
benzodiazopin, barbiturat.
 Menghambat degradasi GABA, mis : tiagabin, vigabatrin,
gabapentin, dan asam valproat.
4. Penurunan eksitasi glutamat, yakni melalui :
 Blok reseptor NMDA, mis : lamotrigin
 Blok reseptor AMPA, mis : fenobarbital, topiramat
Aktivitas Neurotransmitter

 Memperkuat efek GABA : Valproat dan vigabatrin bersifat
menghambat perombakan GABA oleh transaminase, sehingga
kadarnya meningkat dan neurotransmisi lebih diperlammbat. Juga
topiramat bekerja menurut prinsip memperkuat GABA, sedangkan
lamotiigrin meningkatkan kadar GABA. Fenobarbital juga menstimulir
pelepasannya.
 Menghambat kerja aspartat dan glutamat : Kedua asam amino ini
adalah neurotransmiter yang merangsang neuron dan menimbulkan
serangan epilepsi. Pembebasannya ini menghambat oleh lamotigrin,
juga oleh valproat, karbamazepin, dan fenitoin.
 Memblokir saluran-ssaluran (channel) Na, K, dan Ca yang berperan
penting pada timbul dan perbanyakannya muatan listrik. Contohnya
adalah etosuksimida, valproat, karbamazepin, okskarbazepin, fenitoin,
lamotigrin, preglabarin dan topiramat.
 Meningkatkan ambang serangan dengan jalan menstabilkan membran
sel, antara lain felbamat.
 Mencegah timbulnya pelepasan muatan listrik abnormal di pangkalnya
(focus) dalam SSP, yaitu fenobarbital dan klonazepam.
 Menghindari menjalarnya hiperaktivitas (muatan listrik) tersebut pada
neuron otak lainnya, seperti klonazepam dan fenitoin.
Cara Kerja

 Adalah obat utama yang digunakan pada hampir
semua jenis epilepsi, contoh fenitoin.
FENITOIN
 Mekanisme kerja fenitoin : menghambat kanal
sodium(Na+) yang mengakibatkan influk
(pemasukan) ion Na+ kedalam membransel
berkurang, dan menghambat terjadinya potensial
aksi oleh depolarisasiterus-menerus pada neuron
Golongan Hindatoin

 Dosis : awal penggunaan fenitoin : 5 mg/kg/hari ;
dosis pemeliharaan : 20 mg/kg/hari tiap 6jam
 Efek Samping : depresi pada SSP, sehingga
mengakibatkanlemah, kelelahan gangguan
penglihatan (penglihatan berganda),disfungsi
korteks dan mengantuk. Pemberian fenitoin dosis
tinggidapat menyebabkan gangguan keseimbangan
tubuh dan nystagmus. Salah satu efek samping
kronis yang mungkin terjadiadalah gingival
hyperplasia (pembesaran pada gusi).
Lanjutan…

 sangat efektif sebagai anti konvulsi, paling sering digunakan
karena paling murah terutama digunakan pada serangan
grand mal. Biasanya untuk pemakaian lama dikombinasi
dengan kofein atau efedrin guna melawan efek hipnotiknya.
Tetapi tidak dapat digunakan pada jenis petit mal karena
dapat memperburuk kondisi penderita. Contoh fenobarbital.
FENOBARBITAL
 MK : menurunkan konduktan Na dan K sertamenurunkan
influks kalsium,maka memiliki efek langsung terhadap
reseptor GABA. Aktivasi reseptor barbiturat akan
meningkatkan durasi pembukaanreseptor GABA serta
meningkatkan konduktan post-sinap klorida
Golongan Barbiturat

 Dosis : dosis awal penggunaan fenobarbital 1-3
mg/kg/hari dandosis pemeliharaan 10-20 mg/kg
1kali sehari.
 Efek samping : gangguan SSP, kelelahan,
mengantuk, sedasi,kemerahan kulit dan Steven-
johnson syndrome serta depresi.Penggunaan
fenobarbital pada anak-anak dapat
menyebabkanhiperaktivitas.
Lanjutan…

PRIMIDON
 MK : Primidon mempunyai efek penurunan pada
neuron eksitatori. Efek anti kejang primidon hampir
sama dengan fenobarbital, namun kurang poten.
Didalam tubuh primidon dirubah menjadi
metabolit aktif yaitu fenobarbital dan
feniletilmalonamid (PEMA)
 Dosis : Dosis primidon 100-125 mg 3 kali sehari.
 Efek samping : pusing, mengantuk, kehilangan
keseimbangan, perubahan perilaku, kemerahan
dikulit, dan impotensi.
Golongan Dioksibarbiturat

