SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 17
KRISIS MONETER ASIA 1997-1998
MATA KULIAH
SEMINAR BISNIS INTERNASIONAL
MINAT BISNIS INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
PENYEBAB KRISIS DI ASIA 1997
Krisis keuangan Asia tahun 1997-1998 dipandang sebagai salah satu
peristiwa ekonomi yang paling signifikan dalam sejarah dunia. Krisis
dimulai pada awal Juli 1997, ketika baht Thailand jatuh. Pemerintah
Thailand yang saat itu dibebani dengan utang luar negeri yang amat
besar, memutuskan untuk mengambangkan mata uang Baht setelah
serangan yang dilakukan oleh para spekulan mata uang terhadap
cadangan devisa negaranya.
Pergeseran moneter ini bertujuan untuk merangsang pendapatan
ekspor namun strategi ini terbukti sia-sia dan akhirnya berdampak
pada Korea Selatan, Indonesia, Filipina, dan Malaysia hingga
berdampak pada depresiasi mata uang dan resesi ekonomi yang
mengancam pertumbuhan ekonomi negara di Asia.
PENYEBAB KRISIS DI ASIA 1997
Sistem keuangan domestik yang lemah sementara liberalisasi
keuangan domestik menyebabkan lonjakan arus modal ke bank-
bank dalam negeri serta perusahaan yang melakukan
peminjaman dana jangka pendek dalam valuta asing besar-
besaran ke luar negeri. Hingga akhirnya menghasilkan utang
luar negeri yang melebihi nilai cadangan devisa.
Secara perlahan Thailand kekurangan daya saing yang tercermin
dari menurunya ekspor dan meningkatnya defisit transaksi
berjalan. Thailand mengurangi cadangan devisa sebagai sebuah
upaya untuk mempertahankan mata uangnya namun nilanya
terhadap dollar Amerika terus merosot menyebabkan utang
luar negeri meroket dan memicu krisis
PENYEBAB KRISIS DI ASIA 1997
Krisis ekonomi tesrebut menyentak banyak pihak, mengingat
pencapaian fantastis negara seperti Thailand, Malaysia dan
Korea Selatan. Pada saat terjadinya krisis, modal asing yang
masuk ke kawasan Asia merupakan separuh dari keseluruhan
modal asing di dunia. Modal asing masuk dengan cepat tanpa
disertai dengan kehati-hatian. Ditengah derasnya modal yang
masuk, Thailand pada waktu sebelum krisis menetapkan nilai
tukar yang sejalan dengan dollar AS, sehingga risiko nilai tukar
pada saat itu seringkali diabaikan.
Menurut Stanley Fischer, ada tiga penyebab krisis terjadi di
Asia :
• Kegagalan meredam inflasi di Thailand dan negara lain di Asia akibat
meningkatnya defisit sektor eksternal dan melambungnya harga
properti dan saham;
• Penggunaan sistem nilai tukar tetap (pegged exchange rate) yang
terlalu lama sehingga mendorong melonjaknya utang luar negeri,
meningkatkan exposure terhadap risiko nilai tukar baik sektor
keuangan maupun korporasi;
• Buruknya kualitas kredit perbankan.
• adanya jaminan terselubung dari pemerintah Thailand kepada
lembaga kuangan yang memberikan kredit penuh risiko yang pada
akhirnya menimbulkan moral hazard dimana lembaga keuangan
cenderung menyalurkan dana pinjaman daripada memperkuat
permodalanya
PERAN IMF MENANGANI KRISIS
• IMF didirikan sebagai lembaga multilateral yang diharapkan
mendorong terciptanya kerjasama keuangan internasional,
mendorong ekspansi dan pertumbuhan perdagangan internasional
yang berimbang, mendorong kestabilan nilai tukar, membantu
terciptanya sistim pembayaran internasional, mengusahakan
tersedianya likuiditas sementara bagi negara-ngara anggota yang
mengalami masalah neraca pembayaran dan menghilangkan
kesenjangan neraca pembayaran negara-negara anggotanya.
• Untuk mencapai tujuan dari statute tersebut, IMF memfokuskan diri
dalam tiga kegiatan yaitu:
(1) Surveilliance: suatu proses dimana IMF menilai tahap kerja dan
kerangka kebijakan tiap anggotanya.
(2) Financial Assistance (bantuan keuangan) dan
(3)Technical Assistance (bantunan teknik).
PERAN IMF MENANGANI KRISIS DI ASIA TAUN 1998
• Membantu negara-negara yang terkena dampak krisis paling parah
(Thailand, Korea Selatan, dan Indonesia) melalui program stabilisasi
dan reformasi ekonomi;
• Memberikan bantuan pinjaman dana kepada ketiga negara tersebut
dan membantu menggalang bantuan dari sumber lain untuk
mendukung program reformasi tersebut;
• Menetapkan kebijakan moneter dan fiskal ketat untuk menahan
depresiasi mata uang lebih lanjut;
• Memperbaiki kelemahan sistem keuangan dan melakukan reformasi
keuangan secara menyeluruh;
• Reformasi struktural terhadap sektor yang menghambat
pertumbuhan ekonomi (monopoli, hambatan perdagangan, praktik
perusahaan yang tidak transparan);
• Membantu mempertahankan dan membuka kembali sumber
pembiayaan dari luar negeri; dan
• Mempertahankan kebijakan fiskal yang dianggap sudah baik,
termasuk di dalamnya meningkatkan anggaran bagi rekonstruksi
sektor keuangan.
PERAN IMF MENANGANI KRISIS DI ASIA TAHUN 1998
Sebelum membantu negara-negara yang terkena krisis, sesuai
dengan isi dari Konsensus Washington, IMF menyarankan
negara-negara tersebut mengimplementasikan 10 elemen
yang jika dipersingkat dari 10 elemen di atas adalah,
liberalisasi, deregulasi, dan privatisasi. Dan ketiga syarat
tersebut harus dilakukkan bagi negara yang ingin dibantu oleh
IMF. Nama programnya adalah Structural Adjustment Program
