1. APLIKASI SISTEM BAGI HASIL SEBAGAI
STRATEGI BISNIS PADA PUJASERA PUMANISA
PT. BHAKTI AGUNG PRATAMA SEMARANG
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Diploma III
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro
Disusun oleh:
Dwi Sulistia Caesar Permana
12030110060173
PROGRAM DIPLOMA III
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
2. HALAMAN PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR
Nama
: Dwi Sulistia Caesar Permana
Nim
: 12030110060173
Fakultas
: Ekonomika dan Bisnis
Program
: Diploma III AKUNTANSI
Judul Tugas Akhir
: APLIKASI SISTEM BAGI HASIL SEBAGAI
STRATEGI BISNIS PADA PUJASERA
PUMANISA-PT. BHAKTI AGUNG PRATAMA
SEMARANG
Semarang, Januari 2013
Dosen Pembimbing
Surya Raharja, SE, M.Si, Akt
NIP. 19760525 200604 1002
ii
3. KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan
segala
rahmat
dan
hidayah-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyampaikan Tugas Akhir.
Penyusunan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat setelah
menyelesaikan studi Program Diploma III. Keberhasilan
penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan serta
dorongan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Sudharto P. Hadi, MES. PH. D, selaku Rektor Universitas
Diponegoro.
2. Prof. Drs. H. Mochammad Nasir, M.Si., Akt., Phd., selaku Dekan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.
3. Andri Prastiwi, S.E, M.si, Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Program Diploma III Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro Semarang.
4. Darwanto S.E., M.Si. selaku dosen wali.
5. Surya Raharja, S.E., M.Si., Akt selaku Dosen Pembimbing yang
penuh keikhlasan berkenan memberikan bimbingan, membina dan
mengarahkan penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat selesai.
6. H. Heri Poerbantoro, MM, Akt selaku Direktur PT. Bhakti Agung
Pratama Semarang.
iii
4. 7. Fitriyanto, SE selaku Manajer SDI dan sebagai pembimbing lapangan
PT. Bhakti Agung Pratama yang dengan baik membimbing penulis
dalam beberapa kegiatan penulis selama Kuliah Kerja Praktek (KKP).
8. Fitri Ari Susanti selaku bidang akuntansi dan keuangan sekaligus juga
sebagai pembimbing lapangan.
9. Sosi AR selaku Manager Pumanisa yang memberikan kesempatan ikut
terlibat dalam proyek awal sistem bagi hasil diterapkan.
10. Teman-teman magang yang menjadi rekan kerja selama berada di PT.
Bhakti Agung Pratama Semarang.
11. Kedua orang tua dan kakak yang telah mendukung penulis lahir dan
batin dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
12. Teman-teman dari Program Diploma III Universitas Diponegoro ‘10.
13. Teman-teman organisasi di lingkungan Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro.
14. Serta segala pihak yang tidak bias penulis uraikan satu per satu lagi
yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas
Akhir ini. Oleh karena itu, saran dan masukan yang membangun sangat
diharapkan demi tercapainya hasil penulisan yang lebih baik. Semoga Tugas
Akhir ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun semua pihak yang
memerlukan.
Semarang, Januari 2013
Penulis
iv
5. DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ……….………………………….…………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN ……….……………………………………. ii
KATA PENGANTAR ………………………….……… .…………………. iii
DAFTAR ISI ………………………….………………………….………… v
DAFTAR TABEL ……….………………………….……………………… vii
DAFTAR GAMBAR ……….………………………….………………….. viii
BAB I PENDAHULUAN…………………….…………………………
1
1.1 Latar Belakang Penulisan…………….………………………
1
1.2 Ruang Lingkup Pembahasan ……….………………………...
3
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan………………………………
3
1.3.1 Tujuan Penulisan ………………………………………
3
1.3.2 Kegunaan Penulisan …………………………………….
3
1.4 Metode Pengumpulan Data……………………………………
4
1.4.1 Jenis Data……………………………………………….
4
1.4.1 Teknis Operasional Data….…………………………….
4
1.5 Lokasi dan Waktu Pengamatan………………………………
5
1.6 Sistematika Penulisan…………………………………………
6
BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO) APJ
SEMARANG……………………………………………………
8
BAB III TINJAUAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK…………
18
3.1 TinjauanTeori…………………………………………………
18
3.1.1 Pengertian sistem bagi hasil secara ekonomi syariah......
18
3.1.2 Bentuk bisnis perusahaan yang dapat menggunakan
sistem bagi hasil.................................................................... 20
3.1.3 Kondisi lingkungan perusahaan........................................... 25
3.1.4 Menentukan tujuan dan sasaran perusahaan...................
v
27
6. 3.1.5 Menyusun strategi bisnis....................................................... 28
3.2 Tinjauan Praktek……………………………………………...
30
3.2.1 Latar belakang sistem bagi hasil.......................................... 30
3.2.2 Maksud dan tujuan sistem bagi hasil .................................
31
3.2.3 Prinsip dasar sistem bagi hasil............................................... 33
3.2.4 Etika sistem bagi hasil............................................................ 34
3.2.5 Unit organisasi dan pejabat yang terkait dalam
sistem bagi hasil......................................................................38
3.2.6 Sitem Operasional Bagi hasil ................................................ 39
BAB IV PENUTUP …………………………………………………….
46
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..
48
LAMPIRAN................................................................................................
49
vi
7. DAFTAR TABEL
Tabel 2.8.1
Data Legalitas Perusahaan……………………………….
Tabel 3.2.6.1
13
Layanan Menu Jajanan dan
Makanan Pumanisa……………......................................... 39
vii
8. DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.9.2
Tampak Depan Gedung Pumanisa-PT. Bhakti
Agung Pratama Semarang……………….........................
Gambar 2.9.3
15
Struktur Organisasi PT. Bhakti Agung
Pratama Semarang ……………………………………..
16
Gambar 3.2.6.1Gambar Voucher yang dipakai untuk transaksi
di Pumanisa …………………………………….............
viii
44
9. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan
Perkembangan studi akademik ekonomi dan keuangan syariah telah
menarik banyak pihak untuk mengetahui lebih dalam tentangnya, hampir
semua aspek kehidupan suatu perusahaan dapat disandarkan oleh sistem
ekonomi1 ini. Apabila aspek kajian ekonomi ini tepat maka pembangunan
sistem keuangan pun dapat dirintis oleh perusahaan secara benar dan akan
dapat memudahkan jalan pembangunannya, sebaliknya apabila tidak sesuai
akan mendapatkan kesulitan mengembangkan kajiannya. Hal ini tidak menjadi
berlebihan seperti yang pernah disampaikan ilmuwan komunis Karl Max
karena memandang warna kehidupan suatu bangsa pun ditentukan sistem
ekonomi yang berlangsung dalam bangsa tersebut2.
Akan menjadi kuat dan seimbang jika kita menerapkan semangat
membangun ekonomi syariah yang mengutamakan kemaslahatan semua umat
(baik muslim maupun non muslim). Dan dikembangkan menjadi spirit yang
dibangun dalam nilai-nilai perusahaan. Hal itulah yang dicoba diterapkan oleh
Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung yang memilki perusahaan induk
(Holding Company) PT. Bhakti Agung Pratama (BAP) yang masih berproses
menuju perusahaan yang professional dan mempunyai daya kompetisi tinggi.
Mengembangkan perusahaan induk atau biasa disebut Holding
Company yaitu perusahaan yang menjadi perusahaan utama yang membawahi
beberapa perusahaan yang tergabung ke dalam satu grup perusahaan 3. Melalui
pengelompokan perusahaan ke dalam induk perusahaan, dimungkinkan
terjadinya peningkatan atau penciptaan nilai pasar perusahaan (market value
creation). Mengadakan penggabungan badan usaha (External Business
Expansion) merupakan alasan YBWSA untuk lebih mengembangkan
1
Makna sistem ekonomi disini yaitu yang berkenaan dengan produksi, distribusi dan konsumsi.
Lihat Al-Warisy, Iskandar Dkk. 2009. Pemikiran Islam Ilmiah Menjawab Tantangan Zaman.
Surabaya
3
Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_induk pada tanggal 08 Januari 2013
2
10. 2
usahanya dimasa yang akan datang dalam rangka mempersiapkan perusahaan
dalam posisi berdaya saing yang kuat.
Penggabungan badan usaha dalam bentuk holding company pada
umumnya merupakan cara yang dianggap lebih menguntungkan, dibanding
dengan cara memperluas perusahaan dengan cara ekpansi investasi. Sumber
pendapatan utama bagi holding company adalah pendapatan deviden dari
saham-saham yang dimilikinya. Akan tetapi suatu holding company bisa saja
mempunyai usaha sendiri disamping memiliki saham di beberapa perusahaan
lainnya, atau biasa disebut dengan “Operating Holding Company”. Sedangkan
perusahaan-perusahaan yang manajemen dan operasionalnya dikendalikan
oleh perusahaan induk disebut dengan sebagai perusahaan anak (Subsidiary
Company). Hubungan antara perusahaan induk dan perusahaan anak disebut
hubungan affiliasi4.
Penerapan sistem ekonomi syariah yang selama ini hanya dijadikan
kultur dalam Holding Company PT. BAP mulai dirasa perlu untuk diwujudkan
dalam sistemnya secara formalitas langsung. Konsep tersebut sudah dibahas
secara matang dan ditunjuk dari perusahaan anak Pujasera Pumanisa-PT BAP
akan menjadi pelopor memulai realisasi konsep ekonomi berbasis syariah.
Dalam kasus ini penulis turut serta dilibatkan dalam pembentukan sistem
tersebut dan berstatus sebagai freelance.
Dengan memulai realisasi konsep ekonomi berbasis syariah yang baik,
maka perusahaan akan dapat mewujudkan tujuan YBWSA yaitu melahirkan
dan mencetak generasi khaira ummah. Mengingat pentingnya peran
perusahaan anak Pujasera Pumanisa-PT BAP yang akan menjadi pelopor
memulai realisasi konsep itu, penulis tertarik untuk mengulas lebih lanjut
tentang sistem ekonomi syariah yang dilaksanakan oleh PUMANISA-PT BAP
Semarang dengan mengambil judul “APLIKASI SISTEM BAGI HASIL
SEBAGAI STRATEGI BISNIS PADA PUJASERA PUMANISA-PT
BHAKTI AGUNG PRATAMA SEMARANG“
4
Diunduh dari http://www.g-excess.com/7946/pengertian-holding-company/2/ pada tanggal 08
Januari 2013
11. 3
1.2 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penulisan tugas akhir ini akan dibahas mengenai sistem bagi
hasil pada Pumanisa-PT. BAP Semarang mulai dari:
1. Latar belakang sistem bagi hasil
2. Maksud dan tujuan sistem bagi hasil
3. Prinsip dasar sistem bagi hasil
4. Etika sistem bagi hasil
5. Unit organisasi dan pejabat yang terkait dalam sistem bagi hasil
6. Mekanisme sistem bagi hasil
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan
1.3.1 Tujuan Penulisan
Dalam penyususnan tugas akhir ini ada beberapa tujuan yang ingin
penulis capai, yaitu :
1. Untuk mengetahui maksud dan tujuan sistem bagi hasil pada
Pumanisa-PT. BAP Semarang.