KARBAMAZEPIN
 MK : karbamazepin menghambat kanal Na+,yang
mengakibatkan influk (pemasukan) ion Na+ kedalam
membran selberkurang dan menghambat terjadinya
potensial aksi oleh depolarisasiterus-menerus pada neuron.
 Dosis : pada anak dengan usia kurang dari 6 tahun 10-20
mg/kg 3 kali sehari, anak usia 6-12 tahun dosis awal 200 mg
2 kalisehari dan dosis pemeliharaan 400-800 mg. Anak usia
lebih dari12 tahun dan dewasa 400 mg 2 kali sehari
 Efek samping : gangguan penglihatan (penglihatan
berganda),pusing, lemah, mengantuk, mual, goyah (tidak
dapat berdiritegak) dan Hyponatremia
Golongan Iminostilben

OKSKARBAZEPIN
 MK : Okskarbazepin digunakan untuk pengobatan
kejang parsial.Mekanisme aksi okskarbazepin mirip
dengan mekanisme kerjakarbamazepin
 Dosis : anak usia 4-16 tahun 8-10mg/kg 2 kali sehari
sedangkan pada dewasa, 300 mg 2 kali sehari
 Efek samping : pusing, mual, muntah, sakit kepala,
diare, konstipasi, dispepsia, ketidak seimbangan
tubuh, dan kecemasan.
Lanjutan…

ETOSUKSIMID
 MK : menghambat pada kanal Ca2+ tipe T. Talamus
berperan dalam pembentukan ritme sentakan yang
diperantarai oleh ion Ca2+ tipe T pada kejang absens,
sehingga penghambatan padakanal tersebut akan
mengurangi sentakan pada kejang absens.
 Dosis : anak usia 3-6 tahun 250 mg/hari untuk dosis awal
dan 20mg/kg/hari untuk dosis pemeliharaan. Pada anak
dengan usialebih dari 6 tahun dan dewasa 500 mg/hari
 Efek samping : mual, muntah, ketidakseimbangan
tubuh,mengantuk, gangguan pencernaan, goyah (tidak
dapat berdiritegak), pusing dan cegukan.
Golongan Suksimid

 Asam valproat merupakan pilihan pertama untuk terapi
kejang parsial,kejang absens, kejang mioklonik, dan kejang
tonik-klonik.
 MK : meningkatkan GABA dengan menghambatdegradasi
nya atau mengaktivasi sintesis GABA. Asam valproat
jugaberpotensi terhadap respon GABA post sinaptik yang
langsung menstabilkanmembran serta mempengaruhi kanal
kalium.
 Dosis : penggunaan asam valproat 10-15 mg/kg/hari.
 Efek samping : gangguan pencernaan (>20%), termasuk
mual,muntah, anorexia, peningkatan berat badan, pusing,
gangguankeseimbangan tubuh, tremor, dan kebotakan.
Asam Valproat

 Benzodiazepin digunakan dalam terapi kejang.
Benzodiazepinmerupakan agonis GABA,
sehingga aktivasi reseptor benzodiazepin
akanmeningkatkan frekuensi pembukaan
reseptor GABA
Golongan Benzodiazepin

 MK : Efek farmakologi benzodiazepine merupakan akibat aksi
gamma-aminobutyric acid (GABA) sebagai neurotransmitter
penghambat di otak. Benzodiazepine tidak mengaktifkan
reseptor GABA A melainkan meningkatkan kepekaan reseptor
GABA A terhadap neurotransmitter penghambat sehingga kanal
klorida terbuka dan terjadi hiperpolarisasi sinaptik membran sel
dan mendorong post sinaptik membran sel tidak dapat
dieksitasi. BDZs tidak menggantikan GABA, yang mengikat
pada alpha sub-unit, tetapi meningkatkan frekuensi pembukaan
saluran yang mengarah ke peningkatan konduktansi ion
klorida dan penghambatan potensial aksi. Hal ini menghasilkan
efek anxiolisis, sedasi, amnesia retrograde, potensiasi alkohol,
antikonvulsi dan relaksasi otot skeletal.
Lanjutan…

 Dosis : anak usia 2-5 tahun 0,5 mg/kg, anak usia 6-
11 tahun 0,3mg/kg, anak usia 12 tahun atau lebih 0,2
mg/kg, dan dewasa 4-40 mg/hari.
 Efek samping : cemas, kehilangan kesadaran,
pusing, depresi,mengantuk, kemerahan dikulit,
konstipasi, dan mual
Lanjutan…

GABAPENTIN
 MK : Gabapentin merupakan obat pilihan kedua untuk
penanganan parsialepilepsi walaupun kegunaan
utamanya adalah untuk pengobatan nyerineuropati.
Gabapentin dapat meningkatkan pelepasan GABA
nonvesikelmelalui mekanisme yang belum diketahui.
Gabapentin mengikat proteinpada membran korteks
saluran Ca2+ tipe L. Namun gabapentin
tidakmempengaruhi arus Ca2+ pada saluran Ca2+ tipe T,
N, atau L. Gabapentintidak selalu mengurangi
perangsangan potensial aksi berulang terus-menerus.
Obat Anti Epilepsi lain

