SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
TEKNOLOGI BAHAN KOROSI

PENAMBAHAN EDTA SEBAGAI INHIBITOR PADA LAJU KOROSI LOGAM TEMBAGA




                               OLEH:

             CARRIE MEIRIZA VIRRIYSHA PUTRI (1131410071)




                            TEKNIK KIMIA

                     POLITEKNIK NEGERI MALANG

                          NOVEMBER 2012
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh penambahan agen chelat EDTA untuk
menghambat laju korosi pada logam tembaga. Penelitian ini menggunakan metoda
penentuan korosi melalui pengukuran resistansi logam, di mana kenaikan resistansi pada
logam tersebut menandai bahwa logam yang terkorosi semakin meningkat. Pengukuran
korosi dilakukan terhadap kawat tembaga dan kawat tembaga yang dichelat dengan media
pengkorosi H2SO4 1M. Hasil penelitian terhadap kawat tembaga dengan panjang 3 m dan
diameter 0.5 mm yang dichelat dengan EDTA 1 M menunjukkan penurunan korosi sebesar
20.6%.

Metode Penelitian.
         Pengchelatan dilakukan pada kawat tembaga dengan panjang kawat 3 m dan
berdiameter 0.5 mm dengan agen chelat EDTA 1 M dengan cara direndam 24 jam kemudian
dikeringkan. Pengkuran korosi dilakukan dengan pengukuran harian (24 Jam selama 5 hari)
dengan medium pengkorosi asam sulfat 0.1 M.
a. Resistansi kawat tembaga dengan diameter dan panjang tertentu diukur untuk
mengetahui resistansi awal, kemudian di masukkan kedalam larutan untuk memperoleh
kurva kalibrasi perubahan resistansi vs waktu

b. Mengukur resistansi logam yang telah dichelat dalam medium pengkorosi sehingga
diperoleh kurva resistansi vs waktu

c. Membandingkan korosi logam yang dichelat dan tanpa diberi agen chelat.


         Sebelum perlakuan semua logam dibersihkan terlebih dahulu permukaannya untuk
diperoleh permukaan logam yang bersih. Hal tersebut dimaksudkan agar semua pengotor di
permukaan logam baik yang berasal korosi sebelum dikorosikan dan pengotor pada
permukaannya      hilang.   Perlakuan   selanjutnya   permukaan   logam     dilapis   dengan
menggunakan agen penchelat dengan cara memasukkan logam kedalam agen pengchelat,
dengan cara ini diharapkan semua permukaan logam bisa lapis oleh agen chelat. Pada
perlakuan inilah terjadi reaksi antara permukaan logam dengan agen pengchelat yaitu:
Selanjutnya logam dimasukkan kedalam kedalam larutan pengkorosi dan diamati setiap
selang waktu tertentu. Resistansi suatu kawat secara tidak langsung memiliki hubungan
tidak langsung dengan panjang dan diameter kawat, sehingga setiap perubahan diameter
kawat akibat adanya proses korosi maka akan mengakibatkan perubahan terhadap
resistansi kawat. Hubungan tersebut ditunjukkan sebagai:




