SlideShare a Scribd company logo
1 of 102
Download to read offline
PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS 
DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS 
Oleh : 
BAHAR 
P31.2008.00539 
Tesis diajukan sebagai salah satu syarat 
untuk memperoleh gelar 
Magister Komputer 
PROGRAM PASCA SARJANA 
MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA 
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO 
SEMARANG 
2011 
1
1 
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO 
PENGESAHAN STATUS TESIS 
JUDUL : PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS 
DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS 
NAMA : BAHAR 
NPM : P31.2008.00539 
mengijinkan Tesis Magister Komputer ini disimpan di Perpustakaan 
UniversitasDian Nuswantoro dengan syarat-syarat kegunaan sebagai berikut: 
1. Tesis adalah hak milik Universitas Dian Nuswantoro 
2. Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro dibenarkan membuat salinanuntuk 
tujuan referensi saja. 
3. Perpustakaan juga dibenarkan membuat salinan Tesis ini sebagai 
bahanpertukaran antar institusi pendidikan tinggi. 
4. Berikan tanda √ sesuai dengan kategori Tesis 
□ Sangat Rahasia 
□ Rahasia 
□ Biasa 
Disahkan oleh: 
……………………………………… ……………………….…………… 
Bahar Dr. Abdul Syukur 
Alamat Tetap: 
Jl. Ir. PM. Noor- Perum. GADIK B/14 
Sei Ulin Banjarbaru 
Tanggal : Tanggal :
2 
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO 
PERNYATAAN PENULIS 
JUDUL : PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS 
DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS 
NAMA : BAHAR 
NPM : P31.2008.00539 
“Saya menyatakan dan bertanggungjawab dengan sebenarnya bahwa Tesis ini 
adalah hasil karya saya sendiri kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing 
telah saya jelaskan sumbernya. Jika pada waktu selanjutnya ada pihak lain 
yang mengklaim bahwa Tesis ini sebagai karyanya, yang disertai dengan bukti-bukti 
yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar Magister Komputer 
saya beserta segala hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut”. 
Semarang, 17 Maret 2011 
BAHAR 
Penulis
3 
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO 
PERSETUJUAN TESIS 
JUDUL : PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS 
DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS 
NAMA : BAHAR 
NPM : P31.2008.00539 
Tesis ini telah diperiksa dan disetujui, 
Semarang, 17 Maret 2011 
Dr. Ing.Vincent Suhartono Romi Satria Wahono, M.Eng 
Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu 
Dr. Abdul Syukur 
Direktur MTI UDINUS
4 
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO 
PENGESAHAN TESIS 
JUDUL : PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS 
DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS 
NAMA : BAHAR 
NPM : P31.2008.00539 
Tesis ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Sidang 
Tesis tanggal 16 Maret 2011. Menurut pandangan kami, Tesis ini memadai dari segi 
kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugrahan gelar 
Magister Komputer (M.Kom.) 
Semarang, 17 Maret 2011 
Dewan Penguji: 
Dr. Stefanus Santosa, M.Kom M. Arief Soeleman, M.Kom 
Ketua Anggota 1 
Dr. Ing. Vincent Suhartono H. Himawan, M.Kom 
Pendamping Anggota 2
5 
ABSTRACT 
Appropriate curriculum applicable across Indonesia, 10th grade high school student 
who went up to class 11 will experience a selection of majors (majors). Majors are 
available at the high school fields of interest include the Natural Sciences, Social 
Sciences, and Language Sciences. Majors will be tailored to students' abilities in 
areas of interest that exist, the aim for later in life, lessons will be given to students to 
be more focused because it has been in accordance with capability in the field of 
interest. One consideration for selecting students are majoring in determining student 
achievement in semesters one and two (grade 10) in the form of a score value. Less 
accurate election process majors with manual systems at high schools or cause the 
need for a use of computational methods to classify students majoring in the election 
process. 
Fuzzy C-Means algorithm is an algorithm that is easy and often used in data 
clustering technique kerana efsien make an estimate and does not require many 
parameters. Several studies have concluded that the Fuzzy C-Means algorithm can be 
used to classify data based on certain attributes. This research will be used Fuzzy C-Means 
algorithm to cluster high school student data based on the value of core 
subjects for the majors. This study also examined the accuracy of Fuzzy C-Means 
algorithm in determining the majors in high school. 
Application of Fuzzy C-Means algorithm in determining the majors in high school 
students in 81 samples tested in this study show that the Fuzzy C-Means algorithm 
has a higher degree of accuracy (average 78.39%), compared with the method 
manually determining the direction has been done (only have an average accuracy 
level of 56.17%). 
Keywords: Clustering, Majors Students, Completeness Minimum Criteria, Fuzzy 
C-Means
6 
ABSTRAK 
Sesuai kurikulum yang berlaku di seluruh Indonesia, siswa kelas 10 SMA yang naik 
ke kelas 11 akan mengalami pemilihan jurusan. Penjurusan yang tersedia di SMA 
meliputi bidang minat Ilmu Alam, Ilmu Sosial, dan Ilmu Bahasa. Penjurusan akan 
disesuaikan dengan kemampuan siswa pada bidang minat yang ada, tujuannya agar 
kelak di kemudian hari, pelajaran yang akan diberikan kepada siswa menjadi lebih 
terarah karena telah sesuai dengan kemampuan pada bidang minatnya. Salah satu 
pertimbangan untuk menyeleksi siswa dalam menentukan jurusan adalah prestasi 
siswa pada semester satu dan dua (kelas 10) dalam bentuk skor nilai. Kurang 
akuratnya proses pemilihan jurusan dengan sistem manual pada Sekolah Menengah 
Atas menyebabkan perlunya suatu penggunaan metode komputasi untuk 
mengelompokkan siswa dalam proses pemilihan jurusan. 
Algoritma Fuzzy C-Means merupakan satu algoritma yang mudah dan sering 
digunakan di dalam teknik pengelompokan data kerana membuat suatu perkiraan 
yang efsien dan tidak memerlukan banyak parameter. Beberapa penelitian telah 
menghasilkan kesimpulan bahwa algoritma Fuzzy C-Means dapat dipergunakan 
untuk mengelompokkan data berdasarkan atribut-atribut tertentu. Pada penelitian ini 
akan digunakan algoritma Fuzzy C-Means untuk mengelompokkan data siswa 
Sekolah Menengah Atas berdasarkan Nilai mata pelajaran inti untuk proses 
penjurusan. Penelitian ini juga menguji tingkat akurasi algoritma Fuzzy C-Means 
dalam penentuan jurusan pada Sekolah Menengah Atas. 
Penerapan algoritma Fuzzy C-Means dalam penentuan jurusan di Sekolah Menengah 
Atas pada 81 sampel data siswa yang diuji dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 
Algoritma Fuzzy C-Means memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi (rata-rata 
78,39%), jika dibandingkan dengan metode penentuan jurusan secara manual yang 
selama ini dilakukan (hanya memiliki tingkat akurasi rata-rata 56,17 %). 
Kata Kunci : Klastering, Penjurusan Siswa, Kriteria Ketuntasan Minimum Fuzzy 
C-Means
7 
ACKNOWLEDGMENTS 
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan 
rakhmat- Nya sehingga tesis dengan judul “Penentuan Jurusan Sekolah Menengah 
Atas Dengan Algoritma Fuzzy C-Means” ini dapat diselesaikan dengan baik. 
Disadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan beberapa pihak, tesis ini tidak dapat 
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini diucapkan terima 
kasih kepada: 
1. Bapak DR. Abdul Syukur selaku Direktur Magister Teknik Informatika yang 
telah memfasilitasi selama perkuliahan berlangsung hingga terselesaikannya 
penulisan tesis ini. 
2. Bapak DR. Ing. Vincent Suhartono dan bapak Romi Satria Wahono, M.Eng 
selaku pembimbing tesis, yang telah meluangkan waktu dan mengarahkan 
selama penyusunan tesis. 
3. Seluruh Staf Pengajar Magister Teknik Informatika Universitas Dian 
Nuswantoro, yang telah membagi pengetahuannya selama proses perkuliahan. 
4. Seluruh Staf Administrasi Magister Teknik Informatika Universitas Dian 
Nuswantoro, yang telah membantu urusan administratif selama proses 
perkuliahan dan penyusunan tesis ini. 
5. Staf Akademik SMA Negeri 2 Banjarbaru, yang telah membantu kelancaran 
proses peneliatain. 
6. Keluarga tercinta dan kawan-kawan yang telah membantu secara moril dan 
materil selama perkuliahan dan penyusunan tesis ini. 
Disadarari bahwa dalam penulisan tesis ini masih terdapat banyak kekurangan, 
sehingga saran dan koreksi sangat dibutuhkan dalam proses penyempurnaannya. 
Semoga tesis ini memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan. 
Semarang, Maret 2011 
PENULIS
8 
DAFTAR ISI 
Halaman 
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i 
PENGESAHAN STATUS TESIS ............................................................................... 1 
PERNYATAAN PENULIS ........................................................................................ iii 
PERSETUJUAN TESIS ............................................................................................. iv 
PENGESAHAN TESIS ............................................................................................... v 
ABSTRACT .................................................................................................................. vi 
ABSTRAK ................................................................................................................. vii 
ACKNOWLEDGMENTS ........................................................................................ viii 
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix 
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. 10 
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x10 
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1 
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 5 
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6 
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 6 
1.5. Metode Penelitian ................................................................................................. 6 
BAB II. LANDASAN TEORI ..................................................................................... 9 
2.1. Tinjauan Studi ....................................................................................................... 9 
2.2. Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 10 
2.2.1. Konsep Clustering dalam Data Mining ..................................................... 10 
2.2.2. Algoritma Clustering ................................................................................. 13 
2.2.3. Algoritma Fuzzy Clustering C-Means (FCM) ........................................... 15 
2.2.4. Contoh Kasus Penerapan Fuzzy C-Means ................................................. 18 
2.2.5. Sistem Penilaian dan Penjurusan di Sekolah Menengah Atas ................... 34 
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 37 
3.1. Metode Penelitian .............................................................................................. 37 
3.1.1 Jenis Penelitian ........................................................................................ 37
9 
3.1.2 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 37 
3.1.3 Metode Pengukuran ................................................................................ 43 
3.2. Penerapan Fuzzy C-Means dalam Penentuan Jurusan ........................................ 43 
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 76 
4.1. Hasil Penelitian ................................................................................................... 76 
4.2. Pembahasan ......................................................................................................... 79 
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 84 
5.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 84 
5.2. Saran ................................................................................................................... 84 
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 86
10 
DAFTAR GAMBAR 
Halaman 
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran ......................................................................... 7 
Gambar 2.1 Kategori Algoritma Clustering................................................................... 13 
Gambar 2.2 Dendogram ................................................................................................. 14 
Gambar 3.1 Diagram Korelasi Antar Mata Pelajaran dengan Peminatan ...................... 44 
Gambar 3.2 Posisi Klaster Untuk Data Pertama (Peminatan IPA) ................................ 68 
Gambar 3.3 Posisi Klaster Untuk Data Kedua (Peminatan IPS) ................................... 69 
Gambar 3.3 Posisi Klaster Untuk Data Ketiga (Peminatan Bahasa) ............................. 70 
Gambar 4.1 Garafik Akurasi Hasil Peminatan Algoritma FCM pada Peminatan di 
SMA Tahun Pertama (Kelas XI) ................................................................ 83 
Gambar 4.2 Garafik Akurasi Hasil Peminatan Algoritma FCM pada Peminatan di 
SMA Tahun Kedua (Kelas XII) ................................................................. 83
11 
DAFTAR TABEL 
Halaman 
Tabel 1.1 Data Prestasi Siswa di Sebuah Sekolah Menengah Atas Setelah Proses 
Penjurusan ........................................................................................................ 2 
Tabel 2.1 Data Industri Kecil ......................................................................................... 18 
Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Pusat Klaster Pertama....................................................... 21 
Tabel 2.3 Lanjutan Tabel 2.2 ........................................................................................ 22 
Tabel 2.4 Detail Perhitungan Fungsi Objektif ............................................................... 23 
Tabel 2.5 Lanjutan Tabel 2.4 ........................................................................................ 24 
Tabel 2.6 Lanjutan Tabel 2.5 ......................................................................................... 25 
Tabel 2.7 Detail Perhitungan Derajat Keanggotaan Baru ............................................. 26 
Tabel 2.8 Lanjutan Tabel 2.7 ......................................................................................... 27 
Tabel 2.9 Derajat Keanggotaan Tiap Data Pada Setiap Cluster dengan FCM .............. 33 
Tabel 3.1 Sampel Data Nilai Rata-rata Siswa pada Bidang Minat Tertentu Sebelum 
Peminatan ....................................................................................................... 38 
Tabel 3.2 Sampel Data Nilai Rata-rata Siswa pada Bidang Minat Siswa Angkatan 
2008 SMA N 2 Banjarbaru Tahun 2010 Setelah Peminatan ......................... 40 
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke- ........47 
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke-2.. ....50 
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke-3... .....52 
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Fungsi Objektif Pada Iterasi Pertama .............................. 55 
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Derajat Keanggotaan Baru .............................................. 59 
Tabel 3.8 Derajat Keanggotaan Tiap Data Pada Setiap Klaster Dengan FCM 
Pada Iterasi Terakhir ..................................................................................... 73 
Tabel 4.1 Hasil Peminatan yang Dipilih dan Hasil Peminatan yang Dihasilkan 
Oleh FCM ..................................................................................................... 77 
Tabel 4.2 Akurasi Hasil Peminatan Algoritma FCM .................................................... 80
12 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Dalam proses pendidikan di sekolah, perbedaan masing-masing siswa harus 
diperhatikan karena dapat menentukan baik buruknya prestasi belajar siswa. Tujuan 
sekolah yang mendasar adalah mengembangkan semua bakat dan kemampuan siswa 
selama proses pendidikan. Perbedaan individual antara siswa di sekolah di antaranya 
meliputi perbedaan kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, minat dan kreativitas. 
Dengan adanya perbedaan individu tersebut, maka fungsi pendidikan tidak hanya 
dalam proses belajar mengajar, tetapi juga meliputi bimbingan/konseling, pemilihan 
dan penempatan siswa sesuai dengan kapasitas individual yang dimiliki, rancangan 
sistem pengajaran yang sesuai dan strategi mengajar yang disesuaikan dengan 
karakteristik individu siswa. Kemungkinan yang akan terjadi jika siswa mengalami 
kesalahan dalam penempatan yang tidak sesuai dengan kapasitas individual yang 
dimiliki adalah rendahnya prestasi belajar siswa [1]. Oleh karena itu, manajemen 
sekolah memegang peranan penting untuk dapat mengembangkan potensi diri yang 
dimiliki oleh siswa. 
Penempatan siswa sesuai dengan kapasitas kemampuannya atau sering disebut 
dengan penjurusan siswa di sekolah menengah ditentukan oleh kemampuan 
akademik yang didukung oleh faktor minat, karena karakteristik suatu ilmu menuntut 
karakteristik yang sama dari yang mempelajarinya. Dengan demikian, siswa yang 
mempelajari suatu ilmu yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya akan 
merasa senang ketika mempelajari ilmu tersebut. Minat dapat mempengaruhi kualitas 
pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Seorang siswa yang 
berminat pada Matematika misalnya, akan memusatkan perhatiannya lebih banyak 
ke bidang Matematika daripada siswa lain. Karena pemusatan perhatian 
intensif terhadap materi, siswa akan belajar lebih giat dan mencapai prestasi yang 
diinginkan [1]. 
Sesuai kurikulum yang berlaku di seluruh Indonesia, siswa kelas X SMA yang 
naik ke kelas XI akan mengalami pemilihan jurusan (penjurusan). Penjurusan yang 
tersedia di SMA meliputi Ilmu Alam (IPA), Ilmu Sosial (IPS), dan Ilmu Bahasa. 
Penjurusan akan disesuaikan dengan kemampuan dan minat siswa. Tujuannya adalah
13 
agar kelak di kemudian hari, pelajaran yang akan diberikan kepada siswa menjadi 
lebih terarah karena telah sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Salah satu 
pertimbangan untuk menyeleksi siswa dalam menentukan jurusan adalah prestasi 
siswa pada semester satu dan dua (kelas X) dalam bentuk nilai mata pelajaran[1]. 
Proses penjurusan diselenggarakan untuk menyeleksi dan mengumpulkan 
kemampuan peserta didik yang sama untuk menempuh satu program pendidikan 
yang sama juga. Disamping itu, penjurusan juga diselenggarakan untuk 
menyesuaikan kemampuan dan minat peserta didik terhadap bidang yang dipilihnya. 
Penempatan penjurusan yang sesuai akan meningkatkan minat dan memberikan 
kenyamanan seseorang dalam belajar. Dengan dasar kemampuan yang sama 
diharapkan dalam kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar tanpa ada 
yang mengalami kesulitan dan dapat meningkatkan minat serta prestasi belajar 
peserta didik. Sebaliknya, kurangnya minat untuk belajar akibat kesalahan dalam 
memilih jurusan menyebabkan kelesuan dan hilangnya gairah dalam belajar. Peserta 
didik sering tidak masuk belajar, membuat kelas gaduh, meninggalkan jam pelajaran 
dan sebagainya sehingga menyebabkan prestasinya menurun[2]. 
Tabel 1.1 berikut ini memperlihatkan data prestasi siswa di sebuah Sekolah 
Menengah Atas setelah proses penjurusan dilaksanakan: 
Tabel 1.1 Data Prestasi Siswa di Sebuah Sekolah Menengah Atas Setelah Proses 
Penjurusan (Peminatan) 
Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan 
Jurusan Yang 
Siswa Setelah Peminatan/ Penjurusan 
Kelas XI Kelas XII 
Dipilih 
1 Bahasa 7 5,50 74,20 
2 IPS 77,00 75,50 
3 IPA 75,50 78,00 
4 Bahasa 7 2,00 74,50 
5 IPA 72,80 71,50 
6 IPA 71,50 74,50 
7 IPS 69,00 65,50 
8 IPA 70,50 72,50 
9 Bahasa 7 6,25 75,50 
10 Bahasa 7 4,50 72,50
14 
Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan 
Setelah Peminatan/ Penjurusan 
Kelas XI Kelas XII 
Siswa 
Jurusan Yang 
Dipilih 
11 Bahasa 78,00 76,50 
12 IPS 73,00 74,80 
13 IPS 71,50 74,00 
14 IPS 67,50 65,00 
15 Bahasa 7 5,50 69,50 
16 IPA 84,30 81,30 
17 IPS 80,70 82,50 
18 Bahasa 7 6,00 80,50 
19 Bahasa 8 1,50 82,50 
20 IPA 74,00 71,00 
21 IPA 69,50 73,50 
22 IPS 82,50 79,50 
23 IPS 72,50 70,75 
24 Bahasa 6 5,50 70,50 
25 IPA 66,00 68,30 
26 IPS 78,00 76,50 
27 IPA 72,50 71,00 
28 Bahasa 7 1,00 67,50 
29 Bahasa 8 2,00 80,00 
30 IPA 72,50 67,80 
31 Bahasa 7 1,90 73,50 
32 IPA 80,70 75,50 
33 Bahasa 8 0,50 88,50 
34 IPS 82,75 80,50 
35 IPS 83,50 81,50 
36 IPA 78,20 75,50 
37 IPA 74,50 72,00 
38 Bahasa 7 9,00 81,30 
39 IPS 70,70 72,00 
40 IPS 69,50 77,50 
41 IPA 79,50 70,30 
42 IPS 75,80 72,30 
43 Bahasa 8 0,50 82,50 
44 IPS 78,50 75,80 
45 IPA 74,50 72,80 
46 IPA 74,00 72,70 
47 IPA 73,60 71,80
15 
Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan 
Setelah Peminatan/ Penjurusan 
Kelas XI Kelas XII 
Siswa 
Jurusan Yang 
Dipilih 
48 Bahasa 7 3,80 7 4,50 
49 Bahasa 7 8,50 8 2,00 
50 IPA 80,50 7 9,40 
51 IPS 77,50 8 0,00 
52 Bahasa 8 5,00 8 1,70 
53 Bahasa 7 3,80 6 9,80 
54 IPA 75,50 8 0,60 
55 IPA 83,60 8 4,50 
56 Bahasa 7 8,50 8 2,60 
57 IPS 79,60 7 5,50 
58 IPS 74,20 7 2,50 
59 Bahasa 7 5,80 7 7,00 
60 IPA 70,50 7 4,30 
61 Bahasa 7 5,00 7 5,20 
62 IPA 78,10 7 5,80 
63 IPS 77,50 8 1,20 
64 Bahasa 6 6,90 6 8,20 
65 Bahasa 7 4,50 7 4,00 
66 IPA 77,60 7 8,00 
67 IPS 79,00 8 0,60 
68 IPA 77,50 7 8,00 
69 IPS 80,20 8 2,80 
70 Bahasa 7 6,40 7 8,10 
71 IPS 74,00 7 4,50 
72 IPA 70,80 6 9,50 
73 IPA 84,20 8 2,50 
74 IPS 75,80 7 5,00 
75 IPS 87,60 8 2,80 
76 Bahasa 7 4,50 7 2,10 
77 Bahasa 7 5,80 7 7,10 
78 IPA 72,40 7 4,00 
79 IPA 78,60 8 2,10 
80 Bahasa 8 0,20 7 9,60 
81 IPS 67,80 7 4,00 
Sumber: Akademik SMU Negeri 2 Banjarbaru, 2010
16 
Data pada tabel 1.1 memperlihatkan 81 sampel data dari 115 anggota 
populasi siswa kelas X yang telah melaksanakan penjurusan. Pada tabel tersebut, 
ada 42 siswa (41,98%) saat di kelas XI dan 46 siswa (45,68%) saat di kelas XII yang 
memiliki nilai rata-rata Mata Pelajaran peminatan kurang dari Kriteria Ketuntasan 
Minimal (KKM) yang ideal sebesar 75 [3]. 
Pembentukan klaster atau kelompok data merupakan salah satu teknik yang 
digunakan dalam mengekstrak pola kecenderungan suatu data. Analisis klaster atau 
klastering merupakan proses membagi data dalam suatu himpunan ke dalam 
beberapa kelompok yang kesamaan datanya dalam suatu kelompok lebih besar 
daripada kesamaan data tersebut dengan data dalam kelompok lain[4]. Suatu cara 
yang sangat terkenal dalam pengklasteran data set adalah dengan penerapan 
algoritma klastering [5]. Ada beberapa algoritma klastering data, salah satu 
diantaranya adalah Fuzzy C-Means. Penelitian yang dilakukan oleh Ernawati dan 
Susanto [6] mengkaji tentang penerapan Fuzzy Clustering untuk membagi peserta 
kuliah berdasarkan nilai mata kuliah prasyarat/pendukung yang pernah mereka 
peroleh. Penelitian ini berhasil membagi kelas para peserta kuliah sebagai hasil 
penerapan algoritma Fuzzy Clustering, dan merekomendasikan peserta kelas dengan 
valid. 
Penelitian ini akan menganalisis penerapan algoritma Fuzzy Clustering 
C-Means untuk pengelompokan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam 
penentuan jurusan berdasarkan prestasi siswa. 
1.2 Rumusan Masalah 
Berdasarkan uraian pada latar belakang, dirumuskan suatu permasalahan 
yaitu rendahnya prestasi akademik siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) pada 
kelompok mata pelajaran peminatan akibat salah memilih bidang minat (jurusan) 
yang sesuai dengan kemampuan akademik pada saat proses peminatan (penjurusan). 
Penggunaan metode Fuzzy Clustering C-Means akan menjadi solusi yang diharapkan 
lebih tepat dan akurat dalam pemilihan jurusan di SMA berdasarkan kemampuan 
akademik siswa.
17 
1.3 Tujuan Penelitian 
Penelitian ini bertujan untuk menerapkan algoritma Clustering Fuzzy 
C-Means untuk mengelompokkan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) 
berdasarkan nilai (prestasi) akademik mata pelajaran peminatan dalam proses 
penentuan jurusan. 
1.4 Manfaat Penelitian 
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 
1. Manfaat teoritis: diharapkan dapat menjadi referensi untuk penggunaan model 
Algoritma Clustering Fuzzy C-Means bagi praktisi atau peneliti lain untuk 
diterapkan pada kasus penelitian yang lain, dengan melihat karakteristik 
penggunaan algoritma ini dalam pengolahan (pengelompokan) data siswa SMA 
untuk pemilihan jurusan berdasarkan nilai prestasi akademik. 
2. Manfaat praktis: diharapkan dapat membantu pihak sekolah (khususnya 
manajemen Sekolah Menengah Atas) untuk meningkatkan akurasi dalam proses 
pengelompokan siswa dalam pemilihan jurusan berdasarkan nilai prestasi siswa. 
3. Manfaat kebijakan: diharapkan metode Fuzzy C-Means akan menjadi metode 
standar yang digunakan oleh jajaran manajemen Sekolah Menengah Atas (SMU) 
dalam proses penjurusan siswa. 
1.5 Metode Penelitian 
Secara umum metode penelitian yang telah dilaksanakan mengacu pada 
kerangka pemikiran seperti pada gambar 1.1:
18 
Masalah 
Proses Pemilihan Jurusan (Penjurusan) di Sekolah Menengah Atas Berdasarkan Nilai (Prestasi) 
Akademik Siswa Tidak Akurat 
Pendekatan Komputasi 
Pengelompokan siswa SMA dalam Proses Pemilihan Jurusan Berdasarkan Nilai Akademik 
menggunakan Algoritma Fuzzy C-Means 
Tools 
Activity Diagram dan Software MATLAB 
Pengujian dan Analisis 
Uji dan Analisis komparasi hasil klastering algoritma Fuzzy C-Means dengan data 
empiris Penjurusan di Sekolah Menengah Atas (SMA) 
HASIL 
Manajemen akademik Sekolah Menengah Atas (SMA) Akurat dalam melakukan penjurusan 
siswa berdasarkan nilai prestasi akademik 
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran 
1. Identifikasi Permasalahan: merupakan studi pendahuluan untuk mengkaji 
permasalahan pada proses pengelompokan siswa SMA berdsarkan nilai 
prestasi akademik dalam proses penjurusan. 
2. Pendekatan dalam Penyelelesaian Masalah: merupakan tahapan menemukan 
metode yang tepat dalam penyelesaian permasalahan berdasarkan kajian 
pustaka. Algoritma Clustering Fuzzy C-Means , yang sudah teruji melalui 
beberapa penelitian untuk kasus pengelompokan data akan diuji coba dalam 
pengelompokan data nilai prestasi akademik untuk proses penjurusan siswa. 
3. Penerapan dan Pengujian serta analisis hasil: merupakan tahapan proses 
pengujian hasil klaster metode Fuzzy C-Means dalam mengelompokan 
siswa SMA berdasarkan nilai prestasi akademik dalam proses penjurusan,
19 
dengan data traning berupa data nilai prestasi akademik siswa kelas X. Hasil 
penerapan metode Fuzzy C-Means diuji dengan uji komparasi terhadap 
kondisi real hasil Penjurusan di SMA. 
4. Penarikan kesimpulan hasil penelitian
20 
BAB II 
LANDASAN TEORI 
2.1 Tinjauan Studi 
Ernawati dan Susanto dari Program Studi Teknik Informatika Universitas 
Atma Jaya Yogyakarta, meneliti tentang penerapan Fuzzy Clustering untuk 
pembagian kelas peserta kuliah [ 6]. Penelitian ini menggunakan sampel 121 orang 
mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang 
menempuh perkuliahan Struktur Data Lanjut. Setiap mahasiswa dicirikan oleh dua 
atribut, yaitu nilai yang pernah mereka peroleh untuk dua mata kuliah prasyarat 
(Algoritma dan Pemrograman dan Struktur Data). Dalam pembahasan untuk menilai 
anggota kelompok yang sah dan valid, menggunakan ukuran Fukuyama-Sugeno’s 
Fuzzy Cluster Validity Index. Hasil dari penelitian ini adalah pembagian kelas para 
peserta kuliah sebagai hasil penerapan algoritma Fuzzy Clustering terhadap data ke- 
121 peserta mata kuliah Struktur Data Lanjut untuk pelbagai kemungkinan jumlah 
kelas, dan rekomendasi peserta kelas yang valid. 
Arwan Ahmad Khoiruddin dari Jurusan Teknik Informatika Universitas 
Islam Indonesia, meneliti tentang Penentuan Nilai Akhir Kuliah dengan Fuzzy C-Means 
[7]. Penelitian menyimpulkan bahwa metode Fuzzy C-Means dapat digunakan 
untuk menentukan nilai akhir kuliah secara alami karena didasarkan pada 
kecenderungan masing-masing data pada clusternya. 
Emha Taufiq Luthfi dari STMIK Amikom Yogyakarta, meneliti tentang 
algoritma Fuzzy C-Means untuk Clustering Data Performance Mengajar Dosen [8]. 
Dalam penelitian tersebut dilakukan percobaan untuk mengetahui kemungkinan 
adanya cluster-cluster dari data performance mengajar dosen. Penelitian 
menggunakan beberapa kriteria sebagai acuan dalam proses clustering yaitu: 
penguasaan dan kemampuan dalam menjelaskan materi, kemampuan dalam 
menjawab pertanyaan, kemampuan dalam member motivasi mahasiswa, kemampuan 
dalam membuat suasana kelas menyenangkan dan kedisiplinan hadir dalam 
perkuliahan. Penelitian ini berhasil memunculkan beberapa custer data yang dapat 
dianalisis lebih lanjut persamaan dan perbedaannya. Dari 4 pusat cluster yang di set
21 
di awal iterasi, ada 2 cluster yang mempunyai nilai sama, yaitu cluster 3 dan cluster 
4, dengan demikian hanya dihasilkan 3 buah cluster performance mengajar dosen. 
2.2 Tinjauan Pustaka 
2.2.1 Konsep Clustering dalam Data Mining 
Konsep dasar data mining adalah menemukan informasi tersembunyi dalam 
sebuah basis data dan merupakan bagian dari Knowledge Discovery in Databased 
(KDD) untuk menemukan informasi dan pola yang berguna dalam data [9]. Data 
mining mencari informasi baru, berharga dan berguna dalam sekumpulan data 
dengan melibatkan komputer dan manusia serta bersifat iteratif baik melalui proses 
yang otomatis ataupun manual. Secara umum sifat data mining adalah: 
a. Predictive: menghasilkan model berdasarkan sekumpulan data yang dapat 
digunakan untuk memperkirakan nilai data yang lain. Metode yang termasuk 
dalam prediktif data mining adalah: 
- Klasifikasi: pembagian data ke dalam beberapa kelompok yang telah 
ditentukan sebelumnya 
- Regresi: memetakan data ke suatu prediction variable 
- Time Series Analisys: pengamatan perubahan nilai atribut dari waktu ke 
waktu 
b. Descriptive: mengidentifikasi pola atau hubungan dalam data untuk 
menghasilkan informasi baru. Metode yang termasuk dalam Descriptive Data 
Mining adalah: 
- Clustering: identifikasi kategori untuk mendeskripsikan data 
- Association Rules: Identifikasi hubungan antar data yang satu dengan 
yang lainnya. 
- Summarization: pemetaan data ke dalam subset dengan deskripsi 
sederhana. 
- Sequence Discovery: identifikasi pola sekuensial dalam data 
Clustering membagi data menjadi kelompok-kelompok atau cluster 
berdasarkan suatu kemiripan atribut-atribut diantara data tersebut [9]. Karakteristik 
tiap cluster tidak ditentukan sebelumnya, melainkan tercermin dari kemiripan data
22 
yang terkelompok di dalamnya. Oleh sebab itu hasil clustering seringkali perlu 
diinterprestasikan oleh pihak-pihak yang benar-benar mengerti mengenai karakter 
domain data tersebut. Selain digunakan sebagai metode yang independen dalam data 
mining, clustering juga digunakan dalam pra-pemrosesan data sebelum data diolah 
dengan metode data mining yang lain untuk meningkatkan pemahaman terhadap 
domain data. 
Karakteristik terpenting dari hasil clustering yang baik adalah suatu instance 
data dalam suatu cluster lebih ”mirip” dengan instance lain di dalam cluster tersebut 
daripada dengan instance di luar dari cluster itu [10]. Ukuran kemiripan (similarity 
measure) tersebut bisa bermacam-macam dan mempengaruhi perhitungan dalam 
menentukan anggota suatu cluster. Jadi tipe data yang akan di-cluster (kuantitatif 
atau kualitatif) juga menentukan ukuran apa yang tepat digunakan dalam suatu 
algoritma. Selain kemiripan antar data dalam suatu cluster, clustering juga dapat 
dilakukan berdasarkan jarak antar data atau cluster yang satu dengan yang lainnya. 
Ukuran jarak (distance atau dissimilarity measure) yang merupakan kebalikan dari 
ukuran kemiripan ini juga banyak ragamnya dan penggunaannya juga tergantung 
pada tipe data yang akan di-cluster. Kedua ukuran ini bersifat simetris, dimana jika A 
dikatakan mirip dengan B maka dapat disimpulkan bahwa B mirip dengan A. 
Ada beberapa macam rumus perhitungan jarak antar cluster. Untuk Tipe data 
numerik, sebuah data set X beranggotakan x1 ∈ X, i = 1, ..., n, tiap item 
direpresentasikan sebagai vektor X1= {Xi1, Xi2, Xim} dengan m sebagai jumlah 
dimensi dari item. Rumus-rumus yang biasa digunakan sebagai ukuran jarak antara 
Xi dan Xj untuk data numerik ini antara lain: 
a. Euclidean Distance
( − 	) 