 Dosis : anak usia 3-4 tahun 40 mg/kg 3 kali sehari,
anak usia 5-12 tahun 25-35 mg/kg 3 kali sehari, anak
usia 12 tahun ataulebih dan dewasa 300 mg 3 kali
sehari.
 Efek samping : pusing, kelelahan, mengantuk,
danketidakseimbangan tubuh serta mengalami
peningkatan beratbadan
Lanjutan…

LAMOTRIGIN
 MK : blokade kanal Na,menghambat aktivasi arus Ca2+
serta memblok pelepasan eksitasineurotransmiter asam
amino seperti glutamat dan aspartat
 Dosis : 25-50 mg/hari.
 Efek samping : gangguan penglihatan (penglihatan
berganda),sakit kepala, pusing, goyah (tidak dapat
berdiri tegak),kemerahan kulit terutama pada
penggunaan awal terapi 3-4minggu dan Stevens-Johnson
syndrome
Lanjutan…

LEVETIRASETAM
 MK : Levetirasetam digunakan dalam terapi kejang parsial,
kejang absens,kejang mioklonik, kejang tonik-klonik.
Mekanisme levetirasetam dalammengobati epilepsi belum
diketahui. Namun pada suatu studi penelitiandisimpulkan
levetirasetam dapat menghambat kanal Ca2+ tipe N
danmengikat protein sinaptik yang menyebabkan
penurunan eksitatori (ataumeningkatkan inhibitori)
 Dosis : 500-1000 mg 2 kali sehari.
 Efek samping : sedasi, gangguan perilaku, dan efek pada
SSP
Lanjutan…

TOPIRAMAT
 MK : Topiramat mengobatikejang dengan menghambat
kanal sodium (Na+), meningkatkan aktivitasGABAA,
antagonis reseptor glutamat AMPA/kainate, dan
menghambatkarbonat anhidrase yang lemah .
 Dosis : 25-50 mg 2 kali sehari.
 Efek samping : keseimbangan tubuh, sulit berkonsentrasi,
sulitmengingat, pusing, kelelahan, paresthesias (rasa tidak
enak atauabnormal), anorexia dan penurunan berat badan.
Lanjutan…

TIAGABIN
 MK : Tiagabin digunakan untuk terapi kejang
parsial pada dewasa dan anak≥16 tahun. Tiagabin
meningkatkan aktivitas GABA, antagonis neuron
ataumenghambat reuptake GABA.
 Dosis : 4 mg 1-2 kali sehari.
 Efek samping : pusing, asthenia (kekurangan atau
kehilanganenergi), kecemasan, tremor, diare dan
depresi
Lanjutan…

FELBAMAT
 Felbamat bukan merupakan pilihan pertama untuk terapi
kejang,felbamat hanya digunakan bila terapi sebelumnya
tidak efektif dan pasienepilepsi berat yang mempunyai
resiko anemia aplastik.
 MK : felbamat menghambat kerja NMDA dan
meningkatkan respon GABA.
 Dosis : anak usia lebih dari 14 tahun dan dewasa 1200 mg
3-4kali sehari.
 Efek samping : anorexia, mual, muntah, gangguan tidur,
sakitkepala dan penurunan berat badan.
Lanjutan…

ZONISAMID
 Zonisamid sebagai terapi tambahan kejang parsial
pada anak lebihdari 16 tahun dan dewasa.
 MK : zonisamid adalah denganmenghambat kanal
kalsium (Ca2+) tipe T.
 Dosis : 100 mg 2 kali sehari.
 Efek samping : mengantuk, pusing, anorexia, sakit
kepala, mual,dan agitasi
Lanjutan…
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Farmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskulerFarmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskulerocto zulkarnain
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)Mela Roviani
 
Efek samping-obat-anti-tuberkulosis
Efek samping-obat-anti-tuberkulosisEfek samping-obat-anti-tuberkulosis
Efek samping-obat-anti-tuberkulosisM Putera
 
Hormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonHormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonRolly Scavengers
 
pengobatan luka bakar
pengobatan luka bakarpengobatan luka bakar
pengobatan luka bakarGek Mayang
 
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Bayu Mario
 
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origFARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origNesha Mutiara
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismeKANDA IZUL
 
histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)fikri asyura
 
how it happened Epilepsi
how it happened Epilepsihow it happened Epilepsi
how it happened EpilepsiSofiaNofianti
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidFais PPT
 
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIKEKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIKSapan Nada
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasiwidipta
 

Mais procurados (20)

Farmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskulerFarmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskuler
 
Ppt dm
Ppt dmPpt dm
Ppt dm
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)
 
Obat emergency
Obat emergencyObat emergency
Obat emergency
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Efek samping-obat-anti-tuberkulosis
Efek samping-obat-anti-tuberkulosisEfek samping-obat-anti-tuberkulosis
Efek samping-obat-anti-tuberkulosis
 
Hormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonHormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagon
 
pengobatan luka bakar
pengobatan luka bakarpengobatan luka bakar
pengobatan luka bakar
 
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
 
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origFARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidisme
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Sindroma koroner akut
Sindroma koroner akutSindroma koroner akut
Sindroma koroner akut
 
how it happened Epilepsi
how it happened Epilepsihow it happened Epilepsi
how it happened Epilepsi
 
