2. *
*Difteri adalah suatu penyakit infeksi mendadak
yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium
diphteriae.
*Mudah menular dan menyerang terutama
saluran napas bagian atas dengan tanda khas
berupa pseudomembran dan dilepaskannya
eksotoksin yang dapat menimbulkan gejala
umum dan lokal.
* Penularan umumnya melalui udara, berupa
infeksi droplet, selain itu dapat melalui benda
atau makanan yang terkontaminasi. (FKUI:
2007)
3. *Difteria adalah suatu penyakit infeksi akut yang
sangat menular, disebabkan oleh
Corynebacterium diphteriae dengan ditandai
pembentukan pseudo-membran pada kulit
dan/atau mukosa. (Infeksi dan Tropis Pediatrik
IDAI: 2008)
4. *
* Penyebab penyakit difteri adalah kuman
corynebacteriumdifteri yang bersifat:
bakteri gram +, polymorf,
tidak bergerak, tidak membentuk spora,
terdiri dari 3 jenis basil yaitu : gravis, mitis, inter medius,
membentuk pseudomembran yang sukar diangkat, mudah
berdarah, dan berwarna putih keabu-abuan, mengeluarkan
eksotoksin yang sangat ganas dan dapat meracuni jaringan.
Penularan penyakit difteri adalah melalui udara ( droplet
infection ), tetapi juga dapat perantara alat/ benda yang
terkontaminasi oleh kuman difteri.
5. *
*Tergantung pada:
Lokasi tempat infeksi
Imunitas pasien
Ada tidaknya toksin pada sirkulasi darah
*Gejala Klinis
*Gejala umum
Demam
Pilek
Sesak
Sakit kepala
Batuk
6. *Gejala lokal
*Difteri hidung/ Difteri ringan
*Pseudomembran sampai batas pada hidung/ parsial dengan
gejala secret hidung serosa inguinosa, epistaksis, ada
pseudomembran pada septum nasi.
*Difteri faring dan tonsil/ Difteri sedang
*Pseudomembran menyebar lebih luas sampai dinding posterior
faring dengan edema ringan laring yang dapat diatasi dengan
pengobatan konservatif dengan gejala panas tidak tinggi, nyeri
telan ringan, mual, muntah, nafas berbau dan timbul
‘Bullneck’.
* Difteri laring/ berat
*Disertai dengan sumbatan jalan nafas yang berat yang hanya
dapat diatasi dengan tracheostomi dengan gejala sesak nafas
hebat, stridor inspirator, sianosis, terdapat retraksi otot supra
sternal dan epigastrium, laring tampak kemerahan, sembab,
banyak secret, dan permukaan tertutup oleh pseudomembran.
8. Prognosis penyakit ini bergantung pada:
*Umur pasien, makin muda usianya makin jelek
prognosisnya
*Perjalanan penyakit, makin terlambat ditemukan
makin buruk keadaanya
*Letak lesi Difteri, bila dihidung tergolong ringan
*Keadaan umum pasien, bila gizi buruk makin buruk
keadaannya
*Terdapat komplikasi, miokarditis sangat
memperburuk prognosis
*Pengobatan, terlambat pemberian ADS, prognosis
makin buruk
9. * Laboratorium
* Pada pemeriksaan darah terdapat penurunan kadar
hemoglobin dan leukositosis polimorfonukleus, penurunan
jumlah eritrosit dan kadar albumin. Pada urine terdapat
albuminuria ringan.
* Penularan KN watje ( kell dan noise )
* Dengan lidi waten dikontaminasikan pada pseudomembran
yang ada pada lokasi yang terkena, kemudian dimasukkan
pada tabung reaksi dengan media agar-agar dan periksa.
Apabila pemeriksaan KN 2x berturut-turut dan bila (-)
perubahan positif terjadi.
*
10. *
Pada saluran pernafasan: terjadi obstruksi jalan nafas,
atelektasis dan bronchopnomonia.
* Kardiovaskuler: miokarditis
* Kelainan syaraf kira-kira 10% pasien difteri menjadi
komplikasi yang mengenai susunan syaraf terutama sistem
motorik dapat berupa:
* Paralisis palatum mole, sehingga terjadi suara sengak
tersedak/ sukar menelan: dapat terjadi pada minggu ke I
sampai ke II
* Paralisis otot-otot mata, dapat mengakibatkan strabismus,
gangguan akomodasi, dilatasi pupil/ ptosis yang timbul pada
minggu ke III
* Paralisis umum, dapat terjadi pada minggu ke IV, kelainan
dapat mengenai otot muka, leher, anggota gerak dan otot
pernafasan.
11. *
* Imunisasi
Iminisasi Primer
Anak usia 6 minggu - 6 tahun
* Diberikan dosis Td secara IM/ SC dengan interval 4-6 minggu
dimulai ketika anak usia 6 minggu - 2 bulan dan dilanjutkan
dengan pemberian ke-4 selama 1 tahun sesudah pemberian
ke-3 preparat yang digunakan adalah Pediatric Taksoid
Dipteria
Anak usia 7 tahun / lebih
* Diberikan Td dengan pemberian ke-2 berselang waktu 4-8
minggu diberikan dengan pemberian 1 dan pemberian 3
berselang 1 tahun dengan pemberian ke-2, preparat yang
digunakan adalah Adult Taksoid Dipteria
12. *
Pengobatan Umum
*Isolasi pasien
*Istirahat total
*Makanan yang mudah dicerna, cukup mengandung protein dan kalori
*Kontrol EKG 2-3 kali seminggu selama 4-6 minggu, bila terjadi
miokarditis harus istirahat total di tempat tidur
Pengobatan Khusus
*ADS( Anti Difteri Serum )
*Antibiotik, PP 50.000 IU/BB/hari sampai 10 hari bila alergi berikan
eritromicin 40 mg/kg BB/hari dalam 4 dosis.