 
 
 
……………………………………… (2.1) 
Ukuran ini sering digunakan dalam clustering karena sederhana. Ukuran ini 
memiliki masalah jika skala nilai atribut yang satu sangat besar dibandingkan 
nilai atribut lainnya. Oleh sebab itu, nilai-nilai atribut sering dinormalisasi 
sehingga berada dalam kisaran 0 dan 1.
23 
b. City Block Distance atau Manhattan Distance
− 	……………………………………………(2.2) 

 
Jika tiap item digambarkan sebagai sebuah titik dalam grid, ukuran jarak ini 
merupakan banyak sisi yang harus dilewati suatu titik untuk mencapai titik 
yang lain seperti halnya dalam sebuah peta jalan. 
c. Minkwoski Metric
( − 	) 

 
 
 
 
……………………………. .……. . (2.3) 
Ukuran ini merupakan bentuk umum dari Euclidean Distance dan 
Manhattan Distance. Euclidean Distance adalah kasus dimana nilai p=2 
sedangkan Manhattan Distance merupakan bentuk Minkwoski dengan p=1. 
Dengan demikian, lebih banyak nilai numerik yang dapat ditempatkan pada 
jarak terjauh di antara 2 vektor. Seperti pada Euclidean Distance dan juga 
Manhattan Distance, ukuran ini memiliki masalah jika salah satu atribut 
dalam vektor memiliki rentang yang lebih besar dibandingkan atribut-atribut 
lainnya. 
d. Cosine – Corelation (ukuran kemiripan dari model Euclidean n-dimensi) 
 
 . 	) 
Σ ( 
 
 
 .Σ	 
Σ  
…………………………………………. .…(2.4) 
Ukuran ini bagus digunakan pada data dengan tingkat kemiripan tinggi 
walaupun sering pula digunakan bersama pendekatan lain untuk membatasi 
dimensi dari permasalahan. 
Dalam mendefenisikan ukuran jarak antar cluster yang digunakan beberapa 
algoritma untuk menentukan cluster mana yang terdekat, perlu dijelaskan mengenai 
atribut-atribut yang menjadi referensi dari suatu cluster [10]. Untuk suatu cluster Km 
berisi N item {Xm1, Xm2, ..., Xmn}:
24 
- Centroid: suatu besaran yang dihitung dari rata-rata nilai dari setiap item 
dari suatu cluster menurut rumus: 
 = 
Σ ||
……………………………………………. . (2.5) 
- Medoid: item yang letaknya paling tengah 
Metode-metode untuk mencari jarak antar cluster: 
- Single Link: jarak terkecil antar suatu elemen dalam suatu cluster dengan 
elemen lain di cluster yang berbeda. 
- Complete Link: jarak terbesar antar satu elemen dalam suatu cluster 
dengan elemen lain di cluster yang berbeda. 
- Average: jarak rata-rata antar satu elemen dalam suatu cluster dengan 
elemen lain di cluster yang berbeda 
- Centoid: jarak antar centroid dari tiap cluster dengan centroid cluster 
lainnya. 
- Medoid: jarak antar medoid dari tiap cluster dengan medoid cluster 
lainnya. 
2.2.2 Algoritma Clustering 
Secara umum pembagian algoritma clustering dapat digambarkan sebagai 
berikut: 
Clustering 
Hierarchical Partitional Clustering 
Gambar 2.1 Kategori Algoritma Clustering 
Large Data 
Agglomerative Divisive
25 
Hierarchical clustering menentukan sendiri jumlah cluster yang dihasilkan. 
Hasil dari metode ini adalah suatu struktur data berbentuk pohon yang disebut 
dendogram dimana data dikelompokkan secara bertingkat dari yang paling bawah 
dimana tiap instance data merupakan satu cluster sendiri, hingga tingkat paling atas 
dimana keseluruhan data membentuk satu cluster besar berisi cluster-cluster seperti 
gambar 2.2 
A B C D E 
Gambar 2.2 Dendogram 
1 
2 
3 
4 
Divisive hierarchical clustering mengelompokkan data dari kelompok yang terbesar 
hingga ke kelompok yang terkecil, yaitu masing-masing instance dari kelompok data 
tersebut. Sebaliknya, agglomerative hierarchical clustering mulai mengelompokkan 
data dari kelompok yang terkecil hingga kelompok yang terbesar [10]. Beberapa 
algoritma yang menggunakan metode ini adalah: RObust Clustering Using LinKs 
(ROCK), Chameleon, Cobweb, Shared Nearest Neighbor (SNN). 
Partitional clustering yang mengelompokkan data ke dalam k cluster dimana 
k adalah banyaknya cluster dari input user. Kategori ini biasanya memerlukan 
pengetahuan yang cukup mendalam tentang data dan proses bisnis yang 
memanfaatkannya untuk mendapatkan kisaran nilai input yang sesuai. Beberapa 
algoritma yang masuk dalam kategori ini antara lain: K-Means, Fuzzy C-Means, 
Clustering Large Aplications (CLARA), Expectation Maximation (EM), Bond 
Energy Algorithm (BEA), algoritma Genetika, Jaringan Saraf Tiruan.
26 
Clustering Large Data, dibutuhkan untuk melakukan clustering pada data 
yang volumenya sangat besar sehingga tidak cukup ditampung dalam memori 
komputer pasa suatu waktu. Biasanya untuk mengatasi masalah besarnya volume 
data, dicari teknik-teknik untuk meminimalkan berapa kali algoritma harus membaca 
seluruh data. Beberapa algoritma yang masuk dalam kategori ini antara lain: 
Balanced Iteratif Reducing and clustering using hierarchies (BIRCH), Density 
Based Spatial Clustering of Application With Noise (DCSCAN), Clustering 
Categorical Data Using Summaries (CACTUS). 
2.2.3 Algoritma Fuzzy Clustering C-Means (FCM) 
Pada proses pengklasteran (clustering) secara klasik (misalnya pada 
algoritma Clustering K-Means), pembentukan partisi dilakukan sedemikian rupa 
sehingga setiap obyek berada tepat pada satu partisi. Namun, adakalanya tidak dapat 
menempatkan suatu obyek tepat pada suatu partisi, karena sebenarnya obyek tersebut 
terletak di antara 2 atau lebih partisi yang lain. Pada logika fuzzy, metode yang dapat 
digunakan untuk melakukan pengelompokan sejumlah data dikenal dengan nama 
fuzzy clustering. Fuzzy Clustering lebih alami jika dibandingkan dengan 
pengklasteran secara klasik. Suatu algoritma clustering dikatakan sebagai fuzzy 
clustering jika algoritma tersebut menggunakan parameter strategi adaptasi secara 
soft competitive. Sebagian besar algoritma fuzzy clustering didasarkan atas optimasi 
fungsi obyektif atau modifikasi dari fungsi obyektif tersebut [11]. 
Salah satu teknik fuzzy clustering adalah Fuzzy C-Means (FCM). FCM adalah 
suatu teknik pengklasteran data yang keberadaan tiap-tiap data dalam suatu cluster 
ditentukan oleh nilai/derajat keanggotaan tertentu. Teknik ini pertama kali 
diperkenalkan oleh Jim Bezdek pada tahun 1981 [11]. Berbeda dengan teknik 
pengklasteran secara klasik (dimana suatu obyek hanya akan menjadi anggota suatu 
klaster tertentu), dalam FCM setiap data bisa menjadi anggota dari beberapa cluster. 
Batas-batas cluster dalam FCM adalah lunak (soft). Konsep dasar FCM, pertama 
kali adalah menentukan pusat cluster yang akan menandai lokasi rata-rata untuk tiap-tiap 
cluster. Pada kondisi awal, pusat cluster ini masih belum akurat. Tiap-tiap data 
memiliki derajat keanggotaan untuk tiap-tiap cluster. Dengan cara memperbaiki
27 
pusat cluster dan nilai keanggotaan tiap-tiap data secara berulang, maa akan terlihat 
bahwa pusat cluster akan bergerak menuju lokasi yang tepat. Perulangan ini 
didasarkan pada minimasi fungsi obyektif. Fungsi Obyektif yang digunakan pada 
FCM adalah[11]: 
Jw(U,V;X) = Σ Σ (#$)%(#$)' ………………………………….…. . ( (# 

) 
*$ 

) 2.6) 
dengan + ∈ ,1,∞), 
5 
6 ……………………….…………( 72 

) 
#$ = (/$ − 0#) = 1 Σ (/$2 − 30#24 
32 
.7) 
x adalah data yang akan diklaster: 
/)) ⋯ /)7 
⋮ ⋮ 
/*) ⋯ /*7 
/ = 8 
; …………………………….…………………… (2.8) 
dan v adalah matriks pusat cluster : 
0)) ⋯ 0)7 
⋮ ⋮ 
07) ⋯ 077 
0 = 8 
; ………………………………………………… (2.9) 
nilai Jw terkecil adalah yang terbaik, sehingga: 
% ∗ 
(∗, ?∗; A) = min (, ?, A) …………………………………………(2.10) 
Jika #$  0, ∀H, I;+  1 dan X setidaknya memiliki m elemen, maka (, ?) ∈ 
JK7 / L7M dapat meminimasi Jw hanya jika: 
#$ = 
NΣ OPQR S TUR V6 WR 
X5 Y 
Z5 
[Z5 
Σ WR 
6 X5 
NΣ X5 OPQR S TUR WU 
VY Z5 
[Z5 
; 1 £ i £ m; 1 £ k £ n ………………………..…(2.11) 
dan 
?$2 = Σ ((QU)[ ]Q 
X5 ∗ PQR ) 
Σ (QU)[ ]Q 
X5 
; 1 £ i £ m; 1 £ j £ m ……………………………………(2.12)
28 
Algoritma Fuzzy C-Means (FCM) diberikan sebagai berikut [12]: 
1. Menentukan data yang akan di cluster X, berupa matriks berukuran n x m 
(n=jumlah sampel data, m = atribut setiap data). Xij = data sampel ke-i 
(i=1,2,...,n), atribut ke-j (j=1,2,...,m). 
2. Menentukan: 
- Jumlah cluster = c 
- Pangkat = w 
- Maksimum interasi = MaxIter 
- Error terkecil yang diharapkan = ξ 
- Fungsi objektif awal = Po = 0 
- Interasi awal = t =1 
3. Membangkitkan bilangan random μik, i=1,2,3 ..., n; k=1,2,3 ...c; sebagai 
elemen-elemen matriks partisi awal U. 
Menghitung jumlah setiap kolom: 
^#
 Σ QU 
_ 
UX5 
dengan j=1,2,...n. 
Menghitung: 
#$ = QU 
`Q 
…………...…………………...………..………( 2.13) 
…………...……………..………………………..…( 2.14) 
4. menghitung pusat cluster ke-k: Vkj, dengan k=1,2,...c; dan j=1,2,...m 
?$2 = Σ ((QU)[ ]Q 
X5 ∗ PQR ) 
Σ (QU)[ ]Q 
X5 
…………...……………..………( 2.15) 
5. menghitung fungsi objektif pada interasi ke-t : 
ab
 Σ Σ cNΣ OPQR S TUR V6 WR 
X5 Y(QU)[d _ 
UX5 
] QX5 
6. menghitung perubahan matriks partisi : 
#$ = 
Z5 
[Z5 
NΣ OPQR S TUR V6 WR 
X5 Y 
Σ NΣ OPQR S TUR V6 WR 
X5 Y _ 
UX5 
Z5 
[Z5 
……………......…… ( 2.16) 
…………………….……( 2.17)
29 
dengan: i=1,2,...n; dan k=1,2,...c. 
7. Memeriksa kondisi berhenti: 
- Jika: (|Pt – Pt-1| ξ) atau (t  MaxIter) maka berhenti 
- Jika tidak: t=t+1, mengulang langkah ke-4. 
2.2.4 Contoh Kasus Penerapan Fuzzy C-Means 
Misalkan pada suatu Pemerintah Daerah di sutau kabupaten mendata 30 
industri kecil di lingkungannya berdasarkan modal awal yang mereka miliki, rata-rata 
penjualan per bulan dan rata-rata laba setiap bulan. Data lengkap disajikan pada 
tabel 2.1 berikut [12]: 
Tabel 2.1 Data Industri Kecil 
No 
Modal Awal 
(Rp) 
Rata-rata Penjualan 
per Bulan (Rp) 
Lama 
Beroperasi 
(Bulan) 
Rata-rata Laba 
per Bulan (Rp) 
1 15.000.000 25.000.000 42 5.000.000 
2 20.000.000 26.420.000 72 5.230.000 
3 17.820.000 22.025.000 35 5.200.000 
4 16.205.000 18.500.000 12 4.250.000 
5 8.000.000 15.200.000 5 3.500.000 
6 14.260.000 19.640.000 15 4.023.000 
7 7.025.000 15.230.000 19 5.000.000 
8 25.032.000 34.000.000 28 8.000.000 
9 24.320.000 35.100.000 39 12.500.000 
10 25.602.000 38.200.000 43 13.250.000 
11 19.872.000 28.000.000 27 10.500.000 
12 19.000.000 25.000.200 41 6.350.000 
13 16.540.200 30.000.200 29 7.525.000 
14 28.920.000 41.000.000 58 15.620.000 
15 15.870.200 26.750.000 19 4.025.000 
16 26.840.320 39.000.200 47 13.025.000 
17 24.601.200 38.450.000 64 11.000.250 
18 21.650.000 37.525.000 60 9.850.000 
19 18.602.000 30.500.000 74 11.230.000 
20 35.024.000 52.000.000 73 18.230.000
30 
No 
Untuk memberikan pengarahan lebih intensif ke setiap industri kecil, 
pemerintah kabupaten tersebut membagi industri-industri ini menjadi beberapa 
kelompok, di mana setiap kelompok terdiri atas industri-industri dengan latar 
belakang modal, rata-rata penjualan dan rata-rata laba yang senada. 
Apabila diinginkan industri-industri tersebut terbagi dalam 5 kelompok, maka 
dengan menggunakan algoritma Fuzzy C-Means (FCM) clustering dapat ditetapkan 
nilai awal sebagai berikut: 
1. Jumlah cluster (c) = 5 
2. Pangkat (w) = 2 
3. Maksimum interasi (MaxIter) = 100 
4. Error terkecil yang diharapkan (ξ) = 10-5 
5. Fungsi objektif awal (ae) = 0 
6. Interasi Awal (t) = 1 
Misalnya matrik partisi awal U yang terbentuk (secara random) adalah sebagai 
berikut : 
Modal Awal 
(Rp) 
Rata-rata Penjualan 
per Bulan (Rp) 
Lama 
Beroperasi 
(Bulan) 
Rata-rata Laba 
per Bulan (Rp) 
21 39.024.300 52.050.000 26 15.725.000 
22 27.500.000 36.500.000 6 10.560.000 
23 32.500.500 45.600.000 10 16.583.000 
24 27.963.000 40.250.000 38 13.670.000 
25 37.250.020 51.000.000 68 18.530.000 
26 16.523.000 26.750.000 9 8.500.000 
27 25.690.000 39.565.000 48 15.250.000 
28 34.500.000 51.065.000 37 21.500.000 
29 9.850.000 1.350.000 13 2.000.000 
30 16.950.000 24.580.000 18 4.500.000
31 
0,198 0,302 0,144 0,329 0,027 
0,153 0,188 0,258 0,201 0,199 
0,149 0,219 0,277 0,029 0,326 
0,290 0,191 0,080 0,277 0,163 
0,267 0,154 0,351 0,026 0,202 
0,132 0,387 0,151 0,306 0,024 
0,144 0,202 0,176 0,228 0,250 
0,034 0,266 0,224 0,235 0,242 
0,290 0,087 0,118 0,271 0,233 
0,046 0,068 0,208 0,314 0,364 
0,312 0,205 0,113 0,164 0,205 
0,063 0,323 0,372 0,232 0,011 
0,308 0,231 0,266 0,035 0,161 
0,141 0,062 0,313 0,315 0,169 
0,300 0,046 0,273 0,241 0,139 
0,221 0,338 0,228 0,088 0,125 
0,087 0,227 0,189 0,214 0,283 
0,040 0,176 0,340 0,098 0,347 
0,105 0,250 0,216 0,198 0,231 
0,392 0,142 0,167 0,128 0,171 
0,129 0,178 0,227 0,327 0,138 
0,066 0,261 0,274 0,009 0,390 
0,262 0,102 0,095 0,257 0,284 
0,273 0,131 0,250 0,125 0,222 
0,315 0,063 0,150 0,198 0,273 
0,284 0,230 0,222 0,044 0,221 
Pada Interasi pertama, dengan menggunakan persamaan 2.15: 
?$2 = 
Σ ((#$ fg )' 
#
) ∗ A#2 ) 
Σfg (#$)' 
#
) 
U =
32 
Dapat dihitung 5 pusat cluster, ?$2 dengan k = 1,2,...,5; dan j = 1,2,3,4 dengan hasil 
sebagai berikut : 
V = 
23415237,321 34458605,766 35,679 11053343,091 
19786121,906 28318197,338 33,243 7997495,834 
21650776,799 31860653,544 37,392 9587036,692 
22289318,266 31476609,100 33,699 9653529,753 
23805225,136 34502849,349 36,530 11243922,161 
Berikut adalah hasil perhitungan pusat cluster selengkapnya untuk pusat 
cluster yang pertama: 
Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Pusat Cluster Pertama 
Derajat 
Keanggotaan 
Cluster 1 
Data yang di Cluster 
μi1 Xi1 Xi2 Xi3 Xi4 
0,198 15.000.000 25.000.000 42 5.000.000 
0,153 20.000.000 26.420.000 72 5.230.000 
0,149 17.820.000 22.025.000 35 5.200.000 
0,290 16.205.000 18.500.000 12 4.250.000 
0,267 8.000.000 15.200.000 5 3.500.000 
0,132 14.260.000 19.640.000 15 4.023.000 
0,144 7.025.000 15.230.000 19 5.000.000 
0,034 25.032.000 34.000.000 28 8.000.000 
0,29 24.320.000 35.100.000 39 12.500.000 
0,046 25.602.000 38.200.000 43 13.250.000 
0,312 19.872.000 28.000.000 27 10.500.000 
0,063 19.000.000 25.000.200 41 6.350.000 
0,308 16.540.200 30.000.200 29 7.525.000 
0,141 28.920.000 41.000.000 58 15.620.000 
0,300 15.870.200 26.750.000 19 4.025.000 
0,221 26.840.320 39.000.200 47 13.025.000 
0,087 24.601.200 38.450.000 64 11.000.250 
0,040 21.650.000 37.525.000 60 9.850.000 
0,105 18.602.000 30.500.000 74 11.230.000 
0,392 35.024.000 52.000.000 73 18.230.000 
0,129 39.024.300 52.050.000 26 15.725.000 
0,066 27.500.000 36.500.000 6 10.560.000
33 
Derajat 
Keanggotaan 
Cluster 1 
Data yang di 
Cluster 
Derajat 
Keanggotaan 
Cluster 1 
Data 
yang 
di 
Cluster 
Derajat 
Keanggotaan 
Cluster 1 
0,262 32.500.500 45.600.000 10 16.583.000 
0,273 27.963.000 40.250.000 38 13.670.000 
0,315 37.250.020 51.000.000 68 18.530.000 
0,284 16.523.000 26.750.000 9 8.500.000 
0,113 25.690.000 39.565.000 48 15.250.000 
0,188 34.500.000 51.065.000 37 21.500.000 
0,072 9.850.000 1.350.000 13 2.000.000 
0,105 16.950.000 24.580.000 18 4.500.000 
Tabel 2.3 Lanjutan Tabel 2.2 
Derajat 
Keanggota-an 
Cluster 1 
( μi1) 
(μi1)² (μi1)² x Xi1 (μi1)² x Xi2 
(μi1)² x 
Xi3 
(μi1)² x Xi4 
0,198 0,039 588.060,000 980.100,000 1,647 196.020,000 
0,153 0,023 468.180,000 618.465,780 1,685 122.429,070 
0,149 0,022 395.621,820 488.977,025 0,777 115.445,200 
0,290 0,084 1.362.840,500 1.555.850,000 1,009 357.425,000 
0,267 0,071 570.312,000 1.083.592,800 0,356 249.511,500 
0,132 0,017 248.466,240 342.207,360 0,261 70.096,752 
0,144 0,021 145.670,400 315.809,280 0,394 103.680,000 
0,034 0,001 28.936,992 39.304,000 0,032 9.248,000 
0,290 0,084 2.045.312,000 2.951.910,000 3,280 1.051.250,000 
0,046 0,002 54.173,832 80.831,200 0,091 28.037,000 
0,312 0,097 1.934.419,968 2.725.632,000 2,628 1.022.112,000 
0,063 0,004 75.411,000 99.225,794 0,163 25.203,150 
0,308 0,095 1.569.069,533 2.845.938,973 2,751 713.851,600 
0,141 0,020 574.958,520 815.121,000 1,153 310.541,220 
0,300 0,090 1.428.318,000 2.407.500,000 1,710 362.250,000 
0,221 0,049 1.310.908,069 1.904.808,768 2,296 636.154,025 
0,087 0,008 186.206,483 291.028,050 0,484 83.260,892 
0,040 0,002 34.640,000 60.040,000 0,096 15.760,000 
0,105 0,011 205.087,050 336.262,500 0,816 123.810,750 
0,392 0,154 5.381.927,936 7.990.528,000 11,217 2.801.294,720 
0,129 0,017 649.403,376 866.164,050 0,433 261.679,725
34 
Derajat 
Keanggota-an 
Cluster 1 
( μi1) 
(μi1)² (μi1)² x Xi1 (μi1)² x Xi2 
(μi1)² x 
Xi3 
(μi1)² x Xi4 
0,066 0,004 119.790,000 158.994,000 0,026 45.999,360 
0,262 0,069 2.230.964,322 3.130.166,400 0,686 1.138.323,452 
0,273 0,075 2.084.054,427 2.999.792,250 2,832 1.018.811,430 
0,315 0,099 3.696.133,235 5.060.475,000 6,747 1.838.639,250 
0,284 0,081 1.332.679,088 2.157.548,000 0,726 685.576,000 
0,113 0,013 328.035,610 505.205,485 0,613 194.727,250 
0,188 0,035 1.219.368,000 1.804.841,360 1,308 759.896,000 
0,072 0,005 51.062,400 6.998,400 0,067 10.368,000 
0,105 0,011 186.873,750 270.994,500 0,198 49.612,500 
Σ 1,303 30.506.884,551 44.894.311,975 46,485 14.401.013,846 
Σjk ((QU)6 
QX5 ∗ PQR ) 
Σjk (QU)6 
QX5 
23.415.230,704 34.458.145,683 35,679 11.053.343,091 
Fungsi objektif pada interasi pertama a) dapat dihitung dengan menggunakan 
persamaan (2.16) sebagai berikut : 
ab
 Σ Σ cNΣ OPQR – TUR V 
6 WR 
X5 Y(QU)[d _ 
UX5 
]Q 
X5 
= 1.665.619.664.535.720 
Detail penghitungan fungsi objektif ini dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut : 
Tabel 2.4 Detail Perhitungan Fungsi Objektif 
Kuadrat Derajat Keanggotaan Cluster 
data ke-i 
NΣ OA#2 – ?)2 V' i2 

) Y (#))' NΣ OA#2 – ?'2 V' i2 

) Y (#')' 
μi1² μi2² μi3² μi4² μi5² L1 L2 
0,039 0,091 0,021 0,108 0,001 7.720.224.365.103,210 3.912.868.460.121,970 
0,023 0,035 0,067 0,040 0,040 2.579.539.618.196,020 399.667.483.779,781 
0,022 0,048 0,077 0,001 0,106 4.872.945.725.051,790 2.443.941.356.677,160 
0,084 0,036 0,006 0,077 0,027 29.683.103.194.213,500 4.496.836.232.640,330 
0,071 0,024 0,123 0,001 0,041 47.448.278.087.206,400 7.855.385.218.135,080 
0,017 0,150 0,023 0,094 0,001 6.147.800.023.503,830 18.218.762.255.676,300 
0,021 0,041 0,031 0,052 0,063 13.997.258.715.998,100 14.001.163.152.330,100 
0,001 0,071 0,050 0,055 0,059 14.042.099.435,308 4.231.359.137.954,440
35 
0,084 0,008 0,014 0,073 0,054 279.462.554.388,776 657.158.355.554,766 
0,002 0,005 0,043 0,099 0,132 49.949.662.822,808 735.513.901.452,197 
0,097 0,042 0,013 0,027 0,042 5.312.481.411.666,050 267.747.649.933,025 
0,004 0,104 0,138 0,054 0,000 520.245.392.776,487 1.496.217.296.665,790 
0,095 0,053 0,071 0,001 0,026 7.550.484.274.578,620 725.090.307.601,494 
0,020 0,004 0,098 0,099 0,029 1.867.752.473.920,500 1.162.265.757.082,430 
0,090 0,002 0,075 0,058 0,019 14.917.301.787.237,900 71.043.452.440,576 
0,049 0,114 0,052 0,008 0,016 1.770.227.417.668,660 21.608.417.448.907,700 
0,008 0,052 0,036 0,046 0,080 131.250.655.377,892 6.948.939.936.103,020 
0,002 0,031 0,116 0,010 0,120 22.346.993.588,814 2.839.601.778.570,260 
0,011 0,063 0,047 0,039 0,053 428.530.954.141,854 1.038.218.170.565,490 
0,154 0,020 0,028 0,016 0,029 75.905.142.853.697,400 18.101.723.827.778,700 
0,017 0,032 0,052 0,107 0,019 9.567.316.392.719,060 31.462.854.380.431,800 
0,004 0,068 0,075 0,000 0,152 91.894.019.047,561 9.060.926.640.990,590 
0,069 0,010 0,009 0,066 0,081 16.285.773.140.198,500 5.556.016.859.625,990 
0,075 0,017 0,063 0,016 0,049 4.551.432.811.638,660 4.142.777.867.056,500 
0,099 0,004 0,023 0,039 0,075 51.668.220.868.096,200 3.692.700.258.442,220 
0,081 0,053 0,049 0,002 0,049 9.150.027.911.853,230 706.729.077.003,233 
0,013 0,009 0,070 0,055 0,086 623.915.513.761,899 1.890.419.463.315,080 
0,035 0,000 0,040 0,076 0,109 17.946.867.943.955,500 22.905.821.466,548 
0,005 0,052 0,029 0,091 0,053 7.061.429.459.062,650 44.416.974.761.411,900 
0,011 0,043 0,006 0,199 0,027 2.010.215.274.100,410 1.467.586.130.471,130 
Tabel 2.5 Lanjutan Tabel 2.4 
Kuadrat Derajat Keanggotaan Cluster 
data ke-i 
NΣ OA#2 – ?f2 V' i2 

) Y (#f)' NΣ OA#2 – ?i2 V' i2 

) Y (#i)' 
μi1² μi2² μi3² μi4² μi5² L3 L4 
0,039 0,091 0,021 0,108 0,001 2.329.530.030.149,130 12.635.617.628.628,300 
0,023 0,035 0,067 0,040 0,040 3.415.368.471.012,940 2.035.317.101.180,840 
0,022 0,048 0,077 0,001 0,106 9.984.792.815.163,180 108.179.503.347,340 
0,084 0,036 0,006 0,077 0,027 1.514.544.055.806,240 18.001.348.204.248,200 
0,071 0,024 0,123 0,001 0,041 61.720.386.821.658,200 342.717.498.936,832 
0,017 0,150 0,023 0,094 0,001 5.356.558.192.697,360 22.124.139.177.567,700 
0,021 0,041 0,031 0,052 0,063 15.845.242.797.196,100 26.959.269.330.946,700 
0,001 0,071 0,050 0,055 0,059 929.668.908.774,938 918.058.487.685,752 
0,084 0,008 0,014 0,073 0,054 363.472.194.124,566 1.862.128.056.226,970 
0,002 0,005 0,043 0,099 0,132 2.994.628.893.264,170 6.814.275.823.723,410 
0,097 0,042 0,013 0,027 0,042 241.362.123.987,962 501.522.996.403,418 
0,004 0,104 0,138 0,054 0,000 8.935.572.093.028,470 3.427.339.992.485,760
36 
0,095 0,053 0,071 0,001 0,026 2.393.765.901.008,750 48.709.409.881,146 
0,020 0,004 0,098 0,099 0,029 16.925.703.031.674,000 16.894.016.916.755,000 
0,090 0,002 0,075 0,058 0,019 6.742.646.078.385,730 5.530.836.411.574,050 
0,049 0,114 0,052 0,008 0,016 4.664.216.259.680,020 686.759.978.319,491 
0,008 0,052 0,036 0,046 0,080 1.933.279.661.002,670 2.554.804.654.979,920 
0,002 0,031 0,116 0,010 0,120 3.716.999.056.718,750 355.639.585.921,216 
0,011 0,063 0,047 0,039 0,053 645.987.147.290,085 667.853.460.354,075 
0,154 0,020 0,028 0,016 0,029 18.382.677.069.689,900 10.763.264.570.158,200 
0,017 0,032 0,052 0,107 0,019 38.498.532.618.545,200 79.147.431.955.012,400 
0,004 0,068 0,075 0,000 0,152 4.255.578.343.515,930 4.309.795.234,713 
0,069 0,010 0,009 0,066 0,081 3.207.752.475.585,150 23.233.129.456.437,800 
0,075 0,017 0,063 0,016 0,049 7.930.992.817.032,320 1.957.735.711.687,230 
0,099 0,004 0,023 0,039 0,075 15.516.620.188.558,100 26.806.797.924.525,300 
0,081 0,053 0,049 0,002 0,049 2.641.352.487.190,650 110.200.780.628,826 
0,013 0,009 0,070 0,055 0,086 7.509.146.831.390,960 5.981.264.171.948,270 
0,035 0,000 0,040 0,076 0,109 27.304.133.267.892,100 51.277.467.907.595,700 
0,005 0,052 0,029 0,091 0,053 32.208.852.005.231,700 102.232.910.503.968,000 
0,011 0,043 0,006 0,199 0,027 630.235.906.851,786 20.414.829.748.224,900 
Tabel 2.6 Lanjutan Tabel 2.5 
Kuadrat Derajat Keanggotaan Cluster 
data ke-i 
i 
lOA#2 – ?m2 V' 
2
) 
n (#m)' L1+L2+L3+L4+L5 
μi1² μi2² μi3² μi4² μi5² L5 
0,039 0,091 0,021 0,108 0,001 150.773.747.861,210 26.749.014.231.863,800 
0,023 0,035 0,067 0,040 0,040 4.592.902.266.538,090 13.022.794.940.707,700 
0,022 0,048 0,077 0,001 0,106 24.164.565.495.812,700 41.574.424.896.052,200 
0,084 0,036 0,006 0,077 0,027 9.638.424.349.289,580 63.334.256.036.197,800 
0,071 0,024 0,123 0,001 0,041 27.843.566.866.939,600 145.210.334.492.876,000 
0,017 0,150 0,023 0,094 0,001 209.754.622.381,640 52.057.014.271.826,800 
0,021 0,041 0,031 0,052 0,063 43.250.327.599.814,400 114.053.261.596.285,000 
0,001 0,071 0,050 0,055 0,059 719.216.579.115,121 6.812.345.212.965,560 
0,084 0,008 0,014 0,073 0,054 119.404.125.799,660 3.281.625.286.094,740 
0,002 0,005 0,043 0,099 0,132 2.772.085.354.351,400 13.366.453.635.614,000 
0,097 0,042 0,013 0,027 0,042 2.450.508.420.179,920 8.773.622.602.170,370 
0,004 0,104 0,138 0,054 0,000 16.618.261.892,453 14.395.993.036.849,000 
0,095 0,053 0,071 0,001 0,026 2.252.141.508.035,600 12.970.191.401.105,600 
0,020 0,004 0,098 0,099 0,029 2.499.771.414.412,770 39.349.509.593.844,700 
0,090 0,002 0,075 0,058 0,019 3.384.732.655.025,810 30.646.560.384.664,100
37 
0,049 0,114 0,052 0,008 0,016 509.534.405.940,872 29.239.155.510.516,700 
0,008 0,052 0,036 0,046 0,080 1.303.284.322.071,650 12.871.559.229.535,200 
0,002 0,031 0,116 0,010 0,120 1.892.999.128.534,330 8.827.586.543.333,370 
0,011 0,063 0,047 0,039 0,053 2.299.674.927.425,360 5.080.264.659.776,860 
0,154 0,020 0,028 0,016 0,029 14.059.554.514.093,700 137.212.362.835.418,000 
0,017 0,032 0,052 0,107 0,019 10.657.075.614.348,600 169.333.210.961.057,000 
0,004 0,068 0,075 0,000 0,152 2.754.184.446.488,760 16.166.893.245.277,600 
0,069 0,010 0,009 0,066 0,081 18.329.907.539.413,600 66.612.579.471.261,000 
0,075 0,017 0,063 0,016 0,049 2.769.893.182.042,630 21.352.832.389.457,300 
0,099 0,004 0,023 0,039 0,075 37.712.077.858.772,800 135.396.417.098.395,000 
0,081 0,053 0,049 0,002 0,049 5.893.476.667.536,190 18.501.786.924.212,100 
0,013 0,009 0,070 0,055 0,086 3.909.189.555.860,410 19.913.935.536.276,600 
0,035 0,000 0,040 0,076 0,109 53.782.462.190.106,800 150.333.837.131.017,000 
0,005 0,052 0,029 0,091 0,053 73.601.351.597.071,000 259.521.518.326.745,000 
0,011 0,043 0,006 0,199 0,027 5.135.455.994.672,340 29.658.323.054.320,600 
Σ 1.665.619.664.535.720,000 
Selanjutnya memperbaiki matrik partisi U berdasarkan persamaan (2.17) 
#$ = 
NΣ OA#2 − ?$2 V' 72 

