SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
Download to read offline
BAB I
                              PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang

         Tujuan dari prinsip-prinsip pengelolaan keuangan adalah menyediakan

    pemahaman tentang cara perusahaan atau lembaga bisnis memperoleh dan

    mengalokasikan    dana    yang   dimilikinya    dikenal   dengan    keputusan

    pembelanjaan, menyediakan pemahaman tentang menguji kelayakan suatu

    investasi yang disebut dengan keputusan investasi dan kebijakan tentang

    pemberian deviden kepada pemegang saham atau yang disebut dengan

    keputusan deviden. Dari ketiga keputusan tersebut merupakan hal yang harus

    diputuskan oleh pengelola keuangan didalam menjalankan bisnisnya.

         Kombinasi dari ketiga keputusan tersebut, keputusan investasi sebagai

    keputusan yang paling penting bagi pengelolaan keuangan, karena keputusan

    investasi berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan dan prioritas,

    pengaturan pendanaan, dan penggunaan kriteria tertentu dalam memilih aktiva

    jangka panjang. Semua bagian dari perusahaan yaitu produksi, pemasaran dan

    lain-lain, juga sangat terpengaruh oleh keputusan investasi ini. Dengan

    demikian semua eksekutif terlepas dari tanggung jawab utamanya, harus

    mengetahui bagaimana keputusan investasi dilakukan.




                                       1
2




     Tujuan utama suatu perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran

pemegang saham demikian pula tujuan yang harus dicapai dalam investasi

jangka panjang ini adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham,

jika perusahaan melakukan investasi yang memberikan nilai sekarang yang

lebih besar dari investasi, maka nilai perusahaan akan meningkat. Keputusan

investasi harus dinilai dalam hubungannya dengan kemampuan untuk

menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih besar dari yang disyaratkan

oleh pemilik modal, pengertian nilai disini adalah sebesar nilai sekarang dari

aliran kas yang diharapkan atas investasi, setelah penentuan aliran kas relevan

yang dibutuhkan dalam membuat keputusan penganggaran modal dilakukan,

langkah selanjutnya adalah pengevaluasian daya tarik dari berbagai proposal

investasi yang dipertimbangkan, keputusan investasi dapat bersifat menolak

atau menerima proposal yang diajukan.

     Ada beberapa alternatif metode-metode yang tersedia dalam pemilihan

keputusan dan pengevaluasian proyek, yaitu Metode Accounting Rate Of

Return (ARR), Metode Profitabili Index (PI), Metode Payback Periode (PBP),

Metode Net Present Value (NPV) dan Metode Internal Rate Of Return (ARR).

Keputusan investasi ini diharapkan memperoleh penerimaan-penerimaan yang

dihasilkan dari investasi tersebut yang dapat menutup biaya-biaya yang

dikeluarkannya. Penerimaan investasi yang akan diterima berasal dari proyeksi

keuntungan atas investasi tersebut untuk menganalisis keputusan usulan
3




    investasi atau proyek investasi apakah suatu usulan investasi tersebut layak atau

    tidak untuk dilaksanakan.

         Sehingga bertolak dari masalah tersebut, maka dalam penulisan skripsi ini,

    penulis mengambil judul: “ANALISIS UJI KELAYAKAN INVESTASI PADA

    PT TRIDIGNITI MEGA POWER ”.



1.2 Perumusan Masalah

           Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang

    masalah tersebut, inti permasalahan yang ingin dipecahkan dapat dirumuskan

    sebagai berikut: “Apakah investasi yang dilaksanakan layak untuk diterima?”.



1.3 Tujuan Penelitian

           Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang

    ingin dicapai adalah :

           Untuk membuktikan kelayakan investasi dengan menggunakan metode

    penilaian investasi.



1.4 Manfaat Penelitian

    Manfaat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai

    berikut:
4




a. Bagi Perusahaan

   Diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam melaksanakan

   uji kelayakan investasi dalam kaitannya dengan Net Presen Value.

b. Bagi Pembaca

   Diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai usaha yang dilakukan

   perusahaan untuk melaksanakan investasi.
BAB II

                                  TINJAUAN PUSTAKA



2.1    Landasan Teori

2.1.1 Manajemen Keuangan

2.1.1.1 Pengertian

                Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2005:4) Manajemen Keuangan

       (financial management) atau dalam literatur lain disebut pembelanjaan adalah

       segala    aktivitas   perusahaan   yang   berhubungan   dengan   bagaimana

       memperoleh dana, menggunakan dana dan mengelola asset sesuai tujuan

       perusahaan secara menyeluruh. Dengan kata lain manajemen keuangan

       merupakan manajemen (pengelolaan) mengenai bagaimana memperoleh asset,

       mendanai asset dan mengelola asset untuk mencapai tujuan.

                Menurut James C Van Horne (2004:714) Manajemen keuangan adalah

       sesuatu yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan,dan pengelolaan

       ativa dengan beberapa tujuan menyeluruh.



2.1.1.2 Tujuan Manajemen Keuangan

                Tujuan manajemen keuangan dalam suatu perusahaan secara

       menyeluruh adalah sebagai berikut:

       1. Mensejahterakan kemakmuran pemegang saham melalui pencapaian laba

          yang maksimal.



                                          5
6




       2. Menjaga Kelangsungan hidup perusahaan

       3. Mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial

          perusahaan.



2.1.2 Keputusan Investasi

2.1.2.1 Pengertian

              Investasi menurut Martono dan D. Agus Harjito (2005:138) adalah

       penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan kedalam suatu aset

       (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan dating.

              Dilihat dari jangka waktunya, investasi dibedakan menjadi 3 macam

       yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka

       panjang. Sedangkan dilihat dari jenis aktivanya investasi dibedakan kedalam

       investasi pada aktiva riil dan investasi non-riil (aktiva finansial). Investasi

       pada aktiva riil misalnya dalam tanah, gedung, mesin dan peralatan-peralatan.

       Adapun investasi pada aktiva non-riil misalnya investasi kedalam surat-surat

       berharga.

              Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting bagi

       kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan. Hal ini karena keputusan

       investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi

       yang dilakukan, pengembalian investasi dan resiko investasi yang akan

       timbul. Pengambilan keputusan investasi ini mempertimbangkan aliran kas

       keluar (cash outflow) dan aliran kas masuk (cash inflow) yang akan
7




       diperolehnya berkaitan dengan investasi yang akan diambil oleh suatu

       perusahaan yang akan berinvestasi.



2.1.2.2 Klasifikasi Usulan Investasi

                Menurut Dr. Darmawan Sjahrial, MM (2008:20) secara umum

       investasi jangka panjang ini dapat dikelompokkan menjadi empat macam,

       yaitu:

       1. Investasi Penggantian (Replacements)

          Investasi penggantian asset karena sudah usang atau karena adanya

          teknologi yang baru.

       2. Investasi Perluasan (Expansion)

          Investasi perluasan berupa penambahan kapasitas produksi karena adanya

          kesempatan usaha yang lebih baik.

       3. Investasi Pertumbuhan (Growth)

          Investasi pertumbahan menyangkut penembahan produk baru atau

          diversivikasi produk.

       4. Investasi Lain-Lain (Others)

          Investasi lain yang tidak termasuk kedalam ketiga kategori tersebut

          meliputi peralatan pengendalian polusi dan investasi peningkatan

          keselamatan kerja.
8




2.1.2.3 Tipe-tipe Usulan Investasi

              Setelah adanya cetusan ide untuk mengadakan investasi, langkah

       pertama dalam proses penanaman modal adalah menyusun daftar usulan

       investasi baru yang dilengkapi data secukupnya untuk bahan penganalisaan.

       Analisis proposal pembelanjaan modal bukanlah suatu aktivitas tanpa biaya,

       memang banyak manfaat yang dapat dipetik dengan mengadakan suatu

       analisis tetapi kegiatan ini sendiri membutuhkan biaya. Untuk beberapa jenis

       proyek, seringkali dibutuhkan suatu analisis yang terperinci, sedangkan untuk

       jenis lainnya mungkin cukup diulas secara ringkas. Untuk itu perusahaan-

       perusahaan mengadakan klasifikasi proyek menurut kategori-kategori tertentu

       (penggantian aktiva tetap, ekspansi pasar, proyek keamanan dan lingkungan).

       Semakin besar investasi yang dibutuhkan, akan semakin terperinci analisisnya

       dan semakin tinggi tingkat pejabat yang memutuskannya.

              Pada kebanyakan perusahaan tersedia lebih banyak usulan/proposal

       proyek dari pada kemampuan atau kemauan perusahaan memodalinya.

       Sebagian dari usulan itu baik, sedangkan yang lain buruk, sehingga perlu

       dikembangkan metode untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk.

       Hasil akhir metode ini adalah susunan rangking dari usulan-usulan itu dan

       titik batas seberapa jauh susunan itu dibuat. Sementara itu jika dilihat dari

       segi   keterkaitan   antarinvestasi,   menurut   Arthur   Keown   (2006:G-7)

       mengelompokan investasi menjadi dua, yaitu:
9




      1. Investasi yang Independen

          Investasi dimana keputusan penolakan dan penerimaannya tidak

          berpengaruh apapun terhadap investasi lain. Misalnya keputusan untuk

          membeli perlengkapan untuk material handling dan mesin pengepakan

          rokok.

      2. Mutually Exclusive

          Suatu proyek yang secara mendasar dilakukan secara bersamaan,

          sedemikian sehingga penerimaan terhadap satu berarti penolakan yang

          lainnya.



2.1.3 Capital Budgeting

2.1.3.1 Pengertian Capital Budgeting

             Modal (capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk

      produksi, sedangkan anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yang

      memproyeksikan aliran kas masuk dank as keluar selama beberapa periode

      pada saat yang akan datang. Kemudian anggaran modal (capital budget)

      adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap dan penganggaran modal

      (capital budgeting) adalah proses yang menyeluruh dari analisis proyek dan

      keputusan yang berkaitan dengan anggaran modal.

             Menurut James C Van Horne (2004:324) Penganggaran modal adalah

      proses pengidentifikasi, menganalisa, dan memilih proyek investasi yang

      pengembaliannya (arus kas) diharapkan lebih dari satu tahun.
10




             Menurut Keown Arthur (2005:306) Penganggaran modal (Capital

      Budgeting) adalah proses pembuatan keputusan investasi pada aset tetap.

             Perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap adalah juga

      dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh kembali dana yang

      diinvestasika tersebut seperti halnya pada investasi dalam aktiva lancer.

      Perbedaanya terletak pada jangka waktu dan kembalinya dana yang

      diivestasikan dalam kedua golongan aktiva tersebut. Batas jangka waktu satu

      tahun tersebut tidaklah mutlak.

2.1.3.2 Pentingnya Capital Budgeting

             Menurut Dr. Darmawan Sjahrial (2008:19) capital budgeting

      mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan karena:

      1. Dana yang akan dikeluarkan untuk penganggaran modal akan terikat

          untuk jangka waktu lama dan secara berangsur-angsur melalui penyusutan

          (depresiasi) dapat dicairkan sesuai jangka waktu penyusutan aktiva tetap

          tersebut.

      2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap peningkatan

          produksi dan penjualan dimasa datang.

      3. Pengeluaran investasi untuk pembelian :tanah, bangunan, mesin-mesin

          produksi, alat pembangkit tenaga listrik, alat transportasi merupakan

          pengeluaran yang cukup besar.
11




      4. Kesalahan    dalam     pengambilan   keputusan    mengenai       pengeluaran

         pembelian barang modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang

         dan berat.



2.1.3.3 Manfaat Penyusunan Capital Budgeting

               Manfaat dari penyusunan capital budgeting adalah sebagai berikut:

      1. Bidang Perencanaan

         Yaitu merencanakan penanaman modal sendiri.

      2. Bidang Koordinasi

         Yaitu mengkoordinir penanaman modal dalam kaitannya dengan:

          -   kebutuhan pembelanjaan yaitu kebutuhan kas

          -   pelaksanaan investasi pada berbagai aktivitas operasional

          -   potensi penjualan

          -   potensi keuntungan

          -   potensi return on investmen

      3. Bidang Pengendalian

         Yaitu mengendalikan perubahan modal.

2.1.3.4 Tahap-tahap Penganggaran Modal

              Secara konseptual tahap-tahap dalam membuat penganggaran modal

      adalah sebagai berikut:
12




       1. Biaya Proyek Harus ditentukan.

       2. Manajeman harus memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari proyek,

          termasuk nilai akhir aktiva.

       3. Risiko aliran kas proyek harus diestimasi.

       4. Dengan mengetahui risiko aliran kas proyek, manajeman menentukan

          biaya modal yang tepat untuk mendiskontokan aliran kas proyek.

       5. dengan menggunakan dasar nilai waktu uang, aliran kas masuk yang

          diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva pada perusahaan.

       6. Nilai Sekarang (present value) aliran kas masuk yang diharapkan dengan

          present value pengeluaran yang diperlukan.



2.1.4 Biaya Modal (cost of capital)

            Konsep biaya modal menurut Arthur J. Keown (2005:444) merupakan

     biaya peluang dari penggunaan dana untuk diinvestasikan dalam proyek baru.

     Dan biaya modal tertimbang adalah rata-rata tertimbang dari sumber

     pembiayaan pribadi, dimana timbangannya sama dengan persentase modal yang

     ada dari beberapa sumber pembiayaan.

            Biaya modal menurut Martono dan Agus Harjito (2005:201) adalah

     biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik

     yang berasal dari hutang , saham preferen, saham biasa maupun laba ditahan

     untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.
13




       Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing

sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual

tersebut dihitung satu per satu untuk tiap jenis modal. Namun, apabila

perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang

dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of

capital atau WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Sekali lagi bahwa,

konsep biaya modal dimaksudkan untuk menentukan besarnya biaya riil dari

penggunaan dana dari masing-masing sumber dana. Dari biaya modal secara

individual tersebut digunakan untuk menentukan biaya modal rata-ratanya.

       Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai

pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return).

Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak

yaitu dari sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya

required rate of return merupakan tingkat keuntungan yang mencerminkan

tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang

menggunakan dana, besarnya required rate of return merupakan biaya modal

yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut.

       Selain menghitung besarnya tingkat diskonto dengan biaya modal

(WACC) juga dapat menggunakan Return on Equity (ROE). ROE ini digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari

modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan tersebut, yang dinyatakan dalam

rumus sebagai berikut:
14




                                 Laba Bersih
            Return On Equity                  x 100%
                                 Modal Sendiri

           Setiap sumber dana (modal asing dan modal sendiri) memiliki biaya

    modal sendiri yang belum tentu sama, tergantung pada resiko yang terkandung

    pada dana yang bersangkutan. Dalam hubungannya dengan penilaian kelayakan

    investasi, dalam biaya modal akan terjadi kriteria yang diisyaratkan bagi tingkat

    pengembalian investasi sebagai tingkat diskonto analisis kriteria investasi.

           Biaya modal yang dipertimbangkan WACC adalah biaya rata-rata

    tertimbang dari setiap modal sesudah pajak dari masing-masing sumber dana.

    Untuk modal sendiri, biaya modal dapat dihitung dengan menggunakan rumus

    Return On Equity (ROE) sebagai tingkat pengembalian yang disyaratkan jika

    diketahui modal 100% berasal dari modal sendiri. Sedangkan untuk modal asing,

    biaya modalnya sesuai dengan kebijakan kreditur dimana bunga ini akan

    terkena pajak penghasilan sesuai dengan tingkat laba usaha yang dihasilkan.

2.1.5 Arus Kas (Cash Flow)

           Variabel penting dalam rumusan untuk menghitung NPV adalah arus

    kas. Mengapa ada berbagai cara penilaian usul investasi didasarkan pada aliran

    kas dan bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku? Jawabnya sangat

    sederhana sekali, yaitu bahwa untuk dapat menghasilkan keuntungan tambahan,

    kita harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali.

           Kita tahu bahwa keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum pasti

    dalam bentuk kas, sehingga dengan demikian jumlah kas yang ada dalam
15




perusahaan belum tentu sama dengan jumlah keuntungan yang dilaporkan

dalam buku.

       Menurut James C Van Horne (2004:304) arus kas adalah setiap metode

penilaian dan pemilihan investasi proyek yang menyesuaikan arus kas

sepanjang waktu sesuai dengan nilai waktu uang.

       Penjelasan lain juga mengatakan bahwa arus kas merupakan kas masuk

bersih yang tidak sama pengertiannya dengan laba dalam pengertian akuntansi

dan perusahaan menerima atau membayar selama beberapa periode yang

ditentukan.

       Menurut Ciaran Walsh (2006:340) Cash Flow adalah Arus Kas masuk

atau keluar ekstra yang berasal dari salah satu alternatif investasi dihitung

selama evaluasi proyek modal.

       Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004:105) untuk menaksir

arus kas yang relevan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Taksiran arus kas atas dasar setelah pajak

2. Taksiran arus kas atas dasar incremental atau selisih

3. Taksiran arus kas yang timbul karena keputusan investasi. Arus kas

   pendanaan, seperti membayar bunga pinjaman, mengangsur pokok pinjaman

   dan pembayaran dividen.

4. Jangan memasukkan sunk cost (biaya yang telah terjadi sehingga tidak akan

   berubah karena keputusan yang akan kita ambil).
16




        Cash flow yang berhubungan dengan suatu keputusan investasi menurut

Drs. Sutrisno, MM (2003:140) dapat dikelompokkan dalam tiga macam aliran

kas, yaitu:

1. Initial Cash Flow (Aliran Kas Permulaan)

    Adalah aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran-pengeluaran kas

    untuk keperluan investasi, seperti pengeluaran kas untuk pembelian tanah,

    pembangunan pabrik, pembelian mesin, pembelian peralatan lain dan

    pengeluaran lain dalam rangka mendapatkan aktiva tetap. Juga termasuk

    kebutuhan modal kerja dan biasanya dikeluarkan pada saat awal pendirian

    suatu proyek.

2. Operational Cash Flow (Aliran Kas Operasional)

    Operasional Cash Flow merupakan aliran kas yang akan dipergunakan

    untuk menutup investasi. Biasanya berupa aliran kas bersih dan dapat

    dihitung dengan menambahkan laba akuntansi (EAT) dengan penyusutan.

