2. TUGAS
METODE PENGENALAN PBTA AUD
JURUSAN PG-PAUD
FIP-UNP
Oleh Kelompok 7 :
Syukrina Wiladatika (1100780)
Akmillah Ilhami (1100781)
Rahmani Dyana Fitri (1100782)
Nur Ramadani (1100783)
Gusmeta (1100784)
3. • Ditemukan oleh dosen Fakultas Adab IAIN Sunan
Ampel Surabaya, Muhajir Sulton pada tahun 1965
Perjalanan metode al Barqy:
• 1973 ALBARQY mulai disusun dalam bentuk stensilan
dan mulai dikembangkan ke masyarakat untuk
menampung keluhan-keluhan dan problematika
pembacaan Al Qur’an.
• 1977 ALBARQY Mulai diakui eksistensinya
• 1983 Buku ALBARQY mulai dicetak dalam bentuk
memanjang seperti polio.
• 1984 -1989 ALBARQY mengalami kefakuman, dengan
terjadinya tragedi Tanjung Priuk.
4. • Akhir tahun 1989 Perintisan praktek ALBARQY
kepada anak SMP dan SMA sebanyak 208
anak. Dengan 6 ustad dan 1 cadangan.
• 1991 Mulai negosiasi dengan beberapa
instansi dan melakukan pameran.
• 1994 Mulai mengadakan tutor ALBARQY
• 1995 Berkolaborasi dengan Yayasan-yayasan
di Jakarta.
5. TARGET AKHIR METODE
• Anak mampu mengenal huruf-huruf dan tidak mudah lupa
dengan huruf-huruf yang telah dikenalkan dan dipelajarinya
karena metodenya yang mempermudah dan mempercepat
anak dalam belajar membaca. Anak akan mudah mengingat
kembali tanpa bantuan dari guru.
• Membantu program pemerintah dalam hal pemberantasan
buta aksara Al Qur’an dan membantu umat islam agar lebih
cepat mampu membaca al-Qur'an. Sebagai upaya strategis
demi terwujudnya generasi Islami yang cerdas, beriman dan
bermartabat.
6. TARGET AKHIR METODE
• Menumbuhkan generasi dengan kemampuan
membaca, menulis,
menerjemahkan, memahami
dan mengamalkan kandungan Alquran.
• Mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, mengerti dan memahami serta
mengamalkan kandungan Alquran.
7. KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN
• Anak mampu mengikuti bacaan guru sampai hafal,
kemudian mampu mengenal huruf yang dipilih secara acak
dan membacanya.
• Aampu menebalkan tulisan yang berupa titik-titik.
• Mampu mengenal bacaan-bacaan panjang (mad), sukun
dan syaddah.
• Mampu mengenal huruf asli (tanpa harokat)
• Mampu mengenal bacaan yang tidak dibaca ( tidak
mendapat harokat) dalam al Qur’an)
• Mampu mengenal bacaan yang Masykil
• Mampu mengenal huruf yang bersambung ( dia awal,
tengah atau di akhir)
• Mampu mengenal tanda-tanda baca (waqaf)
9. METODE
PEMBELAJARAN
AL - BARQY
Menggunakan sistem 8 jam,
artinya hanya dengan 8 jam murid
dapat membaca dan menulis
huruf al Qur’an
Menggunakan SAS (Struktur
Analitik Sintetik) yang
memudahkan murid belajar al
Qur’an
Bukunya dilengkapi teknik imla’
yang praktis dan teknik menulis
khat, dilengkapi buku latihan
menulis huruf al Qur’an
Sangat cepat jika dipakai klasikal,
bahkan missal
Tidak membosankan, karena ada
teknik-teknik yang akurat dan
menarik
Matematis,
Linguistik
Interpersonal
Linguistik,
Spasial
Matematis
Musikal,
Kinestetik
10. LANGKAH METODE AL- BARQY
1. Fase analitik, yaitu guru memberikan contoh bacaan yang
berupa kata-kata lembaga dan santri mengikutinya sampai
hafal, dilanjutkan dengan pemenggalan kata lembaga dan
terakhir evaluasi yaitu dengan cara guru menunjuk huruf
