Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen membahas tentang pentingnya ilmu pengetahuan bagi kemajuan suatu daerah dan negara.
2. Terdapat masalah kekurangan ilmu pengetahuan dan keterampilan di kalangan masyarakat Aceh terutama di Lhokseumawe.
3. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) didirikan untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui program pelatihan dan peningkatan ilmu pengetahuan
Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakat
OPTIMALKAN SDM MELALUI SKB
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan merupakan salah satu factor yang sangat penting dan
memiliki pengeruh yang sangat besar demi kemajuan sebuah kota, daerah, bangsa,
dan Negara. Bila faktor ini tidak dimiliki oleh sebuah negara, maka sia-sialah
pembangunan yang telah ada beserta kehidupan masyarakat yang ada didalamnya.
Keberhasilan sebuah negara itu tergantung dengan kemampuan masyarakat atau
rakyatnya yang mampu menciptakan karya-karya, ide-ide, atau solusi-solusi yang
efektif, kreatif, dsn system yang kemampuan tersebut dihasilkan melalui
pembelajaran, pelatihan, dan juga pemberdayaan yang dilakukan oleh organisasiorganisasi pemerintah tentunya, sehingga masyarakat menjadi lebih mandiri dan
berkembang dalam kontek pemikiran yang intelektual.
Reformasi administrasi yang dipengaruhi oleh perubahan dan perubahan dan
perkembangan ternologi yang juga dipengaruhi oleh pemikiran manusia yang
semakin lama semakin berkembang dan maju, membuat keberhasilan negara menjadi
tergantung juga terhadap hal tersebut, tentunya didasari oleh sumber daya manusia
atau masyarakat yang memiliki potensi yang sangat baik di berbagai bidang, terutama
sekali dalam bidang ilmu pengetahuan baik disegi teknologi, social dan politik
tentunya.
Di negara Indonesia khusunya di daerah Nanggroe Aceh Darussalam kita bisa
melihat dan mengetahui masih ada orang tua kita dan pemuda juga pemudi para
generasi bangsa yang kekurangan ilmu pengetahuan dan skill, sehingga kesempatan
untuk mencari kerja menjadi lebih kecil atau sempit yang dapat membuat kehidupan
masyarakat itu sendiri menjadi tidak sejahtera. Maka dari itu diharapkan pemerintah,
baik di kota maupun yang di kabupaten terutama sekali ditingkat kota, karena kota
merupakan langkah awal untuk menuju ketahap selanjutnya yaitu kabupaten, mau
meningkatkan sumber daya manusia atau masyarakatnya, agar masyarakat tersebut
2. menjadi hidup mandiri dan kreatif dengan didasari atau dibekali oleh ilmu
pengetahuan, pengalaman, wawasan, dan skill, dan juga mampu menciptakan ide-ide,
karya-karya, dan solusi-solusi terhadap permasalahan yang ada dikehidupan
masyarakat, khususnya masyarakay Nanggroe Aceh Darussalam.
Salah satu kekurangan ilmu pengetahuan masyarakat, yaitu dari segi membaca
dan juga menulis terutama bagi kaum-kaum awam dan bagi kaum yang putus sekolah
akibat factor ekonomi yang lemah kemudian yang tinggal di pelosok-pelosok desa
maupun di pinggiran kota dan juga skill yang kurang sehingga membuat citra potensi
ilmu pengetahuan masyarakat yang ada di kota Lhokseumawe menjadi kurang
bermutu.
Secara umum data terakhir menunjukkan betapa sektor pendidikan di Aceh
mengalami keterpurukan, setiap tahnnya 55.000 anak putus sekolah. Sekitar 30.000
orang lulusan SD diberbagai kabupaten/kota tidak melanjutkan ke SLTP dan 10.000
orang lagi lulusan SLTP tidak melanjutkan ke SLTA/SMK dan 15.000 orang tidak
melanjtukan ke perguruan tinggi, ditambah lagi pada tahun 2007 ada sekitar 86.760
warga Aceh yang buta aksara, sedangkan di Aceh Utara sendiri ada sekitar 10.997
orang yang buta aksara (serambi : 12 desember 2007)
Tingginya angka permasalahan pendidikan di Aceh menjadi sangat buruk
dimata dunia. Program-program masyarakat yang telah dijalankan atau dilaksanakan
oleh pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan SDM (sumber daya manusia)
masyarakat belum sepenuhnya pun menyentuh kepada masyarakat, artinya dampak
positif yang sepenuhnya yang ditimbulkan tidak terlihat dengan jelas, ditambah lagi
banyak kendala-kendala yang terjadi di lapangan pada saat melakukan proses
program masyarakat.
