SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
H. Dody Zulfikar, SE, MM.
1
2
Tax Offenses
upaya-upaya perlawanan dari WP baik
secara pasif maupun aktif tidak melaporkan
dan tidak membayar pajak yang terutang
sesuai dengan ketentuan Undang-undang,
baik dilakukan sendiri oleh WP maupun
bekerjasama dengan orang lain, termasuk
kolusi dengan oknum aparat pajak
pengelakan pajak secara sengaja melalui
pelaporan SPT yang isinya tidak benar,
memberikan dokumen-dokumen yang
palsu, dan pada umumnya diancam dengan
hukum pidana
Tax Fraud
3
Istilah ini digunakan untuk pengelakan
pajak atau penghindaran pajak dengan
cara yang bertentangan dengan Undang-
undang Perpajakan sehingga diancam
dengan sanksi baik secara administratif,
maupun hukuman pidana
Tax Avoidance
penghindaran pajak melalui pemanfaatan
celah ketidak lengkapan peraturan
perundang-undangan pajak (Loopholes)
sehingga dianggap tidak bertentangan
dengan hukum yang berlaku
4
suatu perbuatan yang melanggar
peraturan perundang-undangan pajak
yang menimbulkan kerugian keuangan
negara dimana pelakunya diancam
dengan hukuman pidana
5
1. UU Perpajakan
 UU No.3/1983 jo. UU No.16/2000 ttg KUP: Psl
38, 39, 40, 41, 41A, 41B, 43
 UU No.12/1985 jo. UU No.12/1994 ttg PBB: Psl
24 & 25
 UU No.13/1985 ttg Bea Meterai: Psl 13 & 14
 UU No.10/1995 ttg Kepabeanan: Psl 102 - 111
 UU No.11/1995 ttg Cukai: Psl 50 – 51
 UU No.18/1997 jo. UU No.34/2000 ttg PDRD:
Psl 37 – 40
2. KUHP Psl 103, 253
3. KUHAP
 Psl 42 ay (1) UU PDRD
 Psl 44 ay (1) UU KUP
6
(1) Wajib Pajak yg krn kealpaannya tidak
menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak
benar atau tidak lengkap atau melampirkan
keterangan yg tidak benar shg merugikan
keuangan daerah dpt dipidana dng pidana kurungan
paling lama 1 th dan atau denda paling banyak 2
kali jumlah pajak yg terutang
(2) Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak
menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah
atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap
atau melampirkan keterangan yang tidak benar
sehingga merugikan keuangan daerah dapat
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun dan atau denda paling banyak 4 (empat) kali
jumlah pajak yang terutang
7
Tindak pidana di bidang perpajakan daerah
tidak dituntut setelah melampaui jangka waktu
10 th sejak saat terutangnya pajak atau
berakhirnya Masa Pajak atau berakhirnya
Bagian Tahun Pajak atau berakhirnya Tahun
Pajak ybs.
Wajib Retribusi yg tdk melaksanakan
kewajibannya shg merugikan keuangan
daerah diancam pidana kurungan paling lama
6 bln atau denda paling banyak 4 kali jumlah
retribusi yg terutang
Pasal 39 UU PDRD
8
(1) Pejabat yg krn kealpaannya tdk memenuhi
kewajiban merahasiakan hal sebagaimana
dimaksud dlm Ps. 36 ay (1) & (2), dipidana
dng pidana kurungan plg lama 6 bln atau
denda plg banyak Rp 2 juta.
(2) Pejabat yg dng sengaja tdk memenuhi
kewajibannya atau seseorang yg
menyebabkan tdk dipenuhinya kwj pejabat
sebagaimana dimaksud dlm Ps.36 ay (1) &
(2), dipidana dng pidana kurungan plg lama
1 th atau denda plg banyak Rp 5 juta.
(3) Penuntutan thd tindak pidana sebagaimana
dimaksud pd ay (1) & (2) hanya dilakukan
atas pengaduan org yg kerahasiannya
dilanggar
9
Asas Teritorialitas (Pasal 2 KUHP)
Ketentuan-ketentuan pidana dlm perundang
–undangan Indonesia berlaku bagi setiap
orang yang melakukan sesuatu delik di
Indonesia
Asas Nasional Aktif (Pasal 5
KUHP)
WNI yang berada di Luar Negeri yang
melakukan kejahatan di bidang perpajakan
menurut perundang-undangan pajak
Indonesia, dapat dituntut dan diadili karena
melakukan tindak pidana pajak
berdasarkan hukum yang berlaku di
Indonesia
10
perbuatan-perbuatan yang melanggar
larangan-larangan atau kewajiban-kewajiban
yang ditentukan dalam undang-undang
perpajakan, yang secara langsung atau tidak
langsung dapat menimbulkan kerugian
keuangan negara, diancam dengan hukuman
pidana
Contoh:
 Pasal 39 ayat (1) hrf c UU KUP
 Pasal 103 hrf a UU Kepabeanan
 Pasal 37 ayat (2) UU PDRD
11
Orang, badan, atau siapa yang
dapat dipertanggungjawabkan atas
pelanggaran hukum pidana pajak
dan terhadapnya dapat dijatuhi
hukuman pidana
 Wajib Pajak/Penanggung Pajak
 Bukan Wajib Pajak/Penanggung
Pajak
12
a. Orang Pribadi sebagai Individu ⇒
Ps. 37 ay (2) UU PDRD
b. Seseorang sebagai pengurus dari
suatu badan hukum perdata atau
badan lainnya ⇒ Ps. 37 ay (2) UU
PDRD
c. Badan hukum perdata atau badan
hukum lainnya ⇒ Ps. 108 ay (4) UU
No.10/1995
a. Pejabat Pajak ⇒ Ps. 34 & 41 UU
KUP, Ps. 36 & 40 UU PDRD
b. Pihak Ketiga ⇒ Ps 41A UU KUP
c. Penyertaan Tindak Pidana Pajak ⇒
Ps. 43 ay (1) UU KUP
13
Yang melakukan perbuatan (plegen, dader)
Yang menyuruh melakukan perbuatan (doen
plegen, middelijke dader)
Yang turut melakukan perbuatan
(medeplagen, mededader)
Yang membantu perbuatan (medeplichtige)
Yang menganjurkan supaya perbuatan
dilakukan (uitlokker)
14
Pidana pokok berupa:
a. Pidana penjara;
b. Pidana kurungan;
c. Pidana denda;
d. Pidana tambahan, berupa:
 Pencabutan hak-hak tertentu;
 Perampasan barang-barang tertentu;
 Pengumuman putusan hakim
15
1. Perumusan spesifik
Pasal 108 ayat (4) UU No.10/1995
2. Perumusan alternatif
Pasal 25 ayat (1) hrf b UU No.12/1994
3. Perumusan kumulatif
Pasal 37 ayat (2) UU PDRD
4. Perumusan campuran
Pasal 103 hrf d UU No.10/1995
16
Penyidik adalah:
a. Pejabat Polisi negara Republik
Indonesia
b. Pejabat Pegawai Negeri Sipil
tertentu yang diberi wewenang
khusus oleh undang-undang
17
Pasal 1 butir 1 UU No.8 tahun 1981 ttg
Hukum Acara Pidana
18
Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia atau Pejabat pegawai
negeri sipil tertentu yang diberi
wewenang khusus oleh Undang-
undang untuk melakukan penyidikan
19
 Pasal 42 ayat (1) UU PDRD
Pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan
Pemda diberi wewenang khusus sebagai Penyidik
untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan Daerah atau Retribusi, sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara
Pidana yang berlaku
 Pasal 42 ayat (3) UU PDRD
Penyidik sebagaimana dimaksud pd ay (1)
memberitahukan dimulainya penyidikan &
menyampaikan hasil penyidikannya kpd Penuntut
Umum, sesuai dng ketentuan yg diatur dlm UU No.8
Th 1981 ttg Hukum Acara Pidana
 menerima, mencari, mengumpulkan & meneliti ket./laporan
berkenaan dgn tindak pidana di bid. Perpajakan
 meneliti, mencari & mengumpulkan ket. mengenai OP/Bdn ttg
kebenaran perbuatan yg dilakukan sehub. dgn tindak pidana di bid.
Perpajakan
 meminta ket. & bahan bukti dari OP/Bdn
 memeriksa buku2, catatan2, dokumen lain berkaitan dgn tindak
pidana perpajakan
 melakukan penggledahan & penyitaan bahan bukti
 meminta bantuan tenaga ahli
 menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan
ruangan pd saat pemeriksaan sedang berlangsung
 memotret seseorang berkaitan dengan tindak pidana perpajakan
 memanggil saksi & meminta bantuan tenaga ahli
 menghentikan penyidikan
 Melakukan tindakan lain yg perlu utk kelancaran penyidikan
20
Ps. 44 UU KUP; Ps. 42 UU PDRD
Tdk diatur wewenang penyidik utk melakukan
penangkapan & atau penahanan
⇒ Ps. 21 KUHAP
21
 SE Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: SE-
006/J.A/7/1985 tanggal 19 Juli 1985;
 SE Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor
POL: B/5401/IX/1986 tanggal 1 September 1986
 SE Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-
01/PJ.7/1997 tanggal 28 Januari 1997
 Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia Nomor: M.PW.07.03-762 tanggal 15 Juli
1986 tentang Pelaksanaan Ketentuan Pasal 44
ayat (3) UU No.6 Tahun 1983
 Fatwa Ketua MA RI Nomor: KMA/114/IV/1990
tanggal 7 April 1990 tentang Penyerahan Hasil
Penyidikan PPMS kepada Penuntut Umum
Kelemahan aturan ketentuan pidana pajak
Terbatasnya SDM penyidik pajak dan
penegak hukum
Kurangnya sosialisasi hukum pidana pajak
22
23