Dimana:       R adalah resistansi
              ρ adalah resistivitas
              l adalah panjang kawat
              A adalah diameter kawat
       Penelitian ini menggunakan panjang kawat yang sama, sehingga dalam hubungannya
dengan R hanya tergantung pada nilai A yang mana R berbanding terbalik dengan A. Sedang
A berbanding lurus dengan masa kawat sesuai dengan persamaan ρ A ≈ m sehingga dengan
semakin besar korosi yang terjadi maka nilai A dan masa kawat tetapi nilai R dari kawat
semakin kecil. Hubungan antara resistansi kawat dengan masa kawat akan berbanding
tebalik sesuai dengan hubungan antara R dengan A yang nilai kesebandingan perubahannya
dinyatakan dengan -∆R ≈ 1/∆m. Proses korosi yang terjadi mencerminkan pengurangan
masa kawat sehingga makin besar kawat yang terkorosi maka masa kawat akan berkurang
dalam jumlah yang besar juga. Pemilihan proses pengukuran dengan metode pengukuran
resistansi pada reaksi inhibisi korosi ini disebabkan oleh pertimbangan bahwa (1) dengan
menggunakan proses ini tidak mengganggu proses reaksi yang tengah berlangsung (2) cara
ini tidak merusak logam yang diukur (3) dapat diukur setiap saat. Hal ini berbeda dengan
cara pengukuran konservatif yang mana pada proses tersebut reaksi dihentikan terlebih
dahulu kemudian logam digosok dengan demikian beberapa bagian yang terkorosi harus
dihilangkan terlebih dahulu kemudian ditimbang dan proses baru dilanjutkan. Cara tersebut
menyebabkan reaksi terhenti sementara dan dengan penghilangan bagian permukaan
logam maka baian yang telah bereaksi dan menutupi hasil reaksi akan memulai reaksi baru
yang tentunya lebih mudah terjadi dibandingkan dengan apabila permukaan logam masih
tertutup oleh produk hasil korosi.
Pada proses penelitian ini dipakai assumsi bahwa proses yang terjadi terjadi pada
kondisi temperatur dan tekanan konstan sehingga tidak terjadi pemuaian kawat dan seluruh
permukaan yang terkorosi serta larutan tidak ikut terukur resistansinya, sehingga pengaruh
resistansi non logam yang diteliti dianggap tidak ada. Dalam setiap pelarut selalu terdapat
sejumlah pengotor yang membuat sampel menjadi terkorosi, sehingga dalam penelitian ini
dianggap bahwa reaksi yang terjadi hanya akibat medium pengkorosi saja.
       Logam Cu dilapisi terlebih dahulu dengan agen chelat sehingga diharapkan agen
chelat bereaksi dengan permukaan logam dan melindungi logam dari proses korosi yang
berasal dari medium luar. Proses korosi yang dilakukan terhadap tembaga diperoleh hasil
yang disajikan dalam grafik dibawah ini:




     Gambar Grafik resistansi vs waktu untuk korosi logam tembaga dalam H2SO4 0.1 M


       Gambar diatas menunjukkan bahwa tembaga dalam asam sulfat 0.1 M terjadi proses
korosi hal ini bisa dilihat dari kecenderungan kuva yang mengalami perubahan resistansi
menjadi semakin besar. Kenaikan resistansi tembaga sebesar 2.9 Ohm tersebut disebabkan
oleh sejumlah masa tembaga yang larut dalam asam sulfat dengan reaksi sebagai berikut:
Cu + H2SO4            CuSO4 + 2H+
       Sedangkan setelah perlakuan dengan agen chelat maka diperoleh hasil sebagai
berikut:
Gambar 5 Grafik resistansi vs waktu untuk korosi logam tembaga dengan dichelat EDTA
                                     dalam H2SO4 0.1 M
       Adanya agen chelat yang melindungi permukaan logam tembaga maka proses korosi
yang terjadi pada tembaga yang dipergunakan cukup kecil dibandingkan dengan proses
tanpa pengchelatan. Kecenderungan akibat adanya proses pengchelatan dengan EDTA
menunjukkan bahwa terjadi penurunan dari kenaikan resistansi tembaga yang dichelat.
Proses ini menunjukkan bahwa tembaga-EDTA memiliki kesetimbangan yang cukup tinggi ke
arah perlindungan logam dibandingkan reaksi tembaga dengan asam sulfat. Akibat
kecenderungan tersebut maka permukaan logam tembaga tertutupi EDTA yang mengikat
permukaan tembaga sehingga sulit untuk ditembus oleh asam sulfat sebagai reaktor
pengkorosi. Perubahan ini ditunjukkan oleh penurunan kenaikan resistansi yang hanya
sebesar 0.6 ohm atau relatif kecil terhadap laju tanpa dichelat yaitu 20.6 %