3. Terminal Cash Flow (Aliran Kas Terminal)

    Terminal Cash Flow merupakan aliran kas yang diterima sebagai akibat

    habisnya umur ekonomis suatu proyek investasi. Apabila proyek investasi

    habis umur ekonomisnya biasanya masih ada penerimaan kas, misalnya dari

    penjualan aktiva tetap yang masih bisa digunakan, juga dana yang

    digunakan sebagai modal kerja. Oleh karena itu termasuk dalam kelompok

    terminal cash flow adalah nilai residu dan modal kerja.
17




2.1.6 Nilai Waktu Uang

2.1.6.1 Pengertian

               Menurut    AM.     Sumastuti,SE,MM      (2004:131),uang     dikatakan

       mempunyai nilai waktu, karena individu lebih menyukai uang saat ini dari

       pada nanti, apabila uang tersebut jumlah nominalnya adalah sama. Hal ini

       ditunjukan dengan dipilihnya penerimaan saat ini dari pada nanti dan

       dipilihnya pembayaran nanti dari pada saat ini, apabila menyangkut jumlah

       uang yang sama.

               Kebanyakan keputusan keuangan, individu maupun bisnis, melibatkan

       nilai waktu uang sebagai pertimbangan. Sebagaimana telah diketahui bahwa

       tujuan manajemen adalah meningkatkan nilai perusahaan (pemegang saham)

       dan ini sebagian tergantung dari penentuan arus kas. Oleh karena itu, salah

       satu penerapan konsep yang ditekankan disini adalah penilaian aliran arus kas.

       Misalnya para investor akan lebih suka suatu proyek yang memberikan

       keuntungan setiap tahun mulai dari tahun pertama sampai dengan ketiga, dari

       pada proyek yang memberikan keuntungan sama, tetapi mulai dari tahun

       keempat sampai dengan keenam. Dengan demikian waktu dari pada aliran kas

       yang diharapkan dimasa yang akan datang merupakan hal yang sangat penting

       bagi rencana investasi. Untuk menilai perbedaan waktu aliran kas ini dengan

       memperhatikan unsur tingkat bunga (menentukan nilai sekarang uang

       tersebut).
18




              Bunga majemuk menunjukan bunga yang dihasilkan pada suatu

      periode, juga memberikan bunga pada periode berikutnya. Sedangkan present

      value, menunjukan nilai saat ini dari suatu penerimaan atau pengeluaran pada

      waktu yang akan datang. Maka dalam analisis-analisis keputusan keuangan

      terutama metode Net Present Value (NPV), konsep nilai waktu uang sangat

      penting digunakan dalam perhitungannya. Sehingga sering dikatakan bahwa

      konsep nilai waktu yang merupakan indikator keunggulan NPV sebagai alat

      analisis.

2.1.6.2 Bentuk-bentuk Nilai Waktu Uang

       1. Nilai Akan Datang (Future Value)

                  Berikut ini beberapa pengertian Future Value menurut para ahli,

          diantaranya :

                  Menurut Keown Arthur (2005:157) Future Value adalah nilai masa

          depan atas sejumlah uang dengan periode bunga majemuk yang non tahun.

                  Menurut Dr. Dermawan Sjahrial, MM (2008:38) Future Value

          adalah mengetahui nilai beberapa tahun yang akan datang untuk

          mengetahui beberapa nilai sekarangnya.

                  Menurut James C Van Horne (2004:715) nilai masa depan adalah

          nilai dimasa depan atas jumlah uang saat ini atau rangkaian pembayaran

          dievaluasi berdasarkan tingkat bunga yang telah ditetapkan.

                  Menurut Eugene Brigham dan Joel Houston (2008:282) Nilai

          waktu akan datang adalah sebuah jumlah yang akan dicapai oleh arus kas
19




   atau serangkaian arus kas yang berkembang setelah melalui jangka waktu

   tertentu bila dimajemukkan dengan tingkat suku bunga tertentu.

           Dari beberapa pengertian nilai akan datang diatas, maka dapat

   ditarik kesimpulan, bahwa nilai akan datang adalah nilai dimasa datang

   dari nilai uang sekarang yang dihitung dengan konsep bunga berbunga

   atau bunga majemuk dengan asumsi bunga atau tingkat keuntungan yang

   diperoleh dari suatu investasi tidak diambil tetapi diinvestasikan kembali.

   Rumus

   FVn = PV(1+k)n

   atau

   FVn = PV (FVIF k,n)

   Dimana:

           FV = nilai akan datang

           PV = nilai sekarang

           i   = bunga

           n   = periode

2. Present Value (nilai sekarang)

           Berikut ini beberapa pengertian nilai sekarang (present value)

   menurut para ahli, diantaranya :Menurut Keown Arthur (2005:157)

   Present Value adalah nilai sekarang atas sejumlah uang dengan perode

   bunga majemuk yang non-tahun.
20




        Menurut Ciaran Walsh (2006:349) Present Value adalah jumlah

yang dihitung dengan mendiskontokan aliran arus kas masa depan dari

proyek dengan menggunakan suku bunga yang setara dengan tingkat

pengembalian yang diinginkan.

        Menurut James C Van Horne (2004:716) Present value adalah nilai

berlaku bagi jumlah uang dimasa depan, atau rangkaian pembayaran

dievaluasi menurut tingkat bunga yang telah ditetapkan.

        Menurut Eugene Brigham dan Houston (2008:287) nilai sekarang

adalah nilai dari arus kas masa depan atau serangkaian arus kas dimasa

mendatang.

        Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa nilai

sekarang (present value) adalah nilai sekarang dari sejumlah uang pada

masa datang atau merupakan nilai sekarang dari sebuah anuitas dan

identik dengan nilai awal dari penanaman modal.

Rumus:

          PV            1 
PV =               PV          n 
       (1  k ) n
                        (1  k ) 

Atau

PV = FVn (PVIF k,n)

Dimana:

        PV = nilai sekarang

        FV = nilai akan datang
21




                   i   = bunga

                   n   = periode

2.1.7   Metode Penilaian Investasi

               Apabila kita telah mengumpulkan informasi yang diperlukan, kita

        sekarang dapat menilai atau mengevaluasi layak tidaknya suatu usulan proyek

        dalam rangka mencari ukuran yang menyeluruh sebagai dasar penerimaan

        atau penolakan suatu proyek,menurut penelitian terdahulu dengan judul

        ”Keunggulan NPV sebagai Alat Analisis Uji Kelayakan Investasi dan

        Penerapannya” oleh AM. Sumastuti,SE,MM telah dikembangkan beberapa

        metode penilaian investasi yaitu metode Accounting Rate of Return

        (ARR),metode profitability Index (PI), metode Payback period (PBP), metode

        Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR).

               Berikut pengertian lima metode dalam penilaian investasi menurut

        para ahli, yaitu sebagai berikut:

        1. Metode Accounting Rate of Return (ARR)

                   Menurut Drs. Martono, SU (2005:140) metode Accounting Rate of

           Return adalah mengukur besarnya tingkat keuntungan dari investasi yang

           digunakan untuk memperoleh keuntungan tersebut. Keuntungan yang

           diperhitungkan adalah keuntungan bersih setelah pajak(EAT), sedangkan

           investasi yang diperhitungkan adalah rata-rata investasi yang dipeoleh dari

           investasi awal(jika ada) ditambah investasi akhir dibagi dua.
22




           Menurut Drs. Sutrisno, MM (2007:369) Metode Accounting Rate

   Of Return adalah rasio dari laba bersih terhadap pengeluaran investasi

   rata-rata.

           Untuk menghitung rata-rata EAT dengan cara menjumlahkan EAT

   (laba setelah pajak) selama umur investasi dibagi dengan umur investasi.

   Sedangkan untuk menghitung rata-rata investasi adalah investasi ditambah

   dengan nilai residu dibagi dua.

           Setelah angka accounting rate of return dihitung kemudian

   dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Apabila angka

   ARR lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang disyaratkan,

   maka proyek investasi ini menguntungkan, apabila lebih kecil daripada

   tingkat keuntungan yang disyaratkan proyek ini tidak layak.

           Kebaikan metode ini adalah sederhana dan mudah, karena untuk

   menghitung ARR cukup melihat laporan rugi laba yang ada. Sedangkan

   kelemehan metode ini yaitu mengabaikan nilai waktu uang (time value of

   money) dan tidak memperhitungkan aliran kas(cash flow).

2. Metode Profitability Index (PI)

           Menurut James C Van Horne (2004:346) profitability index ini

   merupakan Rasio nilai sekarang arus kas bersih proyek dimasa depan

   terhadap arus keluar kas awal. Metode profitability index sering disebut

   dengan cost benefit analysis method. Apabila metode NPV mencari selisih

   antara NPV aliran kas bersih dengan present value investasi, maka metode
23




   PI merupakan pembagian antau rasio antara present value aliran kas bersih

   dengan present value investasi.

           Metode profitability index atau benefit cost ratio merupakan

   metode yang memiliki hasil keputusa sama dengan metode NPV. Artinya,

   apabila suatu proyek investasi diterima dengan menggunakan metode

   NPV maka akan diterima pula jika dihitung menggunakan metode

   profitability index ini. Formula metode PI ini adalah:

          Total PV dari Pr oceeds
   PI =
                 Investasi

           Menurut Martono dan Agus Harjito (2005:145) pengambilan

   keputusan apakah suatu usulan proyek investasi akan diterima(layak) atau

   ditolak(tidak layak) kita bandingkan dengan angka satu. Apabila PI>1,

   maka rencana investasi layak diterima, sedangkan apabila PI<1, maka

   rencana investasi tidak layak diterima atau ditolak.

3. Metode Payback Periode

           Kadang-kadang investor ingin mengetahui berapa lama semua

   investasi yang dikeluarkan dapat tertutup kembali. Untuk mengukur

   lamanya dana investasi yang ditanamkan kembali seperti semula disebut

   sebagai Payback Periode. Menurut Drs.Sutrisno,MM payback Periode

   adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran

   investasi dengan menggunakan aliran kas yang diterima.
24




          Menurut Husein Umar (2003:197) payback period adalah suatu

periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi

(initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas.

          Menurut James C Van Horne Periode (2004:340) Pengembalian

adalah periode waktu diminta untuk arus kas komulatif yang diharapkan

dari proyek investasi sehingga sama dengan arus keluar kas awal.

          Untuk mengetahui kelayakan investasi dengan metode ini adalah

membandingkan masa payback periode dengan target lamanya kembalian

investasi. Bila payback periode lebih kecil dibandingkan dengan target

kembalinya investasi, maka proyek investasi layak, sedangkan bila lebih

besar proyek tidak layak. Dalam menghitung payback periode laba yang

digunakan adalah laba tunai atau cash flow. Dan untuk menghitung

besarnya payback periode bila cash flownya sama tiap tahun adalah:

                      Investasi
Payback Periode =                1th
                     Cash Flow

          Kriteria penilaian yang terdapat dalam metode Payback Periode

adalah:

a. investasi akan diterima apabila PP lebih pendek dari PP yang

   disyaratkan

b. investasi akan ditolak apabila PP panjang daripada PP yang

   disyaratkan.
25




   Kelemahan pada metode ini adalah :

   a. mengabaikan time value of maney

   b. mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi setelah payback

      periode.

4. Metode Net Present Value (NPV)

          Pengertian net present value menurut James C Van Horne

   (2004:343) adalah nilai sekarang dari arus kas bersih proyek investasi

   dikurang arus keluar kas awal.

          Pengertian NPV menurut Drs. Martono,SU (2005:145) merupakan

   metode untuk mencari selisih antara nilai sekarang kas neto(proceeds)

   dengan nilai sekarang dari suatu investasi (outlays).

          Metode ini merupakan salah satu metode pendiskontoan aliran kas

   untuk menerapkan metode ini diperlukan terlebih dahulu discount rate

   yang akan digunakan. Pada prinsipnya discount rate yang relevan adalah

   menggunakan biaya modal rata-rata tertimbang dengan catatan tingkat

   risiko investasi yang sama dengan risiko bisnis perusahan secara

   keseluruhan. Faktor nilai sekarang yang sesuai kemudian diterapkan pada

   arus masuk dan arus keluar kas selama umur ekonomis dari usulan

   investasi. Setelah itu nilai sekarang dari semua arus masuk kas

   dijumlahkan dengan arus keluar kas, dimana selisihnya merupakan nilai

   sekarang.
26




         Kebaikan dari metode Net Present Value adalah:

a. memperhitungkan semua arus kas

b. semua arus kas didiskontokan pada biaya modal untuk menentukan

      nilai sekarang

c. memperhatikan nilai waktu uang

         Kelemahan dari metode ini adalah tidak dapat digunakan sebagai

pedoman untuk membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama

sumber pembiyaannya.

Rumus:

           n
                  CFt
NPV =      (1  K )
          t 1
                        t
                             I0


Dimana:

NPV              = Net Present Value

CFt              = Arus kas pada tahun ke-t

K                = Tingkat diskonto

I0               = Investasi awal

n                = Umur ekonomis

         Kriteria penilaian yang terdapat dalam metode Net Present Value

yaitu jika NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah

mencukupi untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan

memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut.

Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek tersebut menghasilkan
27




   lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup utang dan

   memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham

   perusahaan. Oleh karena itu, jika perusahaan mengembil proyek yang

   memiliki NPV positif, maka posisi pemegang saham meningkat.

5. Metode Internal rate Of Return (IRR)

           Menurut James C Van Horne (2004:341) IRR adalah tingkat

   diskonto yang menyamakan nilai sekarang arus kas bersih dimasa depan

   dari proyek investasi dengan arus keluar kas awal , atau IRR sering

   diartikan sebagai tingkat pengembalian internal dicari dengan cara trial

   and error atau interpolasi, dengan kata lain IRR adalah discount rate yang

   membuat net present value sama dengan nol.

           Kelemahan metode IRR adalah:

   a. Tingkat bunga yang dihitung merupakan angka yang sama untuk

        setiap tahun umur ekonomis.

   b. Dapat diperoleh tingkat bunga yang lebih dari satu.

   Rumus:

    n
         At 
     (1  r ) t   0
   t 0          

   Dimana:

        A = Aliran kas

        r = IRR

        t = Periode
28




         Nilai IRR tidak diperoleh secara langsung melainkan melalui

proses trial and error, yaitu dengan mencari nilai NPV pada tingkat suku

bunga tertentu yang dipilih secara acak dan kemudian hasilnya

dibandingkan dengan biaya investasi. Setelah itu dilakukan interpolasi

dengan menggunakan NPV positif (NPV1) dengan tingkat bunga tertentu

(Df1) dan NPV negative (NPV2) dengan tingkat bunga tertentu lainnya

(Df2) dengan rumus sebagai berikut:

             NPV1 
IRR = Df1 -             X ( Df 2  Df1 )
             PV2  PV1 

Dimana:

   Df1      = Discount factor ke-1

   Df2      = Discount factor ke-2

   NPV1 = NPV jika digunakan discount factor ke-1

   PV1      = Present value of Proceeds pada tingkat bunga yang kecil

   PV2      = Present value of Proceeds pada tingkat bunga yang besar

Kriteria yang terdapat dalam metode IRR adalah:

a. Apabila IRR > cost of capital, usulan investasi akan diterima

b. Apabila IRR < Cost of capital, usulan investasi akan ditolak
29




2.1.8 Depresiasi

            Definisi Depresiasi adalah alokasi periodik biaya aktiva tetap terhadap

     pendapataan periodik yang dihasilkan. Dalam arti lain biaya yang dapat

     disusutkan adalah jumlah total penyusutan yang diakui selama umur manfaat

     aktiva dan ini sama dengan total biaya aktiva yang dikapitalisasikan dikurangi

     estimasi nilai residu pada setiap tanggal neraca. Nilai buku minimal adalah

     residu, yaitu jumlah yang bukan subjek penyusutan.

            Kecendrungan untuk mempertahankan aset lama dalam kegiatan

     produksi, ada kalanya kurang menguntungkan karena biaya perawatan dan

     pemeliharaan bertambah lama akan bertambah besar disamping kualitas produk

     dan kontinuitas usaha yang kurang terjamin. Penentuan beban depresiasi

     tergantung pada pemilihaan metode depresiasi yang tepat. Metode depresiasi

     yang sering digunakan adalaah metode yang perhitungannya sistematik dan

     rasioanal. Metode-metode depresiasi diklasifikasikan sebagai berikut:

    1.   Berdasarkan Waktu

         a. Metode Garis Lurus

                   Metode ini adalah metode yang paling sederhana dan banyak

            digunakan. Dalam cara ini beban penyusutan tiap periode jumlahnya

            sama. Dalam metode ini penyusutan dihitung dengan rumus:

                                 H arg a Perolehan  Nilai Re sidu
            Biaya penyusutan :
                                     Taksiran Umur Kegunaan
30




b. Metode Pembebanan yang Menurun

      Metode Jumlah Angka Tahun

       Didalam metode ini akan menghasilkan jadwal penyusutan yang

       sama dengan metode penyusutan saldo menurun. Jumlah penyusutan

       akan    semakin    menurun    dari   tahun   ketahun,   tetapi   cara

       perhitungannya berbeda dengan metode saldo menurun. Biaya

       penyusutan dalam metode ini dihitung dengan menggunakan rumus

       sebagai berikut:

       Biaya penyusutan = Tarif x Harga perolehan nilai sisa

      Metode Saldo Menurun

              Dalam metode ini, biaya penyusutan makin menurun dari

       taahun ketahun. Pembebanan yang makin menurun didasarkaan pada

       anggapan bahwa semaakin tua kapasitaas aktiva tetap dalam

       memberikan jasanya juga akaan menurun.

              Dalam metode ini, biaya penyusutan dihitung dengan rumus

       sebagai berikut:

       Biaya Penyusutan = Tarif penyusutan x nilai buku

       Tarif Penyusutan = 2 x tarif penyusutan garis lurus
31




2. Berdasarkan Penggunaan

  a. Metode Jam Jasa

      Metode ini didasarkan pada tarif bahwa pembelian suatu aktiva

      merupakan pembelian sejumlah jam pemakaian langsung. Harga

      perolehan yang disusutkan dibaagi dengan total jam pemakaian akan

      menghasilkan tarif penyusutan yang dibebankan untuk setiap jam

      penggunaan aktiva tersebut. Penggunaan aktiva selama periode akan

      diukur dan jumlah jam pemakaian dikalikan dengan tarif penyusutan

      untuk mendapat beban penyusutan periodik.

