MATERI FIQIH MUAMALAH membahas tentang:
1. Pentingnya memahami hukum Islam dalam bermuamalah dan berinteraksi sosial
2. Konsep perkawinan, termasuk syarat, rukun, larangan, dan hukum perceraian
3. Prinsip-prinsip dasar fiqih muamalah seperti jual beli, sewa, pinjam meminjam, dan wakaf
3. Urgensi Mata kuliah
• Skd : agar mhs memahami fiqih sbg dsr
hkum beribdh, bermuamalh dan bermuna
kahat.hkum islam (praktis) yg berhubungn
dg sgl aspek kehidupan umat manusia.
Urgensi mk :utk memberikan bekal pada
mhs ttg hukm islam yg bersmbr al quran,
hadis, ijma’ dan qiyas.Dan persoaln hkm yg
berkembang di masy akibat kemajuan
iptek serta mampu menjelaskan nya dg
benar.Dasar kajian fiqih “ siapa yg dikeh
ndaki Alloh menjadi baik akn difahamkan
4. INDIKATOR KETUNTASAN
• Mhs dpt menjelaskan makna ibadah,
tujuan dan hikmah ibadah.
• Macam ibadah ada mahdhoh (hablum mina
Alloh) dan ghoiru mahdhoh.
• Memahami konsep thoharoh,sholat
rowatib/sholatjenazah, puasa, zakat, haji.
• Muamalah ttg jualbeli,pinjam, sewa, bank ,
hutang, syirkah, hibah, wakaf dll.
• Munakahat :pernikahan,memilih jodoh,khi
• tbah, syarat-rukun nikah, wali, wali mujbir
wali hakim,mahar,nikah sirri,shighor dll
5. SUMBER BUKU
• Al Sayyid Sabiq, Al fiqhus Sunah
• Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid
• Wahbah zauhaili, al fiqih al islam wa
adilatuhu.
. Yusuf Qordhowi, Al ibadah fi al islam.
. Sulaiman Rasjid, Al Fiqih Al Islam
. Abdurrohman Al Jaziri, madzahibil
arba’ah
6. • Fiqih Indonesia
• Di Indonesia memiliki fiqih kusus yang di
sebut KHI (kompilasi hukum Islam) sifat
lokal yang sangat perhatian hkum pd mas
setempat.
• KHI terdiri 3 bahasan :
• 1.tentang hukum perkawinan
• 2.tentang hukum pewarisan
• 3. tentang hukum perwakafan
• Dasar penggunaan KHI di Indonesia :
Intruksi presiden RI no I tahun 1991
7. Kiat kiat kuliah sukses
berpegang pd kunci 5 s plus 1 m
yakni :
kuliah harus selalu ihlas,kerja keras,
cerdas, berkwalitas dan tuntas
serta harus mandiri.
- Perbedaan orang kreatif dan tdk
kreatif itu :Kurang waktu,ditunggu
pekerjaan, didatangi uang, senang
ada pekerjaan, dan hdpnya dinamis
8. • Perkawinan adalah ikatan lahir
batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk
keluarga(rumah tangga)yang
bahagia dan kekal berdasarkan
ketuhanan yang Maha Esa.
•
A.PENGERTIAN
(UU No I tahun 1974 ttg
Perkawinan)
9. B. TUJUAN DAN HIKMAH
PERKAWINAN
• Tujuan Perkawinan
1. Menghalalkan hubungan biologis
antara pria dan wanita
2. Melanjutkan keturunan
3. Membentuk rumah tangga bahagia
4. Melaksanakan sunnah Rasul/ibadah
10. Hikmah perkawinan
1. Menyalurkan naluri seksual dan
ketentraman hati
2. Kebahagian dan rahmat
3. Menyalurkan sahwat pada tempatnya
4. Memelihara kemurnian keturunan
5. Mengikat hubungan sosial
6. Menimbulkan rasa tanggungjawab
7. Menjamin ketertiban masyarakat dan
kesehatan mental.