Referensi
Rahmad Nuryanto, Retno A.L, Khabibi. Jurusan Kimia FMIPA UNIVERSITAS DIPONEGORO.
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/ksa/article/download/3312/2975 diakses pada
tanggal 19 November 2012

More Related Content

Viewers also liked

Viewers also liked (16)

Mother
MotherMother
Mother
 
Introd diseño mecanico rev00
Introd diseño mecanico rev00Introd diseño mecanico rev00
Introd diseño mecanico rev00
 
O Mar Registo Erros
O Mar Registo ErrosO Mar Registo Erros
O Mar Registo Erros
 
unidad 6.2 funcioners de autosuma mas frecuentes
unidad 6.2 funcioners de autosuma mas frecuentesunidad 6.2 funcioners de autosuma mas frecuentes
unidad 6.2 funcioners de autosuma mas frecuentes
 
Acto creativo n2 7f
Acto creativo n2 7fActo creativo n2 7f
Acto creativo n2 7f
 
Herramientasdepensamiento 091102170343-phpapp02
Herramientasdepensamiento 091102170343-phpapp02Herramientasdepensamiento 091102170343-phpapp02
Herramientasdepensamiento 091102170343-phpapp02
 
Los pajaritos cantan y hacen sus nidos
Los pajaritos cantan y hacen sus nidosLos pajaritos cantan y hacen sus nidos
Los pajaritos cantan y hacen sus nidos
 
Skywave
SkywaveSkywave
Skywave
 
Wood derived chemicals
Wood derived chemicalsWood derived chemicals
Wood derived chemicals
 
prathi resume new (1)
prathi resume new (1)prathi resume new (1)
prathi resume new (1)
 
catalogue oriflame thang 11 2016
catalogue oriflame thang 11 2016catalogue oriflame thang 11 2016
catalogue oriflame thang 11 2016
 
reporte Soldadura
reporte Soldadurareporte Soldadura
reporte Soldadura
 
Dossier de presse EPFIF
Dossier de presse EPFIFDossier de presse EPFIF
Dossier de presse EPFIF
 
Itinerario Activate UniMOOC-2016-05-03
Itinerario Activate UniMOOC-2016-05-03Itinerario Activate UniMOOC-2016-05-03
Itinerario Activate UniMOOC-2016-05-03
 
Fortalezco, analiso y exploro la lectura con las tic
Fortalezco, analiso y exploro la lectura con las ticFortalezco, analiso y exploro la lectura con las tic
Fortalezco, analiso y exploro la lectura con las tic
 
CV_Thomas Vlachos
CV_Thomas VlachosCV_Thomas Vlachos
CV_Thomas Vlachos
 

Similar to Teknologi bahan korosi (inhibisi)

Elektroplating indra baru
Elektroplating indra baruElektroplating indra baru
Elektroplating indra baruElsya Sari
 
Revisi laporan Korosi Elektrokimia
Revisi laporan Korosi ElektrokimiaRevisi laporan Korosi Elektrokimia
Revisi laporan Korosi ElektrokimiaAnis Riswati
 
15 naskah publikasi tri laela
15 naskah publikasi tri laela15 naskah publikasi tri laela
15 naskah publikasi tri laelaAryanti99
 
Factors Affecting Corrosion Resistance of Metals
Factors Affecting Corrosion Resistance of MetalsFactors Affecting Corrosion Resistance of Metals
Factors Affecting Corrosion Resistance of Metalsdewipuspita370928
 
Ppt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fixPpt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fixIsponi Umayah
 
Elektroplating 2
Elektroplating 2Elektroplating 2
Elektroplating 2Wulan_Ari_K
 
Jurnal Tentang Mesin
Jurnal Tentang MesinJurnal Tentang Mesin
Jurnal Tentang MesinAlen Pepa
 
Studi Eksperimental Pengaruh Konsentrasi
Studi Eksperimental Pengaruh KonsentrasiStudi Eksperimental Pengaruh Konsentrasi
Studi Eksperimental Pengaruh KonsentrasiFreddyTaebenu
 