Rhinitis alergi
Rhinitis alergi Rhinitis alergi
Rhinitis alergi
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIKEKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasi
 

Destaque

Analisis Obat-obat Golongan Antiepilepsi
Analisis Obat-obat  Golongan  AntiepilepsiAnalisis Obat-obat  Golongan  Antiepilepsi
Analisis Obat-obat Golongan AntiepilepsiRahayu Wahyu Ningsih
 
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusiaSistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusiaRinda Hendrika
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...Warnet Raha
 
2.2. hipnotik dan sedatif
2.2. hipnotik dan sedatif2.2. hipnotik dan sedatif
2.2. hipnotik dan sedatiftarmizitaher
 
Presentasi sistem saraf
Presentasi sistem sarafPresentasi sistem saraf
Presentasi sistem sarafNina Nhinut
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1indri yetti
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
 

Destaque (10)

Analisis Obat-obat Golongan Antiepilepsi
Analisis Obat-obat  Golongan  AntiepilepsiAnalisis Obat-obat  Golongan  Antiepilepsi
Analisis Obat-obat Golongan Antiepilepsi
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusiaSistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...
 
2.2. hipnotik dan sedatif
2.2. hipnotik dan sedatif2.2. hipnotik dan sedatif
2.2. hipnotik dan sedatif
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf
 
Presentasi sistem saraf
Presentasi sistem sarafPresentasi sistem saraf
Presentasi sistem saraf
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
 
ANTIPIRETIK
ANTIPIRETIKANTIPIRETIK
ANTIPIRETIK
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
 

Semelhante a Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana

Semelhante a Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana (20)

38128375 epilepsi
38128375 epilepsi38128375 epilepsi
38128375 epilepsi
 
Makalah epilepsi upn feb 2013
Makalah epilepsi   upn feb 2013Makalah epilepsi   upn feb 2013
Makalah epilepsi upn feb 2013
 
Tugas eke AKPER PEMKAB MUNA
Tugas eke  AKPER PEMKAB MUNATugas eke  AKPER PEMKAB MUNA
Tugas eke AKPER PEMKAB MUNA
 
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakitFarmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
 
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Epilepsi revisi pak arif Baiq QorinEpilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
 
askep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsiaskep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsi
 
Epilepsi _ status epileptikus.pptx
Epilepsi _ status epileptikus.pptxEpilepsi _ status epileptikus.pptx
Epilepsi _ status epileptikus.pptx
 
EPILEPSI.pptx
EPILEPSI.pptxEPILEPSI.pptx
EPILEPSI.pptx
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Patofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafanPatofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafan
 
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNAPower point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
CRS EPILEPSI ATONIK MARSYA.pdf
CRS EPILEPSI ATONIK MARSYA.pdfCRS EPILEPSI ATONIK MARSYA.pdf
CRS EPILEPSI ATONIK MARSYA.pdf
 
Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
Manajemen pasien stupor dan koma
Manajemen pasien stupor dan komaManajemen pasien stupor dan koma
Manajemen pasien stupor dan koma
 
Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Referat jiwai
Referat jiwaiReferat jiwai
Referat jiwai
 
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
Kelompok 5 Skenario 1.pptxKelompok 5 Skenario 1.pptx
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
 
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.pptMatriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
 