11. C. PEMINANGAN
> Meminang adalah menyatakan permintaan untuk
perjodohan dari seorang laki-laki pada seorang perempuan
atau sebaliknya secara langsung atau dengan perantara
orang yang dipercaya.
* Hukum melihat orang yang akan dipinang
> Sebagian ulama mengatakan melihat perempuan
yang akan dipinang itu boleh saja.(Berdasarkan sunah
Rasulullah SAW riwayat Imam Ahmad)
> ulama yang lain mengatakan sunah.(Berdasarkan hadits
Rasululah SAW riwayat Imam Ahmad)
12. • Wanita Yang Boleh Dipinang
Wanita-wanita yang boleh dipinang apabila
memenuhi syarat; ada dua macam untuk meminang
wanita ,yaitu :
1. Syarat mustahsinah
2. Syarat lazimah
> Syarat mustahsinah ialah syarat yang berupa
anjuran kepada seorang pria yang akan me-
minang wanita untuk meneliti lebih dulu wa
nita yang akan dipinang agar lebih terjamin
kelangsungan rumah tangganya setelah me-
13. * Adapun Syarat-syarat Mustahsinah:
1. Wanita yang dipilih bukan hanya
karena kecantikannya, kekayaan,
dan kebangsawanannya tetapi se-
mata-mata keshalehannya.
2. Wanita yang dipinang hendaknya
mempuyai watak kasih sayang dan
mempunyai banyak keturunan.
14. 3.Wanita yang akan dipinang m empunyai
hubungan darah yang jauh.
b. Syarat lazimah adalah syarat yang harus
dipenuhi sebelum dilaksanakan peminangan;
termasuk didalamnya adalah
1. Wanita yang tidak dipinang oleh la-
ki-laki lain,atau laki-laki tersebut te
lah melepaskan hak pinanannya.
2. Wanita yang tidak dalam masa iddah
raj’iyah.
3. Wanita yang dipinang bukan mahram pria yang
meinang.
15. • Meminang Wanita Yang Menjalani Masa
Iddah
> Dilarang meminang wanita menjalani masa iddah karena
kematian suami atau kerena talak.
> Iddah karena talak raj’i haram dipinang karena
belum terlepas dari tanggung jawab suaminya dan
masih dapat rujuk kembali
> Wanita menjalani iddah karena kematian;
meminangnya dengan terang-terangan tidak boleh tapi
boleh dengan cara sindiran karena suami telah tiada.
16. D. HUKUM NIKAH
* Hukum Nikah Ada Lima Macam:
1. Jaiz (diperbolehkan) hukum asalnya.
2. Sunnah;bagi orang yang berminat dan
cukup belanjanya.
3. Wajib; bagi orang yang cukup belanja
dan dia takut dalam perzinaan
4. Makruh; bagi oang yang tidak mampu mem-
beri nafkah.
5. Haram; bagi orang yang bermaksud menyakiti pe-
rimpuan yang hedak dikawininya.
17. Syarat nikah
• Syarat:unsur pelengkap/alat dlm stiap ibadah
• Rukun :unsur pokok dan merupakan bagian
dlm setiap perbuatan hukum/ibadah.
Jk kedua unsur tlh dipenuhi mk sah nikahnya.
Disamping ft ktp,kk, akte lahir, ijazah dll.
1.Catin pria:muslim,jelasprianya,tdk dipaksa,
tdk beristri 4,tdk mahromnya,tdk beristri yg
hrm di madu dg calon istrinya,tdk sdg ihrom.