More Related Content

What's hot

NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPAriza Ekky
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMIcha Icha
 
ppt Ppn pajak pertambahan nilai dan cara menghitungnya
ppt Ppn pajak pertambahan nilai dan cara menghitungnyappt Ppn pajak pertambahan nilai dan cara menghitungnya
ppt Ppn pajak pertambahan nilai dan cara menghitungnyaRayse Aulia
 
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,StiamiAkt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiamiromi romi
 
PPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMPPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMIcha Icha
 
Pajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan UmumPajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan UmumDharaniKassapa
 
NPWP DAN NPPKP SERTA SPT
NPWP DAN NPPKP SERTA SPTNPWP DAN NPPKP SERTA SPT
NPWP DAN NPPKP SERTA SPTsaidah2323
 
Makalah teori klasik perdagangan internasional
Makalah teori klasik perdagangan internasionalMakalah teori klasik perdagangan internasional
Makalah teori klasik perdagangan internasionalSumandikaAdhy
 
011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21Tobagus Makmun
 
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"anggitacxcx
 
PPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMPPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMkaromah95
 
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannyaRPG Gultom
 
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Ketentuan Umum dan Tatacara PerpajakanKetentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakaniyandri tiluk wahyono
 
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
 

What's hot (20)

NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKP
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBM
 
ppt Ppn pajak pertambahan nilai dan cara menghitungnya
ppt Ppn pajak pertambahan nilai dan cara menghitungnyappt Ppn pajak pertambahan nilai dan cara menghitungnya
ppt Ppn pajak pertambahan nilai dan cara menghitungnya
 
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,StiamiAkt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
 
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
 
PPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMPPN dan PPnBM
PPN dan PPnBM
 
Pajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan UmumPajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan Umum
 
NPWP DAN NPPKP SERTA SPT
NPWP DAN NPPKP SERTA SPTNPWP DAN NPPKP SERTA SPT
NPWP DAN NPPKP SERTA SPT
 
Makalah teori klasik perdagangan internasional
Makalah teori klasik perdagangan internasionalMakalah teori klasik perdagangan internasional
Makalah teori klasik perdagangan internasional
 
011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21
 
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
 
PPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMPPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBM
 
