SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 20
Eka Permata Y.W
*
*Difteri adalah suatu penyakit infeksi mendadak
yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium
diphteriae.
*Mudah menular dan menyerang terutama
saluran napas bagian atas dengan tanda khas
berupa pseudomembran dan dilepaskannya
eksotoksin yang dapat menimbulkan gejala
umum dan lokal.
* Penularan umumnya melalui udara, berupa
infeksi droplet, selain itu dapat melalui benda
atau makanan yang terkontaminasi. (FKUI:
2007)
*Difteria adalah suatu penyakit infeksi akut yang
sangat menular, disebabkan oleh
Corynebacterium diphteriae dengan ditandai
pembentukan pseudo-membran pada kulit
dan/atau mukosa. (Infeksi dan Tropis Pediatrik
IDAI: 2008)
*
* Penyebab penyakit difteri adalah kuman
corynebacteriumdifteri yang bersifat:
bakteri gram +, polymorf,
tidak bergerak, tidak membentuk spora,
terdiri dari 3 jenis basil yaitu : gravis, mitis, inter medius,
membentuk pseudomembran yang sukar diangkat, mudah
berdarah, dan berwarna putih keabu-abuan, mengeluarkan
eksotoksin yang sangat ganas dan dapat meracuni jaringan.
Penularan penyakit difteri adalah melalui udara ( droplet
infection ), tetapi juga dapat perantara alat/ benda yang
terkontaminasi oleh kuman difteri.
*
*Tergantung pada:
Lokasi tempat infeksi
Imunitas pasien
Ada tidaknya toksin pada sirkulasi darah
*Gejala Klinis
*Gejala umum
Demam
Pilek
Sesak
Sakit kepala
Batuk
*Gejala lokal
*Difteri hidung/ Difteri ringan
*Pseudomembran sampai batas pada hidung/ parsial dengan
gejala secret hidung serosa inguinosa, epistaksis, ada
pseudomembran pada septum nasi.
*Difteri faring dan tonsil/ Difteri sedang
*Pseudomembran menyebar lebih luas sampai dinding posterior
faring dengan edema ringan laring yang dapat diatasi dengan
pengobatan konservatif dengan gejala panas tidak tinggi, nyeri
telan ringan, mual, muntah, nafas berbau dan timbul
‘Bullneck’.
* Difteri laring/ berat
*Disertai dengan sumbatan jalan nafas yang berat yang hanya
dapat diatasi dengan tracheostomi dengan gejala sesak nafas
hebat, stridor inspirator, sianosis, terdapat retraksi otot supra
sternal dan epigastrium, laring tampak kemerahan, sembab,
banyak secret, dan permukaan tertutup oleh pseudomembran.
*
Prognosis penyakit ini bergantung pada:
*Umur pasien, makin muda usianya makin jelek
prognosisnya
*Perjalanan penyakit, makin terlambat ditemukan
makin buruk keadaanya
*Letak lesi Difteri, bila dihidung tergolong ringan
*Keadaan umum pasien, bila gizi buruk makin buruk
keadaannya
*Terdapat komplikasi, miokarditis sangat
memperburuk prognosis
*Pengobatan, terlambat pemberian ADS, prognosis
makin buruk
* Laboratorium
* Pada pemeriksaan darah terdapat penurunan kadar
hemoglobin dan leukositosis polimorfonukleus, penurunan
jumlah eritrosit dan kadar albumin. Pada urine terdapat
albuminuria ringan.
* Penularan KN watje ( kell dan noise )
* Dengan lidi waten dikontaminasikan pada pseudomembran
yang ada pada lokasi yang terkena, kemudian dimasukkan
pada tabung reaksi dengan media agar-agar dan periksa.
Apabila pemeriksaan KN 2x berturut-turut dan bila (-)
perubahan positif terjadi.
*
*