(SAP
KRITIK TERHADAP KEBIJAKAN IMF DALAM MENANGANI
KRISIS ASIA 1997
1. Aliran modal jangka pendek yang bergerak secara pro-cyclical
(modal bergerak ke pasar yang lebih stabil serta menguntungkan
dan keluar dari pasar yang sedang mengalami resesi) sehingga
modal dengan bebas keluar masuk.
2. berkenaan dengan kebijakan IMF one-size-fits-all-recipe. IMF
menggunakan resep yang sama untuk menangani krisis di Asia
dengan krisis di Amerika Latin sebelumnya.
3. kesalahan dalam memo internal berupa paket bailout sebesar USD
$43 milyar untuk memulihkan kepercayaan pasar terhadap rupiah
Indonesia. Sebagai imbalannya IMF menuntut beberapa langkah-
langkah reformasi keuangan yang mendasar salah satunya adalah
penutupan 16 bank swasta dan merestrukturisasi 10 bank lainya
yang malah memicu penarikan dana besar-besaran pada bank-bank
lain
KRITIK TERHADAP KEBIJAKAN IMF DALAM MENANGANI
KRISIS ASIA 1997
Inilah yang dianggap salah oleh para analisa lainya kurang
tepat untuk menyelesaikan krisis di negera-negara Asia
dengan menaikkan suku bunga dan pengetatan kredit dalam
negeri untuk memperlambat pertumbuhan ekonomi,
kebijakan fiskal ketat termasuk pemotongan subsidi pangan
dan energi di Indonesia, yang kemudian dibatalkan setelah
kerusuhan pecah. Sementara Korea Selatan, diminta untuk
menghapuskan hampir semua pembatasan yang tersisa pada
arus modal, termasuk yang berkaitan dengan pasar jasa
keuangan domestik dan kontrol devisa
KRITIK TERHADAP KEBIJAKAN IMF DALAM MENANGANI KRISIS
ASIA 1997
IMF mengemukakan beberapa faktor mengapa program yang
diperkenalkanya tidak bisa menyelesaikan krisis dengan cepat
antara lain:
– Pembalikan kebijakan oleh negara penerima bantuan IMF.
Seperti melonggarkan kembali kebijakan moneter ketat secara
terburu-buru serta ketidakpastian politik;
– Ketidakseimabangan yang besar antara cadangan devisa dengan
hutang jangka pendek yang akan jatuh tempo.
FAKTOR GAGALNYA PROGRAM IMF DI INDONESIA PADA KRISIS
KEUANGAN 1998
• Pembalikan kebijakan oleh negara penerima bantuan IMF.
Seperti melonggarkan kembali kebijakan moneter ketat secara
terburu-buru serta ketidakpastian politik;
• Ketidakseimabangan yang besar antara cadangan devisa
dengan hutang jangka pendek yang akan jatuh tempo.
UPAYA PENYELESAIAN KRISIS ASIA 1998
IMF memasukkan strategi restrukturisasi bank yang
komprehensif, termasuk memperkenalkan program peminjaman
(blanked guaranree) terhadap kewajiban bank dan membentuk
suatu lembaga yang berfungsi mengambil alih bank yang
mengalami likuiditas. Namun kenyataanya pada pertengahan
Januari 1998 rupiah mencapai Rp.5000 per dollar AS. Baru pada
bulan Agustus 1998, pasca Presiden Soeharto mundur dan
digantikan oleh Wakil Presiden BJ Habibie. Pemerintah bersama
IMF menegosiasikan program EFF yang berlaku selama 26 bulan
yang berhasil membantu merestrukturisasi utang luar negeri dan
menyelamatkan Indonesia dari hyperinflation.
INISIATIF JEPANG
Jepang sebagai salah satu negara termaju dan paling
berkembang di Asia sedikit bnayak juga terkena imbas dari krisis
ekonomi dimana Jepang juga mengalami perlambatan ekonomi.
Pada November 1997, Yamaichi Securities dan Hokkaido Taku-
shoku Bank ditutup karena hampir 40% dari total kredit mereka
mengalir ke negara terimbas krisis. Hal menandakan terjadinya
krisis perbankan domestik yang cukup serius.
INISIATIF JEPANG
Meskipun kondisi perekonomian melemah, Jepang
mengupayakan untuk memulihkan kondisi perekonomian
negara-negara Asia yang terkena dampak krisis finansial 1998.
Interdependensi yang tinggi antara Jepang dan negara-negara
ASEAN menjadikan hubungan keduanya saling terkait.
Landasan inilah yang mendorong Jepang untuk bergegas
menyelamatkan perekonomian regional agar tidak semakin
terpuruk. Pemerintah Jepang melalui Kementrian Keuangan
(MOF) merancang suatu kebijakan ekonomi luar negeri untuk
mengatasi krisis finansial Asia 1998.
INISIATIF JEPANG
Kebijakan tersebut diantaranya mengajukan proposal Asian
Monetary Fund pada September 1997 dan memberikan
bantuan finansial secara langsung ke negara yang terkena
dampak krisis dengan tujuan untuk menaga stabilitas finansial
regional dan mencegah datangnya krisis dimasa mendatang.
Jepang akan menjadi penyedia dana utama untuk membantu
negara-negara ASEAN yang terkena dampak krisis Asia 1998
dengan syarat-syarat yang jauh lebih ringan dibandingkan IMF
INISIATIF JEPANG
Proposal AMF akhirnya bergulir dalam format baru berupa
kerjasama bilateral swap Chiang Mai Initiative (CMI) yang dihasilkan
dari kesepakatan forum dialog antar negara ASEAN+3.
CMI yang awalnya hanya merupakan suatu mekanisme penyedia
dana darurat jangka pendek yang dananya masih bergantung
dengan kebijakan IMF (90% dana dapat ditarik jika menyetujui
program IMF), secara bertahap telah menunjukan kemajuannya
melalui pengurangan jumlah porsi kesepakatan dengan IMF
(menjadi 80%).
Bahkan pada tahun 2009 telah ada wacana untuk meniadakan
persyaratan IMF dalam CMI, mengingat pengalaman Korea Selatan
yang memilih untuk tidak menarik dananya di CMI karena tidak
ingin berhadapan kembali dengan program-program IMF