SGB
SGBSGB
SGB
 

Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana

  • 2.   Kata “epilepsi” berasal dari bahasa Yunani (Epilepsia) yang berarti “serangan”.  Epilepsi adalah gangguan saraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala biasanya disertai perubahan kesadaran. Definisi
  • 3.   Penyakit epilepsi merupakan penyakit yang dapat terjadi pada siapa pun walaupun dari garis keturunan tidak ada yang pernah mengalami epilepsi. Epilepsi tidak bisa menular ke orang lain karena hanya merupakan gangguan otak yang tidak dipicu oleh suatu kuman virus dan bakteri. Dengan pengobatan secara medis baik dokter maupun rumah sakit bisa membantu penderita epilepsi untuk mengurangi serangan epilepsi maupun menyembuhkan secara penuh epilepsi yang diderita seseorang.
  • 4.   Penyebab penyakit epilepsi cukup beragam, namun pada umumnya gangguan pada aktivitas normal dalam neuron dapat menyebabkan epilepsi. Penyebabnya bisa saja gangguan kecil atau perkembangan otak yang tidak normal pada anak. Namun dalam beberapa kasus, epilepsi terjadi karena mengalami stroke, tumor, kista, dan pendarahan pada otak. Adapun penyebab lainnya, diantaranya : 1. Perubahan kimia dalam otak. 2. Penyakit turunan, berasal dari genetika. 3. Gangguan fisik dan mental. 4. Cedera pada kepala ketika mengalami kecelakaan. 5. Luka pada masa kehamilan. 6. Pengaruh lingkungan. Penyebab Epilepsi
  • 5.  1. Epilepsi umum  Epilepsi grand mal  Epilepsi petit mal  Spasme infantil 2. Epilepsi parsial  Bangkitan parsial sederhana  Bangkitan parsial kompleks  Bangkitan parsial yang berkembang menjadi bangkitan parsial umum 3. Epilepsi lain  Kejang demam status epileptikus. Jenis – jenis Epilepsi
  • 6.   Adalah epilepsi yang terjadi secara mendadak, di mana penderitanya hilang kesadaran lalu kejang- kejang dengan napas berbunyi ngorok dan mengeluarkan buih/busa dari mulut.  Merupakan bentuk paling banyak terjadi  Pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah-engah, keluar air liur  Bisa terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit lidah  Terjadi beberapa menit, kemudian diikuti lemah, kebingungan, sakit kepala atau tidur Epilepsi Umum : 1. Epilepsi Grand Mal
  • 7.   Adalah epilepsi yang menyebabkan gangguan kesadaran secara tiba-tiba, di mana seseorang menjadi seperti bengong tidak sadar tanpa reaksi apa-apa, dan setelah beberapa saat bisa kembali normal melakukan aktivitas semula.  Jenis yang jarang  Umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal remaja  Penderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip, dengan kepala terkulai  Kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan sering tidak disadari 2. Epilepsi Petit Mal
  • 8.   Spasme infantil (SI) merupakan salah satu bentuk sindrom epilepsi pada bayi yang bersifat katastropik, terjadi antara usia 3 bulan sampai 1 tahun.  Secara klinis SI ditandai dengan kejang berupa spasme simetris pada leher, batang tubuh dan ekstremitas secara mendadak dan berlangsung singkat . 3. Spasme Infantil
  • 9.   Adalah epilepsi yang tidak disertai hilang kesadaran dengan gejala kejang-kejang, rasa kesemutan atau rasa kebal di suatu tempat yang berlangsung dalam hitungan menit atau jam.  Dapat menyebabkan gejala-gejala motorik, sensorik, otonom, dan psikis tergantung korteks serebri yang aktivasi, namun kesadaran tidak terganggu, cetusan listrik abnormal minimal pasien masih sadar. Ciri – ciri :  Pasien tidak kehilangan kesadaran  Terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari tubuh Epilepsi Parsial : 1. Bangkitan Parsial Sederhana
  • 10.   Adalah epilepsi yang disertai gangguan kesadaran yang dimulai dengan gejala parsialis sederhana namun ditambah dengan halusinasi, terganggunya daya ingat, seperti bermimpi, kosong pikiran, dan lain sebagainya.  Biasanya terjadi pada lobus temporal karena lobus ini rentan terhadap hipoksia/infeksi.  Keadaan klinis: perubahan kesadaran, automatisme, kemudian pasien akan sadar kembali lalu menjadi lelah.  pasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali: gerakan mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran 2. Bangkitan Parsial Kompleks
  • 11.   Kejang demam neonatus, merupakan kejang demam pada anak usia 6 bulan – 5 tahun tanpa disertai kelainan neurologis, bersifat umum dan singkat (< 15 menit), terjadi bersamaan dengan demam, hanya terjadi 1 kali dalam 24 jam. Anak – anak dengan infeksi susunan saraf pusat atau kejang tanpa demam sebelumnya tidak dapat disebut kejang demam. Bangkitan Lain :
