SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
HUKUM SYARA’ (1)
POKOK BAHASAN
Pengertian Hukum Syara’
Hukum Taklifi dan Hukum Wadh’i
Perbedaan Hukum Taklifi dan
Hukum Wadh’i
Tiga Rukun Hukum Syara’ :
 (1) Al Hakim,
 (2) Mahkum alaihi (Mukallaf), (objek hukum)
 (3) Mahkum fiihi. (sasaran hukum)
Ushul Fiqih adalah metodologi
yang ditempuh mujtahid untuk
menggali hukum syara’ dari
sumber-sumber hukum syara’ (al-
Qur’an, hadits, ijma sahabat, qiyas
syar’i)
PENGERTIAN
HUKUM SYARA’
DEFINISI HUKUM SYARA’
 Kata “al hukmu” menurut bahasa,
artinya “al man’u”, yakni mencegah.
 Misalnya ungkapan :

‫حكم‬
‫الحصان‬
،
‫أي‬
‫منع‬
‫الحصان‬
‫من‬
‫اإلنطالق‬
 Hakama al hishan, seseorang
“menghukum” kuda, artinya, dia
mencegah kuda itu dari lari.
 M. Husain Abdullah, Al Wadhif fi Ushul Al Fiqh, hlm. 219;
Wahbah Zuhaili, Ushul Al Fiqh Al Islami, 1/37
DEFINISI HUKUM SYARA’
 Definisi lain :

‫الشرعي‬ ‫الحكم‬
:
‫المكل‬ ‫بأفعال‬ ‫المتعلق‬ ‫هللا‬ ‫خطاب‬ ‫هو‬
‫فين‬
‫الوضع‬ ‫او‬ ‫التخيير‬ ‫او‬ ‫باإلقتضاء‬
.
 Hukum syara’ adalah seruan / firman dari
Allah yang terkait dengan perbuatan-
perbuatan para mukallaf, baik berupa
tuntutan, pemberian pilihan, atau
penetapan sesuatu sebagai pengatur
hukum.
 Wahbah Az Zuhaili, Ushul Al Fiqh Al Islami, Juz I hlm. 38.
DEFINISI HUKUM SYARA’
 Hukum syara’ menurut istilah ulama ushul fiqih :

‫الشرعي‬ ‫الحكم‬
:
‫بأفعال‬ ‫المتعلق‬ ‫الشارع‬ ‫خطاب‬ ‫هو‬
‫الوضع‬ ‫او‬ ‫التخيير‬ ‫او‬ ‫باإلقتضاء‬ ‫العباد‬
.
 Hukum syara’ adalah seruan dari As Syari’
yang terkait dengan perbuatan-perbuatan
hamba, baik berupa tuntutan (iqtidha),
pemberian pilihan (at-takhyir), atau
penetapan (al-wadh’i)
 M. Husain Abdullah, Al Wadhif fi Ushul Al Fiqh, hlm. 219; Atha bin Khalil,
Taisir Al Wushul Ila Al Ushul, hlm. 9
PENJELASAN DEFINISI HUKUM SYARA’
 Hukum syara’ adalah seruan dari As Syari’ yang terkait
dengan perbuatan-perbuatan hamba (manusia), baik
berupa tuntutan (iqtidha), pemberian pilihan (at-takhyir),
atau penetapan (al-wadh’i)
 Dalam definisi tersebut dikatakan as-Syâri’, tidak dikatakan
Allah agar bisa mencakup juga Sunnah dan Ijma’, sehingga
tidak ada dugaan bahwa yang dimaksud dengan khithab itu
hanya al-Qur’an saja.
 Disebutkan pula (dalam definisi) yang berkaitan dengan
aktivitas hamba (manusia), tidak menggunakan kata mukallaf;
agar bisa mencakup hukum-hukum yang berkaitan dengan
anak kecil dan orang gila. Seperti hukum tentang zakat atas
harta yang dimiliki anak kecil dan orang gila.
HUKUM TAKLIFI
DAN
HUKUM WADH’I
HUKUM TAKLIFI DAN HUKUM WADH’I
 Dari definisi hukum syara’ yang terpilih, yaitu :