2. Untuk mengetahui prinsip dasar sistem bagi hasil pada Pumanisa-PT.
BAP Semarang.
3. Untuk mengetahui etika sistem bagi hasil pada Pumanisa-PT. BAP
Semarang.
4. Untuk mengetahui metode sistem bagi hasil pada Pumanisa-PT. BAP
Semarang.
1.3.2 Kegunaan Penulisan
Sedangkan kegunaan penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Bagi penulis.
a. Sebagai tambahan pengetahuan tentang sistem bagi hasil,
khususnya pada Pumanisa-PT. BAP Semarang.
b. Sebagai perbandingan antara tinjauan teori dan praktik.
c. Menjalin hubungan baik dengan pihak perusahaan.
2. Bagi Perusahaan.
12. 4
a. Sebagai sarana pengabdian masyarakat serta negara khususnya
dalam bidang pendidikan.
b. Memperoleh
masukan
objektif
yang
dapat
dipertanggungjawabkan secara akademis, guna meningkatkan
produktifitas perusahaan.
3. Bagi Perguruan Tinggi
a. Merupakan salah satu evaluasi dari pencapaian materi yang telah
dikuasai oleh mahasiswa.
b. Dapat menjalin kerjasama dengan pihak perusahaan.
c. Dapat mewakili eksistensi program studi.
1.4 Metode Pengumpulan Data
1.4.1 Jenis Data
Dalam menyusun tugas akhir ini dibutuhkan data yang lengkap,
relevan dan obyektif serta merupakan data yang dapat dipercaya dan
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jenis data yang digunakan
dalam menyusun tugas akhir ini terdapat 2 bentuk:
1. Jenis data menurut sumbernya yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh seorang peneliti
langsung dari objeknya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995
Lukman Ali). Dalam hal ini penulis memperoleh data dengan
mengadakan interview kepada narasumber mengenai hal – hal
yang berhubungan dengan sistem bagi hasil pada Pumanisa-PT.
BAP Semarang.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan membaca buku – buku
yang berisi teori yang berhubungan dengan sistem bagi hasil
tetap serta literatur perusahaan.
2. Jenis data menurut sifatnya yaitu:
a. Data Kuantitatif
13. 5
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka yang
diperoleh dari perhitungan data kualitatif (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1995 Lukman Ali).
b. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka yang
diperoleh dari rekaman, pengamatan, wawancara atau bahan
tertulis (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995 Lukman Ali).
1.4.2 Teknis Operasional Pengumpulan Data
1. Interview
Interview adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan
mengajukan pertanyaan langsung pada seorang informan atau seorang
autoritas (Gorys Keraf, 2001: 161). Dengan menggunakan metode ini
penulis mengajukan pertanyaan kepada bagian keuangan.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah suatu cara pengumpulan data dengan
membaca buku atau bahan – bahan kepustakaan yang berhubungan
dengan masalah yang akan dibahas dalam suatu penulisan.
3. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung pada suatu objek yang
akan diteliti yang dilakukan dalam waktu singkat dan bertujuan untuk
mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian (Gorys
Keraf, 2001:162). Dengan metode ini penulis melakukan pengamatan
dan pencatatan tehadap objek dalam hal ini Pumanisa-PT. BAP
Semarang.
1.5 Lokasi dan Waktu Pengamatan
1.5.1 Lokasi Pengamatan
Pengamatan dilakukan di PT. Bhakti Agung Pratama, Gedung
Pumanisa Lt. 1 komples Unissula, Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
50117 – Indonesia.
14. 6
1.5.2 Waktu Pengamatan
Pengamatan dilakukan kurang lebih dalam waktu satu setengah
bulan. Pada tanggal 23 Juli sampai dengan 1 September 2012.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran tentang permasalahan yang akan dibahas
secara keseluruhan, maka diperlukan suatu sistematika pembahasan.
Adapun sistematika pembahasan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, ruang lingkup
permasalahan, tujuan dan kegunaan, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi sejarah berdirinya perusahaan, profil perusahaan serta
gambaran umum operasi perusahaan.
BAB III : TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK
Bab ini berisi tentang teori akuntansi yang berhubungan dengan
permasalahanseperti :
1. Pengertian sistem bagi hasil secara ekonomi syariah
2. Bentuk bisnis perusahaan yang dapat menggunakan sistem bagi
hasil
3. Kondisi lingkungan perusahaan
4. Menentukan tujuan dan sasaran perusahaan
5. Menyusun strategi bisnis
Serta membahas tentang tinjauan praktik tentang sistem bagi hasil pada
Pumanisa-PT. BAP Semarang seperti:
1. Latar belakang sistem bagi hasil
2. Maksud dan tujuan sistem bagi hasil
3. Prinsip dasar sistem bagi hasil
4. Etika sistem bagi hasil
5. Unit organisasi dan pejabat yang terkait dalam sistem bagi hasil
15. 7
6. Metode sistem bagi hasil
BAB IV : KESIMPULAN
Bab ini berisi ringkasan dari uraian pada bab-bab sebelumnya.
16. 8
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PT. BHAKTI AGUNG PRATAMA SEMARANG
2.1 Gambaran Singkat PT. Bhakti Agung Pratama
PT. Bhakti Agung Pratama atau disingkat dengan PT BAP, adalah
sebuah perusahaan induk (holding company) yang didirikan oleh Yayasan
Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) dengan akte notaris RM. Soeprapto,
SH No. 7 tertanggal 24 Agustus 2007. Tidak lama kemudian, PT. BAP
merubah akte pendirian perusahaannya untuk menyesuaikan kebijakan
yayasan dan undang-undang perseroan melalui notaris yang sama, dengan
akte perubahan No. 3 tertanggal 14 Februari 2008.
PT. BAP adalah perusahaan yang didukung oleh tenaga ahli yang
mempunyai skill dan kompetensi sesuai bidangnya masing-masing.
Ketersediaan sumber daya manusia (human resources) yang dimiliki,
mengingat Unissula merupakan perguruan tinggi yang banyak melahirkan
intelektual, professional serta praktisi bisnis, menjadikan perusahaan ini dapat
tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan besar. Apalagi didukung
sumber dana yang cukup, karena YBWSA merupakan yayasan besar tidak
saja di Kota Semarang, tetapi juga di Jawa Tengah yang mengelola berbagai
aset umat. Mulai dari lembaga pendidikan, kesehatan, sosial dan dakwah.
2.2 Sejarah Berdirinya PT. Bhakti Agung Pratama
PT. BHAKTI AGUNG PRATAMA atau disingkat PT. BAP, adalah
perusahaan induk (holding company) yang didirikan oleh Yayasan Badan
Wakaf Sultan Agung (YBWSA). Sebelum perusahaan ini berdiri, YBWSA
mengelola beberapa lembaga pendidikan mulai dari TK hingga perguruan
tinggi (Unissula). Juga mengelola RS Islam Sultan Agung dan beberapa
lembaga sosial dakwah seperti Lembaga Pengembangan Dana Umat (LPDU),
17. 9
takmir masjid Sultan Agung serta Radio PT. DI – UNISA 205 (Dakwah
Islam-Universitas Sultan Agung di frekuensi 205 AM). Melihat begitu
besarnya potensi ekonomi yang dimiliki, YBWSA mulai mengembangkan
beberapa unit usaha yang ada di lingkungan YBWSA. Beberapa unit usaha
yang berhasil didirikan antara lain : SA Press, SA Tour&Travel, Aset
Manajemen, dll.
Pada awalnya, beberapa unit usaha ini dipayungi oleh Lembaga
Pengembangan Usaha (LPU) yang dibentuk Yayasan Badan Wakaf Sultan
Agung pada tahun 2000 dan waktu itu belum berbadan hukum. Seiring
dengan perkembangan yang terjadi, karena adanya keharusan untuk
menyesuaikan dengan undang-undang yayasan serta kebijakan pemerintah
tentang PT. (perseroan), maka didirikanlah PT. Bhakti Agung Pratama pada
tanggal 27 Agustus 2007.
Selama kurun waktu ± dua tahun sejak didirikan, PT. BAP terus
tumbuh dan berkembang menjadi suatu holding company yang tidak saja
mengelola SA Press, SA Tour&Travel dan Aset Manajemen, tetapi juga
beberapa usaha baru berhasil didirikan yaitu Pujasera Pumanisa dan asuransi
kesehatan TAKESSA (Tabungan Kesehatan Sultan Agung) bagi seluruh
karyawan tetap di lingkungan YBWSA dan ke depan akan dirintis unit-unit
usaha baru yang akan makin menambah daftar panjang anak perusahaan yang
dikelola PT. BAP.
2.3 Logo PT. Bhakti Agung Pratama
2.4 Arti Logo PT. Bhakti Agung Pratama
18. 10
2.4.1 Bentuk logo
Nama perusahaan (BAP) berada di tengah lingkaran dan diikat oleh
tali yang saling berhubungan satu sama lain. Tema menggambarkan
bahwa PT. Bhakti Agung Pratama sebagai suatu perusahaan bisnis
memiliki semangat ukhuwah yang tinggi dan silaturahim yang kuat.
Sehingga diharapkan BAP dapat menjadi perusahaan yang kuat / kokoh
yang berlandaskan pada semangat dan nilai-nilai ke-Islam-an. Bukan
sekedar perusahaan yang berorientasikan pada materi saja, tetapi juga
aspek sosial dan spiritual.
2.4.2 Warna Logo dan Arti
- Hijau
:melambangkan kehidupan / pertumbuhan
- Jingga
: melambangkan kemakmuran
- Hitam
: melambangkan kekuatan dan keteguhan hati
2.5 Visi dan Misi Perusahaan
PT. Bhakti Agung Pratama memiliki visi, misi, motto, dan nilai-nilai
perusahan, yaitu:
2.5.1 Visi Perusahaan
Menjadi badan usaha yang sehat, mandiri dan berkelanjutan
dalam rangka ikut mewujudkan tujuan yayasan untuk melahirkan dan
mencetak generasi khaira ummah.