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...Alen Pepa
 
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...Alen Pepa
 
makalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosimakalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosiadimasmc
 
Tugas korosi iii
Tugas korosi iiiTugas korosi iii
Tugas korosi iiideddy aries
 
02. naskahpublikaasi
02. naskahpublikaasi02. naskahpublikaasi
02. naskahpublikaasiAlfina Haqoh
 

Similar to Teknologi bahan korosi (inhibisi) (20)

Elektroplating indra baru
Elektroplating indra baruElektroplating indra baru
Elektroplating indra baru
 
Revisi laporan Korosi Elektrokimia
Revisi laporan Korosi ElektrokimiaRevisi laporan Korosi Elektrokimia
Revisi laporan Korosi Elektrokimia
 
Analisa korosi
Analisa korosiAnalisa korosi
Analisa korosi
 
Presentasi LKTI HIMAMET 2010
Presentasi LKTI HIMAMET 2010Presentasi LKTI HIMAMET 2010
Presentasi LKTI HIMAMET 2010
 
15 naskah publikasi tri laela
15 naskah publikasi tri laela15 naskah publikasi tri laela
15 naskah publikasi tri laela
 
Factors Affecting Corrosion Resistance of Metals
Factors Affecting Corrosion Resistance of MetalsFactors Affecting Corrosion Resistance of Metals
Factors Affecting Corrosion Resistance of Metals
 
50 65-2-pb
50 65-2-pb50 65-2-pb
50 65-2-pb
 
Ppt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fixPpt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fix
 
Elektroplating 2
Elektroplating 2Elektroplating 2
Elektroplating 2
 
Jurnal Tentang Mesin
Jurnal Tentang MesinJurnal Tentang Mesin
Jurnal Tentang Mesin
 
Studi Eksperimental Pengaruh Konsentrasi
Studi Eksperimental Pengaruh KonsentrasiStudi Eksperimental Pengaruh Konsentrasi
Studi Eksperimental Pengaruh Konsentrasi
 
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
 
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
 
Korosi 212
Korosi 212Korosi 212
Korosi 212
 
makalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosimakalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosi
 
Tugas korosi iii
Tugas korosi iiiTugas korosi iii
Tugas korosi iii
 
02. naskahpublikaasi
02. naskahpublikaasi02. naskahpublikaasi
02. naskahpublikaasi
 
Material konduktor
Material konduktor Material konduktor
Material konduktor
 
Korosi
KorosiKorosi
Korosi
 
Korosi
KorosiKorosi
Korosi
 

More from Carrie Meiriza Virriysha Putri (11)

Hak & kewajiban insinyur 6
Hak & kewajiban insinyur 6Hak & kewajiban insinyur 6
Hak & kewajiban insinyur 6
 
Wood derived chemicals (translate)
Wood derived chemicals (translate)Wood derived chemicals (translate)
Wood derived chemicals (translate)
 
Presentasi pengendali tekanan
Presentasi pengendali tekananPresentasi pengendali tekanan
Presentasi pengendali tekanan
 
Presentasi pengendali suhu
Presentasi pengendali suhuPresentasi pengendali suhu
Presentasi pengendali suhu
 
Presentasi pengendali level
Presentasi pengendali levelPresentasi pengendali level
Presentasi pengendali level
 
Double Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat ExcangerDouble Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat Excanger
 
Proteksi katodik anoda
Proteksi katodik anodaProteksi katodik anoda
Proteksi katodik anoda
 
Pembuatan besi baja dengan dapur kupola
Pembuatan besi baja dengan dapur kupolaPembuatan besi baja dengan dapur kupola
Pembuatan besi baja dengan dapur kupola
 
Presentasi aluminium
Presentasi aluminiumPresentasi aluminium
Presentasi aluminium
 
Presentasi poli propilena (pp)
Presentasi poli propilena (pp)Presentasi poli propilena (pp)
Presentasi poli propilena (pp)
 
Presentasi aluminum
Presentasi aluminumPresentasi aluminum
Presentasi aluminum
 

Teknologi bahan korosi (inhibisi)