) Y 
S) 
%S) 
Σ ( 
72 
' $
) 
NΣ 
) OA#2 − ?$2 VY S) 
%S) 
Penghitungan derajat keanggotaan baru yang terhimpun dalam matriks 
partisi seperti terlihat pada tabel 2.7. Pengaliana setiap kolom pada tabel dengan 
10)i, hanya ditujukan untuk memperbesar nilai, karena hasil L1, L2, L3, L4, L5 
yang sangat kecil. 
Tabel 2.7 Detail perhitungan Derajat Keanggotaan Baru (Matriks Partisi) 
i 
lOA#2 – ?)2 V' 
2
) 
i 
n lOA#2 – ?)2 V' 
2
) 
i 
n lOA#2 – ?)2 V' 
2
) 
i 
n lOA#2 – ?)2 V' 
2
) 
i 
n lOA#2 – ?)2 V' 
2
) 
i 
n lOA#2 – ?)2 V' 
2
) 
S) 
n 
L1 L2 L3 L4 L5 
LT=L1+L2+ 
L3+L4+L5 
0,5078 2,3309 0,8901 0,8566 0,4835 5,0689 
0,9075 8,8434 1,9490 1,9850 0,8622 14,5471
38 
0,4556 1,9624 0,7685 0,7774 0,4398 4,4037 
0,2833 0,8113 0,4226 0,4262 0,2757 2,2191 
0,1502 0,3019 0,1996 0,1972 0,1465 0,9954 
0,2834 0,8221 0,4257 0,4232 0,2746 2,2290 
0,1481 0,2914 0,1955 0,1928 0,1445 0,9723 
8,2324 1,6722 5,3972 6,0154 8,1427 29,4599 
30,0935 1,1518 3,8308 3,9439 45,4666 84,4866 
4,2363 0,6287 1,4447 1,4469 4,7797 12,5363 
1,8324 15,6957 5,2904 5,3629 1,7150 29,8964 
0,7629 6,9729 1,5487 1,5704 0,7281 11,5830 
1,2564 7,3592 2,9558 2,5149 1,1509 15,2372 
1,0644 0,3307 0,5788 0,5873 1,1425 3,7037 
0,6033 2,9785 1,1053 1,0501 0,5708 6,3080 
2,7590 0,5287 1,1145 1,1276 3,0665 8,5963 
5,7668 0,7415 1,8477 1,7925 6,1452 16,2937 
7,1598 1,0909 3,1100 2,7005 6,3608 20,4220 
2,5727 6,0199 7,2224 5,8702 2,3204 24,0056 
0,2024 0,1114 0,1517 0,1522 0,2080 0,8257 
0,1739 0,1007 0,1338 0,1351 0,1787 0,7222 
4,7402 0,7518 1,7642 1,8794 5,5225 14,6581 
0,4215 0,1873 0,2813 0,2843 0,4400 1,6144 
1,6375 0,4142 0,7880 0,7981 1,7793 5,4171 
0,1920 0,1075 0,1450 0,1462 0,1976 0,7883 
0,8815 7,4852 1,8659 1,7568 0,8287 12,8181 
2,0466 0,4674 0,9281 0,9233 2,2111 6,5765 
0,1969 0,1091 0,1480 0,1486 0,2025 0,8051 
0,0734 0,1160 0,0887 0,0892 0,0725 0,4398 
0,5484 2,9197 0,9903 0,9744 0,5237 5,9565 
Tabel 2.8 Lanjutan Tabel 2.7 
o) o' of oi om 
L1/LT L2/LT L3/LT L4/LT L5/LT 
0,100 0,460 0,176 0,169 0,095 
0,062 0,608 0,134 0,136 0,059 
0,103 0,446 0,175 0,177 0,100 
0,128 0,366 0,190 0,192 0,124 
0,151 0,303 0,201 0,198 0,147
39 
0,127 0,369 0,191 0,190 0,123 
0,152 0,300 0,201 0,198 0,149 
0,279 0,057 0,183 0,204 0,276 
0,356 0,014 0,045 0,047 0,538 
0,338 0,050 0,115 0,115 0,381 
0,061 0,525 0,177 0,179 0,057 
0,066 0,602 0,134 0,136 0,063 
0,082 0,483 0,194 0,165 0,076 
0,287 0,089 0,156 0,159 0,308 
0,096 0,472 0,175 0,166 0,090 
0,321 0,062 0,130 0,131 0,357 
0,354 0,046 0,113 0,110 0,377 
0,351 0,053 0,152 0,132 0,311 
0,107 0,251 0,301 0,245 0,097 
0,245 0,135 0,184 0,184 0,252 
0,241 0,139 0,185 0,187 0,247 
0,323 0,051 0,120 0,128 0,377 
0,261 0,116 0,174 0,176 0,273 
0,302 0,076 0,145 0,147 0,328 
0,244 0,136 0,184 0,185 0,251 
0,069 0,584 0,146 0,137 0,065 
0,311 0,071 0,141 0,140 0,336 
0,245 0,136 0,184 0,185 0,252 
0,167 0,264 0,202 0,203 0,165 
0,092 0,490 0,166 0,164 0,088
40 
0,100 0,460 0,176 0,169 0,095 
0,062 0,608 0,134 0,136 0,059 
0,103 0,446 0,175 0,177 0,100 
0,128 0,366 0,190 0,192 0,124 
0,151 0,303 0,201 0,198 0,147 
0,127 0,369 0,191 0,190 0,123 
0,152 0,300 0,201 0,198 0,149 
0,279 0,057 0,183 0,204 0,276 
0,356 0,014 0,045 0,047 0,538 
0,338 0,050 0,115 0,115 0,381 
0,061 0,525 0,177 0,179 0,057 
0,066 0,602 0,134 0,136 0,063 
0,082 0,483 0,194 0,165 0,076 
0,287 0,089 0,156 0,159 0,308 
0,096 0,472 0,175 0,166 0,090 
0,321 0,062 0,130 0,131 0,357 
0,354 0,046 0,113 0,110 0,377 
0,351 0,053 0,152 0,132 0,311 
0,107 0,251 0,301 0,245 0,097 
0,245 0,135 0,184 0,184 0,252 
0,241 0,139 0,185 0,187 0,247 
0,323 0,051 0,120 0,128 0,377 
0,261 0,116 0,174 0,176 0,273 
0,302 0,076 0,145 0,147 0,328 
0,244 0,136 0,184 0,185 0,251 
0,069 0,584 0,146 0,137 0,065 
0,311 0,071 0,141 0,140 0,336 
0,245 0,136 0,184 0,185 0,252 
0,167 0,264 0,202 0,203 0,165 
0,092 0,490 0,166 0,164 0,088 
U = 
Selanjutnya melakukan pengecekan kondisi berhenti. Karena | a) - ag | = | 
1.665.619.664.535.720 – 0| = 1.665.619.664.535.720  ξ (10Sm), dan interasi = 1  
MaxIter (=100), maka kita lanjutkan ke interasi ke-2 (t=2). 
Pada interasi ke-2, dapat dihitung kembali 5 pusat cluster, ?$2 dengan k = 
1,2,...,5; dan j = 1,2,3,4 sebagai berikut :
41 
26144188,964 38057223,719 41,004 12525754,377 
17391918,127 25284354,899 31,628 6528999,150 
21292678,972 30928619,239 36,270 9681023,240 
21624696,547 31067004,417 34,865 9705528,308 
26268002,626 38079300,648 40,375 12688594,080 
Fungsi objektif pada interasi a) dapat sebagai : 
ab
 Σ Σ cNΣ OPQR – TUR V 
_ 
6 WR 
UX5 
X5 Y(QU)[d ]Q 
X5 
= 1.180.012.821.223.876,7 
Selanjutnya memperbaiki matrik Partisi U : 
0,019 0,827 0,070 0,065 0,019 
0,028 0,649 0,152 0,143 0,027 
0,025 0,779 0,087 0,083 0,025 
0,057 0,594 0,149 0,144 0,056 
0,094 0,440 0,189 0,184 0,093 
0,053 0,616 0,141 0,136 0,053 
0,096 0,430 0,192 0,187 0,095 
0,187 0,052 0,273 0,309 0,178 
0,363 0,024 0,127 0,140 0,345 
0,474 0,001 0,005 0,005 0,515 
0,032 0,160 0,417 0,358 0,032 
0,009 0,891 0,047 0,044 0,009 
0,046 0,349 0,297 0,263 0,045 
0,416 0,023 0,055 0,058 0,447 
0,026 0,750 0,102 0,096 0,026 
0,436 0,002 0,007 0,007 0,549 
0,498 0,010 0,035 0,037 0,420 
0,296 0,046 0,187 0,196 0,275 
0,039 0,088 0,456 0,380 0,038 
0,317 0,083 0,137 0,140 0,322 
0,308 0,090 0,144 0,147 0,312 
0,449 0,015 0,052 0,056 0,427 
0,360 0,055 0,105 0,109 0,370 
0,443 0,011 0,028 0,030 0,488 
0,314 0,085 0,139 0,143 0,319 
0,021 0,731 0,119 0,108 0,021 
V = 
U =
42 
Selanjutnya dilakukan pengecekan kembali kondisi berhenti. Karena | a) - 
a) | = | 1.180.012.821.223.876,7– 1.665.619.664.535.720 | =  ξ (10Sm), dan 
interasi = 2  MaxIter (=100), maka proses dilanjutkan ke interasi ke-3 (t=3). 
Demikian seterusnya, hingga : | ab - abS) |  ξ atau t  MaxIter. Untuk kasus ini, 
proses baru akan berhenti setelah interasi ke-73. 
Pada interasi ke-73 ini, 5 cluster, ?$2 dengan k = 1,2,...,5; dan j = 1,2,3,4 
adalah sebagai berikut : 
26.097.128,366 38.367.129,554 43,168 12.708.683,466 
8.234.631,216 12.525.801,532 12,189 3.783.433,770 
16.681.512,964 23.440.686,716 28,951 4.873.526,540 
18.413.841,096 28.798.309,673 38,362 9.035.488,840 
35.965.416,453 50.846.152,565 47,930 18.284.604,166 
V = 
Informasi yang bisa diperoleh dari kelima pusat cluster ini adalah: pada 
kabupaten tersebut, industri-industri kecil dapat dikelompokkan menjadi 5 
kelompok: 
1. Kelompok pertama (cluster ke-1), berisi industri-industri kecil yang memiliki 
modal awal sekitar Rp. 26.097.128,366; memiliki rata-rata penjualan per bulan 
sekitar Rp. 38.367.129,554; sudah beroperasi sekitar 43,168 bulan; dan memiliki 
rata-rata laba per bulan sekitar Rp. 12.708.683,466. 
2. Kelompok kedua (cluster ke-2), berisi industri-industri kecil yang memiliki 
modal awal sekitar Rp. 8.234.631,216; memiliki rata-rata penjualan per bulan 
sekitar Rp. 12.525.801,532; sudah beroperasi sekitar 12,189 bulan; dan memiliki 
rata-rata laba per bulan sekitar Rp. 3.783.433,770. 
3. Kelompok ketiga (cluster ke-3), berisi industri-industri kecil yang memiliki 
modal awal sekitar Rp. 16.681.512,964; memiliki rata-rata penjualan per bulan 
sekitar Rp. 23.440.686,716; sudah beroperasi sekitar 28,951 bulan; dan memiliki 
rata-rata laba per bulan sekitar Rp. 4.873.526,540. 
4. Kelompok keempat (cluster ke-4), berisi industri-industri kecil yang memiliki 
modal awal sekitar Rp. 18.413.841,096; memiliki rata-rata penjualan per bulan
43 
sekitar Rp. 28.798.309,673; sudah beroperasi sekitar 38,362 bulan; dan memiliki 
rata-rata laba per bulan sekitar Rp. 9.035.488,840. 
5. Kelompok kelima (cluster ke-5), berisi industri-industri kecil yang memiliki 
modal awal sekitar Rp. 35.965.416,453; memiliki rata-rata penjualan per bulan 
sekitar Rp. 50.846.152,565; sudah beroperasi sekitar 47,930 bulan; dan memiliki 
rata-rata laba per bulan sekitar Rp. 18.284.604,166. 
Matrik partisi U: 
0,012 0,022 0,855 0,106 0,004 
0,041 0,029 0,488 0,431 0,010 
0,008 0,017 0,922 0,051 0,002 
0,030 0,168 0,667 0,125 0,010 
0,007 0,923 0,046 0,021 0,003 
0,025 0,166 0,686 0,114 0,009 
0,010 0,901 0,057 0,028 0,004 
0,513 0,029 0,114 0,302 0,043 
0,791 0,013 0,043 0,127 0,026 
0,992 0,001 0,002 0,004 0,002 
0,029 0,010 0,069 0,886 0,005 
0,024 0,023 0,651 0,296 0,006 
0,032 0,015 0,119 0,827 0,006 
0,777 0,013 0,032 0,060 0,118 
0,027 0,033 0,694 0,239 0,007 
0,987 0,001 0,003 0,005 0,004 
0,931 0,005 0,015 0,036 0,014 
0,649 0,022 0,075 0,213 0,041 
0,055 0,014 0,070 0,853 0,009 
0,007 0,001 0,002 0,002 0,988 
0,044 0,006 0,011 0,016 0,923 
0,876 0,009 0,028 0,061 0,026 
0,254 0,015 0,031 0,051 0,649 
0,913 0,006 0,015 0,030 0,037 
0,005 0,001 0,001 0,002 0,991 
0,024 0,020 0,238 0,713 0,005 
0,912 0,006 0,016 0,035 0,030 
0,038 0,005 0,009 0,013 0,936 
0,050 0,665 0,0,16 0,099 0,026 
0,004 0,006 0,953 0,036 0,001 
U =
44 
Dari matriks partisi U tersebut dapat diperoleh informasi mengenai 
kecenderungan suatu industri kecil untuk masuk ke kelompok (cluster) yang 
mana. Suatu industri kecil memiliki derajat keanggotaan tertentu untuk menjadi 
anggota suatu kelompok. Tentu saja derajat keanggotaan tersebar menunjukkan 
kecenderungan tertinggi suatu industri untuk masuk menajadi anggota kelompok. 
Tabel 2.9 menunjukkan derajat keanggotaan tiap industri kecil pada setiap kelompok 
(cluster) beserta kecenderungan tertinggi suatu industri kecil untuk masuk 
dalam suatu kelompok. 
Tabel 2.9 Derajat Keanggotaan Tiap Data Pada Setiap Cluster Dengan FCM 
Data 
Ke- 
Derajat Keanggotaan Data Pada Cluster 
Derajat Keanggotaan Data 
Pada Cluster 
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 
1 0,012 0,022 0,855 0,106 0,004 * 
2 0,041 0,029 0,488 0,431 0,010 * 
3 0,008 0,017 0,922 0,051 0,002 * 
4 0,030 0,168 0,667 0,125 0,010 * 
5 0,007 0,923 0,046 0,021 0,003 * 
6 0,025 0,166 0,686 0,114 0,009 * 
7 0,010 0,901 0,057 0,028 0,004 * 
8 0,513 0,029 0,114 0,302 0,043 * 
9 0,791 0,013 0,043 0,127 0,026 * 
10 0,992 0,001 0,002 0,004 0,002 * 
11 0,029 0,010 0,069 0,886 0,005 * 
12 0,024 0,023 0,651 0,296 0,006 * 
13 0,032 0,015 0,119 0,827 0,006 * 
14 0,777 0,013 0,032 0,060 0,118 * 
15 0,027 0,033 0,694 0,239 0,007 * 
16 0,987 0,001 0,003 0,005 0,004 * 
17 0,931 0,005 0,015 0,036 0,014 * 
18 0,649 0,022 0,075 0,213 0,041 * 
19 0,055 0,014 0,070 0,853 0,009 * 
20 0,007 0,001 0,002 0,002 0,988 * 
21 0,044 0,006 0,011 0,016 0,923 * 
22 0,876 0,009 0,028 0,061 0,026 * 
23 0,254 0,015 0,031 0,051 0,649 *
45 
Data 
Ke- 
Derajat keanggotaan Data Pada Cluster 
Derajat 
Keanggotaan Data 
Pada Cluster 
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 
24 0,913 0,006 0,015 0,030 0,037 * 
25 0,005 0,001 0,001 0,002 0,991 * 
26 0,024 0,020 0,238 0,713 0,005 * 
27 0,912 0,006 0,016 0,035 0,030 * 
28 0,038 0,005 0,009 0,013 0,936 * 
29 0,050 0,665 0,0,16 0,099 0,026 * 
30 0,004 0,006 0,953 0,036 0,001 * 
Dari tabel 2.9 tersebut dapat disimpulkan bahwa : 
1. Kelompok pertama (cluster ke-1), akan berisi industri-industri kecil ke: 8, 9, 10, 
14, 16, 17, 18, 22, 24, dan 27 
2. Kelompok kedua (cluster ke-2), akan berisi industri-industri kecil ke: 5, 7 
dan 29. 
3. Kelompok ketiga (cluster ke-3), akan berisi industri-industri kecil ke: 1, 2, 3, 4, 
6, 12, 15, dan 30. 
4. Kelompok keempat (cluster ke-4), akan berisi industri-industri kecil ke: 11, 13, 
19, dan 26. 
5. Kelompok kelima (cluster ke-5), akan berisi industri-industri kecil ke: 20, 21, 23, 
25, dan 28. 
2.2.5 Sistem Penilaian dan Penjurusan Di Sekolah Menengah Atas (SMA) 
Sesuai kurikulum yang berlaku di seluruh Indonesia, maka siswa kelas X 
SMA yang naik ke kelas XI akan mengalami pemilihan jurusan/penjurusan. 
Penjurusan yang tersedia di SMA meliputi Ilmu Alam (IPA), Ilmu Sosial (IPS), dan 
Ilmu Bahasa. Penjurusan akan disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa. 
Tujuannya agar kelak di kemudian hari, pelajaran yang akan diberikan kepada siswa 
menjadi lebih terarah karena telah sesuai dengan minatnya. Dari keseluruhan mata 
pelajaran di SMA, tidak seluruhnya dijadikan dasar untuk proses penjurusan,
46 
melainkan hanya mata pelajaran inti dari tiap jurusan tersebut. Mata pelajaran inti 
untuk jurusan IPA terdiri atas: Biologi, Fisika, Matematika IPA, Kimia. Mata 
pelajaran inti untuk IPS adalah: Sosiologi, Geografi, Sejarah dan Ekonomi. 
Sedangkan mata kuliah inti untuk jurusan Bahasa adalah: Bahasa Inggris dan Bahasa 
Indonesia [3]. 
Tujuan dilaksanakannya penjurusan adalah [3]: 
1. Mengelompokkan siswa sesuai kecakapan, kemampuan, dan bakat, yang relatif 
sama. 
2. Membantu mempersiapkan siswa melanjutkan studi dan memilih dunia kerja. 
3. Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang akan 
dicapai di waktu mendatang (kelanjutan studi dan dunia kerja). 
Waktu penentuan penjurusan bagi peserta didik untuk program IPA, IPS dan 
Bahasa dilakukan mulai akhir semester 2 (dua) kelas X. Pelaksanaan penjurusan 
program dimulai pada semester 1 (satu) kelas XI. Kriteria penjurusan program 
dilakanakan berdasarkan nilai akademik. Peserta didik yang naik kelas XI dan akan 
mengambil program tertentu yaitu: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Ilmu 
Pengetahuan Sosial (IPS) atau Bahasa: boleh memiliki nilai yang tidak tuntas paling 
banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada mata pelajaran-mata pelajaran yang bukan 
menjadi ciri khas program tersebut. Peserta didik yang naik ke kelas XI, dan yang 
bersangkutan mendapat nilai tidak tuntas 3 (tiga) mata pelajaran, maka nilai tersebut 
harus dijadikan dasar untuk menentukan program yang dapat diikuti oleh peserta 
didik, misalnya : 
- Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Kimia dan Geografi (2 
mata pelajaran ciri khas program IPA dan 1 ciri khas program IPS), maka siswa 
tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program Bahasa. 
- Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa Indonesia, Bahasa 
Inggris, dan Fisika, (2 mata pelajaran ciri khas Bahasa dan 1 ciri khas IPA), 
maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program IPS. 
- Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Ekonomi, Sosilologi, dan 
Bahasa Inggris (2 mata pelajaran ciri khas program IPS dan 1 ciri khas program 
Bahasa), maka peserta didik tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke 
program IPA.
47 
- Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Ekonomi, dan Bahasa 
Indonesia (mencakup semua mata pelajaran yang menjadi ciri khas ketiga 
program di SMA) maka perlu diperhatikan prestasi nilai mata pelajaran yang 
lebih unggul daripada program lainya (siswa tersebut dapat dijuruskan ke 
program yang nilai prestasi mata pelajaran yang lebih unggul tersebut), atau 
dengan mempertimbangkan minat peserta didik. Untuk mengetahui minat 
peserta didik dapat dilakukan melalui angket/kuesioner dan wawancara, atau 
cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksinya. 
Skala penilaian penilaian yang dapat dijadikan acuan bagi sekolah-sekolah di 
Indonesia adalah [3]: 
1. Nilai ketuntasan belajar untuk aspek pengetahuan dan praktik dinyatakan dalam 
bentuk bilangan bulat, dengan rentang 0 -100. 
2. Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu 
kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100 %. Kriteria ideal ketuntasan untuk 
masing-masing indikator 75 %. 
3. Satuan pendidikan dapat menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 
dibawah nilai ketuntasan belajar ideal. Satuan pendidikan diharapkan 
meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai 
kriteria ketuntasan ideal. 
4. KKM ditetapkan oleh forum guru pada awal tahun pelajaran. 
5. KKM tersebut dicantumkan dalam LHB dan harus diinformasikan kepada 
seluruh warga sekolah dan orang tua siswa.
48 
BAB III 
METODE PENELITIAN 
3.1 Metode Penelitian 
3.1.1 Jenis Penelitian 
Penelitian yang dilaksanakan adalah jenis penelitian eksperimen, yaitu 
melakukan pengujian tingkat akurasi algoritma Fuzzy C-Means dalam pemetaan 
kesamaan minat siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) berdasarkan nilai rata-rata 
mata pelajaran bidang peminatan. Data eksperimen diambil dari tempat penelitian 
yaitu di SMA Negeri 2 Banjarbaru. 
3.1.2 Metode Pengumpulan Data 
3.1.2.1 Jenis Data 
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data 
sekunder: 
a. Data Primer: berupa data tentang mekanisme pelaksanaan peminatan yang 
dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri 2 Banjarbaru, yang 
diperoleh dengan wawancara. 
b. Data Sekunder: berupa data siswa dan nilai mata pelajaran peminatan 
sebelum pelaksanaan peminatan dan setelah pelaksanaan peminatan, yang 
diperoleh dari database akademik SMA Negeri 2 Banjarbaru tahun 2010. 
3.1.2.2 Sampel Data 
Sampel data yang digunakan adalah data nilai (sebelum dan setelah 
peminatan/penjurusan) siswa SMA Negeri 2 Banjarbaru (angkatan tahun 2008) 
sebanyak 81 siswa dari 115 siswa. Penetapan jumlah sampel ini di dasarkan pada 
metode penentuan sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael untuk 
menentukan ukuran sampel dari populasi mulai dari 10 sampai dengan 1.000.000 
[13]. Tingkat kesalahan untuk menentapkan jumlah sampel yang dipilih dalam 
metode ini ini adalah sekitar 10%. Parameter data yang akan digunakan dalam
49 
eksperimen berupa rata-rata nilai mata pelajaran kelompok peminatan, yaitu: jurusan 
IPA (mata pelajaran Biologi, Matematika, Fisika dan Kimia), jurusan IPS (mata 
pelajaran Sosiologi, Geografi, Sejarah dan Ekonomi), jurusan Bahsa (Bahasa Inggris 
dan Bahasa Indonesia). Sampel data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 
tabel 3.2. 
Tabel 3.1 Sampel Data Nilai Rata-rata Siswa pada Bidang Minat Tertentu 
Sebelum Peminatan 
Nilai Rata-rata Peminatan 
IPA IPS Bahasa 
Siswa 
1 72,2 74,8 76,5 
2 74,9 76,5 67,3 
3 77,5 70,6 74,6 
4 68,1 77,1 77,8 
5 76,6 71,3 76,1 
6 78,2 76,4 64,6 
7 70,4 74,5 72,9 
8 75,3 75,2 68,7 
9 77,1 73,7 80,5 
10 71,5 77,6 77,8 
11 74,0 69,8 80,3 
12 72,8 78,4 69,8 
13 73,7 73,9 71,4 
14 73,1 73,9 72,5 
15 71,9 73,2 74,9 
16 74,3 73,2 70,3 
17 78,3 79,2 79,0 
18 71,8 74,3 77,9 
19 74,1 75,3 80,3 
20 74,7 72,4 72,1 
21 74,0 71,3 71,9 
22 70,6 78,5 76,6 
23 76,8 78,6 73,5 
24 75,3 71,2 77,6 
25 76,1 72,4 72,4 
26 70,7 78,9 69,0 
27 83,4 76,1 78,8
50 
Nilai Rata-rata Peminatan 
IPA IPS Bahasa 
Siswa 
28 70,8 76,6 79,0 
29 78,3 75,5 80,2 
30 76,7 76,4 73,8 
31 74,4 79,4 86,1 
32 80,4 76,7 78,8 
33 66,5 71,0 71,4 
34 69,2 76,4 69,0 
35 82,7 86,1 80,0 
36 75,3 73,5 71,5 
37 82,5 79,3 70,8 
38 69,3 70,8 73,8 
39 77,5 80,6 77,9 
40 67,6 75,5 73,0 
41 80,3 75,7 74,8 
42 70,3 74,2 68,5 
43 78,5 65,0 82,5 
44 68,5 77,5 72,5 
45 81,7 70,5 72,5 
46 77,5 75,0 75,8 
47 87,5 70,5 77,0 
48 7 5,9 78,0 86,5 
49 7 0,5 70,0 75,5 
50 7 9,0 72,0 65,0 
51 6 5,0 80,0 70,5 
52 7 8,0 75,0 89,5 
53 7 2,5 75,0 82,5 
54 8 1,0 65,7 75,5 
55 89,7 76,5 68,0 
56 78,5 67,5 85,7 
57 65,0 89,5 70,5 
58 70,7 92,0 78,5 
59 75,5 70,0 79,5 
60 85,0 75,5 80,2 
61 68,5 65,0 78,5 
62 82,5 69,5 72,1 
63 74,5 90,2 70,5 
64 69,5 72,5 79,0 
65 70,9 74,5 91,5
51 
Nilai Rata-rata Peminatan 
IPA IPS Bahasa 
Siswa 
66 82,5 7 2,5 70,6 
67 75,8 82,1 70,8 
68 80,2 74,5 72,5 
69 74,5 91,5 69,5 
70 60,5 68,7 77,8 
71 74,5 77,8 69,8 
72 79,0 72,5 73,8 
73 87,5 75,2 71,8 
74 65,0 76,8 67,5 
75 76,0 94,8 74,0 
76 65,0 77,8 81,5 
77 65,5 68,0 75,8 
78 80,4 75,5 74,2 
79 90,1 78,7 74,3 
80 75,7 74,0 87,5 
81 74,9 77,3 65,0 
Sumber: Database Akademik SMA Negeri 2 Banjarbaru, Tahun 2010. 
Tabel 3.2 Sampel Data Nilai Rata-rata Bidang Peminatan Siswa Angkatan 2008 
SMA Negeri 2 Banjarbaru Tahun 2010 Setelah Peminatan. 
Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan 
Jurusan Yang 
Siswa Setelah Peminatan/ Penjurusan 
Kelas XI Kelas XII 
Dipilih 
1 Bahasa 7 5,50 74,20 
2 IPS 77,00 75,50 
3 IPA 75,50 78,00 
4 Bahasa 7 2,00 74,50 
5 IPA 72,80 71,50 
6 IPA 71,50 74,50 
7 IPS 69,00 65,50 
8 IPA 70,50 72,50 
9 Bahasa 7 6,25 75,50 
10 Bahasa 7 4,50 72,50 
11 Bahasa 7 8,00 76,50
52 
Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan 
Setelah Peminatan/ Penjurusan 
Kelas XI Kelas XII 
Siswa 
Jurusan Yang 
Dipilih 
12 IPS 73,00 74,80 
13 IPS 71,50 74,00 
14 IPS 67,50 65,00 
15 Bahasa 75,50 69,50 
16 IPA 84,30 81,30 
17 IPS 80,70 82,50 
18 Bahasa 76,00 80,50 
19 Bahasa 81,50 82,50 
20 IPA 74,00 71,00 
21 IPA 69,50 73,50 
22 IPS 82,50 79,50 
23 IPS 72,50 70,75 
24 Bahasa 65,50 70,50 
25 IPA 66,00 68,30 
26 IPS 78,00 76,50 
27 IPA 72,50 71,00 
28 Bahasa 71,00 67,50 
29 Bahasa 82,00 80,00 
30 IPA 72,50 67,80 
31 Bahasa 71,90 73,50 
32 IPA 80,70 75,50 
33 Bahasa 80,50 88,50 
34 IPS 82,75 80,50 
35 IPS 83,50 81,50 
36 IPA 78,20 75,50 
37 IPA 74,50 72,00 
38 Bahasa 79,00 81,30 
39 IPS 70,70 72,00 
40 IPS 69,50 77,50 
41 IPA 79,50 70,30 
42 IPS 75,80 72,30 
43 Bahasa 80,50 82,50 
44 IPS 78,50 75,80 
45 IPA 74,50 72,80 
