SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
Baixar para ler offline
Analisis Model IT Menggunakan Balanced Scorecard
       Untuk Pengembangan Sistem Teknologi Informasi

                      Rahmadi Wijaya, S.Si., MT.
                            Dosen Luar Biasa
                                STMIK CIC
                        Jl.Kesambi 58A, Cirebon
                      Email : rakit2272@yahoo.com



                                Abstract
Information System Technology has been implemented broadly in an
organization to achieve the competitive advantage. To support the
business and to keep the alignment with business strategy,
implementation of information system technology needs strategic plan.
The performance of information system technology can measured by IT-
Balance Scorecard (IT-BSC) to derived the strategic plan for future
improvement which aligned with vision, mission and goals of
organizations.

Keywords : Information Technology, IT-Balanced Scorecard


1.   Pendahuluan
Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa informasi menjadi salah satu
sumber daya utama pada suatu organisasi untuk meningkatkan daya saing
terhadap para pesaingnya. Oleh karena itu setiap organisasi mencoba
untuk menerapkan sistem atau teknologi informasi agar dapat
meningkatkan efesiensi dan efektifitas dalam proses bisnis, juga agar
mampu memberikan nilai tambah yaitu berupa competiteve advantage
dalam persaingan bisnis.

Penerapan sistem teknologi informasi akan bermanfaat jika penerapannya
sesuai dengan tujuan, visi dan misi organisasi dengan menetapkan strategi
bisnis dan strategi sistem teknologi informasi. Sehingga dibutuhkan suatu
analisa berbagai faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu
perencanaan strategi sistem atau teknologi informasi yang adaptable dan
selaras dengan strategi bisnis.

2.    Perencanaan Strategis Sistem Teknologi Informasi
Sistem teknologi informasi dikenal dengan nama senjata strategi (strategy
weapon) karena dapat digunakan untuk menerapkan strategi yang dapat
memberikan keuntungan kompetitif.
Organisasi membutuhkan perencanaan strategi untuk sumber daya
teknologi informasinya dengan beberapa alasan sebagai berikut :
a. Hasil dari perencanaan sistem teknologi informasi dapat dibagikan
    kepada manajemen dan ahli – ahli sistem teknologi informasi. Diskusi
    dan persetujuan akan hasil perencanaan ini dapat menyediakan
    pemahaman bersama antara ahli – ahli sistem teknologi informasi dan
    manajer – manajer bisnis tentang bagaimana cara terbaik bagi
    organisasi untuk menggunakan sumber daya informasinya.
b. Mengembangkan suatu rencana untuk sumber daya informasi yang
    dapat membantu mengkomunikasikan masa depan organisasi itu kepada
    pihak lain di dalam organisasi.
c. Diskusi mengenai perencanaan strategi sering kali banyak membantu
    manajer – manajer bisnis dan ahli – ahli sistem teknologi informasi
    dalam membuat keputusan yang mendasar mengenai bagaimana sistem
    teknologi informasi akan diarahkan untuk membantu bisnis organisasi.
d. Dengan perencanaan yang baik, jika sesuatu yang buruk terjadi
    mendadak di organisasi, maka organisasi sudah siap menghadapinya.
e. Hasil dari perencanaan sistem teknologi informasi dapat membantu
    mengalokasikan sumber – sumber daya ke proyek – proyek sistem
    teknologi informasi yang penting dan bermanfaat bagi organisasi. Hasil
    dari perencanaan ini didampingi dengan anggaran biaya yang
    mencerminkan prioritas bisnis untuk sistem teknologi informasi yang
    harus dikembangkan.
f. Alat komunikasi dengan manajemen puncak.
   Banyak manajer sistem teknologi informasi meminta kenaikan anggaran
   yang signifikan untuk pengembangan sistem teknologi informasi. Suatu
   rencana sitem teknologi informasi yang baik, harus dengan jelas
   dihubungkan kepada arah bisnis. Hasil perencanaan yang baik juga
   menjelaskan bagaimana organisasi akan mencapainya. Permintaan
   anggaran akan terlihat lebih masuk akal dan lebih mudah disetujui bagi
   manajemen puncak yang ada diluar departemen sistem teknologi
   informasi.
g. Membantu pemasok.
   Arsitektur dan rencana dari sistem teknologi informasi adalah suatu cara
   efektif bagi organisasi untuk berkomunikasi dengan penjual/pemasok
   tentang kebutuhan dari produk-produk sistem teknologi informasi masa
   depan yang dibutuhkan oleh organisasi. Dengan memahami kebutuhan
   masa depan ini, maka pemasok dapat mempersiapkan jauh sebelumnya.
Perencanaan strategis sistem teknologi informasi mempunyai tahapan-
tahapan sebagai berikut:

                               Visi/misi & Tujuan




    Analisis                        SWOT                                  Analisis
    Eksternal                       Strategi                              Internal




                   Tema-tema Strategis :
                   ----------------------------------------------------




   Corporate         Customer                     Operation                  Future
   Contribution      Orientation                  Excellence                 Orientation

                          IT Balance Scorecard




                                 Rencana
                                 Pengembangan TI



                  Gambar 1. Proses perencanaan strategis
                       sistem teknologi informasi


3.    IT Balanced Scorecard
Pada tahun 1997, Van Grembergen dan Van Bruggen mengadopsi Balanced
Scorecard (BSC) untuk digunakan pada Departemen Teknologi Informasi
organisasi. Dalam pandangan mereka karena Departemen Teknologi
Informasi merupakan penyedia layanan internal maka perspektif yang
digunakan harus diubah dan disesuaikan. Dengan melihat bahwa pengguna
mereka adalah pegawai internal dan kontribusi mereka dinilai berdasarkan
pandangan pihak manajemen maka mereka mengajukan perubahan seperti
pada Gambar 2. dibawah ini.


      BSC Tradisional                                       BSC terhadap IT
Gambar 2. Perubahan perspektif BSC Tradisional
                   menjadi IT Balanced Scorecard


Terdapat beberapa perspektif dalam mengevaluasi kinerja IT yaitu :
a. Perspektif Kontribusi Organisasi (Corporate Contribution)
Perspektif kontribusi organisasi (corporate contribution) adalah perspektif
yang mengevaluasi kinerja IT berdasarkan pandangan dari manajemen
eksekutif, para direktur dan shareholder. Evaluasi IT dapat dipisahkan
menjadi dua macam :
   - Jangka pendek berupa evaluasi secara finansial
   - Jangka panjang yang berorientasi pada proyek dan fungsi IT itu
     sendiri.