Letter of credit
Letter of creditLetter of credit
Letter of credit
 
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
 
Bank indonesia
Bank indonesiaBank indonesia
Bank indonesia
 
Bab 5 Perpajakan
Bab 5 PerpajakanBab 5 Perpajakan
Bab 5 Perpajakan
 
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Ketentuan Umum dan Tatacara PerpajakanKetentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
 
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)
 
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
 

Similar to Pidana Pajak Daerah

Tindak pidana di bidang perpajakan (php)
Tindak pidana di bidang perpajakan (php)Tindak pidana di bidang perpajakan (php)
Tindak pidana di bidang perpajakan (php)kakca
 
Seri KUP :: Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan
Seri KUP :: Tindak Pidana Di Bidang PerpajakanSeri KUP :: Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan
Seri KUP :: Tindak Pidana Di Bidang PerpajakanRoko Subagya
 
Seri kup tindak pidana di bidang perpajakan
Seri kup   tindak pidana di bidang perpajakanSeri kup   tindak pidana di bidang perpajakan
Seri kup tindak pidana di bidang perpajakanRoko Subagya
 
Percepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsiPercepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsihadiarnowo
 
Pasal pasal
Pasal pasalPasal pasal
Pasal pasalumum
 
Tugas kelompok jilid ii
Tugas  kelompok jilid iiTugas  kelompok jilid ii
Tugas kelompok jilid iiIda Hamidah
 
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaAndy Susanto
 
Undang undang nomor 31 pidana korupsi
Undang undang nomor 31 pidana korupsiUndang undang nomor 31 pidana korupsi
Undang undang nomor 31 pidana korupsiSyem James
 
Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)
Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)
Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)intelnvidia277
 
Undang-Undang nomor 31 tahun 1999
Undang-Undang nomor 31 tahun 1999Undang-Undang nomor 31 tahun 1999
Undang-Undang nomor 31 tahun 1999Muhammad Sirajuddin
 

Similar to Pidana Pajak Daerah (20)

Kup penyidikan
Kup penyidikanKup penyidikan
Kup penyidikan
 
Tindak pidana di bidang perpajakan (php)
Tindak pidana di bidang perpajakan (php)Tindak pidana di bidang perpajakan (php)
Tindak pidana di bidang perpajakan (php)
 
Anti korupsi ta
Anti korupsi taAnti korupsi ta
Anti korupsi ta
 
Seri KUP :: Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan
Seri KUP :: Tindak Pidana Di Bidang PerpajakanSeri KUP :: Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan
Seri KUP :: Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan
 
Seri kup tindak pidana di bidang perpajakan
Seri kup   tindak pidana di bidang perpajakanSeri kup   tindak pidana di bidang perpajakan
Seri kup tindak pidana di bidang perpajakan
 
Tindak pidana di bidang perpajakan
Tindak pidana di bidang perpajakanTindak pidana di bidang perpajakan
Tindak pidana di bidang perpajakan
 
Percepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsiPercepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsi
 
Pasal pasal
Pasal pasalPasal pasal
Pasal pasal
 
hfib1349588837.pptx
hfib1349588837.pptxhfib1349588837.pptx
hfib1349588837.pptx
 
Tugas kelompok jilid ii
Tugas  kelompok jilid iiTugas  kelompok jilid ii
Tugas kelompok jilid ii
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6
 
Gugatan dan sanggahan
Gugatan dan sanggahanGugatan dan sanggahan
Gugatan dan sanggahan
 
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
 
Pengadilan Pajak.pptx
Pengadilan Pajak.pptxPengadilan Pajak.pptx
Pengadilan Pajak.pptx
 
Undang undang nomor 31 pidana korupsi
Undang undang nomor 31 pidana korupsiUndang undang nomor 31 pidana korupsi
Undang undang nomor 31 pidana korupsi
 
Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)
Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)
Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)
 
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsiUu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
 
uu311999.pdf
uu311999.pdfuu311999.pdf
uu311999.pdf
 
Undang-Undang nomor 31 tahun 1999
Undang-Undang nomor 31 tahun 1999Undang-Undang nomor 31 tahun 1999
Undang-Undang nomor 31 tahun 1999
 
Penyidikan Pajak
Penyidikan PajakPenyidikan Pajak
Penyidikan Pajak
 

More from WEST NUSA TENGGARA

Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdfBahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdfWEST NUSA TENGGARA
 