  • 12.   Status epileptikus, merupakan bangkitan yang terjadi berulang – ulang. Ada beberapa jenis status epileptikus, tapi yang paling sering adalah jenis status epileptikus umum, tomik – klonik (grand mal). Dapat disebabkan oleh penghentian terapi secara mendadak, terapi yang tidak memadai, penyakit – penyakit dalam otak ( ensefalitis, tumor dalam otak, kelainan serebrovaskular), keracunan alcohol, kehamilan. Lanjutan…
  • 13.  1. Fase inisiasi Terdiri atas letupan potensial aksi frekuensi tinggi yang melibatkan peranan kanal ion Ca++ dan Na+ serata hiperpolarisasi / hipersinkronisasi yang dimediasi oleh reseptor GABA atau kanal ion K+. Mekanisme Dasar Bangkitan Parsial
  • 14. 2. Fase Propagasi  Fase propagasi dalam keadaan normal, penyebaran depolarisasi akan dihambat oleh neuron – neuron inhibisi di sekitarnya yang mengadakan hiperpolarisasi. Namun pada fase propagasi terjadi peningkatan K+ intrasel (yang mendepolarisasi neuron di sekitarnya), akumulasi Ca++ pada ujung akhir pre sinaps (meningkatkan pelepasan neurotransmitter), serta menginduksi reseptor eksitasi NMDA dan meningkatkan ion Ca++ sehingga tidak terjadi inhibisi oleh neuron – neuron di sekitarnya. Kemudian akan dilanjutkan dengan penyebaran dari korteks hingga spinal, sehingga dapat menyebabkan epilepsi umum / epilepsi sekunder. Lanjutan…
  • 15.  Epilepsi primer  Adanya cetusan listrik di fokal korteks  Cetusan listrik tersebut akan melampaui ambang inhibisi neuron disekitarnya  Kemudian menyebar melalui hubungan sinaps kortiko-kortikal.  Lalu cetusan korteks tersebut menyebar ke korteks kontralateral melalui jalur hemisfer, dan jalur nukleus subkorteks.  Aktivasi subkorteks akan diteruskan kembali ke fokus korteks asalnya sehingga akan meningkatkan aktivitas eksitasi dan terjadi penyebaran cetusan listrik ke neuron-neuron spinal melalui jalur kortikospinal sehingga menyebabkan kejang.  Terjadi kelelahan setelah epilepsi. Mekanisme terjadinya bangkitan epilepsi
  • 16.  Pada prinsipnya obat antiepilepsi bekerja untuk menghambat proses inisiasi dan penyebaran kejang.  Namun, obat antiepilepsi lebih cenderung bersifat membatasi proses penyebaran kejang daripada mencegah proses inisiasi.  Dengan demikian, ada dua mekanisme kerja, yakni : 1. Peningkatan inhibisi 2. Penurunan eksitasi yang kemudian memodifikasi konduksi ion Na, Ca, K, dan Cl Mekanisme Kerja Obat Anti Epilepsi
  • 17. 1. Inhibisi kanal Na+ pada membran sel akson  Mis : fenitoin dan karbamazepin (dosis terapi)  fenobarbital dan asam valproat (dosis tinggi)  lamotrigin, topiramat, zonisamid. 2. Inhibisi kanal Ca2+ tipe T pada neuron talamus  Mis : etosuksimid, asam valproat, dan clonazepam. 3. Peningkatan inhibisi GABA  Langsung pada kompleks GABA dan kompleks Cl-, mis : benzodiazopin, barbiturat.  Menghambat degradasi GABA, mis : tiagabin, vigabatrin, gabapentin, dan asam valproat. 4. Penurunan eksitasi glutamat, yakni melalui :  Blok reseptor NMDA, mis : lamotrigin  Blok reseptor AMPA, mis : fenobarbital, topiramat Aktivitas Neurotransmitter
  • 18.   Memperkuat efek GABA : Valproat dan vigabatrin bersifat menghambat perombakan GABA oleh transaminase, sehingga kadarnya meningkat dan neurotransmisi lebih diperlammbat. Juga topiramat bekerja menurut prinsip memperkuat GABA, sedangkan lamotiigrin meningkatkan kadar GABA. Fenobarbital juga menstimulir pelepasannya.  Menghambat kerja aspartat dan glutamat : Kedua asam amino ini adalah neurotransmiter yang merangsang neuron dan menimbulkan serangan epilepsi. Pembebasannya ini menghambat oleh lamotigrin, juga oleh valproat, karbamazepin, dan fenitoin.  Memblokir saluran-ssaluran (channel) Na, K, dan Ca yang berperan penting pada timbul dan perbanyakannya muatan listrik. Contohnya adalah etosuksimida, valproat, karbamazepin, okskarbazepin, fenitoin, lamotigrin, preglabarin dan topiramat.  Meningkatkan ambang serangan dengan jalan menstabilkan membran sel, antara lain felbamat.  Mencegah timbulnya pelepasan muatan listrik abnormal di pangkalnya (focus) dalam SSP, yaitu fenobarbital dan klonazepam.  Menghindari menjalarnya hiperaktivitas (muatan listrik) tersebut pada neuron otak lainnya, seperti klonazepam dan fenitoin. Cara Kerja
  • 19.