Proyek-proyek IT seharusnya dapat memberikan nilai tambah bagi
organisasi. Nilai tambah disini bukan hanya melibatkan resiko dalam
pencapaiannya. Penggunaan tolak ukur keuangan sebagai satu-satunya
pengukur kinerja organisasi memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
   1. Pemakaian kinerja keuangan sebagai satu-satunya penentu kinerja
      organisasi bisa mendorong manajer untuk mengambil tindakan jangka
      pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang. Misalkan,
      untuk menaikkan profit seorang manajer bisa saja mengorbankan
      komitmennya terhadap pengembangan dan pelatihan bagi karyawan,
      termasuk investasi-investasi dalam sistem dan teknologi untuk
      kepentingan organisasi di masa mendatang. Hal ini akan
      mengakibatkan kinerja keuangan akan meningkat untuk jangka
      pendek tapi dalam jangka panjang justru akan merugikan.
   2. Diabaikannya aspek pengukuran non-finansial termasuk intangible
      asset dan intagible benefit, pada umumnya akan memeberikan
      pandangan yang keliru bagi manajer mengenai situasi dan kondisi
      organisasi di masa sekarang apalagi di masa mendatang.
   3. Kinerja keuangan pada dasarnya hanya bertumpu pada kinerja masa
      lalu dan kurang mampu sepenuhnya untuk menuntun organisasi ke
      arah tujuan organisasi di masa mendatang.


b. Perspektif Orientasi Pengguna (User Orientaiton)
Perspektif orientasi pengguna (user orientation) adalah perspektif yang
mengevaluasi kinerja IT berdasarkan cara pandang pengguna bisnis
(pelanggan kita) dan lebih jauh lagi adalah pelanggan dari unit bisnis yang
ada. Dalam perspektif ini organisasi melakukan identifikasi pelanggan dan
segmen pasar yang akan dimasuki. Dan dengan perspektif orientasi
pengguna ini maka organisasi dapat menyelaraskan berbagai ukuran
pelanggan penting yaitu : kepuasan, loyalitas, retensi, akuisisi dan
profitabilitas, dengan pelanggan sendiri dan segmen pasar sasaran. Selain
itu perspektif ini juga memungkinkan organisasi melakukan identifikasi dan
pengukuran dimana secara eksplisit menetapkan proposisi nilai (faktor
pendorong) yang akan organisasi berikan kepada pelanggan dan pasar
sasaran. Jadi jika pengguna tidak merasa puas maka akan banyak keluhan
atau bahkan akan menurunkan kinerja pengguna di masa yang akan datang,
walaupun kinerja mereka saat ini terlihat baik. Secara umum, perspektif
ini memiliki dua kelompok pengukuran, yaitu :

  - Kelompok pengukuran pelanggan utama
    Merupakan ukuran generik yang digunakan hampir semua organisasi,
    yang terdiri dari ukuran: pangsa pasar, retensi pelanggan, akuisisi
    pelanggan, kepuasan pelanggan dan profitabilitas pelanggan.
     1. Pangsa pasar
        Mencerminkan bagian yang dikuasai oleh organisasi atas
        keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi antara lain : jumlah
        pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.
     2. Retensi pelanggan
        Mengukur tingkat dimana organisasi dapat mempertahankan
        hubungan yang baik dengan penggunanya.
     3. Akuisisi pelanggan
        Mengukur tingkat dimana suatu unit bisnis mampu menarik
        pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.
     4. Kepuasan pelanggan
        Menaksir tingkat kepuasaan pelanggan terkait dengan kriteria
        kinerja spesifik dalam value proposiiton.
     5. Profitabilitas pelanggan
        Berhasil dalam empat ukuran pelanggan utama sebelumnya
        bukanlah jaminan bahwa sebuah organisasi memiliki pelanggan
        yang menguntungkan. Karena kepuasan pelanggan dan pangsa
        pasar yang besar hanyalah sebuah alat untuk mencapai
        pengembalian finansial yang tinggi, organisasi berharap untuk
        dapat mengukur tidak hanya besaran bisnis yang dilakukan dengan
        pelanggan tetapi juga profitabilitas dari bisnis ini, terutama dalam
        segmen pelanggan sasaran. Organisasi tidak hanya menginginkan
        pelanggan yang lebih dari sekedar terpuaskan dan senang tetapi
        juga pelanggan yang memberikan keuntungan. Sebuah ukuran
        finansial seperti profitabilitas pelanggan dapat membantu
        organisasi untuk tetap berfokus pada pelanggan, dan di lain pihak
dapat mengungkapkan pelanggan sasaran tertentu yang tidak
          memberian keuntungan.

  - Kelompok pendorong kinerja
    Kelompok pengukuran yang merupakan faktor pendorong kinerja
    (pembeda) hasil pelanggan. Kelompok pengukuran ini menawarkan
    proposisi nilai pelanggan yang diberikan organisasi. Proposisi nilai ini
    menyatakan atribut yang diberikan organisasi kepada produk dan
    jasanya untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan dalam
    pasar sasaran.

     1.    Product/service attributes
           Atribut produk atau jasa mencakup fungsionalitas produk atau
           jasa tersebut, harga dan mutu. Pengguna memiliki preferensi
           yang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan.

     2.    Customer relationship
           Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian
           produk yang ditawarkan organisasi. Perasaan konsumen ini
           sangat dipengaruhi oleh responsivitas dan komitmen organisasi
           terhadap pelanggan berkaitan dengan masalah waktu
           penyampaian. Waktu merupakan komponen yang penting dalam
           persaingan organisasi. Pelanggan biasanya menganggap
           penyelesaian order yang cepat dan tepat waktu sebagai faktor
           yang penting bagi kepuasan mereka.

     3.    Image and reputaiton
           Menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik seorang
           konsumen untuk berhubungan dengan organisasi. Membangun
           image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga
           kualitas seperti yang dijanjikan.

c. Perspektif keunggulan operasional (operational excellence)
Perspektif ini adalah perspektif yang menilai kinerja IT berdasarkan cara
pandang manajemen IT itu sendiri dan lebih jauh lagi adalah pihak yang
berkaitan dengan audit dan pihak yang menetapkan aturan-aturan yang
digunakan.