                                      Biaya akuisisi  Nilai Re sidu
      Penyusutan per jam jasa =
                                  Estimasi output produktif dalam unit

   b. Metode Jumlah Unit Produksi

      Metode ini didasarkan pada teori bahwa diperoleh untuk jasa yang

      dihasilkan dalam bentuk output produksi. Metode ini mensyaratkan

      estimasi atas total unit output aktiva. Harga perolehan yaang disusutkan

      bila diabagi dengan total estimasi output akan menghasilkan beban yang

      sama besar untuk setiap unit output.

                                                   Biaya akuisisi
  Tingkat penyusutan perunit output =
                                        Estimasi output produktif dalam unit

3. Berdasarkan Kriteria Lainnya

  a. Metode Berdasarkan Jenis
32




   Tarif berdasarkan jenis ditetapkan dengan menganalisa berbagai aktiva

   yang digunakan untuk menghitung penyusutan sebagai suatu rata-rata

   penyusutan tahunan. Penyusutan composite akan dilaporkan dalam suatu

   perkiraan akumulasi penyusutan tunggal setelah tarif composite

   ditetapkan angka biasanya terus digunakan apabila tidak ada perubahan-

   perubahan besar dalam umur aktiva aataau tambahan aktiva serta

   penghentian penggunaan yang sangat berpengaruh atas tarif tersebut.

b. Metode Berdasarkan Kelompok

   Metode ini menetapkan himpunan aktiva yang serupa sebagai kelompok

   tunggal. Penyusutan diakumulasikan dalam perkiraan penilaian tunggal

   dan tarif penyusutan didasarkan pada umur rata-rata aktiva dalaam

   kelompok.

   Dalam perhitungan nanti akan digunakan Straight line method atau

   dengan persentase tetap dari harga beli, perjalanan dari dana yaang

   tertanam dalam aktiva tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

   Nilai Residu (nilai sisa) = Harga Pembelian / Umur Ekonomis

   Sedangkan untuk penyusutan (depresiasi) pertahunnya yaitu:

                               H arg a Pembelian  Nilai Re sidu
   Penyusutan (Depresiasi) =
                                        Umur ekonomis
33




2.2 Kerangka Pemikiran


                                Manajemen Keuangan



                                       Investasi



                                   Metode Penilaian
                                      Investasi




  PBP                 NPV               IRR               PI              ARR


             Kerangka pemikiran dimulai dengan adanya suatu kenyataan bahwa setiap

    perusahaan pada saat ini pasti memiliki keinginan untuk berinvestasi dalam

    rangka mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dan juga memperluas

    usaha atau ekspansi produksi. Dalam konteks ini, penelitian akan menganalisa

    apakah investasi yang dilaksanakan layak diterima.

             Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan

    suatu investasi yaitu sebagai berikut:

    1. Accounting Rate of Return (ARR)

 Kriteria penerimaanya hanya dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang

 disyaratkan, jika ARR > tingkat keuntungan yang disyaratkan maka proyek

 diterima.
34




 2.      Profitability Index (PI)

 Kriteria penerimaannya adalah dengan melihat metode net present value (NPV),

 jika NPV mengatakan diterima maka PI juga diterima, demikian pula sebaliknya.

      3. Payback Period (PBP)

         Kriteria penerimaannya apabila PBP < suatu periode yang telah ditentukan

         maka proyek diterima.

      4. Net Present Value (NPV)

 Kriteria penerimaanya sebagai berikut:

         - NPV < 0 maka investasi ditolak

         - NPV > 0 maka investasi diterima

      5. Internal Rate of Return (IRR)

         Kriteria penerimaanya sebagai berikut:

         - IRR > cost of capital maka investasi diterima

         - IRR < cost of capital maka investasi ditolak

2.3 Hipotesis

           Hipotesis merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar

      atau salah yang digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau pemecahan

      persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut.

           Hipotesis yang dapat diambil dari permasalahan tersebut adalah: ”Diduga

      investasi yang dilaksanakan layak untuk diterima.
BAB III

                         METODOLOGI PENELITIAN



3.1 Definisi Operasional

          Untuk mendukung penguji hipotesis yang telah dikemukakan, maka

    penulis akan melakukan penelitian dari data-data yang telah ada dengan

    menggunakan beberapa variabel pendukung untuk pembahasan masalah pokok

    tersebut, sebagai berikut :

    1. Arus Kas (cash flow)

              Aliran kas proyek didefinisikan sebagai selisih atau perbedaan antara

         aliran kas untuk setiap periode pada perusahaan dengan ada proyek dan

         dengan tidak ada proyek. Arus kas merupakan kas masuk bersih yang tidak

         sama pengertiannya dengan laba dalam pengertian akuntansi dan perusahaan

         menerima atau membayar selama beberapa periode yang ditentukan.

    2.   Metode Penilaian Investasi

         a. Net Present Value (NPV)

            Selisih antara present value aliran kas bersih atau sering disebut juga

            dengan proced dengan present value investasi.

         b. Internal Rate Of Return (IRR)

            Tingkat diskonto/discount rate yang menyamakan present value aliran

            kas bersih dengan present value investasi.




                                        35
36




       c. Profitability Index (PI)

           Total present value dari procceds dibagi dengan investasi yang hasil

           keputusanya sama dengan net present value.

       d. Payback Periode

           Adalah suatu periode yang diperoleh dari suatu investasi terhadap arus

           kas dari suatu proyek.

       e. Accounting Rate Of Return

           Suatu metode yang mengukur rata-rata laba setelah pajak terhadap rata-

           rata dari suatu investasi.



3.2 Teknik Penentuan Sampel

    Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengambilan sampel dari populasi dari

    mesin pada PT Tridigniti Mega Power, sedangkan sampel yang digunakan

    adalah data mesin yang relevan yaitu pada tahun 2007 – tahun 2012.



3.3 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Penelitian kepustakaan

    (library research) dimaksudkan untuk mendapatkan data sekunder/data

    pendukung yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Data yang

    dikumpulkan bersifat teoritis dari buku-buku yang kemudian dijadikan pedoman

    untuk mengadakan penelitian.
37




3.4 Teknik Analisis

              Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui sejauh mana

    penerapan metode penilaian investasi dengan menggunakan metode, NPV, IRR,

    PI, PBP dan ARR didalam menentukan metode mana yang paling unggul dari

    nama metode yang satu dengan metode yang lain. Teknik analisis yang

    digunakan adalah :

    1.   Perhitungan cash flow

         CF = EAT + Depresiasi

         Dimana

                        I0
         Depresiasi :
                        n

         Keterangan :

         EAT = laba operasional setelah dikurangi pajak

         I0      = investasi awal

         n       = umur ekonomis

    2.   Perhitungan biaya modal

         Jika modal yang digunakan adalah modal sendiri maka untuk menghitung

         discount factor digunakan ROE (Return On Equity) dengan rumus sebagai

         berikut:

                                     Laba Bersih
                Return On Equity                  x 100%
                                     Modal Sendiri
38




3.   Analisis Keuangan Investasi

     a. Net Present Value (NPV)

        Rumus :

                   n
                           CFt
         NPV                       I0
                  t 1   (1  k ) t



        Keterangan :

        NPV        = Net Present Value

        CFt        = arus kas pada tahun ke-t

        k          = tingkat diskonto

        I0         = investasi awal

        n          = umur ekonomis

     b. Internal Rate of Return (IRR)

        Rumus :

                      Df 2  Df1 
         IRR  Df1                NPV1
                      NPV2  NPV1 

        Keterangan :

        Df1        = discount factor ke-1

        Df2        = discount factor ke-2

        NPV1       = NPV ke-1

        NPV2       = NPV ke-2
39




   Dalam menghitung IRR adalah dengan cara interpolasi yaitu dengan

   sistem coba-coba. Apabila NPV-nya dari dua percobaan yang

   menggunakan tingkat bunga yang berbeda sudah diketahui, dimana NPV

   yang satu positif dan yang satulagi NPV-nya harus negatif.

c. Profitabilitas Index (PI)

   Rumus :

           Total PV dari Procceds
    Pi 
                  Investasi

d. Payback Periode (PBP)

                             Investasi
    Payback Periode                    1 th
                            Cash flow

e. Accounting Rate of Return (ARR)

               Rata  rata EAT
    ARR                              100%
             Rata  rata Investasi

   Dimana :

   Rata-rata EAT       = menjumlahkan laba setelah pajak selama umur

                             investasi dibagi dengan umur investasi

                            Investasi  nilai residu
  Rata - rata Investasi 
                                       2
BAB IV

                                   PEMBAHASAN



4.1 Deskriptif Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

      Perusahaan perbaikan trafo dan purifikkasi oli (pemurniaan oli) yaitu PT

     Tridigniti Mega Power adalah perusahaan yang memberikan jasa pelayanan

     dalam bidang rekondisi panel, rekondisi cublick, rekondisi motor listrik,

     pemeliharaan gardu dan jaringan listrik. Perusahaan ini mengawali usahanya di

     Medan, Sumatra Utara, tetapi saat ini telah berpindah lokasi di Bogor, Jawa

     Barat pada tahun 2008. Pada awal pendirian, perusahaan ini mempunyai modal

     berupa aktiva tetap yaitu mesin perbaikan trafo dan pemurniaan oli (oil purifier)

     yang bermerek TD, perusahaan ini terletak di Jl. Raya Ciseeng Prumpung

     no.29A Cogreg Kabupatan Bogor Jawa Barat.



4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

  Struktur organisasi perusahaan merupakan gambaran skematis tentang bagian –

 bagian serta hubungan yang terdapat dalam suatu badan atau lembaga, disamping itu

 struktur organisasi tergantung pada pengaturan tugas-tugas yang dilaksanakan serta

 wewenang dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh

 perusahaan, yaitu mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.




                                         40
41




 Struktur organisasi yang digunakan oleh jasa pemurnian oli PT Tridigniti Mega

Power dapat dikatakan sederhana, yaitu menggunakan bentuk garis lurus. Struktur

organisasi ini menggambarkan hubungan langsung antara pimpinan perusahaan

dengan para karyawan.

Bagan I

                           Struktur Organisasi
                         PT Tridigniti Mega Power


                               Direktur Utama




   Manajer Operasi                                       Manajer Keuangan




                                Karyawan


 Tugas direktur utama disini yaitu mengatur dan mengontrol jalannya kegiatan

dalam perusahaan dan memeriksa semua kebutuhan-kebutuhan dalam proses

berlangsungnya produksi serta memeriksa buku laporan karyawan, selain itu

seorang pemimpin juga harus menjalin komunikasi yang baik dengan karyawannya.

 Sedangkan tugas manajer operasi adalah mengatur jalannya kegiatan operasi pada

mesin pemurnian oli ini agar dapat menghasilkan produksi yang maksimal,

sedangkan manajer keuangan disini bertugas menerima dan memasukkan kas
42




 (pendapatan) yang diterima oleh perusahaan kedalam pembukuan, yang nantinya

 sebagai laporan pertanggungjawaban kepada pihak pimpinan.

  Sedangkan karyawan bertugas melakukan kegiatan produksi dalam pemurnian oli,

 merawat mesin pemurnian oli agar selalu prima, selain itu tugas dari karyawan

 adalah menjalin hubungan serta komunikasi yang baik dengan pimpinan sebagai

 catatan dalam kegiatan operasional PT Tridigniti Mega Power.



4.1.3 Kegiatan dan Bentuk Perusahaan

4.1.3.1 Kegiatan Perusahaan

  Kegiatan yang dilakukan oleh PT Tridigniti Mega Power adalah memberikan

 layanan dalam bentuk perbaikan trafo dan pemurnian oli pada perusahaan-

 perusahaan dalam bidang rekondisi panel, pemeliharaan gardu dan jaringan listrik

 sesuai dengan yang diminta oleh para konsumen yang membutuhkan sekitar 600

 unit trafo PLN.

4.1.3.2 Bentuk Perusahaan

  Bentuk perusahaan PT Tridigniti Mega Power ini merupakan perusahaan

 perseorangan, pemilihan bentuk perusahaan perseorangan ini dikarenakan beberapa

 alasan, diantaranya yaitu terbatasnya modal yang dimiliki dan disamping itu

 pemilik sekaligus pengelola perusahaan ini ingin menjalankan dan mengembangkan

 usahanya tanpa ada campur tangan pihak lain.



4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
43




4.2.1 Usulan Investasi Penambahan Mesin

  Pembahasan penilaian investasi dalam aktiva tetap disini akan menganalisa

 investasi penambahan mesin pemurnian oli dengan menggunakan Capital Budgeting

 yaitu metode Accaunting Rate of Return (ARR), metode Profitability Index (PI),

 metode Payback Periode (PBP), metode Net Present Value (NPV) dan metode

 Internal Rate of Return (IRR). Mesin pemurnian oli yang akan dibeli adalah mesin

 pemurnian oli yang bermerek atau tipe lokal yang bermerek TD.

  Mesin pemurnian oli tipe TD lokal ini mempunyai banyak keunggulan diantaranya

 yaitu harga relatif murah dan terjangkau bagi perusahaan dan mempunyai umur

 ekonomis 6 (enam) tahun, dengan keunggulan ini maka PT Tridigniti Mega Power

 mendapatkan kesempatan untuk menambah pendapatannya.

4.2.2 Dasar-dasar untuk Penilaian Investasi

  Sebelum     membahas    perhitungan investasi     aktiva tetap     (mesin)   dengan

 menggunakan beberapa metode maka perlu diketahui beberapa hal sebagai berikut:



4.2.2.1 Nilai Investasi

               Diasumsikan dalam pembelian mesin pemurnian oli merek TD sebesar

 Rp.120.000.000 dengan biaya pengiriman sebesar Rp.10.000.000 maka besarnya

 nilai investasi aktiva tetap ini dari pembelian mesin pemurnian oli yang baru, yaitu:

       Harga Pembelian       = Rp. 120.000.000,00

       Biaya Pengiriman      = Rp. 10.000.000,00

       Total Investasi       = Rp. 130.000.000,00
44




             Hasil dari wawancara dengan Direktur PT Tridigniti Mega Power

      menunjukkan bahwa pajak perusahaan yang dikenakan sebesar 20%, untuk

      kontrak pemurnian oli diperkirakan mengalami kenaikan 10% setiap dua

      tahun sekali.

4.2.2.2 Umur Ekonomis

             Umur ekonomis mesin pemurnian oli Tipe TD ditaksir berumur 6

      (enam) tahun. Penaksiran umur ekonomis ini didasarkan pada pengalaman

      dari mesin pemurnian oli yang lama bahwa sebuah mesin pemurnian oli tipe

      TD (lokal) setelah digunakan untuk kegiatan operasional selama 6 (enam)

      tahun atau memasuki umur yang kedelapan memerlukan perbaikan total baik

      mesin atau sparepartnya (onderdil)

4.2.2.3 Penaksiran Aliran Kas Investasi

     Sebagai dasar perhitungan penilaian investasi dalam aktiva tetap (mesin)

 terlebih dahulu harus dilakukan penaksiran aliran kas masuk maupun aliran kas

 keluar. Aliran kas masuk dan keluar tersebut, didapatkan dari kegiatan operasional

 dan hasil penjualan dari produk yang dihasilkan oleh mesin pemurnian oli tersebut,

 selain itu kita perlu ketahui juga besarnya penyusutan dari mesin percetakan

 tersebut. Penaksiran aliran kas masuk dan aliran kas keluar disini didasarkan pada

 pengalaman tahun-tahun sebelumnya.