  • 1. TEKNOLOGI BAHAN KOROSI PENAMBAHAN EDTA SEBAGAI INHIBITOR PADA LAJU KOROSI LOGAM TEMBAGA OLEH: CARRIE MEIRIZA VIRRIYSHA PUTRI (1131410071) TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI MALANG NOVEMBER 2012
  • 2. Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh penambahan agen chelat EDTA untuk menghambat laju korosi pada logam tembaga. Penelitian ini menggunakan metoda penentuan korosi melalui pengukuran resistansi logam, di mana kenaikan resistansi pada logam tersebut menandai bahwa logam yang terkorosi semakin meningkat. Pengukuran korosi dilakukan terhadap kawat tembaga dan kawat tembaga yang dichelat dengan media pengkorosi H2SO4 1M. Hasil penelitian terhadap kawat tembaga dengan panjang 3 m dan diameter 0.5 mm yang dichelat dengan EDTA 1 M menunjukkan penurunan korosi sebesar 20.6%. Metode Penelitian. Pengchelatan dilakukan pada kawat tembaga dengan panjang kawat 3 m dan berdiameter 0.5 mm dengan agen chelat EDTA 1 M dengan cara direndam 24 jam kemudian dikeringkan. Pengkuran korosi dilakukan dengan pengukuran harian (24 Jam selama 5 hari) dengan medium pengkorosi asam sulfat 0.1 M. a. Resistansi kawat tembaga dengan diameter dan panjang tertentu diukur untuk mengetahui resistansi awal, kemudian di masukkan kedalam larutan untuk memperoleh kurva kalibrasi perubahan resistansi vs waktu b. Mengukur resistansi logam yang telah dichelat dalam medium pengkorosi sehingga diperoleh kurva resistansi vs waktu c. Membandingkan korosi logam yang dichelat dan tanpa diberi agen chelat. Sebelum perlakuan semua logam dibersihkan terlebih dahulu permukaannya untuk diperoleh permukaan logam yang bersih. Hal tersebut dimaksudkan agar semua pengotor di permukaan logam baik yang berasal korosi sebelum dikorosikan dan pengotor pada permukaannya hilang. Perlakuan selanjutnya permukaan logam dilapis dengan menggunakan agen penchelat dengan cara memasukkan logam kedalam agen pengchelat, dengan cara ini diharapkan semua permukaan logam bisa lapis oleh agen chelat. Pada perlakuan inilah terjadi reaksi antara permukaan logam dengan agen pengchelat yaitu:
  • 3. Selanjutnya logam dimasukkan kedalam kedalam larutan pengkorosi dan diamati setiap selang waktu tertentu. Resistansi suatu kawat secara tidak langsung memiliki hubungan tidak langsung dengan panjang dan diameter kawat, sehingga setiap perubahan diameter kawat akibat adanya proses korosi maka akan mengakibatkan perubahan terhadap resistansi kawat. Hubungan tersebut ditunjukkan sebagai: Dimana: R adalah resistansi ρ adalah resistivitas l adalah panjang kawat A adalah diameter kawat Penelitian ini menggunakan panjang kawat yang sama, sehingga dalam hubungannya dengan R hanya tergantung pada nilai A yang mana R berbanding terbalik dengan A. Sedang A berbanding lurus dengan masa kawat sesuai dengan persamaan ρ A ≈ m sehingga dengan semakin besar korosi yang terjadi maka nilai A dan masa kawat tetapi nilai R dari kawat semakin kecil. Hubungan antara resistansi kawat dengan masa kawat akan berbanding tebalik sesuai dengan hubungan antara R dengan A yang nilai kesebandingan perubahannya dinyatakan dengan -∆R ≈ 1/∆m. Proses korosi yang terjadi mencerminkan pengurangan masa kawat sehingga makin besar kawat yang terkorosi maka masa kawat akan berkurang dalam jumlah yang besar juga. Pemilihan proses