Keunggulan operational suatu organisasi dapat dilihat pada operasi bisnis
internal yang terjadi, yang dapat dibagi ke dalam :
    1. Inovasi
       Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang
       kebutuhan laten dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa
       yang mereka butuhkan. Proses inovasi dilakukan dan setelah melalui
       serangkaian tes dan telah memenuhi syarat-syarat pemasaran dan
       dapat dikomersilkan maka produk atau jasa tersebut diperkenalkan
       kepada pelanggan. Akitvitas ini merupakan akitvitas penitng yang
berlangsung untuk jangka panjang sehingga menentukan kesuksesan
      organisasi dimasa sekarang dan dimasa mendatang.
   2. Operasional
      Proses ini merupakan proses dalam pembuatan dan penyampaian
      produk atau jasa. Dalam proses ini pengukuran yang terkait dapat
      dikelompokkan pada waktu, kualitas dan biaya.
   3. Pelayanan purna jual
      Proses ini dimulai pada saat produk atau jasa sudah terjual atau
      digunakan. Organisasi dapat mengukur apakah upayanya dalam
      proses ini telah sesuai dengan harapan pelanggan. Pengukuran pada
      proses ini dapat menggunakan tolak ukur yang bersifat kualitas,
      biaya dan waktu.

d. Perspektif orientasi dimasa depan (future orientation)
Perspektif ini adalah perspektif yang menilai kinerja IT berdasarkan cara
pandang dari departemen itu sendiri, yaitu : pelaksanaan, para praktisi
dan profesional yang ada. Pada perspektif terakhir ini akan menyiapkan
infrastruktur organisasi yang memungkinkan tujuan-tujuan dalam tiga
perspektif lainnya dapat dicapai. Kemampuan organisasi untuk dapat
menghasilkan produk atau jasa di masa mendatang dengan kemampuan
layanan yang memuaskan harus dipersiapkan mulai dari saat ini. Pihak
manajemen harus dapat memperkirakan tren di masa mendatang dan
membuat langkah - langkah persiapan dalam mengantisipasinya. Dalam
perspektif ini terdapat tiga kategori yang dapat diperhatikan secara khusus
dalam penanganan di masa depan yaitu :
   - Kapabilitas pekerja
      Salah satu perubahan yang dramatis dalam pemikiran manajer selama
      tahun – tahun terakhir ini adalah peran pegawai dalam organisasi.
      Perencanaan dan pelaksanaan pelatihan kembali (reskilling) pegawai
      yang dapat menjamin kecerdasan dan kreativitasnya dapat
      dimobilisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

     Tiga pengukuran utama yang berlaku umum adalah :
     a. Kepuasan pekerja : menyatakan bahwa moral pekerja dan
         kepuasan kerja secara keseluruhan saat ini dipandang sangat
         penting oleh sebagian besar organisasi. Pekerja yang puas
         merupakan pra-kondisi bagi meningkatnya produkitvitas, daya
         tanggap dan layanan pelanggan di masa kini maupun masa
         mendatang.
     b. Resensi pekerja : menyatakan lama tidaknya para pekerja yang
         diminati organisasi dapat bertahan bekerja. Hal ini berdasarkan
         teori bahwa pada dasarnya suatu organisasi membuat investasi
         jangka panjang dalam diri para pekerja sehingga seitap kali ada
         pekerja yang berhenti dan bukan atas keinginan organisasi maka
         itu merupakan suatu kerugian modal intelektual bagi organisasi
         tersebut.
     c. Produktivitas pekerja : merupakan suatu ukuran hasil atau
         dampak keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian
pekerja, inovasi, proses internal dan kepuasan pelanggan.
         Tujuannya adalah membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh
         para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk
         menghasilkan keluaran tersebut.

     Selain tiga pengukuran inti tersebut di atas, maka terdapat pula
     faktor pendorong yang penting, yaitu :
    a. Kompetensi staf
       Dengan adanya transformasi organisasi maka para pekerja harus
       mengambil tanggung jawab baru agar tujuan pelanggan dan
       keunggulan operasional dapat tercapai. Oleh karena itu maka
       dibutuhkannya pelatihan ulang dapat dipandang dalam dua dimensi
       yaitu : tingkat pelatihan yang dibutuhkan dan persentase tenaga
       kerja yang membutuhkan pelatihan ulang. Bila tingkat pelatihan
       ulang pekerja rendah, latihan dan pendidikan normal sudah
       mencukupi bagi organisasi untuk mempertahankan kapabilitas
       kerja. Dalam hal ini pelatihan ulang bukan merupakan prioritas
       untuk mendapat tempat dalam IT Balanced Scorecard. Hal yang
       berbeda berlaku untuk situasi sebaliknya, dimana pekerja
       membutuhkan latihan khusus.

    b. Infrastruktur Teknologi
       Mencerminkan kekuatan tepat guna dan sasaran dari teknologi yang
       digunakan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya. Faktor-
       faktor yang dapat dimasukkan dalam kategori ini antara lain:
       penggunaan teknologi strategis, penggunaan database strategis,
       pengalaman yang dimiliki (experience capture), proprietary aplikasi
       dan paten atau hak cipta.

    c. Ilmu untuk bertindak
       Faktor pendorong ini biasanya diakibatkan oleh situasi dan kondisi
       tertentu yang tercipta dalam pelaksanaan proses-proses bisnis
       maupun dalam pencapaian tujuan strategis organisasi. Faktor-faktor
       yang termasuk dalam kategori ini antara lain : siklus keputusan
       penting, fokus strategi, pemberdayaan staf, personal aligment,
       moral pekerja dan kerjasama tim.

   - Kapabilitas sistem informasi
     Selain motivasi dan keahlian pekerja, jika ingin para pekerja dapat
     bekerja secara lebih efektif dalam lingkungan yang kompetitif saat
     ini dan di masa mendatang, maka diperlukan data dan informasi yang
     lebih banyak, yang menyangkut pelanggan, keadaan pasar, proses
     internal dan konsekuensi finansial keputusan organisasi.
4.   Motivasi, pemberdayaan dan keselarasan
Kedua kapabilitas di atas tidak akan memberikan kontribusi bagi
keberhasilan organisasi jika para pekerja tidak termotivasi bertindak untuk
kepentingan terbaik organisasi, atau jika mereka tidak diberikan
kebebasan membuat keputusan dan mengambil tindakan. Sebuah ukuran
motivasi pekerja yang sederhana dan banyak digunakan adalah banyaknya
saran yang diberikan per pekerja. Ukuran ini mengukur partisipasi pekerja
dalam meningkatkan kinerja organisasi. Ukuran seperti ini dapat diperkuat
lagi dengan sebuah ukuran pelengkap yaitu jumlah saran yang
dilaksanakan, yang menilai mutu saran yang mereka dihargai dan benar-
benar diperhatikan.

Sedangkan faktor pendorong kinerja keselarasan perorangan dan organisasi
berfokus pada pemahaman dan penyelarasan tujuan setiap departemen
dan atau pekerja dengan tujuan organisasi yang telah dinyatakan dalam IT
Balanced Scorecard.