• 2.Catin wanita:muslimah,jelas wanita/tdk
banci,tdk bersuami/tdk iddah,tdk mahrom
calon suami,belum pernah dili’an/sumpah
calon suami,jelas orangnya,tdk sdng ihrom
18. Nikah sirri dan implikasi hukum
• Nikah sirri :pernikahan yg tlh cukup syarat
rukunya tp tdk dicatatkan pd ppn ( pegawai
pencatat nikah),jd nikah scra rahasia atau
tertutup tdk resmi tk dilaporkan melalui kua.
shingga nikah sirri bertentangan dg tujuan dr
nikah itu sendiri utk bentuk rmh tangga baha
gia lahir-batin dan utk melindungi hak haknya.
Nikah perlu dicatat di kua adlh bentuk peduli
negara pd wargaya dg membrikan buku nikah.
utk melindungi haknya juga hak pada anaknya.
Nikah sirri itu alasannya : agr tdk zina, tempat
jauh kerja/kuliah,biaya murah dll.
19. E. RUKUN NIKAH
Rukun nikah ada 5 :
1. Sighat (‘aqad) yaitu perkataan dari pihak wali (ijab)
dan jawaban mempelai laki-laki (qobul).
2. Mempelai pria.
3. Mempelai wanita.
4. Wali (wali mempelai perempuan)
5. Dua orang saksi
20. F. SYARAT IJAB DAN
QOBUL
• Agar aqad perkawinan itu syah sesuai
dengan hukum perkawinan harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Hendaklah ke dua orang yang melaksa-
nakan aqad nikah itu sudah mumayis.
2. Ijab dan qobul dalam satu majelis.Mak-
sudnya ijab dan qobul itu tdk diselingi
oleh ucapan-ucapan lain atau sikap tidak
acuh pada peristiwa tersebut.
21. G. SUSUNAN WALI
Yang dianggap syah untuk menjadi wali mempelai
perempuan ialah :
1. Bapaknya
2. Datuknya (bapak dari bapak mempelai perempuan)
3. Saudara laki-laki yang seibu-sebapak dengan dia
4. Saudara laki-laki yang sebapak saja dengan dia
5. Anak laki-laki dari saudara laki-laki yang
seibu-sebapak denagn dia.
6. Anak laki-laki dari sdr laki seayah.
22. 7. Saudara bapak yang laki-laki (paman dari
pihak bapak).
8. Anak laki-laki dari pamannya yang dari
pihak bapak.
9. Hakim.
H. SYARAT WALI DAN DUA SAKSI.
1). Islam; 2). Baligh;3). Berakal; 4). Mer-
deka; 5). Laki-laki; dan 6). Adil.
23. I. WALI YANG ENGGAN ATAU
KEBERATAN (WALI ADLOL)
• Apabila seorang mempelai wanita meminta wali
nya untuk menikahkan dirinya dengan pria yang
sekufu,namun walinya menolak tanpa alasan yang
benar, maka hakim berhak menikahkannya, sete-
lah keduanya sekufu dan ia usai memberikan nasi-
hat wali supaya dia mau mencabut keberatannya.
Apabila dia keberatan; maka hakim berhak
menikahkan perempuan itu setelah ada putusan
dari PA setempat.
24. J. WALI GHOIB
Wali-wali itu diatur sedimikian rupa yang lebih dekat
perhubungannya didahulukan dari pada yang lebih jauh.
Apabila wali yang dekat goib (jauh) dari wanita yang akan
menikah dan tdk punya wakil; maka hakim boleh menikah
kannya karena wali yang goib itu tetap wali belum pindah
kepada wali yang lebih jauh hubungannya. Ini menurut
pendapat Imam Syafi’i. berbeda lagi menurut pendapat
madzhab Abu Hanifah: masalah tersebut yang menikahkan
adalah wali yang lebih jauh hubungannya dari waligoib,se-
suai dengan urutan yang ditentukan untuk menikahkannya.
25. Alasan madzhab ini:
1. Karena wali yang jauh hubungannya itu juga wali
seperti yang dekat; hanya yang dekat didahulukan
karena ia lebih utama, bila dak bisa melaksanakan
keutamaan itu hilang pindah urutan berikutnya.