2.5.2 Misi Perusahaan
i.
Membuat
program
pengembangan
bisnis
jangka
pendek,
menengah dan panjang.
ii.
Memberikan jasa layanan di bidang percetakan, tour dan wisata,
makanan dan minuman, perdagangan umum, asuransi kesehatan,
konsultasi bisnis dan manajemen, dsb dengan harga kompetitif
serta kualitas pelayanan yang cepat, efisien dan efektif.
19. 11
iii.
Memberikan pelayanan pada konsumen secara cepat, tepat dan
benar.
iv.
Membangun kualitas
SDI (Sumber
Daya
Insani) sesuai
kompetensi yang dimiliki untuk menunjang tercapainya programprogram bisnis yang telah diprogramkan.
v.
Menjalin kerjasama dengan semua pihak untuk meningkatkan
kinerja dan daya saing perusahaan.
vi.
Menerapkan standar teknologi serta sistem informasi sesuai
dengan
kebutuhan
perusahaan
dengan
menyeimbangkan
perkembangan IPTEK.
vii.
Inovatif, kreatif serta optimal dalam memberikan layanan pada
konsumen.
viii.
Menyusun manajemen perusahaan dan standar kerja secara
professional dan modern.
2.5.3 Motto Perusahaan
Menjadi perusahaan yang berkualitas, penuh berkah, dan menjadi
yang terbaik.
2.5.4 Nilai-nilai Perusahaan
a. Profesional
b. Jujur
c. Peduli
d. Bertanggung jawab
2.6 Tugas dan Fungsi Perusahaan
Tugas dan fungsi PT. Bhakti Agung Pratama sebagai perusahaan yang
bergerak di bidang perdagangan, percetakan, pembangunan, pengangkutan
darat, industri, pertanian, perbengkelan dan jasa kepada pelanggan dari dalam
maupun dari luar lingkungan YBWSA.
20. 12
2.7 Bidang Usaha Perusahaan
1. Bidang Usaha dan Mitra Perusahaan
Beberapa bidang usaha PT. BAP :
a. Percetakan Sultan Agung (SA Press) berdiri tahun 2000
b. Aset manejemen berdiri tahun 2000
c. Sultan Agung Tour&Travel (SA Tour) berdiri tahun 2001
d. Pujasera Pumanisa (pusat layanan umum mahasiswa dan
apresiasi seni Sultan Agung) berdiri tahun 2008
e. Tabung Kesejahteraan Sultan Agung (TAKESSA) berdiri tahun
2008
Beberapa anak perusahaan dalam perencanaan:
i.
PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Sultan Agung (PT.
BPRS-SA)
ii.
Kontraktor dan konsultan engineering
iii.
Jaringan Toserba & mini market Sultan Agung
iv.
CV. Bhakti Agung Multiguna (supplier/distributor alat tulis &
perlengkapan kantor)
v.
Agribisnis
vi.
Event Organizer
vii.
Bengkel, ganti oli, dan cuci motor/mobil
viii.
dll
Beberapa mitra usaha PT. BAP:
a. SA Press :
YBWSA; Unissula; RSI Sultan Agung; RS Roemani; PT. BNI
Syariah; IAIN Walisongo; UNNES; UNDIP; Radio PT. DI-Unisa
205; Koperasi Muara Dana; PT. BPR Setia Karib Abadi; PT.
BPRS ASB; PT. BPRS Binama; SMK NU Ungaran; TVS
21. 13
Motorcycle; Pemuda Muh. Kendal; MTs Muh. Pekalongan; TK
ISSA 1 & 2; SD ISSA 1, 2, 3, & 4; SMP ISSA 1 & 4; SMA ISSA
1& 3; Bandungan Institute; MTs & MA NU Demak; Dll
(perorangan & instansi swasta/pemerintah)
b. SA Tour :
a. Bahtera Travel
b. Safira Travel
c. Prisma Travel
d. Perhotelan (Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya, Yogyakarta,
Semarang, dsb)
e. Customer : Unissula, Dikdasmen, YBWSA, Roemani, RSI
Sultan Agung, Instansi swasta & pemerintah, dsb.
c. Pujasera Pumanisa
25 kantin/cafe, 22 kios/toko, 4 counter pelayanan foto copy
d. TAKESSA :
YBWSA ; Unissula, RSI Sultan Agung; TK ISSA 1 & 2;
SD ISSA 1, 2, 3 & 4; SMP ISSA 1 & 4; SMA 1 & 3;
Kopkar RSI Sultan Agung.
2.8 Proses Bisnis Perusahaan
Tabel 2.8.1
Data Legalitas Perusahaan
Nama Perusahaan
PT. Bhakti Agung Pratama
Alamat
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang 50117
Gedung Pumanisa Lt. 1 komples Unissula
Telp. 024-6591336, 6583584 ext. 306
Fax. 024-6595106
Akte Pendirian Perusahaan
RM. Soeprapto, SH No. 3
Tanggal 24 Agustus 2007
22. 14
Akte Perubahan
RM. Soeprapto, SH No. 3
Perusahaan
Tanggal 24 Agustus 2008
SIUP
Nomor : 1181/11.01/PK/V/2008
Tanggal 29 Mei 2008
TDP
Nomor : 11.01.1.52.06480 tanggal 11 April 2008
NPWP
02.299.041.0-518.000 tanggal 6 November 2007
Nasabah Bank
BPD Jateng Syariah Capem Unissula
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Nomor Rekening : 5-033-280149
a.n PT. Bhakti Agung Pratama
Pemegang Saham
1. H. Hasan Toha Putra, MBA
2. Drs. H. Didik Ahmad Supadie, MM
3. Ir. Chukama Rivai, MS
4. Drs. H. Tjuk Subcan Sulchan
Komisaris
1. H. Azhar Zaenuri, MM
2. H. Nyata Nugraha, SE, MM, Akt
Direktur Utama
H. Heri Poerbantoro, SE., Akt., MM
Direktur
Ir. H. Budi Sukoco, MT
Sumber: PT BAP Semarang
2.9 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian dan posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur
organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan
antara satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktifitas dan fungsi
dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan
hubungan wewenang siapa melapor ke siapa.
Pada PT. BAP struktur organisasi yang dipakai adalah bentuk
struktur organisasi garis dan staff, yaitu suatu bentuk organisasi dimana
23. 15
pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dan sepenuhnya dari
pucuk pimpinan ke kepala bagian ke bawahnya serta masing-masing
pejabat, manajer ditempatkan satu atau lebih pejabat staff yang tidak
mempunyai wewenang
memerintah tapi hanya sebagai penasehat,
misalnya mengenai masalah pelayanan, ekstensi, penagihan, dan lain
sebagainya.
2.9.1 Lebih dalam tentang Pujasera Pumanisa
PT BAP Semarang sebagai perusahaan induk (holding company)
yang didirikan oleh Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA).
Mengembangkan adanya unit usaha Pujasera Pumanisa memiliki tujuan
guna memenuhi kebutuhan yang paling mendasar yaitu kebutuhan pangan.
Melihat posisi yang strategis yang berada di tengah-tengah bangunan di
kawasan kampus Unissula yang selainnya menjadikan tempat Pumanisa
Gambar 2.9.2 : Tampak Depan Gedung Pumanisa-PT. Bhakti Agung Pratama Semarang
Sumber: Manajemen Pumanisa
24. 16
merupakan tempat berkumpul yang nyaman. PT. BAP adalah perusahaan
yang didukung oleh tenaga ahli yang mempunyai skil dan kompetensi
sesuai bidangnya masing-masing. Ketersediaan sumber daya manusia
(human resources) yang dimiliki, mengingat Unissula merupakan
perguruan tinggi yang banyak melahirkan intelektual, professional serta
praktisi bisnis, menjadikan perusahaan ini dapat tumbuh dan berkembang
menjadi perusahaan besar. Salah satu misi PT BAP adalah menjadi badan
usaha yang sehat, mandiri dan berkemajuan dalam rangka ikut
mewujudkan tujuan yayasan untuk melahirkan dan mencetak generasi
khaira ummah.
Berdasarkan hal tersebut pula PT BAP mendirikan
Pujasera Pumanisa.
25. Gambar 2.9.3 : Struktur Organisasi PT. Bhakti Agung Pratama Semarang
Sumber dari PT. BAP Semarang
17
26. 18
BAB III
TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK
3.1 Tinjauan Teori
3.1.1 Pengertian sistem bagi hasil secara ekonomi syariah
1.1.Ekonomi Syariah
Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah atau sistem ekonomi koperasi
berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara kesejahteraan
(Welfare State). Berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang
eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan
melarang penumpukan kekayaan. Selain itu, ekonomi dalam kaca
mata Islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang
memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi dalam etika dan moral 5.
1.2.Perbedaan ekonomi syariah dengan ekonomi konvensional
Ulasan utama untuk bagian ini adalah: ekonomi syariah vs
ekonomi konvensional. Krisis ekonomi yang sering terjadi
ditengarai adalah ulah sistem ekonomi konvensional, yang
mengedepankan sistem bunga sebagai instrumen profitnya. Berbeda
dengan apa yang ditawarkan sistem ekonomi syariah, dengan
instrumen profitnya, yaitu sistem bagi hasil.
Sistem ekonomi syariah sangat berbeda dengan ekonomi
kapitalis, sosialis maupun komunis. Ekonomi syariah bukan pula
berada di tengah-tengah ketiga sistem ekonomi itu. Sangat bertolak
belakang dengan kapitalis yang lebih bersifat individual, sosialis
yang memberikan hampir semua tanggungjawab kepada warganya
serta komunis yang ekstrem, ekonomi Islam menetapkan bentuk
perdagangan serta mengajarkan yang boleh dan tidak boleh di
5
Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_syariah pada tanggal 20 Januari 2013
27. 19
transaksikan. Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa adil,
kebersamaan
dan
kekeluargaan
serta
mampu
memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha
1.3.Ciri khas ekonomi syariah
Tidak banyak yang dikemukakan dalam Al Qur'an, dan hanya
prinsip-prinsip yang mendasar saja. Karena alasan-alasan yang
sangat tepat, Al Qur'an dan Sunnah banyak sekali membahas
tentang bagaimana seharusnya kaum Muslim berperilaku sebagai
produsen, konsumen dan pemilik modal, tetapi hanya sedikit
tentang
sistem
pembahasan
ekonomi.
diatas,
Sebagaimana
ekonomi
dalam
diungkapkan
Islam
harus
dalam
mampu
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha.