5.   Penyususunan IT-Balance Scorecard
Untuk melakukan penyusunan IT-Balance Scorecard dilakukan beberapa
tahap meliputi :
a. Menjabarkan visi, misi dan tujuan suatu organisasi
b. Menganalisis lingkungan eksternal dan internal
c. Menetapkan tema-tema strategis
d. Menerapkan tema-tema strategis ke dalam 4 perspektif IT-Balanced
   Scorecard

6.   Kesimpulan
-  Sebuah organisasi memerlukan perencanaan strategi untuk
   mengembangankan suatu sistem teknologi informasi supaya
   mempunyai nilai keunggulan kompetitif bagi organisasinya dan selaras
   dengan strategi bisnisnya.
-  IT-Balanced Scorecard adalah salah satu alat untuk mengukur kinerja
   dari suatu sistem teknologi informasi yang memandang unit bisnis
   teknologi informasi dari 4 (empat) perspektif yaitu: kontribusi ke
   organisasi, orientasi pengguna, keunggulan operasional, dan orientasi
   di masa depan.
-  Metode IT-Balance Scorecard tidak hanya digunakan untuk mengukur
   secara keseluruhan dari proses bisnis dalam satu organisasi, tetapi bisa
   juga digunakan untuk mengukur proses bisnis dalam satu sub unit
   dalam sebuah organisasi.
-  Keunggulan pendekatan balanced scorecard adalah mampu
   menghasilkan rencana strategi yang memiliki karakteristik sebagai
   berikut : Komprehensif, Koheren, Seimbang, dan Terukur.



7. Daftar Pustaka

Ward,J., & Peppard,J. (n.d). Strategic Planning for Information Systems
   (3rd ed.). John Wiley.

Jogiyanto. (2005). Sistem Informasi Strategik.
Gallier,R.D., & Leidner,D.E. (2003). Strategic Information Management (3rd
     ed.).Butterworth-Heinemann.

Yuwono, S., Sukarno,E., Ichsan,M. (2006). Petunjuk Praktis Penyusunan
   Balanced Scorecard.

Tozer, E.E. (1996). Strategic      IS/IT   Planning   (Professsional   Ed.).
    Butterworth-Heinemann.

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a Jurnal analisis model it menggunakan balanced scorecard

Jurnal analisis model it menggunakan balanced scorecard
Jurnal   analisis model it menggunakan balanced scorecardJurnal   analisis model it menggunakan balanced scorecard
Jurnal analisis model it menggunakan balanced scorecardRatzman III
 
Analisis Strategis Sistem informasi Market analysis
Analisis Strategis Sistem informasi Market analysisAnalisis Strategis Sistem informasi Market analysis
Analisis Strategis Sistem informasi Market analysisALGIFahri3
 
Jenis-jenis penilaian kinerja yang berkembang saat ini
Jenis-jenis penilaian kinerja yang berkembang saat iniJenis-jenis penilaian kinerja yang berkembang saat ini
Jenis-jenis penilaian kinerja yang berkembang saat iniHendra Gunawan
 
Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi
Konsep Dasar Sistem Informasi AkuntansiKonsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi
Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansidedidarwis
 
SIM 1, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma,sistem informasi untuk keung...
SIM 1, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma,sistem informasi untuk keung...SIM 1, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma,sistem informasi untuk keung...
SIM 1, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma,sistem informasi untuk keung...rhosidadesarti
 
MANAJEMEN LINGKUP (SCOPE) PROYEK
MANAJEMEN LINGKUP (SCOPE) PROYEKMANAJEMEN LINGKUP (SCOPE) PROYEK
MANAJEMEN LINGKUP (SCOPE) PROYEKDEDE IRYAWAN
 
TUGAS SIM, AKBAR NURHISYAM, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, SISTEM INFORMASI...
TUGAS SIM,  AKBAR NURHISYAM, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, SISTEM INFORMASI...TUGAS SIM,  AKBAR NURHISYAM, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, SISTEM INFORMASI...
TUGAS SIM, AKBAR NURHISYAM, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, SISTEM INFORMASI...akbarnurhisyam1
 
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptx
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptxPPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptx
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptxanastasiababa1
 
TM5-Strategy_PemOnline.docx
TM5-Strategy_PemOnline.docxTM5-Strategy_PemOnline.docx
TM5-Strategy_PemOnline.docxbushintanotes
 
Dokumen.tips manajemen biaya-stratejik-final
Dokumen.tips manajemen biaya-stratejik-finalDokumen.tips manajemen biaya-stratejik-final
Dokumen.tips manajemen biaya-stratejik-finalPutriaRahmadani2
 
Balanced score card_makalahuniversitas_n
Balanced score card_makalahuniversitas_nBalanced score card_makalahuniversitas_n
Balanced score card_makalahuniversitas_nMTs An-Nafi'ah
 
JFS_20230325070222_0.pptx
JFS_20230325070222_0.pptxJFS_20230325070222_0.pptx
JFS_20230325070222_0.pptxMuhammadDika11
 
Tugas sim wirantika a- yananto mihadi putra, se, m.si- pemanfaatan sistem
Tugas sim  wirantika a- yananto mihadi putra, se, m.si- pemanfaatan sistemTugas sim  wirantika a- yananto mihadi putra, se, m.si- pemanfaatan sistem
Tugas sim wirantika a- yananto mihadi putra, se, m.si- pemanfaatan sistemwirantikaanggraeni
 
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, MEMBANDINGKAN KERANG...
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, MEMBANDINGKAN KERANG...SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, MEMBANDINGKAN KERANG...
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, MEMBANDINGKAN KERANG...sevrindaanggia
 
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada p...
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada p...Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada p...
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada p...Christina Aprilyani
 

Semelhante a Jurnal analisis model it menggunakan balanced scorecard (20)

Jurnal analisis model it menggunakan balanced scorecard
Jurnal   analisis model it menggunakan balanced scorecardJurnal   analisis model it menggunakan balanced scorecard
Jurnal analisis model it menggunakan balanced scorecard
 
Analisis Strategis Sistem informasi Market analysis
Analisis Strategis Sistem informasi Market analysisAnalisis Strategis Sistem informasi Market analysis
Analisis Strategis Sistem informasi Market analysis
 
Jenis-jenis penilaian kinerja yang berkembang saat ini
Jenis-jenis penilaian kinerja yang berkembang saat iniJenis-jenis penilaian kinerja yang berkembang saat ini
Jenis-jenis penilaian kinerja yang berkembang saat ini
 
PERTEMUAN 6 BSC.ppt
PERTEMUAN 6 BSC.pptPERTEMUAN 6 BSC.ppt
PERTEMUAN 6 BSC.ppt
 
Pertemuan 4.pptx
Pertemuan 4.pptxPertemuan 4.pptx
Pertemuan 4.pptx
 
5 metode perumusan strategi
5 metode perumusan strategi5 metode perumusan strategi
5 metode perumusan strategi
 
Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi
Konsep Dasar Sistem Informasi AkuntansiKonsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi
Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi
 
SIM 1, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma,sistem informasi untuk keung...
SIM 1, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma,sistem informasi untuk keung...SIM 1, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma,sistem informasi untuk keung...
SIM 1, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma,sistem informasi untuk keung...
 