‫الشرعي‬ ‫الحكم‬
:
‫العباد‬ ‫بأفعال‬ ‫المتعلق‬ ‫الشارع‬ ‫خطاب‬ ‫هو‬
‫الوضع‬ ‫او‬ ‫التخيير‬ ‫او‬ ‫باإلقتضاء‬
.
“Seruan pembuat syariah (Allah SWT) yg berkaitan dengan
perbuatan manusia, baik berupa tuntutan (iqtidha’), pilihan
(takhyir) ataupun wadhi (penetapan). (An-Nabhani, al-Asnawi,
al-Ghazali )
 Maka hukum syara’ itu ada dua bagian :
 Pertama, hukum taklifi, yaitu hukum untuk mengatur
perbuatan manusia, dengan hukum berupa tuntutan
(thalab) dan pemberian pilihan (takhyir).
 Kedua, hukum wadh’i, yaitu hukum untuk mengatur
hukum taklifi itu. Atha bin Khalil, Taisir Al Wushul Ila Al Ushul, hlm. 9
HUKUM TAKLIFI DAN
HUKUM WADH’I
 Hukum taklifi, meliputi :
 (1) tuntutan tegas (thalab jazim), yaitu haram
dan wajib.
 (2) tuntutan tidak tegas (thalab ghairu jazim),
yaitu sunnah (mandub) dan makruh.
 (3) pemberian pilihan (takhyir), yaitu mubah.
 Hukum wadh’i, meliputi 1.sebab, 2.syarat,
3.mani’, 4.sah – batal – fasad serta 5.azimah
– rukhsah.
 Atha bin Khalil, Taisir Al Wushul Ila Al Ushul, hlm. 9
PERBEDAAN HUKUM TAKLIFI
DAN HUKUM WADH’I
 Terdapat dua perbedaan utama :
 (1) Hukum taklifi merupakan hukum yang
langsung mengatur perbuatan manusia.
 Contoh : sholat 5 waktu hukumnya wajib
(hukum taklifi)
 Sedang hukum wadh’i, hukum yang
mengatur perbuatan manusia secara tidak
langsung.
 Contoh : Wudhu adalah syarat sholat
(hukum wadh’i)
PERBEDAAN HUKUM TAKLIFI
DAN HUKUM WADH’I
 (2) Hukum taklifi berada dalam kuasa mukallaf
(maqdur lil mukallaf).
 Misalnya : wudhu sebagai syarat sholat,
mencuri sebagai sebab hukum potng tangan,
dll.
 Sedang hukum wadh’i, kadang dalam kuasa
mukallaf, misalnya wudhu sbg syarat sholat,
 Kadang tidak berada dalam kuasa manusia.
 Misalnya tergelincirnya matahari sebagai
sebab sholat zhuhur (QS Al Isra` : 78). M. Husain
Abdullah, Al Wadhif fi Ushul Al Fiqh, hlm. 249-250
PERBEDAAN HUKUM TAKLIFI
DAN HUKUM WADH’I
 TEMA HUKUM TAKLIFI
DAN HUKUM WADH’I
SECARA LEBIH DETAIL
AKAN DIBAHAS DALAM
KULIAH-KULIAH
SELANJUTNYA.
RUKUN-RUKUN
HUKUM SYARA’
PENGERTIAN RUKUN-
RUKUN HUKUM SYARA’
 Yang dimaksud pembahasan Rukun-Rukun
Hukum Syara’ (Arkan al hukm as syar’i) adalah
pembahasan tentang :
 (1) Al Haakim, yaitu siapa yang berhak membuat
hukum; apakah Allah SWT ataukah manusia?
 (2) Al Mahkum ‘alaihi, yaitu membahas siapa
yang menjadi objek hukum (mukallaf)=manusia
yang terkena beban hukum
 (3) Al Mahkum fiihi, yaitu membahas apa yang
dihukumi (perbuatan manusia).
AL HAAKIM
 Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama ushul,
bahwa al haakim hanyalah Allah SWT, bukan manusia.
 Note : inilah perbedaan mendasar Islam dengan
demokrasi, yang menetapkan manusia sebagai pembuat
hukum
 Itulah yang disebut prinsip kedaulatan di tangan rakyat
(the soveregnity belongs to the people).
 Prinsip ini bertentangan dengan Aqidah Islam (QS Al
An’aam : 57). “Keputusan hukum itu hanya pada Allah,
Dialah Dzat yang Maha Memutuskan kebenaran,
sedangkan Dialah sebaik-baik Pemberi keputusan”
AL HAAKIM
 Para ulama menetapkan bahwa al haakim
hanyalah Allah SWT, berdasarkan dua dalil :
 Pertama, dalil aqli,
 yaitu pembuktian berdasarkan akal bahwa
manusia tidak mungkin mampu menetapkan
hukum untuk mengatur manusia itu sendiri.
 Kedua, dalil naqli,
 Yaitu dalil-dalil nash Al Qur`an atau As Sunnah