Pada saluran pernafasan: terjadi obstruksi jalan nafas,
atelektasis dan bronchopnomonia.
* Kardiovaskuler: miokarditis
* Kelainan syaraf kira-kira 10% pasien difteri menjadi
komplikasi yang mengenai susunan syaraf terutama sistem
motorik dapat berupa:
* Paralisis palatum mole, sehingga terjadi suara sengak
tersedak/ sukar menelan: dapat terjadi pada minggu ke I
sampai ke II
* Paralisis otot-otot mata, dapat mengakibatkan strabismus,
gangguan akomodasi, dilatasi pupil/ ptosis yang timbul pada
minggu ke III
* Paralisis umum, dapat terjadi pada minggu ke IV, kelainan
dapat mengenai otot muka, leher, anggota gerak dan otot
pernafasan.
*
* Imunisasi
Iminisasi Primer
Anak usia 6 minggu - 6 tahun
* Diberikan dosis Td secara IM/ SC dengan interval 4-6 minggu
dimulai ketika anak usia 6 minggu - 2 bulan dan dilanjutkan
dengan pemberian ke-4 selama 1 tahun sesudah pemberian
ke-3 preparat yang digunakan adalah Pediatric Taksoid
Dipteria
Anak usia 7 tahun / lebih
* Diberikan Td dengan pemberian ke-2 berselang waktu 4-8
minggu diberikan dengan pemberian 1 dan pemberian 3
berselang 1 tahun dengan pemberian ke-2, preparat yang
digunakan adalah Adult Taksoid Dipteria
*
Pengobatan Umum
*Isolasi pasien
*Istirahat total
*Makanan yang mudah dicerna, cukup mengandung protein dan kalori
*Kontrol EKG 2-3 kali seminggu selama 4-6 minggu, bila terjadi
miokarditis harus istirahat total di tempat tidur
Pengobatan Khusus
*ADS( Anti Difteri Serum )
*Antibiotik, PP 50.000 IU/BB/hari sampai 10 hari bila alergi berikan
eritromicin 40 mg/kg BB/hari dalam 4 dosis.
*Kortikosteroid, digunakan untuk mengurangi edema laring dan
mencegah komplikasi miokarditis, diberikan Prednison 2 mg/kg
BB/hari selama 3 minggu yang diberikan secara bertahap.
*Bila pasien perlu di lakukan Trakheostomi
*
*Pengkajian
*Diagnosa keperawatan
*Intervensi
*Implementasi
*Evaluasi
*
* Identitas klien
* Keluhan utama
* Riwayat Penyakit Sekarang
* Demam, Sakit Kepala, Batuk, lesu/ lemah, sianosis, sesak nafas, dan pilek.
* Riwayat penyakit keluarga
* Dimungkinkan ada keluarga/ lingkungan yang menderita penyakit Difteria
* Riwayat Imunisasi
* Pemeriksaan umum
* • Kesadaran : compos mentis sampai dengan coma
* • TD: turun
* • RR: cepat dan dangkal
* • Nadi: cepat
* • Suhu : peningkatan suhu tubuh
* Pemeriksaan fisik
* • Wajah: sianosis
* • Hidung : terdapat secret berbau busuk sedikit bercampur darah,
ada membran putih pada septum nasi
* • Mulut: bibir kering, mulut terbuka, ada membran putih pada tonsil
dan faring
* • Leher: pembesaran getah bening pada leher, edema pada laring
dan trachea (Bullneck), permukaan laring dan trachea tertutup oleh
pseudomembran
*
*Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan
terlepasnya eksotoksin
*Gangguan pemenuhan nutrisi (kurang dari
kebutuhan) berhubungan dengan nyeri telan
*Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
pseudomembran
*Cemas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan orang tua tentang penyakit
anaknya
*
* Diagnosa keperawatan I
* Tujuan: Klien menunjukan suhu tubuh dalam batas normal
* Kriteria hasil:
* - Suhu normal ( 36,5- 37,2 c)
* - Keringat keluar secara wajar
* Intervensi :