4.2.3 Penaksiran Aliran Kas Masuk
45




 Penaksiran terhadap aliran kas masuk didasarkan atas jumlah jasa yang dihasilkan

dengan mesin pemurnian oli yang baru. Taksiran aliran kas masuk PT Tridigniti

Mega Power ini berasal dari pendapatan pemurnian oli pada trafo, penjualan oli

bekas dan penjualan kawat bekas, dengan penetapan setiap dua tahun sekali kontrak

mengalami kenaikan sebesar 10% dan dalam satu bulan perusahaan hanya mampu

mengerjakan 2 unit trafo, dengan rincian sebagai berikut:

      Tahun 2007 – 2008

      Kontrak pemurnian oli trafo = 12 bulan x 2 unit x 7.000.000 = 168.000.000

      Penjualan oli bekas                                       =    7.500.000

      Penjualan kawat bekas                                     =    4.050.000

                            Total                             Rp. 179.550.000




      Tahun 2009 – 2010 (kenaikan 10% untuk kontrak)

      Kontrak pemurnian oli trafo = 12 bulan x 2 unit x 7.700.000 = 184.800.000

      Penjualan oli bekas                                       =    7.500.000

      Penjualan kawat bekas                                     =    4.050.000

                            Total                             Rp. 196.350.000

      Tahun 2011 – 2012 (kenaikan 10% untuk kontrak)

      Kontrak pemurnian oli trafo = 12 bulan x 2 unit x 8.470.000 = 203.280.000

      Penjualan oli bekas                                       =    7.500.000
46




        Penjualan kawat bekas                                       =   4.050.000

                                 Total                            Rp. 214.830.000



                                            Tabel 4.1
                                   Perkiraan Aliran Kas Masuk
                                    PT. Tridigniti Mega Power
                                        Tahun 2007 – 2012

   Tahun            Trafo (unit)             Aliran Kas Masuk           Kenaikan
    2007                  24                        179.550.000             -
    2008                  24                        179.550.000             -
    2009                  24                        196.350.000           10%
    2010                  24                        196.350.000             -
    2011                  24                        214.830.000           10%
    2012                  24                        214.830.000             -
Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power




4.2.4 Penaksiran Aliran Kas Keluar

      Penaksiran terhadap aliran kas keluar adalah penaksiran yang terjadi

 sehubungan       dengan kegiatan operasional mesin percetakan yang baru untuk

 menghasilkan produk jasa dan besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan dari kegiatan

 operasional mesin yang baru, antara lain yaitu:

        1) Biaya Listrik

   Biaya listrik untuk kegiatan operasional mesin pemurnian oli yang baru adalah

   sekitar Rp.300.000 perbulan dan dikalikan kembali dengan 12 bulan untuk tahun
47




   pertama pengeluaran untuk biaya listrik adalah sebesar Rp.3.600.000 tahun

   pertama, dan setiap 2 tahun biaya listrik mengalami kenaikan sebesar 5%. Untuk

   lebih jelas mengenai biaya operasional mesin percetakan untuk biaya listrik

   terdapat dalam tabel 4.2

                                     Tabel 4.2
                  Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli
                      Untuk Biaya Listrik Tahun 2007 – 2012
                          Pada PT. Tridigniti Mega Power

    Tahun               Biaya perbulan              Biaya pertahun        Kenaikan
      2007                 Rp 300.000                Rp 3.600.000            -
      2008                 Rp 300.000                Rp 3.600.000            -
      2009                 Rp 315.000                Rp 3.780.000           5%
      2010                 Rp 315.000                Rp 3.780.000            -
      2011                 Rp 330.750                Rp 3.969.000           5%
      2012                 Rp 330.750                Rp 3.969.000            -
     Total                Rp 1.890.000              Rp 22.698.000            -
Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power

        2) Biaya Service

             Biaya service yang telah dianggarkan oleh pihak PT Tridigniti Mega

             Power adalah sebesar Rp.2.500.000 setiap tahunnya. Sedangkan untuk

             tahun 2007 dan 2008 tidak ada biaya service, karena masih ada garansi

             untuk pembelian mesin yang baru. Untuk lebih jelas mengenai perincian

             biaya service setiap tahunnya dapat dilihat pada tabel 4.3

                                    Tabel 4.3
                 Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli
                Untuk Biaya Service Mesin Pada Tahun 2007 – 2012
48




                    Pada PT. Tridigniti Mega Power

           Tahun                Biaya Service Mesin
            2007                        Garansi
            2008                        Garansi
            2009                     Rp 2.500.000
            2010                     Rp 2.500.000
            2011                     Rp. 2.500.000
            2012                     Rp. 2.500.000
            Total                   Rp. 10.000.000
    Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power




3) Gaji

   Untuk kegiatan operasional pemurnian oli PT Tridigniti Mega Power

   mempunyai 3 orang karyawan dengan gaji masing-masing karyawan

   sebesar Rp.1.500.000 per bulan jadi gaji untuk 3 karyawan adalah sebesar

   Rp.4.500.000 per bulan. Untuk lebih jelas mengenai perincian gaji

   karyawan setiap tahunnya adalah sebagai berikut:

                             Tabel 4.4
          Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli
49




                  Untuk Gaji Pegawai Pada Tahun 2007 – 2012
                       Pada PT. Tridigniti Mega Power

         Tahun             Gaji perbulan 3 orang        Gaji pertahun 3 orang
                                 karyawan                     karyawan
          2007                 Rp. 4.500.000               Rp. 54.000.000
          2008                  Rp. 4.500.000              Rp. 54.000.000
          2009                  Rp. 4.500.000              Rp. 54.000.000
          2010                  Rp. 4.500.000              Rp. 54.000.000
          2011                  Rp. 4.500.000              Rp. 54.000.000
          2012                  Rp. 4.500.000              Rp. 54.000.000
          Total                 Rp. 27.000.000             Rp. 324.000.000
   Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power

     4) Oli

Oli yang digunakan dalam pemurnian oli pada trafo dalam sebulan adalah sebesar

290 liter dengan harga perliter sebesar Rp.25.000. jadi biaya untuk pembelian oli

sebesar 290 liter dikalikan Rp.25.000 sama dengan Rp.7.250.000 perbulan. Untuk

lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini.

                                  Tabel 4.5
               Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli
                   Untuk Pembelian Oli Tahun 2007 – 2012
                       Pada PT. Tridigniti Mega Power

         Tahun              Biaya (Rp) perbulan         Biaya (Rp) pertahun
          2007                 Rp. 7.250.000               Rp. 87.000.000
          2008                  Rp. 7.250.000              Rp. 87.000.000
          2009                  Rp. 7.250.000              Rp. 87.000.000
          2010                  Rp. 7.250.000              Rp. 87.000.000
          2011                  Rp. 7.250.000              Rp. 87.000.000
          2012                  Rp. 7.250.000              Rp. 87.000.000
50




         Total                 Rp. 43.500.000            Rp. 522.000.000
  Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power




    5) Kawat

Kawat yang diperlukan untuk pemurnian oli pada trafo adalah sebesar 70 pasang

dalam satu tahun, dengan harga perpasang adalah sebesar RP.120.000 pada tahun

pertama mesin yang baru, untuk tahun selanjutnya harga sepasang kawat

diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 10%. Untuk lebih jelas dapat dilihat

pada tabel 4.6 dibawah ini.




                                 Tabel 4.6
              Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli
                Untuk Pembelian Kawat Tahun 2007 – 2012
                      Pada PT. Tridigniti Mega Power
Tahun         Pemakaian      Harga perpasang        Jumlah            Kenaikan
               (pasang)
 2007             70            Rp 120.000        Rp 8.400.000             10%
 2008              70                Rp 132.000       Rp 9.240.000         10%
 2009              70                Rp 145.200       Rp 10.164.000        10%
 2010              70                Rp 159.720       Rp 11.180.400        10%
 2011              70                Rp 175.692       Rp 12.298.440        10%
 2012              70                Rp 193.261       Rp 13.528.270        10%
51




        Total               420                Rp 925.873              Rp 64.811.110          -
  Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power

           6) Sewa Tempat

            Untuk sewa tempat dalam satu tahun dikenakan biaya sebesar Rp.7.000.000.

                                         Tabel 4.7
                      Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli
                          Untuk Sewa Tempat Tahun 2007 – 2012
                              Pada PT. Tridigniti Mega Power
                       Tahun          Biaya Sewa pertahun (Rp)
                         2007                       Rp. 7.000.000
                         2008                       Rp. 7.000.000
                         2009                       Rp. 7.000.000
                         2010                       Rp. 7.000.000
                         2011                       Rp. 7.000.000
                         2012                       Rp. 7.000.000
                         Total                     Rp. 42.000.000
                   Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power

                                               Tabel 4.8
                                       Perkiraan Aliran Kas Keluar
                                        PT Tridigniti Mega Power
                                            Tahun 2007 – 2012

 Tahun            2007              2008            2009               2010            2011            2012
Biaya
Listrik         3.600.000         3.600.000      3.780.000        3.780.000       3.969.000        3.969.000
Service          Garansi           Garansi       2.500.000        2.500.000       2.500.000        2.500.000
 Gaji           54.000.000        54.000.000     54.000.000      54.000.000       54.000.000      54.000.000
  Oli           87.000.000        87.000.000     87.000.000      87.000.000       87.000.000      87.000.000
 Kawat          8.400.000         9.240.000      10.164.000      11.180.400       12.298.440      13.528.270
 Sewa           7.000.000         7.000.000      7.000.000        7.000.000       7.000.000        7.000.000
52




tempat
Total     160.000.000       160.840.000 164.444.000 165.460.400 166.767.440 167.997.270
         Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power

         Penyusutan

         Nilai residu (nilai sisa) = Harga pembelian / umur ekonomis

                                   = Rp 120.000.000 / 6 tahun

                                   = Rp 20.000.000

                         harga pembelian - nilai residu 120.000.000 - 20.000.000
         Penyusutan                                   
                                umur ekonomis                      6

                                                             = Rp.16.666.667




                                            Tabel 4.9
                                        Total Penyusutan
                                   Untuk Mesin Permurnian Oli
                                       Tahun 2007 – 2012

                    Tahun                Penyusutan Mesin (Rp)
                     2007                        16.666.667
                     2008                        16.666.667
                     2009                        16.666.667
                     2010                        16.666.667
                     2011                        16.666.667
                     2012                        16.666.667
                 Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power
53




                                              Tabel 4.10
                                    Perkiraan Laporan Laba / Rugi
                                      PT Tridigniti Mega Power
                                          Tahun 2007 – 2012

 Tahun             2007             2008          2009           2010         2011           2012
Ket.
Pendapatan 179.550.000 179.550.000 196.350.000 196.350.000 214.850.000 214.830.000
Biaya         160.000.000 160.840.000 164.444.000 165.460.006 166.767.440 167.997.270
Dep            16.666.667       16.666.667      16.666.667   16.666.667    16.666.667    16.666.667
EBIT           36.216.667       35.376.667      48.572.667   47.556.267    64.729.227    63.499.397
Pajak 20%       7.243.333        7.075.333      9.714.533    9.511.253     12.945.845    12.699.879
EAT            28.973.334       28.301.334      38.858.134   38.045.014    51.783.382    50.799.518
DEP            16.666.667       16.666.667      16.666.667   16.666.667    16.666.667    16.666.667
CF             45.640.001       44.968.001      55.524.801   54.711.681    68.450.049    67.466.185
  Sumber : Data diolah dari tabel sebelumnya.




          Discount Faktor

          Discount faktor yang digunakan adalah dengan menggunaka ROE (Return on

          Equity). Untuk lebih jelas perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.10

          dibawah ini.

                                           Tabel 4.11
                             Laporan Besarnya Modal dan Laba Bersih
                                 Pada PT Tridigniti Mega Power
                                     Pada Tahun 2007 – 2012

         Tahun       Modal Sendiri (Rp)         Laba Bersih (Rp)         ROE / tahun
           2001           170.000.000               29.937.000             17,61%
54




2002           180.000.000                 28.041.000      15,58%
2003           195.000.000                 35.588.000      18,25%
2004           210.000.000                 38.858.000      18,50%
2005           220.000.000                 53.280.000      25,37%
2006           230.000.000                 52.178.000      22,68%
Total         1.205.000.000               237.882.000      117,99%
Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power

Rumus :

                       Laba Bersih
Return On Equity                    x 100%
                       Modal Sendiri

                   29.937.000
ROE Th 2001                   17,61%
                  170.000.000

                   28.041.000
ROE Th 2002                   15,58%
                  180.000.000

ROE tahun 2002 sebesar 15,58% terjadi penurunan dibandingkan tahun 2001

yaitu sebesar 2,03% yang berarti terjadi penurunan pada laba bersih karena

biaya yang dikeluarkan cukup besar dan kenaikan pada modal sendiri.

                   35.588.000
ROE Th 2003                   18,25%
                  195.000.000

ROE tahun 2003 sebesar 18,25% terjadi kenaikan dibandingkan tahun 2002

yaitu sebesar 2,67% yang berarti terjadi kenaikan pada laba bersih karena

biaya yang dikeluarkan dapat diminimalkan dengan diikutinya kenaikan pada

modal sendiri.

                  38.858.000
ROE Th 2004                   18,50%
                  210.000.000
55




      ROE tahun 2004 sebesar 18,50% terjadi kenaikan dibandingkan tahun 2003

      yaitu sebesar 0,25% yang berarti terjadi kenaikan pada laba bersih karena

      biaya yang dikeluarkan dapat diminimalkan dengan diikutinya kenaikan pada

      modal sendiri.

                       53.280.000
       ROE Th 2005                 25,37%
                       220.000.000

      ROE tahun 2005 sebesar 25,37% terjadi kenaikan dibandingkan tahun 2004

      yaitu sebesar 6,87% yang berarti terjadi kenaikan pada laba bersih karena

      biaya yang dikeluarkan dapat diminimalkan dengan diikutinya kenaikan pada

      modal sendiri.

                       52.178.000
       ROE Th 2006                 22,68%
                       230.000.000

      ROE tahun 2006 sebesar 22,68% terjadi penurunan dibandingkan tahun 2005

      yaitu sebesar 2,69% yang berarti terjadi penurunan pada laba bersih karena

      biaya yang dikeluarkan cukup besar dan kenaikan pada modal sendiri.

      Jadi untuk rata-rata ROE / tahun dapat dilihat sebagai berikut:

                                   117,99%
       Rata - rata ROE / tahun             19,67%
                                      6

4.2.5 Perhitungan Penilaian Investasi

      1. Metode Net Present Value (NPV)

                                     Tabel 4.12
                   Perhitungan Metode Net Present Value (NPV)
               Dengan discount factor 19,67% untuk tahun 2007 – 2012
                          Pada PT Tridigniti Mega Power
                                   (dalam rupiah)
56




Tahun            Procceds               Discount Factor         Present Value dari
                                           (19,67%)                 Proceeds
2007          Rp 45.640.001                  0,837                Rp 38.200.681
2008          Rp 44.968.001                     0,700             Rp 31.477.601
2009          Rp 55.524.801                     0,586             Rp 32.537.533
2010          Rp 54.711.681                     0,491             Rp 26.863.435
2011          Rp 68.450.049                     0,411             Rp 28.132.970
2012          Rp 67.466.185                     0,344             Rp 23.208.368
                   Total                                         Rp 180.420.588
Sumber : Data diolah dari tabel sebelumnya.

    Present value dari proceeds               = 180.420.588

    Present value dari investasi              = 130.000.000 -

    Net Present Value                         = 50.420.588

    NPV bernilai positif maka proyek diterima

2. Metode Internal Rate of Return (IRR)

                                Tabel 4.13
             Perhitungan Metode Internal Rate of Return (IRR)
            Dengan Discount Factor 40% untuk Tahun 2007-2012
                      Pada PT Tridigniti Mega Power
                             (dalam rupiah)

Tahun            Procceds               Discount Factor         Present Value dari
                                             (40%)                  Proceeds
2007          Rp 45.640.001                   0,714               Rp 32.586.961
2008          Rp 44.968.001                     0,510             Rp 22.933.681
2009          Rp 55.524.801                     0,364             Rp 20.211.028
2010          Rp 54.711.681                     0,260             Rp 14.225.037
2011          Rp 68.450.049                     0,186             Rp 12.731.709
2012          Rp 67.466.185                     0,133             Rp 8.973.003
57




                   Total                                   Rp 111.661.419
  Sumber : Data diolah dari tabel sebelumnya.

  Present value dari proceeds            = 111.661.419

  Present value dari investasi           = 130.000.000 -

  Net Present Value (NPV)                = (18.338.581)



                NP1 
   IRR  Df1              x (Df 2  Df1 )
                PV1  PV2 

                           50.420.588         
           19,67                             x (40%  19,67%)
                    180.420.588  111.661.419 

                     50.420.588 
           19,67               x (20,33%)
                     68.759.169 

          = 19,67% + (0,7333) x (20,33%)

          = 19,67% + 14,91%

          34,58%

  IRR = 34,58% > 19,67% → proyek diterima



3. PI (Profitability Index)

          Total PV dari proceeds
   PI 
                 Investasi

       180.420.588
   
       130.000.000

  = 1,64
58




  jika Net Present Value diterima maka Profitability index juga diterima

  atau PI >1 maka proyek diterima (1,64 > 1).

4. PBP (Pay Back Periode)

                            295.684.718
  Rata-rata cash flow =
                                 6

                          = 49.280.786

             Investasi
  PBP 
            Cash Flow

            130.000.000
                       x 1 th
             49.280.786

       = 2,6 th

  PBP = 2,6 th < 6 th maka proyek diterima



5. ARR (Accounting Rate of Return)

                     236.760.716
  Rata-rata EAT =
                          6

                   = Rp.39.460.119

                           Investasi  nilai residu
  Rata-rata investasi =
                                      2

                         = 130.000.000 + 20.000.000

                         = Rp.75.000.000

             Rata - rata EAT
  ARR                            x 100%
            Rata - rata Investasi
59




            39.460.119
                      x 100%
            75.000.000

        = 52,61%

   ARR = 52,61% > 19,67% Maka proyek diterima

6. Kesimpulan

Maka investasi pembelian mesin pemurnian oli merek TD layak untuk

diterima karena dengan menggunakan kelima metode penilaian investasi

tersebut semuanya layak untuk diterima yaitu NPV diperoleh nilai positif

yaitu sebesar Rp.50.420.588, IRR > tingkat suku bunga yang disyaratkan

(34,58% > 19,67%), PI diperoleh nilai >1 yaitu sebesar (1,64 > 1), PBP <

suatu periode yang telah ditentukan.(2,6 tahun < 6 tahun) dan ARR > tingkat

keuntungan yang disyaratkan (52,61%>19,67%).
BAB V

                                   PENUTUP



5.1 Kesimpulan

      Berdasarkan perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab

 sebelumnya dan ditunjang dengan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

 diambil kesimpulan sebagai berikut:

     1. Investasi pada mesin pemurnian oli yang dilakukan oleh PT Tridigniti Mega

        Power membutuhkan penambahan dana sebesar Rp.130.000.000 dan

        kegiatan investasi penggantian aktiva tetap (mesin pemurnian oli) dibiayai

        dengan 100% modal sendiri.

     2. Berdasarkan kriteria penilaian investasi yang dilakukan oleh PT Tridigniti

        Mega Power dengan menggunakan metode Net Present Value (NPV)

        diperoleh nilai positif yaitu sebesar Rp.50.420.588, maka proyek investasi

        penambahan mesin pemurnian oli tersebut layak untuk dilaksanakan.

     3. Berdasarkan kriteria Internal Rate of Return (IRR) diperoleh nilai sebesar

        34,58%. Berdasarkan hasil tersebut, maka proyek investasi penambahan

        aktiva tetap layak untuk dilaksanakan, hal didasarkan atas kriteria IRR

        yaitu Proyek layak dilaksanakan apabila hasil dari IRR > tingkat suku

        bunga yang disyaratkan (34,58% > 19,67%).




                                        60
61




     4. Berdasarkan kriteria Profitability index (PI) diperoleh nilai sebesar 1,64.

         Berdasarkan teori yang mendukung, jika metode NPV mengatakan layak

         untuk diterima maka metode PI juga layak diterima.

     5. Berdasarkan kriteria Payback Periode (PBP) diperoleh nilai sebesar 2 tahun

         6 bulan. Berdasarkan hasil tersebut maka proyek layak dilaksanakan, hal

         tersebut didasarkan atas kriteria PBP < suatu periode yang telah

         ditentukan.(2,6 tahun < 6 tahun).