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Inflasi dalam Perspektif Islam
Inflasi dalam Perspektif IslamInflasi dalam Perspektif Islam
Inflasi dalam Perspektif IslamRifatin Aprilia
 
Proposal analisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Proposal analisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaanProposal analisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Proposal analisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaanMarobo United
 
Kelompok 2 'teori keynes'(1)
Kelompok 2 'teori keynes'(1)Kelompok 2 'teori keynes'(1)
Kelompok 2 'teori keynes'(1)saifulmunajat
 
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIABakhrul Ulum
 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorSudirman Jie
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanDadang Solihin
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 
Sejarah Krisis Moneter di Indonesia
Sejarah Krisis Moneter di IndonesiaSejarah Krisis Moneter di Indonesia
Sejarah Krisis Moneter di IndonesiaAfrizna Kurnia Putri
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeCut Endang Kurniasih
 
Sistem moneter-internasional
Sistem moneter-internasionalSistem moneter-internasional
Sistem moneter-internasionalEryPrasetyo5
 
Krisis ekonomi perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi perekonomian IndonesiaKrisis ekonomi perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi perekonomian IndonesiaMohammad Sugiharto
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahmona munawaroh
 
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif Islam
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif IslamPendapatan Nasional Dalam Perspektif Islam
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif IslamAsikin Aja
 
Aliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomiAliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomiYuca Siahaan
 
Strategi pembangunan & pertumbuhan ekonomi
Strategi pembangunan & pertumbuhan ekonomiStrategi pembangunan & pertumbuhan ekonomi
Strategi pembangunan & pertumbuhan ekonomiNamirah Namirah
 

Mais procurados (20)

Inflasi dalam Perspektif Islam
Inflasi dalam Perspektif IslamInflasi dalam Perspektif Islam
Inflasi dalam Perspektif Islam
 
Proposal analisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Proposal analisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaanProposal analisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Proposal analisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
 
Perekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia pptPerekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia ppt
 
Sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islamSistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islam
 
Kelompok 2 'teori keynes'(1)
Kelompok 2 'teori keynes'(1)Kelompok 2 'teori keynes'(1)
Kelompok 2 'teori keynes'(1)
 
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
 
Ekonomi publik
Ekonomi publikEkonomi publik
Ekonomi publik
 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektor
 
PEMIKIRAN MAZHAB KLASIK
PEMIKIRAN MAZHAB KLASIKPEMIKIRAN MAZHAB KLASIK
PEMIKIRAN MAZHAB KLASIK
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
Sejarah Krisis Moneter di Indonesia
Sejarah Krisis Moneter di IndonesiaSejarah Krisis Moneter di Indonesia
Sejarah Krisis Moneter di Indonesia
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
 