yang mewajibkan manusia berhukum dengan
hukum Allah, atau yang mengharamkan manusia
berhukum dengan selain hukum Allah.
AL HAAKIM
 DALIL AQLI :
 Bahwasanya manusia mempunyai jangkauan
akal yang terbatas.
 Akal manusia hanya mampu menjangkau fakta
yang dapat diindera (al waqi’ al mahsus).
 Definisi akal : “Proses pemindahan
penginderaan terhadap fakta ke dalam otak
melalui panca indera, yang kemudian
ditafsirkan dengan pengetahuan sebelumnya.”
 Lihat kitab At Tafkir karya Taqiyuddin An
Nabhani.
AL HAAKIM
 Berdasarkan definisi itu, maka akal manusia
tidak mungkin menjangkau suatu perbuatan
dipuji Allah atau dicela Allah.
 Bahwa sholat itu dipuji Allah, tidak dapat
dijangkau oleh akal manusia.
 Bahwa zina itu dicela Allah, juga tidak dapat
dijangkau oleh akal manusia.
 Pujian dan celaan Allah hanya dapat
diketahui lewat wahyu, tak mungkin
diketahui oleh akal secara langsung.
AL HAAKIM
 DALIL NAQLI :
 Banyak sekali nash Al Qur`an atau As Sunnah
yang mewajibkan manusia berhukum dengan
hukum Allah, atau yang mengharamkan
manusia berhukum dengan selain hukum
Allah.
 QS An Nisaa` : 59, 65; An Nuur : 63, QS Al
An’aam : 57; dll.
 Sabda Rasulullah SAW,”Barangsiapa
melakukan perbuatan yang tidak ada perintah
kami atasnya, maka perbuatan itu tertolak.”
(HR Muslim).
AL MAHKUM ALAIHI (objek hukum)
 Mahkum alaihi adalah : orang yang perbuatannya terkait
dengan Khitaabus Syaari’. =siapa yang dibebani hukum
(manusia)
 Disebut dengan istilah : mukallaf.
 Mukallaf sesungguhnya adalah seluruh manusia terkena
beban hukum
 Sebab Islam (baik aqidah maupun syariahnya) adalah
risalah untuk seluruh manusia tanpa kecuali.
 Kalau Seruan hukum itu pada semua manusia
 Lihat QS Al A’raaf : 158; Saba` : 28.
‫ا‬ً‫ع‬‫مي‬َ‫ج‬ ‫م‬ُ‫ك‬‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ِ ‫ه‬
‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫سو‬َ‫ر‬ ‫ى‬ّ‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫اس‬ّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ٰ‫ي‬ ‫ل‬ُ‫ق‬
Katakanlah (wahai Muhammad): "Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya aku
adalah Pesuruh Allah kepada kamu semuanya, QS Al A’raaf : 158
‫ا‬ً‫َذير‬‫ن‬ َ‫و‬ ‫ا‬ً‫شير‬َ‫ب‬ ِ
‫اس‬ّ‫ن‬‫ل‬ِ‫ل‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ف‬‫كا‬ ّ
‫ّل‬ِ‫إ‬ َ‫ك‬ٰ‫ن‬‫ل‬َ‫س‬‫ر‬َ‫أ‬ ‫ما‬ َ‫و‬
﴿
٢٨
﴾
Dan tiadalah Kami mengutusmu (wahai Muhammad) melainkan untuk umat
manusia seluruhnya, sebagai Rasul pembawa berita gembira (kepada orang-
orang yang beriman), dan pemberi peringatan (kepada orang-orang yang ingkar)
AL MAHKUM ALAIHI (objek
hukum)
 Syarat Mukallaf ada dua :
 (1) syarat umum mukallaf, maksudnya tidak ada
bedanya untuk muslim maupun non muslim
 yaitu ada 3 syarat : berakal, baligh, dan mampu.
 (2) syarat khusus mukallaf, yaitu syarat yang
khusus, yaitu keislaman seseorang,
 Untuk perbuatan-perbuatan tertentu yang
ditetapkan syara’ , spt shalat, puasa, zakat, haji,
menjadi hakim, dll (lih Ushul Fiqih, Hafidz A,
hal.86)
AL MAHKUM FIHI= Apa yang dihukumi,
yaitu Perbuatan manusia
 Mahkum fiihi adalah : apa-apa yang
terkait dengan Khithaabus Syari’.
 Apa-apa yang terkait dengan Khitaabus
Syari’ adalah : perbuatan manusia.
(af’aal)
 Juga benda-benda yang digunakan
manusia dalam memenuhi kebutuhannya
(asy-yaa`).
sumber
KH. M. Shiddiq al-Jawi, M.S.I.

