O slideshow foi denunciado.
Seu SlideShare está sendo baixado. ×

Materi 06 PPDN dan Hibah

Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Carregando em…3
×

Confira estes a seguir

1 de 23 Anúncio

Mais Conteúdo rRelacionado

Diapositivos para si (20)

Semelhante a Materi 06 PPDN dan Hibah (20)

Anúncio

Mais de Massaputro Delly TP (20)

Mais recentes (20)

Anúncio

Materi 06 PPDN dan Hibah

  1. 1. Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 Beserta Perubahannya VERSI 9.2 PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI & USAHA KECIL DAN DENGAN DANA PINJAMAN/ HIBAH LUAR NEGERI 1
  2. 2. DAFTAR ISI: • Pendayagunaan Produksi dalam Negeri • Pendayagunaan Usaha Kecil • Pengadaan Barang/Jasa melalui Pelelangan/Seleksi Internasional • Pengadaan Barang/Jasa dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri 2
  3. 3. TUJUAN PELATIHA N • Syarat dan kewajiban pengadaan dengan pendayagunaan produksi dalam negeri dan keikutsertaan usaha kecil • Penggunaan tingkat komponen dalam negeri pengadaan barang/jasa dan preferensi harga • Kegiatan dan kriteria pengadaan barang/jasa dengan dana pinjaman/hibah luar negeri • Naskah perjanjian kerjasama dan kredit ekspor • Pelelangan internasional dan keikutsertaan perusahaan asing 3 Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Memahami :
  4. 4. DAFTAR ISI: • Pendayagunaan Produksi dalam Negeri • Pendayagunaan Usaha Kecil • Pengadaan Barang/Jasa melalui Pelelangan/Seleksi Internasional • Pengadaan Barang/Jasa dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri 4
  5. 5. PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI Pasal 96 ayat (1) Dalam pelaksanaan PBJ, K/L/D/I wajib: a) Memaksimalkan penggunaan barang/jasa hasil produksi dalam negeri, termasuk rancang bangun dan perekayasaan nasional dalam PBJ b) Memaksimalkan penggunaan penyedia barang/jasa nasional c) Memaksimalkan penyediaan paket-paket pekerjaan untuk usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi kecil Pendayagunaan Produksi dalam Negeri 5
  6. 6. Perjanjian/Kontrak Wajib Mencantumkan Persyaratan Penggunaan : Pasal 96 ayat (3) Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar lain yang berlaku dan/atau standar internasional Produksi dalam negeri sesuai dengan kemampuan industri nasional Tenaga ahli dan/atau Penyedia Barang/ Jasa dalam negeri 6Pendayagunaan Produksi dalam Negeri
  7. 7. Pada Proses Pengadaan Barang/Jasa Pasal 96 ayat (4)  Menggunakan standar nasional dan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional  Ketentuan dan syarat dimuat dalam Dokumen Pengadaan & dijelaskan kepada semua peserta  Proses Evaluasi PBJ diteliti sehingga benar merupakan produksi dalam Negeri  Bahan dari Impor dipilih barang/jasa berkomponen dalam Negeri paling besar 7Pendayagunaan Produksi dalam Negeri
  8. 8. Penggunaan tenaga ahli harus disusun berdasarkan keperluan yang nyata dan diusahakan secara terencana. (Pasal 96 ayat 6) Pasal 96 ayat 5 & 6 Penyedia Barang/Jasa dalam negeri bertindak sebagai Penyedia Barang/Jasa utama (Pasal 96 ayat 5) 8Pendayagunaan Produksi dalam Negeri
  9. 9. PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI Pasal 96 ayat (7) Pengadaan Barang yang terdiri atas bagian atau komponen dalam negeri dan bagian atau komponen yang masih harus diimpor, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pemilahan atau pembagian komponen harus benar- benar mencerminkan bagian atau komponen yang telah dapat diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen yang masih harus diimpor; dan b. Peserta Pengadaan diwajibkan membuat daftar Barang yang diimpor yang dilengkapi dengan spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang dilampirkan pada Dokumen Penawaran. (pasal 96 ayat 7) 9Pendayagunaan Produksi dalam Negeri
  10. 10. PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI Pasal 96 ayat (1) terdiri atas bagian atau komponen dalam negeri dan bagian atau komponen yang masih harus diimpor, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi Pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benar mencerminkan bagian atau komponen yang telah dapat diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen yang masih harus diimpor; Pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan lainnya sedapat mungkin dilakukan di dalam negeri; Peserta Pengadaan diwajibkan membuat daftar Barang yang diimpor yang dilengkapi dengan spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang dilampirkan pada Dokumen Penawaran. (pasal 96 ayat 8) 10Pendayagunaan Produksi dalam Negeri
  11. 11. PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI Pasal 96 ayat (9) dan (10) Pengadaan Barang Impor dimungkinkan dalam hal: 1. Barang tersebut belum dapat diproduksi di dalam negeri; 2. Spesifikasi teknis barang yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi persyaratan; dan atau 3. Produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan. Penyedia barang/jasa yang melaksanakan pengadaan barang/jasa yang diimpor langsung, semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada di dalam negeri. (antara lain jasa asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan) 11Pendayagunaan Produksi dalam Negeri