MANAJEMEN LINGKUP (SCOPE) PROYEK
MANAJEMEN LINGKUP (SCOPE) PROYEKMANAJEMEN LINGKUP (SCOPE) PROYEK
MANAJEMEN LINGKUP (SCOPE) PROYEK
 
TUGAS SIM, AKBAR NURHISYAM, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, SISTEM INFORMASI...
TUGAS SIM,  AKBAR NURHISYAM, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, SISTEM INFORMASI...TUGAS SIM,  AKBAR NURHISYAM, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, SISTEM INFORMASI...
TUGAS SIM, AKBAR NURHISYAM, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, SISTEM INFORMASI...
 
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptx
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptxPPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptx
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptx
 
TM5-Strategy_PemOnline.docx
TM5-Strategy_PemOnline.docxTM5-Strategy_PemOnline.docx
TM5-Strategy_PemOnline.docx
 
Dokumen.tips manajemen biaya-stratejik-final
Dokumen.tips manajemen biaya-stratejik-finalDokumen.tips manajemen biaya-stratejik-final
Dokumen.tips manajemen biaya-stratejik-final
 
Balanced score card_makalahuniversitas_n
Balanced score card_makalahuniversitas_nBalanced score card_makalahuniversitas_n
Balanced score card_makalahuniversitas_n
 
JFS_20230325070222_0.pptx
JFS_20230325070222_0.pptxJFS_20230325070222_0.pptx
JFS_20230325070222_0.pptx
 
341-854-1-PB.pdf
341-854-1-PB.pdf341-854-1-PB.pdf
341-854-1-PB.pdf
 
Tugas sim wirantika a- yananto mihadi putra, se, m.si- pemanfaatan sistem
Tugas sim  wirantika a- yananto mihadi putra, se, m.si- pemanfaatan sistemTugas sim  wirantika a- yananto mihadi putra, se, m.si- pemanfaatan sistem
Tugas sim wirantika a- yananto mihadi putra, se, m.si- pemanfaatan sistem
 
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, MEMBANDINGKAN KERANG...
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, MEMBANDINGKAN KERANG...SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, MEMBANDINGKAN KERANG...
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, MEMBANDINGKAN KERANG...
 
Balance Score Card Concept
Balance Score Card ConceptBalance Score Card Concept
Balance Score Card Concept
 
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada p...
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada p...Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada p...
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada p...
 

Mais de Universitas Putera Batam

ANALISA DESAIN SISTEM INFORMASI UNTUK KEAMANAN SISTEM INFORMASI PADA TRANSAKS...
ANALISA DESAIN SISTEM INFORMASI UNTUK KEAMANAN SISTEM INFORMASI PADA TRANSAKS...ANALISA DESAIN SISTEM INFORMASI UNTUK KEAMANAN SISTEM INFORMASI PADA TRANSAKS...
ANALISA DESAIN SISTEM INFORMASI UNTUK KEAMANAN SISTEM INFORMASI PADA TRANSAKS...Universitas Putera Batam
 
Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan API Spec Q1 di PT. Pipa Mas Puti...
Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan API Spec Q1 di PT. Pipa Mas Puti...Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan API Spec Q1 di PT. Pipa Mas Puti...
Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan API Spec Q1 di PT. Pipa Mas Puti...Universitas Putera Batam
 
Jurnal analisis pengaruh kualitas pelayanan
Jurnal   analisis pengaruh kualitas pelayananJurnal   analisis pengaruh kualitas pelayanan
Jurnal analisis pengaruh kualitas pelayananUniversitas Putera Batam
 
Jurnal analisis dan perancangan sistem informasi akademik
Jurnal   analisis dan perancangan sistem informasi akademikJurnal   analisis dan perancangan sistem informasi akademik
Jurnal analisis dan perancangan sistem informasi akademikUniversitas Putera Batam
 

Mais de Universitas Putera Batam (20)

Bab 5 komputer sederhana sap-1
Bab 5   komputer sederhana sap-1Bab 5   komputer sederhana sap-1
Bab 5 komputer sederhana sap-1
 
Bab 4 register
Bab 4   registerBab 4   register
Bab 4 register
 
Bab 3 flip flop
Bab 3   flip flopBab 3   flip flop
Bab 3 flip flop
 
Bab 1 sejarah komputer
Bab 1   sejarah komputerBab 1   sejarah komputer
Bab 1 sejarah komputer
 
Multiplexer
MultiplexerMultiplexer
Multiplexer
 
Seminar - Software Design
Seminar - Software DesignSeminar - Software Design
Seminar - Software Design
 
Bab 2 gerbang logika
Bab 2   gerbang logikaBab 2   gerbang logika
Bab 2 gerbang logika
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Bab 2 - Sekilas Tentang Proyek
Bab 2 - Sekilas Tentang ProyekBab 2 - Sekilas Tentang Proyek
Bab 2 - Sekilas Tentang Proyek
 
BAB 1 - Pendahuluan
BAB 1 - PendahuluanBAB 1 - Pendahuluan
BAB 1 - Pendahuluan
 
Ratzman framework
Ratzman frameworkRatzman framework
Ratzman framework
 
ANALISA DESAIN SISTEM INFORMASI UNTUK KEAMANAN SISTEM INFORMASI PADA TRANSAKS...
ANALISA DESAIN SISTEM INFORMASI UNTUK KEAMANAN SISTEM INFORMASI PADA TRANSAKS...ANALISA DESAIN SISTEM INFORMASI UNTUK KEAMANAN SISTEM INFORMASI PADA TRANSAKS...
ANALISA DESAIN SISTEM INFORMASI UNTUK KEAMANAN SISTEM INFORMASI PADA TRANSAKS...
 
Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan API Spec Q1 di PT. Pipa Mas Puti...
Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan API Spec Q1 di PT. Pipa Mas Puti...Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan API Spec Q1 di PT. Pipa Mas Puti...
Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan API Spec Q1 di PT. Pipa Mas Puti...
 