* - Pertahankan suhu kamar
* R/ Dapat terjadi pertukaran suhu secara konveksi
* - Berikan baju tipis yang mudah menyerap keringat
* R/ Membantu proses penguapan
* - Berikan minum yang banyak
* R/ Minum banyak membantu proses penurunan suhu tubuh
* - Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
anti piretik
* R/ Menurunkan panas dalam pusat hipotalamus
*
* Diagnosa keperawatan II
* Tujuan : - Klien dapat menunjukan dan mempertahankan BB yang normal
* - Kebutuhan nutrisi terpenuhi
* Kriteria hasil :
* - Adanya minat dan selera makan
* - Porsi makan sesuai kebutuhan
* - BB meningkat
* Intervensi:
* - Monitor intake kalori dan kualitas konsumsi makan
* R/ Mengetahui pemasukan makanan
* - Monitor tanda-tanda kelumpuhan palatum mole dan durum
* R/ Makanan dalam porsi kecil mudah dikonsumsi oleh klien dan menghindari
terjadinya anoreksia
* - Berikan makanan yang merangsang selera
* R/ Meningkatkan intake makanan
* - Timbang BB tiap hari
* R/ Memonitor kurangnya BB dan efektifitas nutrisi yang diberikan
* - Berikan NS bila ada kelumpuhan
*
* Diagnosa keperawatan III
* Tujuan : Mempertahankan efektifitas pernafasan
* Kriteria hasil :
* - Tidak terdengar suara nafas tambahan
* - Tidak ada tarikan otot bantu pernafasan
* - Tidak ada batuk
* - Tidak ada sekresi dari saluran pernafasan yang berlebihan
* - Frekwensi pernafasan dalam batas normal
* Intervensi
* - Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara nafas tambahan
* R/ Adanya obstruksi pada saluran nafas dimanifestasikan pada saluran nafas
* - Bantu pasien pada posisi yang nyaman, kepala lebih tinggi dari kaki
* R/ Diafragma lebih rendah dapat meningkatkan ekspansi dada
* - Tingkatkan intake cairan sesuai kebutuhan
* R/ Thurasi membantu menurunkan viskositas secret dan mempermudah pengeluaran
* - Bantu melakukan fisioterapi dada
* R/ Postural drainare dan perkusi merupakan tindakan pembersihan yang penting untuk
mengeluarkan secret dan memperbaiki ventalasi
* - Lakukan suction
* R/ Bila mekanisme pembersihan jalan nafas atau batuk tidak efektif dilakukan suction
* - Berikan oksigen sesuai indikasi
* R/ Memaksimalkan transport dalam jaringan
*
* Diagnosa keperawatan IV
* Tujuan : Didapatkan kondisi lingkungan yang dapat mencegah atau menurunkan resiko
terjadinya infeksi
* Kriteria hasil :
* - Klien mencapai kesembuhan
* - Tidak ada drainage yang purulen
* - Suhu tubuh dalam batas yang normal
* Intervensi:
* - Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
* R/ Mencegah kontaminasi silang
* - Pertahankan teknik aseptic
* R/ Menurunkan resiko kolarisasi bakteri
* - Batasi pengunjung, berikan isolasi pernafasan
* R/ Membatasi infeksi silang kuman difteria pada perawat
* - Berikan perawatan secara teratur: mandi, BAB, BAK, dan berpakaian
* R/ Kulit yang kotor merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme
* - Monotor suhu secara teratur
* R/ Efek dari inflamasi adalah panas
* - Observasi adanya luka-luka drainage purulen
* R/ Indikasi adanya infeksi local
* - Berikan antibiotic sesuai program tim medis
* R/ Untuk profilaksis
* 2.4 Implementasi
* Sesuai dengan intervensi
* 2.5 Evaluasi
* Berdasarkan tujuan
*

