Dokumen tersebut membahas tentang tipografi, yang merupakan ilmu memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia untuk menciptakan kesan tertentu dan meningkatkan kenyamanan membaca. Dibahas pula unsur-unsur tipografi seperti jenis huruf, ukuran, jarak, dan variasi huruf serta prinsip-prinsip estetika dalam merancang tipografi.
1. KD. MENERAPKAN TIPOGRAFI
Disusun Oleh : Zainul Arifin, S. Kom
SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO
A. PENGERTIAN TYPOGRAFI.
Tipografi atau dalam bahasa Inggris yaitu Typography merupakan suatu ilmu
memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang
yang tersedia. Untuk dapat menciptakan kesan tertentu dan khusus sehingga
dapat menolong para pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca
semaksimal mungkin. Berikut ini adalah definisi dari tipografi menurut ahli :
a) Danton Sihombing, Dalam Buku “Tipografi Dalam Desain Grafis”, Tipografi
merupakan suatu representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal
dan merupakan suatu properti visual yang pokok dan efektif bahwa
pengetahuan mengenai huruf dapat dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang
disebut dengan tipografi (typografi).
b) Sudiana (2001: 2), Tipografi dapat memiliki pengertian luas, yang meliputi
penataan dan pola halaman, atau juga setiap barang cetak. Pengertian yang
lebih sempit juga hanya meliputi pemilihan, penataan, dan berbagai hal yang
bertalian pengaturan baris-baris susunan huruf (typeset), tidak termasuk
ilustrasi dan unsur lain bukan huruf pada halaman cetak.
2. Secara tidak sadar, kita semua selalu berhubungan dengan tipografi setiap
hari dan setiap saat. Seperti contoh pada koran atau majalah yang kita baca, label
pakaian yang biasa kita kenakan dan masih banyak lagi. Seni tipografi disebut juga
suatu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen
utama dan pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan.
B. PERKEMBANGAN TYPOGRAFI.
Perkembangan tipografi ini dimulai dari penggunaan Pictograph. Bentuk
bahasa ini antara lain dipergunakan oleh suatu bangsa Viking Norwegia dan Indian
Sioux. Di Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang lebih terkenal dengan nama
Hieroglif pada sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan suatu akar
dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan menggunakan pena khusus.
Bentuk tipografi tersebut akhirnya dapat berkembang sampai di Kreta, lalu
menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar keseluruh Eropa. Puncak
perkembangan pada tipografi ini terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma saat
orang Romawi mulai membentuk daerah kekuasaannya.
Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka
mempelajari suatu sistem tulisan Etruska yang merupakan penduduk asli Italia
serta dapat menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi.
3. C. UNSUR TYPOGRAFI.
Berikut ini adalah unsur-unsur yang ada pada tipografi :
a) Ornamen dan Bidang Cetak.
Ornamen dalam tipografi modern ini jarang digunakan. Umumnya
ornamen hanya digunakan sebagai bahan cetakan undangan, piagam, ijazah dan
pekerjaan dekoratif lainnya.
Bidang cetak ini dapat dilakukan dalam berbagai warna yang dicetak sebagai
dasar. Bidang-bidang tersebut bisa diberi raster atau nada-nada yang
mengandung suatu unsur negatif.
b) Kolom dan Garis.
Sebuah kolom yang terdiri dari sejumlah baris dengan lebar tertentu.
Dalam praktek, lebar kolom pada kebanyakan majalah atau brosur sekitar 5 – 7
kata dan sekitar 6 – 10 huruf per kata. Pada surat kabar (koran) dengan jumlah
kata perbarisnya sangat lebih sedikit, sedangkan buku lebih banyak.
c) Baris.
Baris terdiri dari suatu kata yang diatur satu persatu dibelakang yang
lain. Diantara kata-kata ada juga jarak antara kata. Sebuah baris harus memiliki
sebuah koherensi optis atau uraian kalimat yang berkaitan satu sama lain
dalam suatu paragraf.
4. d) Kata.