Selain itu, ekonomi syariah menekankan empat sifat, antara lain:
1.
Kesatuan (unity)
2.
Keseimbangan (equilibrium)
3.
Kebebasan (free will)
4.
Tanggungjawab (responsibility)6
Manusia sebagai wakil (khalifah) Tuhan di dunia tidak
mungkin bersifat individualistik, karena semua kekayaan yang ada
di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah
kepercayaan-Nya di bumi7. Di dalam menjalankan kegiatan
ekonominya, Islam sangat mengharamkan kegiatan riba, yang dari
segi bahasa berarti "kelebihan". Dalam Al Qur'an surat Al Baqarah
ayat 275disebutkan bahwa Orang-orang yang makan (mengambil)
riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
6
7
Lihat Rivai (2009:234). Islamic Economics .Bab 7 Sistem Ekonomi Islam. Bumi Aksara
Tertuang pada Q.S. Al-Baqarah: 30
28. 20
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba...
1.4.Tujuan Ekonomi Islam
Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk memberikan
keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai Islam bukan sematasemata hanya untuk kehidupan muslim saja, tetapi seluruh mahluk
hidup di muka bumi. Esensi proses Ekonomi Islam adalah
pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam
guna mencapai pada tujuan agama (falah). Ekonomi Islam menjadi
rahmat seluruh alam, yang tidak terbatas oleh ekonomi, sosial,
budaya dan politik dari bangsa. Ekonomi Islam mampu menangkap
nilai fenomena masyarakat sehingga dalam perjalanannya tanpa
meninggalkan sumber hukum teori ekonomi Islam, bisa berubah.
3.1.2 Bentuk bisnis perusahaan yang dapat menggunakan sistem bagi
hasil
Tipe organisasi bisnis dalam ekonomi Islam8
3.1.2.1 Pemilik Tunggal
Bentuk organisasi paling sederhana yang dimiliki oleh
seorang atau keluarga dan dijalankan sendiri.
3.1.2.2 Kerja sama
1. Definisi
Kerjasama adalah hubungan antara dua atau lebih
orang dalam mendistribusikan keuntungan (kerugian)
sebuah bisnis yang berjalan, dengan seluruh atau salah
satu dari mereka menanggungnya. Implikasi dari definisi
tersebut sebagai berikut.
i. Dua orang atau lebih menyatukan sumber daya
mereka, karena di antara mereka tidak ada yang dapat
8
Lihat Rivai (2009:429-432).Islamic Economics .Bab 13 Bentuk Organisasi Bisnis dan Model
Keuangan. Bumi Aksara
29. 21
menjalankan bisnis sendiri. Hal ini terjadi mungkin
karena modal sedikit atau ilmu yang dimiliki sedikit
atau karena alasan lain. Pada dasarnya dari mereka
masing-masing
mengumpulkan
modal.
Hal
ini
berhubungan dengan Syirkah Al-Mufawwadah9. Tipe
lain dari partnership, yaitu menjalankan usaha dengan
menggunakan modal orang lain (mungkin meminjam)
dikenal dengan Syirkah Al-Wujuh10.
ii. Secara implisit persetujuan berhubungan dengan
bentuk bisnis yang legal.
iii. Alasan dari persetujuan untuk mendistribusikan
keuntungan atau kerugian berasal dari bisnis. Berarti
tidak ada persetujuan untuk alasan amal.
iv. Semua rekan adalah agen dan direktur pada saat yang
sama, kecuali rekan tidak aktif, tidak berpartisipasi
dalam menjalankan usaha. Seperti, Mudharabah11.
2. Pembagian Keuntungan dan Kerugian
i. Laba sebelum dibagi berdasarkan rasio yang telah
disepakati.
9
Adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi
dari keseluruhan dana& berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan &
kerugian secara sama. Dengan demikian, syarat utama dari jenis kerjasama ini adalah, kesamaan
dana yang diberikan, kerja, tanggung jawab, & beban utang dibagi oleh masing-masing pihak.
Lihat Rivai (2009). Islamic Economics.Bumi Aksara
10
Adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi & prestise baik, serta ahli
dalam bisnis.Mereka membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual barang
tersebut secara tunai. Mereka berbagi dalam keuntungan & kerugian berdasarkan jaminan
kepada supplier yang disediakan oleh tiap mitra. Jeniskerjasama ini tidak memerlukan modal
karena pembelian secara kredit berdasar pada jaminan tersebut.Lihat Rivai (2009). Islamic
Economics.Bumi Aksara
11
suatu bentuk perniagaan di mana si pemilik modal menyetorkan modalnya kepada
pengusaha/pengelola, untuk diniagakan dengan keuntungan akan dibagi bersama sesuai dengan
kesepakatan dari kedua belah pihak sedangkan kerugian, jika ada, akan ditanggung oleh si
pemilik modal. Diunduh dari http://www.koperasisyariah.com/definisi-mudharabah/ pada
tanggal 20 Januari 2013
30. 22
ii. Rugi
dalam
porsi
berdasarkan
modal
yang
diinvestasikan.
3. Hak dari para rekan
i. Hak secara tidak langsung:
ii. Hak secara langsung, dimana tiap rekan harus
meminta izin dari semua rekan untuk:
1. meminjamkan
uang perusahaan
pada
pihak
ketiga/pada rekan;
2. meminjam
uang
perusahaan
pada
pihak
ketiga/pada rekan;
3. membeli persediaan dalam perdagangan atau hak
lain dengan kredit dari total likuiditas dari bisnis
kapan saja;
4. mengundang pihak ketiga menjadi rekan;
5. memperoleh modal lebih dari Mudharabah dari
pihak ketiga;
6. memberi modal perusahaan dalam mudharabah
kepada pihak ketiga;
7. memberi bagian dari modal perusahaan kepada
bisnis lain dengan mengombinasikan dua bisnis;
8. menjalankan bisnis sendiri, mengombinasikan
dengan rekan bisnis;
9. menjalankan bisnis sendiri dengan rekan, dapat
berakibat kerja sama bisnis dalam berbagai
kapasitas;
10. usaha lain dari rekan yang mungkin aka
merugikan bisnis bersama.
4. Pertanggungjawaban rekan
i. Merupakan salah satu masalah penting. Dalam masa
modern dari partnership mendatangkan tanggung
jawab tidak terbatas dari pemegang saham dari
31. 23
perusahaan bersama. Dalam ekonomi Islam, secara
hukum
bahwa
rekan
akan
menyelenggarakan
tanggung jawab untuk meningkatkan modal mereka
kecuali mereka telah menambah pertanggungjawaban
dengan menggunakan utang luar.
ii. Tidak ada orang yang tidak bertanggung jawab untuk
kewajiban dari orang lain.
iii. Jika kredit yang diperoleh karena bisnis kemudian
bisnis berjalan rugi. Kerugian akan dibagi dengan
semua rekan.
5. Pembubaran kerja sama
Kerja sama akan dibubarkan jika;
i. salah satu orang menyalahi kesepakatan;
ii. salah satu rekan meninggal;
iii. salah satu rekan mengalami gangguan jiwa;
iv. salah
satu
rekan
sakit
sehingga
tidak
dapat
beraktivitas lagi;
v. periode kontrak telah habis;
vi. pekerjaan dari kerja sama telah diperformakan.
3.1.2.3 Mudharabah, Shirkah, dan Perusahaan
Mudharabah dan Shirkah, keduanya dilihat sebagai
perjanjian saling percaya dalam fikih, jujur dan keadilan
merupakan suatu keharusan. Masing-masing pihak harus
berlaku baik untuk menjaga hubungan baik dan semua usaha
yang dilakukan oleh para pihak seperti berbuat curang atau
tidak adil dalam pembagian keuntungan berarti telah menodai
ajaran Islam. Alquran mewajibkan terciptanya kejujuran
dalam semua kontrak tanpa tergantung pada apakah
perjanjian itu tertulis maupun hanya lisan, tersirat ataupun
tersurat,
dan
melarangnya
adanya
cedera
janji,
dan
32. 24
menganggap
hal
itu
sebagai
sesuatu
kecurangan,
dapat
memberikan
ketidakjujuran, dan penipuan.
Dalam
praktiknya, para pihak
kontribusi bukan hanya finansial, tetapi juga berupa tenaga,
.manajemen dan keterampilan, juga kelayakan dalam
mendapatkan kredit serta nama baiknya. Dalam dunia nyata,
ada kemungkinan dikombinasikan antara mudharabah dan
shirkah di mana semua pihak berkontribusi dalam modal dan
tidak dalam manajemen, keahlian tenaga kerja, dan lainnya.
Dalam hal ini keuntungan akan dibagi sesuai dengan
kontribusi terhadap laba.
Perusahaan adalah salah satu bentuk dari organisasi
bisnis, dengan hukum yang terpisah, tidak terlihat secara
langsung dalam diskusi fikih. Perkiraan terdekat untuk badan
hukum perusahaan adalah baitulmal (bendahara umum),
properti masjid, kepercayaan, dan kerja sama mufawadah.
Perusahaan sangatlah penting dalam organisasi bisnis di
dalam sistem Islam. Perusahaan menyediakan keamanan dan
keuntungan yang tidak bisa didapat dari bentuk organisasi
bisnis lainnya. Misalnya adalah kewajiban pemilik saham
yang terbatas, kemudahan dalam pemindahan kepemilikan,
tidak ada hak rekan lain untuk memilih siapa yang harus
diajak kerja sama (saham dapat diperjualbelikan tanpa harus
meminta izin kepada pemegang saham yang lain), pemisahan
bentuk hukum perusahaan membuat kontrak atas semua.
Perusahaan Islam dituntut untuk meningkatkan pendanaannya
melalui modal disetor. Juga meningkatkan pendanaan jangka
panjang
dan
jangka
pendek
melalui
mudharabah,
33. 25
murabahah12,
dan
tidak
menggunakan
cara
bisnis
kepitalisme.
3.1.3 Kondisi lingkungan perusahaan13
Lingkungan perusahaan yang juga lingkungan ekonomi erat
berhubungan dengan pasar dimana diadakan penjualan dan
pembelian barang dan jasa. Lingkungan seperti politik, pemerintah,
hukum, dan militer yang mengatur kegiatan perusahaan. Keadaan
sosial
meliputi
berbagai
golongan
penduduk
dengan
sikap
kepercayaan, tingkah laku yang dicerminkan dalam lembaga sosial
yang ada. Akan tetapi keadaan itu berubah, dimana pengusaha
menjadi bertambah banyak dan masyarakat menjadi lebih selektif
sehingga timbulah persaingan yang ketat diantara para pengusaha.