*Kortikosteroid, digunakan untuk mengurangi edema laring dan
mencegah komplikasi miokarditis, diberikan Prednison 2 mg/kg
BB/hari selama 3 minggu yang diberikan secara bertahap.
*Bila pasien perlu di lakukan Trakheostomi
14. *
* Identitas klien
* Keluhan utama
* Riwayat Penyakit Sekarang
* Demam, Sakit Kepala, Batuk, lesu/ lemah, sianosis, sesak nafas, dan pilek.
* Riwayat penyakit keluarga
* Dimungkinkan ada keluarga/ lingkungan yang menderita penyakit Difteria
* Riwayat Imunisasi
* Pemeriksaan umum
* • Kesadaran : compos mentis sampai dengan coma
* • TD: turun
* • RR: cepat dan dangkal
* • Nadi: cepat
* • Suhu : peningkatan suhu tubuh
* Pemeriksaan fisik
* • Wajah: sianosis
* • Hidung : terdapat secret berbau busuk sedikit bercampur darah,
ada membran putih pada septum nasi
* • Mulut: bibir kering, mulut terbuka, ada membran putih pada tonsil
dan faring
* • Leher: pembesaran getah bening pada leher, edema pada laring
dan trachea (Bullneck), permukaan laring dan trachea tertutup oleh
pseudomembran
15. *
*Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan
terlepasnya eksotoksin
*Gangguan pemenuhan nutrisi (kurang dari
kebutuhan) berhubungan dengan nyeri telan
*Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
pseudomembran
*Cemas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan orang tua tentang penyakit
anaknya
16. *
* Diagnosa keperawatan I
* Tujuan: Klien menunjukan suhu tubuh dalam batas normal
* Kriteria hasil:
* - Suhu normal ( 36,5- 37,2 c)
* - Keringat keluar secara wajar
* Intervensi :
* - Pertahankan suhu kamar
* R/ Dapat terjadi pertukaran suhu secara konveksi
* - Berikan baju tipis yang mudah menyerap keringat
* R/ Membantu proses penguapan
* - Berikan minum yang banyak
* R/ Minum banyak membantu proses penurunan suhu tubuh
* - Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
anti piretik
* R/ Menurunkan panas dalam pusat hipotalamus
17. *
* Diagnosa keperawatan II
* Tujuan : - Klien dapat menunjukan dan mempertahankan BB yang normal
* - Kebutuhan nutrisi terpenuhi
* Kriteria hasil :
* - Adanya minat dan selera makan
* - Porsi makan sesuai kebutuhan
* - BB meningkat
* Intervensi:
* - Monitor intake kalori dan kualitas konsumsi makan
* R/ Mengetahui pemasukan makanan
* - Monitor tanda-tanda kelumpuhan palatum mole dan durum
* R/ Makanan dalam porsi kecil mudah dikonsumsi oleh klien dan menghindari
terjadinya anoreksia
* - Berikan makanan yang merangsang selera
* R/ Meningkatkan intake makanan
* - Timbang BB tiap hari
* R/ Memonitor kurangnya BB dan efektifitas nutrisi yang diberikan
* - Berikan NS bila ada kelumpuhan
18. *
* Diagnosa keperawatan III
* Tujuan : Mempertahankan efektifitas pernafasan
* Kriteria hasil :
* - Tidak terdengar suara nafas tambahan
* - Tidak ada tarikan otot bantu pernafasan
* - Tidak ada batuk
* - Tidak ada sekresi dari saluran pernafasan yang berlebihan
* - Frekwensi pernafasan dalam batas normal
* Intervensi
* - Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara nafas tambahan
* R/ Adanya obstruksi pada saluran nafas dimanifestasikan pada saluran nafas
* - Bantu pasien pada posisi yang nyaman, kepala lebih tinggi dari kaki
* R/ Diafragma lebih rendah dapat meningkatkan ekspansi dada
* - Tingkatkan intake cairan sesuai kebutuhan
* R/ Thurasi membantu menurunkan viskositas secret dan mempermudah pengeluaran
* - Bantu melakukan fisioterapi dada
* R/ Postural drainare dan perkusi merupakan tindakan pembersihan yang penting untuk
mengeluarkan secret dan memperbaiki ventalasi
* - Lakukan suction
* R/ Bila mekanisme pembersihan jalan nafas atau batuk tidak efektif dilakukan suction
* - Berikan oksigen sesuai indikasi
* R/ Memaksimalkan transport dalam jaringan
19. *
* Diagnosa keperawatan IV
* Tujuan : Didapatkan kondisi lingkungan yang dapat mencegah atau menurunkan resiko
terjadinya infeksi
* Kriteria hasil :
* - Klien mencapai kesembuhan
* - Tidak ada drainage yang purulen
* - Suhu tubuh dalam batas yang normal
* Intervensi:
* - Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
* R/ Mencegah kontaminasi silang
* - Pertahankan teknik aseptic
* R/ Menurunkan resiko kolarisasi bakteri
* - Batasi pengunjung, berikan isolasi pernafasan
* R/ Membatasi infeksi silang kuman difteria pada perawat
* - Berikan perawatan secara teratur: mandi, BAB, BAK, dan berpakaian
* R/ Kulit yang kotor merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme
* - Monotor suhu secara teratur
* R/ Efek dari inflamasi adalah panas
* - Observasi adanya luka-luka drainage purulen
* R/ Indikasi adanya infeksi local
* - Berikan antibiotic sesuai program tim medis
* R/ Untuk profilaksis
* 2.4 Implementasi
* Sesuai dengan intervensi
* 2.5 Evaluasi
* Berdasarkan tujuan