More Related Content

What's hot

Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-JawiKeunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-JawiAnas Wibowo
 
13. apa itu khilafah Kewajiban Terbesar
13. apa itu khilafah Kewajiban Terbesar13. apa itu khilafah Kewajiban Terbesar
13. apa itu khilafah Kewajiban TerbesarAhmad Harmoko
 
Ringkasan Kitab Sistem Sanksi dan Hukum Pembuktian dalam Islam_Hudud
Ringkasan Kitab Sistem Sanksi dan Hukum Pembuktian dalam Islam_HududRingkasan Kitab Sistem Sanksi dan Hukum Pembuktian dalam Islam_Hudud
Ringkasan Kitab Sistem Sanksi dan Hukum Pembuktian dalam Islam_Hududtsaqafahpemuda.wordpress.com
 
Fiqih - Syar'u man qablana
Fiqih - Syar'u man qablanaFiqih - Syar'u man qablana
Fiqih - Syar'u man qablanaRisma Amalia
 
Materi ibc 5 - VISI - UST,DWI CONDRO TRIONO
Materi ibc 5 - VISI - UST,DWI CONDRO TRIONO Materi ibc 5 - VISI - UST,DWI CONDRO TRIONO
Materi ibc 5 - VISI - UST,DWI CONDRO TRIONO rendra visual
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
jarimah qishash diyat
jarimah qishash diyatjarimah qishash diyat
jarimah qishash diyatswirawan
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"Nur Rohim
 
jarimah ta'zir
jarimah ta'zirjarimah ta'zir
jarimah ta'zirswirawan
 
Mengenal syariah islam 2
Mengenal syariah islam 2Mengenal syariah islam 2
Mengenal syariah islam 2el-hafiy
 
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan SolusinyaKerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan SolusinyaErwin Wahyu
 
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)MaulanaFirdaus19
 
Cinta nabi cinta syariah
Cinta nabi cinta syariahCinta nabi cinta syariah
Cinta nabi cinta syariahHanifInfoCom
 
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi malikiSejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi malikiMarhamah Saleh
 
Membuktikan Kebenaran Al-Quran
Membuktikan Kebenaran Al-QuranMembuktikan Kebenaran Al-Quran
Membuktikan Kebenaran Al-QuranErwin Wahyu
 
01.6 HUKUM GADAI SYARIAH
01.6 HUKUM GADAI SYARIAH01.6 HUKUM GADAI SYARIAH
01.6 HUKUM GADAI SYARIAHfissilmikaffah1
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabihMarhamah Saleh
 

What's hot (20)

Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-JawiKeunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
 
13. apa itu khilafah Kewajiban Terbesar
13. apa itu khilafah Kewajiban Terbesar13. apa itu khilafah Kewajiban Terbesar
13. apa itu khilafah Kewajiban Terbesar
 
04.1 KONSEP AKAD
04.1 KONSEP AKAD04.1 KONSEP AKAD
04.1 KONSEP AKAD
 
Ringkasan Kitab Sistem Sanksi dan Hukum Pembuktian dalam Islam_Hudud
Ringkasan Kitab Sistem Sanksi dan Hukum Pembuktian dalam Islam_HududRingkasan Kitab Sistem Sanksi dan Hukum Pembuktian dalam Islam_Hudud
Ringkasan Kitab Sistem Sanksi dan Hukum Pembuktian dalam Islam_Hudud
 
Fiqih - Syar'u man qablana
Fiqih - Syar'u man qablanaFiqih - Syar'u man qablana
Fiqih - Syar'u man qablana
 
Materi ibc 5 - VISI - UST,DWI CONDRO TRIONO
Materi ibc 5 - VISI - UST,DWI CONDRO TRIONO Materi ibc 5 - VISI - UST,DWI CONDRO TRIONO
Materi ibc 5 - VISI - UST,DWI CONDRO TRIONO
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
 
jarimah qishash diyat
jarimah qishash diyatjarimah qishash diyat
jarimah qishash diyat
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"
 
jarimah ta'zir
jarimah ta'zirjarimah ta'zir
jarimah ta'zir
 
Dustur
DusturDustur
Dustur
 
Mengenal syariah islam 2
Mengenal syariah islam 2Mengenal syariah islam 2
Mengenal syariah islam 2
 
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan SolusinyaKerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
 
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
 
Cinta nabi cinta syariah
Cinta nabi cinta syariahCinta nabi cinta syariah
Cinta nabi cinta syariah
 
08 HUKUM IJARAH
08 HUKUM IJARAH08 HUKUM IJARAH
08 HUKUM IJARAH
 
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi malikiSejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
 
Membuktikan Kebenaran Al-Quran
Membuktikan Kebenaran Al-QuranMembuktikan Kebenaran Al-Quran
Membuktikan Kebenaran Al-Quran
 