Hanya pengusaha yang mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan
konsumenlah yang mampu bertahan. Keadaan ini disebut “buyer’s
market” atau “pasar pembeli” yaitu keadaan dimana pembeli yang
akan menentukan semuanya dan bukan bukan penjual. Dalam hal ini
berlaku suatu ungkapan “pembeli adalah raja”. Dalam hal ini siapa
yang berhasil mendekati konsumen dialah yang akan bertahan dalam
kancah persaingan bisnis. Pada saat seperti inilah pengusaha harus
pandai melihat faktor lingkungan. Jadi dalam hal ini yang merupakan
faktor yang sentral adalah masyarakat atau konsumen sedangkan
pengusaha
atau
bisnisman
mengelilinginya
untuk
melayani
kebutuhan secara lebih baik sesuai dengan selera konsumen.
12
adalah akad jual beli barang denganmenyatakan harga perolehan dan keuntungan yang
disepakati oleh penjual dan pembeli. Dalam redaksi yang lain diungkapkan murabahah adalah
jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank
dan nasabah. Dalam redaksi yang lain pula disebutkan murabahah adalah istilah fikih (hukum)
Islam yang berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan
barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang
tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan.
Diunduh dari
http://www.scribd.com/doc/56523808/Pengertian-murabahah pada tanggal 20 Januari 2013
13
Diunduh dari http://p4hrul.wordpress.com/2010/10/16/perusahaan-dan-lingkunganperusahaan/ pada tanggal 16 Januari 2013
34. 26
Pandangan ini disebut “Consumer Oriented Approach” atau
pendekatan yang berorientasi konsumen. Memahami kondisi
lingkungan perusahaan bisa terbagi menjadi dua klasifikasi yaitu:
3.1.3.1 Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal perusahaan yang berpengaruh tidak
langsung terhadapkegiatan perusahaan.Lingkungan eksternal
meliputi variabel-variabel di luarorganisasi yang dapat berupa
tekanan umum dan tren di dalam lingkungan sosialataupun
faktor-faktor spesifik yang beroperasi di dalam lingkungan kerja
(industri) organisasi. Variabel-variabel eksternal ini terbagi
menjadi dua jenis, yaitu ancaman dan peluang, Lingkungan
eksternal perusahaan dapat dibedakan menjadi :
i. Lingkungan eksternal makro adalah lingkungan
eksternal yang berpengaruh tidak langsung terhadap
kegiatan usaha.
Contoh:
Keadaan alam: SDA, lingkungan.
Politik dan hankam: kehidupan operasional
perusahaan sangat terpengaruh oleh politik dan
hankam
negara
dimana
perusahaan
berada
menciptakan.
Hukum.
Perekonomian.
Pendidikan dan kebudayaan.
Sosial dan budaya.
Kependudukan.
Hubungan internasional.
ii. Lingkungan eksternal mikro, adalah lingkungan
eksternal yang pengaruh langsung terhadap kegiatan
usaha.
Contoh
35. 27
Pemasok
/
supplier
:
yang
menunjang
kelangsungan operasi perusahaan.
Perantara, misalnya distribotur, pengecer yang
berperan
dalam
pendistribusian
hasil-hasil
produksi ke konsumen.
Teknologi: yang berkaitan dengan perkembangan
proses kerja, peralatan metode, dll.
Pasar, sebagai sasaran dari produk yang dihasilkan
perusahaan.
3.1.3.2 Lingkungan Internal
Lingkungan internal dalah faktor-faktor yang berada
dalam kegiatan produksi dan langsung mempengaruhi hasil
produksi.
Contoh :
Tenaga kerja
Peralatan dan mesin
Permodalan (pemilik, investor, pengelolaan dana)
Bahan mentah, bahan setengah jadi, pergudangan
Sistem
informasi
dan
administrasi
sebagai
acuan
pengambilankeputusan.
3.1.4 Menentukan tujuan dan sasaran perusahaan
Ada suatu pertanyaan yang tidak dapat dihindarkan, yaitu
apakah ilmu Ekonomi Islam benar-benar diperlukan, mengingat ilmu
ekonomi telah tersedia dalam bentuknya yang sudah berkembang.
(Chapra, 2000). Pertanyaan ini memiliki suatu argumen yang
menyebutkan bahwa subjek bahasan dari berbagai disiplin ilmu
tersebut hampir sama, yaitu untuk mengalokasikan sumber daya
yang langka kepada keinginan manusia yang tidak terbatas.
3.1.4.1 Keadilan ekonomi
36. 28
Keadilan ekonomi dalam ajaran Islam dapat dipaparkan
dalam beberapa hal. Pertama, seluruh anggota masyarakat
mesti memperoleh kesejahteraan yang memadai. Kedua,
perbedaan dalam hal pendapatan hendaknya bukan terjadi
akibat praktik diskriminasi dalam undang-undang dan
kesempatan memperoleh fasilitas dan kesempatan. Selain
itu, kalangan kaya hendaknya menunaikan tugas dan
kewajibannya
terkait
hak
pemerintahan
Islam.
Dalam
kemajuan
jangan
kaum
sampai
miskin
sistem
dan
hak
ekonomi
Islam,
buruk
pada
berakibat
pendistribusian kekayaan secara adil. Sebab kemajuan dan
pertumbuhan ekonomi tak lain adalah sarana untuk
mewujudkan keseimbangan dan keadilan ekonomi.
3.1.4.2 Keadilan sosial
Dengan adanya dikotomi dan konflik yang terjadi
antara nilai-nilai materiil dan spiritual dapat menghancurkan
nilai-nilai dalam masyarakat. Perpaduan antara materiil dan
spiritual adalah kunci yang hilang dalam sistem ekonomi
yang telah ada, yaitu kapitalisme dan sosialisme, dimana
kedua sistem tersebut secara umum bersifat sekuler dan juga
pada
dasarnya
bersifat
tidak
bermoral.
Salah
satu
keistimewaan penting dalam sistem ekonomi Islam adalah
pengaturan perilaku rakyat dan pemerintahan yang meliputi
dua dimensi materi dan spiritual sekaligus. Sebab dalam
Islam, tujuan utama adalah mengantarkan manusia kepada
kesempurnaan ruhani dan spiritual.
3.1.5 Menyusun Strategi Bisnis
Sebelum memahami strategi bisnis secara detail, maka kita telaah
makna satu per satu terlebih dahulu.
3.1.5.1
Strategi
37. 29
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani "strategia"
yang diartikan sebagai "the art of the general" atau seni
seorang
panglima
yang
biasanya
digunakan
dalam
peperangan. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara
untuk mendapatkan kemenangan atau mecapai tujuan.
Strategi
pada
dasarnya
merupakan
seni
dan
ilmu
menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi,
politik, ekonomi, sosial-budaya dan hankam) untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.1.5.2
Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi
yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis
lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata
bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy
yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas,
ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan
aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan14.
3.1.5.3
Strategi bisnis yang penulis maksud disini ialah
Menurut Craig, JC dan Grant, RM (2003, 127) strategi
bisnis adalah kebijakan dan pedoman yang menetapkan
bagaimana sebuah perusahaan bersaing dalam sebuah
industri dan khususnya, basis yang menjadi landasan
dimana dia berusaha untuk membangun suatu keuntungan
bersaing.
Menurut Rahmat Dwi Jatmiko (2004, 135) strategi
bisnis adalah serangakaian komitmen dan tindakan yang
terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk
menyediakan nilai bagi pelanggan dan mendapatkan
keunggulan yang kompetitif dengan mengeksploitasi
14
Diunduh dari http://herina-br.blogspot.com/2011/10/pengertian-bisnis-menurut-para-ahli.html
pada tanggal 16 Januari 2013.
38. 30
kompetensi inti dari pasar produk tunggal atau produk
individual dan spesifik.
3.2 Tinjauan Praktek
3.2.1 Latar belakang sistem bagi hasil diterapkan pada Pujasera
Pumanisa-PT. BAP Semarang
PT. BAP adalah perusahaan yang didukung oleh tenaga ahli yang
mempunyai skil dan kompetensi sesuai bidangnya masing-masing.
Ketersediaan sumber daya manusia (human resources) yang dimiliki,
mengingat Unissula merupakan perguruan tinggi yang banyak
melahirkan intelektual, professional serta praktisi bisnis, menjadikan
perusahaan ini dapat tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan
besar. Salah satu misi PT BAP adalah menjadi badan usaha yang sehat,
mandiri dan berkemajuan dalam rangka ikut mewujudkan tujuan
yayasan untuk melahirkan dan mencetak generasi khaira ummah.
Membuat program pengembangan bisnis jangka pendek, menengah dan
panjang. Berdasarkan hal tersebut pula PT BAP mendirikan Pujasera
Pumanisa.
Pada saat ini kondisi Pumanisa menjadi sentral kegiatan ekonomi
pemenuhan kebutuhan mahasiswa di Unissula yang memang dibangun
salah satunya untuk menyediakan fasilitas tempat kuliner. Letak lokasi
sengaja ditempatkan di tengah kampus Unissula agar mudah dijangkau
mahasiswa dari segala fakultas, sehingga tidak jarang setiap hari
kondisi ramai selalu dapat ditemui di sana. Saat ini bangunan 2 lantai
tersebut memiliki 15 mini counter dan 22 kantin yang per bulan
memiliki total omset kotor hingga ± Rp 400.000.000,- . Melihat dari
waktu ke waktu kondisi Pumanisa tidak selamanya berjalan lancar,
karena beberapa kali pihak manajemen memotret fenomena beberapa
pedagang yang seringkali mengalami keterlambatan pembayaran uang
sewa. Dan adanya laporan yang diterima bahwa ada pelaporan hasil
39. 31
pendapatan dari pedagang ke pihak manajemen yang tidak sesuai
dengan kenyataan.