Kata adalah suatu kombinasi susunan dari huruf tunggal, dalam arti huruf
yang ditempatkan bersama untuk mengisi kata yang dapat diucapkan yang
dapat menimbulkan bunyi dan mengandung arti.
Ejaan yang benar adalah sebuah kata atau sebuah unsur bahasa yang
ditulis dalam bentuk huruf tercetak. Susunan kata dalam kalimat juga
dipengaruhi oleh jarak antar huruf dan jarak antar kata.
e) Kemiringan Huruf.
Kemiringan huruf yang dimaksud adalah suatu huruf yang tercetak
miring dengan kata lain disebut italic. Huruf italic ini dimaksudkan untuk dapat
memberikan penekanan pada sebuah kata dan umumnya digunakan terhadap
teks yang tidak terlalu panjang.
f) Berat dan Lebar Huruf.
Pengertian berat dalam huruf terletak pada suatu perbandingan antara
tinggi huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Berat huruf yang dinilai sebagai
bentuk tipis (light), normal (regular), dan tebal (bold).
Pengertian lebar disini adalah sebuah perbandingan antara tinggi huruf
tercetak dengan lebar huruf itu sendiri . Lebar huruf itu sendiri dapat ditinjau
dari perbandingan proporsi dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu
condensed, reguler dan extended. Huruf-huruf condensed dan extended ini
biasanya dapat diterapkan untuk teks yang pendek seperti headline dan sub
headline.
5. g) Ukuran Huruf.
Dalam penggunaan huruf setting timah, setting foto dan setting cahaya,
ukuran huruf diatur point,punt,mm atau juga inch. Ukuran point atau punt yang
paling umum adalah diantara 6 sampai dengan 72 pada huruf setting fotografi
untuk sebuah judul dapat diatur dalam proses yang sama dan huruf-huruf
secara individual dalam besar kecilnya diatur secara proporsional.
h) Bentuk Huruf.
Diantara sekian banyak bentuk atau jenis huruf, dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok besar huruf yaitu Jenis huruf kait (Serif), Jenis huruf tanpa
kait (Sans Serif) dan Jenis huruf Fantasi (Dekoratif atau Hias).
Sebagai contoh huruf kait (Serif), tanpa kait (Sans Serif) dan Fantasi yaitu
sebagai berikut :
6. Huruf kait atau Serif (Roman, Bodoni, Garamond, Egyptian)
Huruf tanpa kait atau Sans Serif (Arial, Univers, Futura)
Huruf Fantasi (Sripft Types).
D. ELEMEN TYPOGRAFI.
Ada dua elemen tipografi yang harus diperhatikan, yakni:
a) Huruf Teks
Huruf teks merupakan huruf yang digunakan untuk naskah. Pilih jenis font yang
unsur keterbacaannya sangat mudah. jangan sampai menggunakan jenis font
yang berbody tebal dan terlalu banyak lengkungan.
b) Huruf Judul
Penggunaan huruf judul ini lebih fleksible. Asalkan unsur keterbacaan dan
keefektifannya terkemas dengan apik dan nyaman, maka suatu unsur
penerapan dalam desain grafis sudah terpenuhi.
7. E. PRINSIP ESTETIKA DALAM TYPOGRAFI.
Typografi yang indah harus memiliki nilai estetika, berikut prinsip estetika
dalam typografi antara lain :
a) Penggunaan typeface pada satu desain harus dibatasi. Biasanya cukup dengan
dua jenis typeface, yang satu untuk judul dan satunya untuk isi.
b) Cukup menggunakan dua warna, yaitu untuk judul dan untuk isi.
c) Minimal gunakan tiga ukuran atau weight yang berbeda untuk memaksimalkan
kontras dan keindahan tipografi.
d) Menggunakan ukuran yang konsisten untuk setiap set teks yang berbeda.
e) Untuk font yang berukuran kecil gunakan letter spacing lebih, dan untuk font
yang berukuran besar urangi letter spacing.
f) Line height dan jarak antar spasi berbeda jauh, terutama jika line height dibuat
menjadi lebih renggang.