  • 20.   Adalah obat utama yang digunakan pada hampir semua jenis epilepsi, contoh fenitoin. FENITOIN  Mekanisme kerja fenitoin : menghambat kanal sodium(Na+) yang mengakibatkan influk (pemasukan) ion Na+ kedalam membransel berkurang, dan menghambat terjadinya potensial aksi oleh depolarisasiterus-menerus pada neuron Golongan Hindatoin
  • 21.   Dosis : awal penggunaan fenitoin : 5 mg/kg/hari ; dosis pemeliharaan : 20 mg/kg/hari tiap 6jam  Efek Samping : depresi pada SSP, sehingga mengakibatkanlemah, kelelahan gangguan penglihatan (penglihatan berganda),disfungsi korteks dan mengantuk. Pemberian fenitoin dosis tinggidapat menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh dan nystagmus. Salah satu efek samping kronis yang mungkin terjadiadalah gingival hyperplasia (pembesaran pada gusi). Lanjutan…
  • 22.   sangat efektif sebagai anti konvulsi, paling sering digunakan karena paling murah terutama digunakan pada serangan grand mal. Biasanya untuk pemakaian lama dikombinasi dengan kofein atau efedrin guna melawan efek hipnotiknya. Tetapi tidak dapat digunakan pada jenis petit mal karena dapat memperburuk kondisi penderita. Contoh fenobarbital. FENOBARBITAL  MK : menurunkan konduktan Na dan K sertamenurunkan influks kalsium,maka memiliki efek langsung terhadap reseptor GABA. Aktivasi reseptor barbiturat akan meningkatkan durasi pembukaanreseptor GABA serta meningkatkan konduktan post-sinap klorida Golongan Barbiturat
  • 23.   Dosis : dosis awal penggunaan fenobarbital 1-3 mg/kg/hari dandosis pemeliharaan 10-20 mg/kg 1kali sehari.  Efek samping : gangguan SSP, kelelahan, mengantuk, sedasi,kemerahan kulit dan Steven- johnson syndrome serta depresi.Penggunaan fenobarbital pada anak-anak dapat menyebabkanhiperaktivitas. Lanjutan…
  • 24.  PRIMIDON  MK : Primidon mempunyai efek penurunan pada neuron eksitatori. Efek anti kejang primidon hampir sama dengan fenobarbital, namun kurang poten. Didalam tubuh primidon dirubah menjadi metabolit aktif yaitu fenobarbital dan feniletilmalonamid (PEMA)  Dosis : Dosis primidon 100-125 mg 3 kali sehari.  Efek samping : pusing, mengantuk, kehilangan keseimbangan, perubahan perilaku, kemerahan dikulit, dan impotensi. Golongan Dioksibarbiturat
  • 25.  KARBAMAZEPIN  MK : karbamazepin menghambat kanal Na+,yang mengakibatkan influk (pemasukan) ion Na+ kedalam membran selberkurang dan menghambat terjadinya potensial aksi oleh depolarisasiterus-menerus pada neuron.  Dosis : pada anak dengan usia kurang dari 6 tahun 10-20 mg/kg 3 kali sehari, anak usia 6-12 tahun dosis awal 200 mg 2 kalisehari dan dosis pemeliharaan 400-800 mg. Anak usia lebih dari12 tahun dan dewasa 400 mg 2 kali sehari  Efek samping : gangguan penglihatan (penglihatan berganda),pusing, lemah, mengantuk, mual, goyah (tidak dapat berdiritegak) dan Hyponatremia Golongan Iminostilben
  • 26.  OKSKARBAZEPIN  MK : Okskarbazepin digunakan untuk pengobatan kejang parsial.Mekanisme aksi okskarbazepin mirip dengan mekanisme kerjakarbamazepin  Dosis : anak usia 4-16 tahun 8-10mg/kg 2 kali sehari sedangkan pada dewasa, 300 mg 2 kali sehari  Efek samping : pusing, mual, muntah, sakit kepala, diare, konstipasi, dispepsia, ketidak seimbangan tubuh, dan kecemasan. Lanjutan…
  • 27.  ETOSUKSIMID  MK : menghambat pada kanal Ca2+ tipe T. Talamus berperan dalam pembentukan ritme sentakan yang diperantarai oleh ion Ca2+ tipe T pada kejang absens, sehingga penghambatan padakanal tersebut akan mengurangi sentakan pada kejang absens.  Dosis : anak usia 3-6 tahun 250 mg/hari untuk dosis awal dan 20mg/kg/hari untuk dosis pemeliharaan. Pada anak dengan usialebih dari 6 tahun dan dewasa 500 mg/hari  Efek samping : mual, muntah, ketidakseimbangan tubuh,mengantuk, gangguan pencernaan, goyah (tidak dapat berdiritegak), pusing dan cegukan. Golongan Suksimid
  • 28.   Asam valproat merupakan pilihan pertama untuk terapi kejang parsial,kejang absens, kejang mioklonik, dan kejang tonik-klonik.  MK : meningkatkan GABA dengan menghambatdegradasi nya atau mengaktivasi sintesis GABA. Asam valproat jugaberpotensi terhadap respon GABA post sinaptik yang langsung menstabilkanmembran serta mempengaruhi kanal kalium.  Dosis : penggunaan asam valproat 10-15 mg/kg/hari.  Efek samping : gangguan pencernaan (>20%), termasuk mual,muntah, anorexia, peningkatan berat badan, pusing, gangguankeseimbangan tubuh, tremor, dan kebotakan. Asam Valproat