Bahan Rakorbangpus Deputi Pendanaan.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi Pendanaan.pdfBahan Rakorbangpus Deputi Pendanaan.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi Pendanaan.pdfWEST NUSA TENGGARA
 
Buku Pedoman Climate Budget Tagging CBT Daerah
Buku Pedoman Climate Budget Tagging CBT DaerahBuku Pedoman Climate Budget Tagging CBT Daerah
Buku Pedoman Climate Budget Tagging CBT DaerahWEST NUSA TENGGARA
 
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab SumbawaTata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab SumbawaWEST NUSA TENGGARA
 
05. manajemen umum bab v pengorganisasian
05. manajemen umum bab v pengorganisasian05. manajemen umum bab v pengorganisasian
05. manajemen umum bab v pengorganisasianWEST NUSA TENGGARA
 
04. manajemen umum bab iv penetapan tujuan
04. manajemen umum bab iv penetapan tujuan04. manajemen umum bab iv penetapan tujuan
04. manajemen umum bab iv penetapan tujuanWEST NUSA TENGGARA
 
03. manajemen umum bab iii proses perencanaan
03. manajemen umum bab iii proses perencanaan03. manajemen umum bab iii proses perencanaan
03. manajemen umum bab iii proses perencanaanWEST NUSA TENGGARA
 
02. manajemen umum bab ii evolusi teori
02. manajemen umum bab ii evolusi teori02. manajemen umum bab ii evolusi teori
02. manajemen umum bab ii evolusi teoriWEST NUSA TENGGARA
 
01. manajemen umum bab i pengertian
01. manajemen umum bab i pengertian01. manajemen umum bab i pengertian
01. manajemen umum bab i pengertianWEST NUSA TENGGARA
 
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p214. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2WEST NUSA TENGGARA
 
Kebijakan akuntansi pemerintahan persediaan
Kebijakan akuntansi pemerintahan persediaanKebijakan akuntansi pemerintahan persediaan
Kebijakan akuntansi pemerintahan persediaanWEST NUSA TENGGARA
 
Sap pp71 sesi 4 perbedaan psap 08,09,10,11
Sap pp71 sesi 4 perbedaan psap 08,09,10,11Sap pp71 sesi 4 perbedaan psap 08,09,10,11
Sap pp71 sesi 4 perbedaan psap 08,09,10,11WEST NUSA TENGGARA
 
Sap pp71 sesi 5 materi psap 12
Sap pp71 sesi 5 materi psap 12Sap pp71 sesi 5 materi psap 12
Sap pp71 sesi 5 materi psap 12WEST NUSA TENGGARA
 
Sap pp71 sesi 3 perbedaan psap 03, 04, 05, 06, 07
Sap pp71 sesi 3 perbedaan psap 03, 04, 05, 06, 07Sap pp71 sesi 3 perbedaan psap 03, 04, 05, 06, 07
Sap pp71 sesi 3 perbedaan psap 03, 04, 05, 06, 07WEST NUSA TENGGARA
 
Sap pp71 sesi 2 perbedaan kk, psap 01, psap 02
Sap pp71 sesi 2 perbedaan kk, psap 01, psap 02Sap pp71 sesi 2 perbedaan kk, psap 01, psap 02
Sap pp71 sesi 2 perbedaan kk, psap 01, psap 02WEST NUSA TENGGARA
 
Sap pp71 sesi 1 gambaran umum pp 71
Sap pp71 sesi 1 gambaran umum pp 71Sap pp71 sesi 1 gambaran umum pp 71
Sap pp71 sesi 1 gambaran umum pp 71WEST NUSA TENGGARA
 

More from WEST NUSA TENGGARA (20)

Kewenangan Pemerintah.pdf
Kewenangan Pemerintah.pdfKewenangan Pemerintah.pdf
Kewenangan Pemerintah.pdf
 
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdfBahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
 
Bahan Rakorbangpus Deputi Pendanaan.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi Pendanaan.pdfBahan Rakorbangpus Deputi Pendanaan.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi Pendanaan.pdf
 