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mais procurados (20)

Askep meningitis
Askep meningitisAskep meningitis
Askep meningitis
 
Jtptunimus gdl-shanandber-5156-2-babii
Jtptunimus gdl-shanandber-5156-2-babiiJtptunimus gdl-shanandber-5156-2-babii
Jtptunimus gdl-shanandber-5156-2-babii
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
 
Febris
FebrisFebris
Febris
 
Kasus tb paru
Kasus tb paruKasus tb paru
Kasus tb paru
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Preskas dhf
Preskas dhfPreskas dhf
Preskas dhf
 
Rheumatic Heart & Jangkitan Endokarditis
Rheumatic Heart & Jangkitan EndokarditisRheumatic Heart & Jangkitan Endokarditis
Rheumatic Heart & Jangkitan Endokarditis
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Asuhan keperawatan meningitis.
 Asuhan keperawatan meningitis. Asuhan keperawatan meningitis.
Asuhan keperawatan meningitis.
 
Penyuluhan tb
Penyuluhan tbPenyuluhan tb
Penyuluhan tb
 
Panduan Klinis Tata Laksana Covid-19 Pada Anak
Panduan Klinis Tata Laksana Covid-19 Pada AnakPanduan Klinis Tata Laksana Covid-19 Pada Anak
Panduan Klinis Tata Laksana Covid-19 Pada Anak
 
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTSTuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
 
Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19
Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19
Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
Asuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan MeningitisAsuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan Meningitis
 
Askep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcAskep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbc
 
Dengue syok
Dengue syokDengue syok
Dengue syok
 
Bronkiektasis
BronkiektasisBronkiektasis
Bronkiektasis
 
Makalah meningitis anti AKPER PEMKAB MUNA
Makalah meningitis anti AKPER PEMKAB MUNAMakalah meningitis anti AKPER PEMKAB MUNA
Makalah meningitis anti AKPER PEMKAB MUNA
 

Semelhante a Askep pada anak dengan dipteri

Asuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriAsuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriocto zulkarnain
 
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxPPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxeko adi purnomo
 
Penyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabahPenyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabahHMRojali
 
Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)jcmc0205
 
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.pptPPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.pptmiftah685452
 
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptxKELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptxShintaDinyanti1
 
Acute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritisAcute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritisAtin Nishi
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxSurtiDepi
 
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah nanda yudip
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Semelhante a Askep pada anak dengan dipteri (20)

Asuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriAsuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteri
 
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxPPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
 
Penyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabahPenyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabah
 
Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)
 
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.pptPPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 
Askep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggiAskep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggi
 
PERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptxPERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptx
 
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA
 
Tuberkulosis paru
Tuberkulosis paruTuberkulosis paru
Tuberkulosis paru
 
Lp pneumonia
Lp pneumoniaLp pneumonia
Lp pneumonia
 
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptxKELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
 
Acute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritisAcute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritis
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
 
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
 
3. askep dhf
3. askep dhf3. askep dhf
3. askep dhf
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
 
Syok septik pure
Syok septik pureSyok septik pure
Syok septik pure
 

Mais de Queen Lea

Jam kerja organ tubuh
Jam kerja organ tubuhJam kerja organ tubuh
Jam kerja organ tubuhQueen Lea
 
Mnt anak gizi buruk
Mnt anak gizi burukMnt anak gizi buruk
Mnt anak gizi burukQueen Lea
 
Kelainan refraksi
Kelainan refraksiKelainan refraksi
Kelainan refraksiQueen Lea
 
Latar Belakang Gadar
Latar Belakang GadarLatar Belakang Gadar
Latar Belakang GadarQueen Lea
 
Istirahat tidur
Istirahat tidurIstirahat tidur
Istirahat tidurQueen Lea
 
Etiket pergaulan
Etiket pergaulanEtiket pergaulan
Etiket pergaulanQueen Lea
 

Mais de Queen Lea (7)

Jam kerja organ tubuh
Jam kerja organ tubuhJam kerja organ tubuh
Jam kerja organ tubuh
 