secara acak dan santri membacanya
2. Fase sintetik, yaitu satu huruf (suku) digabung dengan yang
lain, hingga berupa suatu bacaan, misal :
menjadi :
3. Fase penulisan, yaitu santri menebali tulisan yang berupa
titik-titik
4. Fase pengenalan bunyi a-i-u, yaitu pengenalan terhadap
tanda baca fathah, kashroh, dan dhommah ( )
11. LANGKAH METODE AL- BARQY
5. Fase pemindahan, yaitu pengenalan terhadap bacaan
atau bunyi Arab yang sulit, maka didekatkan pada
bunyi-bunyi Indonesia yang berdekatan,
misal: dengan pendekatan
dengan pendekatan
6. Fase pengenalan mad, yaitu mengenalkan santri pada
bacan-bacaan panjang
7. Fase pengenalan tanda sukun, yaitu mengenalkan
santri pada bacaan-bacaan yang bersukun
8. Fase pengenalan tanda syaddah, yaitu mengenalkan
santri pada bacaan-bacaan yang bersyaddah (berbunyi
dobel)
12. LANGKAH METODE AL- BARQY
9. Fase pengenalan huruf asli, yaitu mengenalkan santri pada huruf asli
(tanpa harokat), seperti;
Alif
Ba’
Ta’
10. Fase pengenalan huruf yang tidak dibaca, yaitu mengenalkan
santri pada huruf yang tidak mendapat tanda saksi (harokat) atau
tidak dibaca, misal:
11. Fase pengenalan bacaan yang masykil, yaitu mengenalkan
santri pada huruf yang biasa dijumpai di Al Qur’an,
misal: dibaca pendek
12. Fase pengenalan menyambung, yaitu mengenalkan santri pada
huruf-huruf yang disambung di awal, di tengah, dan di akhir
13. Fase pengenalan tanda waqof, yaitu mengenalkan santri pada
tanda-tanda baca seperti yang sering ditemui di Al Qur’an
13. KELEBIHAN
METODE AL - BARQY
• Bagi guru (guru mempunyai keahlian tambahan sehingga
dapat mengajar dengan lebih baik, bisa menambah
penghasilan di waktu luang dengan keahlian yang
dipelajari),
• Bagi Murid (Murid merasa cepat belajar sehingga tidak
merasa bosan dan menambah kepercayaan dirinya karena
sudah bisa belajar dan mengusainya dalam waktu singkat,
hanya satu level sehingga biayanya lebih murah),
• Bagi Sekolah (sekolah menjadi lebih terkenal karena murid-
muridnya mempunyai kemampuan untuk menguasai
pelajaran lebih cepat dibandingkan dengan sekolah lain).
• Menggunakan sistem 8 Jam, artinya hanya dengan waktu 8
jam murid dapat membaca dan menulis huruf Al-Qur’an.
14. KELEBIHAN METODE AL - BARQY
• Praktis untuk segala umur.
• Menggunakan metode yang aktual yaitu SAS (Struktur Analitik Sintetik)
yang memudahkan murid belajar Al-Qur’an.
• Memperhatikan pendekatan, sistematika dan teknik dalam pembelajaran.
• Cepat dapat membaca huruf sambung.
• Bukunya dilengkapi teknik imlak yang praktis dan teknik menulis khat,
serta dilengkapi dengan buku latihan menulis Al BARQI (LKS),
• Tidak membosankan karena ada teknik-teknik yang akurat dan menarik
seperti: menyanyi, permainan dan lain-lain.
• Sangat cepat jika dipakai klasikal, bahkan massal.
• Memasukan aspek psikologis dan kemampuan filosofis peserta didik.
15. KELEMAHAN METODE AL – BARQY
• Anak tidak mengenal huruf hijaiyah dengan
lengkap
• Huruf hijaiyah diajarkan pada akhir
pembelajaran.
• Anak usia dini ,harus mengembangkan
metode dengan permainan-permainan.
• Masih terdapat dua kecerdasan yang belum
diakomodir yakni kecerdasan kinestetik dan
naturalis.