2. Hakim itu( menurut hadits) wali bagi orang yang
tidak mempunyai wali, sedang hal ini wali selain
yang ini ada, maka hakim belum berhak menjadi
wali, karena walinya masih ada.
26. K. MAHRAM (WANITA HARAM
DIKAWIN)
Wanita yang haram dikawin dalam ilmu figih disebut
Mahram, yaitu wanita-wanita yang terlarang
bagi pria untuk mengawininya.
Pada dasarnya wanita haram dikawin itu ada dua macam,
yaitu larangan selama-lamanya (tahrim muab-bad) dan
larangan sementara (tahrim muaqot).
Larangan muabbad adalah tidak boleh oleh pria sepanjang
masa sedang larangan muaqot adalah wanita tidak boleh
dikawin pria selama waktu tertentu dan dan dalam keadaan
tertentu. Bila keadaan sudah berubah maka laragan sentara
sudah tidak ada lagi, maka wanita itu boleh dikawin.
27. 1. Larangan Tetap (Tahrim Muabbad)
a. Disebabkan hubungan keluarga atau nasab
b. Disebabkan hubungan perkawinan atau
perbe-
sanan (mushoharah)
c. Disebabkan hubungan sepesusuan (rodlo’ah)
* Ada tujuh orang disebabkan nasab
1. Ibu dan ibunya (nenek), ibu dari bapak dst
2. Anak dan cucu seterusnya sampai kebawah
3. Saudara perempuan seibu-sebapak atau se-
ibu atau sebapak saja.
28. 4. Saudara perempuan dari bapak.
5. Saudara perempuan dari ibu.
6. Anak perempuan dari dari saudara
laki-laki dan seterusnya.
7. Anak perempuan dari saudara pe-
rempuan dan seterunya.
* Empat Orang Disebabkan Perbesa-
sanan. ( Mushoharah ).
1. Ibu dari istri ( mertua ) dan seterusnya
dan ibu dari bapaknya keatas.
2. Anak tiri, apabila ibunya telah digauli.
29. 3. Istri dari anak (menantu) istri dari cucu,
baik dari laki-laki maupun dari wanita
kebawah.
4. Istri dari bapak atau ibu tiri.
* Dua Orang Disebabkan Sepesusuan(Ra-
dlo’ah)
1. Ibu dan bapak tempat menyusu.
2. Saudara perempuan sepesusuan.
30. 2. Larangan Sementara (Muaqqod).
Yang dimaksud larangan muaqqod ada-
lah larangan kawin dengan seoang wani-
ta dalam waktu tertentu saja,karena ada
sebab yang mengharamkannya; dan apa-
bila sebab laragan itu sudah hilang maka
perkawinan itu boleh dilaksanakan.
31. 2.Yang Termasuk Dalam Kategore lara
ngan Sementara ini, ialah:
a. Memadu wanita bersaudara.
b. Istri orang lain dan yang sedang da-
lam iddah
c. Wanita yang di talak tiga.
d. Mengawini lebih dari empat wanita
e. Mengawini orang yang sedang ihram
f. Mengawini wanita pezina
g. Mengawini musyrikah.
32. L. MAHAR (MAKAWIN)
Suami sebab menikah diwajibkan
memberi maskawin kepada istri,baik
pemberian berupa barang atau
uang.Pemberian ini yang dinamakan
mahar (maskawin).
Pemberian mahar ini wajib, bagi laki-
laki tetapi tidak menjadi rukun nikah.
Untuk itu sekiranya tidak disebut
pada waktu aqad perkawinan tetap
syah.
33. M. NUSUZ ( DURHAKA )
Tindakan istri yang menentang kehendak
suami tanpa ada alasan yang dibenakan oleh
syara’ dapat dipandang durhaka.
Apabila suami mendapati tindakan istri demi-
kian, maka suami harus menasihati sebaik-
baiknya. Sesudah diberi nasihat masih durha-
ka hendaklah suami berpisah tidur dengannya
Jika masih juga durhaka, maka bolehlah dipu-
kul, tetapi jangan sampai merusak badanya.