Sistem moneter-internasional
Sistem moneter-internasionalSistem moneter-internasional
Sistem moneter-internasional
 
Ekonomi Industri BAB 1
Ekonomi Industri BAB 1Ekonomi Industri BAB 1
Ekonomi Industri BAB 1
 
Krisis ekonomi perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi perekonomian IndonesiaKrisis ekonomi perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi perekonomian Indonesia
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
 
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif Islam
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif IslamPendapatan Nasional Dalam Perspektif Islam
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif Islam
 
Aliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomiAliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomi
 
Strategi pembangunan & pertumbuhan ekonomi
Strategi pembangunan & pertumbuhan ekonomiStrategi pembangunan & pertumbuhan ekonomi
Strategi pembangunan & pertumbuhan ekonomi
 

Semelhante a Krisis moneter asia 1997

Makalah krisis moneter
Makalah krisis moneterMakalah krisis moneter
Makalah krisis moneterWarnet Raha
 
Ekonomi Politik Global Pengantar Dasar dalam HI
Ekonomi Politik Global Pengantar Dasar dalam HIEkonomi Politik Global Pengantar Dasar dalam HI
Ekonomi Politik Global Pengantar Dasar dalam HIra306640
 
MASALAH MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 1998 DAN PENYELESAIANNYA
MASALAH MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 1998 DAN PENYELESAIANNYAMASALAH MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 1998 DAN PENYELESAIANNYA
MASALAH MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 1998 DAN PENYELESAIANNYAnuelsitohang
 
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...Oswar Mungkasa
 
Perekonomian Indonesia_Krisis Ekonomi_di Indonesia.ppt
Perekonomian Indonesia_Krisis Ekonomi_di Indonesia.pptPerekonomian Indonesia_Krisis Ekonomi_di Indonesia.ppt
Perekonomian Indonesia_Krisis Ekonomi_di Indonesia.pptindridesiyanti
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7olerafif
 
Perkembangan perbankan di indonesia
Perkembangan perbankan di indonesiaPerkembangan perbankan di indonesia
Perkembangan perbankan di indonesiaReo_Marfeeza
 
Financial Crisis 1998_What and Why.pdf
Financial Crisis 1998_What and Why.pdfFinancial Crisis 1998_What and Why.pdf
Financial Crisis 1998_What and Why.pdfFebrianYalisman
 
Bempvol1no3des
Bempvol1no3desBempvol1no3des
Bempvol1no3desiphint
 
Mater kebijakan-moneter-2
Mater kebijakan-moneter-2Mater kebijakan-moneter-2
Mater kebijakan-moneter-2ryuzel
 
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskalUtang pemerintah dan kesinambungan fiskal
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskalMulyadi Yusuf
 
Membaca arah kebijakan ekonomi dan moneter 2016
Membaca arah kebijakan ekonomi dan moneter 2016Membaca arah kebijakan ekonomi dan moneter 2016
Membaca arah kebijakan ekonomi dan moneter 2016iqbal haqiqi94
 

Semelhante a Krisis moneter asia 1997 (20)

Makalah krisis moneter
Makalah krisis moneterMakalah krisis moneter
Makalah krisis moneter
 
Makalah krisis moneter
Makalah krisis moneterMakalah krisis moneter
Makalah krisis moneter
 
Ekonomi Politik Global Pengantar Dasar dalam HI
Ekonomi Politik Global Pengantar Dasar dalam HIEkonomi Politik Global Pengantar Dasar dalam HI
Ekonomi Politik Global Pengantar Dasar dalam HI
 
MASALAH MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 1998 DAN PENYELESAIANNYA
MASALAH MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 1998 DAN PENYELESAIANNYAMASALAH MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 1998 DAN PENYELESAIANNYA
MASALAH MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 1998 DAN PENYELESAIANNYA
 
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
 
133821456 makalah-bahasa-perekonomian
133821456 makalah-bahasa-perekonomian133821456 makalah-bahasa-perekonomian
133821456 makalah-bahasa-perekonomian
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Perekonomian Indonesia_Krisis Ekonomi_di Indonesia.ppt
Perekonomian Indonesia_Krisis Ekonomi_di Indonesia.pptPerekonomian Indonesia_Krisis Ekonomi_di Indonesia.ppt
Perekonomian Indonesia_Krisis Ekonomi_di Indonesia.ppt
 
PPT TIM 4.pptx
PPT TIM 4.pptxPPT TIM 4.pptx
PPT TIM 4.pptx
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Perkembangan perbankan di indonesia
Perkembangan perbankan di indonesiaPerkembangan perbankan di indonesia
Perkembangan perbankan di indonesia
 
Financial Crisis 1998_What and Why.pdf
Financial Crisis 1998_What and Why.pdfFinancial Crisis 1998_What and Why.pdf
Financial Crisis 1998_What and Why.pdf
 