  • 29.   Benzodiazepin digunakan dalam terapi kejang. Benzodiazepinmerupakan agonis GABA, sehingga aktivasi reseptor benzodiazepin akanmeningkatkan frekuensi pembukaan reseptor GABA Golongan Benzodiazepin
  • 30.   MK : Efek farmakologi benzodiazepine merupakan akibat aksi gamma-aminobutyric acid (GABA) sebagai neurotransmitter penghambat di otak. Benzodiazepine tidak mengaktifkan reseptor GABA A melainkan meningkatkan kepekaan reseptor GABA A terhadap neurotransmitter penghambat sehingga kanal klorida terbuka dan terjadi hiperpolarisasi sinaptik membran sel dan mendorong post sinaptik membran sel tidak dapat dieksitasi. BDZs tidak menggantikan GABA, yang mengikat pada alpha sub-unit, tetapi meningkatkan frekuensi pembukaan saluran yang mengarah ke peningkatan konduktansi ion klorida dan penghambatan potensial aksi. Hal ini menghasilkan efek anxiolisis, sedasi, amnesia retrograde, potensiasi alkohol, antikonvulsi dan relaksasi otot skeletal. Lanjutan…
  • 31.   Dosis : anak usia 2-5 tahun 0,5 mg/kg, anak usia 6- 11 tahun 0,3mg/kg, anak usia 12 tahun atau lebih 0,2 mg/kg, dan dewasa 4-40 mg/hari.  Efek samping : cemas, kehilangan kesadaran, pusing, depresi,mengantuk, kemerahan dikulit, konstipasi, dan mual Lanjutan…
  • 32.  GABAPENTIN  MK : Gabapentin merupakan obat pilihan kedua untuk penanganan parsialepilepsi walaupun kegunaan utamanya adalah untuk pengobatan nyerineuropati. Gabapentin dapat meningkatkan pelepasan GABA nonvesikelmelalui mekanisme yang belum diketahui. Gabapentin mengikat proteinpada membran korteks saluran Ca2+ tipe L. Namun gabapentin tidakmempengaruhi arus Ca2+ pada saluran Ca2+ tipe T, N, atau L. Gabapentintidak selalu mengurangi perangsangan potensial aksi berulang terus-menerus. Obat Anti Epilepsi lain
  • 33.   Dosis : anak usia 3-4 tahun 40 mg/kg 3 kali sehari, anak usia 5-12 tahun 25-35 mg/kg 3 kali sehari, anak usia 12 tahun ataulebih dan dewasa 300 mg 3 kali sehari.  Efek samping : pusing, kelelahan, mengantuk, danketidakseimbangan tubuh serta mengalami peningkatan beratbadan Lanjutan…
  • 34.  LAMOTRIGIN  MK : blokade kanal Na,menghambat aktivasi arus Ca2+ serta memblok pelepasan eksitasineurotransmiter asam amino seperti glutamat dan aspartat  Dosis : 25-50 mg/hari.  Efek samping : gangguan penglihatan (penglihatan berganda),sakit kepala, pusing, goyah (tidak dapat berdiri tegak),kemerahan kulit terutama pada penggunaan awal terapi 3-4minggu dan Stevens-Johnson syndrome Lanjutan…
  • 35.  LEVETIRASETAM  MK : Levetirasetam digunakan dalam terapi kejang parsial, kejang absens,kejang mioklonik, kejang tonik-klonik. Mekanisme levetirasetam dalammengobati epilepsi belum diketahui. Namun pada suatu studi penelitiandisimpulkan levetirasetam dapat menghambat kanal Ca2+ tipe N danmengikat protein sinaptik yang menyebabkan penurunan eksitatori (ataumeningkatkan inhibitori)  Dosis : 500-1000 mg 2 kali sehari.  Efek samping : sedasi, gangguan perilaku, dan efek pada SSP Lanjutan…
  • 36.  TOPIRAMAT  MK : Topiramat mengobatikejang dengan menghambat kanal sodium (Na+), meningkatkan aktivitasGABAA, antagonis reseptor glutamat AMPA/kainate, dan menghambatkarbonat anhidrase yang lemah .  Dosis : 25-50 mg 2 kali sehari.  Efek samping : keseimbangan tubuh, sulit berkonsentrasi, sulitmengingat, pusing, kelelahan, paresthesias (rasa tidak enak atauabnormal), anorexia dan penurunan berat badan. Lanjutan…
  • 37.  TIAGABIN  MK : Tiagabin digunakan untuk terapi kejang parsial pada dewasa dan anak≥16 tahun. Tiagabin meningkatkan aktivitas GABA, antagonis neuron ataumenghambat reuptake GABA.  Dosis : 4 mg 1-2 kali sehari.  Efek samping : pusing, asthenia (kekurangan atau kehilanganenergi), kecemasan, tremor, diare dan depresi Lanjutan…
  • 38.  FELBAMAT  Felbamat bukan merupakan pilihan pertama untuk terapi kejang,felbamat hanya digunakan bila terapi sebelumnya tidak efektif dan pasienepilepsi berat yang mempunyai resiko anemia aplastik.  MK : felbamat menghambat kerja NMDA dan meningkatkan respon GABA.  Dosis : anak usia lebih dari 14 tahun dan dewasa 1200 mg 3-4kali sehari.  Efek samping : anorexia, mual, muntah, gangguan tidur, sakitkepala dan penurunan berat badan. Lanjutan…
  • 39.  ZONISAMID  Zonisamid sebagai terapi tambahan kejang parsial pada anak lebihdari 16 tahun dan dewasa.  MK : zonisamid adalah denganmenghambat kanal kalsium (Ca2+) tipe T.  Dosis : 100 mg 2 kali sehari.  Efek samping : mengantuk, pusing, anorexia, sakit kepala, mual,dan agitasi Lanjutan…