Database design guide
Database design guideDatabase design guide
Database design guide
 
Bcprimer
BcprimerBcprimer
Bcprimer
 
Jurnal analisis pengaruh kualitas pelayanan
Jurnal   analisis pengaruh kualitas pelayananJurnal   analisis pengaruh kualitas pelayanan
Jurnal analisis pengaruh kualitas pelayanan
 
Jurnal analisis dan perancangan sistem informasi akademik
Jurnal   analisis dan perancangan sistem informasi akademikJurnal   analisis dan perancangan sistem informasi akademik
Jurnal analisis dan perancangan sistem informasi akademik
 

Jurnal analisis model it menggunakan balanced scorecard

  • 1. Analisis Model IT Menggunakan Balanced Scorecard Untuk Pengembangan Sistem Teknologi Informasi Rahmadi Wijaya, S.Si., MT. Dosen Luar Biasa STMIK CIC Jl.Kesambi 58A, Cirebon Email : rakit2272@yahoo.com Abstract Information System Technology has been implemented broadly in an organization to achieve the competitive advantage. To support the business and to keep the alignment with business strategy, implementation of information system technology needs strategic plan. The performance of information system technology can measured by IT- Balance Scorecard (IT-BSC) to derived the strategic plan for future improvement which aligned with vision, mission and goals of organizations. Keywords : Information Technology, IT-Balanced Scorecard 1. Pendahuluan Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa informasi menjadi salah satu sumber daya utama pada suatu organisasi untuk meningkatkan daya saing terhadap para pesaingnya. Oleh karena itu setiap organisasi mencoba untuk menerapkan sistem atau teknologi informasi agar dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas dalam proses bisnis, juga agar mampu memberikan nilai tambah yaitu berupa competiteve advantage dalam persaingan bisnis. Penerapan sistem teknologi informasi akan bermanfaat jika penerapannya sesuai dengan tujuan, visi dan misi organisasi dengan menetapkan strategi bisnis dan strategi sistem teknologi informasi. Sehingga dibutuhkan suatu analisa berbagai faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu perencanaan strategi sistem atau teknologi informasi yang adaptable dan selaras dengan strategi bisnis. 2. Perencanaan Strategis Sistem Teknologi Informasi Sistem teknologi informasi dikenal dengan nama senjata strategi (strategy weapon) karena dapat digunakan untuk menerapkan strategi yang dapat memberikan keuntungan kompetitif.
  • 2. Organisasi membutuhkan perencanaan strategi untuk sumber daya teknologi informasinya dengan beberapa alasan sebagai berikut : a. Hasil dari perencanaan sistem teknologi informasi dapat dibagikan kepada manajemen dan ahli – ahli sistem teknologi informasi. Diskusi dan persetujuan akan hasil perencanaan ini dapat menyediakan pemahaman bersama antara ahli – ahli sistem teknologi informasi dan manajer – manajer bisnis tentang bagaimana cara terbaik bagi organisasi untuk menggunakan sumber daya informasinya. b. Mengembangkan suatu rencana untuk sumber daya informasi yang dapat membantu mengkomunikasikan masa depan organisasi itu kepada pihak lain di dalam organisasi. c. Diskusi mengenai perencanaan strategi sering kali banyak membantu manajer – manajer bisnis dan ahli – ahli sistem teknologi informasi dalam membuat keputusan yang mendasar mengenai bagaimana sistem teknologi informasi akan diarahkan untuk membantu bisnis organisasi. d. Dengan perencanaan yang baik, jika sesuatu yang buruk terjadi mendadak di organisasi, maka organisasi sudah siap menghadapinya. e. Hasil dari perencanaan sistem teknologi informasi dapat membantu mengalokasikan sumber – sumber daya ke proyek – proyek sistem teknologi informasi yang penting dan bermanfaat bagi organisasi. Hasil dari perencanaan ini didampingi dengan anggaran biaya yang mencerminkan prioritas bisnis untuk sistem teknologi informasi yang harus dikembangkan. f. Alat komunikasi dengan manajemen puncak. Banyak manajer sistem teknologi informasi meminta kenaikan anggaran yang signifikan untuk pengembangan sistem teknologi informasi. Suatu rencana sitem teknologi informasi yang baik, harus dengan jelas dihubungkan kepada arah bisnis. Hasil perencanaan yang baik juga menjelaskan bagaimana organisasi akan mencapainya. Permintaan anggaran akan terlihat lebih masuk akal dan lebih mudah disetujui bagi manajemen puncak yang ada diluar departemen sistem teknologi informasi. g. Membantu pemasok. Arsitektur dan rencana dari sistem teknologi informasi adalah suatu cara efektif bagi organisasi untuk berkomunikasi dengan penjual/pemasok tentang kebutuhan dari produk-produk sistem teknologi informasi masa depan yang dibutuhkan oleh organisasi. Dengan memahami kebutuhan masa depan ini, maka pemasok dapat mempersiapkan jauh sebelumnya.
  • 3. Perencanaan strategis sistem teknologi informasi mempunyai tahapan- tahapan sebagai berikut: Visi/misi & Tujuan Analisis SWOT Analisis Eksternal Strategi Internal Tema-tema Strategis : ---------------------------------------------------- Corporate Customer Operation Future Contribution Orientation Excellence Orientation IT Balance Scorecard Rencana Pengembangan TI Gambar 1. Proses perencanaan strategis sistem teknologi informasi 3. IT Balanced Scorecard Pada tahun 1997, Van Grembergen dan Van Bruggen mengadopsi Balanced Scorecard (BSC) untuk digunakan pada Departemen Teknologi Informasi organisasi. Dalam pandangan mereka karena Departemen Teknologi Informasi merupakan penyedia layanan internal maka perspektif yang digunakan harus diubah dan disesuaikan. Dengan melihat bahwa pengguna mereka adalah pegawai internal dan kontribusi mereka dinilai berdasarkan pandangan pihak manajemen maka mereka mengajukan perubahan seperti pada Gambar 2. dibawah ini. BSC Tradisional BSC terhadap IT