34. • Tingkat kedurhakaan istri itu dapat
disimpul- kan menjadi tingkatan; sebagai
mana berikut:
1. Baru kelihatan tanda-tanda akan durhaka.
Suami berhak memberi nasihat.
2. Telah nyata durhaka.Suami berhak berpisah
tidur dengannya.
3. Setelah dua pelajaran tersebut dia masih dur
haka. Suami berhak memukulnya.
35. N. TALAK ( PERCERAIAN)
• Talak dari bahasa Arab dari kata thalaqo be-
rarti melepaskan; sedang yang dimaksudkan
disini adalah melepaskan ikatan perkawinan.
1. Hukum Talak Ada Empat Macam:
a. Wajib; bila terjadi perselisihan suami –
istri oleh hakim yang mengurusnya su-
dah memandang perlu supaya keduanya
bercerai
36. 2. Sunnah apabila suami tidak sangup memberi
nafkah yang cukup atau perempuan tidak
menjaga kehormatan dirinya.
3. Haram (bid’ah) : Dalam dua keadaan :
pertama; menjatuhkan talak istri dalam kea-
daan haid, kedua ;menjatuhkan talak istri se
waktu dalam keadaan suci dan dia telah
menggaulinya dalam keadaan suci tersebut.
4. Makruh; hukum asal dari talak.
37. 1. LAFAZH TALAK
• Kalimat yang dipakai untuk mentalak ada dua
macam:
a. Shareh (terang); yaitu kalimat yang tidak
ragu lagi, bahwa yang dimaksud adalah un-
tuk memutuskan ikatan perkawinan. misalnya
suami berkata: Saya cerikan engkau.
b. Kinayah (sindiran); yaitu kalimatnya ragu-
ragu boleh diartikan penceraian nikah atau
lain. Seperti: kata suami: pulanglah engkau
kerumah keluargamu.
38. 2. BILANGAN TALAK
• Setiap orang merdeka berhak mentalak
istrinya dari talak satu sampai talak tiga.
talak satu atau dua masih boleh rujuk (roj’i)
(kembali) sebelum habis iddahnya dan boleh
nikah kembali sesudah iddah. Adapun talak
tiga tidak boleh rujuk atau kawin kembali,
kecuali apabila wanita tersebut telah meni-
kah dengan orang lain dan setelah di talak
pula oleh suaminya kedua,juga tlh hbis iddah
39. * Pendapat pertama: jatuh talak tiga, berlaku se-
gala hukum talak tiga seperti diatas.
* Pendapat kedua: tidak jatuh sama sekali, arti-
nya istrinya itu belum bertalak; karena talak
tiga bukan perintah Rasul berarti tidak sah.
* Pendapat ketiga: jatuh talak satu, berarti ber-
laku hukum talak satu; sehingga suami boleh
rujuk kembali kepada istrinya.
40. 3. BERBAGAI PENDAPAT
TENTANG TALAK TIGA
• Menjatuhkan talak tiga kali pada waktu yang
berlainan.Seperti suami mentalak istrinya talak satu,pada
masa iddah ditalak lagi talak satu pada masa iddah kedua ini
ditalak lagi talak satu
• Suami mentalak istri dengan talak satu sehabis masa
iddahnya dinikahi lagi, kemudian ditalak lagi, sehabis masa
iddahnya dinikahi lagi kemudian ditalak lagi yang ketiga
kalinya.
• Suami mentalak istrinya dengan perkataan:saya talak
engkau talak tiga kali atau saya talak engkau dengan
berurutan perkataan itu berulang tiga kali.
41. • Iddah
• Adalah masa menunggu bagi istri yg di
talak suaminya. Baik talak atau cerai
hidup atau mati suaminya.yakni
• 1.bagi wanita hamil iddahnya sampai
melahirkn anaknya.