     6. Berdasarkan kriteria Accounting Rate of Return (ARR) diperoleh nilai

        sebesar 52,61%. Berdasarkan hasil tersebut maka proyek layak dilaksanakan,

         hal tersebut didasarkan atas kriteria ARR > tingkat keuntungan yang

         disyaratkan. (52,61%>19,67%).



5.2 Saran

       Adapun saran yang dapat diberikan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah

 sebagai berikut:

     1. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang diselesaikan, sebaiknya PT

         Tridigniti mega Power melaksanakan penambahan mesin Pemurnian oli

         hasil analisis yang telah dilakukan terhadap penambahan mesin pemurnian

         oli tersebut dengan menggunakan metode penilaian investasi dengan Net

         Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI),

         Payback Periode (PBP) dan Accounting Rate of Return (ARR) layak untuk

         dilaksanakan.
62




2. Untuk mengantisipasi kerugian-kerugian yang tidak diharapkan oleh pihak

   PT Tridigniti Mega Power harus tetap melakukan analisis kelayakan

   investasi sebelum melakukan suatu investasi, agar dapat mengurangi resiko

   yang akan terjadi.

More Related Content

What's hot

Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26
Lia Ivvana
 
Akuntansi investasi
Akuntansi investasiAkuntansi investasi
Akuntansi investasi
Adi Jauhari
 
Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya
Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnyaPenggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya
Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya
Ekky Abdul Rahman
 

What's hot (20)

Psak 71 instumen keuangan
Psak 71 instumen keuanganPsak 71 instumen keuangan
Psak 71 instumen keuangan
 
PENDANAAN
PENDANAANPENDANAAN
PENDANAAN
 
4. mnc004 modul- mnj. strategi - sesi 4 - 2020-2021
4. mnc004   modul- mnj. strategi - sesi 4 - 2020-20214. mnc004   modul- mnj. strategi - sesi 4 - 2020-2021
4. mnc004 modul- mnj. strategi - sesi 4 - 2020-2021
 
Real option
Real optionReal option
Real option
 
Pengalihan aset atau pengalihan bisnis (draf)
Pengalihan aset atau pengalihan bisnis (draf)Pengalihan aset atau pengalihan bisnis (draf)
Pengalihan aset atau pengalihan bisnis (draf)
 
Tugas Pelakor,Ranti Pusriana,
Tugas Pelakor,Ranti Pusriana,Tugas Pelakor,Ranti Pusriana,
Tugas Pelakor,Ranti Pusriana,
 
KEUANGAN
KEUANGANKEUANGAN
KEUANGAN
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26
 
Resume ii riasusanti 11011700123, 2 s ma,b.1.1
Resume ii riasusanti 11011700123, 2 s ma,b.1.1Resume ii riasusanti 11011700123, 2 s ma,b.1.1
Resume ii riasusanti 11011700123, 2 s ma,b.1.1
 
RESUME BAB 16 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 16 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURARESUME BAB 16 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 16 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
 
Kelompok 1
Kelompok 1Kelompok 1
Kelompok 1
 
Dasar dasar manajemen keuangan
Dasar dasar manajemen keuanganDasar dasar manajemen keuangan
Dasar dasar manajemen keuangan
 
Akuntansi investasi
Akuntansi investasiAkuntansi investasi
Akuntansi investasi
 
Opsi-opsi dalam reorganisasi atau restrukturisasi perusahaan - catatan atas p...
Opsi-opsi dalam reorganisasi atau restrukturisasi perusahaan - catatan atas p...Opsi-opsi dalam reorganisasi atau restrukturisasi perusahaan - catatan atas p...
Opsi-opsi dalam reorganisasi atau restrukturisasi perusahaan - catatan atas p...
 
Presentasi aktiva dan pengukurannya
Presentasi aktiva dan pengukurannyaPresentasi aktiva dan pengukurannya
Presentasi aktiva dan pengukurannya
 
Topik khusus keuangan perusahaan
Topik khusus keuangan perusahaanTopik khusus keuangan perusahaan
Topik khusus keuangan perusahaan
 
7. Evolusi Keuangan&amp; st mdl
7. Evolusi Keuangan&amp; st mdl7. Evolusi Keuangan&amp; st mdl
7. Evolusi Keuangan&amp; st mdl
 
Konsep aktiva
Konsep aktivaKonsep aktiva
Konsep aktiva
 
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillPsak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
 
Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya
Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnyaPenggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya
Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya
 

Similar to Skripsi

Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uasMuhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
tarmidi_saputra
 
Pendahuluan studi kelayakan
Pendahuluan studi kelayakanPendahuluan studi kelayakan
Pendahuluan studi kelayakan
72gar
 
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
ayuruby
 

Similar to Skripsi (20)

Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uasMuhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
 
Bab i pembahasan (repaired)
Bab i pembahasan (repaired)Bab i pembahasan (repaired)
Bab i pembahasan (repaired)
 
MAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASMAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UAS
 
Resume UAS
Resume UASResume UAS
Resume UAS
 
SAP I Pendahuluan WA.pptx
SAP I Pendahuluan WA.pptxSAP I Pendahuluan WA.pptx
SAP I Pendahuluan WA.pptx
 
Tugas 2 maklah m. keuangan 1
Tugas 2 maklah m. keuangan 1Tugas 2 maklah m. keuangan 1
Tugas 2 maklah m. keuangan 1
 
Pendahuluan studi kelayakan
Pendahuluan studi kelayakanPendahuluan studi kelayakan
Pendahuluan studi kelayakan
 
Tugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keuTugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keu
 
Tugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keuTugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keu
 
Resume manajemen keuangan sebelum uas
Resume manajemen keuangan sebelum uasResume manajemen keuangan sebelum uas
Resume manajemen keuangan sebelum uas
 
Makalah keuangan sebelum uas
Makalah keuangan sebelum uasMakalah keuangan sebelum uas
Makalah keuangan sebelum uas
 
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
 
Manajemen investasi (softskill)
Manajemen investasi (softskill)Manajemen investasi (softskill)
Manajemen investasi (softskill)
 
Resume uas 1
Resume uas 1Resume uas 1
Resume uas 1
 
Resume uas 1
Resume uas 1Resume uas 1
Resume uas 1
 
Karya ilmiah manajemen keuangan
Karya ilmiah manajemen keuanganKarya ilmiah manajemen keuangan
Karya ilmiah manajemen keuangan
 
Resume uas linda
Resume uas lindaResume uas linda
Resume uas linda
 
Makalah investasi
Makalah investasiMakalah investasi
Makalah investasi
 
MILA RISKA
MILA RISKAMILA RISKA
MILA RISKA
 
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 2
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 2RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 2
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 2
 