46 IPA 74,00 72,70 
47 IPA 73,60 71,80 
48 Bahasa 73,80 74,50
53 
Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan 
Setelah Peminatan/ Penjurusan 
Kelas XI Kelas XII 
Siswa 
Jurusan Yang 
Dipilih 
49 Bahasa 78,50 82,00 
50 IPA 80,50 79,40 
51 IPS 77,50 80,00 
52 Bahasa 85,00 81,70 
53 Bahasa 73,80 69,80 
54 IPA 75,50 80,60 
55 IPA 83,60 84,50 
56 Bahasa 78,50 82,60 
57 IPS 79,60 75,50 
58 IPS 74,20 72,50 
59 Bahasa 75,80 77,00 
60 IPA 70,50 74,30 
61 Bahasa 75,00 75,20 
62 IPA 78,10 75,80 
63 IPS 77,50 81,20 
64 Bahasa 66,90 68,20 
65 Bahasa 74,50 74,00 
66 IPA 77,60 78,00 
67 IPS 79,00 80,60 
68 IPA 77,50 78,00 
69 IPS 80,20 82,80 
70 Bahasa 76,40 78,10 
71 IPS 74,00 74,50 
72 IPA 70,80 69,50 
73 IPA 84,20 82,50 
74 IPS 75,80 75,00 
75 IPS 87,60 82,80 
76 Bahasa 74,50 72,10 
77 Bahasa 75,80 77,10 
78 IPA 72,40 74,00 
79 IPA 78,60 82,10 
80 Bahasa 80,20 79,60 
81 IPS 67,80 74,00 
Sumber: Database Akademik SMA Negeri 2 Banjarbaru, 2010.
54 
3.1.3 Metode Pengukuran 
Akurasi penerapan algoritma Fuzzy C-Means (FCM) dalam peminatan/ 
penjurusan di SMA diuji dengan cara: 
1. Data sampel siswa dan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan sebelum 
peminatan dikelompokan dengan algoritma Fuzzy C-Means untuk membagi 
siswa ke dalam bidang minat tertentu (Kelompok IPA, IPS dan Bahasa) 
sesuai dengan kesamaan perolehan nilai rata-rata bidang peminatan tersebut. 
2. Hasil peminatan Fuzzy C-Means dibandingkan dengan hasil peminatan yang 
telah diaksanakan di tempat penelitian (terhadap data sampel nilai rata-rata 
mata pelajaran pada peminatan yang telah dijalani oleh siswa). 
3. Jika minat yang dipilih oleh siswa sama dengan peminatan FCM dan nilai 
rata-rata mata pelajaran peminatan yang diperoleh setelah peminatan = 
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ideal (=75), maka FCM 
dinyatakan AKURAT. 
4. Jika minat yang dipilih oleh siswa sama dengan peminatan FCM dan nilai 
rata-rata mata pelajaran peminatan yang diperoleh setelah peminatan  
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ideal, maka FCM dinyatakan 
TIDAK AKURAT. 
5. Jika minat yang dipilih oleh siswa tidak sama dengan peminatan FCM dan 
nilai rata-rata mata pelajaran peminatan yang diperoleh setelah peminatan = 
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ideal, maka FCM dinyatakan 
TIDAK AKURAT. 
6. Jika minat yang dipilih oleh siswa tidak sama dengan peminatan FCM dan 
nilai rata-rata mata pelajaran peminatan yang diperoleh setelah peminatan  
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ideal, maka FCM dinyatakan 
AKURAT. 
7. Selanjutnya dihitung persen tingkat akurasi FCM dengan: 
% Akurasi = (Jumlah Data Akurat / Total Sampel) * 100 
3.2 Penerapan Fuzzy C-Means Dalam Peminatan/Penentuan Jurusan 
Pada tahap awal dilakukan pemetaan korelasi antara peminatan dengan mata 
pelajaran peminatan, hasilnya ditunjukan pada gambar 3.1 berikut:
55 
Peminatan Jurusan Mata Pelajaran 
Bidang Minat Ilmu 
Pengetahuan Alam (IPA) 
Bidang Minat Ilmu 
Penget. Sosial (IPS) 
Bidang Minat Bahasa 
Biologi 
Matematika 
Fisika 
Kimia 
Sosiologi 
Geografi 
Sejarah 
Ekonomi 
Bahasa Inggris 
Bahasa Indonesia 
Gambar 3.1 Diagram Korelasi Antara Mata Pelajaran Dengan Peminatan 
Selanjutnya ditentukan nilai bidang minat tertentu, yang diperoleh dari hasil 
rata-rata mata pelajaran peminatan yang berada dalam kelompok bidang minat 
tersebut sebelum dilakukan peminatan. Data ini akan digunakan sebagai data 
parameter ujicoba peminatan menggunakan FCM ( tabel 3.1.) 
Setelah parameter nilai rata-rata bidang minat diketahui, selanjutnya dilakukan 
pemetaan/klastering data mengikuti algoritma FCM: 
1. Menetapkan matriks partisi awal U berupa matriks berukuran n x m (n adalah 
jumlah sampel data, yaitu=42, dan m adalah parameter/atribut setiap data, 
yaitu=3). Xij = data sampel ke-i (i=1,2,...,n), atribut ke-j (j=1,2,...,m). Data 
untuk matriks partisi awal yang digunakan adalah data pada tabel 3.3.
56 
2. Menentukan Nilai Parameter Awal : 
- Jumlah cluster ( c ) = 3 
- Pangkat (w) = 2 
- Maksimum interasi (MaxIter) = 100 
- Error terkecil yang diharapkan ( ξ ) = 10- 
- 
5 
- Fungsi objektif awal (P0) = 0 
- Interasi awal (t) = 1 
3. Membangkitkan bilangan random μik, i=1,2,...,n; k=1,2,...c; sebagai elemen-elemen 
matriks partisi awal (U). 
Berdasarkan persamaan 2.1, matrik partisi awal (u0) secara random 
yang terbentuk dengan menggunakan Matlab adalah: 
 rand('state',0) 
 X=[rand(27,3);rand(27,3);rand(27,3)] 
X = 
0.9501 0.6038 0.1509 
0.2311 0.2722 0.6979 
0.6068 0.1988 0.3784 
0.4860 0.0153 0.8600 
0.8913 0.7468 0.8537 
0.7621 0.4451 0.5936 
0.4565 0.9318 0.4966 
0.0185 0.4660 0.8998 
0.8214 0.4186 0.8216 
0.4447 0.8462 0.6449 
0.6154 0.5252 0.8180 
0.7919 0.2026 0.6602 
0.9218 0.6721 0.3420 
0.7382 0.8381 0.2897 
0.1763 0.0196 0.3412 
0.4057 0.6813 0.5341 
0.9355 0.3795 0.7271 
0.9169 0.8318 0.3093 
0.4103 0.5028 0.8385 
0.8936 0.7095 0.5681 
0.0579 0.4289 0.3704 
0.3529 0.3046 0.7027 
0.8132 0.1897 0.5466 
0.0099 0.1934 0.4449 
0.1389 0.6822 0.6946 
0.2028 0.3028 0.6213 
0.1987 0.5417 0.7948 
0.9568 0.5298 0.4120 
0.5226 0.6405 0.7446
57 
0.8801 0.2091 0.2679 
0.1730 0.3798 0.4399 
0.9797 0.7833 0.9334 
0.2714 0.6808 0.6833 
0.2523 0.4611 0.2126 
0.8757 0.5678 0.8392 
0.7373 0.7942 0.6288 
0.1365 0.0592 0.1338 
0.0118 0.6029 0.2071 
0.8939 0.0503 0.6072 
0.1991 0.4154 0.6299 
0.2987 0.3050 0.3705 
0.6614 0.8744 0.5751 
0.2844 0.0150 0.4514 
0.4692 0.7680 0.0439 
0.0648 0.9708 0.0272 
0.9883 0.9901 0.3127 
0.5828 0.7889 0.0129 
0.4235 0.4387 0.3840 
0.5155 0.4983 0.6831 
0.3340 0.2140 0.0928 
0.4329 0.6435 0.0353 
0.2259 0.3200 0.6124 
0.5798 0.9601 0.6085 
0.7604 0.7266 0.0158 
0.0164 0.9084 0.9669 
0.1901 0.2319 0.6649 
0.5869 0.2393 0.8704 
0.0576 0.0498 0.0099 
0.3676 0.0784 0.1370 
0.6315 0.6408 0.8188 
0.7176 0.1909 0.4302 
0.6927 0.8439 0.8903 
0.0841 0.1739 0.7349 
0.4544 0.1708 0.6873 
0.4418 0.9943 0.3461 
0.3533 0.4398 0.1660 
0.1536 0.3400 0.1556 
0.6756 0.3142 0.1911 
0.6992 0.3651 0.4225 
0.7275 0.3932 0.8560 
0.4784 0.5915 0.4902 
0.5548 0.1197 0.8159 
0.1210 0.0381 0.4608 
0.4508 0.4586 0.4574 
0.7159 0.8699 0.4507 
0.8928 0.9342 0.4122 
0.2731 0.2644 0.9016 
0.2548 0.1603 0.0056
58 
0.8656 0.8729 0.2974 
0.2324 0.2379 0.0492 
0.8049 0.6458 0.6932 
4. Menentukan Pusat Klaster (V) 
Pada iterasi pertama, dengan menggunakan persamaan 2.3 : 
?$2 = 
Σ ((#$ p) )' 
#
) ∗ A#2 ) 
Σp) (#$)' 
#
) 
dapat dihitung 3 pusat klaster Vkj dengan k=1,2,3 dan j=1,2,3 sebagai berikut: 
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke-1 
Derajat 
Keanggotaan 
Pada Klaster ke-1 
Data yang diklaster 
Siswa (μi1)² x Xi3 
(μi1) Xi1 Xi2 Xi3 
(μi1)² (μi1)² x Xi1 (μi1)² x Xi2 
1 0,9501 7 2,2 7 4,8 76,5 0,9027 65,2 67,5 69,1 
2 0,2311 7 4,9 7 6,5 67,3 0,0534 4,0 4,1 3,6 
3 0,6068 7 7,5 7 0,6 74,6 0,3682 28,5 26,0 27,5 
4 0,4860 6 8,1 7 7,1 77,8 0,2362 16,1 18,2 18,4 
5 0,8913 7 6,6 7 1,3 76,1 0,7944 60,9 56,6 60,5 
6 0,7621 7 8,2 7 6,4 64,6 0,5808 45,4 44,4 37,5 
7 0,4565 7 0,4 7 4,5 72,9 0,2084 14,7 15,5 15,2 
8 0,0185 7 5,3 7 5,2 68,7 0,0003 0,0 0,0 0,0 
9 0,8214 7 7,1 7 3,7 80,5 0,6747 52,0 49,7 54,3 
10 0,4447 7 1,5 7 7,6 77,8 0,1978 14,1 15,3 15,4 
11 0,6154 7 4,0 6 9,8 80,3 0,3787 28,0 26,4 30,4 
12 0,7919 7 2,8 7 8,4 69,8 0,6271 45,7 49,2 43,8 
13 0,9218 7 3,7 7 3,9 71,4 0,8497 62,6 62,8 60,7 
14 0,7382 7 3,1 7 3,9 72,5 0,5449 39,8 40,3 39,5 
15 0,1763 7 1,9 7 3,2 74,9 0,0311 2,2 2,3 2,3
59 
Derajat 
Keanggotaan 
Pada Klaster ke-1 
Data yang diklaster 
Siswa (μi1)² x Xi3 
(μi1) Xi1 Xi2 Xi3 
(μi1)² (μi1)² x Xi1 (μi1)² x Xi2 
16 0,4057 7 4,3 73,2 70,3 0,1646 12,2 12,0 11,6 
17 0,9355 7 8,3 79,2 79,0 0,8752 68,5 69,3 69,1 
18 0,9169 7 1,8 74,3 77,9 0,8407 60,4 62,5 65,5 
19 0,4103 7 4,1 75,3 80,3 0,1683 12,5 12,7 13,5 
20 0,8936 7 4,7 72,4 72,1 0,7985 59,6 57,8 57,6 
21 0,0579 7 4,0 71,3 71,9 0,0034 0,2 0,2 0,2 
22 0,3529 7 0,6 78,5 76,6 0,1245 8,8 9,8 9,5 
23 0,8132 7 6,8 78,6 73,5 0,6613 50,8 52,0 48,6 
24 0,0099 7 5,3 71,2 77,6 0,0001 0,0 0,0 0,0 
25 0,1389 7 6,1 72,4 72,4 0,0193 1,5 1,4 1,4 
26 0,2028 7 0,7 78,9 69,0 0,0411 2,9 3,2 2,8 
27 0,1987 8 3,4 76,1 78,8 0,0395 3,3 3,0 3,1 
28 0,9568 7 0,8 76,6 79,0 0,9155 64,8 70,1 72,3 
29 0,5226 7 8,3 75,5 80,2 0,2731 21,4 20,6 21,9 
30 0,8801 7 6,7 76,4 73,8 0,7746 59,4 59,2 57,2 
31 0,1730 7 4,4 79,4 86,1 0,0299 2,2 2,4 2,6 
32 0,9797 8 0,4 76,7 78,8 0,9598 77,2 73,6 75,6 
33 0,2714 6 6,5 71,0 71,4 0,0737 4,9 5,2 5,3 
34 0,2523 6 9,2 76,4 69,0 0,0637 4,4 4,9 4,4 
35 0,8757 8 2,7 86,1 80,0 0,7669 63,4 66,0 61,3 
36 0,7373 7 5,3 73,5 71,5 0,5436 40,9 40,0 38,9 
37 0,1365 8 2,5 79,3 70,8 0,0186 1,5 1,5 1,3 
38 0,0118 6 9,3 70,8 73,8 0,0001 0,0 0,0 0,0 
39 0,8939 7 7,5 80,6 77,9 0,7991 61,9 64,4 62,2 
40 0,1991 6 7,6 75,5 73,0 0,0396 2,7 3,0 2,9 
41 0,2987 8 0,3 75,7 74,8 0,0892 7,2 6,8 6,7 
42 0,6614 7 0,3 74,2 68,5 0,4374 30,8 32,5 30,0 
43 0,2844 7 8,5 65,0 82,5 0,0809 6,3 5,3 6,7 
44 0,4692 6 8,5 77,5 72,5 0,2201 15,1 17,1 16,0 
45 0,0648 8 1,7 70,5 72,5 0,0042 0,3 0,3 0,3 
46 0,9883 7 7,5 75,0 75,8 0,9767 75,7 73,3 74,0 
47 0,5828 8 7,5 70,5 77,0 0,3397 29,7 23,9 26,2 
48 0,4235 7 5,9 78,0 86,5 0,1794 13,6 14,0 15,5 
49 0,5155 7 0,5 70,0 75,5 0,2657 18,7 18,6 20,1 
50 0,3340 7 9,0 72,0 65,0 0,1116 8,8 8,0 7,3 
51 0,4329 6 5,0 80,0 70,5 0,1874 12,2 15,0 13,2
60 
Derajat 
Keanggotaan 
Pada Klaster ke-1 
Siswa (μi1)² x Xi3 
(μi1) Xi1 Xi2 Xi3 
52 0,2259 7 8,0 75,0 89,5 0,0510 4,0 3,8 4,6 
53 0,5798 7 2,5 75,0 82,5 0,3362 24,4 25,2 27,7 
54 0,7604 8 1,0 65,7 75,5 0,5782 46,8 38,0 43,7 
55 0,0164 8 9,7 76,5 68,0 0,0003 0,0 0,0 0,0 
56 0,1901 7 8,5 67,5 85,7 0,0361 2,8 2,4 3,1 
57 0,5869 6 5,0 89,5 70,5 0,3445 22,4 30,8 24,3 
58 0,0576 7 0,7 92,0 78,5 0,0033 0,2 0,3 0,3 
59 0,3676 7 5,5 70,0 79,5 0,1351 10,2 9,5 10,7 
60 0,6315 8 5,0 75,5 80,2 0,3988 33,9 30,1 32,0 
61 0,7176 6 8,5 65,0 78,5 0,5149 35,3 33,5 40,4 
62 0,6927 8 2,5 69,5 72,1 0,4798 39,6 33,3 34,6 
63 0,0841 7 4,5 90,2 70,5 0,0071 0,5 0,6 0,5 
64 0,4544 6 9,5 72,5 79,0 0,2065 14,4 15,0 16,3 
65 0,4418 7 0,9 74,5 91,5 0,1952 13,8 14,5 17,9 
66 0,3533 8 2,5 72,5 70,6 0,1248 10,3 9,0 8,8 
67 0,1536 7 5,8 82,1 70,8 0,0236 1,8 1,9 1,7 
68 0,6756 8 0,2 74,5 72,5 0,4564 36,6 34,0 33,1 
69 0,6992 7 4,5 91,5 69,5 0,4889 36,4 44,7 34,0 
70 0,7275 6 0,5 68,7 77,8 0,5293 32,0 36,4 41,2 
71 0,4784 7 4,5 77,8 69,8 0,2289 17,1 17,8 16,0 
72 0,5548 7 9,0 72,5 73,8 0,3078 24,3 22,3 22,7 
73 0,1210 8 7,5 75,2 71,8 0,0146 1,3 1,1 1,1 
74 0,4508 6 5,0 76,8 67,5 0,2032 13,2 15,6 13,7 
75 0,7159 7 6,0 94,8 74,0 0,5125 39,0 48,6 37,9 
76 0,8928 6 5,0 77,8 81,5 0,7971 51,8 62,0 65,0 
77 0,2731 6 5,5 68,0 75,8 0,0746 4,9 5,1 5,7 
78 0,2548 8 0,4 75,5 74,2 0,0649 5,2 4,9 4,8 
79 0,8656 9 0,1 78,7 74,3 0,7493 67,5 59,0 55,7 
80 0,2324 7 5,7 74,0 87,5 0,0540 4,1 4,0 4,7 
81 0,8049 7 4,9 77,3 65,0 0,6479 48,5 50,1 42,1 
Σ 26,9003 2.025,6 2.041,6 2.026,9 
Data yang diklaster 
(μi1)² (μi1)² x Xi1 (μi1)² x Xi2 
75,30 75,89 75,35
61 
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke-2 
Derajat 
Keanggotaan 
Pada Klaster ke-2 
Data yang diklaster 
Siswa (μi2)² x Xi3 
(μi2) Xi1 Xi2 Xi3 
(μi2)² (μi2)² x Xi1 (μi2)² x Xi2 
1 0,6038 72,2 74,8 76,5 0,3646 26,3 27,3 27,9 
2 0,2722 74,9 76,5 67,3 0,0741 5,5 5,7 5,0 
3 0,1988 77,5 70,6 74,6 0,0395 3,1 2,8 2,9 
4 0,0153 68,1 77,1 77,8 0,0002 0,0 0,0 0,0 
5 0,7468 76,6 71,3 76,1 0,5577 42,7 39,8 42,4 
6 0,4451 78,2 76,4 64,6 0,1981 15,5 15,1 12,8 
7 0,9318 70,4 74,5 72,9 0,8683 61,1 64,7 63,3 
8 0,4660 75,3 75,2 68,7 0,2172 16,4 16,3 14,9 
9 0,4186 77,1 73,7 80,5 0,1752 13,5 12,9 14,1 
10 0,8462 71,5 77,6 77,8 0,7161 51,2 55,6 55,7 
11 0,5252 74,0 69,8 80,3 0,2758 20,4 19,3 22,1 
12 0,2026 72,8 78,4 69,8 0,0410 3,0 3,2 2,9 
13 0,6721 73,7 73,9 71,4 0,4517 33,3 33,4 32,3 
14 0,8381 73,1 73,9 72,5 0,7024 51,3 51,9 50,9 
15 0,0196 71,9 73,2 74,9 0,0004 0,0 0,0 0,0 
16 0,6813 74,3 73,2 70,3 0,4642 34,5 34,0 32,6 
17 0,3795 78,3 79,2 79,0 0,1440 11,3 11,4 11,4 
18 0,8318 71,8 74,3 77,9 0,6919 49,7 51,4 53,9 
19 0,5028 74,1 75,3 80,3 0,2528 18,7 19,0 20,3 
20 0,7095 74,7 72,4 72,1 0,5034 37,6 36,4 36,3 
21 0,4289 74,0 71,3 71,9 0,1840 13,6 13,1 13,2 
22 0,3046 70,6 78,5 76,6 0,0928 6,6 7,3 7,1 
23 0,1897 76,8 78,6 73,5 0,0360 2,8 2,8 2,6 
24 0,1934 75,3 71,2 77,6 0,0374 2,8 2,7 2,9 
25 0,6822 76,1 72,4 72,4 0,4654 35,4 33,7 33,7 
26 0,3028 70,7 78,9 69,0 0,0917 6,5 7,2 6,3 
27 0,5417 83,4 76,1 78,8 0,2934 24,5 22,3 23,1 
28 0,5298 70,8 76,6 79,0 0,2807 19,9 21,5 22,2 
29 0,6405 78,3 75,5 80,2 0,4102 32,1 31,0 32,9 
30 0,2091 76,7 76,4 73,8 0,0437 3,4 3,3 3,2 
31 0,3798 74,4 79,4 86,1 0,1442 10,7 11,5 12,4 
32 0,7833 80,4 76,7 78,8 0,6136 49,3 47,1 48,3 
33 0,6808 66,5 71,0 71,4 0,4635 30,8 32,9 33,1
62 
Derajat 
Keanggotaan 
Pada Klaster ke-2 
Data yang diklaster 
Siswa (μi2)² x Xi3 
(μi2) Xi1 Xi2 Xi3 
(μi2)² (μi2)² x Xi1 (μi2)² x Xi2 
34 0,4611 69,2 76,4 69,0 0,2126 14,7 16,2 14,7 
35 0,5678 82,7 86,1 80,0 0,3224 26,7 27,8 25,8 
36 0,7942 75,3 73,5 71,5 0,6308 47,5 46,4 45,1 
37 0,0592 82,5 79,3 70,8 0,0035 0,3 0,3 0,2 
38 0,6029 69,3 70,8 73,8 0,3635 25,2 25,7 26,8 
39 0,0503 77,5 80,6 77,9 0,0025 0,2 0,2 0,2 
40 0,4154 67,6 75,5 73,0 0,1726 11,7 13,0 12,6 
41 0,3050 80,3 75,7 74,8 0,0930 7,5 7,0 7,0 
42 0,8744 70,3 74,2 68,5 0,7646 53,7 56,7 52,4 
43 0,0150 78,5 65,0 82,5 0,0002 0,0 0,0 0,0 
44 0,7680 68,5 77,5 72,5 0,5898 40,4 45,7 42,8 
45 0,9708 81,7 70,5 72,5 0,9425 77,0 66,4 68,3 
46 0,9901 77,5 75,0 75,8 0,9803 76,0 73,5 74,3 
47 0,7889 87,5 70,5 77,0 0,6224 54,5 43,9 47,9 
48 0,4387 75,9 78,0 86,5 0,1925 14,6 15,0 16,6 
49 0,4983 70,5 70,0 75,5 0,2483 17,5 17,4 18,7 
50 0,2140 79,0 72,0 65,0 0,0458 3,6 3,3 3,0 
51 0,6435 65,0 80,0 70,5 0,4141 26,9 33,1 29,2 
52 0,3200 78,0 75,0 89,5 0,1024 8,0 7,7 9,2 
53 0,9601 72,5 75,0 82,5 0,9218 66,8 69,1 76,0 
54 0,7266 81,0 65,7 75,5 0,5279 42,8 34,7 39,9 
55 0,9084 89,7 76,5 68,0 0,8252 74,0 63,1 56,1 
56 0,2319 78,5 67,5 85,7 0,0538 4,2 3,6 4,6 
57 0,2393 65,0 89,5 70,5 0,0573 3,7 5,1 4,0 
58 0,0498 70,7 92,0 78,5 0,0025 0,2 0,2 0,2 
59 0,0784 75,5 70,0 79,5 0,0061 0,5 0,4 0,5 
60 0,6408 85,0 75,5 80,2 0,4106 34,9 31,0 32,9 
61 0,1909 68,5 65,0 78,5 0,0364 2,5 2,4 2,9 
62 0,8439 82,5 69,5 72,1 0,7122 58,8 49,5 51,3 
63 0,1739 74,5 90,2 70,5 0,0302 2,3 2,7 2,1 
64 0,1708 69,5 72,5 79,0 0,0292 2,0 2,1 2,3 
65 0,9943 70,9 74,5 91,5 0,9886 70,1 73,7 90,5 
66 0,4398 82,5 72,5 70,6 0,1934 16,0 14,0 13,7 
67 0,3400 75,8 82,1 70,8 0,1156 8,8 9,5 8,2 
68 0,3142 80,2 74,5 72,5 0,0987 7,9 7,4 7,2 
69 0,3651 74,5 91,5 69,5 0,1333 9,9 12,2 9,3
63 
Derajat 
Keanggotaan 
Pada Klaster ke-2 
Siswa (μi1)² x Xi3 
(μi1) Xi1 Xi2 Xi3 
70 0,3932 60,5 68,7 77,8 0,1546 9,4 10,6 12,0 
71 0,5915 74,5 77,8 69,8 0,3499 26,1 27,2 24,4 
72 0,1197 79,0 72,5 73,8 0,0143 1,1 1,0 1,1 
73 0,0381 87,5 75,2 71,8 0,0015 0,1 0,1 0,1 
74 0,4586 65,0 76,8 67,5 0,2103 13,7 16,2 14,2 
75 0,8699 76,0 94,8 74,0 0,7567 57,5 71,7 56,0 
76 0,9342 65,0 77,8 81,5 0,8727 56,7 67,9 71,1 
77 0,2644 65,5 68,0 75,8 0,0699 4,6 4,8 5,3 
78 0,1603 80,4 75,5 74,2 0,0257 2,1 1,9 1,9 
79 0,8729 90,1 78,7 74,3 0,7620 68,7 60,0 56,6 
80 0,2379 75,7 74,0 87,5 0,0566 4,3 4,2 5,0 
81 0,6458 74,9 77,3 65,0 0,4171 31,2 32,2 27,1 
Σ 25,4330 1.920,2 1.914,7 1.914,3 
Data yang diklaster 
(μi1)² (μi1)² x Xi1 (μi1)² x Xi2 
75,50 75,28 75,27 
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke-3 
Derajat 
Keanggotaan 
Pada Klaster ke-3 
Data yang diklaster 
Siswa (μi3)² x Xi3 
(μi3) Xi1 Xi2 Xi3 
(μi3)² (μi3)² x Xi1 (μi3)² x Xi2 
1 0,1509 7 2,2 7 4,8 76,5 0,0228 1,6 1,7 1,7 
2 0,6979 7 4,9 7 6,5 67,3 0,4871 36,5 37,3 32,8 
3 0,3784 7 7,5 7 0,6 74,6 0,1432 11,1 10,1 10,7 
4 0,8600 6 8,1 7 7,1 77,8 0,7396 50,4 57,0 57,5 
5 0,8537 7 6,6 7 1,3 76,1 0,7288 55,8 52,0 55,5 
6 0,5936 7 8,2 7 6,4 64,6 0,3524 27,6 26,9 22,8 
7 0,4966 7 0,4 7 4,5 72,9 0,2466 17,4 18,4 18,0 
8 0,8998 7 5,3 7 5,2 68,7 0,8096 61,0 60,9 55,6 
9 0,8216 7 7,1 7 3,7 80,5 0,6750 52,0 49,7 54,3 
10 0,6449 7 1,5 7 7,6 77,8 0,4159 29,7 32,3 32,4 
11 0,8180 7 4,0 6 9,8 80,3 0,6691 49,5 46,7 53,7
64 
Derajat 
Keanggotaan 
Pada Klaster ke-3 
Data yang diklaster 
Siswa (μi3)² x Xi3 
(μi3) Xi1 Xi2 Xi3 
(μi3)² (μi3)² x Xi1 (μi3)² x Xi2 
12 0,6602 72,8 78,4 69,8 0,4359 31,7 34,2 30,4 
13 0,3420 73,7 73,9 71,4 0,1170 8,6 8,6 8,4 
14 0,2897 73,1 73,9 72,5 0,0839 6,1 6,2 6,1 
15 0,3412 71,9 73,2 74,9 0,1164 8,4 8,5 8,7 
16 0,5341 74,3 73,2 70,3 0,2853 21,2 20,9 20,1 
17 0,7271 78,3 79,2 79,0 0,5287 41,4 41,9 41,8 
18 0,3093 71,8 74,3 77,9 0,0957 6,9 7,1 7,5 
19 0,8385 74,1 75,3 80,3 0,7031 52,1 52,9 56,5 
20 0,5681 74,7 72,4 72,1 0,3227 24,1 23,4 23,3 
21 0,3704 74,0 71,3 71,9 0,1372 10,2 9,8 9,9 
22 0,7027 70,6 78,5 76,6 0,4938 34,9 38,8 37,8 
23 0,5466 76,8 78,6 73,5 0,2988 22,9 23,5 22,0 
24 0,4449 75,3 71,2 77,6 0,1979 14,9 14,1 15,4 
25 0,6946 76,1 72,4 72,4 0,4825 36,7 34,9 34,9 
26 0,6213 70,7 78,9 69,0 0,3860 27,3 30,5 26,6 
27 0,7948 83,4 76,1 78,8 0,6317 52,7 48,1 49,8 
28 0,4120 70,8 76,6 79,0 0,1697 12,0 13,0 13,4 
29 0,7446 78,3 75,5 80,2 0,5544 43,4 41,9 44,5 
30 0,2679 76,7 76,4 73,8 0,0718 5,5 5,5 5,3 
31 0,4399 74,4 79,4 86,1 0,1935 14,4 15,4 16,7 
32 0,9334 80,4 76,7 78,8 0,8712 70,0 66,8 68,7 
33 0,6833 66,5 71,0 71,4 0,4669 31,0 33,1 33,3 
34 0,2126 69,2 76,4 69,0 0,0452 3,1 3,5 3,1 
35 0,8392 82,7 86,1 80,0 0,7043 58,2 60,6 56,3 
36 0,6288 75,3 73,5 71,5 0,3954 29,8 29,1 28,3 
37 0,1338 82,5 79,3 70,8 0,0179 1,5 1,4 1,3 
38 0,2071 69,3 70,8 73,8 0,0429 3,0 3,0 3,2 
39 0,6072 77,5 80,6 77,9 0,3687 28,6 29,7 28,7 
40 0,6299 67,6 75,5 73,0 0,3968 26,8 30,0 29,0 
41 0,3705 80,3 75,7 74,8 0,1373 11,0 10,4 10,3 
42 0,5751 70,3 74,2 68,5 0,3307 23,3 24,5 22,7 
43 0,4514 78,5 65,0 82,5 0,2038 16,0 13,2 16,8 
44 0,0439 68,5 77,5 72,5 0,0019 0,1 0,1 0,1 
45 0,0272 81,7 70,5 72,5 0,0007 0,1 0,1 0,1 
46 0,3127 77,5 75,0 75,8 0,0978 7,6 7,3 7,4 
47 0,0129 87,5 70,5 77,0 0,0002 0,0 0,0 0,0
65 
Derajat 
Keanggotaan 
Pada Klaster ke-3 
Data yang diklaster 
Siswa (μi3)² x Xi3 
(μi3) Xi1 Xi2 Xi3 
(μi3)² (μi3)² x Xi1 (μi3)² x Xi2 
48 0,3840 75,9 7 8,0 86,5 0,1475 11,2 11,5 12,8 
49 0,6831 70,5 7 0,0 75,5 0,4666 32,9 32,7 35,2 
50 0,0928 79,0 7 2,0 65,0 0,0086 0,7 0,6 0,6 
51 0,0353 65,0 8 0,0 70,5 0,0012 0,1 0,1 0,1 
52 0,6124 78,0 7 5,0 89,5 0,3750 29,3 28,1 33,6 
53 0,6085 72,5 7 5,0 82,5 0,3703 26,8 27,8 30,5 
54 0,0158 81,0 6 5,7 75,5 0,0002 0,0 0,0 0,0 
55 0,9669 89,7 7 6,5 68,0 0,9349 83,9 71,5 63,6 
56 0,6649 78,5 6 7,5 85,7 0,4421 34,7 29,8 37,9 
57 0,8704 65,0 8 9,5 70,5 0,7576 49,2 67,8 53,4 
58 0,0099 70,7 9 2,0 78,5 0,0001 0,0 0,0 0,0 
59 0,1370 75,5 7 0,0 79,5 0,0188 1,4 1,3 1,5 
60 0,8188 85,0 7 5,5 80,2 0,6704 57,0 50,6 53,8 
61 0,4302 68,5 6 5,0 78,5 0,1851 12,7 12,0 14,5 
62 0,8903 82,5 6 9,5 72,1 0,7926 65,4 55,1 57,1 
63 0,7349 74,5 9 0,2 70,5 0,5401 40,2 48,7 38,1 
64 0,6873 69,5 7 2,5 79,0 0,4724 32,8 34,2 37,3 
65 0,3461 70,9 7 4,5 91,5 0,1198 8,5 8,9 11,0 
66 0,1660 82,5 7 2,5 70,6 0,0276 2,3 2,0 1,9 
67 0,1556 75,8 8 2,1 70,8 0,0242 1,8 2,0 1,7 
68 0,1911 80,2 7 4,5 72,5 0,0365 2,9 2,7 2,6 
69 0,4225 74,5 9 1,5 69,5 0,1785 13,3 16,3 12,4 
70 0,8560 60,5 6 8,7 77,8 0,7327 44,3 50,3 57,0 
71 0,4902 74,5 7 7,8 69,8 0,2403 17,9 18,7 16,8 
72 0,8159 79,0 7 2,5 73,8 0,6657 52,6 48,3 49,1 
73 0,4608 87,5 7 5,2 71,8 0,2123 18,6 16,0 15,2 
74 0,4574 65,0 7 6,8 67,5 0,2092 13,6 16,1 14,1 
75 0,4507 76,0 9 4,8 74,0 0,2031 15,4 19,3 15,0 
76 0,4122 65,0 7 7,8 81,5 0,1699 11,0 13,2 13,8 
77 0,9016 65,5 6 8,0 75,8 0,8129 53,2 55,3 61,6 
78 0,0056 80,4 7 5,5 74,2 0,0000 0,0 0,0 0,0 
79 0,2974 90,1 7 8,7 74,3 0,0884 8,0 7,0 6,6
66 
Derajat 
Keanggotaan 
Pada Klaster ke-3 
(μi3) Xi1 Xi2 Xi3 
80 0,0492 7 5,7 7 4,0 87,5 0,0024 0,2 0,2 0,2 
81 0,6932 7 4,9 7 7,3 65,0 0,4805 36,0 37,1 31,2 
Σ 26,0654 1.956,2 1.970,3 1.963,4 
75,05 75,59 75,33 
Siswa 
Data yang diklaster 
(μi3)² (μi3)² x Xi1 (μi3)² x Xi2 (μi3)² x Xi3 
Pusat klaster (V) yang terbentuk pada iterasi pertama adalah: 
75,30 75,89 75,35 
75,50 75,28 75,27 
75,05 75,59 75,33 
V1 = 
5. Menghitung Fungsi Objektif (P) 
Fungsi objektif pada iterasi pertama (p1) dihitung dengan menggunakan 
persamaan 2.4: 
a)
 Σ r5 
j 
jR 
6 QX5 
Σ UX5 
cNΣ X5 OPQR – TUR VY(QU)6d
 q.f)),qfpi Hasil perhitungan secara rinci dapat dilihat pada table 3.6 berikut: 
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Fungsi Objektif pada Iterasi Pertama 
Kuadrat Derajat Keanggotaan 
Data ke i L1 L2 L3 LT= L1+L2+L3 
μi1² μi2² μi3² 
Siswa 
1 0,9027 0,3646 0,0228 10,9411 4 ,6058 0 ,2303 15,7773 
2 0,0534 0,0741 0,4871 3,4893 4 ,8434 3 1,8206 40,1534 
3 0,3682 0,0395 0,1432 12,2932 1 ,0414 4 ,5011 17,8357 
4 0,2362 0,0002 0,7396 14,0080 0 ,0151 4 1,9231 55,9462 
5 0,7944 0,5577 0,7288 18,5263 9 ,8934 1 5,5960 44,0157
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means
data mining fuzzy c-means