01.6 HUKUM GADAI SYARIAH
01.6 HUKUM GADAI SYARIAH01.6 HUKUM GADAI SYARIAH
01.6 HUKUM GADAI SYARIAH
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
 

Similar to 03 hukum syariat

Karakteristik hukum islam dalam menghadapi perkembagan zaman
Karakteristik hukum islam dalam menghadapi perkembagan zamanKarakteristik hukum islam dalam menghadapi perkembagan zaman
Karakteristik hukum islam dalam menghadapi perkembagan zamanAndi Mutmainnah Salam
 
83712170-MAKALAH-IJTIHAD.docx
83712170-MAKALAH-IJTIHAD.docx83712170-MAKALAH-IJTIHAD.docx
83712170-MAKALAH-IJTIHAD.docxIrwnSptr
 
Sumber agama dan ajaran islam
Sumber agama dan ajaran islamSumber agama dan ajaran islam
Sumber agama dan ajaran islamSari Riani
 
Bisnis Syariah Dasar.pptx
Bisnis Syariah Dasar.pptxBisnis Syariah Dasar.pptx
Bisnis Syariah Dasar.pptxssusercb2457
 
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Marhamah Saleh
 
Makalah_Hukum_Islam.doc yang menjelaskan hukum islam diindonesia
Makalah_Hukum_Islam.doc yang menjelaskan hukum islam diindonesiaMakalah_Hukum_Islam.doc yang menjelaskan hukum islam diindonesia
Makalah_Hukum_Islam.doc yang menjelaskan hukum islam diindonesiadianani9
 
Hukum dalam islam
Hukum dalam islamHukum dalam islam
Hukum dalam islamAhmad Rudi
 
Sources of Islamic law or jurisdiction
Sources of Islamic law or jurisdictionSources of Islamic law or jurisdiction
Sources of Islamic law or jurisdictionmandalina landy
 
HI PPT-1 (12 SLIDE) 2.pdf
HI PPT-1 (12 SLIDE) 2.pdfHI PPT-1 (12 SLIDE) 2.pdf
HI PPT-1 (12 SLIDE) 2.pdfHanungSetyo1
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahMarhamah Saleh
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 
Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamInchy Yaa Rfy
 
Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1faizcol
 
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptxPertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptxFauziahNurHutauruk
 

Similar to 03 hukum syariat (20)

Karakteristik hukum islam dalam menghadapi perkembagan zaman
Karakteristik hukum islam dalam menghadapi perkembagan zamanKarakteristik hukum islam dalam menghadapi perkembagan zaman
Karakteristik hukum islam dalam menghadapi perkembagan zaman
 
83712170-MAKALAH-IJTIHAD.docx
83712170-MAKALAH-IJTIHAD.docx83712170-MAKALAH-IJTIHAD.docx
83712170-MAKALAH-IJTIHAD.docx
 
Sumber agama dan ajaran islam
Sumber agama dan ajaran islamSumber agama dan ajaran islam
Sumber agama dan ajaran islam
 
Bisnis Syariah Dasar.pptx
Bisnis Syariah Dasar.pptxBisnis Syariah Dasar.pptx
Bisnis Syariah Dasar.pptx
 
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
 
Materiibc8jakarta dasar bisnissyariah
Materiibc8jakarta dasar bisnissyariahMateriibc8jakarta dasar bisnissyariah
Materiibc8jakarta dasar bisnissyariah
 
Makalah_Hukum_Islam.doc yang menjelaskan hukum islam diindonesia
Makalah_Hukum_Islam.doc yang menjelaskan hukum islam diindonesiaMakalah_Hukum_Islam.doc yang menjelaskan hukum islam diindonesia
Makalah_Hukum_Islam.doc yang menjelaskan hukum islam diindonesia
 
Hukum dalam islam
Hukum dalam islamHukum dalam islam
Hukum dalam islam
 
Sources of Islamic law or jurisdiction
Sources of Islamic law or jurisdictionSources of Islamic law or jurisdiction
Sources of Islamic law or jurisdiction
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
HI PPT-1 (12 SLIDE) 2.pdf
HI PPT-1 (12 SLIDE) 2.pdfHI PPT-1 (12 SLIDE) 2.pdf
HI PPT-1 (12 SLIDE) 2.pdf
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
 
Al qur'an
Al qur'anAl qur'an
Al qur'an
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islam
 
Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1
 
Makalah sumber hukum islam
Makalah sumber hukum islamMakalah sumber hukum islam
Makalah sumber hukum islam
 
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptxPertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
 