  • 4. Gambar 2. Perubahan perspektif BSC Tradisional menjadi IT Balanced Scorecard Terdapat beberapa perspektif dalam mengevaluasi kinerja IT yaitu : a. Perspektif Kontribusi Organisasi (Corporate Contribution) Perspektif kontribusi organisasi (corporate contribution) adalah perspektif yang mengevaluasi kinerja IT berdasarkan pandangan dari manajemen eksekutif, para direktur dan shareholder. Evaluasi IT dapat dipisahkan menjadi dua macam : - Jangka pendek berupa evaluasi secara finansial - Jangka panjang yang berorientasi pada proyek dan fungsi IT itu sendiri. Proyek-proyek IT seharusnya dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi. Nilai tambah disini bukan hanya melibatkan resiko dalam pencapaiannya. Penggunaan tolak ukur keuangan sebagai satu-satunya pengukur kinerja organisasi memiliki beberapa kelemahan, antara lain : 1. Pemakaian kinerja keuangan sebagai satu-satunya penentu kinerja organisasi bisa mendorong manajer untuk mengambil tindakan jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang. Misalkan, untuk menaikkan profit seorang manajer bisa saja mengorbankan komitmennya terhadap pengembangan dan pelatihan bagi karyawan, termasuk investasi-investasi dalam sistem dan teknologi untuk kepentingan organisasi di masa mendatang. Hal ini akan mengakibatkan kinerja keuangan akan meningkat untuk jangka pendek tapi dalam jangka panjang justru akan merugikan. 2. Diabaikannya aspek pengukuran non-finansial termasuk intangible asset dan intagible benefit, pada umumnya akan memeberikan pandangan yang keliru bagi manajer mengenai situasi dan kondisi organisasi di masa sekarang apalagi di masa mendatang. 3. Kinerja keuangan pada dasarnya hanya bertumpu pada kinerja masa lalu dan kurang mampu sepenuhnya untuk menuntun organisasi ke arah tujuan organisasi di masa mendatang. b. Perspektif Orientasi Pengguna (User Orientaiton)
  • 5. Perspektif orientasi pengguna (user orientation) adalah perspektif yang mengevaluasi kinerja IT berdasarkan cara pandang pengguna bisnis (pelanggan kita) dan lebih jauh lagi adalah pelanggan dari unit bisnis yang ada. Dalam perspektif ini organisasi melakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki. Dan dengan perspektif orientasi pengguna ini maka organisasi dapat menyelaraskan berbagai ukuran pelanggan penting yaitu : kepuasan, loyalitas, retensi, akuisisi dan profitabilitas, dengan pelanggan sendiri dan segmen pasar sasaran. Selain itu perspektif ini juga memungkinkan organisasi melakukan identifikasi dan pengukuran dimana secara eksplisit menetapkan proposisi nilai (faktor pendorong) yang akan organisasi berikan kepada pelanggan dan pasar sasaran. Jadi jika pengguna tidak merasa puas maka akan banyak keluhan atau bahkan akan menurunkan kinerja pengguna di masa yang akan datang, walaupun kinerja mereka saat ini terlihat baik. Secara umum, perspektif ini memiliki dua kelompok pengukuran, yaitu : - Kelompok pengukuran pelanggan utama Merupakan ukuran generik yang digunakan hampir semua organisasi, yang terdiri dari ukuran: pangsa pasar, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan, kepuasan pelanggan dan profitabilitas pelanggan. 1. Pangsa pasar Mencerminkan bagian yang dikuasai oleh organisasi atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi antara lain : jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan. 2. Retensi pelanggan Mengukur tingkat dimana organisasi dapat mempertahankan hubungan yang baik dengan penggunanya. 3. Akuisisi pelanggan Mengukur tingkat dimana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru. 4. Kepuasan pelanggan Menaksir tingkat kepuasaan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposiiton. 5. Profitabilitas pelanggan Berhasil dalam empat ukuran pelanggan utama sebelumnya bukanlah jaminan bahwa sebuah organisasi memiliki pelanggan yang menguntungkan. Karena kepuasan pelanggan dan pangsa pasar yang besar hanyalah sebuah alat untuk mencapai pengembalian finansial yang tinggi, organisasi berharap untuk dapat mengukur tidak hanya besaran bisnis yang dilakukan dengan pelanggan tetapi juga profitabilitas dari bisnis ini, terutama dalam segmen pelanggan sasaran. Organisasi tidak hanya menginginkan pelanggan yang lebih dari sekedar terpuaskan dan senang tetapi juga pelanggan yang memberikan keuntungan. Sebuah ukuran finansial seperti profitabilitas pelanggan dapat membantu organisasi untuk tetap berfokus pada pelanggan, dan di lain pihak
  • 6. dapat mengungkapkan pelanggan sasaran tertentu yang tidak memberian keuntungan. - Kelompok pendorong kinerja Kelompok pengukuran yang merupakan faktor pendorong kinerja (pembeda) hasil pelanggan. Kelompok pengukuran ini menawarkan proposisi nilai pelanggan yang diberikan organisasi. Proposisi nilai ini menyatakan atribut yang diberikan organisasi kepada produk dan jasanya untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan dalam pasar sasaran. 1. Product/service attributes Atribut produk atau jasa mencakup fungsionalitas produk atau jasa tersebut, harga dan mutu. Pengguna memiliki preferensi yang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan. 2. Customer relationship Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk yang ditawarkan organisasi. Perasaan konsumen ini sangat dipengaruhi oleh responsivitas dan komitmen organisasi terhadap pelanggan berkaitan dengan masalah waktu penyampaian. Waktu merupakan komponen yang penting dalam persaingan organisasi. Pelanggan biasanya menganggap penyelesaian order yang cepat dan tepat waktu sebagai faktor yang penting bagi kepuasan mereka. 3. Image and reputaiton Menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik seorang konsumen untuk berhubungan dengan organisasi. Membangun image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang dijanjikan. c. Perspektif keunggulan operasional (operational excellence) Perspektif ini adalah perspektif yang menilai kinerja IT berdasarkan cara pandang manajemen IT itu sendiri dan lebih jauh lagi adalah pihak yang berkaitan dengan audit dan pihak yang menetapkan aturan-aturan yang digunakan. Keunggulan operational suatu organisasi dapat dilihat pada operasi bisnis internal yang terjadi, yang dapat dibagi ke dalam : 1. Inovasi Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan laten dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka butuhkan. Proses inovasi dilakukan dan setelah melalui serangkaian tes dan telah memenuhi syarat-syarat pemasaran dan dapat dikomersilkan maka produk atau jasa tersebut diperkenalkan kepada pelanggan. Akitvitas ini merupakan akitvitas penitng yang