More Related Content

What's hot

32 metodologi penelitian pada ilmu komputer
32   metodologi penelitian pada ilmu komputer32   metodologi penelitian pada ilmu komputer
32 metodologi penelitian pada ilmu komputer
Muhammad Andrianto
 
Dokumen srs -_sistem_informasi_koperasi
Dokumen srs -_sistem_informasi_koperasiDokumen srs -_sistem_informasi_koperasi
Dokumen srs -_sistem_informasi_koperasi
fachrizal lianso
 
Contoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyContoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzy
Zaenal Khayat
 
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi InformasiMetodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Albaar Rubhasy
 
Interaksi Manusia Dan Komputer Soal + Jawaban
Interaksi Manusia Dan Komputer Soal + JawabanInteraksi Manusia Dan Komputer Soal + Jawaban
Interaksi Manusia Dan Komputer Soal + Jawaban
Awang Ramadhani
 
Penulisan Daftar Pustaka yang Bahannya Diambil dari Internet
Penulisan Daftar Pustaka yang Bahannya Diambil dari InternetPenulisan Daftar Pustaka yang Bahannya Diambil dari Internet
Penulisan Daftar Pustaka yang Bahannya Diambil dari Internet
Ramadhani Sardiman
 
S I Rental Mobil
S I Rental MobilS I Rental Mobil
S I Rental Mobil
dshesung
 
5 Macam Metode Dasar Kriptografi
5 Macam Metode Dasar Kriptografi5 Macam Metode Dasar Kriptografi
5 Macam Metode Dasar Kriptografi
Roziq Bahtiar
 

What's hot (20)

Power point sidang skripsi
Power point sidang skripsiPower point sidang skripsi
Power point sidang skripsi
 
Proposal Teknis Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG)
Proposal Teknis Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG)Proposal Teknis Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG)
Proposal Teknis Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG)
 
32 metodologi penelitian pada ilmu komputer
32   metodologi penelitian pada ilmu komputer32   metodologi penelitian pada ilmu komputer
32 metodologi penelitian pada ilmu komputer
 
Flowchart penerimaan maba 2
Flowchart penerimaan maba 2Flowchart penerimaan maba 2
Flowchart penerimaan maba 2
 
Dokumen srs -_sistem_informasi_koperasi
Dokumen srs -_sistem_informasi_koperasiDokumen srs -_sistem_informasi_koperasi
Dokumen srs -_sistem_informasi_koperasi
 
Dokumen Final Project Manajemen Proyek Perangkat Lunak
Dokumen Final Project Manajemen Proyek Perangkat LunakDokumen Final Project Manajemen Proyek Perangkat Lunak
Dokumen Final Project Manajemen Proyek Perangkat Lunak
 
teknik analisis korelasi tiga variabel
teknik analisis korelasi tiga variabelteknik analisis korelasi tiga variabel
teknik analisis korelasi tiga variabel
 
Contoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyContoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzy
 
Tabel f-0-10
Tabel f-0-10Tabel f-0-10
Tabel f-0-10
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi TTabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
 
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi InformasiMetodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
 
Interaksi Manusia Dan Komputer Soal + Jawaban
Interaksi Manusia Dan Komputer Soal + JawabanInteraksi Manusia Dan Komputer Soal + Jawaban
Interaksi Manusia Dan Komputer Soal + Jawaban
 
Teori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataTeori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomata
 
Penulisan Daftar Pustaka yang Bahannya Diambil dari Internet
Penulisan Daftar Pustaka yang Bahannya Diambil dari InternetPenulisan Daftar Pustaka yang Bahannya Diambil dari Internet
Penulisan Daftar Pustaka yang Bahannya Diambil dari Internet
 
Tabel r
Tabel rTabel r
Tabel r
 
S I Rental Mobil
S I Rental MobilS I Rental Mobil
S I Rental Mobil
 
Analisis Pieces Terhadap Sistem Informasi Lukman Hermanto 55518110066
Analisis Pieces Terhadap Sistem Informasi Lukman Hermanto 55518110066Analisis Pieces Terhadap Sistem Informasi Lukman Hermanto 55518110066
Analisis Pieces Terhadap Sistem Informasi Lukman Hermanto 55518110066
 
Tabel uji-wilcoxon
Tabel uji-wilcoxonTabel uji-wilcoxon
Tabel uji-wilcoxon
 
5 Macam Metode Dasar Kriptografi
5 Macam Metode Dasar Kriptografi5 Macam Metode Dasar Kriptografi
5 Macam Metode Dasar Kriptografi
 
Tugas technopreneur mellyda
Tugas technopreneur mellydaTugas technopreneur mellyda
Tugas technopreneur mellyda
 

Similar to data mining fuzzy c-means

Hubungan antara tahap kesediaan pembelajaran arahan kendiri dengan tahap peng...
Hubungan antara tahap kesediaan pembelajaran arahan kendiri dengan tahap peng...Hubungan antara tahap kesediaan pembelajaran arahan kendiri dengan tahap peng...
Hubungan antara tahap kesediaan pembelajaran arahan kendiri dengan tahap peng...
Tembuakar Corp
 
Skripsi structural equation_modeling
Skripsi structural equation_modelingSkripsi structural equation_modeling
Skripsi structural equation_modeling
Rahmatdi Black
 
2738_Pengumuman-Hasil Seleksi CGP A10 T1-Provinsi Banten.pdf
2738_Pengumuman-Hasil Seleksi CGP A10 T1-Provinsi Banten.pdf2738_Pengumuman-Hasil Seleksi CGP A10 T1-Provinsi Banten.pdf
2738_Pengumuman-Hasil Seleksi CGP A10 T1-Provinsi Banten.pdf
yazidfayumi
 

Similar to data mining fuzzy c-means (20)

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
 
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
 
2021_2_Kontrak Statistik Inferensial.pdf
2021_2_Kontrak Statistik Inferensial.pdf2021_2_Kontrak Statistik Inferensial.pdf
2021_2_Kontrak Statistik Inferensial.pdf
 
2020 2 statistik pendidikan 2_kontrak
2020 2 statistik pendidikan 2_kontrak2020 2 statistik pendidikan 2_kontrak
2020 2 statistik pendidikan 2_kontrak
 
2020 2 kontrak statistik inferensial
2020 2 kontrak statistik inferensial2020 2 kontrak statistik inferensial
2020 2 kontrak statistik inferensial
 
2019 kontrak statistik inferensial
2019 kontrak statistik inferensial2019 kontrak statistik inferensial
2019 kontrak statistik inferensial
 
1154_35_PPT STA Rizki Maulana (1).pptx
1154_35_PPT STA Rizki Maulana (1).pptx1154_35_PPT STA Rizki Maulana (1).pptx
1154_35_PPT STA Rizki Maulana (1).pptx
 
Artikel henry
Artikel henryArtikel henry
Artikel henry
 
2020 kontrak statistik inferensial
2020 kontrak statistik inferensial2020 kontrak statistik inferensial
2020 kontrak statistik inferensial
 
Hubungan antara tahap kesediaan pembelajaran arahan kendiri dengan tahap peng...
Hubungan antara tahap kesediaan pembelajaran arahan kendiri dengan tahap peng...Hubungan antara tahap kesediaan pembelajaran arahan kendiri dengan tahap peng...
Hubungan antara tahap kesediaan pembelajaran arahan kendiri dengan tahap peng...
 
5302411032-S.pdf
5302411032-S.pdf5302411032-S.pdf
5302411032-S.pdf
 
Skripsi structural equation_modeling
Skripsi structural equation_modelingSkripsi structural equation_modeling
Skripsi structural equation_modeling
 
Basis proyek
Basis proyekBasis proyek
Basis proyek
 
Basis proyek
Basis proyekBasis proyek
Basis proyek
 
Proposal ta bakat dan minat
Proposal ta bakat dan minatProposal ta bakat dan minat
Proposal ta bakat dan minat
 
Proyek Aplikasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa PTN
Proyek Aplikasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa PTNProyek Aplikasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa PTN
Proyek Aplikasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa PTN
 
SIM, Aprilia Wahyu Perdani, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Pengenalan E-Le...
SIM, Aprilia Wahyu Perdani, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Pengenalan E-Le...SIM, Aprilia Wahyu Perdani, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Pengenalan E-Le...
SIM, Aprilia Wahyu Perdani, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Pengenalan E-Le...
 
2738_Pengumuman-Hasil Seleksi CGP A10 T1-Provinsi Banten.pdf
2738_Pengumuman-Hasil Seleksi CGP A10 T1-Provinsi Banten.pdf2738_Pengumuman-Hasil Seleksi CGP A10 T1-Provinsi Banten.pdf
2738_Pengumuman-Hasil Seleksi CGP A10 T1-Provinsi Banten.pdf
 
KAK SI SBMTPN 2018
KAK SI SBMTPN 2018KAK SI SBMTPN 2018
KAK SI SBMTPN 2018
 
Proposal magang
Proposal magangProposal magang
Proposal magang
 

More from dewi2093 (7)

unit kontrol
unit kontrolunit kontrol
unit kontrol
 
aritmatika komputer
aritmatika komputeraritmatika komputer
aritmatika komputer
 
diagnosa penyakit ginjal
diagnosa penyakit ginjaldiagnosa penyakit ginjal
diagnosa penyakit ginjal
 
manajemen memori
manajemen memorimanajemen memori
manajemen memori
 
arduino
arduinoarduino
arduino
 
clustering
clusteringclustering
clustering
 
data mining
data miningdata mining
data mining
 

Recently uploaded

Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
rororasiputra
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
AhmadAffandi36
 

Recently uploaded (19)

Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptKalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfGambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
 
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung KonstruksiContoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistikaPengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxPPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
 