Buku Pedoman Climate Budget Tagging CBT Daerah
Buku Pedoman Climate Budget Tagging CBT DaerahBuku Pedoman Climate Budget Tagging CBT Daerah
Buku Pedoman Climate Budget Tagging CBT Daerah
 
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab SumbawaTata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
 
Perda PBB P2 Kab Sumbawa
Perda PBB P2 Kab SumbawaPerda PBB P2 Kab Sumbawa
Perda PBB P2 Kab Sumbawa
 
05. manajemen umum bab v pengorganisasian
05. manajemen umum bab v pengorganisasian05. manajemen umum bab v pengorganisasian
05. manajemen umum bab v pengorganisasian
 
04. manajemen umum bab iv penetapan tujuan
04. manajemen umum bab iv penetapan tujuan04. manajemen umum bab iv penetapan tujuan
04. manajemen umum bab iv penetapan tujuan
 
03. manajemen umum bab iii proses perencanaan
03. manajemen umum bab iii proses perencanaan03. manajemen umum bab iii proses perencanaan
03. manajemen umum bab iii proses perencanaan
 
02. manajemen umum bab ii evolusi teori
02. manajemen umum bab ii evolusi teori02. manajemen umum bab ii evolusi teori
02. manajemen umum bab ii evolusi teori
 
01. manajemen umum bab i pengertian
01. manajemen umum bab i pengertian01. manajemen umum bab i pengertian
01. manajemen umum bab i pengertian
 
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p214. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2
 
Kebijakan akuntansi pemerintahan persediaan
Kebijakan akuntansi pemerintahan persediaanKebijakan akuntansi pemerintahan persediaan
Kebijakan akuntansi pemerintahan persediaan
 
Analisis Standar Belanja
Analisis Standar BelanjaAnalisis Standar Belanja
Analisis Standar Belanja
 
Sap pp71 sesi 4 perbedaan psap 08,09,10,11
Sap pp71 sesi 4 perbedaan psap 08,09,10,11Sap pp71 sesi 4 perbedaan psap 08,09,10,11
Sap pp71 sesi 4 perbedaan psap 08,09,10,11
 
Sap pp71 sesi 5 materi psap 12
Sap pp71 sesi 5 materi psap 12Sap pp71 sesi 5 materi psap 12
Sap pp71 sesi 5 materi psap 12
 
Sap pp71 sesi 3 perbedaan psap 03, 04, 05, 06, 07
Sap pp71 sesi 3 perbedaan psap 03, 04, 05, 06, 07Sap pp71 sesi 3 perbedaan psap 03, 04, 05, 06, 07
Sap pp71 sesi 3 perbedaan psap 03, 04, 05, 06, 07
 
Sap pp71 sesi 2 perbedaan kk, psap 01, psap 02
Sap pp71 sesi 2 perbedaan kk, psap 01, psap 02Sap pp71 sesi 2 perbedaan kk, psap 01, psap 02
Sap pp71 sesi 2 perbedaan kk, psap 01, psap 02
 
Sap pp71 sesi 1 gambaran umum pp 71
Sap pp71 sesi 1 gambaran umum pp 71Sap pp71 sesi 1 gambaran umum pp 71
Sap pp71 sesi 1 gambaran umum pp 71
 
Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010
 

Pidana Pajak Daerah

  • 1. H. Dody Zulfikar, SE, MM. 1
  • 2. 2 Tax Offenses upaya-upaya perlawanan dari WP baik secara pasif maupun aktif tidak melaporkan dan tidak membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan Undang-undang, baik dilakukan sendiri oleh WP maupun bekerjasama dengan orang lain, termasuk kolusi dengan oknum aparat pajak pengelakan pajak secara sengaja melalui pelaporan SPT yang isinya tidak benar, memberikan dokumen-dokumen yang palsu, dan pada umumnya diancam dengan hukum pidana Tax Fraud
  • 3. 3 Istilah ini digunakan untuk pengelakan pajak atau penghindaran pajak dengan cara yang bertentangan dengan Undang- undang Perpajakan sehingga diancam dengan sanksi baik secara administratif, maupun hukuman pidana Tax Avoidance penghindaran pajak melalui pemanfaatan celah ketidak lengkapan peraturan perundang-undangan pajak (Loopholes) sehingga dianggap tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku
  • 4. 4 suatu perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan pajak yang menimbulkan kerugian keuangan negara dimana pelakunya diancam dengan hukuman pidana
  • 5. 5 1. UU Perpajakan  UU No.3/1983 jo. UU No.16/2000 ttg KUP: Psl 38, 39, 40, 41, 41A, 41B, 43  UU No.12/1985 jo. UU No.12/1994 ttg PBB: Psl 24 & 25  UU No.13/1985 ttg Bea Meterai: Psl 13 & 14  UU No.10/1995 ttg Kepabeanan: Psl 102 - 111  UU No.11/1995 ttg Cukai: Psl 50 – 51  UU No.18/1997 jo. UU No.34/2000 ttg PDRD: Psl 37 – 40 2. KUHP Psl 103, 253 3. KUHAP  Psl 42 ay (1) UU PDRD  Psl 44 ay (1) UU KUP
  • 6. 6 (1) Wajib Pajak yg krn kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yg tidak benar shg merugikan keuangan daerah dpt dipidana dng pidana kurungan paling lama 1 th dan atau denda paling banyak 2 kali jumlah pajak yg terutang (2) Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak yang terutang
  • 7. 7 Tindak pidana di bidang perpajakan daerah tidak dituntut setelah melampaui jangka waktu 10 th sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak atau berakhirnya Bagian Tahun Pajak atau berakhirnya Tahun Pajak ybs. Wajib Retribusi yg tdk melaksanakan kewajibannya shg merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 bln atau denda paling banyak 4 kali jumlah retribusi yg terutang Pasal 39 UU PDRD
  • 8. 8 (1) Pejabat yg krn kealpaannya tdk memenuhi kewajiban merahasiakan hal sebagaimana dimaksud dlm Ps. 36 ay (1) & (2), dipidana dng pidana kurungan plg lama 6 bln atau denda plg banyak Rp 2 juta. (2) Pejabat yg dng sengaja tdk memenuhi kewajibannya atau seseorang yg menyebabkan tdk dipenuhinya kwj pejabat sebagaimana dimaksud dlm Ps.36 ay (1) & (2), dipidana dng pidana kurungan plg lama 1 th atau denda plg banyak Rp 5 juta. (3) Penuntutan thd tindak pidana sebagaimana dimaksud pd ay (1) & (2) hanya dilakukan atas pengaduan org yg kerahasiannya dilanggar
  • 9. 9 Asas Teritorialitas (Pasal 2 KUHP) Ketentuan-ketentuan pidana dlm perundang –undangan Indonesia berlaku bagi setiap orang yang melakukan sesuatu delik di Indonesia Asas Nasional Aktif (Pasal 5 KUHP) WNI yang berada di Luar Negeri yang melakukan kejahatan di bidang perpajakan menurut perundang-undangan pajak Indonesia, dapat dituntut dan diadili karena melakukan tindak pidana pajak berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia
  • 10. 10 perbuatan-perbuatan yang melanggar larangan-larangan atau kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam undang-undang perpajakan, yang secara langsung atau tidak langsung dapat menimbulkan kerugian keuangan negara, diancam dengan hukuman pidana Contoh:  Pasal 39 ayat (1) hrf c UU KUP  Pasal 103 hrf a UU Kepabeanan  Pasal 37 ayat (2) UU PDRD