Maka dari itu ke depan memandang prospektus Pumanisa ini
yang begitu menjanjikan apabila tidak ada perubahan sistem pihak
manajemen akan merugi. Setelah dilakukan diskusi dan perhitungan
maka ditetapkan pada bulan-bulan awal tahun 2013 (secara kebijakan
akan mulai dilakukan testimoni pada bulan Februari 2013) akan
menerapkan sistem bagi hasil pada operasional kegiatan ekonomi di
Pujasera Pumanisa
3.2.2 Maksud dan tujuan sistem bagi hasil diterapkan pada Pujasera
Pumanisa-PT. BAP Semarang
3.2.2.1 Umum
Pusat layanan umum mahasiswa dan apresiasi seni Sultan
Agung
(PUMANISA) merupakan pusat pelayanan terpadu
sebagai sarana penunjang kampus yang di dalamnya terdapat
berbagai fasilitas pelayanan kepada warga kampus (mahasiswa,
dosen, pengunjung, karyawan) berupa fasilitas (one stop service)
kuliner (kantin makanan, minuman dan pujasera). Pendirian
Pumanisa
merupakan
wujud
kepedulian
yayasan
untuk
mewujudkan pelayanan dan fasilitas terbaik bagi semua pihak
yang berada di lingkungan Universitas Sultan Agung.Fasilitas
pelayanan pokok yang ada dalam pelayanan Pumanisa berupa
berbagai penyediaan kebutuhan kuliner (makanan dan minuman)
yang dirancang dengan konsep halalan dan toyyiban, penyediaan
kebutuhan sehari-hari. Keberadaan Pumanisa juga dimaksudkan
sebagai salah satu keunggulan fasilitas kampus yang diharapkan
mampu menjadi daya tarik langsung dan tak langsung kepada
masyarakat.
Gedung Pumanisa dibagi menjadi dua (2) lantai dimana
masing-masing lantai berisi satu ragam fasilitas pelayanan
40. 32
tertentu yang dipisahkan atau berbeda dengan lantai lainnya yang
disusun dalam format sebagai berikut:
1. Lantai Satu (1)
Pusat layanan umum untuk kebutuhan mahasiswa seperti:
fotocopy, warnet, toko buku mini, butik, dll
2. Lantai Dua (2)
1. Pusat Jajan Serba Ada (Pujasera) yang terdiri dari:
a. Kantin Besar
b. Mini Counter
c. Outlet Minuman
d. Outlet Makanan Kecil
2. Fasilitas pendukung
a. Ruang makan terpadu
b. Meja Kasir
c. Meja Kursi Pengunjung
d. Wastafel
e. Musholla
f. Kamar kecil
3.2.2.2 Visi, Misi dan Tujuan PUMANISA
Pumanisa didirikan sebagai upaya untuk memberikan
pelayanan dan kemudahan kepada mahasiswa dan pengunjung
kampus dalam memenuhi kebutuhan belanja barang konsumen
dan makanan (consumer goods) di kampus dengan konsep
bersih, rapi, nyaman, indah. Dengan Visi, Misi dan Tujuan
sebagai berikut:
1. Visi
Menjadi pusat pelayanan terpadu aneka kebutuhan belanja
& kantin (kuliner) kampus dan memuaskan pengguna
dengan sistem pelayanan islami sesuai syariah.
2. Misi
41. 33
2.1 Membangun fasilitas dan model pelayanan
kantin
(kuliner) dan belanja di lingkungan kampus Unissula
yang halalan toyyiban
2.2 Menciptakan sistem, dan standar pelayanan unggul,
bermutu, dan mendidik dalam setiap fasilitas yang
tersedia dari segi fisik (bersih, rapi, indah) dan non fisik
(nyaman, aman, memuaskan)
3. Tujuan
3.1 Memberikan fasilitas kantin (kuliner) yang sehat, bersih
dan nyaman kepada seluruh pihak kampus Unissula.
3.2 Memberikan kemudahan bagi seluruh masyarakat
kampus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3.3 Memberikan kemanfaatan (benefit) yang signifikan atas
pendayagunaan
aset-aset
milik
YBWSA
secara
finansial maupun non finansial.
3.2.3
Prinsip dasar sistem bagi hasil pada Pujasera Pumanisa-PT. BAP
Semarang
3.2.3.1
Manajemen dan Organisasi
Pengelolaan operasional Pumanisa dilaksanakan oleh manajemen
yang dibentuk oleh perusahaan induk PT. BAP yang dinamakan
manajemen
Pumanisa.
Kebijakan
manajerial
dan
operasional
ditetapkan
oleh
BAP
dilaksanakan
PT.
dan
sistem
manajemen Pumanisa. Ada tiga fungsi pokok yang harus
dilaksanakan oleh manajemen, yaitu:
1. Fungsi Pengelolaan Produk dan Layanan Usaha
Fungsi badan pengelola dalam mengelola dan mengatur
operasional seluruh produk dan layanan usaha yang ditawarkan
agar berjalan optimal dengan pelayanan yang profesional.
2. Fungsi Pengelolaan Aset Gedung
42. 34
Fungsi pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas aset gedung,
yakni optimalisasi dan tanggungjawab pokok dalam perawatan
fisik bangunan dan sistem keamanan Pumanisa.
3. Fungsi Pengelolaan Keuangan
Melaksanakan pengelolaan aspek finansial keuangan secara
efektif dan efisien termasuk didalamya bagaimana mendukung
upaya kelancaran kinerja keuangan yang makin positif atau
makin meningkat dari sisi pendapatan.
Tata personalia manajemen Pumanisa dikelola oleh Manajemen PT
Bhakti Agung Pratama yaitu, seorang manajer, satu (1) orang
akuntan. Adapun tambahannya dua (2) supervisor, enam (6) orang
kasir, satu (1) orang peng-input ditambah tenaga outsource
dibagian kebersihan (cleaning service) empat (4) orang dan dua (2)
orang security. Jadi total karyaman Pumanisa dua belas (16).
Pengelolaan Pumanisa dilaksanakan dengan menjalin kerjasama
dengan pihak mitra kerja/usaha, yaitu para pemilik usaha kuliner
dan penyewa outlet. Dalam kemitraan tersebut manajemen
bertindak sebagai penyedia sarana tempat beserta layanan terkait
sedangkan konten makanan maupun barang disiapkan oleh penjual
atau penyewa. Guna mendukung kepastian & kelancaran usaha
maka manajemen menyiapkan peraturan dan perjanjian kerjasama
dengan mitra usaha. Hasil kemitraan berupa perolehan keuntungan
dari hasil kegiatan usaha akan di share kepada masing-masing
pihak dalam bentuk, yaitu: sistem bagi hasil.
3.2.4
Etika sistem bagi hasil pada Pujasera Pumanisa-PT. BAP
Semarang
3.2.4.1
Aturan Syar`i Pasar Islam
1. Tidak diperbolehkannya pungutan retribusi atau apapun,
terkecuali sudah ada kesepakatan dengan pedagang.
43. 35
2. Pedagang harus memahamihukum muamalah dan ilmu
berdagang yang sesuai bidangnya.
3. Dilarang adanya transaksi ribawi, maysir, gharar dan transaksi
lain yang dilarang di dalam syari`at.
4. Barang yang diperjualbelikan barang halal.
5. Tidak diperbolehkannya monopoli, ijon dan rekayasa harga
pasar.
6. Adanya pengawas yang bertugas untuk memastikan dan
menganjurkan
kepada
para
pembeli
dan
pedagang
menggunakan alat tukar melalui kasir bersama.
3.2.4.2
Aturan Teknis Pasar Islam
1. Penempatan
lapak
stan,
terkecuali
sebatas
regristrasi
partisipasi.
2. Fasilitas lapak atau stan menjadi tanggung jawab badan
pengelola.
3. Setiap salat lima waktu ditutup sekurang-kurangnya 15 menit.
4. Perlengkapan lapak atau stan dari panitia statusnya sebagai
pinjaman.
3.2.4.3
Rukun dan Ketentuan Syariah Sistem Bagi Hasil secara Akad
Mudharabah
1. Rukun Mudharabah ada empat, yaitu:
1.1 Pelaku, terdiri atas pemilik dana dan pengelola dana.
1.2 Objek mudharabah, berupa modal dan kerja.
1.3 Ijab kabul/serah terima.
1.4 Nisbah keuntungan.
2. Ketentuan syariah, adalah sebagai berikut.
2.1 Pelaku, terdiri atas pemilik dana dan pengelola dana
i. Pelaku harus cukup paham dan baligh.
ii. Pelaku akad mudharabah dapat dilakukan sesama atau
dengan nonmuslim.
44. 36
iii. Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan
usaha tetapi ia boleh mengawasi.
2.2 Objek mudharabah, berupa modal dan kerja
Objek mudharabah merupakan konsekuensi logis dengan
dilakukannya akad mudharabah.
i. Modal
Yang diterapkan di Pumanisa belum menerapkan objek
berkaitan dengan modal untuk saat ini.
ii. Kerja
1. Kontribusi pengelola dana dapat berbentuk keahlian,
keterampilan, selling skill, managemen skill, dan lainlain.
2. Kerja adalah hak pengelola dana dan tidak boleh
diintervensi oleh pemilik dana.
3. Pengelola dana harus menjalankan usaha sesuai dengan
syariah.
4. Pengelola dana harus mematuhi semua ketetapan yang
ada dalam kontrak.
5. Dalam hal pemilik dana tidak melakukan kewajiban
atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan,
pengelola dana sudah menerima modal dan sudah
bekerja maka pengelola dana berhak mendapatkan ganti
rugi.
2.3 Ijab kabul/serah terima
Adalah pernyataan dan ekspresi saling rela di antara pihakpihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis,
melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi
modern.
2.4 Nisbah keuntungan
i.
Nisbah adalah besaran yang digunakan untuk pembagian
keuntungan, mencerminkan imbalan yang berhak diterima
45. 37
oleh kedua pihak yang bermudharabah atas keuntungan
yang diperoleh. Pengelola dana mendapatkan imbalan atas
kerjanya, sedangkan pemilik dana mendapatkan imbalan
atas modalnya. Nisbah keuntungan harus diketahui dengan
jelas oleh kedua belah pihak, inilah yang akan mencegah
terjadinya perselisihan antara kedua belah pihak mengenai
cara pembagian keuntungan. Jika memang akad tersebut
tidak jelas maka pembagiannya menjadi 50% dan 50%.
ii.
Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua
belah pihak.
iii.
Pemilik dana tidak boleh meminta pembagian keuntungan
dengan menyatakan nilai nominal tertentu karena dapat
menimbulkan riba.
Apabila terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik dana
kecuali ada kelalaian atau pelanggaran kontrak oleh
pengelola dana, cara menyelesaikan sebagai berikut.
i.
Diambil terlebih dahulu dari keuntungan karena
keuntungan merupakan pelindung modal.
ii.
Bila kerugian melebihi keuntungan, maka baru
diambil dari pokok modal.