Sanggar kegiatan belajar (SKB) merupakan suatu lembaga yang sengaja
dibentuk untuk mengatasi semua permasalahan yang terjadi seperti halnya
permasalahan yang telah dibahas di atas tadi melalui program-program masyarakat
yang telah disusun dan direncanakan dengan sistematis, kreatif, efektif, dan efisien
sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam negara. Guna untuk mencapai tujuan
3. tyang telah direncanakan sebelumnya yaitu : untuk menjadikan masyarakat yang
lebih memilki sumber daya manusia yang baik, sehingga berpotensi disegala hal.
Oleh karena itu, begitu pentingnya peran sanggar kegiatan belajar (SKB) itu
sendiri terhadap hal-hal atau masalah-masalah yang telah diuraikan di atas tadi, maka
atas dasar hal tersebut peneliti dapat mengangkat sebuah judul skripsi dengan judul
:Peranan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dalam Peningkatan Sumber Daya
Manusia”
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah :
1. Bagaimanakah peran Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Lhokseumawe
dalam meningkatkan sumber daya manusia?
2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
pemerintah kota Lhokseumawe dalam menjalankan program-program
peningkatan mutu sumber daya manusia?
1.3
Fokus Penelitian
Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah di atas yang menjadi
fokus penelitiannya adalah :
1. Peran Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) kota Lhokseumawe dalam
meningkatkan
sumber
daya
manusia,
meliputi
:
Pelatihan
dan
pengembangan skill, ilmu pengetahuan.
2. Kendala-kendala yang dihadapi oleh Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
pemerintah
Lhokseumawe
dalam
menjalankan
peningkatan mutu sumber daya manusia atau masyarakat.
program-program
4. 1.4
Tujuan penelitian
Penelitian yang dilaksanakan ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis data tentang peran sanggar kegiatan
belajar kabupaten Bireuen dalam meningkatkan sumber daya manusia,
meliputi : pelatihan dan pengembangan skill juga ilmu pengetahuan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis data tentang kendala-kendala yang
dihadapi Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) kabupaten Bireuen dalam
menjalankan program-program peningkatan mutu sumber daya manusia
atau masyarakat.
1.5
Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan focus penelitian, maka penelitian ini
diharapkan bermanfaat secara praktis, dan teoritis.
1. Manfaat Praktis
a. Menjadi konstribusi bagi kabupaten Bireuen khususnya Sanggar Kegiatan
Belajar (SKB) dalam melaksanakan program-program masyarakat untuk
meningkatkan sumber daya manusia menjadi lebih baik.
b. Menjadikan sebuah pedoman yang bermanfaat bagi Sanggar Kegiatan
Belajar (SKB) dalam mengimplementasikan fungsinya yang sistematis,
efektif, dan efisien terhadap kelancaran program-program masyarakat demi
peningakatan sumber daya manusia.
c. Memotivasi Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dalam menghasilkan atau
menimbulkan dampak yang positif terhadap peningkatan sumber daya
manusia bagi masyarakat itu sendiri.
d. Menstabilitaskan situasi dan kondisi Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
kabupaten Bireuen ketika menghadpi masalah-masalah yang timbul dalam
masyarakat terutama masalah peningkatan sumber daya manusia melalui
program-program masyarakat yang telah disusun secara sistematis, efektif,
dan efisiensi.
5. 2. Manfaat Teoritis
a. Dapat menjadi referensi bagi penulis guna menambah ilmu pengetahuan
tentang konsep peningkatan sumber daya manusia melalui program
masyarakat yang dilakukan.
b. Dapat bermanfaat bagi pengambil kebijakan disebuah lembaga pendidikan
dan pelatihan instansi pemerintahan maupun swasta untuk peningkatan
sumber daya manusia.