Bempvol1no3des
Bempvol1no3desBempvol1no3des
Bempvol1no3des
 
Mater kebijakan-moneter-2
Mater kebijakan-moneter-2Mater kebijakan-moneter-2
Mater kebijakan-moneter-2
 
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskalUtang pemerintah dan kesinambungan fiskal
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal
 
Ekonomi 123
Ekonomi 123Ekonomi 123
Ekonomi 123
 
Membaca arah kebijakan ekonomi dan moneter 2016
Membaca arah kebijakan ekonomi dan moneter 2016Membaca arah kebijakan ekonomi dan moneter 2016
Membaca arah kebijakan ekonomi dan moneter 2016
 
8 bab.pdf
8 bab.pdf8 bab.pdf
8 bab.pdf
 
bab 3.pdf
bab 3.pdfbab 3.pdf
bab 3.pdf
 
bab 3.pdf
bab 3.pdfbab 3.pdf
bab 3.pdf
 

Mais de Somewhere

Global supply chain
Global supply chainGlobal supply chain
Global supply chainSomewhere
 
Globalisasi dan bisnis internasional
Globalisasi dan bisnis internasionalGlobalisasi dan bisnis internasional
Globalisasi dan bisnis internasionalSomewhere
 
Kerjasama promosi dua produk
Kerjasama promosi dua produkKerjasama promosi dua produk
Kerjasama promosi dua produkSomewhere
 
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAKESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJASomewhere
 
Communication cross culture
Communication cross cultureCommunication cross culture
Communication cross cultureSomewhere
 
Blue Ocean Strategy I
Blue Ocean Strategy IBlue Ocean Strategy I
Blue Ocean Strategy ISomewhere
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slideSomewhere
 
Teori portofolio dua aset dan sekuritas
Teori portofolio dua aset dan sekuritasTeori portofolio dua aset dan sekuritas
Teori portofolio dua aset dan sekuritasSomewhere
 
PRODUK DAN JASA DALAM LINGKUP PEMASARAN INTERNASIONAL
PRODUK DAN JASA DALAM LINGKUP PEMASARAN INTERNASIONALPRODUK DAN JASA DALAM LINGKUP PEMASARAN INTERNASIONAL
PRODUK DAN JASA DALAM LINGKUP PEMASARAN INTERNASIONALSomewhere
 
Masyarakat ekonomi asean02015 dan mata uang tunggal asean
Masyarakat ekonomi asean02015 dan mata uang tunggal aseanMasyarakat ekonomi asean02015 dan mata uang tunggal asean
Masyarakat ekonomi asean02015 dan mata uang tunggal aseanSomewhere
 
Pengertian Konsep penelitian_dan_variabel_penelitian
Pengertian Konsep  penelitian_dan_variabel_penelitianPengertian Konsep  penelitian_dan_variabel_penelitian
Pengertian Konsep penelitian_dan_variabel_penelitianSomewhere
 
Pengertian Kajian kepustakaan
 Pengertian Kajian kepustakaan Pengertian Kajian kepustakaan
Pengertian Kajian kepustakaanSomewhere
 
pengertian hipotesis
pengertian hipotesispengertian hipotesis
pengertian hipotesisSomewhere
 
administrasi ekspor dan impor
administrasi ekspor dan imporadministrasi ekspor dan impor
administrasi ekspor dan imporSomewhere
 
Analysis of determinants_of_green_practice_adoption[1]
Analysis of determinants_of_green_practice_adoption[1]Analysis of determinants_of_green_practice_adoption[1]
Analysis of determinants_of_green_practice_adoption[1]Somewhere
 
Studi kawasan amerika tengah
Studi kawasan amerika tengahStudi kawasan amerika tengah
Studi kawasan amerika tengahSomewhere
 
Ekonomi politik internasional
Ekonomi    politik    internasionalEkonomi    politik    internasional
Ekonomi politik internasionalSomewhere
 
Bantuan luar negeri dan bentuk bentuk bantuan luar negeri
Bantuan luar negeri dan bentuk bentuk bantuan luar negeriBantuan luar negeri dan bentuk bentuk bantuan luar negeri
Bantuan luar negeri dan bentuk bentuk bantuan luar negeriSomewhere
 
pengantar hubungan internasional
pengantar hubungan internasionalpengantar hubungan internasional
pengantar hubungan internasionalSomewhere
 

Mais de Somewhere (20)

Global supply chain
Global supply chainGlobal supply chain
Global supply chain
 
Repatriasi
RepatriasiRepatriasi
Repatriasi
 
Globalisasi dan bisnis internasional
Globalisasi dan bisnis internasionalGlobalisasi dan bisnis internasional
Globalisasi dan bisnis internasional
 
Kerjasama promosi dua produk
Kerjasama promosi dua produkKerjasama promosi dua produk
Kerjasama promosi dua produk
 
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAKESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
 