• 2.cerai hidup tdk hamil iddhya 3 kali
suci (quru’)
• 3.cerai mati tdk hamil adlh 4 bln 10hr
42. • 2.Nikah syighor adlh seorang lk
menikahkan pr dibwh perwaliannya dg
laki lain bersyaratkan lk itu juga meng
awinkan pr dibwh perwaliannya dg lk
pertama tanpa ada mahar keduanya.jd
maharnya sling menikmati alt kelamin
• -Imam malik dan syafii nikahnya batal
• Tapi jk menyebut mahar misil nikah
sah hukumnya.
43. • 3.wali mujbir
Adlh wali yang diberi hak utk menikhkn
Ank pr yg msih bikir tanpa minta izinya
Dg lk yg dianggap baik. Hak mujbir haya
Bagi ayah dan kakek syaratnya dg niat
Baik, lk itu sekufu/sedrajad dan tdk me
Ngecwakan serta maharnya misil.
Sedangkan pr yang saiyib (janda) wali
hrus mendapat izinnya jk akn
menikahkanya.
44. 4.wali hakim adlh pejabat yg ditugaskan
utk berperan sbgi wali dlm pernikahan.
Sesuai PMA no 2 th 1987 yg ditunjuk
Menag adlh kepala KUA disetiap kecam
atan yg diberi tugas oleh kasi urais an.
menteri agama. Jadi hakim dpt menja
Di wali bagi pr yang tdk punya wali nasb
45. • 5.Status anak zina
Imam syafii dan maliki bhw wnta hamil
dr zina mk tdk punya iddah,lk pezina bo
leh nikah dg anak pr nya.sbb zina tdk
Meyebabkan adanya mahrom dan tdk
ada hukum waris. Tapi pndpt hanafi
dan hanbali anak pr itu tetep harom
dinikahi sbb Dia itu hasil darah
dagingnya sendiri sebagaimana anak
pr nya yg lain.
46. I
A.IJAB QOBUL
1.Apakah harus berbahasa Arab;
2. Apakah Qobul harus dijawab langsung dari Ijab ?
3. Haruskah dilakukan dalam satu majlis
B. PERWALIAN
Bagaimana status keabsahan wali : a.Wali Adhol
a.b. Wali Gaib dan c. Wali Wali Hakim
47. pertanyaan
1. Apa yang anda ketahui tentang perkawinan? Jelaskan dasar
hukumnya meliputi al-qur’an hadis dan perundang-undangan yang
berlaku
2. Syariat agama mewajibkan orang yang sudah cukup mampu
(istito’ah) untuk menikah, jelaskan tujuan dan hikmah syariat
nikah dimaksud, baik dari tinjauan psikologis, sosiologis maupun
antropologis
3. Apa yang dimaksud meminang atau khitbah itu? Jelaskan dan
bagaimana pendapat ulama tentang kebolehan khitbah yang
dimaksud?
4. Wanita yang dipinang ada 2 macam syarat; 1). Syarat
mustahsinah. 2) syarat lazimah jelaskan syarat dimaksud
48. 5. Nikah ditinjau dari hukum syar’I ada beberapa macam
yaitu wajib mandzub, makruh, mubah, haram. Jelaskan
masing-masing kategori
6. Satu diantara rukun nikah adalah wali ada beberapa
macam wali yang anda ketahui,jelaskan !
7. Mahram (wanita yg haram dinikah), sebutkan macam-
macamnya dan jelaskan
8. Larangan menikahi wanita ada dua: 1). Larangan muabbad.
2). Larangan muaqqat. Jelaskan pengertian yang dimaksud
9. Talak (cerai) ada beberapa macam;
1. talak raj’I
2. talak bain suhgro
3. talak bain kubro
jelaskan maksudnya
10. Berbicara talak, ulama berbeda pendapat tentang talak
tiga, jelaskan beberapa pendapat tersebut
(Selamat mengerjakan, smoga sukses)