Skripsi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dari prinsip-prinsip pengelolaan keuangan adalah menyediakan pemahaman tentang cara perusahaan atau lembaga bisnis memperoleh dan mengalokasikan dana yang dimilikinya dikenal dengan keputusan pembelanjaan, menyediakan pemahaman tentang menguji kelayakan suatu investasi yang disebut dengan keputusan investasi dan kebijakan tentang pemberian deviden kepada pemegang saham atau yang disebut dengan keputusan deviden. Dari ketiga keputusan tersebut merupakan hal yang harus diputuskan oleh pengelola keuangan didalam menjalankan bisnisnya. Kombinasi dari ketiga keputusan tersebut, keputusan investasi sebagai keputusan yang paling penting bagi pengelolaan keuangan, karena keputusan investasi berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan dan prioritas, pengaturan pendanaan, dan penggunaan kriteria tertentu dalam memilih aktiva jangka panjang. Semua bagian dari perusahaan yaitu produksi, pemasaran dan lain-lain, juga sangat terpengaruh oleh keputusan investasi ini. Dengan demikian semua eksekutif terlepas dari tanggung jawab utamanya, harus mengetahui bagaimana keputusan investasi dilakukan. 1
  • 2. 2 Tujuan utama suatu perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham demikian pula tujuan yang harus dicapai dalam investasi jangka panjang ini adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, jika perusahaan melakukan investasi yang memberikan nilai sekarang yang lebih besar dari investasi, maka nilai perusahaan akan meningkat. Keputusan investasi harus dinilai dalam hubungannya dengan kemampuan untuk menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih besar dari yang disyaratkan oleh pemilik modal, pengertian nilai disini adalah sebesar nilai sekarang dari aliran kas yang diharapkan atas investasi, setelah penentuan aliran kas relevan yang dibutuhkan dalam membuat keputusan penganggaran modal dilakukan, langkah selanjutnya adalah pengevaluasian daya tarik dari berbagai proposal investasi yang dipertimbangkan, keputusan investasi dapat bersifat menolak atau menerima proposal yang diajukan. Ada beberapa alternatif metode-metode yang tersedia dalam pemilihan keputusan dan pengevaluasian proyek, yaitu Metode Accounting Rate Of Return (ARR), Metode Profitabili Index (PI), Metode Payback Periode (PBP), Metode Net Present Value (NPV) dan Metode Internal Rate Of Return (ARR). Keputusan investasi ini diharapkan memperoleh penerimaan-penerimaan yang dihasilkan dari investasi tersebut yang dapat menutup biaya-biaya yang dikeluarkannya. Penerimaan investasi yang akan diterima berasal dari proyeksi keuntungan atas investasi tersebut untuk menganalisis keputusan usulan
  • 3. 3 investasi atau proyek investasi apakah suatu usulan investasi tersebut layak atau tidak untuk dilaksanakan. Sehingga bertolak dari masalah tersebut, maka dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil judul: “ANALISIS UJI KELAYAKAN INVESTASI PADA PT TRIDIGNITI MEGA POWER ”. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang masalah tersebut, inti permasalahan yang ingin dipecahkan dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah investasi yang dilaksanakan layak untuk diterima?”. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah : Untuk membuktikan kelayakan investasi dengan menggunakan metode penilaian investasi. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
  • 4. 4 a. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam melaksanakan uji kelayakan investasi dalam kaitannya dengan Net Presen Value. b. Bagi Pembaca Diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai usaha yang dilakukan perusahaan untuk melaksanakan investasi.
  • 5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2005:4) Manajemen Keuangan (financial management) atau dalam literatur lain disebut pembelanjaan adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Dengan kata lain manajemen keuangan merupakan manajemen (pengelolaan) mengenai bagaimana memperoleh asset, mendanai asset dan mengelola asset untuk mencapai tujuan. Menurut James C Van Horne (2004:714) Manajemen keuangan adalah sesuatu yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan,dan pengelolaan ativa dengan beberapa tujuan menyeluruh. 2.1.1.2 Tujuan Manajemen Keuangan Tujuan manajemen keuangan dalam suatu perusahaan secara menyeluruh adalah sebagai berikut: 1. Mensejahterakan kemakmuran pemegang saham melalui pencapaian laba yang maksimal. 5
  • 6. 6 2. Menjaga Kelangsungan hidup perusahaan 3. Mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial perusahaan. 2.1.2 Keputusan Investasi 2.1.2.1 Pengertian Investasi menurut Martono dan D. Agus Harjito (2005:138) adalah penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan kedalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan dating. Dilihat dari jangka waktunya, investasi dibedakan menjadi 3 macam yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Sedangkan dilihat dari jenis aktivanya investasi dibedakan kedalam investasi pada aktiva riil dan investasi non-riil (aktiva finansial). Investasi pada aktiva riil misalnya dalam tanah, gedung, mesin dan peralatan-peralatan. Adapun investasi pada aktiva non-riil misalnya investasi kedalam surat-surat berharga. Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan. Hal ini karena keputusan investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi yang dilakukan, pengembalian investasi dan resiko investasi yang akan timbul. Pengambilan keputusan investasi ini mempertimbangkan aliran kas keluar (cash outflow) dan aliran kas masuk (cash inflow) yang akan
  • 7. 7 diperolehnya berkaitan dengan investasi yang akan diambil oleh suatu perusahaan yang akan berinvestasi. 2.1.2.2 Klasifikasi Usulan Investasi Menurut Dr. Darmawan Sjahrial, MM (2008:20) secara umum investasi jangka panjang ini dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu: 1. Investasi Penggantian (Replacements) Investasi penggantian asset karena sudah usang atau karena adanya teknologi yang baru. 2. Investasi Perluasan (Expansion) Investasi perluasan berupa penambahan kapasitas produksi karena adanya kesempatan usaha yang lebih baik. 3. Investasi Pertumbuhan (Growth) Investasi pertumbahan menyangkut penembahan produk baru atau diversivikasi produk. 4. Investasi Lain-Lain (Others) Investasi lain yang tidak termasuk kedalam ketiga kategori tersebut meliputi peralatan pengendalian polusi dan investasi peningkatan keselamatan kerja.
  • 8. 8 2.1.2.3 Tipe-tipe Usulan Investasi Setelah adanya cetusan ide untuk mengadakan investasi, langkah pertama dalam proses penanaman modal adalah menyusun daftar usulan investasi baru yang dilengkapi data secukupnya untuk bahan penganalisaan. Analisis proposal pembelanjaan modal bukanlah suatu aktivitas tanpa biaya, memang banyak manfaat yang dapat dipetik dengan mengadakan suatu analisis tetapi kegiatan ini sendiri membutuhkan biaya. Untuk beberapa jenis proyek, seringkali dibutuhkan suatu analisis yang terperinci, sedangkan untuk jenis lainnya mungkin cukup diulas secara ringkas. Untuk itu perusahaan- perusahaan mengadakan klasifikasi proyek menurut kategori-kategori tertentu (penggantian aktiva tetap, ekspansi pasar, proyek keamanan dan lingkungan). Semakin besar investasi yang dibutuhkan, akan semakin terperinci analisisnya dan semakin tinggi tingkat pejabat yang memutuskannya. Pada kebanyakan perusahaan tersedia lebih banyak usulan/proposal proyek dari pada kemampuan atau kemauan perusahaan memodalinya. Sebagian dari usulan itu baik, sedangkan yang lain buruk, sehingga perlu dikembangkan metode untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk. Hasil akhir metode ini adalah susunan rangking dari usulan-usulan itu dan titik batas seberapa jauh susunan itu dibuat. Sementara itu jika dilihat dari segi keterkaitan antarinvestasi, menurut Arthur Keown (2006:G-7) mengelompokan investasi menjadi dua, yaitu:
  • 9. 9 1. Investasi yang Independen Investasi dimana keputusan penolakan dan penerimaannya tidak berpengaruh apapun terhadap investasi lain. Misalnya keputusan untuk membeli perlengkapan untuk material handling dan mesin pengepakan rokok. 2. Mutually Exclusive Suatu proyek yang secara mendasar dilakukan secara bersamaan, sedemikian sehingga penerimaan terhadap satu berarti penolakan yang lainnya. 2.1.3 Capital Budgeting 2.1.3.1 Pengertian Capital Budgeting Modal (capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi, sedangkan anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yang memproyeksikan aliran kas masuk dank as keluar selama beberapa periode pada saat yang akan datang. Kemudian anggaran modal (capital budget) adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap dan penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses yang menyeluruh dari analisis proyek dan keputusan yang berkaitan dengan anggaran modal. Menurut James C Van Horne (2004:324) Penganggaran modal adalah proses pengidentifikasi, menganalisa, dan memilih proyek investasi yang pengembaliannya (arus kas) diharapkan lebih dari satu tahun.
  • 10. 10 Menurut Keown Arthur (2005:306) Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah proses pembuatan keputusan investasi pada aset tetap. Perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap adalah juga dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh kembali dana yang diinvestasika tersebut seperti halnya pada investasi dalam aktiva lancer. Perbedaanya terletak pada jangka waktu dan kembalinya dana yang diivestasikan dalam kedua golongan aktiva tersebut. Batas jangka waktu satu tahun tersebut tidaklah mutlak. 2.1.3.2 Pentingnya Capital Budgeting Menurut Dr. Darmawan Sjahrial (2008:19) capital budgeting mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan karena: 1. Dana yang akan dikeluarkan untuk penganggaran modal akan terikat untuk jangka waktu lama dan secara berangsur-angsur melalui penyusutan (depresiasi) dapat dicairkan sesuai jangka waktu penyusutan aktiva tetap tersebut. 2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap peningkatan produksi dan penjualan dimasa datang. 3. Pengeluaran investasi untuk pembelian :tanah, bangunan, mesin-mesin produksi, alat pembangkit tenaga listrik, alat transportasi merupakan pengeluaran yang cukup besar.
  • 11. 11 4. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran pembelian barang modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat. 2.1.3.3 Manfaat Penyusunan Capital Budgeting Manfaat dari penyusunan capital budgeting adalah sebagai berikut: 1. Bidang Perencanaan Yaitu merencanakan penanaman modal sendiri. 2. Bidang Koordinasi Yaitu mengkoordinir penanaman modal dalam kaitannya dengan: - kebutuhan pembelanjaan yaitu kebutuhan kas - pelaksanaan investasi pada berbagai aktivitas operasional - potensi penjualan - potensi keuntungan - potensi return on investmen 3. Bidang Pengendalian Yaitu mengendalikan perubahan modal. 2.1.3.4 Tahap-tahap Penganggaran Modal Secara konseptual tahap-tahap dalam membuat penganggaran modal adalah sebagai berikut:
  • 12. 12 1. Biaya Proyek Harus ditentukan. 2. Manajeman harus memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva. 3. Risiko aliran kas proyek harus diestimasi. 4. Dengan mengetahui risiko aliran kas proyek, manajeman menentukan biaya modal yang tepat untuk mendiskontokan aliran kas proyek. 5. dengan menggunakan dasar nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva pada perusahaan. 6. Nilai Sekarang (present value) aliran kas masuk yang diharapkan dengan present value pengeluaran yang diperlukan. 2.1.4 Biaya Modal (cost of capital) Konsep biaya modal menurut Arthur J. Keown (2005:444) merupakan biaya peluang dari penggunaan dana untuk diinvestasikan dalam proyek baru. Dan biaya modal tertimbang adalah rata-rata tertimbang dari sumber pembiayaan pribadi, dimana timbangannya sama dengan persentase modal yang ada dari beberapa sumber pembiayaan. Biaya modal menurut Martono dan Agus Harjito (2005:201) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang , saham preferen, saham biasa maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.
  • 13. 13 Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual tersebut dihitung satu per satu untuk tiap jenis modal. Namun, apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital atau WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Sekali lagi bahwa, konsep biaya modal dimaksudkan untuk menentukan besarnya biaya riil dari penggunaan dana dari masing-masing sumber dana. Dari biaya modal secara individual tersebut digunakan untuk menentukan biaya modal rata-ratanya. Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu dari sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana, besarnya required rate of return merupakan biaya modal yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Selain menghitung besarnya tingkat diskonto dengan biaya modal (WACC) juga dapat menggunakan Return on Equity (ROE). ROE ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan tersebut, yang dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
  • 14. 14 Laba Bersih Return On Equity  x 100% Modal Sendiri Setiap sumber dana (modal asing dan modal sendiri) memiliki biaya modal sendiri yang belum tentu sama, tergantung pada resiko yang terkandung pada dana yang bersangkutan. Dalam hubungannya dengan penilaian kelayakan investasi, dalam biaya modal akan terjadi kriteria yang diisyaratkan bagi tingkat pengembalian investasi sebagai tingkat diskonto analisis kriteria investasi. Biaya modal yang dipertimbangkan WACC adalah biaya rata-rata tertimbang dari setiap modal sesudah pajak dari masing-masing sumber dana. Untuk modal sendiri, biaya modal dapat dihitung dengan menggunakan rumus Return On Equity (ROE) sebagai tingkat pengembalian yang disyaratkan jika diketahui modal 100% berasal dari modal sendiri. Sedangkan untuk modal asing, biaya modalnya sesuai dengan kebijakan kreditur dimana bunga ini akan terkena pajak penghasilan sesuai dengan tingkat laba usaha yang dihasilkan. 2.1.5 Arus Kas (Cash Flow) Variabel penting dalam rumusan untuk menghitung NPV adalah arus kas. Mengapa ada berbagai cara penilaian usul investasi didasarkan pada aliran kas dan bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku? Jawabnya sangat sederhana sekali, yaitu bahwa untuk dapat menghasilkan keuntungan tambahan, kita harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Kita tahu bahwa keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas, sehingga dengan demikian jumlah kas yang ada dalam
  • 15. 15 perusahaan belum tentu sama dengan jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku. Menurut James C Van Horne (2004:304) arus kas adalah setiap metode penilaian dan pemilihan investasi proyek yang menyesuaikan arus kas sepanjang waktu sesuai dengan nilai waktu uang. Penjelasan lain juga mengatakan bahwa arus kas merupakan kas masuk bersih yang tidak sama pengertiannya dengan laba dalam pengertian akuntansi dan perusahaan menerima atau membayar selama beberapa periode yang ditentukan. Menurut Ciaran Walsh (2006:340) Cash Flow adalah Arus Kas masuk atau keluar ekstra yang berasal dari salah satu alternatif investasi dihitung selama evaluasi proyek modal. Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004:105) untuk menaksir arus kas yang relevan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Taksiran arus kas atas dasar setelah pajak 2. Taksiran arus kas atas dasar incremental atau selisih 3. Taksiran arus kas yang timbul karena keputusan investasi. Arus kas pendanaan, seperti membayar bunga pinjaman, mengangsur pokok pinjaman dan pembayaran dividen. 4. Jangan memasukkan sunk cost (biaya yang telah terjadi sehingga tidak akan berubah karena keputusan yang akan kita ambil).
  • 16. 16 Cash flow yang berhubungan dengan suatu keputusan investasi menurut Drs. Sutrisno, MM (2003:140) dapat dikelompokkan dalam tiga macam aliran kas, yaitu: 1. Initial Cash Flow (Aliran Kas Permulaan) Adalah aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan investasi, seperti pengeluaran kas untuk pembelian tanah, pembangunan pabrik, pembelian mesin, pembelian peralatan lain dan pengeluaran lain dalam rangka mendapatkan aktiva tetap. Juga termasuk kebutuhan modal kerja dan biasanya dikeluarkan pada saat awal pendirian suatu proyek. 2. Operational Cash Flow (Aliran Kas Operasional) Operasional Cash Flow merupakan aliran kas yang akan dipergunakan untuk menutup investasi. Biasanya berupa aliran kas bersih dan dapat dihitung dengan menambahkan laba akuntansi (EAT) dengan penyusutan. 3. Terminal Cash Flow (Aliran Kas Terminal) Terminal Cash Flow merupakan aliran kas yang diterima sebagai akibat habisnya umur ekonomis suatu proyek investasi. Apabila proyek investasi habis umur ekonomisnya biasanya masih ada penerimaan kas, misalnya dari penjualan aktiva tetap yang masih bisa digunakan, juga dana yang digunakan sebagai modal kerja. Oleh karena itu termasuk dalam kelompok terminal cash flow adalah nilai residu dan modal kerja.
  • 17. 17 2.1.6 Nilai Waktu Uang 2.1.6.1 Pengertian Menurut AM. Sumastuti,SE,MM (2004:131),uang dikatakan mempunyai nilai waktu, karena individu lebih menyukai uang saat ini dari pada nanti, apabila uang tersebut jumlah nominalnya adalah sama. Hal ini ditunjukan dengan dipilihnya penerimaan saat ini dari pada nanti dan dipilihnya pembayaran nanti dari pada saat ini, apabila menyangkut jumlah uang yang sama. Kebanyakan keputusan keuangan, individu maupun bisnis, melibatkan nilai waktu uang sebagai pertimbangan. Sebagaimana telah diketahui bahwa tujuan manajemen adalah meningkatkan nilai perusahaan (pemegang saham) dan ini sebagian tergantung dari penentuan arus kas. Oleh karena itu, salah satu penerapan konsep yang ditekankan disini adalah penilaian aliran arus kas. Misalnya para investor akan lebih suka suatu proyek yang memberikan keuntungan setiap tahun mulai dari tahun pertama sampai dengan ketiga, dari pada proyek yang memberikan keuntungan sama, tetapi mulai dari tahun keempat sampai dengan keenam. Dengan demikian waktu dari pada aliran kas yang diharapkan dimasa yang akan datang merupakan hal yang sangat penting bagi rencana investasi. Untuk menilai perbedaan waktu aliran kas ini dengan memperhatikan unsur tingkat bunga (menentukan nilai sekarang uang tersebut).
  • 18. 18 Bunga majemuk menunjukan bunga yang dihasilkan pada suatu periode, juga memberikan bunga pada periode berikutnya. Sedangkan present value, menunjukan nilai saat ini dari suatu penerimaan atau pengeluaran pada waktu yang akan datang. Maka dalam analisis-analisis keputusan keuangan terutama metode Net Present Value (NPV), konsep nilai waktu uang sangat penting digunakan dalam perhitungannya. Sehingga sering dikatakan bahwa konsep nilai waktu yang merupakan indikator keunggulan NPV sebagai alat analisis. 2.1.6.2 Bentuk-bentuk Nilai Waktu Uang 1. Nilai Akan Datang (Future Value) Berikut ini beberapa pengertian Future Value menurut para ahli, diantaranya : Menurut Keown Arthur (2005:157) Future Value adalah nilai masa depan atas sejumlah uang dengan periode bunga majemuk yang non tahun. Menurut Dr. Dermawan Sjahrial, MM (2008:38) Future Value adalah mengetahui nilai beberapa tahun yang akan datang untuk mengetahui beberapa nilai sekarangnya. Menurut James C Van Horne (2004:715) nilai masa depan adalah nilai dimasa depan atas jumlah uang saat ini atau rangkaian pembayaran dievaluasi berdasarkan tingkat bunga yang telah ditetapkan. Menurut Eugene Brigham dan Joel Houston (2008:282) Nilai waktu akan datang adalah sebuah jumlah yang akan dicapai oleh arus kas
  • 19. 19 atau serangkaian arus kas yang berkembang setelah melalui jangka waktu tertentu bila dimajemukkan dengan tingkat suku bunga tertentu. Dari beberapa pengertian nilai akan datang diatas, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa nilai akan datang adalah nilai dimasa datang dari nilai uang sekarang yang dihitung dengan konsep bunga berbunga atau bunga majemuk dengan asumsi bunga atau tingkat keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi tidak diambil tetapi diinvestasikan kembali. Rumus FVn = PV(1+k)n atau FVn = PV (FVIF k,n) Dimana: FV = nilai akan datang PV = nilai sekarang i = bunga n = periode 2. Present Value (nilai sekarang) Berikut ini beberapa pengertian nilai sekarang (present value) menurut para ahli, diantaranya :Menurut Keown Arthur (2005:157) Present Value adalah nilai sekarang atas sejumlah uang dengan perode bunga majemuk yang non-tahun.