Recently uploaded

aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaaspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaastrinovianti699
 
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBD
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBDPermendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBD
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBDSumardi Arahbani
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfSumardi Arahbani
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumekahariansyah96
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahayunitahatmayantihafi
 
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapanPotensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapanDIVISIPENCEGAHAN
 
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Sumardi Arahbani
 
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxmuhammadrezza14
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 

Recently uploaded (9)

aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaaspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
 
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBD
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBDPermendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBD
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBD
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapanPotensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
 
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
 
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 

03 hukum syariat

  • 2. POKOK BAHASAN Pengertian Hukum Syara’ Hukum Taklifi dan Hukum Wadh’i Perbedaan Hukum Taklifi dan Hukum Wadh’i Tiga Rukun Hukum Syara’ :  (1) Al Hakim,  (2) Mahkum alaihi (Mukallaf), (objek hukum)  (3) Mahkum fiihi. (sasaran hukum)
  • 3. Ushul Fiqih adalah metodologi yang ditempuh mujtahid untuk menggali hukum syara’ dari sumber-sumber hukum syara’ (al- Qur’an, hadits, ijma sahabat, qiyas syar’i)
  • 5. DEFINISI HUKUM SYARA’  Kata “al hukmu” menurut bahasa, artinya “al man’u”, yakni mencegah.  Misalnya ungkapan :  ‫حكم‬ ‫الحصان‬ ، ‫أي‬ ‫منع‬ ‫الحصان‬ ‫من‬ ‫اإلنطالق‬  Hakama al hishan, seseorang “menghukum” kuda, artinya, dia mencegah kuda itu dari lari.  M. Husain Abdullah, Al Wadhif fi Ushul Al Fiqh, hlm. 219; Wahbah Zuhaili, Ushul Al Fiqh Al Islami, 1/37
  • 6. DEFINISI HUKUM SYARA’  Definisi lain :  ‫الشرعي‬ ‫الحكم‬ : ‫المكل‬ ‫بأفعال‬ ‫المتعلق‬ ‫هللا‬ ‫خطاب‬ ‫هو‬ ‫فين‬ ‫الوضع‬ ‫او‬ ‫التخيير‬ ‫او‬ ‫باإلقتضاء‬ .  Hukum syara’ adalah seruan / firman dari Allah yang terkait dengan perbuatan- perbuatan para mukallaf, baik berupa tuntutan, pemberian pilihan, atau penetapan sesuatu sebagai pengatur hukum.  Wahbah Az Zuhaili, Ushul Al Fiqh Al Islami, Juz I hlm. 38.
  • 7. DEFINISI HUKUM SYARA’  Hukum syara’ menurut istilah ulama ushul fiqih :  ‫الشرعي‬ ‫الحكم‬ : ‫بأفعال‬ ‫المتعلق‬ ‫الشارع‬ ‫خطاب‬ ‫هو‬ ‫الوضع‬ ‫او‬ ‫التخيير‬ ‫او‬ ‫باإلقتضاء‬ ‫العباد‬ .  Hukum syara’ adalah seruan dari As Syari’ yang terkait dengan perbuatan-perbuatan hamba, baik berupa tuntutan (iqtidha), pemberian pilihan (at-takhyir), atau penetapan (al-wadh’i)  M. Husain Abdullah, Al Wadhif fi Ushul Al Fiqh, hlm. 219; Atha bin Khalil, Taisir Al Wushul Ila Al Ushul, hlm. 9