  • 11. 11 Orang, badan, atau siapa yang dapat dipertanggungjawabkan atas pelanggaran hukum pidana pajak dan terhadapnya dapat dijatuhi hukuman pidana  Wajib Pajak/Penanggung Pajak  Bukan Wajib Pajak/Penanggung Pajak
  • 12. 12 a. Orang Pribadi sebagai Individu ⇒ Ps. 37 ay (2) UU PDRD b. Seseorang sebagai pengurus dari suatu badan hukum perdata atau badan lainnya ⇒ Ps. 37 ay (2) UU PDRD c. Badan hukum perdata atau badan hukum lainnya ⇒ Ps. 108 ay (4) UU No.10/1995
  • 13. a. Pejabat Pajak ⇒ Ps. 34 & 41 UU KUP, Ps. 36 & 40 UU PDRD b. Pihak Ketiga ⇒ Ps 41A UU KUP c. Penyertaan Tindak Pidana Pajak ⇒ Ps. 43 ay (1) UU KUP 13
  • 14. Yang melakukan perbuatan (plegen, dader) Yang menyuruh melakukan perbuatan (doen plegen, middelijke dader) Yang turut melakukan perbuatan (medeplagen, mededader) Yang membantu perbuatan (medeplichtige) Yang menganjurkan supaya perbuatan dilakukan (uitlokker) 14
  • 15. Pidana pokok berupa: a. Pidana penjara; b. Pidana kurungan; c. Pidana denda; d. Pidana tambahan, berupa:  Pencabutan hak-hak tertentu;  Perampasan barang-barang tertentu;  Pengumuman putusan hakim 15
  • 16. 1. Perumusan spesifik Pasal 108 ayat (4) UU No.10/1995 2. Perumusan alternatif Pasal 25 ayat (1) hrf b UU No.12/1994 3. Perumusan kumulatif Pasal 37 ayat (2) UU PDRD 4. Perumusan campuran Pasal 103 hrf d UU No.10/1995 16
  • 17. Penyidik adalah: a. Pejabat Polisi negara Republik Indonesia b. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang 17
  • 18. Pasal 1 butir 1 UU No.8 tahun 1981 ttg Hukum Acara Pidana 18 Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang- undang untuk melakukan penyidikan
  • 19. 19  Pasal 42 ayat (1) UU PDRD Pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemda diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan Daerah atau Retribusi, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku  Pasal 42 ayat (3) UU PDRD Penyidik sebagaimana dimaksud pd ay (1) memberitahukan dimulainya penyidikan & menyampaikan hasil penyidikannya kpd Penuntut Umum, sesuai dng ketentuan yg diatur dlm UU No.8 Th 1981 ttg Hukum Acara Pidana
  • 20.  menerima, mencari, mengumpulkan & meneliti ket./laporan berkenaan dgn tindak pidana di bid. Perpajakan  meneliti, mencari & mengumpulkan ket. mengenai OP/Bdn ttg kebenaran perbuatan yg dilakukan sehub. dgn tindak pidana di bid. Perpajakan  meminta ket. & bahan bukti dari OP/Bdn  memeriksa buku2, catatan2, dokumen lain berkaitan dgn tindak pidana perpajakan  melakukan penggledahan & penyitaan bahan bukti  meminta bantuan tenaga ahli  menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan pd saat pemeriksaan sedang berlangsung  memotret seseorang berkaitan dengan tindak pidana perpajakan  memanggil saksi & meminta bantuan tenaga ahli  menghentikan penyidikan  Melakukan tindakan lain yg perlu utk kelancaran penyidikan 20 Ps. 44 UU KUP; Ps. 42 UU PDRD Tdk diatur wewenang penyidik utk melakukan penangkapan & atau penahanan ⇒ Ps. 21 KUHAP
  • 21. 21  SE Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: SE- 006/J.A/7/1985 tanggal 19 Juli 1985;  SE Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor POL: B/5401/IX/1986 tanggal 1 September 1986  SE Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE- 01/PJ.7/1997 tanggal 28 Januari 1997  Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M.PW.07.03-762 tanggal 15 Juli 1986 tentang Pelaksanaan Ketentuan Pasal 44 ayat (3) UU No.6 Tahun 1983  Fatwa Ketua MA RI Nomor: KMA/114/IV/1990 tanggal 7 April 1990 tentang Penyerahan Hasil Penyidikan PPMS kepada Penuntut Umum
  • 22. Kelemahan aturan ketentuan pidana pajak Terbatasnya SDM penyidik pajak dan penegak hukum Kurangnya sosialisasi hukum pidana pajak 22
  • 23. 23

Editor's Notes

  1. IBM/c/my doc/elia/pidana pajak Bogor