  • 20. 20 Menurut Ciaran Walsh (2006:349) Present Value adalah jumlah yang dihitung dengan mendiskontokan aliran arus kas masa depan dari proyek dengan menggunakan suku bunga yang setara dengan tingkat pengembalian yang diinginkan. Menurut James C Van Horne (2004:716) Present value adalah nilai berlaku bagi jumlah uang dimasa depan, atau rangkaian pembayaran dievaluasi menurut tingkat bunga yang telah ditetapkan. Menurut Eugene Brigham dan Houston (2008:287) nilai sekarang adalah nilai dari arus kas masa depan atau serangkaian arus kas dimasa mendatang. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa nilai sekarang (present value) adalah nilai sekarang dari sejumlah uang pada masa datang atau merupakan nilai sekarang dari sebuah anuitas dan identik dengan nilai awal dari penanaman modal. Rumus: PV  1  PV =  PV  n  (1  k ) n  (1  k )  Atau PV = FVn (PVIF k,n) Dimana: PV = nilai sekarang FV = nilai akan datang
  • 21. 21 i = bunga n = periode 2.1.7 Metode Penilaian Investasi Apabila kita telah mengumpulkan informasi yang diperlukan, kita sekarang dapat menilai atau mengevaluasi layak tidaknya suatu usulan proyek dalam rangka mencari ukuran yang menyeluruh sebagai dasar penerimaan atau penolakan suatu proyek,menurut penelitian terdahulu dengan judul ”Keunggulan NPV sebagai Alat Analisis Uji Kelayakan Investasi dan Penerapannya” oleh AM. Sumastuti,SE,MM telah dikembangkan beberapa metode penilaian investasi yaitu metode Accounting Rate of Return (ARR),metode profitability Index (PI), metode Payback period (PBP), metode Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR). Berikut pengertian lima metode dalam penilaian investasi menurut para ahli, yaitu sebagai berikut: 1. Metode Accounting Rate of Return (ARR) Menurut Drs. Martono, SU (2005:140) metode Accounting Rate of Return adalah mengukur besarnya tingkat keuntungan dari investasi yang digunakan untuk memperoleh keuntungan tersebut. Keuntungan yang diperhitungkan adalah keuntungan bersih setelah pajak(EAT), sedangkan investasi yang diperhitungkan adalah rata-rata investasi yang dipeoleh dari investasi awal(jika ada) ditambah investasi akhir dibagi dua.
  • 22. 22 Menurut Drs. Sutrisno, MM (2007:369) Metode Accounting Rate Of Return adalah rasio dari laba bersih terhadap pengeluaran investasi rata-rata. Untuk menghitung rata-rata EAT dengan cara menjumlahkan EAT (laba setelah pajak) selama umur investasi dibagi dengan umur investasi. Sedangkan untuk menghitung rata-rata investasi adalah investasi ditambah dengan nilai residu dibagi dua. Setelah angka accounting rate of return dihitung kemudian dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Apabila angka ARR lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang disyaratkan, maka proyek investasi ini menguntungkan, apabila lebih kecil daripada tingkat keuntungan yang disyaratkan proyek ini tidak layak. Kebaikan metode ini adalah sederhana dan mudah, karena untuk menghitung ARR cukup melihat laporan rugi laba yang ada. Sedangkan kelemehan metode ini yaitu mengabaikan nilai waktu uang (time value of money) dan tidak memperhitungkan aliran kas(cash flow). 2. Metode Profitability Index (PI) Menurut James C Van Horne (2004:346) profitability index ini merupakan Rasio nilai sekarang arus kas bersih proyek dimasa depan terhadap arus keluar kas awal. Metode profitability index sering disebut dengan cost benefit analysis method. Apabila metode NPV mencari selisih antara NPV aliran kas bersih dengan present value investasi, maka metode
  • 23. 23 PI merupakan pembagian antau rasio antara present value aliran kas bersih dengan present value investasi. Metode profitability index atau benefit cost ratio merupakan metode yang memiliki hasil keputusa sama dengan metode NPV. Artinya, apabila suatu proyek investasi diterima dengan menggunakan metode NPV maka akan diterima pula jika dihitung menggunakan metode profitability index ini. Formula metode PI ini adalah: Total PV dari Pr oceeds PI = Investasi Menurut Martono dan Agus Harjito (2005:145) pengambilan keputusan apakah suatu usulan proyek investasi akan diterima(layak) atau ditolak(tidak layak) kita bandingkan dengan angka satu. Apabila PI>1, maka rencana investasi layak diterima, sedangkan apabila PI<1, maka rencana investasi tidak layak diterima atau ditolak. 3. Metode Payback Periode Kadang-kadang investor ingin mengetahui berapa lama semua investasi yang dikeluarkan dapat tertutup kembali. Untuk mengukur lamanya dana investasi yang ditanamkan kembali seperti semula disebut sebagai Payback Periode. Menurut Drs.Sutrisno,MM payback Periode adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas yang diterima.
  • 24. 24 Menurut Husein Umar (2003:197) payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas. Menurut James C Van Horne Periode (2004:340) Pengembalian adalah periode waktu diminta untuk arus kas komulatif yang diharapkan dari proyek investasi sehingga sama dengan arus keluar kas awal. Untuk mengetahui kelayakan investasi dengan metode ini adalah membandingkan masa payback periode dengan target lamanya kembalian investasi. Bila payback periode lebih kecil dibandingkan dengan target kembalinya investasi, maka proyek investasi layak, sedangkan bila lebih besar proyek tidak layak. Dalam menghitung payback periode laba yang digunakan adalah laba tunai atau cash flow. Dan untuk menghitung besarnya payback periode bila cash flownya sama tiap tahun adalah: Investasi Payback Periode =  1th Cash Flow Kriteria penilaian yang terdapat dalam metode Payback Periode adalah: a. investasi akan diterima apabila PP lebih pendek dari PP yang disyaratkan b. investasi akan ditolak apabila PP panjang daripada PP yang disyaratkan.
  • 25. 25 Kelemahan pada metode ini adalah : a. mengabaikan time value of maney b. mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi setelah payback periode. 4. Metode Net Present Value (NPV) Pengertian net present value menurut James C Van Horne (2004:343) adalah nilai sekarang dari arus kas bersih proyek investasi dikurang arus keluar kas awal. Pengertian NPV menurut Drs. Martono,SU (2005:145) merupakan metode untuk mencari selisih antara nilai sekarang kas neto(proceeds) dengan nilai sekarang dari suatu investasi (outlays). Metode ini merupakan salah satu metode pendiskontoan aliran kas untuk menerapkan metode ini diperlukan terlebih dahulu discount rate yang akan digunakan. Pada prinsipnya discount rate yang relevan adalah menggunakan biaya modal rata-rata tertimbang dengan catatan tingkat risiko investasi yang sama dengan risiko bisnis perusahan secara keseluruhan. Faktor nilai sekarang yang sesuai kemudian diterapkan pada arus masuk dan arus keluar kas selama umur ekonomis dari usulan investasi. Setelah itu nilai sekarang dari semua arus masuk kas dijumlahkan dengan arus keluar kas, dimana selisihnya merupakan nilai sekarang.
  • 26. 26 Kebaikan dari metode Net Present Value adalah: a. memperhitungkan semua arus kas b. semua arus kas didiskontokan pada biaya modal untuk menentukan nilai sekarang c. memperhatikan nilai waktu uang Kelemahan dari metode ini adalah tidak dapat digunakan sebagai pedoman untuk membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama sumber pembiyaannya. Rumus: n CFt NPV =  (1  K ) t 1 t  I0 Dimana: NPV = Net Present Value CFt = Arus kas pada tahun ke-t K = Tingkat diskonto I0 = Investasi awal n = Umur ekonomis Kriteria penilaian yang terdapat dalam metode Net Present Value yaitu jika NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek tersebut menghasilkan
  • 27. 27 lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham perusahaan. Oleh karena itu, jika perusahaan mengembil proyek yang memiliki NPV positif, maka posisi pemegang saham meningkat. 5. Metode Internal rate Of Return (IRR) Menurut James C Van Horne (2004:341) IRR adalah tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang arus kas bersih dimasa depan dari proyek investasi dengan arus keluar kas awal , atau IRR sering diartikan sebagai tingkat pengembalian internal dicari dengan cara trial and error atau interpolasi, dengan kata lain IRR adalah discount rate yang membuat net present value sama dengan nol. Kelemahan metode IRR adalah: a. Tingkat bunga yang dihitung merupakan angka yang sama untuk setiap tahun umur ekonomis. b. Dapat diperoleh tingkat bunga yang lebih dari satu. Rumus: n  At    (1  r ) t   0 t 0   Dimana: A = Aliran kas r = IRR t = Periode
  • 28. 28 Nilai IRR tidak diperoleh secara langsung melainkan melalui proses trial and error, yaitu dengan mencari nilai NPV pada tingkat suku bunga tertentu yang dipilih secara acak dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan biaya investasi. Setelah itu dilakukan interpolasi dengan menggunakan NPV positif (NPV1) dengan tingkat bunga tertentu (Df1) dan NPV negative (NPV2) dengan tingkat bunga tertentu lainnya (Df2) dengan rumus sebagai berikut:  NPV1  IRR = Df1 -   X ( Df 2  Df1 )  PV2  PV1  Dimana: Df1 = Discount factor ke-1 Df2 = Discount factor ke-2 NPV1 = NPV jika digunakan discount factor ke-1 PV1 = Present value of Proceeds pada tingkat bunga yang kecil PV2 = Present value of Proceeds pada tingkat bunga yang besar Kriteria yang terdapat dalam metode IRR adalah: a. Apabila IRR > cost of capital, usulan investasi akan diterima b. Apabila IRR < Cost of capital, usulan investasi akan ditolak
  • 29. 29 2.1.8 Depresiasi Definisi Depresiasi adalah alokasi periodik biaya aktiva tetap terhadap pendapataan periodik yang dihasilkan. Dalam arti lain biaya yang dapat disusutkan adalah jumlah total penyusutan yang diakui selama umur manfaat aktiva dan ini sama dengan total biaya aktiva yang dikapitalisasikan dikurangi estimasi nilai residu pada setiap tanggal neraca. Nilai buku minimal adalah residu, yaitu jumlah yang bukan subjek penyusutan. Kecendrungan untuk mempertahankan aset lama dalam kegiatan produksi, ada kalanya kurang menguntungkan karena biaya perawatan dan pemeliharaan bertambah lama akan bertambah besar disamping kualitas produk dan kontinuitas usaha yang kurang terjamin. Penentuan beban depresiasi tergantung pada pemilihaan metode depresiasi yang tepat. Metode depresiasi yang sering digunakan adalaah metode yang perhitungannya sistematik dan rasioanal. Metode-metode depresiasi diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Berdasarkan Waktu a. Metode Garis Lurus Metode ini adalah metode yang paling sederhana dan banyak digunakan. Dalam cara ini beban penyusutan tiap periode jumlahnya sama. Dalam metode ini penyusutan dihitung dengan rumus: H arg a Perolehan  Nilai Re sidu Biaya penyusutan : Taksiran Umur Kegunaan
  • 30. 30 b. Metode Pembebanan yang Menurun  Metode Jumlah Angka Tahun Didalam metode ini akan menghasilkan jadwal penyusutan yang sama dengan metode penyusutan saldo menurun. Jumlah penyusutan akan semakin menurun dari tahun ketahun, tetapi cara perhitungannya berbeda dengan metode saldo menurun. Biaya penyusutan dalam metode ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Biaya penyusutan = Tarif x Harga perolehan nilai sisa  Metode Saldo Menurun Dalam metode ini, biaya penyusutan makin menurun dari taahun ketahun. Pembebanan yang makin menurun didasarkaan pada anggapan bahwa semaakin tua kapasitaas aktiva tetap dalam memberikan jasanya juga akaan menurun. Dalam metode ini, biaya penyusutan dihitung dengan rumus sebagai berikut: Biaya Penyusutan = Tarif penyusutan x nilai buku Tarif Penyusutan = 2 x tarif penyusutan garis lurus
  • 31. 31 2. Berdasarkan Penggunaan a. Metode Jam Jasa Metode ini didasarkan pada tarif bahwa pembelian suatu aktiva merupakan pembelian sejumlah jam pemakaian langsung. Harga perolehan yang disusutkan dibaagi dengan total jam pemakaian akan menghasilkan tarif penyusutan yang dibebankan untuk setiap jam penggunaan aktiva tersebut. Penggunaan aktiva selama periode akan diukur dan jumlah jam pemakaian dikalikan dengan tarif penyusutan untuk mendapat beban penyusutan periodik. Biaya akuisisi  Nilai Re sidu Penyusutan per jam jasa = Estimasi output produktif dalam unit b. Metode Jumlah Unit Produksi Metode ini didasarkan pada teori bahwa diperoleh untuk jasa yang dihasilkan dalam bentuk output produksi. Metode ini mensyaratkan estimasi atas total unit output aktiva. Harga perolehan yaang disusutkan bila diabagi dengan total estimasi output akan menghasilkan beban yang sama besar untuk setiap unit output. Biaya akuisisi Tingkat penyusutan perunit output = Estimasi output produktif dalam unit 3. Berdasarkan Kriteria Lainnya a. Metode Berdasarkan Jenis
  • 32. 32 Tarif berdasarkan jenis ditetapkan dengan menganalisa berbagai aktiva yang digunakan untuk menghitung penyusutan sebagai suatu rata-rata penyusutan tahunan. Penyusutan composite akan dilaporkan dalam suatu perkiraan akumulasi penyusutan tunggal setelah tarif composite ditetapkan angka biasanya terus digunakan apabila tidak ada perubahan- perubahan besar dalam umur aktiva aataau tambahan aktiva serta penghentian penggunaan yang sangat berpengaruh atas tarif tersebut. b. Metode Berdasarkan Kelompok Metode ini menetapkan himpunan aktiva yang serupa sebagai kelompok tunggal. Penyusutan diakumulasikan dalam perkiraan penilaian tunggal dan tarif penyusutan didasarkan pada umur rata-rata aktiva dalaam kelompok. Dalam perhitungan nanti akan digunakan Straight line method atau dengan persentase tetap dari harga beli, perjalanan dari dana yaang tertanam dalam aktiva tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Nilai Residu (nilai sisa) = Harga Pembelian / Umur Ekonomis Sedangkan untuk penyusutan (depresiasi) pertahunnya yaitu: H arg a Pembelian  Nilai Re sidu Penyusutan (Depresiasi) = Umur ekonomis
  • 33. 33 2.2 Kerangka Pemikiran Manajemen Keuangan Investasi Metode Penilaian Investasi PBP NPV IRR PI ARR Kerangka pemikiran dimulai dengan adanya suatu kenyataan bahwa setiap perusahaan pada saat ini pasti memiliki keinginan untuk berinvestasi dalam rangka mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dan juga memperluas usaha atau ekspansi produksi. Dalam konteks ini, penelitian akan menganalisa apakah investasi yang dilaksanakan layak diterima. Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan suatu investasi yaitu sebagai berikut: 1. Accounting Rate of Return (ARR) Kriteria penerimaanya hanya dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan, jika ARR > tingkat keuntungan yang disyaratkan maka proyek diterima.
  • 34. 34 2. Profitability Index (PI) Kriteria penerimaannya adalah dengan melihat metode net present value (NPV), jika NPV mengatakan diterima maka PI juga diterima, demikian pula sebaliknya. 3. Payback Period (PBP) Kriteria penerimaannya apabila PBP < suatu periode yang telah ditentukan maka proyek diterima. 4. Net Present Value (NPV) Kriteria penerimaanya sebagai berikut: - NPV < 0 maka investasi ditolak - NPV > 0 maka investasi diterima 5. Internal Rate of Return (IRR) Kriteria penerimaanya sebagai berikut: - IRR > cost of capital maka investasi diterima - IRR < cost of capital maka investasi ditolak 2.3 Hipotesis Hipotesis merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar atau salah yang digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut. Hipotesis yang dapat diambil dari permasalahan tersebut adalah: ”Diduga investasi yang dilaksanakan layak untuk diterima.
  • 35. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Untuk mendukung penguji hipotesis yang telah dikemukakan, maka penulis akan melakukan penelitian dari data-data yang telah ada dengan menggunakan beberapa variabel pendukung untuk pembahasan masalah pokok tersebut, sebagai berikut : 1. Arus Kas (cash flow) Aliran kas proyek didefinisikan sebagai selisih atau perbedaan antara aliran kas untuk setiap periode pada perusahaan dengan ada proyek dan dengan tidak ada proyek. Arus kas merupakan kas masuk bersih yang tidak sama pengertiannya dengan laba dalam pengertian akuntansi dan perusahaan menerima atau membayar selama beberapa periode yang ditentukan. 2. Metode Penilaian Investasi a. Net Present Value (NPV) Selisih antara present value aliran kas bersih atau sering disebut juga dengan proced dengan present value investasi. b. Internal Rate Of Return (IRR) Tingkat diskonto/discount rate yang menyamakan present value aliran kas bersih dengan present value investasi. 35
  • 36. 36 c. Profitability Index (PI) Total present value dari procceds dibagi dengan investasi yang hasil keputusanya sama dengan net present value. d. Payback Periode Adalah suatu periode yang diperoleh dari suatu investasi terhadap arus kas dari suatu proyek. e. Accounting Rate Of Return Suatu metode yang mengukur rata-rata laba setelah pajak terhadap rata- rata dari suatu investasi. 3.2 Teknik Penentuan Sampel Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengambilan sampel dari populasi dari mesin pada PT Tridigniti Mega Power, sedangkan sampel yang digunakan adalah data mesin yang relevan yaitu pada tahun 2007 – tahun 2012. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Penelitian kepustakaan (library research) dimaksudkan untuk mendapatkan data sekunder/data pendukung yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Data yang dikumpulkan bersifat teoritis dari buku-buku yang kemudian dijadikan pedoman untuk mengadakan penelitian.
  • 37. 37 3.4 Teknik Analisis Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui sejauh mana penerapan metode penilaian investasi dengan menggunakan metode, NPV, IRR, PI, PBP dan ARR didalam menentukan metode mana yang paling unggul dari nama metode yang satu dengan metode yang lain. Teknik analisis yang digunakan adalah : 1. Perhitungan cash flow CF = EAT + Depresiasi Dimana I0 Depresiasi : n Keterangan : EAT = laba operasional setelah dikurangi pajak I0 = investasi awal n = umur ekonomis 2. Perhitungan biaya modal Jika modal yang digunakan adalah modal sendiri maka untuk menghitung discount factor digunakan ROE (Return On Equity) dengan rumus sebagai berikut: Laba Bersih Return On Equity  x 100% Modal Sendiri
  • 38. 38 3. Analisis Keuangan Investasi a. Net Present Value (NPV) Rumus : n CFt NPV    I0 t 1 (1  k ) t Keterangan : NPV = Net Present Value CFt = arus kas pada tahun ke-t k = tingkat diskonto I0 = investasi awal n = umur ekonomis b. Internal Rate of Return (IRR) Rumus :  Df 2  Df1  IRR  Df1    NPV1  NPV2  NPV1  Keterangan : Df1 = discount factor ke-1 Df2 = discount factor ke-2 NPV1 = NPV ke-1 NPV2 = NPV ke-2
  • 39. 39 Dalam menghitung IRR adalah dengan cara interpolasi yaitu dengan sistem coba-coba. Apabila NPV-nya dari dua percobaan yang menggunakan tingkat bunga yang berbeda sudah diketahui, dimana NPV yang satu positif dan yang satulagi NPV-nya harus negatif. c. Profitabilitas Index (PI) Rumus : Total PV dari Procceds Pi  Investasi d. Payback Periode (PBP) Investasi Payback Periode   1 th Cash flow e. Accounting Rate of Return (ARR) Rata  rata EAT ARR   100% Rata  rata Investasi Dimana : Rata-rata EAT = menjumlahkan laba setelah pajak selama umur investasi dibagi dengan umur investasi Investasi  nilai residu Rata - rata Investasi  2
  • 40. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan perbaikan trafo dan purifikkasi oli (pemurniaan oli) yaitu PT Tridigniti Mega Power adalah perusahaan yang memberikan jasa pelayanan dalam bidang rekondisi panel, rekondisi cublick, rekondisi motor listrik, pemeliharaan gardu dan jaringan listrik. Perusahaan ini mengawali usahanya di Medan, Sumatra Utara, tetapi saat ini telah berpindah lokasi di Bogor, Jawa Barat pada tahun 2008. Pada awal pendirian, perusahaan ini mempunyai modal berupa aktiva tetap yaitu mesin perbaikan trafo dan pemurniaan oli (oil purifier) yang bermerek TD, perusahaan ini terletak di Jl. Raya Ciseeng Prumpung no.29A Cogreg Kabupatan Bogor Jawa Barat. 4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi perusahaan merupakan gambaran skematis tentang bagian – bagian serta hubungan yang terdapat dalam suatu badan atau lembaga, disamping itu struktur organisasi tergantung pada pengaturan tugas-tugas yang dilaksanakan serta wewenang dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan, yaitu mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. 40