  • 7. berlangsung untuk jangka panjang sehingga menentukan kesuksesan organisasi dimasa sekarang dan dimasa mendatang. 2. Operasional Proses ini merupakan proses dalam pembuatan dan penyampaian produk atau jasa. Dalam proses ini pengukuran yang terkait dapat dikelompokkan pada waktu, kualitas dan biaya. 3. Pelayanan purna jual Proses ini dimulai pada saat produk atau jasa sudah terjual atau digunakan. Organisasi dapat mengukur apakah upayanya dalam proses ini telah sesuai dengan harapan pelanggan. Pengukuran pada proses ini dapat menggunakan tolak ukur yang bersifat kualitas, biaya dan waktu. d. Perspektif orientasi dimasa depan (future orientation) Perspektif ini adalah perspektif yang menilai kinerja IT berdasarkan cara pandang dari departemen itu sendiri, yaitu : pelaksanaan, para praktisi dan profesional yang ada. Pada perspektif terakhir ini akan menyiapkan infrastruktur organisasi yang memungkinkan tujuan-tujuan dalam tiga perspektif lainnya dapat dicapai. Kemampuan organisasi untuk dapat menghasilkan produk atau jasa di masa mendatang dengan kemampuan layanan yang memuaskan harus dipersiapkan mulai dari saat ini. Pihak manajemen harus dapat memperkirakan tren di masa mendatang dan membuat langkah - langkah persiapan dalam mengantisipasinya. Dalam perspektif ini terdapat tiga kategori yang dapat diperhatikan secara khusus dalam penanganan di masa depan yaitu : - Kapabilitas pekerja Salah satu perubahan yang dramatis dalam pemikiran manajer selama tahun – tahun terakhir ini adalah peran pegawai dalam organisasi. Perencanaan dan pelaksanaan pelatihan kembali (reskilling) pegawai yang dapat menjamin kecerdasan dan kreativitasnya dapat dimobilisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Tiga pengukuran utama yang berlaku umum adalah : a. Kepuasan pekerja : menyatakan bahwa moral pekerja dan kepuasan kerja secara keseluruhan saat ini dipandang sangat penting oleh sebagian besar organisasi. Pekerja yang puas merupakan pra-kondisi bagi meningkatnya produkitvitas, daya tanggap dan layanan pelanggan di masa kini maupun masa mendatang. b. Resensi pekerja : menyatakan lama tidaknya para pekerja yang diminati organisasi dapat bertahan bekerja. Hal ini berdasarkan teori bahwa pada dasarnya suatu organisasi membuat investasi jangka panjang dalam diri para pekerja sehingga seitap kali ada pekerja yang berhenti dan bukan atas keinginan organisasi maka itu merupakan suatu kerugian modal intelektual bagi organisasi tersebut. c. Produktivitas pekerja : merupakan suatu ukuran hasil atau dampak keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian
  • 8. pekerja, inovasi, proses internal dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Selain tiga pengukuran inti tersebut di atas, maka terdapat pula faktor pendorong yang penting, yaitu : a. Kompetensi staf Dengan adanya transformasi organisasi maka para pekerja harus mengambil tanggung jawab baru agar tujuan pelanggan dan keunggulan operasional dapat tercapai. Oleh karena itu maka dibutuhkannya pelatihan ulang dapat dipandang dalam dua dimensi yaitu : tingkat pelatihan yang dibutuhkan dan persentase tenaga kerja yang membutuhkan pelatihan ulang. Bila tingkat pelatihan ulang pekerja rendah, latihan dan pendidikan normal sudah mencukupi bagi organisasi untuk mempertahankan kapabilitas kerja. Dalam hal ini pelatihan ulang bukan merupakan prioritas untuk mendapat tempat dalam IT Balanced Scorecard. Hal yang berbeda berlaku untuk situasi sebaliknya, dimana pekerja membutuhkan latihan khusus. b. Infrastruktur Teknologi Mencerminkan kekuatan tepat guna dan sasaran dari teknologi yang digunakan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya. Faktor- faktor yang dapat dimasukkan dalam kategori ini antara lain: penggunaan teknologi strategis, penggunaan database strategis, pengalaman yang dimiliki (experience capture), proprietary aplikasi dan paten atau hak cipta. c. Ilmu untuk bertindak Faktor pendorong ini biasanya diakibatkan oleh situasi dan kondisi tertentu yang tercipta dalam pelaksanaan proses-proses bisnis maupun dalam pencapaian tujuan strategis organisasi. Faktor-faktor yang termasuk dalam kategori ini antara lain : siklus keputusan penting, fokus strategi, pemberdayaan staf, personal aligment, moral pekerja dan kerjasama tim. - Kapabilitas sistem informasi Selain motivasi dan keahlian pekerja, jika ingin para pekerja dapat bekerja secara lebih efektif dalam lingkungan yang kompetitif saat ini dan di masa mendatang, maka diperlukan data dan informasi yang lebih banyak, yang menyangkut pelanggan, keadaan pasar, proses internal dan konsekuensi finansial keputusan organisasi. 4. Motivasi, pemberdayaan dan keselarasan Kedua kapabilitas di atas tidak akan memberikan kontribusi bagi keberhasilan organisasi jika para pekerja tidak termotivasi bertindak untuk kepentingan terbaik organisasi, atau jika mereka tidak diberikan kebebasan membuat keputusan dan mengambil tindakan. Sebuah ukuran
  • 9. motivasi pekerja yang sederhana dan banyak digunakan adalah banyaknya saran yang diberikan per pekerja. Ukuran ini mengukur partisipasi pekerja dalam meningkatkan kinerja organisasi. Ukuran seperti ini dapat diperkuat lagi dengan sebuah ukuran pelengkap yaitu jumlah saran yang dilaksanakan, yang menilai mutu saran yang mereka dihargai dan benar- benar diperhatikan. Sedangkan faktor pendorong kinerja keselarasan perorangan dan organisasi berfokus pada pemahaman dan penyelarasan tujuan setiap departemen dan atau pekerja dengan tujuan organisasi yang telah dinyatakan dalam IT Balanced Scorecard. 5. Penyususunan IT-Balance Scorecard Untuk melakukan penyusunan IT-Balance Scorecard dilakukan beberapa tahap meliputi : a. Menjabarkan visi, misi dan tujuan suatu organisasi b. Menganalisis lingkungan eksternal dan internal c. Menetapkan tema-tema strategis d. Menerapkan tema-tema strategis ke dalam 4 perspektif IT-Balanced Scorecard 6. Kesimpulan - Sebuah organisasi memerlukan perencanaan strategi untuk mengembangankan suatu sistem teknologi informasi supaya mempunyai nilai keunggulan kompetitif bagi organisasinya dan selaras dengan strategi bisnisnya. - IT-Balanced Scorecard adalah salah satu alat untuk mengukur kinerja dari suatu sistem teknologi informasi yang memandang unit bisnis teknologi informasi dari 4 (empat) perspektif yaitu: kontribusi ke organisasi, orientasi pengguna, keunggulan operasional, dan orientasi di masa depan. - Metode IT-Balance Scorecard tidak hanya digunakan untuk mengukur secara keseluruhan dari proses bisnis dalam satu organisasi, tetapi bisa juga digunakan untuk mengukur proses bisnis dalam satu sub unit dalam sebuah organisasi. - Keunggulan pendekatan balanced scorecard adalah mampu menghasilkan rencana strategi yang memiliki karakteristik sebagai berikut : Komprehensif, Koheren, Seimbang, dan Terukur. 7. Daftar Pustaka Ward,J., & Peppard,J. (n.d). Strategic Planning for Information Systems (3rd ed.). John Wiley. Jogiyanto. (2005). Sistem Informasi Strategik.
  • 10. Gallier,R.D., & Leidner,D.E. (2003). Strategic Information Management (3rd ed.).Butterworth-Heinemann. Yuwono, S., Sukarno,E., Ichsan,M. (2006). Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard. Tozer, E.E. (1996). Strategic IS/IT Planning (Professsional Ed.). Butterworth-Heinemann.