data mining fuzzy c-means

  • 1. PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS Oleh : BAHAR P31.2008.00539 Tesis diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Komputer PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2011 1
  • 2. 1 UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PENGESAHAN STATUS TESIS JUDUL : PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS NAMA : BAHAR NPM : P31.2008.00539 mengijinkan Tesis Magister Komputer ini disimpan di Perpustakaan UniversitasDian Nuswantoro dengan syarat-syarat kegunaan sebagai berikut: 1. Tesis adalah hak milik Universitas Dian Nuswantoro 2. Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro dibenarkan membuat salinanuntuk tujuan referensi saja. 3. Perpustakaan juga dibenarkan membuat salinan Tesis ini sebagai bahanpertukaran antar institusi pendidikan tinggi. 4. Berikan tanda √ sesuai dengan kategori Tesis □ Sangat Rahasia □ Rahasia □ Biasa Disahkan oleh: ……………………………………… ……………………….…………… Bahar Dr. Abdul Syukur Alamat Tetap: Jl. Ir. PM. Noor- Perum. GADIK B/14 Sei Ulin Banjarbaru Tanggal : Tanggal :
  • 3. 2 UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PERNYATAAN PENULIS JUDUL : PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS NAMA : BAHAR NPM : P31.2008.00539 “Saya menyatakan dan bertanggungjawab dengan sebenarnya bahwa Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya. Jika pada waktu selanjutnya ada pihak lain yang mengklaim bahwa Tesis ini sebagai karyanya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar Magister Komputer saya beserta segala hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut”. Semarang, 17 Maret 2011 BAHAR Penulis
  • 4. 3 UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PERSETUJUAN TESIS JUDUL : PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS NAMA : BAHAR NPM : P31.2008.00539 Tesis ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 17 Maret 2011 Dr. Ing.Vincent Suhartono Romi Satria Wahono, M.Eng Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu Dr. Abdul Syukur Direktur MTI UDINUS
  • 5. 4 UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PENGESAHAN TESIS JUDUL : PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS NAMA : BAHAR NPM : P31.2008.00539 Tesis ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Sidang Tesis tanggal 16 Maret 2011. Menurut pandangan kami, Tesis ini memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugrahan gelar Magister Komputer (M.Kom.) Semarang, 17 Maret 2011 Dewan Penguji: Dr. Stefanus Santosa, M.Kom M. Arief Soeleman, M.Kom Ketua Anggota 1 Dr. Ing. Vincent Suhartono H. Himawan, M.Kom Pendamping Anggota 2
  • 6. 5 ABSTRACT Appropriate curriculum applicable across Indonesia, 10th grade high school student who went up to class 11 will experience a selection of majors (majors). Majors are available at the high school fields of interest include the Natural Sciences, Social Sciences, and Language Sciences. Majors will be tailored to students' abilities in areas of interest that exist, the aim for later in life, lessons will be given to students to be more focused because it has been in accordance with capability in the field of interest. One consideration for selecting students are majoring in determining student achievement in semesters one and two (grade 10) in the form of a score value. Less accurate election process majors with manual systems at high schools or cause the need for a use of computational methods to classify students majoring in the election process. Fuzzy C-Means algorithm is an algorithm that is easy and often used in data clustering technique kerana efsien make an estimate and does not require many parameters. Several studies have concluded that the Fuzzy C-Means algorithm can be used to classify data based on certain attributes. This research will be used Fuzzy C-Means algorithm to cluster high school student data based on the value of core subjects for the majors. This study also examined the accuracy of Fuzzy C-Means algorithm in determining the majors in high school. Application of Fuzzy C-Means algorithm in determining the majors in high school students in 81 samples tested in this study show that the Fuzzy C-Means algorithm has a higher degree of accuracy (average 78.39%), compared with the method manually determining the direction has been done (only have an average accuracy level of 56.17%). Keywords: Clustering, Majors Students, Completeness Minimum Criteria, Fuzzy C-Means
  • 7. 6 ABSTRAK Sesuai kurikulum yang berlaku di seluruh Indonesia, siswa kelas 10 SMA yang naik ke kelas 11 akan mengalami pemilihan jurusan. Penjurusan yang tersedia di SMA meliputi bidang minat Ilmu Alam, Ilmu Sosial, dan Ilmu Bahasa. Penjurusan akan disesuaikan dengan kemampuan siswa pada bidang minat yang ada, tujuannya agar kelak di kemudian hari, pelajaran yang akan diberikan kepada siswa menjadi lebih terarah karena telah sesuai dengan kemampuan pada bidang minatnya. Salah satu pertimbangan untuk menyeleksi siswa dalam menentukan jurusan adalah prestasi siswa pada semester satu dan dua (kelas 10) dalam bentuk skor nilai. Kurang akuratnya proses pemilihan jurusan dengan sistem manual pada Sekolah Menengah Atas menyebabkan perlunya suatu penggunaan metode komputasi untuk mengelompokkan siswa dalam proses pemilihan jurusan. Algoritma Fuzzy C-Means merupakan satu algoritma yang mudah dan sering digunakan di dalam teknik pengelompokan data kerana membuat suatu perkiraan yang efsien dan tidak memerlukan banyak parameter. Beberapa penelitian telah menghasilkan kesimpulan bahwa algoritma Fuzzy C-Means dapat dipergunakan untuk mengelompokkan data berdasarkan atribut-atribut tertentu. Pada penelitian ini akan digunakan algoritma Fuzzy C-Means untuk mengelompokkan data siswa Sekolah Menengah Atas berdasarkan Nilai mata pelajaran inti untuk proses penjurusan. Penelitian ini juga menguji tingkat akurasi algoritma Fuzzy C-Means dalam penentuan jurusan pada Sekolah Menengah Atas. Penerapan algoritma Fuzzy C-Means dalam penentuan jurusan di Sekolah Menengah Atas pada 81 sampel data siswa yang diuji dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Algoritma Fuzzy C-Means memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi (rata-rata 78,39%), jika dibandingkan dengan metode penentuan jurusan secara manual yang selama ini dilakukan (hanya memiliki tingkat akurasi rata-rata 56,17 %). Kata Kunci : Klastering, Penjurusan Siswa, Kriteria Ketuntasan Minimum Fuzzy C-Means
  • 8. 7 ACKNOWLEDGMENTS Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rakhmat- Nya sehingga tesis dengan judul “Penentuan Jurusan Sekolah Menengah Atas Dengan Algoritma Fuzzy C-Means” ini dapat diselesaikan dengan baik. Disadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan beberapa pihak, tesis ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak DR. Abdul Syukur selaku Direktur Magister Teknik Informatika yang telah memfasilitasi selama perkuliahan berlangsung hingga terselesaikannya penulisan tesis ini. 2. Bapak DR. Ing. Vincent Suhartono dan bapak Romi Satria Wahono, M.Eng selaku pembimbing tesis, yang telah meluangkan waktu dan mengarahkan selama penyusunan tesis. 3. Seluruh Staf Pengajar Magister Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro, yang telah membagi pengetahuannya selama proses perkuliahan. 4. Seluruh Staf Administrasi Magister Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro, yang telah membantu urusan administratif selama proses perkuliahan dan penyusunan tesis ini. 5. Staf Akademik SMA Negeri 2 Banjarbaru, yang telah membantu kelancaran proses peneliatain. 6. Keluarga tercinta dan kawan-kawan yang telah membantu secara moril dan materil selama perkuliahan dan penyusunan tesis ini. Disadarari bahwa dalam penulisan tesis ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga saran dan koreksi sangat dibutuhkan dalam proses penyempurnaannya. Semoga tesis ini memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Semarang, Maret 2011 PENULIS
  • 9. 8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i PENGESAHAN STATUS TESIS ............................................................................... 1 PERNYATAAN PENULIS ........................................................................................ iii PERSETUJUAN TESIS ............................................................................................. iv PENGESAHAN TESIS ............................................................................................... v ABSTRACT .................................................................................................................. vi ABSTRAK ................................................................................................................. vii ACKNOWLEDGMENTS ........................................................................................ viii DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. 10 DAFTAR TABEL ................................................................................................... x10 BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 5 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 6 1.5. Metode Penelitian ................................................................................................. 6 BAB II. LANDASAN TEORI ..................................................................................... 9 2.1. Tinjauan Studi ....................................................................................................... 9 2.2. Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 10 2.2.1. Konsep Clustering dalam Data Mining ..................................................... 10 2.2.2. Algoritma Clustering ................................................................................. 13 2.2.3. Algoritma Fuzzy Clustering C-Means (FCM) ........................................... 15 2.2.4. Contoh Kasus Penerapan Fuzzy C-Means ................................................. 18 2.2.5. Sistem Penilaian dan Penjurusan di Sekolah Menengah Atas ................... 34 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 37 3.1. Metode Penelitian .............................................................................................. 37 3.1.1 Jenis Penelitian ........................................................................................ 37
  • 10. 9 3.1.2 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 37 3.1.3 Metode Pengukuran ................................................................................ 43 3.2. Penerapan Fuzzy C-Means dalam Penentuan Jurusan ........................................ 43 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 76 4.1. Hasil Penelitian ................................................................................................... 76 4.2. Pembahasan ......................................................................................................... 79 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 84 5.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 84 5.2. Saran ................................................................................................................... 84 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 86
  • 11. 10 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran ......................................................................... 7 Gambar 2.1 Kategori Algoritma Clustering................................................................... 13 Gambar 2.2 Dendogram ................................................................................................. 14 Gambar 3.1 Diagram Korelasi Antar Mata Pelajaran dengan Peminatan ...................... 44 Gambar 3.2 Posisi Klaster Untuk Data Pertama (Peminatan IPA) ................................ 68 Gambar 3.3 Posisi Klaster Untuk Data Kedua (Peminatan IPS) ................................... 69 Gambar 3.3 Posisi Klaster Untuk Data Ketiga (Peminatan Bahasa) ............................. 70 Gambar 4.1 Garafik Akurasi Hasil Peminatan Algoritma FCM pada Peminatan di SMA Tahun Pertama (Kelas XI) ................................................................ 83 Gambar 4.2 Garafik Akurasi Hasil Peminatan Algoritma FCM pada Peminatan di SMA Tahun Kedua (Kelas XII) ................................................................. 83
  • 12. 11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Data Prestasi Siswa di Sebuah Sekolah Menengah Atas Setelah Proses Penjurusan ........................................................................................................ 2 Tabel 2.1 Data Industri Kecil ......................................................................................... 18 Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Pusat Klaster Pertama....................................................... 21 Tabel 2.3 Lanjutan Tabel 2.2 ........................................................................................ 22 Tabel 2.4 Detail Perhitungan Fungsi Objektif ............................................................... 23 Tabel 2.5 Lanjutan Tabel 2.4 ........................................................................................ 24 Tabel 2.6 Lanjutan Tabel 2.5 ......................................................................................... 25 Tabel 2.7 Detail Perhitungan Derajat Keanggotaan Baru ............................................. 26 Tabel 2.8 Lanjutan Tabel 2.7 ......................................................................................... 27 Tabel 2.9 Derajat Keanggotaan Tiap Data Pada Setiap Cluster dengan FCM .............. 33 Tabel 3.1 Sampel Data Nilai Rata-rata Siswa pada Bidang Minat Tertentu Sebelum Peminatan ....................................................................................................... 38 Tabel 3.2 Sampel Data Nilai Rata-rata Siswa pada Bidang Minat Siswa Angkatan 2008 SMA N 2 Banjarbaru Tahun 2010 Setelah Peminatan ......................... 40 Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke- ........47 Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke-2.. ....50 Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke-3... .....52 Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Fungsi Objektif Pada Iterasi Pertama .............................. 55 Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Derajat Keanggotaan Baru .............................................. 59 Tabel 3.8 Derajat Keanggotaan Tiap Data Pada Setiap Klaster Dengan FCM Pada Iterasi Terakhir ..................................................................................... 73 Tabel 4.1 Hasil Peminatan yang Dipilih dan Hasil Peminatan yang Dihasilkan Oleh FCM ..................................................................................................... 77 Tabel 4.2 Akurasi Hasil Peminatan Algoritma FCM .................................................... 80
  • 13. 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pendidikan di sekolah, perbedaan masing-masing siswa harus diperhatikan karena dapat menentukan baik buruknya prestasi belajar siswa. Tujuan sekolah yang mendasar adalah mengembangkan semua bakat dan kemampuan siswa selama proses pendidikan. Perbedaan individual antara siswa di sekolah di antaranya meliputi perbedaan kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, minat dan kreativitas. Dengan adanya perbedaan individu tersebut, maka fungsi pendidikan tidak hanya dalam proses belajar mengajar, tetapi juga meliputi bimbingan/konseling, pemilihan dan penempatan siswa sesuai dengan kapasitas individual yang dimiliki, rancangan sistem pengajaran yang sesuai dan strategi mengajar yang disesuaikan dengan karakteristik individu siswa. Kemungkinan yang akan terjadi jika siswa mengalami kesalahan dalam penempatan yang tidak sesuai dengan kapasitas individual yang dimiliki adalah rendahnya prestasi belajar siswa [1]. Oleh karena itu, manajemen sekolah memegang peranan penting untuk dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliki oleh siswa. Penempatan siswa sesuai dengan kapasitas kemampuannya atau sering disebut dengan penjurusan siswa di sekolah menengah ditentukan oleh kemampuan akademik yang didukung oleh faktor minat, karena karakteristik suatu ilmu menuntut karakteristik yang sama dari yang mempelajarinya. Dengan demikian, siswa yang mempelajari suatu ilmu yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya akan merasa senang ketika mempelajari ilmu tersebut. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Seorang siswa yang berminat pada Matematika misalnya, akan memusatkan perhatiannya lebih banyak ke bidang Matematika daripada siswa lain. Karena pemusatan perhatian intensif terhadap materi, siswa akan belajar lebih giat dan mencapai prestasi yang diinginkan [1]. Sesuai kurikulum yang berlaku di seluruh Indonesia, siswa kelas X SMA yang naik ke kelas XI akan mengalami pemilihan jurusan (penjurusan). Penjurusan yang tersedia di SMA meliputi Ilmu Alam (IPA), Ilmu Sosial (IPS), dan Ilmu Bahasa. Penjurusan akan disesuaikan dengan kemampuan dan minat siswa. Tujuannya adalah
  • 14. 13 agar kelak di kemudian hari, pelajaran yang akan diberikan kepada siswa menjadi lebih terarah karena telah sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Salah satu pertimbangan untuk menyeleksi siswa dalam menentukan jurusan adalah prestasi siswa pada semester satu dan dua (kelas X) dalam bentuk nilai mata pelajaran[1]. Proses penjurusan diselenggarakan untuk menyeleksi dan mengumpulkan kemampuan peserta didik yang sama untuk menempuh satu program pendidikan yang sama juga. Disamping itu, penjurusan juga diselenggarakan untuk menyesuaikan kemampuan dan minat peserta didik terhadap bidang yang dipilihnya. Penempatan penjurusan yang sesuai akan meningkatkan minat dan memberikan kenyamanan seseorang dalam belajar. Dengan dasar kemampuan yang sama diharapkan dalam kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar tanpa ada yang mengalami kesulitan dan dapat meningkatkan minat serta prestasi belajar peserta didik. Sebaliknya, kurangnya minat untuk belajar akibat kesalahan dalam memilih jurusan menyebabkan kelesuan dan hilangnya gairah dalam belajar. Peserta didik sering tidak masuk belajar, membuat kelas gaduh, meninggalkan jam pelajaran dan sebagainya sehingga menyebabkan prestasinya menurun[2]. Tabel 1.1 berikut ini memperlihatkan data prestasi siswa di sebuah Sekolah Menengah Atas setelah proses penjurusan dilaksanakan: Tabel 1.1 Data Prestasi Siswa di Sebuah Sekolah Menengah Atas Setelah Proses Penjurusan (Peminatan) Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Jurusan Yang Siswa Setelah Peminatan/ Penjurusan Kelas XI Kelas XII Dipilih 1 Bahasa 7 5,50 74,20 2 IPS 77,00 75,50 3 IPA 75,50 78,00 4 Bahasa 7 2,00 74,50 5 IPA 72,80 71,50 6 IPA 71,50 74,50 7 IPS 69,00 65,50 8 IPA 70,50 72,50 9 Bahasa 7 6,25 75,50 10 Bahasa 7 4,50 72,50
  • 15. 14 Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Setelah Peminatan/ Penjurusan Kelas XI Kelas XII Siswa Jurusan Yang Dipilih 11 Bahasa 78,00 76,50 12 IPS 73,00 74,80 13 IPS 71,50 74,00 14 IPS 67,50 65,00 15 Bahasa 7 5,50 69,50 16 IPA 84,30 81,30 17 IPS 80,70 82,50 18 Bahasa 7 6,00 80,50 19 Bahasa 8 1,50 82,50 20 IPA 74,00 71,00 21 IPA 69,50 73,50 22 IPS 82,50 79,50 23 IPS 72,50 70,75 24 Bahasa 6 5,50 70,50 25 IPA 66,00 68,30 26 IPS 78,00 76,50 27 IPA 72,50 71,00 28 Bahasa 7 1,00 67,50 29 Bahasa 8 2,00 80,00 30 IPA 72,50 67,80 31 Bahasa 7 1,90 73,50 32 IPA 80,70 75,50 33 Bahasa 8 0,50 88,50 34 IPS 82,75 80,50 35 IPS 83,50 81,50 36 IPA 78,20 75,50 37 IPA 74,50 72,00 38 Bahasa 7 9,00 81,30 39 IPS 70,70 72,00 40 IPS 69,50 77,50 41 IPA 79,50 70,30 42 IPS 75,80 72,30 43 Bahasa 8 0,50 82,50 44 IPS 78,50 75,80 45 IPA 74,50 72,80 46 IPA 74,00 72,70 47 IPA 73,60 71,80
  • 16. 15 Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Setelah Peminatan/ Penjurusan Kelas XI Kelas XII Siswa Jurusan Yang Dipilih 48 Bahasa 7 3,80 7 4,50 49 Bahasa 7 8,50 8 2,00 50 IPA 80,50 7 9,40 51 IPS 77,50 8 0,00 52 Bahasa 8 5,00 8 1,70 53 Bahasa 7 3,80 6 9,80 54 IPA 75,50 8 0,60 55 IPA 83,60 8 4,50 56 Bahasa 7 8,50 8 2,60 57 IPS 79,60 7 5,50 58 IPS 74,20 7 2,50 59 Bahasa 7 5,80 7 7,00 60 IPA 70,50 7 4,30 61 Bahasa 7 5,00 7 5,20 62 IPA 78,10 7 5,80 63 IPS 77,50 8 1,20 64 Bahasa 6 6,90 6 8,20 65 Bahasa 7 4,50 7 4,00 66 IPA 77,60 7 8,00 67 IPS 79,00 8 0,60 68 IPA 77,50 7 8,00 69 IPS 80,20 8 2,80 70 Bahasa 7 6,40 7 8,10 71 IPS 74,00 7 4,50 72 IPA 70,80 6 9,50 73 IPA 84,20 8 2,50 74 IPS 75,80 7 5,00 75 IPS 87,60 8 2,80 76 Bahasa 7 4,50 7 2,10 77 Bahasa 7 5,80 7 7,10 78 IPA 72,40 7 4,00 79 IPA 78,60 8 2,10 80 Bahasa 8 0,20 7 9,60 81 IPS 67,80 7 4,00 Sumber: Akademik SMU Negeri 2 Banjarbaru, 2010
  • 17. 16 Data pada tabel 1.1 memperlihatkan 81 sampel data dari 115 anggota populasi siswa kelas X yang telah melaksanakan penjurusan. Pada tabel tersebut, ada 42 siswa (41,98%) saat di kelas XI dan 46 siswa (45,68%) saat di kelas XII yang memiliki nilai rata-rata Mata Pelajaran peminatan kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ideal sebesar 75 [3]. Pembentukan klaster atau kelompok data merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam mengekstrak pola kecenderungan suatu data. Analisis klaster atau klastering merupakan proses membagi data dalam suatu himpunan ke dalam beberapa kelompok yang kesamaan datanya dalam suatu kelompok lebih besar daripada kesamaan data tersebut dengan data dalam kelompok lain[4]. Suatu cara yang sangat terkenal dalam pengklasteran data set adalah dengan penerapan algoritma klastering [5]. Ada beberapa algoritma klastering data, salah satu diantaranya adalah Fuzzy C-Means. Penelitian yang dilakukan oleh Ernawati dan Susanto [6] mengkaji tentang penerapan Fuzzy Clustering untuk membagi peserta kuliah berdasarkan nilai mata kuliah prasyarat/pendukung yang pernah mereka peroleh. Penelitian ini berhasil membagi kelas para peserta kuliah sebagai hasil penerapan algoritma Fuzzy Clustering, dan merekomendasikan peserta kelas dengan valid. Penelitian ini akan menganalisis penerapan algoritma Fuzzy Clustering C-Means untuk pengelompokan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam penentuan jurusan berdasarkan prestasi siswa. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, dirumuskan suatu permasalahan yaitu rendahnya prestasi akademik siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) pada kelompok mata pelajaran peminatan akibat salah memilih bidang minat (jurusan) yang sesuai dengan kemampuan akademik pada saat proses peminatan (penjurusan). Penggunaan metode Fuzzy Clustering C-Means akan menjadi solusi yang diharapkan lebih tepat dan akurat dalam pemilihan jurusan di SMA berdasarkan kemampuan akademik siswa.
  • 18. 17 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujan untuk menerapkan algoritma Clustering Fuzzy C-Means untuk mengelompokkan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) berdasarkan nilai (prestasi) akademik mata pelajaran peminatan dalam proses penentuan jurusan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis: diharapkan dapat menjadi referensi untuk penggunaan model Algoritma Clustering Fuzzy C-Means bagi praktisi atau peneliti lain untuk diterapkan pada kasus penelitian yang lain, dengan melihat karakteristik penggunaan algoritma ini dalam pengolahan (pengelompokan) data siswa SMA untuk pemilihan jurusan berdasarkan nilai prestasi akademik. 2. Manfaat praktis: diharapkan dapat membantu pihak sekolah (khususnya manajemen Sekolah Menengah Atas) untuk meningkatkan akurasi dalam proses pengelompokan siswa dalam pemilihan jurusan berdasarkan nilai prestasi siswa. 3. Manfaat kebijakan: diharapkan metode Fuzzy C-Means akan menjadi metode standar yang digunakan oleh jajaran manajemen Sekolah Menengah Atas (SMU) dalam proses penjurusan siswa. 1.5 Metode Penelitian Secara umum metode penelitian yang telah dilaksanakan mengacu pada kerangka pemikiran seperti pada gambar 1.1:
  • 19. 18 Masalah Proses Pemilihan Jurusan (Penjurusan) di Sekolah Menengah Atas Berdasarkan Nilai (Prestasi) Akademik Siswa Tidak Akurat Pendekatan Komputasi Pengelompokan siswa SMA dalam Proses Pemilihan Jurusan Berdasarkan Nilai Akademik menggunakan Algoritma Fuzzy C-Means Tools Activity Diagram dan Software MATLAB Pengujian dan Analisis Uji dan Analisis komparasi hasil klastering algoritma Fuzzy C-Means dengan data empiris Penjurusan di Sekolah Menengah Atas (SMA) HASIL Manajemen akademik Sekolah Menengah Atas (SMA) Akurat dalam melakukan penjurusan siswa berdasarkan nilai prestasi akademik Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran 1. Identifikasi Permasalahan: merupakan studi pendahuluan untuk mengkaji permasalahan pada proses pengelompokan siswa SMA berdsarkan nilai prestasi akademik dalam proses penjurusan. 2. Pendekatan dalam Penyelelesaian Masalah: merupakan tahapan menemukan metode yang tepat dalam penyelesaian permasalahan berdasarkan kajian pustaka. Algoritma Clustering Fuzzy C-Means , yang sudah teruji melalui beberapa penelitian untuk kasus pengelompokan data akan diuji coba dalam pengelompokan data nilai prestasi akademik untuk proses penjurusan siswa. 3. Penerapan dan Pengujian serta analisis hasil: merupakan tahapan proses pengujian hasil klaster metode Fuzzy C-Means dalam mengelompokan siswa SMA berdasarkan nilai prestasi akademik dalam proses penjurusan,
  • 20. 19 dengan data traning berupa data nilai prestasi akademik siswa kelas X. Hasil penerapan metode Fuzzy C-Means diuji dengan uji komparasi terhadap kondisi real hasil Penjurusan di SMA. 4. Penarikan kesimpulan hasil penelitian
  • 21. 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Studi Ernawati dan Susanto dari Program Studi Teknik Informatika Universitas Atma Jaya Yogyakarta, meneliti tentang penerapan Fuzzy Clustering untuk pembagian kelas peserta kuliah [ 6]. Penelitian ini menggunakan sampel 121 orang mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang menempuh perkuliahan Struktur Data Lanjut. Setiap mahasiswa dicirikan oleh dua atribut, yaitu nilai yang pernah mereka peroleh untuk dua mata kuliah prasyarat (Algoritma dan Pemrograman dan Struktur Data). Dalam pembahasan untuk menilai anggota kelompok yang sah dan valid, menggunakan ukuran Fukuyama-Sugeno’s Fuzzy Cluster Validity Index. Hasil dari penelitian ini adalah pembagian kelas para peserta kuliah sebagai hasil penerapan algoritma Fuzzy Clustering terhadap data ke- 121 peserta mata kuliah Struktur Data Lanjut untuk pelbagai kemungkinan jumlah kelas, dan rekomendasi peserta kelas yang valid. Arwan Ahmad Khoiruddin dari Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia, meneliti tentang Penentuan Nilai Akhir Kuliah dengan Fuzzy C-Means [7]. Penelitian menyimpulkan bahwa metode Fuzzy C-Means dapat digunakan untuk menentukan nilai akhir kuliah secara alami karena didasarkan pada kecenderungan masing-masing data pada clusternya. Emha Taufiq Luthfi dari STMIK Amikom Yogyakarta, meneliti tentang algoritma Fuzzy C-Means untuk Clustering Data Performance Mengajar Dosen [8]. Dalam penelitian tersebut dilakukan percobaan untuk mengetahui kemungkinan adanya cluster-cluster dari data performance mengajar dosen. Penelitian menggunakan beberapa kriteria sebagai acuan dalam proses clustering yaitu: penguasaan dan kemampuan dalam menjelaskan materi, kemampuan dalam menjawab pertanyaan, kemampuan dalam member motivasi mahasiswa, kemampuan dalam membuat suasana kelas menyenangkan dan kedisiplinan hadir dalam perkuliahan. Penelitian ini berhasil memunculkan beberapa custer data yang dapat dianalisis lebih lanjut persamaan dan perbedaannya. Dari 4 pusat cluster yang di set
  • 22. 21 di awal iterasi, ada 2 cluster yang mempunyai nilai sama, yaitu cluster 3 dan cluster 4, dengan demikian hanya dihasilkan 3 buah cluster performance mengajar dosen. 2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Konsep Clustering dalam Data Mining Konsep dasar data mining adalah menemukan informasi tersembunyi dalam sebuah basis data dan merupakan bagian dari Knowledge Discovery in Databased (KDD) untuk menemukan informasi dan pola yang berguna dalam data [9]. Data mining mencari informasi baru, berharga dan berguna dalam sekumpulan data dengan melibatkan komputer dan manusia serta bersifat iteratif baik melalui proses yang otomatis ataupun manual. Secara umum sifat data mining adalah: a. Predictive: menghasilkan model berdasarkan sekumpulan data yang dapat digunakan untuk memperkirakan nilai data yang lain. Metode yang termasuk dalam prediktif data mining adalah: - Klasifikasi: pembagian data ke dalam beberapa kelompok yang telah ditentukan sebelumnya - Regresi: memetakan data ke suatu prediction variable - Time Series Analisys: pengamatan perubahan nilai atribut dari waktu ke waktu b. Descriptive: mengidentifikasi pola atau hubungan dalam data untuk menghasilkan informasi baru. Metode yang termasuk dalam Descriptive Data Mining adalah: - Clustering: identifikasi kategori untuk mendeskripsikan data - Association Rules: Identifikasi hubungan antar data yang satu dengan yang lainnya. - Summarization: pemetaan data ke dalam subset dengan deskripsi sederhana. - Sequence Discovery: identifikasi pola sekuensial dalam data Clustering membagi data menjadi kelompok-kelompok atau cluster berdasarkan suatu kemiripan atribut-atribut diantara data tersebut [9]. Karakteristik tiap cluster tidak ditentukan sebelumnya, melainkan tercermin dari kemiripan data
  • 23. 22 yang terkelompok di dalamnya. Oleh sebab itu hasil clustering seringkali perlu diinterprestasikan oleh pihak-pihak yang benar-benar mengerti mengenai karakter domain data tersebut. Selain digunakan sebagai metode yang independen dalam data mining, clustering juga digunakan dalam pra-pemrosesan data sebelum data diolah dengan metode data mining yang lain untuk meningkatkan pemahaman terhadap domain data. Karakteristik terpenting dari hasil clustering yang baik adalah suatu instance data dalam suatu cluster lebih ”mirip” dengan instance lain di dalam cluster tersebut daripada dengan instance di luar dari cluster itu [10]. Ukuran kemiripan (similarity measure) tersebut bisa bermacam-macam dan mempengaruhi perhitungan dalam menentukan anggota suatu cluster. Jadi tipe data yang akan di-cluster (kuantitatif atau kualitatif) juga menentukan ukuran apa yang tepat digunakan dalam suatu algoritma. Selain kemiripan antar data dalam suatu cluster, clustering juga dapat dilakukan berdasarkan jarak antar data atau cluster yang satu dengan yang lainnya. Ukuran jarak (distance atau dissimilarity measure) yang merupakan kebalikan dari ukuran kemiripan ini juga banyak ragamnya dan penggunaannya juga tergantung pada tipe data yang akan di-cluster. Kedua ukuran ini bersifat simetris, dimana jika A dikatakan mirip dengan B maka dapat disimpulkan bahwa B mirip dengan A. Ada beberapa macam rumus perhitungan jarak antar cluster. Untuk Tipe data numerik, sebuah data set X beranggotakan x1 ∈ X, i = 1, ..., n, tiap item direpresentasikan sebagai vektor X1= {Xi1, Xi2, Xim} dengan m sebagai jumlah dimensi dari item. Rumus-rumus yang biasa digunakan sebagai ukuran jarak antara Xi dan Xj untuk data numerik ini antara lain: a. Euclidean Distance
  • 24. ( − ) ……………………………………… (2.1) Ukuran ini sering digunakan dalam clustering karena sederhana. Ukuran ini memiliki masalah jika skala nilai atribut yang satu sangat besar dibandingkan nilai atribut lainnya. Oleh sebab itu, nilai-nilai atribut sering dinormalisasi sehingga berada dalam kisaran 0 dan 1.
  • 25. 23 b. City Block Distance atau Manhattan Distance
  • 26. − ……………………………………………(2.2) Jika tiap item digambarkan sebagai sebuah titik dalam grid, ukuran jarak ini merupakan banyak sisi yang harus dilewati suatu titik untuk mencapai titik yang lain seperti halnya dalam sebuah peta jalan. c. Minkwoski Metric