  • 41. 41 Struktur organisasi yang digunakan oleh jasa pemurnian oli PT Tridigniti Mega Power dapat dikatakan sederhana, yaitu menggunakan bentuk garis lurus. Struktur organisasi ini menggambarkan hubungan langsung antara pimpinan perusahaan dengan para karyawan. Bagan I Struktur Organisasi PT Tridigniti Mega Power Direktur Utama Manajer Operasi Manajer Keuangan Karyawan Tugas direktur utama disini yaitu mengatur dan mengontrol jalannya kegiatan dalam perusahaan dan memeriksa semua kebutuhan-kebutuhan dalam proses berlangsungnya produksi serta memeriksa buku laporan karyawan, selain itu seorang pemimpin juga harus menjalin komunikasi yang baik dengan karyawannya. Sedangkan tugas manajer operasi adalah mengatur jalannya kegiatan operasi pada mesin pemurnian oli ini agar dapat menghasilkan produksi yang maksimal, sedangkan manajer keuangan disini bertugas menerima dan memasukkan kas
  • 42. 42 (pendapatan) yang diterima oleh perusahaan kedalam pembukuan, yang nantinya sebagai laporan pertanggungjawaban kepada pihak pimpinan. Sedangkan karyawan bertugas melakukan kegiatan produksi dalam pemurnian oli, merawat mesin pemurnian oli agar selalu prima, selain itu tugas dari karyawan adalah menjalin hubungan serta komunikasi yang baik dengan pimpinan sebagai catatan dalam kegiatan operasional PT Tridigniti Mega Power. 4.1.3 Kegiatan dan Bentuk Perusahaan 4.1.3.1 Kegiatan Perusahaan Kegiatan yang dilakukan oleh PT Tridigniti Mega Power adalah memberikan layanan dalam bentuk perbaikan trafo dan pemurnian oli pada perusahaan- perusahaan dalam bidang rekondisi panel, pemeliharaan gardu dan jaringan listrik sesuai dengan yang diminta oleh para konsumen yang membutuhkan sekitar 600 unit trafo PLN. 4.1.3.2 Bentuk Perusahaan Bentuk perusahaan PT Tridigniti Mega Power ini merupakan perusahaan perseorangan, pemilihan bentuk perusahaan perseorangan ini dikarenakan beberapa alasan, diantaranya yaitu terbatasnya modal yang dimiliki dan disamping itu pemilik sekaligus pengelola perusahaan ini ingin menjalankan dan mengembangkan usahanya tanpa ada campur tangan pihak lain. 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
  • 43. 43 4.2.1 Usulan Investasi Penambahan Mesin Pembahasan penilaian investasi dalam aktiva tetap disini akan menganalisa investasi penambahan mesin pemurnian oli dengan menggunakan Capital Budgeting yaitu metode Accaunting Rate of Return (ARR), metode Profitability Index (PI), metode Payback Periode (PBP), metode Net Present Value (NPV) dan metode Internal Rate of Return (IRR). Mesin pemurnian oli yang akan dibeli adalah mesin pemurnian oli yang bermerek atau tipe lokal yang bermerek TD. Mesin pemurnian oli tipe TD lokal ini mempunyai banyak keunggulan diantaranya yaitu harga relatif murah dan terjangkau bagi perusahaan dan mempunyai umur ekonomis 6 (enam) tahun, dengan keunggulan ini maka PT Tridigniti Mega Power mendapatkan kesempatan untuk menambah pendapatannya. 4.2.2 Dasar-dasar untuk Penilaian Investasi Sebelum membahas perhitungan investasi aktiva tetap (mesin) dengan menggunakan beberapa metode maka perlu diketahui beberapa hal sebagai berikut: 4.2.2.1 Nilai Investasi Diasumsikan dalam pembelian mesin pemurnian oli merek TD sebesar Rp.120.000.000 dengan biaya pengiriman sebesar Rp.10.000.000 maka besarnya nilai investasi aktiva tetap ini dari pembelian mesin pemurnian oli yang baru, yaitu: Harga Pembelian = Rp. 120.000.000,00 Biaya Pengiriman = Rp. 10.000.000,00 Total Investasi = Rp. 130.000.000,00
  • 44. 44 Hasil dari wawancara dengan Direktur PT Tridigniti Mega Power menunjukkan bahwa pajak perusahaan yang dikenakan sebesar 20%, untuk kontrak pemurnian oli diperkirakan mengalami kenaikan 10% setiap dua tahun sekali. 4.2.2.2 Umur Ekonomis Umur ekonomis mesin pemurnian oli Tipe TD ditaksir berumur 6 (enam) tahun. Penaksiran umur ekonomis ini didasarkan pada pengalaman dari mesin pemurnian oli yang lama bahwa sebuah mesin pemurnian oli tipe TD (lokal) setelah digunakan untuk kegiatan operasional selama 6 (enam) tahun atau memasuki umur yang kedelapan memerlukan perbaikan total baik mesin atau sparepartnya (onderdil) 4.2.2.3 Penaksiran Aliran Kas Investasi Sebagai dasar perhitungan penilaian investasi dalam aktiva tetap (mesin) terlebih dahulu harus dilakukan penaksiran aliran kas masuk maupun aliran kas keluar. Aliran kas masuk dan keluar tersebut, didapatkan dari kegiatan operasional dan hasil penjualan dari produk yang dihasilkan oleh mesin pemurnian oli tersebut, selain itu kita perlu ketahui juga besarnya penyusutan dari mesin percetakan tersebut. Penaksiran aliran kas masuk dan aliran kas keluar disini didasarkan pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya. 4.2.3 Penaksiran Aliran Kas Masuk
  • 45. 45 Penaksiran terhadap aliran kas masuk didasarkan atas jumlah jasa yang dihasilkan dengan mesin pemurnian oli yang baru. Taksiran aliran kas masuk PT Tridigniti Mega Power ini berasal dari pendapatan pemurnian oli pada trafo, penjualan oli bekas dan penjualan kawat bekas, dengan penetapan setiap dua tahun sekali kontrak mengalami kenaikan sebesar 10% dan dalam satu bulan perusahaan hanya mampu mengerjakan 2 unit trafo, dengan rincian sebagai berikut: Tahun 2007 – 2008 Kontrak pemurnian oli trafo = 12 bulan x 2 unit x 7.000.000 = 168.000.000 Penjualan oli bekas = 7.500.000 Penjualan kawat bekas = 4.050.000 Total Rp. 179.550.000 Tahun 2009 – 2010 (kenaikan 10% untuk kontrak) Kontrak pemurnian oli trafo = 12 bulan x 2 unit x 7.700.000 = 184.800.000 Penjualan oli bekas = 7.500.000 Penjualan kawat bekas = 4.050.000 Total Rp. 196.350.000 Tahun 2011 – 2012 (kenaikan 10% untuk kontrak) Kontrak pemurnian oli trafo = 12 bulan x 2 unit x 8.470.000 = 203.280.000 Penjualan oli bekas = 7.500.000
  • 46. 46 Penjualan kawat bekas = 4.050.000 Total Rp. 214.830.000 Tabel 4.1 Perkiraan Aliran Kas Masuk PT. Tridigniti Mega Power Tahun 2007 – 2012 Tahun Trafo (unit) Aliran Kas Masuk Kenaikan 2007 24 179.550.000 - 2008 24 179.550.000 - 2009 24 196.350.000 10% 2010 24 196.350.000 - 2011 24 214.830.000 10% 2012 24 214.830.000 - Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power 4.2.4 Penaksiran Aliran Kas Keluar Penaksiran terhadap aliran kas keluar adalah penaksiran yang terjadi sehubungan dengan kegiatan operasional mesin percetakan yang baru untuk menghasilkan produk jasa dan besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan dari kegiatan operasional mesin yang baru, antara lain yaitu: 1) Biaya Listrik Biaya listrik untuk kegiatan operasional mesin pemurnian oli yang baru adalah sekitar Rp.300.000 perbulan dan dikalikan kembali dengan 12 bulan untuk tahun
  • 47. 47 pertama pengeluaran untuk biaya listrik adalah sebesar Rp.3.600.000 tahun pertama, dan setiap 2 tahun biaya listrik mengalami kenaikan sebesar 5%. Untuk lebih jelas mengenai biaya operasional mesin percetakan untuk biaya listrik terdapat dalam tabel 4.2 Tabel 4.2 Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli Untuk Biaya Listrik Tahun 2007 – 2012 Pada PT. Tridigniti Mega Power Tahun Biaya perbulan Biaya pertahun Kenaikan 2007 Rp 300.000 Rp 3.600.000 - 2008 Rp 300.000 Rp 3.600.000 - 2009 Rp 315.000 Rp 3.780.000 5% 2010 Rp 315.000 Rp 3.780.000 - 2011 Rp 330.750 Rp 3.969.000 5% 2012 Rp 330.750 Rp 3.969.000 - Total Rp 1.890.000 Rp 22.698.000 - Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power 2) Biaya Service Biaya service yang telah dianggarkan oleh pihak PT Tridigniti Mega Power adalah sebesar Rp.2.500.000 setiap tahunnya. Sedangkan untuk tahun 2007 dan 2008 tidak ada biaya service, karena masih ada garansi untuk pembelian mesin yang baru. Untuk lebih jelas mengenai perincian biaya service setiap tahunnya dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli Untuk Biaya Service Mesin Pada Tahun 2007 – 2012
  • 48. 48 Pada PT. Tridigniti Mega Power Tahun Biaya Service Mesin 2007 Garansi 2008 Garansi 2009 Rp 2.500.000 2010 Rp 2.500.000 2011 Rp. 2.500.000 2012 Rp. 2.500.000 Total Rp. 10.000.000 Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power 3) Gaji Untuk kegiatan operasional pemurnian oli PT Tridigniti Mega Power mempunyai 3 orang karyawan dengan gaji masing-masing karyawan sebesar Rp.1.500.000 per bulan jadi gaji untuk 3 karyawan adalah sebesar Rp.4.500.000 per bulan. Untuk lebih jelas mengenai perincian gaji karyawan setiap tahunnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli
  • 49. 49 Untuk Gaji Pegawai Pada Tahun 2007 – 2012 Pada PT. Tridigniti Mega Power Tahun Gaji perbulan 3 orang Gaji pertahun 3 orang karyawan karyawan 2007 Rp. 4.500.000 Rp. 54.000.000 2008 Rp. 4.500.000 Rp. 54.000.000 2009 Rp. 4.500.000 Rp. 54.000.000 2010 Rp. 4.500.000 Rp. 54.000.000 2011 Rp. 4.500.000 Rp. 54.000.000 2012 Rp. 4.500.000 Rp. 54.000.000 Total Rp. 27.000.000 Rp. 324.000.000 Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power 4) Oli Oli yang digunakan dalam pemurnian oli pada trafo dalam sebulan adalah sebesar 290 liter dengan harga perliter sebesar Rp.25.000. jadi biaya untuk pembelian oli sebesar 290 liter dikalikan Rp.25.000 sama dengan Rp.7.250.000 perbulan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini. Tabel 4.5 Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli Untuk Pembelian Oli Tahun 2007 – 2012 Pada PT. Tridigniti Mega Power Tahun Biaya (Rp) perbulan Biaya (Rp) pertahun 2007 Rp. 7.250.000 Rp. 87.000.000 2008 Rp. 7.250.000 Rp. 87.000.000 2009 Rp. 7.250.000 Rp. 87.000.000 2010 Rp. 7.250.000 Rp. 87.000.000 2011 Rp. 7.250.000 Rp. 87.000.000 2012 Rp. 7.250.000 Rp. 87.000.000
  • 50. 50 Total Rp. 43.500.000 Rp. 522.000.000 Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power 5) Kawat Kawat yang diperlukan untuk pemurnian oli pada trafo adalah sebesar 70 pasang dalam satu tahun, dengan harga perpasang adalah sebesar RP.120.000 pada tahun pertama mesin yang baru, untuk tahun selanjutnya harga sepasang kawat diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 10%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini. Tabel 4.6 Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli Untuk Pembelian Kawat Tahun 2007 – 2012 Pada PT. Tridigniti Mega Power Tahun Pemakaian Harga perpasang Jumlah Kenaikan (pasang) 2007 70 Rp 120.000 Rp 8.400.000 10% 2008 70 Rp 132.000 Rp 9.240.000 10% 2009 70 Rp 145.200 Rp 10.164.000 10% 2010 70 Rp 159.720 Rp 11.180.400 10% 2011 70 Rp 175.692 Rp 12.298.440 10% 2012 70 Rp 193.261 Rp 13.528.270 10%
  • 51. 51 Total 420 Rp 925.873 Rp 64.811.110 - Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power 6) Sewa Tempat Untuk sewa tempat dalam satu tahun dikenakan biaya sebesar Rp.7.000.000. Tabel 4.7 Proyeksi Biaya Operasional Mesin Pemurnian Oli Untuk Sewa Tempat Tahun 2007 – 2012 Pada PT. Tridigniti Mega Power Tahun Biaya Sewa pertahun (Rp) 2007 Rp. 7.000.000 2008 Rp. 7.000.000 2009 Rp. 7.000.000 2010 Rp. 7.000.000 2011 Rp. 7.000.000 2012 Rp. 7.000.000 Total Rp. 42.000.000 Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power Tabel 4.8 Perkiraan Aliran Kas Keluar PT Tridigniti Mega Power Tahun 2007 – 2012 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Biaya Listrik 3.600.000 3.600.000 3.780.000 3.780.000 3.969.000 3.969.000 Service Garansi Garansi 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 Gaji 54.000.000 54.000.000 54.000.000 54.000.000 54.000.000 54.000.000 Oli 87.000.000 87.000.000 87.000.000 87.000.000 87.000.000 87.000.000 Kawat 8.400.000 9.240.000 10.164.000 11.180.400 12.298.440 13.528.270 Sewa 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000
  • 52. 52 tempat Total 160.000.000 160.840.000 164.444.000 165.460.400 166.767.440 167.997.270 Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power Penyusutan Nilai residu (nilai sisa) = Harga pembelian / umur ekonomis = Rp 120.000.000 / 6 tahun = Rp 20.000.000 harga pembelian - nilai residu 120.000.000 - 20.000.000 Penyusutan   umur ekonomis 6 = Rp.16.666.667 Tabel 4.9 Total Penyusutan Untuk Mesin Permurnian Oli Tahun 2007 – 2012 Tahun Penyusutan Mesin (Rp) 2007 16.666.667 2008 16.666.667 2009 16.666.667 2010 16.666.667 2011 16.666.667 2012 16.666.667 Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power
  • 53. 53 Tabel 4.10 Perkiraan Laporan Laba / Rugi PT Tridigniti Mega Power Tahun 2007 – 2012 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Ket. Pendapatan 179.550.000 179.550.000 196.350.000 196.350.000 214.850.000 214.830.000 Biaya 160.000.000 160.840.000 164.444.000 165.460.006 166.767.440 167.997.270 Dep 16.666.667 16.666.667 16.666.667 16.666.667 16.666.667 16.666.667 EBIT 36.216.667 35.376.667 48.572.667 47.556.267 64.729.227 63.499.397 Pajak 20% 7.243.333 7.075.333 9.714.533 9.511.253 12.945.845 12.699.879 EAT 28.973.334 28.301.334 38.858.134 38.045.014 51.783.382 50.799.518 DEP 16.666.667 16.666.667 16.666.667 16.666.667 16.666.667 16.666.667 CF 45.640.001 44.968.001 55.524.801 54.711.681 68.450.049 67.466.185 Sumber : Data diolah dari tabel sebelumnya. Discount Faktor Discount faktor yang digunakan adalah dengan menggunaka ROE (Return on Equity). Untuk lebih jelas perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.10 dibawah ini. Tabel 4.11 Laporan Besarnya Modal dan Laba Bersih Pada PT Tridigniti Mega Power Pada Tahun 2007 – 2012 Tahun Modal Sendiri (Rp) Laba Bersih (Rp) ROE / tahun 2001 170.000.000 29.937.000 17,61%
  • 54. 54 2002 180.000.000 28.041.000 15,58% 2003 195.000.000 35.588.000 18,25% 2004 210.000.000 38.858.000 18,50% 2005 220.000.000 53.280.000 25,37% 2006 230.000.000 52.178.000 22,68% Total 1.205.000.000 237.882.000 117,99% Sumber: Data diolah dari PT Tridigniti Mega Power Rumus : Laba Bersih Return On Equity  x 100% Modal Sendiri 29.937.000 ROE Th 2001   17,61% 170.000.000 28.041.000 ROE Th 2002   15,58% 180.000.000 ROE tahun 2002 sebesar 15,58% terjadi penurunan dibandingkan tahun 2001 yaitu sebesar 2,03% yang berarti terjadi penurunan pada laba bersih karena biaya yang dikeluarkan cukup besar dan kenaikan pada modal sendiri. 35.588.000 ROE Th 2003   18,25% 195.000.000 ROE tahun 2003 sebesar 18,25% terjadi kenaikan dibandingkan tahun 2002 yaitu sebesar 2,67% yang berarti terjadi kenaikan pada laba bersih karena biaya yang dikeluarkan dapat diminimalkan dengan diikutinya kenaikan pada modal sendiri. 38.858.000 ROE Th 2004   18,50% 210.000.000
  • 55. 55 ROE tahun 2004 sebesar 18,50% terjadi kenaikan dibandingkan tahun 2003 yaitu sebesar 0,25% yang berarti terjadi kenaikan pada laba bersih karena biaya yang dikeluarkan dapat diminimalkan dengan diikutinya kenaikan pada modal sendiri. 53.280.000 ROE Th 2005   25,37% 220.000.000 ROE tahun 2005 sebesar 25,37% terjadi kenaikan dibandingkan tahun 2004 yaitu sebesar 6,87% yang berarti terjadi kenaikan pada laba bersih karena biaya yang dikeluarkan dapat diminimalkan dengan diikutinya kenaikan pada modal sendiri. 52.178.000 ROE Th 2006   22,68% 230.000.000 ROE tahun 2006 sebesar 22,68% terjadi penurunan dibandingkan tahun 2005 yaitu sebesar 2,69% yang berarti terjadi penurunan pada laba bersih karena biaya yang dikeluarkan cukup besar dan kenaikan pada modal sendiri. Jadi untuk rata-rata ROE / tahun dapat dilihat sebagai berikut: 117,99% Rata - rata ROE / tahun   19,67% 6 4.2.5 Perhitungan Penilaian Investasi 1. Metode Net Present Value (NPV) Tabel 4.12 Perhitungan Metode Net Present Value (NPV) Dengan discount factor 19,67% untuk tahun 2007 – 2012 Pada PT Tridigniti Mega Power (dalam rupiah)
  • 56. 56 Tahun Procceds Discount Factor Present Value dari (19,67%) Proceeds 2007 Rp 45.640.001 0,837 Rp 38.200.681 2008 Rp 44.968.001 0,700 Rp 31.477.601 2009 Rp 55.524.801 0,586 Rp 32.537.533 2010 Rp 54.711.681 0,491 Rp 26.863.435 2011 Rp 68.450.049 0,411 Rp 28.132.970 2012 Rp 67.466.185 0,344 Rp 23.208.368 Total Rp 180.420.588 Sumber : Data diolah dari tabel sebelumnya. Present value dari proceeds = 180.420.588 Present value dari investasi = 130.000.000 - Net Present Value = 50.420.588 NPV bernilai positif maka proyek diterima 2. Metode Internal Rate of Return (IRR) Tabel 4.13 Perhitungan Metode Internal Rate of Return (IRR) Dengan Discount Factor 40% untuk Tahun 2007-2012 Pada PT Tridigniti Mega Power (dalam rupiah) Tahun Procceds Discount Factor Present Value dari (40%) Proceeds 2007 Rp 45.640.001 0,714 Rp 32.586.961 2008 Rp 44.968.001 0,510 Rp 22.933.681 2009 Rp 55.524.801 0,364 Rp 20.211.028 2010 Rp 54.711.681 0,260 Rp 14.225.037 2011 Rp 68.450.049 0,186 Rp 12.731.709 2012 Rp 67.466.185 0,133 Rp 8.973.003
  • 57. 57 Total Rp 111.661.419 Sumber : Data diolah dari tabel sebelumnya. Present value dari proceeds = 111.661.419 Present value dari investasi = 130.000.000 - Net Present Value (NPV) = (18.338.581)  NP1  IRR  Df1    x (Df 2  Df1 )  PV1  PV2   50.420.588   19,67    x (40%  19,67%) 180.420.588  111.661.419   50.420.588   19,67    x (20,33%)  68.759.169  = 19,67% + (0,7333) x (20,33%) = 19,67% + 14,91% 34,58% IRR = 34,58% > 19,67% → proyek diterima 3. PI (Profitability Index) Total PV dari proceeds PI  Investasi 180.420.588  130.000.000 = 1,64
  • 58. 58 jika Net Present Value diterima maka Profitability index juga diterima atau PI >1 maka proyek diterima (1,64 > 1). 4. PBP (Pay Back Periode) 295.684.718 Rata-rata cash flow = 6 = 49.280.786 Investasi PBP  Cash Flow 130.000.000  x 1 th 49.280.786 = 2,6 th PBP = 2,6 th < 6 th maka proyek diterima 5. ARR (Accounting Rate of Return) 236.760.716 Rata-rata EAT = 6 = Rp.39.460.119 Investasi  nilai residu Rata-rata investasi = 2 = 130.000.000 + 20.000.000 = Rp.75.000.000 Rata - rata EAT ARR  x 100% Rata - rata Investasi
  • 59. 59 39.460.119  x 100% 75.000.000 = 52,61% ARR = 52,61% > 19,67% Maka proyek diterima 6. Kesimpulan Maka investasi pembelian mesin pemurnian oli merek TD layak untuk diterima karena dengan menggunakan kelima metode penilaian investasi tersebut semuanya layak untuk diterima yaitu NPV diperoleh nilai positif yaitu sebesar Rp.50.420.588, IRR > tingkat suku bunga yang disyaratkan (34,58% > 19,67%), PI diperoleh nilai >1 yaitu sebesar (1,64 > 1), PBP < suatu periode yang telah ditentukan.(2,6 tahun < 6 tahun) dan ARR > tingkat keuntungan yang disyaratkan (52,61%>19,67%).
  • 60. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya dan ditunjang dengan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Investasi pada mesin pemurnian oli yang dilakukan oleh PT Tridigniti Mega Power membutuhkan penambahan dana sebesar Rp.130.000.000 dan kegiatan investasi penggantian aktiva tetap (mesin pemurnian oli) dibiayai dengan 100% modal sendiri. 2. Berdasarkan kriteria penilaian investasi yang dilakukan oleh PT Tridigniti Mega Power dengan menggunakan metode Net Present Value (NPV) diperoleh nilai positif yaitu sebesar Rp.50.420.588, maka proyek investasi penambahan mesin pemurnian oli tersebut layak untuk dilaksanakan. 3. Berdasarkan kriteria Internal Rate of Return (IRR) diperoleh nilai sebesar 34,58%. Berdasarkan hasil tersebut, maka proyek investasi penambahan aktiva tetap layak untuk dilaksanakan, hal didasarkan atas kriteria IRR yaitu Proyek layak dilaksanakan apabila hasil dari IRR > tingkat suku bunga yang disyaratkan (34,58% > 19,67%). 60
  • 61. 61 4. Berdasarkan kriteria Profitability index (PI) diperoleh nilai sebesar 1,64. Berdasarkan teori yang mendukung, jika metode NPV mengatakan layak untuk diterima maka metode PI juga layak diterima. 5. Berdasarkan kriteria Payback Periode (PBP) diperoleh nilai sebesar 2 tahun 6 bulan. Berdasarkan hasil tersebut maka proyek layak dilaksanakan, hal tersebut didasarkan atas kriteria PBP < suatu periode yang telah ditentukan.(2,6 tahun < 6 tahun). 6. Berdasarkan kriteria Accounting Rate of Return (ARR) diperoleh nilai sebesar 52,61%. Berdasarkan hasil tersebut maka proyek layak dilaksanakan, hal tersebut didasarkan atas kriteria ARR > tingkat keuntungan yang disyaratkan. (52,61%>19,67%). 5.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang diselesaikan, sebaiknya PT Tridigniti mega Power melaksanakan penambahan mesin Pemurnian oli hasil analisis yang telah dilakukan terhadap penambahan mesin pemurnian oli tersebut dengan menggunakan metode penilaian investasi dengan Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), Payback Periode (PBP) dan Accounting Rate of Return (ARR) layak untuk dilaksanakan.
  • 62. 62 2. Untuk mengantisipasi kerugian-kerugian yang tidak diharapkan oleh pihak PT Tridigniti Mega Power harus tetap melakukan analisis kelayakan investasi sebelum melakukan suatu investasi, agar dapat mengurangi resiko yang akan terjadi.