Mnt anak gizi buruk
Mnt anak gizi burukMnt anak gizi buruk
Mnt anak gizi buruk
 
Kelainan refraksi
Kelainan refraksiKelainan refraksi
Kelainan refraksi
 
Latar Belakang Gadar
Latar Belakang GadarLatar Belakang Gadar
Latar Belakang Gadar
 
Istirahat tidur
Istirahat tidurIstirahat tidur
Istirahat tidur
 
Teori etika
Teori etikaTeori etika
Teori etika
 
Etiket pergaulan
Etiket pergaulanEtiket pergaulan
Etiket pergaulan
 

Último

PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKArifinAmin1
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfKamboja16
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxMata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxoperatorsttmamasa
 
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsHakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsBismaAdinata
 
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfTidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfAnggaaBaraat
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 

Último (20)

PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxMata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
 
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsHakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
 
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfTidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 

Askep pada anak dengan dipteri

  • 2. * *Difteri adalah suatu penyakit infeksi mendadak yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae. *Mudah menular dan menyerang terutama saluran napas bagian atas dengan tanda khas berupa pseudomembran dan dilepaskannya eksotoksin yang dapat menimbulkan gejala umum dan lokal. * Penularan umumnya melalui udara, berupa infeksi droplet, selain itu dapat melalui benda atau makanan yang terkontaminasi. (FKUI: 2007)
  • 3. *Difteria adalah suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada kulit dan/atau mukosa. (Infeksi dan Tropis Pediatrik IDAI: 2008)
  • 4. * * Penyebab penyakit difteri adalah kuman corynebacteriumdifteri yang bersifat: bakteri gram +, polymorf, tidak bergerak, tidak membentuk spora, terdiri dari 3 jenis basil yaitu : gravis, mitis, inter medius, membentuk pseudomembran yang sukar diangkat, mudah berdarah, dan berwarna putih keabu-abuan, mengeluarkan eksotoksin yang sangat ganas dan dapat meracuni jaringan. Penularan penyakit difteri adalah melalui udara ( droplet infection ), tetapi juga dapat perantara alat/ benda yang terkontaminasi oleh kuman difteri.
  • 5. * *Tergantung pada: Lokasi tempat infeksi Imunitas pasien Ada tidaknya toksin pada sirkulasi darah *Gejala Klinis *Gejala umum Demam Pilek Sesak Sakit kepala Batuk
  • 6. *Gejala lokal *Difteri hidung/ Difteri ringan *Pseudomembran sampai batas pada hidung/ parsial dengan gejala secret hidung serosa inguinosa, epistaksis, ada pseudomembran pada septum nasi. *Difteri faring dan tonsil/ Difteri sedang *Pseudomembran menyebar lebih luas sampai dinding posterior faring dengan edema ringan laring yang dapat diatasi dengan pengobatan konservatif dengan gejala panas tidak tinggi, nyeri telan ringan, mual, muntah, nafas berbau dan timbul ‘Bullneck’. * Difteri laring/ berat *Disertai dengan sumbatan jalan nafas yang berat yang hanya dapat diatasi dengan tracheostomi dengan gejala sesak nafas hebat, stridor inspirator, sianosis, terdapat retraksi otot supra sternal dan epigastrium, laring tampak kemerahan, sembab, banyak secret, dan permukaan tertutup oleh pseudomembran.
  • 7. *