Communication cross culture
Communication cross cultureCommunication cross culture
Communication cross culture
 
Blue Ocean Strategy I
Blue Ocean Strategy IBlue Ocean Strategy I
Blue Ocean Strategy I
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slide
 
Teori portofolio dua aset dan sekuritas
Teori portofolio dua aset dan sekuritasTeori portofolio dua aset dan sekuritas
Teori portofolio dua aset dan sekuritas
 
PRODUK DAN JASA DALAM LINGKUP PEMASARAN INTERNASIONAL
PRODUK DAN JASA DALAM LINGKUP PEMASARAN INTERNASIONALPRODUK DAN JASA DALAM LINGKUP PEMASARAN INTERNASIONAL
PRODUK DAN JASA DALAM LINGKUP PEMASARAN INTERNASIONAL
 
Masyarakat ekonomi asean02015 dan mata uang tunggal asean
Masyarakat ekonomi asean02015 dan mata uang tunggal aseanMasyarakat ekonomi asean02015 dan mata uang tunggal asean
Masyarakat ekonomi asean02015 dan mata uang tunggal asean
 
Pengertian Konsep penelitian_dan_variabel_penelitian
Pengertian Konsep  penelitian_dan_variabel_penelitianPengertian Konsep  penelitian_dan_variabel_penelitian
Pengertian Konsep penelitian_dan_variabel_penelitian
 
Pengertian Kajian kepustakaan
 Pengertian Kajian kepustakaan Pengertian Kajian kepustakaan
Pengertian Kajian kepustakaan
 
pengertian hipotesis
pengertian hipotesispengertian hipotesis
pengertian hipotesis
 
administrasi ekspor dan impor
administrasi ekspor dan imporadministrasi ekspor dan impor
administrasi ekspor dan impor
 
Analysis of determinants_of_green_practice_adoption[1]
Analysis of determinants_of_green_practice_adoption[1]Analysis of determinants_of_green_practice_adoption[1]
Analysis of determinants_of_green_practice_adoption[1]
 
Studi kawasan amerika tengah
Studi kawasan amerika tengahStudi kawasan amerika tengah
Studi kawasan amerika tengah
 
Ekonomi politik internasional
Ekonomi    politik    internasionalEkonomi    politik    internasional
Ekonomi politik internasional
 
Bantuan luar negeri dan bentuk bentuk bantuan luar negeri
Bantuan luar negeri dan bentuk bentuk bantuan luar negeriBantuan luar negeri dan bentuk bentuk bantuan luar negeri
Bantuan luar negeri dan bentuk bentuk bantuan luar negeri
 
pengantar hubungan internasional
pengantar hubungan internasionalpengantar hubungan internasional
pengantar hubungan internasional
 

Último

MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 

Último (20)

MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 

Krisis moneter asia 1997

  • 1. KRISIS MONETER ASIA 1997-1998 MATA KULIAH SEMINAR BISNIS INTERNASIONAL MINAT BISNIS INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
  • 2. PENYEBAB KRISIS DI ASIA 1997 Krisis keuangan Asia tahun 1997-1998 dipandang sebagai salah satu peristiwa ekonomi yang paling signifikan dalam sejarah dunia. Krisis dimulai pada awal Juli 1997, ketika baht Thailand jatuh. Pemerintah Thailand yang saat itu dibebani dengan utang luar negeri yang amat besar, memutuskan untuk mengambangkan mata uang Baht setelah serangan yang dilakukan oleh para spekulan mata uang terhadap cadangan devisa negaranya. Pergeseran moneter ini bertujuan untuk merangsang pendapatan ekspor namun strategi ini terbukti sia-sia dan akhirnya berdampak pada Korea Selatan, Indonesia, Filipina, dan Malaysia hingga berdampak pada depresiasi mata uang dan resesi ekonomi yang mengancam pertumbuhan ekonomi negara di Asia.
  • 3. PENYEBAB KRISIS DI ASIA 1997 Sistem keuangan domestik yang lemah sementara liberalisasi keuangan domestik menyebabkan lonjakan arus modal ke bank- bank dalam negeri serta perusahaan yang melakukan peminjaman dana jangka pendek dalam valuta asing besar- besaran ke luar negeri. Hingga akhirnya menghasilkan utang luar negeri yang melebihi nilai cadangan devisa. Secara perlahan Thailand kekurangan daya saing yang tercermin dari menurunya ekspor dan meningkatnya defisit transaksi berjalan. Thailand mengurangi cadangan devisa sebagai sebuah upaya untuk mempertahankan mata uangnya namun nilanya terhadap dollar Amerika terus merosot menyebabkan utang luar negeri meroket dan memicu krisis
  • 4. PENYEBAB KRISIS DI ASIA 1997 Krisis ekonomi tesrebut menyentak banyak pihak, mengingat pencapaian fantastis negara seperti Thailand, Malaysia dan Korea Selatan. Pada saat terjadinya krisis, modal asing yang masuk ke kawasan Asia merupakan separuh dari keseluruhan modal asing di dunia. Modal asing masuk dengan cepat tanpa disertai dengan kehati-hatian. Ditengah derasnya modal yang masuk, Thailand pada waktu sebelum krisis menetapkan nilai tukar yang sejalan dengan dollar AS, sehingga risiko nilai tukar pada saat itu seringkali diabaikan.
  • 5. Menurut Stanley Fischer, ada tiga penyebab krisis terjadi di Asia : • Kegagalan meredam inflasi di Thailand dan negara lain di Asia akibat meningkatnya defisit sektor eksternal dan melambungnya harga properti dan saham; • Penggunaan sistem nilai tukar tetap (pegged exchange rate) yang terlalu lama sehingga mendorong melonjaknya utang luar negeri, meningkatkan exposure terhadap risiko nilai tukar baik sektor keuangan maupun korporasi; • Buruknya kualitas kredit perbankan. • adanya jaminan terselubung dari pemerintah Thailand kepada lembaga kuangan yang memberikan kredit penuh risiko yang pada akhirnya menimbulkan moral hazard dimana lembaga keuangan cenderung menyalurkan dana pinjaman daripada memperkuat permodalanya
  • 6. PERAN IMF MENANGANI KRISIS • IMF didirikan sebagai lembaga multilateral yang diharapkan mendorong terciptanya kerjasama keuangan internasional, mendorong ekspansi dan pertumbuhan perdagangan internasional yang berimbang, mendorong kestabilan nilai tukar, membantu terciptanya sistim pembayaran internasional, mengusahakan tersedianya likuiditas sementara bagi negara-ngara anggota yang mengalami masalah neraca pembayaran dan menghilangkan kesenjangan neraca pembayaran negara-negara anggotanya. • Untuk mencapai tujuan dari statute tersebut, IMF memfokuskan diri dalam tiga kegiatan yaitu: (1) Surveilliance: suatu proses dimana IMF menilai tahap kerja dan kerangka kebijakan tiap anggotanya. (2) Financial Assistance (bantuan keuangan) dan (3)Technical Assistance (bantunan teknik).
  • 7. PERAN IMF MENANGANI KRISIS DI ASIA TAUN 1998 • Membantu negara-negara yang terkena dampak krisis paling parah (Thailand, Korea Selatan, dan Indonesia) melalui program stabilisasi dan reformasi ekonomi; • Memberikan bantuan pinjaman dana kepada ketiga negara tersebut dan membantu menggalang bantuan dari sumber lain untuk mendukung program reformasi tersebut; • Menetapkan kebijakan moneter dan fiskal ketat untuk menahan depresiasi mata uang lebih lanjut; • Memperbaiki kelemahan sistem keuangan dan melakukan reformasi keuangan secara menyeluruh; • Reformasi struktural terhadap sektor yang menghambat pertumbuhan ekonomi (monopoli, hambatan perdagangan, praktik perusahaan yang tidak transparan); • Membantu mempertahankan dan membuka kembali sumber pembiayaan dari luar negeri; dan • Mempertahankan kebijakan fiskal yang dianggap sudah baik, termasuk di dalamnya meningkatkan anggaran bagi rekonstruksi sektor keuangan.
  • 8. PERAN IMF MENANGANI KRISIS DI ASIA TAHUN 1998 Sebelum membantu negara-negara yang terkena krisis, sesuai dengan isi dari Konsensus Washington, IMF menyarankan negara-negara tersebut mengimplementasikan 10 elemen yang jika dipersingkat dari 10 elemen di atas adalah, liberalisasi, deregulasi, dan privatisasi. Dan ketiga syarat tersebut harus dilakukkan bagi negara yang ingin dibantu oleh IMF. Nama programnya adalah Structural Adjustment Program (SAP