3. Berakhirnya Akad Mudharabah
Lamanya kerja sama dalam mudharabah tidak tentu dan tidak
terbatas, tetapi semua pihak berhak untuk menentukan jangka
waktu kontrak kerja samadengan memberitahukan pihak lainnya.
Namun, akad mudharabah dapat berakhir karen hal-hal sebagai
berikut (Sabbiq,2008)
3.1 Dalam hal mudharabah tersebut dibatasi waktunya, maka
mudharabah berakhir pada waktu yang telah ditentukan.
3.2 Salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri.
3.3 Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang akal.
46. 38
3.4 Pengelola
pengelola
dana
tidak
usaha
untuk
menjalankan
mencapai
amanahnya
tujuan
sebagai
sebagaimana
dituangkan dalam akad. Sebagai pihak yang mengemban
amanah ia harus beritikad baik dan hati-hati.
3.5 Modal sudah tidak ada.
3.2.5
Unit organisasi dan pejabat yang terkait dalam sistem bagi hasil
Salah satu faktor kunci atau penentu dari keberhasilan pelayanan
adalah peran SDM manajemen Pumanisa sebagai pengelola aset
Pumanisa. Oleh karena itu pentingnya disusun sebuah tim manajemen
sebagai Badan Pengelola yang mampu meng-cover seluruh ruang
lingkup fungsi, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan pelayanan yang
dikembangkan.
Susunan (manajemen) Badan Pengelola Pumanisa yang telah disiapkan
oleh PT BAP ditetapkan sbb:
1. Manajer (1 orang)
Bertanggung
jawab
atas
seluruh
operasional
Pumanisa
dan
memberikan keputusan strategis.
2. Akuntan (1 orang)
Membuat laporan keuangan yang dibutuhkan oleh manajer sebagai
pijakan mengambil keputusan.
3. Kasir (6 orang)
Bertanggung jawab terhadap penerimaan keuangan hasil penjualan
yang dilakukan penukaran dari konsumen dan pedagang dengan alat
tukar berupa voucher. Membuat Laporan Penerimaan Hasil Penjualan
secara harian kemudian diserahkan kepada akuntan untuk diolah.
4. Supervisor (2 orang)
Bertugas membantu manager melaksanakan dan mengembangkan
Pumanisa.
5. Peng-input( 1 orang )
47. 39
Bertugas membuat laporan secara komputerisasi dan menghitung
pembagian untuk pedagang dan bagian pengelola Pumanisa.
6. Outsource cleaning service(4 orang)
Bertugas menjaga kebersihan dan keindahan seluruh bagian Pumanisa.
7. Outsource security (2 orang)
Bertanggungjawab terhadap keamanan serta melarang pengunjung
merokok, seluruh bagian Pumanisa baik siang maupun malam.
3.2.6
Sistem Operasional Bagi Hasil pada Pujasera Pumanisa-PT. BAP
Semarang
3.2.6.1
Produk dan Layanan
Pumanisa membuka produk layanan dalam satu area terpadu
berupa berbagai fasilitas one stop services di lingkungan kampus
Unissula, yaitu:
PUMANISA (Pusat Layanan Umum Mahasiswa dan Apresiasi
Seni Sultan Agung)
Merupakan produk layanan inti dari seluruh area berupa ruang
untuk fasilitas jajanan dan makanan ( kuliner ) yang dipusatkan di
lantai dua (2) yang terdiri dari tiga jenis layanan utama yakni:
kantin besar, mini counter, outlet minuman, outlet makan kecil.
Layanan kantin standar (non VIP) menyajikan konten 10 (sepuluh)
menu makanan dengan kapasitas 50 meja dan 200 tempat duduk.
Tabel 3.2.6.1
Layanan Menu Jajanan & Makanan PUMANISA
1
2
3
4
5
MENU UTAMA
(KHAS)
Pecel
Tela Tela
Bakso
Mie Ayam
Soto Ayam
JUMLAH
1
1
2
1
2
outlet
outlet
outlet
outlet
outlet
1 Pedagang
1 Pedagang
2 Pedagang
2 Pedagang
2 Pedagang
KETERANGAN
EXISTING
EXISTING
EXISTING
EXISTING
EXISTING
48. 40
6
7
8
9
10
11
12
13
Nasi Rames
18
ES Cream Campina
1
Juice
4
Counter Teh
2
Jamur Crispy
1
Gule Kambing
1
Serba Penyet
1
Cafe
2
Jumlah
37
Sumber: Manajemen Pumanisa
outlet
outlet
outlet
outlet
outlet
outlet
outlet
outlet
outlet
54 Pedagang
1 Pedagang
4 Pedagang
2 Pedagang
1 Pedagang
2 Pedagang
3 Pedagang
2 Pedagang
77 Pedagang
EXISTING
EXISTING
EXISTING
EXISTING
BARU
BARU
BARU
EXISTING
Lokasi Pumanisa merupakan kawasan terpusat untuk aktivitas
usaha di lingkungan kampus Unissula. Sebagai one stop services
kampus maka lokasi tersebut sangat strategis karena menjadi titik
pertemuan mahasiswa dan karyawan Unissula.
3.2.6.2
Rekrutmen Mitra Usaha
Untuk memperoleh mitra yang layak dan sesuai dengan kebutuhan
dan standar produk dan layanan Pumanisa maka akan dilakukan
perekrutan mitra usaha melalui penawaran kerjasama dan
penentuan mitra usaha melalui proses seleksi maupun penilaian.
Adapun dalam penentuan mitra usaha hal-hal yang menjadi
kriteria penilaian sebagai berikut:
1. Aspek kinerja usaha yang bersangkutan, ini bisa dilihat dari
keberhasilan usaha di tempat sebelumnya. Namun juga bisa
dinilai dari prospektus barang yang diperjualbelikan.
2. Aspek konten (isi) dan konteks (cara pelayanan) usaha, yaitu
pengelolaan
usaha
yang
telah
dilakukan
berdasarkan
pengalaman sebelumnya dan rencana ke depan.
3. Aspek test (kelulusan) yaitu hasil test tertulis ataupun lisan
(wawancara).
4. Aspek pemantapan usaha, yaitu tahap pemberian paket
pelatihan intensif pelayanan berbasis Islami dan pengelolaan
usaha dengan pola baru Pumanisa
49. 41
Adapun rincian pentahapan perekrutan mitra usaha melalui proses
penilaian dan proses seleksi disusun sebagai berikut:
A. Sistem Kerjasama
Sesuai
visi-misi-tujuan
Pumanisa
yang
pada
intinya
mengembangkan sebuah model kewirausahaan, produk &
layanan serta kemitraan yang berbasis nilai-nilai syariah Islam
maka sistem kerjasama usaha yang dipilih untuk diterapkan
adalah sistem sharing atau bagi hasil dimana sistem ini lebih
menjamin keadilan dan proporsionalitas input-proses-hasil
yang saling menguntungkan.
Konsekuensi dari penerapan sistem ini adalah kompleksitas
aturan main yang cukup rumit dan membutuhkan manajemen,
skill, investasi peralatan dan intensitas pengelolaan yang lebih
tinggi. Untuk menguji coba model tersebut sembari menata
kesiapan manajemen akan memakai sistem bagi hasil.
B. Sistem Bagi Hasil
Sistem ini akan diterapkan pada produk dan layanan Pumanisa
(lantai 2) dengan berbagai perangkat sistem dan sumber daya
manusia yang disiapkan oleh manajemen. Sistem ini dipilih
karena memiliki beberapa manfaat yang diperoleh dari
kerjasama ini, yakni:
1. Adanya standarisasi pelayanan.
2. Keterbukaan dalam penerimaan hasil penjualan dan bagi
hasilnya ditambah penggunaan voucher yang memang
mengurangi
ketidaktransparanan
aliran keluar masuk
keuangan dari pedagang ke pengelola.
3. Memudahkan kegiatan monitoring/pembinaan pedagang
oleh PT BAP.
Adapun sistem bagi hasil yang diterapkan adalah pola revenue
sharing dengan penetapan akad atau ketentuan tambahan yang
dirumuskan sebagai berikut:
50. 42
1. Pedagang mitra jika tidak berjualan atau buka harus
mengajukan ijin terlebih dahulu kepada pihak pengelola.
2. Ketentuan sharing adalah 90% (Pedagang) sedang untuk
manajemen PUMANISA 10% dari pendapatan kotor atau
omzet.
3. Omzet ditarget ditentukan oleh pedagang itu sendiri.
Apabila kurang dari target yang telah ditetapkan maka akan
dievaluasi bersama dengan manajemen.
4. Bagi hasil akan diberikan berkala maksimal setiap satu
pekan sekali atau setiap hari yang memang sudah
dipersiapkan apabila pedagang membutuhkan dana secara
langsung untuk kelancaran operasional usahanya.
5. Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan sekali, bila yang
bersangkutan tidak memenuhi target akan diberikan
kesempatan 1x3 bulan dan bila waktu toleransi yang
bersangkutan belum bisa memenuhi target maka kerjasama
akan diakhiri
6. Pedagang dan penyewa dikenai biaya kebersihan dan
pemeliharaan gedung Rp 100.000/bulan, naik 10% per
tahun.
C. Sistem Pelayanan
Corak pelayanan yang diterapkan adalah user friendly
(bersahabat), nyaman dan profesional dalam lingkungan yang
mendidik,
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
minat
pengguna/pelanggan untuk senantiasa datang menikmati menu
sajian produk dan layanan dan selalu ingin mengunjungi
lokasi. Agar kegiatan kerjasama dapat berjalan baik perlu
dibuat
peraturan
yang
dapat
menjamin
keharmonisan
hubungan dan kerjasama antara mitra kerja, antara lain
diupayakan konten produk dan jasa yang ditawarkan tidak
sama/berbeda dengan antara penyedia jasa satu dengan yang
51. 43
lainnya, juga diatur penetapan waktu pelayanan dan ketentuan
lainnya yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing
pihak.
Waktu pelayanan Pumanisa mulai pukul 06.00 s/d 16.00 WIB,
dengan demikian dapat memenuhi kebutuhan pembeli untuk
kuliner pagi hingga sore hari. Istirahat ditetapkan selama ½
jam saat masuk waktu Salat Dzuhur dan Salat Ashar pintu
akan kita tutup selama ½ jam yang merupakan jam wajib
untuk menunaikan ibadah sholat berjamaah di masjid kampus
sesuai dengan BUDAI. Pelayanan lantai 2 (PUMANISA)
karena menggunakan sistem yang lebih kompleks maka akan
diatur alur pelayanan sebagai SOP (Standar Operasional
Prosedur) sebagai berikut
1. Pemesanan
1.1 Pengunjung datang ke Pujasera, duduk dan memesan
menu seperti yang tertera pada buku daftar menu.