8. F. KATEGORI TYPEFACE DALAM TYPOGRAFI.
Terdapat banyak sekali typeface yang dapat kita pilih. Namun dari pilihan
yang banyak itu ada beberapa typeface yang memiliki karakteristik yang mirip
satu sama lain. Sehingga typeface tersebut dapat dikategorisasikan. Hal ini sangat
berguna untuk mempermudah pemilihan typeface yang sesuai dengan kebutuhan
kita. Kategori-kategori tersebut adalah:
a) Serif, Kategori serif memiliki sirip/ kaki/ serif yang berbentuk lancip pada
ujungnya, memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis
hurufnya.
Serif memberikan kesan: klasik, anggun ,lemah gemulai. Serif juga dapat
dikategorikan lagi dengan berbagai varian serifnya, seperti yang ditunjukan
pada gambar dibawah.
b) Sans Serif, Sans serif tidak memiliki kaki/serif/sirip , bertangkai tebal,
sederhana dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Kesan yang
dihasilkan: kokoh, kuat, kekar, stabil.
c) Script, Typeface Script menyerupai tulisan tangan, biasanya bergaya seperti
huruf sambung. Script memberikan kesan dekoratif, keindahan dan elegan.
d) Monospace, adalah typeface yang setiap hurufnya memiliki dimensi horizontal
(lebar) yang sama persis. Typeface ini bermanfaat ketika kita membutuhkan
konsistensi lebih pada desain yang kita buat. Monospace menghasilkan kesan
yang konsisten dan seragam.
e) Display, Kategori typeface ini dioptimasikan untuk digunakan sebagai heading
atau judul suatu paragraf. Keterbacaan judul sangatlah penting, sehingga
banyak perancang typeface yang mendedikasikan karyanya untuk judul.
Display dapat digunakan untuk memperindah judul tanpa mengurangi
keterbacaannya.
f) Khas, Banyak karakteristik typeface lain yang belum dapat di kategorisasikan.
Terdapat file font yang hanya berisi berbagai bentuk dekoratif dan tidak
9. memuat huruf sama sekali yang disebut dingbat. Jadi apakah dingbat layak
untuk dikategorisasikan sebagai typeface?
G. TYPE STYLE (VARIAN HURUF).
Typestyle adalah berbagai parameter yang dapat digunakan untuk
memodifikasi gaya tampilan dari suatu typeface. Terdapat beberapa parameter
yang dapat dieksplorasi untuk disesuaikan dengan desain yang kita rancang.
Setiap pemilihan varian yang kita lakukan berpengaruh terhadap keterbacaan dan
keindahan tipografi yang disusun.
Maka Sesuaikan berbagai kebutuhannya dengan dampak yang ingin kita raih
(elegan, formal, kasual, dll). Prinsip-prinsip seni dan desain juga dapat kita
terapkan untuk menjadi salah satu panduan kebenaran agar mendapatkan
tipografi yang estetis.
10. Berikut ini adalah beberapa parameter typestyle yang dapat dimodifikasi:
a) Weight.
Weight adalah tingkat ketebalan garis yang membentuk huruf. Biasanya
suatu font memiliki weight yang berbeda-beda seperti: light (tipis), regular
(biasa), medium (sedang) dan bold (tebal).
Gunakan weight bold untuk judul dan weight biasa untuk teks isi. Atau justru
sebaliknya: gunakan font tipis untuk judul, dan medium untuk teks isi. Yang
perlu diperhatikan adalah kontrasnya, agar tipografi tampak lebih dinamis.
Media yang digunakan perlu menjadi perhatian juga dalam rekayasa
weight typeface. Billboard yang harus terlihat dari jauh biasanya tidak dapat
menggunakan font light, karena daya keterbacaannya kurang.
b) Width (Condensation).