  • 9. KRITIK TERHADAP KEBIJAKAN IMF DALAM MENANGANI KRISIS ASIA 1997 1. Aliran modal jangka pendek yang bergerak secara pro-cyclical (modal bergerak ke pasar yang lebih stabil serta menguntungkan dan keluar dari pasar yang sedang mengalami resesi) sehingga modal dengan bebas keluar masuk. 2. berkenaan dengan kebijakan IMF one-size-fits-all-recipe. IMF menggunakan resep yang sama untuk menangani krisis di Asia dengan krisis di Amerika Latin sebelumnya. 3. kesalahan dalam memo internal berupa paket bailout sebesar USD $43 milyar untuk memulihkan kepercayaan pasar terhadap rupiah Indonesia. Sebagai imbalannya IMF menuntut beberapa langkah- langkah reformasi keuangan yang mendasar salah satunya adalah penutupan 16 bank swasta dan merestrukturisasi 10 bank lainya yang malah memicu penarikan dana besar-besaran pada bank-bank lain
  • 10. KRITIK TERHADAP KEBIJAKAN IMF DALAM MENANGANI KRISIS ASIA 1997 Inilah yang dianggap salah oleh para analisa lainya kurang tepat untuk menyelesaikan krisis di negera-negara Asia dengan menaikkan suku bunga dan pengetatan kredit dalam negeri untuk memperlambat pertumbuhan ekonomi, kebijakan fiskal ketat termasuk pemotongan subsidi pangan dan energi di Indonesia, yang kemudian dibatalkan setelah kerusuhan pecah. Sementara Korea Selatan, diminta untuk menghapuskan hampir semua pembatasan yang tersisa pada arus modal, termasuk yang berkaitan dengan pasar jasa keuangan domestik dan kontrol devisa
  • 11. KRITIK TERHADAP KEBIJAKAN IMF DALAM MENANGANI KRISIS ASIA 1997 IMF mengemukakan beberapa faktor mengapa program yang diperkenalkanya tidak bisa menyelesaikan krisis dengan cepat antara lain: – Pembalikan kebijakan oleh negara penerima bantuan IMF. Seperti melonggarkan kembali kebijakan moneter ketat secara terburu-buru serta ketidakpastian politik; – Ketidakseimabangan yang besar antara cadangan devisa dengan hutang jangka pendek yang akan jatuh tempo.
  • 12. FAKTOR GAGALNYA PROGRAM IMF DI INDONESIA PADA KRISIS KEUANGAN 1998 • Pembalikan kebijakan oleh negara penerima bantuan IMF. Seperti melonggarkan kembali kebijakan moneter ketat secara terburu-buru serta ketidakpastian politik; • Ketidakseimabangan yang besar antara cadangan devisa dengan hutang jangka pendek yang akan jatuh tempo.
  • 13. UPAYA PENYELESAIAN KRISIS ASIA 1998 IMF memasukkan strategi restrukturisasi bank yang komprehensif, termasuk memperkenalkan program peminjaman (blanked guaranree) terhadap kewajiban bank dan membentuk suatu lembaga yang berfungsi mengambil alih bank yang mengalami likuiditas. Namun kenyataanya pada pertengahan Januari 1998 rupiah mencapai Rp.5000 per dollar AS. Baru pada bulan Agustus 1998, pasca Presiden Soeharto mundur dan digantikan oleh Wakil Presiden BJ Habibie. Pemerintah bersama IMF menegosiasikan program EFF yang berlaku selama 26 bulan yang berhasil membantu merestrukturisasi utang luar negeri dan menyelamatkan Indonesia dari hyperinflation.
  • 14. INISIATIF JEPANG Jepang sebagai salah satu negara termaju dan paling berkembang di Asia sedikit bnayak juga terkena imbas dari krisis ekonomi dimana Jepang juga mengalami perlambatan ekonomi. Pada November 1997, Yamaichi Securities dan Hokkaido Taku- shoku Bank ditutup karena hampir 40% dari total kredit mereka mengalir ke negara terimbas krisis. Hal menandakan terjadinya krisis perbankan domestik yang cukup serius.
  • 15. INISIATIF JEPANG Meskipun kondisi perekonomian melemah, Jepang mengupayakan untuk memulihkan kondisi perekonomian negara-negara Asia yang terkena dampak krisis finansial 1998. Interdependensi yang tinggi antara Jepang dan negara-negara ASEAN menjadikan hubungan keduanya saling terkait. Landasan inilah yang mendorong Jepang untuk bergegas menyelamatkan perekonomian regional agar tidak semakin terpuruk. Pemerintah Jepang melalui Kementrian Keuangan (MOF) merancang suatu kebijakan ekonomi luar negeri untuk mengatasi krisis finansial Asia 1998.
  • 16. INISIATIF JEPANG Kebijakan tersebut diantaranya mengajukan proposal Asian Monetary Fund pada September 1997 dan memberikan bantuan finansial secara langsung ke negara yang terkena dampak krisis dengan tujuan untuk menaga stabilitas finansial regional dan mencegah datangnya krisis dimasa mendatang. Jepang akan menjadi penyedia dana utama untuk membantu negara-negara ASEAN yang terkena dampak krisis Asia 1998 dengan syarat-syarat yang jauh lebih ringan dibandingkan IMF
  • 17. INISIATIF JEPANG Proposal AMF akhirnya bergulir dalam format baru berupa kerjasama bilateral swap Chiang Mai Initiative (CMI) yang dihasilkan dari kesepakatan forum dialog antar negara ASEAN+3. CMI yang awalnya hanya merupakan suatu mekanisme penyedia dana darurat jangka pendek yang dananya masih bergantung dengan kebijakan IMF (90% dana dapat ditarik jika menyetujui program IMF), secara bertahap telah menunjukan kemajuannya melalui pengurangan jumlah porsi kesepakatan dengan IMF (menjadi 80%). Bahkan pada tahun 2009 telah ada wacana untuk meniadakan persyaratan IMF dalam CMI, mengingat pengalaman Korea Selatan yang memilih untuk tidak menarik dananya di CMI karena tidak ingin berhadapan kembali dengan program-program IMF