Dokumen tersebut membahas berbagai kondisi perdarahan pada kehamilan seperti abortus, kehamilan ektopik, kehamilan mola, plasenta previa, dan perdarahan pasca persalinan beserta penjelasan mengenai penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaannya.
7. Jenis
Abortus
Jumlah
perdarahan
Kram uterus Migrasi
jaringan
Dilatasi serviks
Imminens/
threatened
Sedikit/bercak Ringan Tidak Tidak
Insipiens/
inevitable
Sedang Ringan –
berat
Tidak Ya
Inkomplit banyak, berlebih Berat Ya Ya, dengan jaringan
di serviks
Komplit Sedikit Ringan Ya Tidak (serviks telah
menutup setelah
jaringan bemigrasi)
Missed
abortion /
tidak jelas
Tidak ada, bercak Tidak ada Tidak Tidak
Infeksiosa/
Sepsis
Bervariasi,
biasanya berbau
busuk
Bervariasi Bervariasi Ya, biasanya
Habitualis/
recurrent
Bervariasi Bervariasi Ya ya, biasanya
8.
9. Jenid
abortus
Penatalaksanaan
Imminens Istirahat, tirah baring, FU USG, pengukuran kadar hCG, menghindari
stres, stimulasi seksual, dan orgasme, asetaminofen berbasis analgesik.
Insipiens Tirah baring jk tidak ada rasa sakit, demam, atau perdarahan. Jika ada
nyeri, pecah ketuban, perdarahan, myeri atau demam maka terminasi
kehamilan : kuretase.
Inkomplet Perbaikan syok: cairan intravenous, transfusi. Dilatasi serviks tambahan
sebelum kuretase, Kuretase kavum uteri, pemberian uterotonika
Komplet Yakinkan bahwa jaringan telah bersih, suction atau kuret jika diperlukan
Missed
abortion
Periksa faktor pembekuan /trombosit, fibrinogen. Dilatasi atau kuretase,
induksi pengeluaran konsepsi, IVFD dan transfusi farah/ fibrinogen
Infeksiosa/
septic
Terminasi kehamilan, IVFD, transfusi darah, antibiotik broadspektrum,
kultur dan sensitifitas kuman, kuretase, uterotonika, profilaksis/
pengobatan tehrhadap tetanus
Habitualis.
Recurrent
Menentukan faktor penyebab, perbaikan keadaan umum, perbaikan gizi,
istirahat cukup, larangan olahraga dan coitus, servikss inkompeten
pengikatan serviks/ sirkodar
10. Perdarahan
Infeksi
Syok:
Syok hipovolemik akibat perdarahan
Syok septik akibat infeksi
Perforasi: akibat tindakan kuretase
11. Pengkajian
Riwayat kehamilan: periode menstruasi
terakhir, kehamilan sebelumnya, GPA
Anamnesis : nyeri (jenis, lokasi), perdarahan
(kuantitas, penampilan) alergi, status
emosional
Pemeriksaan fisik : TTV, pemeriksaan vagina
spekulum, USG
Pemeriksaan lab: β- hCG (kehamilan), HB
(anemia), sel darah putih (infeksi)
12. Diagnosis Keperawatan
Kecemasan b.d hasil yang tidak diketahui dan
tidak terbiasa dengan prosedur medis
Kurangnya volume cairan b.d perdarahan yang
berlebihan
Nyeri akut b.d kontraksi uterus
Antisipasi berkabung b.d hasil kehamilan tak
terduga
Harga diri rendah situasional b.d
ketidakmampuan menjaga kehamilan sampai
saat melahirkan
Risiko infeksi b.d terapi pembedahan dilatasi
serviks
13. Rencana Intervensi
Fokus pada stabilisasi fisiologis
IV line, cek golongan darah & Rh, Hb, Ht
USG
Management medis: tergantung jenis abortus
bila tidak dapat dipertahankan : D&C
Bedrest dan suporative care
Perhatian pada aspek psikologis: manajemen
berduka
Discharge palnning: kebutuhan istirahat,
aktivitas seksual, KB, kebersihan, diet tinggi
zat besi dan protein.
14. Suatu ovum yang telah dibuahi tertanam di luar
rongga uterus. Insiden 2% pada populasi umum
(Gilbert, 2007)
Hasil konsepsi berimplantasi dan tumbuh diluar
endometrium kavum uteri
Kehamilan ektopik sering disebut kehamilan tuba
karena sekitar 95% terletak di tuba fallopi.
Dari semua kehamilan ektopik kehamilan tuba,
55% berada di ampula (Gilbert, 2007).
Penyebab kematian ibu paling umum di trimester
awal (Cunningham dkk., 2007)
Penyebab utama infertilitas / beriksiko mengalami
KE berikutnya
15. Tuba:
Pars interstisialis
Pars ismika
Pars ampularis
Infundibulum
Servikal
Ovarial
Intraligamenter
Abdominal :
Primer
Sekunder
16.
17. Penyakit menular seksual
Penggunaan kontrasepsi IUD
Kegagalan tubektomi
Induksi abortus infeksi
Peningkatan teknologi reproduksi dibantu
Kecepatan diagnostik:
βHCG
USG Vaginal
19. 3 gejala klasik
Nyeri abdomen
Menstruasi tertunda
Perdarahan vagina yang abnormal (bercak)
yang terjadi kira-kira 6-8 minggu setelah
periode menstruasi normal terakhir (Gilbert,
2007)
Nyeri awalnya tumpul, pada satu sisi kuadran
bawah. hingga nyeri tajam dan menusuk
(Cunningham dkk., 2005)
20. Kehamilan tuba
Berakhir pada minggu ke 6-12 dengan cara : Mati
diresopsi
Abortus tuba (65%)
Ruptur tuba (35%)
Kehamilan Ovarial dan Servical
-Berakhir dengan ruptur 3-4 bulan
-Kehamilan servikal : terjadi perdarahan hebat.