  • 27. ( − ) ……………………………. .……. . (2.3) Ukuran ini merupakan bentuk umum dari Euclidean Distance dan Manhattan Distance. Euclidean Distance adalah kasus dimana nilai p=2 sedangkan Manhattan Distance merupakan bentuk Minkwoski dengan p=1. Dengan demikian, lebih banyak nilai numerik yang dapat ditempatkan pada jarak terjauh di antara 2 vektor. Seperti pada Euclidean Distance dan juga Manhattan Distance, ukuran ini memiliki masalah jika salah satu atribut dalam vektor memiliki rentang yang lebih besar dibandingkan atribut-atribut lainnya. d. Cosine – Corelation (ukuran kemiripan dari model Euclidean n-dimensi) . ) Σ ( .Σ Σ …………………………………………. .…(2.4) Ukuran ini bagus digunakan pada data dengan tingkat kemiripan tinggi walaupun sering pula digunakan bersama pendekatan lain untuk membatasi dimensi dari permasalahan. Dalam mendefenisikan ukuran jarak antar cluster yang digunakan beberapa algoritma untuk menentukan cluster mana yang terdekat, perlu dijelaskan mengenai atribut-atribut yang menjadi referensi dari suatu cluster [10]. Untuk suatu cluster Km berisi N item {Xm1, Xm2, ..., Xmn}:
  • 28. 24 - Centroid: suatu besaran yang dihitung dari rata-rata nilai dari setiap item dari suatu cluster menurut rumus: = Σ ||
  • 29. ……………………………………………. . (2.5) - Medoid: item yang letaknya paling tengah Metode-metode untuk mencari jarak antar cluster: - Single Link: jarak terkecil antar suatu elemen dalam suatu cluster dengan elemen lain di cluster yang berbeda. - Complete Link: jarak terbesar antar satu elemen dalam suatu cluster dengan elemen lain di cluster yang berbeda. - Average: jarak rata-rata antar satu elemen dalam suatu cluster dengan elemen lain di cluster yang berbeda - Centoid: jarak antar centroid dari tiap cluster dengan centroid cluster lainnya. - Medoid: jarak antar medoid dari tiap cluster dengan medoid cluster lainnya. 2.2.2 Algoritma Clustering Secara umum pembagian algoritma clustering dapat digambarkan sebagai berikut: Clustering Hierarchical Partitional Clustering Gambar 2.1 Kategori Algoritma Clustering Large Data Agglomerative Divisive
  • 30. 25 Hierarchical clustering menentukan sendiri jumlah cluster yang dihasilkan. Hasil dari metode ini adalah suatu struktur data berbentuk pohon yang disebut dendogram dimana data dikelompokkan secara bertingkat dari yang paling bawah dimana tiap instance data merupakan satu cluster sendiri, hingga tingkat paling atas dimana keseluruhan data membentuk satu cluster besar berisi cluster-cluster seperti gambar 2.2 A B C D E Gambar 2.2 Dendogram 1 2 3 4 Divisive hierarchical clustering mengelompokkan data dari kelompok yang terbesar hingga ke kelompok yang terkecil, yaitu masing-masing instance dari kelompok data tersebut. Sebaliknya, agglomerative hierarchical clustering mulai mengelompokkan data dari kelompok yang terkecil hingga kelompok yang terbesar [10]. Beberapa algoritma yang menggunakan metode ini adalah: RObust Clustering Using LinKs (ROCK), Chameleon, Cobweb, Shared Nearest Neighbor (SNN). Partitional clustering yang mengelompokkan data ke dalam k cluster dimana k adalah banyaknya cluster dari input user. Kategori ini biasanya memerlukan pengetahuan yang cukup mendalam tentang data dan proses bisnis yang memanfaatkannya untuk mendapatkan kisaran nilai input yang sesuai. Beberapa algoritma yang masuk dalam kategori ini antara lain: K-Means, Fuzzy C-Means, Clustering Large Aplications (CLARA), Expectation Maximation (EM), Bond Energy Algorithm (BEA), algoritma Genetika, Jaringan Saraf Tiruan.
  • 31. 26 Clustering Large Data, dibutuhkan untuk melakukan clustering pada data yang volumenya sangat besar sehingga tidak cukup ditampung dalam memori komputer pasa suatu waktu. Biasanya untuk mengatasi masalah besarnya volume data, dicari teknik-teknik untuk meminimalkan berapa kali algoritma harus membaca seluruh data. Beberapa algoritma yang masuk dalam kategori ini antara lain: Balanced Iteratif Reducing and clustering using hierarchies (BIRCH), Density Based Spatial Clustering of Application With Noise (DCSCAN), Clustering Categorical Data Using Summaries (CACTUS). 2.2.3 Algoritma Fuzzy Clustering C-Means (FCM) Pada proses pengklasteran (clustering) secara klasik (misalnya pada algoritma Clustering K-Means), pembentukan partisi dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap obyek berada tepat pada satu partisi. Namun, adakalanya tidak dapat menempatkan suatu obyek tepat pada suatu partisi, karena sebenarnya obyek tersebut terletak di antara 2 atau lebih partisi yang lain. Pada logika fuzzy, metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengelompokan sejumlah data dikenal dengan nama fuzzy clustering. Fuzzy Clustering lebih alami jika dibandingkan dengan pengklasteran secara klasik. Suatu algoritma clustering dikatakan sebagai fuzzy clustering jika algoritma tersebut menggunakan parameter strategi adaptasi secara soft competitive. Sebagian besar algoritma fuzzy clustering didasarkan atas optimasi fungsi obyektif atau modifikasi dari fungsi obyektif tersebut [11]. Salah satu teknik fuzzy clustering adalah Fuzzy C-Means (FCM). FCM adalah suatu teknik pengklasteran data yang keberadaan tiap-tiap data dalam suatu cluster ditentukan oleh nilai/derajat keanggotaan tertentu. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Jim Bezdek pada tahun 1981 [11]. Berbeda dengan teknik pengklasteran secara klasik (dimana suatu obyek hanya akan menjadi anggota suatu klaster tertentu), dalam FCM setiap data bisa menjadi anggota dari beberapa cluster. Batas-batas cluster dalam FCM adalah lunak (soft). Konsep dasar FCM, pertama kali adalah menentukan pusat cluster yang akan menandai lokasi rata-rata untuk tiap-tiap cluster. Pada kondisi awal, pusat cluster ini masih belum akurat. Tiap-tiap data memiliki derajat keanggotaan untuk tiap-tiap cluster. Dengan cara memperbaiki
  • 32. 27 pusat cluster dan nilai keanggotaan tiap-tiap data secara berulang, maa akan terlihat bahwa pusat cluster akan bergerak menuju lokasi yang tepat. Perulangan ini didasarkan pada minimasi fungsi obyektif. Fungsi Obyektif yang digunakan pada FCM adalah[11]: Jw(U,V;X) = Σ Σ (#$)%(#$)' ………………………………….…. . ( (# ) *$ ) 2.6) dengan + ∈ ,1,∞), 5 6 ……………………….…………( 72 ) #$ = (/$ − 0#) = 1 Σ (/$2 − 30#24 32 .7) x adalah data yang akan diklaster: /)) ⋯ /)7 ⋮ ⋮ /*) ⋯ /*7 / = 8 ; …………………………….…………………… (2.8) dan v adalah matriks pusat cluster : 0)) ⋯ 0)7 ⋮ ⋮ 07) ⋯ 077 0 = 8 ; ………………………………………………… (2.9) nilai Jw terkecil adalah yang terbaik, sehingga: % ∗ (∗, ?∗; A) = min (, ?, A) …………………………………………(2.10) Jika #$ 0, ∀H, I;+ 1 dan X setidaknya memiliki m elemen, maka (, ?) ∈ JK7 / L7M dapat meminimasi Jw hanya jika: #$ = NΣ OPQR S TUR V6 WR X5 Y Z5 [Z5 Σ WR 6 X5 NΣ X5 OPQR S TUR WU VY Z5 [Z5 ; 1 £ i £ m; 1 £ k £ n ………………………..…(2.11) dan ?$2 = Σ ((QU)[ ]Q X5 ∗ PQR ) Σ (QU)[ ]Q X5 ; 1 £ i £ m; 1 £ j £ m ……………………………………(2.12)
  • 33. 28 Algoritma Fuzzy C-Means (FCM) diberikan sebagai berikut [12]: 1. Menentukan data yang akan di cluster X, berupa matriks berukuran n x m (n=jumlah sampel data, m = atribut setiap data). Xij = data sampel ke-i (i=1,2,...,n), atribut ke-j (j=1,2,...,m). 2. Menentukan: - Jumlah cluster = c - Pangkat = w - Maksimum interasi = MaxIter - Error terkecil yang diharapkan = ξ - Fungsi objektif awal = Po = 0 - Interasi awal = t =1 3. Membangkitkan bilangan random μik, i=1,2,3 ..., n; k=1,2,3 ...c; sebagai elemen-elemen matriks partisi awal U. Menghitung jumlah setiap kolom: ^# Σ QU _ UX5 dengan j=1,2,...n. Menghitung: #$ = QU `Q …………...…………………...………..………( 2.13) …………...……………..………………………..…( 2.14) 4. menghitung pusat cluster ke-k: Vkj, dengan k=1,2,...c; dan j=1,2,...m ?$2 = Σ ((QU)[ ]Q X5 ∗ PQR ) Σ (QU)[ ]Q X5 …………...……………..………( 2.15) 5. menghitung fungsi objektif pada interasi ke-t : ab Σ Σ cNΣ OPQR S TUR V6 WR X5 Y(QU)[d _ UX5 ] QX5 6. menghitung perubahan matriks partisi : #$ = Z5 [Z5 NΣ OPQR S TUR V6 WR X5 Y Σ NΣ OPQR S TUR V6 WR X5 Y _ UX5 Z5 [Z5 ……………......…… ( 2.16) …………………….……( 2.17)
  • 34. 29 dengan: i=1,2,...n; dan k=1,2,...c. 7. Memeriksa kondisi berhenti: - Jika: (|Pt – Pt-1| ξ) atau (t MaxIter) maka berhenti - Jika tidak: t=t+1, mengulang langkah ke-4. 2.2.4 Contoh Kasus Penerapan Fuzzy C-Means Misalkan pada suatu Pemerintah Daerah di sutau kabupaten mendata 30 industri kecil di lingkungannya berdasarkan modal awal yang mereka miliki, rata-rata penjualan per bulan dan rata-rata laba setiap bulan. Data lengkap disajikan pada tabel 2.1 berikut [12]: Tabel 2.1 Data Industri Kecil No Modal Awal (Rp) Rata-rata Penjualan per Bulan (Rp) Lama Beroperasi (Bulan) Rata-rata Laba per Bulan (Rp) 1 15.000.000 25.000.000 42 5.000.000 2 20.000.000 26.420.000 72 5.230.000 3 17.820.000 22.025.000 35 5.200.000 4 16.205.000 18.500.000 12 4.250.000 5 8.000.000 15.200.000 5 3.500.000 6 14.260.000 19.640.000 15 4.023.000 7 7.025.000 15.230.000 19 5.000.000 8 25.032.000 34.000.000 28 8.000.000 9 24.320.000 35.100.000 39 12.500.000 10 25.602.000 38.200.000 43 13.250.000 11 19.872.000 28.000.000 27 10.500.000 12 19.000.000 25.000.200 41 6.350.000 13 16.540.200 30.000.200 29 7.525.000 14 28.920.000 41.000.000 58 15.620.000 15 15.870.200 26.750.000 19 4.025.000 16 26.840.320 39.000.200 47 13.025.000 17 24.601.200 38.450.000 64 11.000.250 18 21.650.000 37.525.000 60 9.850.000 19 18.602.000 30.500.000 74 11.230.000 20 35.024.000 52.000.000 73 18.230.000
  • 35. 30 No Untuk memberikan pengarahan lebih intensif ke setiap industri kecil, pemerintah kabupaten tersebut membagi industri-industri ini menjadi beberapa kelompok, di mana setiap kelompok terdiri atas industri-industri dengan latar belakang modal, rata-rata penjualan dan rata-rata laba yang senada. Apabila diinginkan industri-industri tersebut terbagi dalam 5 kelompok, maka dengan menggunakan algoritma Fuzzy C-Means (FCM) clustering dapat ditetapkan nilai awal sebagai berikut: 1. Jumlah cluster (c) = 5 2. Pangkat (w) = 2 3. Maksimum interasi (MaxIter) = 100 4. Error terkecil yang diharapkan (ξ) = 10-5 5. Fungsi objektif awal (ae) = 0 6. Interasi Awal (t) = 1 Misalnya matrik partisi awal U yang terbentuk (secara random) adalah sebagai berikut : Modal Awal (Rp) Rata-rata Penjualan per Bulan (Rp) Lama Beroperasi (Bulan) Rata-rata Laba per Bulan (Rp) 21 39.024.300 52.050.000 26 15.725.000 22 27.500.000 36.500.000 6 10.560.000 23 32.500.500 45.600.000 10 16.583.000 24 27.963.000 40.250.000 38 13.670.000 25 37.250.020 51.000.000 68 18.530.000 26 16.523.000 26.750.000 9 8.500.000 27 25.690.000 39.565.000 48 15.250.000 28 34.500.000 51.065.000 37 21.500.000 29 9.850.000 1.350.000 13 2.000.000 30 16.950.000 24.580.000 18 4.500.000
  • 36. 31 0,198 0,302 0,144 0,329 0,027 0,153 0,188 0,258 0,201 0,199 0,149 0,219 0,277 0,029 0,326 0,290 0,191 0,080 0,277 0,163 0,267 0,154 0,351 0,026 0,202 0,132 0,387 0,151 0,306 0,024 0,144 0,202 0,176 0,228 0,250 0,034 0,266 0,224 0,235 0,242 0,290 0,087 0,118 0,271 0,233 0,046 0,068 0,208 0,314 0,364 0,312 0,205 0,113 0,164 0,205 0,063 0,323 0,372 0,232 0,011 0,308 0,231 0,266 0,035 0,161 0,141 0,062 0,313 0,315 0,169 0,300 0,046 0,273 0,241 0,139 0,221 0,338 0,228 0,088 0,125 0,087 0,227 0,189 0,214 0,283 0,040 0,176 0,340 0,098 0,347 0,105 0,250 0,216 0,198 0,231 0,392 0,142 0,167 0,128 0,171 0,129 0,178 0,227 0,327 0,138 0,066 0,261 0,274 0,009 0,390 0,262 0,102 0,095 0,257 0,284 0,273 0,131 0,250 0,125 0,222 0,315 0,063 0,150 0,198 0,273 0,284 0,230 0,222 0,044 0,221 Pada Interasi pertama, dengan menggunakan persamaan 2.15: ?$2 = Σ ((#$ fg )' # ) ∗ A#2 ) Σfg (#$)' # ) U =
  • 37. 32 Dapat dihitung 5 pusat cluster, ?$2 dengan k = 1,2,...,5; dan j = 1,2,3,4 dengan hasil sebagai berikut : V = 23415237,321 34458605,766 35,679 11053343,091 19786121,906 28318197,338 33,243 7997495,834 21650776,799 31860653,544 37,392 9587036,692 22289318,266 31476609,100 33,699 9653529,753 23805225,136 34502849,349 36,530 11243922,161 Berikut adalah hasil perhitungan pusat cluster selengkapnya untuk pusat cluster yang pertama: Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Pusat Cluster Pertama Derajat Keanggotaan Cluster 1 Data yang di Cluster μi1 Xi1 Xi2 Xi3 Xi4 0,198 15.000.000 25.000.000 42 5.000.000 0,153 20.000.000 26.420.000 72 5.230.000 0,149 17.820.000 22.025.000 35 5.200.000 0,290 16.205.000 18.500.000 12 4.250.000 0,267 8.000.000 15.200.000 5 3.500.000 0,132 14.260.000 19.640.000 15 4.023.000 0,144 7.025.000 15.230.000 19 5.000.000 0,034 25.032.000 34.000.000 28 8.000.000 0,29 24.320.000 35.100.000 39 12.500.000 0,046 25.602.000 38.200.000 43 13.250.000 0,312 19.872.000 28.000.000 27 10.500.000 0,063 19.000.000 25.000.200 41 6.350.000 0,308 16.540.200 30.000.200 29 7.525.000 0,141 28.920.000 41.000.000 58 15.620.000 0,300 15.870.200 26.750.000 19 4.025.000 0,221 26.840.320 39.000.200 47 13.025.000 0,087 24.601.200 38.450.000 64 11.000.250 0,040 21.650.000 37.525.000 60 9.850.000 0,105 18.602.000 30.500.000 74 11.230.000 0,392 35.024.000 52.000.000 73 18.230.000 0,129 39.024.300 52.050.000 26 15.725.000 0,066 27.500.000 36.500.000 6 10.560.000
  • 38. 33 Derajat Keanggotaan Cluster 1 Data yang di Cluster Derajat Keanggotaan Cluster 1 Data yang di Cluster Derajat Keanggotaan Cluster 1 0,262 32.500.500 45.600.000 10 16.583.000 0,273 27.963.000 40.250.000 38 13.670.000 0,315 37.250.020 51.000.000 68 18.530.000 0,284 16.523.000 26.750.000 9 8.500.000 0,113 25.690.000 39.565.000 48 15.250.000 0,188 34.500.000 51.065.000 37 21.500.000 0,072 9.850.000 1.350.000 13 2.000.000 0,105 16.950.000 24.580.000 18 4.500.000 Tabel 2.3 Lanjutan Tabel 2.2 Derajat Keanggota-an Cluster 1 ( μi1) (μi1)² (μi1)² x Xi1 (μi1)² x Xi2 (μi1)² x Xi3 (μi1)² x Xi4 0,198 0,039 588.060,000 980.100,000 1,647 196.020,000 0,153 0,023 468.180,000 618.465,780 1,685 122.429,070 0,149 0,022 395.621,820 488.977,025 0,777 115.445,200 0,290 0,084 1.362.840,500 1.555.850,000 1,009 357.425,000 0,267 0,071 570.312,000 1.083.592,800 0,356 249.511,500 0,132 0,017 248.466,240 342.207,360 0,261 70.096,752 0,144 0,021 145.670,400 315.809,280 0,394 103.680,000 0,034 0,001 28.936,992 39.304,000 0,032 9.248,000 0,290 0,084 2.045.312,000 2.951.910,000 3,280 1.051.250,000 0,046 0,002 54.173,832 80.831,200 0,091 28.037,000 0,312 0,097 1.934.419,968 2.725.632,000 2,628 1.022.112,000 0,063 0,004 75.411,000 99.225,794 0,163 25.203,150 0,308 0,095 1.569.069,533 2.845.938,973 2,751 713.851,600 0,141 0,020 574.958,520 815.121,000 1,153 310.541,220 0,300 0,090 1.428.318,000 2.407.500,000 1,710 362.250,000 0,221 0,049 1.310.908,069 1.904.808,768 2,296 636.154,025 0,087 0,008 186.206,483 291.028,050 0,484 83.260,892 0,040 0,002 34.640,000 60.040,000 0,096 15.760,000 0,105 0,011 205.087,050 336.262,500 0,816 123.810,750 0,392 0,154 5.381.927,936 7.990.528,000 11,217 2.801.294,720 0,129 0,017 649.403,376 866.164,050 0,433 261.679,725
  • 39. 34 Derajat Keanggota-an Cluster 1 ( μi1) (μi1)² (μi1)² x Xi1 (μi1)² x Xi2 (μi1)² x Xi3 (μi1)² x Xi4 0,066 0,004 119.790,000 158.994,000 0,026 45.999,360 0,262 0,069 2.230.964,322 3.130.166,400 0,686 1.138.323,452 0,273 0,075 2.084.054,427 2.999.792,250 2,832 1.018.811,430 0,315 0,099 3.696.133,235 5.060.475,000 6,747 1.838.639,250 0,284 0,081 1.332.679,088 2.157.548,000 0,726 685.576,000 0,113 0,013 328.035,610 505.205,485 0,613 194.727,250 0,188 0,035 1.219.368,000 1.804.841,360 1,308 759.896,000 0,072 0,005 51.062,400 6.998,400 0,067 10.368,000 0,105 0,011 186.873,750 270.994,500 0,198 49.612,500 Σ 1,303 30.506.884,551 44.894.311,975 46,485 14.401.013,846 Σjk ((QU)6 QX5 ∗ PQR ) Σjk (QU)6 QX5 23.415.230,704 34.458.145,683 35,679 11.053.343,091 Fungsi objektif pada interasi pertama a) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2.16) sebagai berikut : ab Σ Σ cNΣ OPQR – TUR V 6 WR X5 Y(QU)[d _ UX5 ]Q X5 = 1.665.619.664.535.720 Detail penghitungan fungsi objektif ini dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut : Tabel 2.4 Detail Perhitungan Fungsi Objektif Kuadrat Derajat Keanggotaan Cluster data ke-i NΣ OA#2 – ?)2 V' i2 ) Y (#))' NΣ OA#2 – ?'2 V' i2 ) Y (#')' μi1² μi2² μi3² μi4² μi5² L1 L2 0,039 0,091 0,021 0,108 0,001 7.720.224.365.103,210 3.912.868.460.121,970 0,023 0,035 0,067 0,040 0,040 2.579.539.618.196,020 399.667.483.779,781 0,022 0,048 0,077 0,001 0,106 4.872.945.725.051,790 2.443.941.356.677,160 0,084 0,036 0,006 0,077 0,027 29.683.103.194.213,500 4.496.836.232.640,330 0,071 0,024 0,123 0,001 0,041 47.448.278.087.206,400 7.855.385.218.135,080 0,017 0,150 0,023 0,094 0,001 6.147.800.023.503,830 18.218.762.255.676,300 0,021 0,041 0,031 0,052 0,063 13.997.258.715.998,100 14.001.163.152.330,100 0,001 0,071 0,050 0,055 0,059 14.042.099.435,308 4.231.359.137.954,440
  • 40. 35 0,084 0,008 0,014 0,073 0,054 279.462.554.388,776 657.158.355.554,766 0,002 0,005 0,043 0,099 0,132 49.949.662.822,808 735.513.901.452,197 0,097 0,042 0,013 0,027 0,042 5.312.481.411.666,050 267.747.649.933,025 0,004 0,104 0,138 0,054 0,000 520.245.392.776,487 1.496.217.296.665,790 0,095 0,053 0,071 0,001 0,026 7.550.484.274.578,620 725.090.307.601,494 0,020 0,004 0,098 0,099 0,029 1.867.752.473.920,500 1.162.265.757.082,430 0,090 0,002 0,075 0,058 0,019 14.917.301.787.237,900 71.043.452.440,576 0,049 0,114 0,052 0,008 0,016 1.770.227.417.668,660 21.608.417.448.907,700 0,008 0,052 0,036 0,046 0,080 131.250.655.377,892 6.948.939.936.103,020 0,002 0,031 0,116 0,010 0,120 22.346.993.588,814 2.839.601.778.570,260 0,011 0,063 0,047 0,039 0,053 428.530.954.141,854 1.038.218.170.565,490 0,154 0,020 0,028 0,016 0,029 75.905.142.853.697,400 18.101.723.827.778,700 0,017 0,032 0,052 0,107 0,019 9.567.316.392.719,060 31.462.854.380.431,800 0,004 0,068 0,075 0,000 0,152 91.894.019.047,561 9.060.926.640.990,590 0,069 0,010 0,009 0,066 0,081 16.285.773.140.198,500 5.556.016.859.625,990 0,075 0,017 0,063 0,016 0,049 4.551.432.811.638,660 4.142.777.867.056,500 0,099 0,004 0,023 0,039 0,075 51.668.220.868.096,200 3.692.700.258.442,220 0,081 0,053 0,049 0,002 0,049 9.150.027.911.853,230 706.729.077.003,233 0,013 0,009 0,070 0,055 0,086 623.915.513.761,899 1.890.419.463.315,080 0,035 0,000 0,040 0,076 0,109 17.946.867.943.955,500 22.905.821.466,548 0,005 0,052 0,029 0,091 0,053 7.061.429.459.062,650 44.416.974.761.411,900 0,011 0,043 0,006 0,199 0,027 2.010.215.274.100,410 1.467.586.130.471,130 Tabel 2.5 Lanjutan Tabel 2.4 Kuadrat Derajat Keanggotaan Cluster data ke-i NΣ OA#2 – ?f2 V' i2 ) Y (#f)' NΣ OA#2 – ?i2 V' i2 ) Y (#i)' μi1² μi2² μi3² μi4² μi5² L3 L4 0,039 0,091 0,021 0,108 0,001 2.329.530.030.149,130 12.635.617.628.628,300 0,023 0,035 0,067 0,040 0,040 3.415.368.471.012,940 2.035.317.101.180,840 0,022 0,048 0,077 0,001 0,106 9.984.792.815.163,180 108.179.503.347,340 0,084 0,036 0,006 0,077 0,027 1.514.544.055.806,240 18.001.348.204.248,200 0,071 0,024 0,123 0,001 0,041 61.720.386.821.658,200 342.717.498.936,832 0,017 0,150 0,023 0,094 0,001 5.356.558.192.697,360 22.124.139.177.567,700 0,021 0,041 0,031 0,052 0,063 15.845.242.797.196,100 26.959.269.330.946,700 0,001 0,071 0,050 0,055 0,059 929.668.908.774,938 918.058.487.685,752 0,084 0,008 0,014 0,073 0,054 363.472.194.124,566 1.862.128.056.226,970 0,002 0,005 0,043 0,099 0,132 2.994.628.893.264,170 6.814.275.823.723,410 0,097 0,042 0,013 0,027 0,042 241.362.123.987,962 501.522.996.403,418 0,004 0,104 0,138 0,054 0,000 8.935.572.093.028,470 3.427.339.992.485,760
  • 41. 36 0,095 0,053 0,071 0,001 0,026 2.393.765.901.008,750 48.709.409.881,146 0,020 0,004 0,098 0,099 0,029 16.925.703.031.674,000 16.894.016.916.755,000 0,090 0,002 0,075 0,058 0,019 6.742.646.078.385,730 5.530.836.411.574,050 0,049 0,114 0,052 0,008 0,016 4.664.216.259.680,020 686.759.978.319,491 0,008 0,052 0,036 0,046 0,080 1.933.279.661.002,670 2.554.804.654.979,920 0,002 0,031 0,116 0,010 0,120 3.716.999.056.718,750 355.639.585.921,216 0,011 0,063 0,047 0,039 0,053 645.987.147.290,085 667.853.460.354,075 0,154 0,020 0,028 0,016 0,029 18.382.677.069.689,900 10.763.264.570.158,200 0,017 0,032 0,052 0,107 0,019 38.498.532.618.545,200 79.147.431.955.012,400 0,004 0,068 0,075 0,000 0,152 4.255.578.343.515,930 4.309.795.234,713 0,069 0,010 0,009 0,066 0,081 3.207.752.475.585,150 23.233.129.456.437,800 0,075 0,017 0,063 0,016 0,049 7.930.992.817.032,320 1.957.735.711.687,230 0,099 0,004 0,023 0,039 0,075 15.516.620.188.558,100 26.806.797.924.525,300 0,081 0,053 0,049 0,002 0,049 2.641.352.487.190,650 110.200.780.628,826 0,013 0,009 0,070 0,055 0,086 7.509.146.831.390,960 5.981.264.171.948,270 0,035 0,000 0,040 0,076 0,109 27.304.133.267.892,100 51.277.467.907.595,700 0,005 0,052 0,029 0,091 0,053 32.208.852.005.231,700 102.232.910.503.968,000 0,011 0,043 0,006 0,199 0,027 630.235.906.851,786 20.414.829.748.224,900 Tabel 2.6 Lanjutan Tabel 2.5 Kuadrat Derajat Keanggotaan Cluster data ke-i i lOA#2 – ?m2 V' 2 ) n (#m)' L1+L2+L3+L4+L5 μi1² μi2² μi3² μi4² μi5² L5 0,039 0,091 0,021 0,108 0,001 150.773.747.861,210 26.749.014.231.863,800 0,023 0,035 0,067 0,040 0,040 4.592.902.266.538,090 13.022.794.940.707,700 0,022 0,048 0,077 0,001 0,106 24.164.565.495.812,700 41.574.424.896.052,200 0,084 0,036 0,006 0,077 0,027 9.638.424.349.289,580 63.334.256.036.197,800 0,071 0,024 0,123 0,001 0,041 27.843.566.866.939,600 145.210.334.492.876,000 0,017 0,150 0,023 0,094 0,001 209.754.622.381,640 52.057.014.271.826,800 0,021 0,041 0,031 0,052 0,063 43.250.327.599.814,400 114.053.261.596.285,000 0,001 0,071 0,050 0,055 0,059 719.216.579.115,121 6.812.345.212.965,560 0,084 0,008 0,014 0,073 0,054 119.404.125.799,660 3.281.625.286.094,740 0,002 0,005 0,043 0,099 0,132 2.772.085.354.351,400 13.366.453.635.614,000 0,097 0,042 0,013 0,027 0,042 2.450.508.420.179,920 8.773.622.602.170,370 0,004 0,104 0,138 0,054 0,000 16.618.261.892,453 14.395.993.036.849,000 0,095 0,053 0,071 0,001 0,026 2.252.141.508.035,600 12.970.191.401.105,600 0,020 0,004 0,098 0,099 0,029 2.499.771.414.412,770 39.349.509.593.844,700 0,090 0,002 0,075 0,058 0,019 3.384.732.655.025,810 30.646.560.384.664,100
  • 42. 37 0,049 0,114 0,052 0,008 0,016 509.534.405.940,872 29.239.155.510.516,700 0,008 0,052 0,036 0,046 0,080 1.303.284.322.071,650 12.871.559.229.535,200 0,002 0,031 0,116 0,010 0,120 1.892.999.128.534,330 8.827.586.543.333,370 0,011 0,063 0,047 0,039 0,053 2.299.674.927.425,360 5.080.264.659.776,860 0,154 0,020 0,028 0,016 0,029 14.059.554.514.093,700 137.212.362.835.418,000 0,017 0,032 0,052 0,107 0,019 10.657.075.614.348,600 169.333.210.961.057,000 0,004 0,068 0,075 0,000 0,152 2.754.184.446.488,760 16.166.893.245.277,600 0,069 0,010 0,009 0,066 0,081 18.329.907.539.413,600 66.612.579.471.261,000 0,075 0,017 0,063 0,016 0,049 2.769.893.182.042,630 21.352.832.389.457,300 0,099 0,004 0,023 0,039 0,075 37.712.077.858.772,800 135.396.417.098.395,000 0,081 0,053 0,049 0,002 0,049 5.893.476.667.536,190 18.501.786.924.212,100 0,013 0,009 0,070 0,055 0,086 3.909.189.555.860,410 19.913.935.536.276,600 0,035 0,000 0,040 0,076 0,109 53.782.462.190.106,800 150.333.837.131.017,000 0,005 0,052 0,029 0,091 0,053 73.601.351.597.071,000 259.521.518.326.745,000 0,011 0,043 0,006 0,199 0,027 5.135.455.994.672,340 29.658.323.054.320,600 Σ 1.665.619.664.535.720,000 Selanjutnya memperbaiki matrik partisi U berdasarkan persamaan (2.17) #$ = NΣ OA#2 − ?$2 V' 72 ) Y S) %S) Σ ( 72 ' $ ) NΣ ) OA#2 − ?$2 VY S) %S) Penghitungan derajat keanggotaan baru yang terhimpun dalam matriks partisi seperti terlihat pada tabel 2.7. Pengaliana setiap kolom pada tabel dengan 10)i, hanya ditujukan untuk memperbesar nilai, karena hasil L1, L2, L3, L4, L5 yang sangat kecil. Tabel 2.7 Detail perhitungan Derajat Keanggotaan Baru (Matriks Partisi) i lOA#2 – ?)2 V' 2 ) i n lOA#2 – ?)2 V' 2 ) i n lOA#2 – ?)2 V' 2 ) i n lOA#2 – ?)2 V' 2 ) i n lOA#2 – ?)2 V' 2 ) i n lOA#2 – ?)2 V' 2 ) S) n L1 L2 L3 L4 L5 LT=L1+L2+ L3+L4+L5 0,5078 2,3309 0,8901 0,8566 0,4835 5,0689 0,9075 8,8434 1,9490 1,9850 0,8622 14,5471
  • 43. 38 0,4556 1,9624 0,7685 0,7774 0,4398 4,4037 0,2833 0,8113 0,4226 0,4262 0,2757 2,2191 0,1502 0,3019 0,1996 0,1972 0,1465 0,9954 0,2834 0,8221 0,4257 0,4232 0,2746 2,2290 0,1481 0,2914 0,1955 0,1928 0,1445 0,9723 8,2324 1,6722 5,3972 6,0154 8,1427 29,4599 30,0935 1,1518 3,8308 3,9439 45,4666 84,4866 4,2363 0,6287 1,4447 1,4469 4,7797 12,5363 1,8324 15,6957 5,2904 5,3629 1,7150 29,8964 0,7629 6,9729 1,5487 1,5704 0,7281 11,5830 1,2564 7,3592 2,9558 2,5149 1,1509 15,2372 1,0644 0,3307 0,5788 0,5873 1,1425 3,7037 0,6033 2,9785 1,1053 1,0501 0,5708 6,3080 2,7590 0,5287 1,1145 1,1276 3,0665 8,5963 5,7668 0,7415 1,8477 1,7925 6,1452 16,2937 7,1598 1,0909 3,1100 2,7005 6,3608 20,4220 2,5727 6,0199 7,2224 5,8702 2,3204 24,0056 0,2024 0,1114 0,1517 0,1522 0,2080 0,8257 0,1739 0,1007 0,1338 0,1351 0,1787 0,7222 4,7402 0,7518 1,7642 1,8794 5,5225 14,6581 0,4215 0,1873 0,2813 0,2843 0,4400 1,6144 1,6375 0,4142 0,7880 0,7981 1,7793 5,4171 0,1920 0,1075 0,1450 0,1462 0,1976 0,7883 0,8815 7,4852 1,8659 1,7568 0,8287 12,8181 2,0466 0,4674 0,9281 0,9233 2,2111 6,5765 0,1969 0,1091 0,1480 0,1486 0,2025 0,8051 0,0734 0,1160 0,0887 0,0892 0,0725 0,4398 0,5484 2,9197 0,9903 0,9744 0,5237 5,9565 Tabel 2.8 Lanjutan Tabel 2.7 o) o' of oi om L1/LT L2/LT L3/LT L4/LT L5/LT 0,100 0,460 0,176 0,169 0,095 0,062 0,608 0,134 0,136 0,059 0,103 0,446 0,175 0,177 0,100 0,128 0,366 0,190 0,192 0,124 0,151 0,303 0,201 0,198 0,147
  • 44. 39 0,127 0,369 0,191 0,190 0,123 0,152 0,300 0,201 0,198 0,149 0,279 0,057 0,183 0,204 0,276 0,356 0,014 0,045 0,047 0,538 0,338 0,050 0,115 0,115 0,381 0,061 0,525 0,177 0,179 0,057 0,066 0,602 0,134 0,136 0,063 0,082 0,483 0,194 0,165 0,076 0,287 0,089 0,156 0,159 0,308 0,096 0,472 0,175 0,166 0,090 0,321 0,062 0,130 0,131 0,357 0,354 0,046 0,113 0,110 0,377 0,351 0,053 0,152 0,132 0,311 0,107 0,251 0,301 0,245 0,097 0,245 0,135 0,184 0,184 0,252 0,241 0,139 0,185 0,187 0,247 0,323 0,051 0,120 0,128 0,377 0,261 0,116 0,174 0,176 0,273 0,302 0,076 0,145 0,147 0,328 0,244 0,136 0,184 0,185 0,251 0,069 0,584 0,146 0,137 0,065 0,311 0,071 0,141 0,140 0,336 0,245 0,136 0,184 0,185 0,252 0,167 0,264 0,202 0,203 0,165 0,092 0,490 0,166 0,164 0,088
  • 45. 40 0,100 0,460 0,176 0,169 0,095 0,062 0,608 0,134 0,136 0,059 0,103 0,446 0,175 0,177 0,100 0,128 0,366 0,190 0,192 0,124 0,151 0,303 0,201 0,198 0,147 0,127 0,369 0,191 0,190 0,123 0,152 0,300 0,201 0,198 0,149 0,279 0,057 0,183 0,204 0,276 0,356 0,014 0,045 0,047 0,538 0,338 0,050 0,115 0,115 0,381 0,061 0,525 0,177 0,179 0,057 0,066 0,602 0,134 0,136 0,063 0,082 0,483 0,194 0,165 0,076 0,287 0,089 0,156 0,159 0,308 0,096 0,472 0,175 0,166 0,090 0,321 0,062 0,130 0,131 0,357 0,354 0,046 0,113 0,110 0,377 0,351 0,053 0,152 0,132 0,311 0,107 0,251 0,301 0,245 0,097 0,245 0,135 0,184 0,184 0,252 0,241 0,139 0,185 0,187 0,247 0,323 0,051 0,120 0,128 0,377 0,261 0,116 0,174 0,176 0,273 0,302 0,076 0,145 0,147 0,328 0,244 0,136 0,184 0,185 0,251 0,069 0,584 0,146 0,137 0,065 0,311 0,071 0,141 0,140 0,336 0,245 0,136 0,184 0,185 0,252 0,167 0,264 0,202 0,203 0,165 0,092 0,490 0,166 0,164 0,088 U = Selanjutnya melakukan pengecekan kondisi berhenti. Karena | a) - ag | = | 1.665.619.664.535.720 – 0| = 1.665.619.664.535.720 ξ (10Sm), dan interasi = 1 MaxIter (=100), maka kita lanjutkan ke interasi ke-2 (t=2). Pada interasi ke-2, dapat dihitung kembali 5 pusat cluster, ?$2 dengan k = 1,2,...,5; dan j = 1,2,3,4 sebagai berikut :
  • 46. 41 26144188,964 38057223,719 41,004 12525754,377 17391918,127 25284354,899 31,628 6528999,150 21292678,972 30928619,239 36,270 9681023,240 21624696,547 31067004,417 34,865 9705528,308 26268002,626 38079300,648 40,375 12688594,080 Fungsi objektif pada interasi a) dapat sebagai : ab Σ Σ cNΣ OPQR – TUR V _ 6 WR UX5 X5 Y(QU)[d ]Q X5 = 1.180.012.821.223.876,7 Selanjutnya memperbaiki matrik Partisi U : 0,019 0,827 0,070 0,065 0,019 0,028 0,649 0,152 0,143 0,027 0,025 0,779 0,087 0,083 0,025 0,057 0,594 0,149 0,144 0,056 0,094 0,440 0,189 0,184 0,093 0,053 0,616 0,141 0,136 0,053 0,096 0,430 0,192 0,187 0,095 0,187 0,052 0,273 0,309 0,178 0,363 0,024 0,127 0,140 0,345 0,474 0,001 0,005 0,005 0,515 0,032 0,160 0,417 0,358 0,032 0,009 0,891 0,047 0,044 0,009 0,046 0,349 0,297 0,263 0,045 0,416 0,023 0,055 0,058 0,447 0,026 0,750 0,102 0,096 0,026 0,436 0,002 0,007 0,007 0,549 0,498 0,010 0,035 0,037 0,420 0,296 0,046 0,187 0,196 0,275 0,039 0,088 0,456 0,380 0,038 0,317 0,083 0,137 0,140 0,322 0,308 0,090 0,144 0,147 0,312 0,449 0,015 0,052 0,056 0,427 0,360 0,055 0,105 0,109 0,370 0,443 0,011 0,028 0,030 0,488 0,314 0,085 0,139 0,143 0,319 0,021 0,731 0,119 0,108 0,021 V = U =
  • 47. 42 Selanjutnya dilakukan pengecekan kembali kondisi berhenti. Karena | a) - a) | = | 1.180.012.821.223.876,7– 1.665.619.664.535.720 | = ξ (10Sm), dan interasi = 2 MaxIter (=100), maka proses dilanjutkan ke interasi ke-3 (t=3). Demikian seterusnya, hingga : | ab - abS) | ξ atau t MaxIter. Untuk kasus ini, proses baru akan berhenti setelah interasi ke-73. Pada interasi ke-73 ini, 5 cluster, ?$2 dengan k = 1,2,...,5; dan j = 1,2,3,4 adalah sebagai berikut : 26.097.128,366 38.367.129,554 43,168 12.708.683,466 8.234.631,216 12.525.801,532 12,189 3.783.433,770 16.681.512,964 23.440.686,716 28,951 4.873.526,540 18.413.841,096 28.798.309,673 38,362 9.035.488,840 35.965.416,453 50.846.152,565 47,930 18.284.604,166 V = Informasi yang bisa diperoleh dari kelima pusat cluster ini adalah: pada kabupaten tersebut, industri-industri kecil dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok: 1. Kelompok pertama (cluster ke-1), berisi industri-industri kecil yang memiliki modal awal sekitar Rp. 26.097.128,366; memiliki rata-rata penjualan per bulan sekitar Rp. 38.367.129,554; sudah beroperasi sekitar 43,168 bulan; dan memiliki rata-rata laba per bulan sekitar Rp. 12.708.683,466. 2. Kelompok kedua (cluster ke-2), berisi industri-industri kecil yang memiliki modal awal sekitar Rp. 8.234.631,216; memiliki rata-rata penjualan per bulan sekitar Rp. 12.525.801,532; sudah beroperasi sekitar 12,189 bulan; dan memiliki rata-rata laba per bulan sekitar Rp. 3.783.433,770. 3. Kelompok ketiga (cluster ke-3), berisi industri-industri kecil yang memiliki modal awal sekitar Rp. 16.681.512,964; memiliki rata-rata penjualan per bulan sekitar Rp. 23.440.686,716; sudah beroperasi sekitar 28,951 bulan; dan memiliki rata-rata laba per bulan sekitar Rp. 4.873.526,540. 4. Kelompok keempat (cluster ke-4), berisi industri-industri kecil yang memiliki modal awal sekitar Rp. 18.413.841,096; memiliki rata-rata penjualan per bulan
  • 48. 43 sekitar Rp. 28.798.309,673; sudah beroperasi sekitar 38,362 bulan; dan memiliki rata-rata laba per bulan sekitar Rp. 9.035.488,840. 5. Kelompok kelima (cluster ke-5), berisi industri-industri kecil yang memiliki modal awal sekitar Rp. 35.965.416,453; memiliki rata-rata penjualan per bulan sekitar Rp. 50.846.152,565; sudah beroperasi sekitar 47,930 bulan; dan memiliki rata-rata laba per bulan sekitar Rp. 18.284.604,166. Matrik partisi U: 0,012 0,022 0,855 0,106 0,004 0,041 0,029 0,488 0,431 0,010 0,008 0,017 0,922 0,051 0,002 0,030 0,168 0,667 0,125 0,010 0,007 0,923 0,046 0,021 0,003 0,025 0,166 0,686 0,114 0,009 0,010 0,901 0,057 0,028 0,004 0,513 0,029 0,114 0,302 0,043 0,791 0,013 0,043 0,127 0,026 0,992 0,001 0,002 0,004 0,002 0,029 0,010 0,069 0,886 0,005 0,024 0,023 0,651 0,296 0,006 0,032 0,015 0,119 0,827 0,006 0,777 0,013 0,032 0,060 0,118 0,027 0,033 0,694 0,239 0,007 0,987 0,001 0,003 0,005 0,004 0,931 0,005 0,015 0,036 0,014 0,649 0,022 0,075 0,213 0,041 0,055 0,014 0,070 0,853 0,009 0,007 0,001 0,002 0,002 0,988 0,044 0,006 0,011 0,016 0,923 0,876 0,009 0,028 0,061 0,026 0,254 0,015 0,031 0,051 0,649 0,913 0,006 0,015 0,030 0,037 0,005 0,001 0,001 0,002 0,991 0,024 0,020 0,238 0,713 0,005 0,912 0,006 0,016 0,035 0,030 0,038 0,005 0,009 0,013 0,936 0,050 0,665 0,0,16 0,099 0,026 0,004 0,006 0,953 0,036 0,001 U =