Width adalah lebar dari huruf. Jika lebar ruang untuk tulisan pada desain
yang kita buat terbatas, sebaiknya gunakan typeface dengan width yang
ramping. Beberapa font memiliki varian dengan lebar yang lebih ramping,
misalnya typeface Open Sans memiliki varian font Open Sans Condensed.
Jangan pernah melebarkan atau meninggikan font dengan tidak
proporsional. Hal tersebut bahkan sering disebut sebagai tindakan kriminal
terhadap tipografi. Gunakan varian font yang tepat jika menginginkan font yang
lebih ramping, seperti: Open Sans Condensed, Arial Condensed, dan lain
sebagainya.
11. c) Angle.
Terdapat dua opsi pada angle, yaitu Italic (huruf miring) atau oblique
(lurus). Dalam PUEBI atau panduan umum ejaan bahasa Indonesia, huruf
miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata dalam suatu kalimat.
H. PEMFORMATAN TYPOGRAFI
Selain merekayasa gaya dari typeface, tipografi juga dilakukan dengan
mengatur format huruf. Formatting sering menjadi hal yang terlewatkan padahal
dampaknya sangat besar. Baik terhadap keterbacaan teks maupun keindahannya.
Berikut adalah beberapa parameter formatting yang penting untuk
diperhatikan berurutan dari hal yang paling sering diabaikan terlebih dahulu.
a) Letter Spacing (Spasi Huruf)
Spasi huruf adalah jarak samping antara huruf yang membentuk suatu
kata. Memberikan jarak lebih pada huruf ukuran kecil akan membantu
keterbacaan. Selain itu huruf kecil dengan spasi yang lebih besar akan tampak
lebih rapi dan elegan.
Sebaliknya, huruf berukuran besar (judul) jika menggunakan spasi yang
lebih dekat akan meningkatkan keterbacaannya. Penggunaan spasi yang lebih
mendempet pada huruf judul juga akan menghemat lebih banyak ruang,
menimbang ukuran huruf pada judul relatif besar dan menyita banyak ruang.
12. b) Line Height.
Line height adalah jarak antar kalimat dalam suatu paragraf (jarak atas
bawah). Ada alasan mengapa kebanyakan standarisasi penulisan karya ilmiah
mewajibkan penyusunnya untuk menggunakan setidaknya line height 1.5
hingga 2, karena akan meningkatkan keterbacaannya. Sebaliknya, mengurangi
line height pada huruf berukuran besar dapat menghemat ruang dan
meningkatkan keterbacaannya.
c) Ukuran Huruf
Perhatikan kontras antara satu teks dengan lainnya, misalnya: teks isi
dan teks judul. Salah satu kesalahan yang sering terjadi pada tipografi desain
adalah kurangnya perbedaan ukuran antara teks dan judul.
Jika ukuran teks dan judul kurang kontras, maka tipografi akan tampak flat dan
kurang dinamis. Ingat bahwa prinsip-prinsip desain juga dapat bisa
diaplikasikan disini: kontras akan menciptakan pengalaman visual yang lebih
estetis.
d) Capitalization.
Huruf kapital dan huruf kecil sudah biasa dipergunakan secara berkala.
Tentunya capitalization juga dapat memberikan kesan berbeda. Huruf kecil
cenderung memberikan kesan kasual, friendly, santai dan ringan. Sementara
huruf kapital tampak leibh formal dan serius. Namun dari kedua varian
tersebut, terdapat juga huruf Small Caps yang sering terlewat sebagai salah satu
opsi capitalization.
Seperti yang tampak pada contoh diatas, small caps adalah capitalization
yang menggunakan karakter kapital lebih besar di huruf pertama, dan huruf
kapital yang ukurannya lebih kecil di sisa hurufnya. Gaya capitalization ini
memberikan ruang lebih bagi modifikasi yang dapat kita lakukan pada
capitalization tipografi.
13. e) Paragraph Spacing
Paragraph spacing adalah jarak antar paragraf. Hal ini terutama harus
diperhatikan jika line height kita ubah menjadi lebih renggang. Pastikan spasi
paragraf tetap lebih lebar dari line spacing.