Kehamilan Insterstisial
Lapisan miometrium lebih tebal
Kehamilan 4 bulan kadang aterm. Berakhir dengan ruptur
Kehamilan Isthmus
Dinding tuba lebih tipis
Kehamilan berakhir 2-3 bulan biasanya terjadi ruptur
21. Kehamilan Ampula dan Fimbrial
Abortus atau ruptur pada usia kehamilan 1-2
bulan
Kehamilan Abdominal
Primer : telur dari awal berimplantasi di rongga
abdomen
Sekunder asalnya kehamilan tuba kemudian
terjadi ruptur kehamilan abdominal
Kehamilan berakhir 5-6 bulan kadang aterm ttp
jarang
Janin pada Intraabdominal :
1. terjadi pernanahan
2. kalsifikasi : lithopaedion
3. perlemakan
22. Diagnosa keperawatan yang mngkin muncul
Penurunan cardiac out put s.d perdarahan
Penurunan volume cairan s.d perdarahan
Gangguan pertukaran gas
Gangguan perfusi jaringan
Potensial injuri s.d infeksi / kehilangan cairan/
perdarahan
Gangguan rasa nyaman nyeri
Kurangnya pengetahuan tentang KET
Gangguan rasa aman cemas : tk. sedang
23. Intervensi Keperawatan untuk Perdarahan :
Identifikasi perdarahan
Monitor tanda-tanda vital CVP kulit
Pemberian infus (+set tranfusi)
Kolaborasi pemberian therapi
Kolaborasi pemeriksaan Lab
Jika akan op lakukan oerawatan pre op
Menjelaskan tentang perdarahan
- Jelaskan secara hati hati penyebab, cara mengatasi
dan komplikasi perdarahan
- Ajarkan cara identifikasi tanda & gejala
perdarahan
Kolaborasi therapi
Nutrisi utk mencegah anemia
24. Penatalaksanaan klien KET :
-rawat di RS
-pemberian cairan infus
-transfusi darah
-persiapan operasi
25.
26. Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal
pada vili korionik menjadi sejumlah kista yang
menyerupai buah anggur yang dipenuhi
oleh cairan
uterus terisi oleh gelembung-gelembung cairan
yang menghasilkan hormon korionik
gonadotropin
Dapat terjadi hiperemisis dan pre eklamsi
Suatu penyakit yang berasal dari korion janin
27. Etiologi secara pasti belum diketahui,
mungkin karena
Status sosial ekonomi rendah (nutrisi yang
kurang)
Umur
Multipara
Anomali kromosom
hormonal
28. Teori Missed Abortion
Mudigah mati 3-5 minggu (kekurangan asam
folat)sehingga terjadi gangguan peredaran darah ,
kmd terjadi penimbunan cairan dalam mesenkin
villi sehingga terjadi gelembung-gelembung
cairan.
pada minggu ke 12-14
Teori neoplasma dari Park
Adanya sel-sel trofoblas abnormal
menyebabkan fungsi dari sel tidak normal
terjadi resopsi cairan ke villi meningkat
sehingga terjadi gelembung gelembung
yang menyebabkan terjadinya gangguan
peredaran darah
29. Perdarahan pervagina warna merah kehitaman
yang dpt menyebabkan anemia
Rahim lebih besar dari usia kehamilan
Hiperemesis lebih sering terjadi
Mungkin muncul preeklamsi dan eklamsia,
disertai udema dan protein urin +
Tidak ada tanda-tanda janin DJJ -, Balotemen -,
rangka janin -, kec mola partialis
hCG meningkat
Sering mules-mules
Dehidrasi
Biasanya terjadi aborsi pd minggu ke 12-14
30. Mola Komplit Mola Parsial
Terjadi karena pembuahan telur
kosong oleh sperma x yang
kemudian membelah diri..
Mola menyerupai sekelompok
anggur putih.
Tumbuh cepat (berisi cairan )
rahim menjadi lebih besar, tidak
sesuai usia kehamilan.
Tidak mengandung janin,
plasenta, selaput ketuban.
Tidak ada plasenta perdarahan
rongga rahim & vagina
.
Terjadi karena pembuahan
sel telur oleh dua sperma.
Sering memiliki embrion
dan kantong
ketubannningham dkk.,
2005)
Potensi untuk transformasi
maligna 5-10% (C
31. Pemeriksaan janin
1. DJJ
2. Balotemen.
3. Rangka janin
4. Pergerakan janin
Pemeriksaan pada Ibu
1. Uterus lebih besar dari usia kehamilan normal,
teraba lembek tidak ada bagian bagian janin
2. Perdarahan pervagina
3. Hiperemesis
4. Serviks lembek
5. Terjadi preeklamsia dan eklamsia sebelum mgg ke 27
32. Kadar hCG meningkat dlm darah titernya
berbeda-beda
Hb turun bila perdarahan banyak
HCT meningkat bila terjadi perdarahan
banyak
Proteinuria
Percobaan sonde mudah masuk ke kavun uteri
USG : gambaran badai salju
Dg suntikan zat kontras ke dlm uterus terlihat
spt gbr sarang tawon
33. Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari
kebutuhan b.d nausea dan vomit
Kecemasan b.d potensial terjadi keganasan
Kurangnya volume cairan b.d perdarahan
Grieving atau kehilangan b.d penghentian
kehamilan
Kurangnya pengetahuan ttg perubahan sistem
reproduksi yang patologis
Risiko komplikasi perdarahan
Gangguan perfusi jaringan
34. Perawatan pre operasi
Persiapan kuretase
Pendidikan kesehatan untuk individu dan
keluarga
Support psikososial