  12. 12. TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN) Pasal 98 ayat (2,3,5,6) Menunjukkan besarnya tingkat penggunaan barang/jasa Perhitungan TKDN merujuk pada ketentuan Menteri Perindustrian Mengacu pada daftar inventaris oleh Kementrian Perindustrian Wajib digunakan bila TKDN + BMP mencapai 40% minimal 3 (tiga) produk dalam negeri yang salah satunya bernilai TKDN > 25% Hanya berlaku pada barang yang memenuhi spesifikasi teknis 12Pendayagunaan Produksi dalam Negeri
  13. 13. Perhitungan HEA Pasal 98 ayat (7,8,9) HEA = Harga Evaluasi Akhir KP = Koefisien Preferensi (Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dikali Preferensi tertinggi barang/jasa) HP = Harga Penawaran (Harga Penawaran yang memenuhi persyaratan lelang dan telah dievaluasi) HEA = 1 1 + KP X HP Pada HEA yang sama, pemilik TKDN terbesar menjadi pemenang Tidak mengubah harga penawaran, tetapi HEA dapat merubah urutan 13Pendayagunaan Produksi dalam Negeri
  14. 14. • Pendayagunaan Produksi dalam Negeri • Pendayagunaan Usaha Kecil • Pengadaan Barang/Jasa melalui Pelelangan/Seleksi Internasional • Pengadaan Barang/Jasa dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri 14
  15. 15. Pembinaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta Koperasi Kecil Pasal 100 ayat 5 upaya untuk meningkatkan pelaksanaan kemitraan antara usaha non-kecil dengan Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil di lingkungan instansinya. 15Pendayagunaan Usaha Kecil
  16. 16. • Pendayagunaan Produksi dalam Negeri • Pendayagunaan Usaha Kecil • Pengadaan Barang/Jasa melalui Pelelangan/Seleksi Internasional • Pengadaan Barang/Jasa dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri 16
  17. 17. PBJ Melalui Pelelangan/Seleksi Internasional Pasal 101 Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada penyedia nasional Dokumen pengadaan berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris Dokumen berbahasa Indonesia menjadi acuan jika terdapat perbedaan tafsir Proses pemilihan dilangsungkan di dalam negeri 17Pengadaan Barang/Jasa melalui Pelelangan/Seleksi Internasional
  18. 18. Dokumen Pengadaan Melalui Pelelangan Internasional Adanya kerja sama antara penyedia barang/jasa asing dengan industri dalam negeri Adanya ketentuan yang jelas mengenai tata cara pelaksanaan pengalihan kemampuan, pengetahuan, keahlian dan keterampilan Ketentuan bahwa seluruh proses pengadaan sedapat mungkin dilaksanakan di wilayah Indonesia Pasal 29 18Pengadaan Barang/Jasa melalui Pelelangan/Seleksi Internasional
  19. 19. • Pendayagunaan Produksi dalam Negeri • Pendayagunaan Usaha Kecil • Pengadaan Barang/Jasa melalui Pelelangan/Seleksi Internasional • Pengadaan Barang/Jasa dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri 19
  20. 20. PBJ dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri Ketentuan Umum: Pasal 102  Perencanaan memperhatikan penggunaan spesifikasi teknis, kualifikasi, standar nasional dan kemampuan/potensi nasional;  Kriteria evaluasi mencantumkan peran serta penyedia nasional dan preferensi harga;  Dalam kontrak dicantumkan kewajiban penggunaan produksi dalam negeri;  Memaksimalkan produksi dalam negeri dalam hal:  Studi Kelayakan dan rancang bangun proyek  Penyiapan Dokumen Pengadaan/KAK  Penyusunan HPS 20Pengadaan Barang/Jasa dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri
  21. 21. Ketentuan Umum 2: Pasal 103  PPK wajib memahami: 1. Naskah Perjanjian Pinjaman/Hibah Luar Negeri (NPPLN/NPHLN ) 2. Ketentuan pengadaan setelah NPPLN/NPHLN disepakati PBJ dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri  Pengadaan yang dibiayai Lembaga Penjamin Kredit Ekspor/ Kredit Swasta Asing: 1. Dilakukan melalui Pelelangan/Seleksi Internasional dan harus merupakan proyek prioritas yang tercantum dalam DRPPHLN 2. Dokumen Penawaran sesuai ketentuan dan norma Internasional 3. Evaluasi Penawaran dengan metode perhitungan biaya efektif 21Pengadaan Barang/Jasa dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri
  22. 22. Keikutsertaan Perusahaan Asing dalam PBJ Pasal 104 Perusahaan asing harus bekerja sama dengan perusahaan nasional > Rp 20 Milyar > Rp 10 Milyar > Rp 20 Milyar > Rp 100 Milyar Pekerjaan Konstruksi Barang Jasa Konsultansi Jasa Lainnya 22Pengadaan Barang/Jasa dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri
  23. 23. 23 TERIMA KASIH

Notas do Editor

  • Dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa diupayakan agar Penyedia Barang/Jasa dalam negeri bertindak sebagai Penyedia Barang/Jasa utama, sedangkan Penyedia Barang/Jasa asing dapat berperan sebagai sub-Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan kebutuhan. (Pasal 96 ayat 5)

    Penggunaan tenaga ahli asing yang keahliannya belum dapat diperoleh di Indonesia, harus disusun berdasarkan keperluan yang nyata dan diusahakan secara terencana untuk semaksimal mungkin terjadinya pengalihan keahlian pada tenaga kerja Indonesia. (Pasal 96 ayat 6)

  • Pengadaan Barang yang terdiri atas bagian atau komponen dalam negeri dan bagian atau komponen yang masih harus diimpor, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
    Pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benar mencerminkan bagian atau komponen yang telah dapat diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen yang masih harus diimpor; dan
    Peserta Pengadaan diwajibkan membuat daftar Barang yang diimpor yang dilengkapi dengan spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang dilampirkan pada Dokumen Penawaran. (pasal 96 ayat 7)

×