pengukuran dengan metode pengukuran resistansi pada reaksi inhibisi korosi ini disebabkan oleh pertimbangan bahwa (1) dengan menggunakan proses ini tidak mengganggu proses reaksi yang tengah berlangsung (2) cara ini tidak merusak logam yang diukur (3) dapat diukur setiap saat. Hal ini berbeda dengan cara pengukuran konservatif yang mana pada proses tersebut reaksi dihentikan terlebih dahulu kemudian logam digosok dengan demikian beberapa bagian yang terkorosi harus dihilangkan terlebih dahulu kemudian ditimbang dan proses baru dilanjutkan. Cara tersebut menyebabkan reaksi terhenti sementara dan dengan penghilangan bagian permukaan logam maka baian yang telah bereaksi dan menutupi hasil reaksi akan memulai reaksi baru yang tentunya lebih mudah terjadi dibandingkan dengan apabila permukaan logam masih tertutup oleh produk hasil korosi.
  • 4. Pada proses penelitian ini dipakai assumsi bahwa proses yang terjadi terjadi pada kondisi temperatur dan tekanan konstan sehingga tidak terjadi pemuaian kawat dan seluruh permukaan yang terkorosi serta larutan tidak ikut terukur resistansinya, sehingga pengaruh resistansi non logam yang diteliti dianggap tidak ada. Dalam setiap pelarut selalu terdapat sejumlah pengotor yang membuat sampel menjadi terkorosi, sehingga dalam penelitian ini dianggap bahwa reaksi yang terjadi hanya akibat medium pengkorosi saja. Logam Cu dilapisi terlebih dahulu dengan agen chelat sehingga diharapkan agen chelat bereaksi dengan permukaan logam dan melindungi logam dari proses korosi yang berasal dari medium luar. Proses korosi yang dilakukan terhadap tembaga diperoleh hasil yang disajikan dalam grafik dibawah ini: Gambar Grafik resistansi vs waktu untuk korosi logam tembaga dalam H2SO4 0.1 M Gambar diatas menunjukkan bahwa tembaga dalam asam sulfat 0.1 M terjadi proses korosi hal ini bisa dilihat dari kecenderungan kuva yang mengalami perubahan resistansi menjadi semakin besar. Kenaikan resistansi tembaga sebesar 2.9 Ohm tersebut disebabkan oleh sejumlah masa tembaga yang larut dalam asam sulfat dengan reaksi sebagai berikut: Cu + H2SO4 CuSO4 + 2H+ Sedangkan setelah perlakuan dengan agen chelat maka diperoleh hasil sebagai berikut:
  • 5. Gambar 5 Grafik resistansi vs waktu untuk korosi logam tembaga dengan dichelat EDTA dalam H2SO4 0.1 M Adanya agen chelat yang melindungi permukaan logam tembaga maka proses korosi yang terjadi pada tembaga yang dipergunakan cukup kecil dibandingkan dengan proses tanpa pengchelatan. Kecenderungan akibat adanya proses pengchelatan dengan EDTA menunjukkan bahwa terjadi penurunan dari kenaikan resistansi tembaga yang dichelat. Proses ini menunjukkan bahwa tembaga-EDTA memiliki kesetimbangan yang cukup tinggi ke arah perlindungan logam dibandingkan reaksi tembaga dengan asam sulfat. Akibat kecenderungan tersebut maka permukaan logam tembaga tertutupi EDTA yang mengikat permukaan tembaga sehingga sulit untuk ditembus oleh asam sulfat sebagai reaktor pengkorosi. Perubahan ini ditunjukkan oleh penurunan kenaikan resistansi yang hanya sebesar 0.6 ohm atau relatif kecil terhadap laju tanpa dichelat yaitu 20.6 % Referensi Rahmad Nuryanto, Retno A.L, Khabibi. Jurusan Kimia FMIPA UNIVERSITAS DIPONEGORO. http://ejournal.undip.ac.id/index.php/ksa/article/download/3312/2975 diakses pada tanggal 19 November 2012