  • 49. 44 Dari matriks partisi U tersebut dapat diperoleh informasi mengenai kecenderungan suatu industri kecil untuk masuk ke kelompok (cluster) yang mana. Suatu industri kecil memiliki derajat keanggotaan tertentu untuk menjadi anggota suatu kelompok. Tentu saja derajat keanggotaan tersebar menunjukkan kecenderungan tertinggi suatu industri untuk masuk menajadi anggota kelompok. Tabel 2.9 menunjukkan derajat keanggotaan tiap industri kecil pada setiap kelompok (cluster) beserta kecenderungan tertinggi suatu industri kecil untuk masuk dalam suatu kelompok. Tabel 2.9 Derajat Keanggotaan Tiap Data Pada Setiap Cluster Dengan FCM Data Ke- Derajat Keanggotaan Data Pada Cluster Derajat Keanggotaan Data Pada Cluster 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 0,012 0,022 0,855 0,106 0,004 * 2 0,041 0,029 0,488 0,431 0,010 * 3 0,008 0,017 0,922 0,051 0,002 * 4 0,030 0,168 0,667 0,125 0,010 * 5 0,007 0,923 0,046 0,021 0,003 * 6 0,025 0,166 0,686 0,114 0,009 * 7 0,010 0,901 0,057 0,028 0,004 * 8 0,513 0,029 0,114 0,302 0,043 * 9 0,791 0,013 0,043 0,127 0,026 * 10 0,992 0,001 0,002 0,004 0,002 * 11 0,029 0,010 0,069 0,886 0,005 * 12 0,024 0,023 0,651 0,296 0,006 * 13 0,032 0,015 0,119 0,827 0,006 * 14 0,777 0,013 0,032 0,060 0,118 * 15 0,027 0,033 0,694 0,239 0,007 * 16 0,987 0,001 0,003 0,005 0,004 * 17 0,931 0,005 0,015 0,036 0,014 * 18 0,649 0,022 0,075 0,213 0,041 * 19 0,055 0,014 0,070 0,853 0,009 * 20 0,007 0,001 0,002 0,002 0,988 * 21 0,044 0,006 0,011 0,016 0,923 * 22 0,876 0,009 0,028 0,061 0,026 * 23 0,254 0,015 0,031 0,051 0,649 *
  • 50. 45 Data Ke- Derajat keanggotaan Data Pada Cluster Derajat Keanggotaan Data Pada Cluster 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 24 0,913 0,006 0,015 0,030 0,037 * 25 0,005 0,001 0,001 0,002 0,991 * 26 0,024 0,020 0,238 0,713 0,005 * 27 0,912 0,006 0,016 0,035 0,030 * 28 0,038 0,005 0,009 0,013 0,936 * 29 0,050 0,665 0,0,16 0,099 0,026 * 30 0,004 0,006 0,953 0,036 0,001 * Dari tabel 2.9 tersebut dapat disimpulkan bahwa : 1. Kelompok pertama (cluster ke-1), akan berisi industri-industri kecil ke: 8, 9, 10, 14, 16, 17, 18, 22, 24, dan 27 2. Kelompok kedua (cluster ke-2), akan berisi industri-industri kecil ke: 5, 7 dan 29. 3. Kelompok ketiga (cluster ke-3), akan berisi industri-industri kecil ke: 1, 2, 3, 4, 6, 12, 15, dan 30. 4. Kelompok keempat (cluster ke-4), akan berisi industri-industri kecil ke: 11, 13, 19, dan 26. 5. Kelompok kelima (cluster ke-5), akan berisi industri-industri kecil ke: 20, 21, 23, 25, dan 28. 2.2.5 Sistem Penilaian dan Penjurusan Di Sekolah Menengah Atas (SMA) Sesuai kurikulum yang berlaku di seluruh Indonesia, maka siswa kelas X SMA yang naik ke kelas XI akan mengalami pemilihan jurusan/penjurusan. Penjurusan yang tersedia di SMA meliputi Ilmu Alam (IPA), Ilmu Sosial (IPS), dan Ilmu Bahasa. Penjurusan akan disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa. Tujuannya agar kelak di kemudian hari, pelajaran yang akan diberikan kepada siswa menjadi lebih terarah karena telah sesuai dengan minatnya. Dari keseluruhan mata pelajaran di SMA, tidak seluruhnya dijadikan dasar untuk proses penjurusan,
  • 51. 46 melainkan hanya mata pelajaran inti dari tiap jurusan tersebut. Mata pelajaran inti untuk jurusan IPA terdiri atas: Biologi, Fisika, Matematika IPA, Kimia. Mata pelajaran inti untuk IPS adalah: Sosiologi, Geografi, Sejarah dan Ekonomi. Sedangkan mata kuliah inti untuk jurusan Bahasa adalah: Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia [3]. Tujuan dilaksanakannya penjurusan adalah [3]: 1. Mengelompokkan siswa sesuai kecakapan, kemampuan, dan bakat, yang relatif sama. 2. Membantu mempersiapkan siswa melanjutkan studi dan memilih dunia kerja. 3. Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai di waktu mendatang (kelanjutan studi dan dunia kerja). Waktu penentuan penjurusan bagi peserta didik untuk program IPA, IPS dan Bahasa dilakukan mulai akhir semester 2 (dua) kelas X. Pelaksanaan penjurusan program dimulai pada semester 1 (satu) kelas XI. Kriteria penjurusan program dilakanakan berdasarkan nilai akademik. Peserta didik yang naik kelas XI dan akan mengambil program tertentu yaitu: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau Bahasa: boleh memiliki nilai yang tidak tuntas paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada mata pelajaran-mata pelajaran yang bukan menjadi ciri khas program tersebut. Peserta didik yang naik ke kelas XI, dan yang bersangkutan mendapat nilai tidak tuntas 3 (tiga) mata pelajaran, maka nilai tersebut harus dijadikan dasar untuk menentukan program yang dapat diikuti oleh peserta didik, misalnya : - Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Kimia dan Geografi (2 mata pelajaran ciri khas program IPA dan 1 ciri khas program IPS), maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program Bahasa. - Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Fisika, (2 mata pelajaran ciri khas Bahasa dan 1 ciri khas IPA), maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program IPS. - Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Ekonomi, Sosilologi, dan Bahasa Inggris (2 mata pelajaran ciri khas program IPS dan 1 ciri khas program Bahasa), maka peserta didik tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program IPA.
  • 52. 47 - Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Ekonomi, dan Bahasa Indonesia (mencakup semua mata pelajaran yang menjadi ciri khas ketiga program di SMA) maka perlu diperhatikan prestasi nilai mata pelajaran yang lebih unggul daripada program lainya (siswa tersebut dapat dijuruskan ke program yang nilai prestasi mata pelajaran yang lebih unggul tersebut), atau dengan mempertimbangkan minat peserta didik. Untuk mengetahui minat peserta didik dapat dilakukan melalui angket/kuesioner dan wawancara, atau cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksinya. Skala penilaian penilaian yang dapat dijadikan acuan bagi sekolah-sekolah di Indonesia adalah [3]: 1. Nilai ketuntasan belajar untuk aspek pengetahuan dan praktik dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat, dengan rentang 0 -100. 2. Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100 %. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75 %. 3. Satuan pendidikan dapat menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dibawah nilai ketuntasan belajar ideal. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. 4. KKM ditetapkan oleh forum guru pada awal tahun pelajaran. 5. KKM tersebut dicantumkan dalam LHB dan harus diinformasikan kepada seluruh warga sekolah dan orang tua siswa.
  • 53. 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan adalah jenis penelitian eksperimen, yaitu melakukan pengujian tingkat akurasi algoritma Fuzzy C-Means dalam pemetaan kesamaan minat siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) berdasarkan nilai rata-rata mata pelajaran bidang peminatan. Data eksperimen diambil dari tempat penelitian yaitu di SMA Negeri 2 Banjarbaru. 3.1.2 Metode Pengumpulan Data 3.1.2.1 Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder: a. Data Primer: berupa data tentang mekanisme pelaksanaan peminatan yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri 2 Banjarbaru, yang diperoleh dengan wawancara. b. Data Sekunder: berupa data siswa dan nilai mata pelajaran peminatan sebelum pelaksanaan peminatan dan setelah pelaksanaan peminatan, yang diperoleh dari database akademik SMA Negeri 2 Banjarbaru tahun 2010. 3.1.2.2 Sampel Data Sampel data yang digunakan adalah data nilai (sebelum dan setelah peminatan/penjurusan) siswa SMA Negeri 2 Banjarbaru (angkatan tahun 2008) sebanyak 81 siswa dari 115 siswa. Penetapan jumlah sampel ini di dasarkan pada metode penentuan sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael untuk menentukan ukuran sampel dari populasi mulai dari 10 sampai dengan 1.000.000 [13]. Tingkat kesalahan untuk menentapkan jumlah sampel yang dipilih dalam metode ini ini adalah sekitar 10%. Parameter data yang akan digunakan dalam
  • 54. 49 eksperimen berupa rata-rata nilai mata pelajaran kelompok peminatan, yaitu: jurusan IPA (mata pelajaran Biologi, Matematika, Fisika dan Kimia), jurusan IPS (mata pelajaran Sosiologi, Geografi, Sejarah dan Ekonomi), jurusan Bahsa (Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia). Sampel data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2. Tabel 3.1 Sampel Data Nilai Rata-rata Siswa pada Bidang Minat Tertentu Sebelum Peminatan Nilai Rata-rata Peminatan IPA IPS Bahasa Siswa 1 72,2 74,8 76,5 2 74,9 76,5 67,3 3 77,5 70,6 74,6 4 68,1 77,1 77,8 5 76,6 71,3 76,1 6 78,2 76,4 64,6 7 70,4 74,5 72,9 8 75,3 75,2 68,7 9 77,1 73,7 80,5 10 71,5 77,6 77,8 11 74,0 69,8 80,3 12 72,8 78,4 69,8 13 73,7 73,9 71,4 14 73,1 73,9 72,5 15 71,9 73,2 74,9 16 74,3 73,2 70,3 17 78,3 79,2 79,0 18 71,8 74,3 77,9 19 74,1 75,3 80,3 20 74,7 72,4 72,1 21 74,0 71,3 71,9 22 70,6 78,5 76,6 23 76,8 78,6 73,5 24 75,3 71,2 77,6 25 76,1 72,4 72,4 26 70,7 78,9 69,0 27 83,4 76,1 78,8
  • 55. 50 Nilai Rata-rata Peminatan IPA IPS Bahasa Siswa 28 70,8 76,6 79,0 29 78,3 75,5 80,2 30 76,7 76,4 73,8 31 74,4 79,4 86,1 32 80,4 76,7 78,8 33 66,5 71,0 71,4 34 69,2 76,4 69,0 35 82,7 86,1 80,0 36 75,3 73,5 71,5 37 82,5 79,3 70,8 38 69,3 70,8 73,8 39 77,5 80,6 77,9 40 67,6 75,5 73,0 41 80,3 75,7 74,8 42 70,3 74,2 68,5 43 78,5 65,0 82,5 44 68,5 77,5 72,5 45 81,7 70,5 72,5 46 77,5 75,0 75,8 47 87,5 70,5 77,0 48 7 5,9 78,0 86,5 49 7 0,5 70,0 75,5 50 7 9,0 72,0 65,0 51 6 5,0 80,0 70,5 52 7 8,0 75,0 89,5 53 7 2,5 75,0 82,5 54 8 1,0 65,7 75,5 55 89,7 76,5 68,0 56 78,5 67,5 85,7 57 65,0 89,5 70,5 58 70,7 92,0 78,5 59 75,5 70,0 79,5 60 85,0 75,5 80,2 61 68,5 65,0 78,5 62 82,5 69,5 72,1 63 74,5 90,2 70,5 64 69,5 72,5 79,0 65 70,9 74,5 91,5
  • 56. 51 Nilai Rata-rata Peminatan IPA IPS Bahasa Siswa 66 82,5 7 2,5 70,6 67 75,8 82,1 70,8 68 80,2 74,5 72,5 69 74,5 91,5 69,5 70 60,5 68,7 77,8 71 74,5 77,8 69,8 72 79,0 72,5 73,8 73 87,5 75,2 71,8 74 65,0 76,8 67,5 75 76,0 94,8 74,0 76 65,0 77,8 81,5 77 65,5 68,0 75,8 78 80,4 75,5 74,2 79 90,1 78,7 74,3 80 75,7 74,0 87,5 81 74,9 77,3 65,0 Sumber: Database Akademik SMA Negeri 2 Banjarbaru, Tahun 2010. Tabel 3.2 Sampel Data Nilai Rata-rata Bidang Peminatan Siswa Angkatan 2008 SMA Negeri 2 Banjarbaru Tahun 2010 Setelah Peminatan. Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Jurusan Yang Siswa Setelah Peminatan/ Penjurusan Kelas XI Kelas XII Dipilih 1 Bahasa 7 5,50 74,20 2 IPS 77,00 75,50 3 IPA 75,50 78,00 4 Bahasa 7 2,00 74,50 5 IPA 72,80 71,50 6 IPA 71,50 74,50 7 IPS 69,00 65,50 8 IPA 70,50 72,50 9 Bahasa 7 6,25 75,50 10 Bahasa 7 4,50 72,50 11 Bahasa 7 8,00 76,50
  • 57. 52 Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Setelah Peminatan/ Penjurusan Kelas XI Kelas XII Siswa Jurusan Yang Dipilih 12 IPS 73,00 74,80 13 IPS 71,50 74,00 14 IPS 67,50 65,00 15 Bahasa 75,50 69,50 16 IPA 84,30 81,30 17 IPS 80,70 82,50 18 Bahasa 76,00 80,50 19 Bahasa 81,50 82,50 20 IPA 74,00 71,00 21 IPA 69,50 73,50 22 IPS 82,50 79,50 23 IPS 72,50 70,75 24 Bahasa 65,50 70,50 25 IPA 66,00 68,30 26 IPS 78,00 76,50 27 IPA 72,50 71,00 28 Bahasa 71,00 67,50 29 Bahasa 82,00 80,00 30 IPA 72,50 67,80 31 Bahasa 71,90 73,50 32 IPA 80,70 75,50 33 Bahasa 80,50 88,50 34 IPS 82,75 80,50 35 IPS 83,50 81,50 36 IPA 78,20 75,50 37 IPA 74,50 72,00 38 Bahasa 79,00 81,30 39 IPS 70,70 72,00 40 IPS 69,50 77,50 41 IPA 79,50 70,30 42 IPS 75,80 72,30 43 Bahasa 80,50 82,50 44 IPS 78,50 75,80 45 IPA 74,50 72,80 46 IPA 74,00 72,70 47 IPA 73,60 71,80 48 Bahasa 73,80 74,50
  • 58. 53 Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Setelah Peminatan/ Penjurusan Kelas XI Kelas XII Siswa Jurusan Yang Dipilih 49 Bahasa 78,50 82,00 50 IPA 80,50 79,40 51 IPS 77,50 80,00 52 Bahasa 85,00 81,70 53 Bahasa 73,80 69,80 54 IPA 75,50 80,60 55 IPA 83,60 84,50 56 Bahasa 78,50 82,60 57 IPS 79,60 75,50 58 IPS 74,20 72,50 59 Bahasa 75,80 77,00 60 IPA 70,50 74,30 61 Bahasa 75,00 75,20 62 IPA 78,10 75,80 63 IPS 77,50 81,20 64 Bahasa 66,90 68,20 65 Bahasa 74,50 74,00 66 IPA 77,60 78,00 67 IPS 79,00 80,60 68 IPA 77,50 78,00 69 IPS 80,20 82,80 70 Bahasa 76,40 78,10 71 IPS 74,00 74,50 72 IPA 70,80 69,50 73 IPA 84,20 82,50 74 IPS 75,80 75,00 75 IPS 87,60 82,80 76 Bahasa 74,50 72,10 77 Bahasa 75,80 77,10 78 IPA 72,40 74,00 79 IPA 78,60 82,10 80 Bahasa 80,20 79,60 81 IPS 67,80 74,00 Sumber: Database Akademik SMA Negeri 2 Banjarbaru, 2010.
  • 59. 54 3.1.3 Metode Pengukuran Akurasi penerapan algoritma Fuzzy C-Means (FCM) dalam peminatan/ penjurusan di SMA diuji dengan cara: 1. Data sampel siswa dan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan sebelum peminatan dikelompokan dengan algoritma Fuzzy C-Means untuk membagi siswa ke dalam bidang minat tertentu (Kelompok IPA, IPS dan Bahasa) sesuai dengan kesamaan perolehan nilai rata-rata bidang peminatan tersebut. 2. Hasil peminatan Fuzzy C-Means dibandingkan dengan hasil peminatan yang telah diaksanakan di tempat penelitian (terhadap data sampel nilai rata-rata mata pelajaran pada peminatan yang telah dijalani oleh siswa). 3. Jika minat yang dipilih oleh siswa sama dengan peminatan FCM dan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan yang diperoleh setelah peminatan = Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ideal (=75), maka FCM dinyatakan AKURAT. 4. Jika minat yang dipilih oleh siswa sama dengan peminatan FCM dan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan yang diperoleh setelah peminatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ideal, maka FCM dinyatakan TIDAK AKURAT. 5. Jika minat yang dipilih oleh siswa tidak sama dengan peminatan FCM dan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan yang diperoleh setelah peminatan = Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ideal, maka FCM dinyatakan TIDAK AKURAT. 6. Jika minat yang dipilih oleh siswa tidak sama dengan peminatan FCM dan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan yang diperoleh setelah peminatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ideal, maka FCM dinyatakan AKURAT. 7. Selanjutnya dihitung persen tingkat akurasi FCM dengan: % Akurasi = (Jumlah Data Akurat / Total Sampel) * 100 3.2 Penerapan Fuzzy C-Means Dalam Peminatan/Penentuan Jurusan Pada tahap awal dilakukan pemetaan korelasi antara peminatan dengan mata pelajaran peminatan, hasilnya ditunjukan pada gambar 3.1 berikut:
  • 60. 55 Peminatan Jurusan Mata Pelajaran Bidang Minat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Bidang Minat Ilmu Penget. Sosial (IPS) Bidang Minat Bahasa Biologi Matematika Fisika Kimia Sosiologi Geografi Sejarah Ekonomi Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Gambar 3.1 Diagram Korelasi Antara Mata Pelajaran Dengan Peminatan Selanjutnya ditentukan nilai bidang minat tertentu, yang diperoleh dari hasil rata-rata mata pelajaran peminatan yang berada dalam kelompok bidang minat tersebut sebelum dilakukan peminatan. Data ini akan digunakan sebagai data parameter ujicoba peminatan menggunakan FCM ( tabel 3.1.) Setelah parameter nilai rata-rata bidang minat diketahui, selanjutnya dilakukan pemetaan/klastering data mengikuti algoritma FCM: 1. Menetapkan matriks partisi awal U berupa matriks berukuran n x m (n adalah jumlah sampel data, yaitu=42, dan m adalah parameter/atribut setiap data, yaitu=3). Xij = data sampel ke-i (i=1,2,...,n), atribut ke-j (j=1,2,...,m). Data untuk matriks partisi awal yang digunakan adalah data pada tabel 3.3.
  • 61. 56 2. Menentukan Nilai Parameter Awal : - Jumlah cluster ( c ) = 3 - Pangkat (w) = 2 - Maksimum interasi (MaxIter) = 100 - Error terkecil yang diharapkan ( ξ ) = 10- - 5 - Fungsi objektif awal (P0) = 0 - Interasi awal (t) = 1 3. Membangkitkan bilangan random μik, i=1,2,...,n; k=1,2,...c; sebagai elemen-elemen matriks partisi awal (U). Berdasarkan persamaan 2.1, matrik partisi awal (u0) secara random yang terbentuk dengan menggunakan Matlab adalah: rand('state',0) X=[rand(27,3);rand(27,3);rand(27,3)] X = 0.9501 0.6038 0.1509 0.2311 0.2722 0.6979 0.6068 0.1988 0.3784 0.4860 0.0153 0.8600 0.8913 0.7468 0.8537 0.7621 0.4451 0.5936 0.4565 0.9318 0.4966 0.0185 0.4660 0.8998 0.8214 0.4186 0.8216 0.4447 0.8462 0.6449 0.6154 0.5252 0.8180 0.7919 0.2026 0.6602 0.9218 0.6721 0.3420 0.7382 0.8381 0.2897 0.1763 0.0196 0.3412 0.4057 0.6813 0.5341 0.9355 0.3795 0.7271 0.9169 0.8318 0.3093 0.4103 0.5028 0.8385 0.8936 0.7095 0.5681 0.0579 0.4289 0.3704 0.3529 0.3046 0.7027 0.8132 0.1897 0.5466 0.0099 0.1934 0.4449 0.1389 0.6822 0.6946 0.2028 0.3028 0.6213 0.1987 0.5417 0.7948 0.9568 0.5298 0.4120 0.5226 0.6405 0.7446
  • 62. 57 0.8801 0.2091 0.2679 0.1730 0.3798 0.4399 0.9797 0.7833 0.9334 0.2714 0.6808 0.6833 0.2523 0.4611 0.2126 0.8757 0.5678 0.8392 0.7373 0.7942 0.6288 0.1365 0.0592 0.1338 0.0118 0.6029 0.2071 0.8939 0.0503 0.6072 0.1991 0.4154 0.6299 0.2987 0.3050 0.3705 0.6614 0.8744 0.5751 0.2844 0.0150 0.4514 0.4692 0.7680 0.0439 0.0648 0.9708 0.0272 0.9883 0.9901 0.3127 0.5828 0.7889 0.0129 0.4235 0.4387 0.3840 0.5155 0.4983 0.6831 0.3340 0.2140 0.0928 0.4329 0.6435 0.0353 0.2259 0.3200 0.6124 0.5798 0.9601 0.6085 0.7604 0.7266 0.0158 0.0164 0.9084 0.9669 0.1901 0.2319 0.6649 0.5869 0.2393 0.8704 0.0576 0.0498 0.0099 0.3676 0.0784 0.1370 0.6315 0.6408 0.8188 0.7176 0.1909 0.4302 0.6927 0.8439 0.8903 0.0841 0.1739 0.7349 0.4544 0.1708 0.6873 0.4418 0.9943 0.3461 0.3533 0.4398 0.1660 0.1536 0.3400 0.1556 0.6756 0.3142 0.1911 0.6992 0.3651 0.4225 0.7275 0.3932 0.8560 0.4784 0.5915 0.4902 0.5548 0.1197 0.8159 0.1210 0.0381 0.4608 0.4508 0.4586 0.4574 0.7159 0.8699 0.4507 0.8928 0.9342 0.4122 0.2731 0.2644 0.9016 0.2548 0.1603 0.0056
  • 63. 58 0.8656 0.8729 0.2974 0.2324 0.2379 0.0492 0.8049 0.6458 0.6932 4. Menentukan Pusat Klaster (V) Pada iterasi pertama, dengan menggunakan persamaan 2.3 : ?$2 = Σ ((#$ p) )' # ) ∗ A#2 ) Σp) (#$)' # ) dapat dihitung 3 pusat klaster Vkj dengan k=1,2,3 dan j=1,2,3 sebagai berikut: Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke-1 Derajat Keanggotaan Pada Klaster ke-1 Data yang diklaster Siswa (μi1)² x Xi3 (μi1) Xi1 Xi2 Xi3 (μi1)² (μi1)² x Xi1 (μi1)² x Xi2 1 0,9501 7 2,2 7 4,8 76,5 0,9027 65,2 67,5 69,1 2 0,2311 7 4,9 7 6,5 67,3 0,0534 4,0 4,1 3,6 3 0,6068 7 7,5 7 0,6 74,6 0,3682 28,5 26,0 27,5 4 0,4860 6 8,1 7 7,1 77,8 0,2362 16,1 18,2 18,4 5 0,8913 7 6,6 7 1,3 76,1 0,7944 60,9 56,6 60,5 6 0,7621 7 8,2 7 6,4 64,6 0,5808 45,4 44,4 37,5 7 0,4565 7 0,4 7 4,5 72,9 0,2084 14,7 15,5 15,2 8 0,0185 7 5,3 7 5,2 68,7 0,0003 0,0 0,0 0,0 9 0,8214 7 7,1 7 3,7 80,5 0,6747 52,0 49,7 54,3 10 0,4447 7 1,5 7 7,6 77,8 0,1978 14,1 15,3 15,4 11 0,6154 7 4,0 6 9,8 80,3 0,3787 28,0 26,4 30,4 12 0,7919 7 2,8 7 8,4 69,8 0,6271 45,7 49,2 43,8 13 0,9218 7 3,7 7 3,9 71,4 0,8497 62,6 62,8 60,7 14 0,7382 7 3,1 7 3,9 72,5 0,5449 39,8 40,3 39,5 15 0,1763 7 1,9 7 3,2 74,9 0,0311 2,2 2,3 2,3
  • 64. 59 Derajat Keanggotaan Pada Klaster ke-1 Data yang diklaster Siswa (μi1)² x Xi3 (μi1) Xi1 Xi2 Xi3 (μi1)² (μi1)² x Xi1 (μi1)² x Xi2 16 0,4057 7 4,3 73,2 70,3 0,1646 12,2 12,0 11,6 17 0,9355 7 8,3 79,2 79,0 0,8752 68,5 69,3 69,1 18 0,9169 7 1,8 74,3 77,9 0,8407 60,4 62,5 65,5 19 0,4103 7 4,1 75,3 80,3 0,1683 12,5 12,7 13,5 20 0,8936 7 4,7 72,4 72,1 0,7985 59,6 57,8 57,6 21 0,0579 7 4,0 71,3 71,9 0,0034 0,2 0,2 0,2 22 0,3529 7 0,6 78,5 76,6 0,1245 8,8 9,8 9,5 23 0,8132 7 6,8 78,6 73,5 0,6613 50,8 52,0 48,6 24 0,0099 7 5,3 71,2 77,6 0,0001 0,0 0,0 0,0 25 0,1389 7 6,1 72,4 72,4 0,0193 1,5 1,4 1,4 26 0,2028 7 0,7 78,9 69,0 0,0411 2,9 3,2 2,8 27 0,1987 8 3,4 76,1 78,8 0,0395 3,3 3,0 3,1 28 0,9568 7 0,8 76,6 79,0 0,9155 64,8 70,1 72,3 29 0,5226 7 8,3 75,5 80,2 0,2731 21,4 20,6 21,9 30 0,8801 7 6,7 76,4 73,8 0,7746 59,4 59,2 57,2 31 0,1730 7 4,4 79,4 86,1 0,0299 2,2 2,4 2,6 32 0,9797 8 0,4 76,7 78,8 0,9598 77,2 73,6 75,6 33 0,2714 6 6,5 71,0 71,4 0,0737 4,9 5,2 5,3 34 0,2523 6 9,2 76,4 69,0 0,0637 4,4 4,9 4,4 35 0,8757 8 2,7 86,1 80,0 0,7669 63,4 66,0 61,3 36 0,7373 7 5,3 73,5 71,5 0,5436 40,9 40,0 38,9 37 0,1365 8 2,5 79,3 70,8 0,0186 1,5 1,5 1,3 38 0,0118 6 9,3 70,8 73,8 0,0001 0,0 0,0 0,0 39 0,8939 7 7,5 80,6 77,9 0,7991 61,9 64,4 62,2 40 0,1991 6 7,6 75,5 73,0 0,0396 2,7 3,0 2,9 41 0,2987 8 0,3 75,7 74,8 0,0892 7,2 6,8 6,7 42 0,6614 7 0,3 74,2 68,5 0,4374 30,8 32,5 30,0 43 0,2844 7 8,5 65,0 82,5 0,0809 6,3 5,3 6,7 44 0,4692 6 8,5 77,5 72,5 0,2201 15,1 17,1 16,0 45 0,0648 8 1,7 70,5 72,5 0,0042 0,3 0,3 0,3 46 0,9883 7 7,5 75,0 75,8 0,9767 75,7 73,3 74,0 47 0,5828 8 7,5 70,5 77,0 0,3397 29,7 23,9 26,2 48 0,4235 7 5,9 78,0 86,5 0,1794 13,6 14,0 15,5 49 0,5155 7 0,5 70,0 75,5 0,2657 18,7 18,6 20,1 50 0,3340 7 9,0 72,0 65,0 0,1116 8,8 8,0 7,3 51 0,4329 6 5,0 80,0 70,5 0,1874 12,2 15,0 13,2
  • 65. 60 Derajat Keanggotaan Pada Klaster ke-1 Siswa (μi1)² x Xi3 (μi1) Xi1 Xi2 Xi3 52 0,2259 7 8,0 75,0 89,5 0,0510 4,0 3,8 4,6 53 0,5798 7 2,5 75,0 82,5 0,3362 24,4 25,2 27,7 54 0,7604 8 1,0 65,7 75,5 0,5782 46,8 38,0 43,7 55 0,0164 8 9,7 76,5 68,0 0,0003 0,0 0,0 0,0 56 0,1901 7 8,5 67,5 85,7 0,0361 2,8 2,4 3,1 57 0,5869 6 5,0 89,5 70,5 0,3445 22,4 30,8 24,3 58 0,0576 7 0,7 92,0 78,5 0,0033 0,2 0,3 0,3 59 0,3676 7 5,5 70,0 79,5 0,1351 10,2 9,5 10,7 60 0,6315 8 5,0 75,5 80,2 0,3988 33,9 30,1 32,0 61 0,7176 6 8,5 65,0 78,5 0,5149 35,3 33,5 40,4 62 0,6927 8 2,5 69,5 72,1 0,4798 39,6 33,3 34,6 63 0,0841 7 4,5 90,2 70,5 0,0071 0,5 0,6 0,5 64 0,4544 6 9,5 72,5 79,0 0,2065 14,4 15,0 16,3 65 0,4418 7 0,9 74,5 91,5 0,1952 13,8 14,5 17,9 66 0,3533 8 2,5 72,5 70,6 0,1248 10,3 9,0 8,8 67 0,1536 7 5,8 82,1 70,8 0,0236 1,8 1,9 1,7 68 0,6756 8 0,2 74,5 72,5 0,4564 36,6 34,0 33,1 69 0,6992 7 4,5 91,5 69,5 0,4889 36,4 44,7 34,0 70 0,7275 6 0,5 68,7 77,8 0,5293 32,0 36,4 41,2 71 0,4784 7 4,5 77,8 69,8 0,2289 17,1 17,8 16,0 72 0,5548 7 9,0 72,5 73,8 0,3078 24,3 22,3 22,7 73 0,1210 8 7,5 75,2 71,8 0,0146 1,3 1,1 1,1 74 0,4508 6 5,0 76,8 67,5 0,2032 13,2 15,6 13,7 75 0,7159 7 6,0 94,8 74,0 0,5125 39,0 48,6 37,9 76 0,8928 6 5,0 77,8 81,5 0,7971 51,8 62,0 65,0 77 0,2731 6 5,5 68,0 75,8 0,0746 4,9 5,1 5,7 78 0,2548 8 0,4 75,5 74,2 0,0649 5,2 4,9 4,8 79 0,8656 9 0,1 78,7 74,3 0,7493 67,5 59,0 55,7 80 0,2324 7 5,7 74,0 87,5 0,0540 4,1 4,0 4,7 81 0,8049 7 4,9 77,3 65,0 0,6479 48,5 50,1 42,1 Σ 26,9003 2.025,6 2.041,6 2.026,9 Data yang diklaster (μi1)² (μi1)² x Xi1 (μi1)² x Xi2 75,30 75,89 75,35
  • 66. 61 Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke-2 Derajat Keanggotaan Pada Klaster ke-2 Data yang diklaster Siswa (μi2)² x Xi3 (μi2) Xi1 Xi2 Xi3 (μi2)² (μi2)² x Xi1 (μi2)² x Xi2 1 0,6038 72,2 74,8 76,5 0,3646 26,3 27,3 27,9 2 0,2722 74,9 76,5 67,3 0,0741 5,5 5,7 5,0 3 0,1988 77,5 70,6 74,6 0,0395 3,1 2,8 2,9 4 0,0153 68,1 77,1 77,8 0,0002 0,0 0,0 0,0 5 0,7468 76,6 71,3 76,1 0,5577 42,7 39,8 42,4 6 0,4451 78,2 76,4 64,6 0,1981 15,5 15,1 12,8 7 0,9318 70,4 74,5 72,9 0,8683 61,1 64,7 63,3 8 0,4660 75,3 75,2 68,7 0,2172 16,4 16,3 14,9 9 0,4186 77,1 73,7 80,5 0,1752 13,5 12,9 14,1 10 0,8462 71,5 77,6 77,8 0,7161 51,2 55,6 55,7 11 0,5252 74,0 69,8 80,3 0,2758 20,4 19,3 22,1 12 0,2026 72,8 78,4 69,8 0,0410 3,0 3,2 2,9 13 0,6721 73,7 73,9 71,4 0,4517 33,3 33,4 32,3 14 0,8381 73,1 73,9 72,5 0,7024 51,3 51,9 50,9 15 0,0196 71,9 73,2 74,9 0,0004 0,0 0,0 0,0 16 0,6813 74,3 73,2 70,3 0,4642 34,5 34,0 32,6 17 0,3795 78,3 79,2 79,0 0,1440 11,3 11,4 11,4 18 0,8318 71,8 74,3 77,9 0,6919 49,7 51,4 53,9 19 0,5028 74,1 75,3 80,3 0,2528 18,7 19,0 20,3 20 0,7095 74,7 72,4 72,1 0,5034 37,6 36,4 36,3 21 0,4289 74,0 71,3 71,9 0,1840 13,6 13,1 13,2 22 0,3046 70,6 78,5 76,6 0,0928 6,6 7,3 7,1 23 0,1897 76,8 78,6 73,5 0,0360 2,8 2,8 2,6 24 0,1934 75,3 71,2 77,6 0,0374 2,8 2,7 2,9 25 0,6822 76,1 72,4 72,4 0,4654 35,4 33,7 33,7 26 0,3028 70,7 78,9 69,0 0,0917 6,5 7,2 6,3 27 0,5417 83,4 76,1 78,8 0,2934 24,5 22,3 23,1 28 0,5298 70,8 76,6 79,0 0,2807 19,9 21,5 22,2 29 0,6405 78,3 75,5 80,2 0,4102 32,1 31,0 32,9 30 0,2091 76,7 76,4 73,8 0,0437 3,4 3,3 3,2 31 0,3798 74,4 79,4 86,1 0,1442 10,7 11,5 12,4 32 0,7833 80,4 76,7 78,8 0,6136 49,3 47,1 48,3 33 0,6808 66,5 71,0 71,4 0,4635 30,8 32,9 33,1
  • 67. 62 Derajat Keanggotaan Pada Klaster ke-2 Data yang diklaster Siswa (μi2)² x Xi3 (μi2) Xi1 Xi2 Xi3 (μi2)² (μi2)² x Xi1 (μi2)² x Xi2 34 0,4611 69,2 76,4 69,0 0,2126 14,7 16,2 14,7 35 0,5678 82,7 86,1 80,0 0,3224 26,7 27,8 25,8 36 0,7942 75,3 73,5 71,5 0,6308 47,5 46,4 45,1 37 0,0592 82,5 79,3 70,8 0,0035 0,3 0,3 0,2 38 0,6029 69,3 70,8 73,8 0,3635 25,2 25,7 26,8 39 0,0503 77,5 80,6 77,9 0,0025 0,2 0,2 0,2 40 0,4154 67,6 75,5 73,0 0,1726 11,7 13,0 12,6 41 0,3050 80,3 75,7 74,8 0,0930 7,5 7,0 7,0 42 0,8744 70,3 74,2 68,5 0,7646 53,7 56,7 52,4 43 0,0150 78,5 65,0 82,5 0,0002 0,0 0,0 0,0 44 0,7680 68,5 77,5 72,5 0,5898 40,4 45,7 42,8 45 0,9708 81,7 70,5 72,5 0,9425 77,0 66,4 68,3 46 0,9901 77,5 75,0 75,8 0,9803 76,0 73,5 74,3 47 0,7889 87,5 70,5 77,0 0,6224 54,5 43,9 47,9 48 0,4387 75,9 78,0 86,5 0,1925 14,6 15,0 16,6 49 0,4983 70,5 70,0 75,5 0,2483 17,5 17,4 18,7 50 0,2140 79,0 72,0 65,0 0,0458 3,6 3,3 3,0 51 0,6435 65,0 80,0 70,5 0,4141 26,9 33,1 29,2 52 0,3200 78,0 75,0 89,5 0,1024 8,0 7,7 9,2 53 0,9601 72,5 75,0 82,5 0,9218 66,8 69,1 76,0 54 0,7266 81,0 65,7 75,5 0,5279 42,8 34,7 39,9 55 0,9084 89,7 76,5 68,0 0,8252 74,0 63,1 56,1 56 0,2319 78,5 67,5 85,7 0,0538 4,2 3,6 4,6 57 0,2393 65,0 89,5 70,5 0,0573 3,7 5,1 4,0 58 0,0498 70,7 92,0 78,5 0,0025 0,2 0,2 0,2 59 0,0784 75,5 70,0 79,5 0,0061 0,5 0,4 0,5 60 0,6408 85,0 75,5 80,2 0,4106 34,9 31,0 32,9 61 0,1909 68,5 65,0 78,5 0,0364 2,5 2,4 2,9 62 0,8439 82,5 69,5 72,1 0,7122 58,8 49,5 51,3 63 0,1739 74,5 90,2 70,5 0,0302 2,3 2,7 2,1 64 0,1708 69,5 72,5 79,0 0,0292 2,0 2,1 2,3 65 0,9943 70,9 74,5 91,5 0,9886 70,1 73,7 90,5 66 0,4398 82,5 72,5 70,6 0,1934 16,0 14,0 13,7 67 0,3400 75,8 82,1 70,8 0,1156 8,8 9,5 8,2 68 0,3142 80,2 74,5 72,5 0,0987 7,9 7,4 7,2 69 0,3651 74,5 91,5 69,5 0,1333 9,9 12,2 9,3
  • 68. 63 Derajat Keanggotaan Pada Klaster ke-2 Siswa (μi1)² x Xi3 (μi1) Xi1 Xi2 Xi3 70 0,3932 60,5 68,7 77,8 0,1546 9,4 10,6 12,0 71 0,5915 74,5 77,8 69,8 0,3499 26,1 27,2 24,4 72 0,1197 79,0 72,5 73,8 0,0143 1,1 1,0 1,1 73 0,0381 87,5 75,2 71,8 0,0015 0,1 0,1 0,1 74 0,4586 65,0 76,8 67,5 0,2103 13,7 16,2 14,2 75 0,8699 76,0 94,8 74,0 0,7567 57,5 71,7 56,0 76 0,9342 65,0 77,8 81,5 0,8727 56,7 67,9 71,1 77 0,2644 65,5 68,0 75,8 0,0699 4,6 4,8 5,3 78 0,1603 80,4 75,5 74,2 0,0257 2,1 1,9 1,9 79 0,8729 90,1 78,7 74,3 0,7620 68,7 60,0 56,6 80 0,2379 75,7 74,0 87,5 0,0566 4,3 4,2 5,0 81 0,6458 74,9 77,3 65,0 0,4171 31,2 32,2 27,1 Σ 25,4330 1.920,2 1.914,7 1.914,3 Data yang diklaster (μi1)² (μi1)² x Xi1 (μi1)² x Xi2 75,50 75,28 75,27 Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke-3 Derajat Keanggotaan Pada Klaster ke-3 Data yang diklaster Siswa (μi3)² x Xi3 (μi3) Xi1 Xi2 Xi3 (μi3)² (μi3)² x Xi1 (μi3)² x Xi2 1 0,1509 7 2,2 7 4,8 76,5 0,0228 1,6 1,7 1,7 2 0,6979 7 4,9 7 6,5 67,3 0,4871 36,5 37,3 32,8 3 0,3784 7 7,5 7 0,6 74,6 0,1432 11,1 10,1 10,7 4 0,8600 6 8,1 7 7,1 77,8 0,7396 50,4 57,0 57,5 5 0,8537 7 6,6 7 1,3 76,1 0,7288 55,8 52,0 55,5 6 0,5936 7 8,2 7 6,4 64,6 0,3524 27,6 26,9 22,8 7 0,4966 7 0,4 7 4,5 72,9 0,2466 17,4 18,4 18,0 8 0,8998 7 5,3 7 5,2 68,7 0,8096 61,0 60,9 55,6 9 0,8216 7 7,1 7 3,7 80,5 0,6750 52,0 49,7 54,3 10 0,6449 7 1,5 7 7,6 77,8 0,4159 29,7 32,3 32,4 11 0,8180 7 4,0 6 9,8 80,3 0,6691 49,5 46,7 53,7
  • 69. 64 Derajat Keanggotaan Pada Klaster ke-3 Data yang diklaster Siswa (μi3)² x Xi3 (μi3) Xi1 Xi2 Xi3 (μi3)² (μi3)² x Xi1 (μi3)² x Xi2 12 0,6602 72,8 78,4 69,8 0,4359 31,7 34,2 30,4 13 0,3420 73,7 73,9 71,4 0,1170 8,6 8,6 8,4 14 0,2897 73,1 73,9 72,5 0,0839 6,1 6,2 6,1 15 0,3412 71,9 73,2 74,9 0,1164 8,4 8,5 8,7 16 0,5341 74,3 73,2 70,3 0,2853 21,2 20,9 20,1 17 0,7271 78,3 79,2 79,0 0,5287 41,4 41,9 41,8 18 0,3093 71,8 74,3 77,9 0,0957 6,9 7,1 7,5 19 0,8385 74,1 75,3 80,3 0,7031 52,1 52,9 56,5 20 0,5681 74,7 72,4 72,1 0,3227 24,1 23,4 23,3 21 0,3704 74,0 71,3 71,9 0,1372 10,2 9,8 9,9 22 0,7027 70,6 78,5 76,6 0,4938 34,9 38,8 37,8 23 0,5466 76,8 78,6 73,5 0,2988 22,9 23,5 22,0 24 0,4449 75,3 71,2 77,6 0,1979 14,9 14,1 15,4 25 0,6946 76,1 72,4 72,4 0,4825 36,7 34,9 34,9 26 0,6213 70,7 78,9 69,0 0,3860 27,3 30,5 26,6 27 0,7948 83,4 76,1 78,8 0,6317 52,7 48,1 49,8 28 0,4120 70,8 76,6 79,0 0,1697 12,0 13,0 13,4 29 0,7446 78,3 75,5 80,2 0,5544 43,4 41,9 44,5 30 0,2679 76,7 76,4 73,8 0,0718 5,5 5,5 5,3 31 0,4399 74,4 79,4 86,1 0,1935 14,4 15,4 16,7 32 0,9334 80,4 76,7 78,8 0,8712 70,0 66,8 68,7 33 0,6833 66,5 71,0 71,4 0,4669 31,0 33,1 33,3 34 0,2126 69,2 76,4 69,0 0,0452 3,1 3,5 3,1 35 0,8392 82,7 86,1 80,0 0,7043 58,2 60,6 56,3 36 0,6288 75,3 73,5 71,5 0,3954 29,8 29,1 28,3 37 0,1338 82,5 79,3 70,8 0,0179 1,5 1,4 1,3 38 0,2071 69,3 70,8 73,8 0,0429 3,0 3,0 3,2 39 0,6072 77,5 80,6 77,9 0,3687 28,6 29,7 28,7 40 0,6299 67,6 75,5 73,0 0,3968 26,8 30,0 29,0 41 0,3705 80,3 75,7 74,8 0,1373 11,0 10,4 10,3 42 0,5751 70,3 74,2 68,5 0,3307 23,3 24,5 22,7 43 0,4514 78,5 65,0 82,5 0,2038 16,0 13,2 16,8 44 0,0439 68,5 77,5 72,5 0,0019 0,1 0,1 0,1 45 0,0272 81,7 70,5 72,5 0,0007 0,1 0,1 0,1 46 0,3127 77,5 75,0 75,8 0,0978 7,6 7,3 7,4 47 0,0129 87,5 70,5 77,0 0,0002 0,0 0,0 0,0
  • 70. 65 Derajat Keanggotaan Pada Klaster ke-3 Data yang diklaster Siswa (μi3)² x Xi3 (μi3) Xi1 Xi2 Xi3 (μi3)² (μi3)² x Xi1 (μi3)² x Xi2 48 0,3840 75,9 7 8,0 86,5 0,1475 11,2 11,5 12,8 49 0,6831 70,5 7 0,0 75,5 0,4666 32,9 32,7 35,2 50 0,0928 79,0 7 2,0 65,0 0,0086 0,7 0,6 0,6 51 0,0353 65,0 8 0,0 70,5 0,0012 0,1 0,1 0,1 52 0,6124 78,0 7 5,0 89,5 0,3750 29,3 28,1 33,6 53 0,6085 72,5 7 5,0 82,5 0,3703 26,8 27,8 30,5 54 0,0158 81,0 6 5,7 75,5 0,0002 0,0 0,0 0,0 55 0,9669 89,7 7 6,5 68,0 0,9349 83,9 71,5 63,6 56 0,6649 78,5 6 7,5 85,7 0,4421 34,7 29,8 37,9 57 0,8704 65,0 8 9,5 70,5 0,7576 49,2 67,8 53,4 58 0,0099 70,7 9 2,0 78,5 0,0001 0,0 0,0 0,0 59 0,1370 75,5 7 0,0 79,5 0,0188 1,4 1,3 1,5 60 0,8188 85,0 7 5,5 80,2 0,6704 57,0 50,6 53,8 61 0,4302 68,5 6 5,0 78,5 0,1851 12,7 12,0 14,5 62 0,8903 82,5 6 9,5 72,1 0,7926 65,4 55,1 57,1 63 0,7349 74,5 9 0,2 70,5 0,5401 40,2 48,7 38,1 64 0,6873 69,5 7 2,5 79,0 0,4724 32,8 34,2 37,3 65 0,3461 70,9 7 4,5 91,5 0,1198 8,5 8,9 11,0 66 0,1660 82,5 7 2,5 70,6 0,0276 2,3 2,0 1,9 67 0,1556 75,8 8 2,1 70,8 0,0242 1,8 2,0 1,7 68 0,1911 80,2 7 4,5 72,5 0,0365 2,9 2,7 2,6 69 0,4225 74,5 9 1,5 69,5 0,1785 13,3 16,3 12,4 70 0,8560 60,5 6 8,7 77,8 0,7327 44,3 50,3 57,0 71 0,4902 74,5 7 7,8 69,8 0,2403 17,9 18,7 16,8 72 0,8159 79,0 7 2,5 73,8 0,6657 52,6 48,3 49,1 73 0,4608 87,5 7 5,2 71,8 0,2123 18,6 16,0 15,2 74 0,4574 65,0 7 6,8 67,5 0,2092 13,6 16,1 14,1 75 0,4507 76,0 9 4,8 74,0 0,2031 15,4 19,3 15,0 76 0,4122 65,0 7 7,8 81,5 0,1699 11,0 13,2 13,8 77 0,9016 65,5 6 8,0 75,8 0,8129 53,2 55,3 61,6 78 0,0056 80,4 7 5,5 74,2 0,0000 0,0 0,0 0,0 79 0,2974 90,1 7 8,7 74,3 0,0884 8,0 7,0 6,6
  • 71. 66 Derajat Keanggotaan Pada Klaster ke-3 (μi3) Xi1 Xi2 Xi3 80 0,0492 7 5,7 7 4,0 87,5 0,0024 0,2 0,2 0,2 81 0,6932 7 4,9 7 7,3 65,0 0,4805 36,0 37,1 31,2 Σ 26,0654 1.956,2 1.970,3 1.963,4 75,05 75,59 75,33 Siswa Data yang diklaster (μi3)² (μi3)² x Xi1 (μi3)² x Xi2 (μi3)² x Xi3 Pusat klaster (V) yang terbentuk pada iterasi pertama adalah: 75,30 75,89 75,35 75,50 75,28 75,27 75,05 75,59 75,33 V1 = 5. Menghitung Fungsi Objektif (P) Fungsi objektif pada iterasi pertama (p1) dihitung dengan menggunakan persamaan 2.4: a) Σ r5 j jR 6 QX5 Σ UX5 cNΣ X5 OPQR – TUR VY(QU)6d q.f)),qfpi Hasil perhitungan secara rinci dapat dilihat pada table 3.6 berikut: Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Fungsi Objektif pada Iterasi Pertama Kuadrat Derajat Keanggotaan Data ke i L1 L2 L3 LT= L1+L2+L3 μi1² μi2² μi3² Siswa 1 0,9027 0,3646 0,0228 10,9411 4 ,6058 0 ,2303 15,7773 2 0,0534 0,0741 0,4871 3,4893 4 ,8434 3 1,8206 40,1534 3 0,3682 0,0395 0,1432 12,2932 1 ,0414 4 ,5011 17,8357 4 0,2362 0,0002 0,7396 14,0080 0 ,0151 4 1,9231 55,9462 5 0,7944 0,5577 0,7288 18,5263 9 ,8934 1 5,5960 44,0157