  • 8. PENJELASAN DEFINISI HUKUM SYARA’  Hukum syara’ adalah seruan dari As Syari’ yang terkait dengan perbuatan-perbuatan hamba (manusia), baik berupa tuntutan (iqtidha), pemberian pilihan (at-takhyir), atau penetapan (al-wadh’i)  Dalam definisi tersebut dikatakan as-Syâri’, tidak dikatakan Allah agar bisa mencakup juga Sunnah dan Ijma’, sehingga tidak ada dugaan bahwa yang dimaksud dengan khithab itu hanya al-Qur’an saja.  Disebutkan pula (dalam definisi) yang berkaitan dengan aktivitas hamba (manusia), tidak menggunakan kata mukallaf; agar bisa mencakup hukum-hukum yang berkaitan dengan anak kecil dan orang gila. Seperti hukum tentang zakat atas harta yang dimiliki anak kecil dan orang gila.
  • 10. HUKUM TAKLIFI DAN HUKUM WADH’I  Dari definisi hukum syara’ yang terpilih, yaitu :  ‫الشرعي‬ ‫الحكم‬ : ‫العباد‬ ‫بأفعال‬ ‫المتعلق‬ ‫الشارع‬ ‫خطاب‬ ‫هو‬ ‫الوضع‬ ‫او‬ ‫التخيير‬ ‫او‬ ‫باإلقتضاء‬ . “Seruan pembuat syariah (Allah SWT) yg berkaitan dengan perbuatan manusia, baik berupa tuntutan (iqtidha’), pilihan (takhyir) ataupun wadhi (penetapan). (An-Nabhani, al-Asnawi, al-Ghazali )  Maka hukum syara’ itu ada dua bagian :  Pertama, hukum taklifi, yaitu hukum untuk mengatur perbuatan manusia, dengan hukum berupa tuntutan (thalab) dan pemberian pilihan (takhyir).  Kedua, hukum wadh’i, yaitu hukum untuk mengatur hukum taklifi itu. Atha bin Khalil, Taisir Al Wushul Ila Al Ushul, hlm. 9
  • 11. HUKUM TAKLIFI DAN HUKUM WADH’I  Hukum taklifi, meliputi :  (1) tuntutan tegas (thalab jazim), yaitu haram dan wajib.  (2) tuntutan tidak tegas (thalab ghairu jazim), yaitu sunnah (mandub) dan makruh.  (3) pemberian pilihan (takhyir), yaitu mubah.  Hukum wadh’i, meliputi 1.sebab, 2.syarat, 3.mani’, 4.sah – batal – fasad serta 5.azimah – rukhsah.  Atha bin Khalil, Taisir Al Wushul Ila Al Ushul, hlm. 9
  • 12. PERBEDAAN HUKUM TAKLIFI DAN HUKUM WADH’I  Terdapat dua perbedaan utama :  (1) Hukum taklifi merupakan hukum yang langsung mengatur perbuatan manusia.  Contoh : sholat 5 waktu hukumnya wajib (hukum taklifi)  Sedang hukum wadh’i, hukum yang mengatur perbuatan manusia secara tidak langsung.  Contoh : Wudhu adalah syarat sholat (hukum wadh’i)
  • 13. PERBEDAAN HUKUM TAKLIFI DAN HUKUM WADH’I  (2) Hukum taklifi berada dalam kuasa mukallaf (maqdur lil mukallaf).  Misalnya : wudhu sebagai syarat sholat, mencuri sebagai sebab hukum potng tangan, dll.  Sedang hukum wadh’i, kadang dalam kuasa mukallaf, misalnya wudhu sbg syarat sholat,  Kadang tidak berada dalam kuasa manusia.  Misalnya tergelincirnya matahari sebagai sebab sholat zhuhur (QS Al Isra` : 78). M. Husain Abdullah, Al Wadhif fi Ushul Al Fiqh, hlm. 249-250
  • 14. PERBEDAAN HUKUM TAKLIFI DAN HUKUM WADH’I  TEMA HUKUM TAKLIFI DAN HUKUM WADH’I SECARA LEBIH DETAIL AKAN DIBAHAS DALAM KULIAH-KULIAH SELANJUTNYA.
  • 16. PENGERTIAN RUKUN- RUKUN HUKUM SYARA’  Yang dimaksud pembahasan Rukun-Rukun Hukum Syara’ (Arkan al hukm as syar’i) adalah pembahasan tentang :  (1) Al Haakim, yaitu siapa yang berhak membuat hukum; apakah Allah SWT ataukah manusia?  (2) Al Mahkum ‘alaihi, yaitu membahas siapa yang menjadi objek hukum (mukallaf)=manusia yang terkena beban hukum  (3) Al Mahkum fiihi, yaitu membahas apa yang dihukumi (perbuatan manusia).
  • 17. AL HAAKIM  Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama ushul, bahwa al haakim hanyalah Allah SWT, bukan manusia.  Note : inilah perbedaan mendasar Islam dengan demokrasi, yang menetapkan manusia sebagai pembuat hukum  Itulah yang disebut prinsip kedaulatan di tangan rakyat (the soveregnity belongs to the people).  Prinsip ini bertentangan dengan Aqidah Islam (QS Al An’aam : 57). “Keputusan hukum itu hanya pada Allah, Dialah Dzat yang Maha Memutuskan kebenaran, sedangkan Dialah sebaik-baik Pemberi keputusan”