  • 8. Prognosis penyakit ini bergantung pada: *Umur pasien, makin muda usianya makin jelek prognosisnya *Perjalanan penyakit, makin terlambat ditemukan makin buruk keadaanya *Letak lesi Difteri, bila dihidung tergolong ringan *Keadaan umum pasien, bila gizi buruk makin buruk keadaannya *Terdapat komplikasi, miokarditis sangat memperburuk prognosis *Pengobatan, terlambat pemberian ADS, prognosis makin buruk
  • 9. * Laboratorium * Pada pemeriksaan darah terdapat penurunan kadar hemoglobin dan leukositosis polimorfonukleus, penurunan jumlah eritrosit dan kadar albumin. Pada urine terdapat albuminuria ringan. * Penularan KN watje ( kell dan noise ) * Dengan lidi waten dikontaminasikan pada pseudomembran yang ada pada lokasi yang terkena, kemudian dimasukkan pada tabung reaksi dengan media agar-agar dan periksa. Apabila pemeriksaan KN 2x berturut-turut dan bila (-) perubahan positif terjadi. *
  • 10. * Pada saluran pernafasan: terjadi obstruksi jalan nafas, atelektasis dan bronchopnomonia. * Kardiovaskuler: miokarditis * Kelainan syaraf kira-kira 10% pasien difteri menjadi komplikasi yang mengenai susunan syaraf terutama sistem motorik dapat berupa: * Paralisis palatum mole, sehingga terjadi suara sengak tersedak/ sukar menelan: dapat terjadi pada minggu ke I sampai ke II * Paralisis otot-otot mata, dapat mengakibatkan strabismus, gangguan akomodasi, dilatasi pupil/ ptosis yang timbul pada minggu ke III * Paralisis umum, dapat terjadi pada minggu ke IV, kelainan dapat mengenai otot muka, leher, anggota gerak dan otot pernafasan.
  • 11. * * Imunisasi Iminisasi Primer Anak usia 6 minggu - 6 tahun * Diberikan dosis Td secara IM/ SC dengan interval 4-6 minggu dimulai ketika anak usia 6 minggu - 2 bulan dan dilanjutkan dengan pemberian ke-4 selama 1 tahun sesudah pemberian ke-3 preparat yang digunakan adalah Pediatric Taksoid Dipteria Anak usia 7 tahun / lebih * Diberikan Td dengan pemberian ke-2 berselang waktu 4-8 minggu diberikan dengan pemberian 1 dan pemberian 3 berselang 1 tahun dengan pemberian ke-2, preparat yang digunakan adalah Adult Taksoid Dipteria
  • 12. * Pengobatan Umum *Isolasi pasien *Istirahat total *Makanan yang mudah dicerna, cukup mengandung protein dan kalori *Kontrol EKG 2-3 kali seminggu selama 4-6 minggu, bila terjadi miokarditis harus istirahat total di tempat tidur Pengobatan Khusus *ADS( Anti Difteri Serum ) *Antibiotik, PP 50.000 IU/BB/hari sampai 10 hari bila alergi berikan eritromicin 40 mg/kg BB/hari dalam 4 dosis. *Kortikosteroid, digunakan untuk mengurangi edema laring dan mencegah komplikasi miokarditis, diberikan Prednison 2 mg/kg BB/hari selama 3 minggu yang diberikan secara bertahap. *Bila pasien perlu di lakukan Trakheostomi
  • 14. * * Identitas klien * Keluhan utama * Riwayat Penyakit Sekarang * Demam, Sakit Kepala, Batuk, lesu/ lemah, sianosis, sesak nafas, dan pilek. * Riwayat penyakit keluarga * Dimungkinkan ada keluarga/ lingkungan yang menderita penyakit Difteria * Riwayat Imunisasi * Pemeriksaan umum * • Kesadaran : compos mentis sampai dengan coma * • TD: turun * • RR: cepat dan dangkal * • Nadi: cepat * • Suhu : peningkatan suhu tubuh * Pemeriksaan fisik * • Wajah: sianosis * • Hidung : terdapat secret berbau busuk sedikit bercampur darah, ada membran putih pada septum nasi * • Mulut: bibir kering, mulut terbuka, ada membran putih pada tonsil dan faring * • Leher: pembesaran getah bening pada leher, edema pada laring dan trachea (Bullneck), permukaan laring dan trachea tertutup oleh pseudomembran