Kemudian
pramusaji/pelayanan
memberi
kwitansi
pemesanan.
Pengunjung datang ke Pujasera, kemudian melalui kasir
yang terletak dekat dengan pintu masuk, pengunjung
menukarkan
mendapatkan
dahulu
uang
voucher
yang
yang
dimiliki
telah
untuk
disediakan
manajemen yang terdapat pecahan 6 jenis voucehr (Rp
20.000,-; Rp 10.000,-; Rp 5.000,-; Rp 2.000,-; Rp
1.000,-; Rp 500,-) sehingga alat tukar yang digunakan
ke pedagang ialah voucher.
1.2 Lalu pengunjung bisa langsung ke Counter pedagang
dan memesan menu, kemudian pedagang memberi
pesanan setelah terjadi kesepakatan harga yang sesuai.
2 Voucher
52. 44
Voucher dibuat untuk transaksi yang dilakukan oleh
konsumen dengan pedagang dan ditukarkan pada kasir
yang terletak pada pintu masuk Pumanisa.
Gambar 3.2.6.1 : Gambar Voucher yang dipakai untuk transaksi di Pumanisa
Sumber: Manajemen Pumanisa
3 Pembayaran
Sebelum makan para pengunjung diwajibkan membayar
makanan atau minuman ke pedagang dengan menggunakan
voucher.
4 Menikmati sajian makanan, dan minuman
Menu yang dipesan akan dikirim ke meja pengunjung untuk
dinikmati setelah pengunjung melakukan pembayaran.
5 Sharing bagi hasil
53. 45
Bagi hasil akan diberikan setiap hari diakhir setelah jam
buka Pumanisa selesai sesuai
pedagang.
omzet masing-masing
54. 46
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai Aplikasi Sistem Bagi Hasil Pada
PT. Bhakti Agung Pratama Semarang, maka dapat disimpulkan:
1. Penting adanya nilai perjuangan Islam untuk umat dalam segala aspek
kehidupan.
Sebagai gambaran potret ekonomi Islam, Pumanisa ini dapat menjadi
kerangka dasar aplikasi ekonomi syariah yang diharapkan menjadi
akseleritas dalam pembangunan masyarakat madani di lingkungan kampus
Unissula. Sehingga kita tidak hanya mengkajinya saja dalam hal teoritis
supaya generasi khairu ummah yang didambakan pun dapat lahir.
2. Menangkap peluang usaha pujasera.
Tertarik dalam dunia ekonomi bila tidak dibuktikan dalam sektor riil maka
ekonomi ini hanya menjadi perbincangan semu belaka. Pesatnya bisnis di
Indonesia pada umumnya tidak hanya dari kebutuhan fisiologis belaka,
namun juga berangkat dari analisa yang matang sehingga implikasi yang
dapat kita peroleh itu berbuah manis. Dengan bertambahnya pengembangan
usaha yang dilakukan PT. BAP Semarang ini di jangka panjang mampu
mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan tenaga-tenaga professional yang
dididik oleh Unissula.
3. Selain itu akan menjadi unit usaha yang menguntungkan bagi Lembaga
Pengembangan Usaha ( LPU ) Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung.
Kompleksitas masalah senantiasa digeluti dari hari ke hari dalam dunia
pekerjaan, dan tidak jarang dibumbui sensasi kompetisi yang tiada henti
sehingga memaksa kita untuk menunjukkan kualitas dan professionalitas
kerja. Seiring dengan perkembangan masalah pun juga menemui berbagai
perubahan di lapangan yang perlu kita cermati sebagai sebuah tantangan
55. 47
yang membangun. Tantangan inilah yang menjadikan perusahaan akan
menjadi maju bila mampu mengendalikan atau menjadi mundur karena
tidak mampu mengendalikan perubahan lingkungan. Perubahan inilah yang
sedang diupayakan PT. BAP Semarang bermetamorfosis menjadi lebih baik
melalui Pumanisa dengan penataan managemen dan memulai penerapan
nilai ekonomi Islam dalam sistem perusahaannya.
4. Pumanisa akan menjadi pusat layanan yang memberikan nilai lebih bagi PT.
Bhakti Agung Pratama dan YBWSA.
Diawali dengan dilakukannya studi banding yang dilakukan pihak
manajemen Pumanisa ke Bazar Madinah di Kota Depok milik Bapak
Muhaimin Iqbal (praktisi ekonomi Islam) terdapat pendidikan dan
penerapan ekonomi Islam yang nyata dalam konsep perdagangan yaitu
dengan menggunakan sistem bagi hasil. Fenomena inilah yang dijadikan
inspirasi penerapan yang sama diterapkan di Semarang dilakukan oleh unit
usaha yang dimiliki PT BAP pada manajemen pengelolaan Pumanisa.
Konsekwensi penerapan sistem bagi hasil ini akan berpotensi adanya nilai
ibadah dan bisnis menjadi sangat kental tanpa terpisah, dengan semangat
rasionalitas yang tinggi dalam menjalani Islam yang Rahmatal Lil Alamin
semoga akan terjaga nilai ke-Islami-an kita di segi ritual maupun segi
kehidupan sosialnya.
56. 48
DAFTAR PUSTAKA
Chapra, M. Umer. 2000. Islam dan Pembangunan Ekonomi. Diterjemahkan oleh
Basri, Ikhwan Abidin. Gema Insani Press
Ir. M. Iqbal Hasan, M. M., 2002, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan
Aplikasinya, Bogor: Ghalia Indonesia.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2011. Akuntansi Syariah di Indonesia.Jakarta:
Salemba Empat.
Rivai, Veithzal. 2009. Islamic Economics. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Soemarso S. R. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.
Sucipto, Toto., Moelyati, Soemardi, dan Suyoto. 2004. Siklus Akuntansi. Jakarta :
Yudhistira.
58. 50
FORM PERMOHONAN SEWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
:……………………………………………………………
Alamat
:……………………………………………………………
Identitas Diri
:……………………………………………………………
Nomor Telepon/HP
:……………………………………………………………
Berminat untuk bergabung sebagai pedagang di PUMANISA, dengan kategori
jenis barang:
1. Makanan Jadi
2. Makanan Ringan
3. Minuman
(Lingkari salah satu),
Untuk kesempatan yang diberikan ini saya bersedia barbagi hasil dengan
pihak PUMANISA 10% dari setiap penjualan. Selanjutnya saya berjanji bahwa
atas kesempatan yang di berikan ke saya, saya akan patuh sepenuhnya pada aturan
syariah yang antara lain:
1. Tidak berbohong
2. Tidak menipu
3. Tidak curang
4. Tidak menyembunyikan cacat barang
5. Tidak membuat kartal harga
6. Tidak memonopoli komoditi tertentu
7. Dll yang dilarang oleh ketentuan syariah
Bila saya melanggar ketentuan tersebut, saya rela kesempatan saya untuk
berdagang di PUMANISA dicabut dari dan diberikan kepada orang lain yang
lebih taat kepada ketentuan syariah.
Semarang,……………………..2013
(……………………………)
59. 51
PERATURAN MANAJEMEN PUMANISA
1. Pedagang
hanya
boleh
mengambil
satu
kategori
(makanan/minuman/sembako)
2. Pumanisa buka jam……………….., pedagang wajib hadir pada jam buka
Pumanisa.
3. Setiap hari wajib mengisi absensi yang sudah di sediakan pihak pengelola
tanpa kecuali
4. Jika dalam 1 bulan terdapat 3 x (izin), maka akan kami akan beri surat
peringatan
5. Jika
pedagang
mendapatkan
musibah/meninggal
dunia
(anak/istri/suami/bapak/ibu) mendapatkan izin selama 3x
6. Menjaga kualitas menu yang dijual (rasa)
7. Cepat saji
8. Melayani pembeli dengan ramah dan sopan
9. Pedagang menjaga kebersihan di masing-masing kantinnya sendiri
10. Pedagang tedak diperkenankan berjualan sambil mengasuh anak
11. Setiap transaksi pembayaran agar dilakukan di kasir termasuk transaksi
antar pedagang
12. Daftar menu akan dikoordinir oleh pengelola
13. Pihak pengelola tidak bertanggung jawab terhadap stok barang pedagang
14. Konfirmasi dahulu dengan pihak pengelola bagi (MINI COUNTER) yang
menggunakan alat-alat listrik (freezer,kulkas, magic com dll)
15. Bagi (MINI COUNTER) yang menggunakan alat listrik maka akan kami
kenakan biaya perbulan:
a. Kulkas Rp. 20.000,b. Blender Rp. 15.000,c. Freezer Rp. 30.000,d. Dispenser Rp. 35.000,e. Microwave Rp. 50.000,-
60. 52
f. Magic com Rp. 50.000,g. Magic jar Rp. 15.000,h. Siller Rp. 10.000,16. Setiap ada pemesanan harus melalui pengelola Pumanissa
17. Pengambilan pembayaran dilakukan satu hari berikutnya setelah berjualan
11.00 – 15.00 wib
18. Setiap pedagang yang ingin menambah menu harus mengisi formulir yang
sudah disediakan pengelola
19. Untuk pedagang yang mengajukan menu baru, agar membawa bentuk fisik
menu yang diajukan kepada pihak pengelola dan akan di uji rasa dan
kecepatan dalam penyajian.
61. 53
SURAT AKAD/PERJANJIAN
Pada hari ini…………………tanggal……bulan……………..tahun…………yang
bertanda tangan di bawah ini:
1. Dalam
hal
ini
bertindak
sebagai
pengelola
Pumanisa
yang
beralamat…………………………….
Selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai pihak pertama
2. Dalam hal ini bertindak sebagai pedagang Pumanisa, dengan identitas
-
Nama
-
No Identitas :…………………………………………………………
-
Alamat
:…………………………………………………………
:…………………………………………………………
Yang selanjutnya disebut pihak kedua
Kedua belah pihak sepakat untuk melaksanakan kerja sama dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Pihak pertama mematuhi aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh pihak
pertama
2. Pihak pertama akan memberikan sanksi kepada pihak kedua jika
melanggar aturan yang sudah ditetapkan
3. Sanksi tersebut berupa peringatan pertama, surat peringatan kedua, dan
selanjutnya surat pemutusan kerjasama
Demikian surat akad/perjanjian ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya
Pihak Pertama
Pihak Kedua
(……..........................)
(………………………)