  • 18. AL HAAKIM  Para ulama menetapkan bahwa al haakim hanyalah Allah SWT, berdasarkan dua dalil :  Pertama, dalil aqli,  yaitu pembuktian berdasarkan akal bahwa manusia tidak mungkin mampu menetapkan hukum untuk mengatur manusia itu sendiri.  Kedua, dalil naqli,  Yaitu dalil-dalil nash Al Qur`an atau As Sunnah yang mewajibkan manusia berhukum dengan hukum Allah, atau yang mengharamkan manusia berhukum dengan selain hukum Allah.
  • 19. AL HAAKIM  DALIL AQLI :  Bahwasanya manusia mempunyai jangkauan akal yang terbatas.  Akal manusia hanya mampu menjangkau fakta yang dapat diindera (al waqi’ al mahsus).  Definisi akal : “Proses pemindahan penginderaan terhadap fakta ke dalam otak melalui panca indera, yang kemudian ditafsirkan dengan pengetahuan sebelumnya.”  Lihat kitab At Tafkir karya Taqiyuddin An Nabhani.
  • 20. AL HAAKIM  Berdasarkan definisi itu, maka akal manusia tidak mungkin menjangkau suatu perbuatan dipuji Allah atau dicela Allah.  Bahwa sholat itu dipuji Allah, tidak dapat dijangkau oleh akal manusia.  Bahwa zina itu dicela Allah, juga tidak dapat dijangkau oleh akal manusia.  Pujian dan celaan Allah hanya dapat diketahui lewat wahyu, tak mungkin diketahui oleh akal secara langsung.
  • 21. AL HAAKIM  DALIL NAQLI :  Banyak sekali nash Al Qur`an atau As Sunnah yang mewajibkan manusia berhukum dengan hukum Allah, atau yang mengharamkan manusia berhukum dengan selain hukum Allah.  QS An Nisaa` : 59, 65; An Nuur : 63, QS Al An’aam : 57; dll.  Sabda Rasulullah SAW,”Barangsiapa melakukan perbuatan yang tidak ada perintah kami atasnya, maka perbuatan itu tertolak.” (HR Muslim).
  • 22. AL MAHKUM ALAIHI (objek hukum)  Mahkum alaihi adalah : orang yang perbuatannya terkait dengan Khitaabus Syaari’. =siapa yang dibebani hukum (manusia)  Disebut dengan istilah : mukallaf.  Mukallaf sesungguhnya adalah seluruh manusia terkena beban hukum  Sebab Islam (baik aqidah maupun syariahnya) adalah risalah untuk seluruh manusia tanpa kecuali.  Kalau Seruan hukum itu pada semua manusia  Lihat QS Al A’raaf : 158; Saba` : 28. ‫ا‬ً‫ع‬‫مي‬َ‫ج‬ ‫م‬ُ‫ك‬‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ِ ‫ه‬ ‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫سو‬َ‫ر‬ ‫ى‬ّ‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫اس‬ّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ٰ‫ي‬ ‫ل‬ُ‫ق‬ Katakanlah (wahai Muhammad): "Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya aku adalah Pesuruh Allah kepada kamu semuanya, QS Al A’raaf : 158 ‫ا‬ً‫َذير‬‫ن‬ َ‫و‬ ‫ا‬ً‫شير‬َ‫ب‬ ِ ‫اس‬ّ‫ن‬‫ل‬ِ‫ل‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ف‬‫كا‬ ّ ‫ّل‬ِ‫إ‬ َ‫ك‬ٰ‫ن‬‫ل‬َ‫س‬‫ر‬َ‫أ‬ ‫ما‬ َ‫و‬ ﴿ ٢٨ ﴾ Dan tiadalah Kami mengutusmu (wahai Muhammad) melainkan untuk umat manusia seluruhnya, sebagai Rasul pembawa berita gembira (kepada orang- orang yang beriman), dan pemberi peringatan (kepada orang-orang yang ingkar)
  • 23. AL MAHKUM ALAIHI (objek hukum)  Syarat Mukallaf ada dua :  (1) syarat umum mukallaf, maksudnya tidak ada bedanya untuk muslim maupun non muslim  yaitu ada 3 syarat : berakal, baligh, dan mampu.  (2) syarat khusus mukallaf, yaitu syarat yang khusus, yaitu keislaman seseorang,  Untuk perbuatan-perbuatan tertentu yang ditetapkan syara’ , spt shalat, puasa, zakat, haji, menjadi hakim, dll (lih Ushul Fiqih, Hafidz A, hal.86)
  • 24. AL MAHKUM FIHI= Apa yang dihukumi, yaitu Perbuatan manusia  Mahkum fiihi adalah : apa-apa yang terkait dengan Khithaabus Syari’.  Apa-apa yang terkait dengan Khitaabus Syari’ adalah : perbuatan manusia. (af’aal)  Juga benda-benda yang digunakan manusia dalam memenuhi kebutuhannya (asy-yaa`).
  • 25. sumber KH. M. Shiddiq al-Jawi, M.S.I.