  • 15. * *Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan terlepasnya eksotoksin *Gangguan pemenuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan nyeri telan *Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pseudomembran *Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit anaknya
  • 16. * * Diagnosa keperawatan I * Tujuan: Klien menunjukan suhu tubuh dalam batas normal * Kriteria hasil: * - Suhu normal ( 36,5- 37,2 c) * - Keringat keluar secara wajar * Intervensi : * - Pertahankan suhu kamar * R/ Dapat terjadi pertukaran suhu secara konveksi * - Berikan baju tipis yang mudah menyerap keringat * R/ Membantu proses penguapan * - Berikan minum yang banyak * R/ Minum banyak membantu proses penurunan suhu tubuh * - Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti piretik * R/ Menurunkan panas dalam pusat hipotalamus
  • 17. * * Diagnosa keperawatan II * Tujuan : - Klien dapat menunjukan dan mempertahankan BB yang normal * - Kebutuhan nutrisi terpenuhi * Kriteria hasil : * - Adanya minat dan selera makan * - Porsi makan sesuai kebutuhan * - BB meningkat * Intervensi: * - Monitor intake kalori dan kualitas konsumsi makan * R/ Mengetahui pemasukan makanan * - Monitor tanda-tanda kelumpuhan palatum mole dan durum * R/ Makanan dalam porsi kecil mudah dikonsumsi oleh klien dan menghindari terjadinya anoreksia * - Berikan makanan yang merangsang selera * R/ Meningkatkan intake makanan * - Timbang BB tiap hari * R/ Memonitor kurangnya BB dan efektifitas nutrisi yang diberikan * - Berikan NS bila ada kelumpuhan
  • 18. * * Diagnosa keperawatan III * Tujuan : Mempertahankan efektifitas pernafasan * Kriteria hasil : * - Tidak terdengar suara nafas tambahan * - Tidak ada tarikan otot bantu pernafasan * - Tidak ada batuk * - Tidak ada sekresi dari saluran pernafasan yang berlebihan * - Frekwensi pernafasan dalam batas normal * Intervensi * - Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara nafas tambahan * R/ Adanya obstruksi pada saluran nafas dimanifestasikan pada saluran nafas * - Bantu pasien pada posisi yang nyaman, kepala lebih tinggi dari kaki * R/ Diafragma lebih rendah dapat meningkatkan ekspansi dada * - Tingkatkan intake cairan sesuai kebutuhan * R/ Thurasi membantu menurunkan viskositas secret dan mempermudah pengeluaran * - Bantu melakukan fisioterapi dada * R/ Postural drainare dan perkusi merupakan tindakan pembersihan yang penting untuk mengeluarkan secret dan memperbaiki ventalasi * - Lakukan suction * R/ Bila mekanisme pembersihan jalan nafas atau batuk tidak efektif dilakukan suction * - Berikan oksigen sesuai indikasi * R/ Memaksimalkan transport dalam jaringan
  • 19. * * Diagnosa keperawatan IV * Tujuan : Didapatkan kondisi lingkungan yang dapat mencegah atau menurunkan resiko terjadinya infeksi * Kriteria hasil : * - Klien mencapai kesembuhan * - Tidak ada drainage yang purulen * - Suhu tubuh dalam batas yang normal * Intervensi: * - Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan * R/ Mencegah kontaminasi silang * - Pertahankan teknik aseptic * R/ Menurunkan resiko kolarisasi bakteri * - Batasi pengunjung, berikan isolasi pernafasan * R/ Membatasi infeksi silang kuman difteria pada perawat * - Berikan perawatan secara teratur: mandi, BAB, BAK, dan berpakaian * R/ Kulit yang kotor merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme * - Monotor suhu secara teratur * R/ Efek dari inflamasi adalah panas * - Observasi adanya luka-luka drainage purulen * R/ Indikasi adanya infeksi local * - Berikan antibiotic sesuai program tim medis * R/ Untuk profilaksis * 2.4 Implementasi * Sesuai dengan intervensi * 2.5 Evaluasi * Berdasarkan tujuan
  • 20. *