Dokumen tersebut membahas sistematika etika yang terdiri atas etika deskriptif, etika normatif, dan metaetika. Etika deskriptif melukiskan tingkah laku moral secara faktual, sedangkan etika normatif memberikan penilaian dan himbauan moral. Metaetika berfokus pada bahasa yang digunakan dalam diskusi moral. Dokumen ini juga membedakan etika umum yang membahas prinsip moral dasar dan etika khusus yang menerapkan prinsip tersebut
1. SISTEMATIKA ETIKA
De Vos (1987)
ETIKA:
Etika Deskriptif
1. Sejarah Kesusilaan
2. Fenomenologi Kesusilaan
Etika Normatif
K. Bertens (1993):
ETIKA:
Etika Deskriptif
Etika Normatif
1. Etika Umum
2. Etika Khusus
Metaetika
2. Franz Magnis-Suseno (1991)
ETIKA:
Etika Umum
Etika Khusus
- Etika Individividual
- Etika Sosial: - Sikap terhadap sesama
- Etika keluarga
- Etika profesi: -biomedis
- bisnis
- hukum
- ilmu pengetahuan
- dll
- Etika politik
- Etika lingkungan hidup
5. ETIKA DESKRIPTIF
Dalam etika deskriptif, etika membahas apa yang
dipandangnya.
Etika deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam
arti luas. Misalnya: adat kebiasaan, anggapan-anggapan
tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang
diperbolehkan dan tidak diperbolehkan.
Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat
pada individu dan kebudayaan atau subkultur tertentu,
atau dalam suatu periode sejarah.
6. SEJARAH KESUSILAAN
Bagian ini timbul bila orang menerapkan metode historis
dalam etika deskriptif.
Yang diselidiki adalah: pendirian-pendirian mengenai
baik-buruk yang manakah, norma-norma kesusilaan
yang manakah yang pernah berlaku, dan cita-cita
kesusilaan yang manakah yang dianut oleh bangsabangsa tertentu
7. FENOMENOLOGI KESUSILAAN
Fenomenologi = fenomenon + logos
Fenomenon = sesuatu yang tampak, yang terlihat
karena bercahaya (sering disebut
gejala)
Logos = uraian, percakapan
Fenomenologi: Uraian atau percakapan tentang
fenomenon atau sesuatu yang
sedang menampakkan diri, atau
sesuatu yang sedang menggejala.
8. Etika fenomenologi tidak memasang sendiri norma-
norma, tidak pun menilainya, juga tidak
“membuktikan” sifat mutlak kesadaran moral. Etika
fenomenologi hanya menjelaskan, menunjukkan
adanya unsur-unsur itu dalam kesadaran moral.
Fenomenologi kesusilaan mencari makna kesusilaan
dari gejala-gejala kesusilaan; artinya, ilmu
pengetahuan ini melukiskan kesusilaan sebagaimana
adanya, mempertanyakan apakah yang merupakan
hakikat kesusilaan.
Ciri pokok fenomenologi adalah menghindarkan
pemberian tanggapan mengenai kebenaran.
9. ETIKA NORMATIF
Etika normatif tidak lagi berbicara tentang gejala-
gejala, tetapi tentang apa yang seharusnya dilakukan.
Dalam etika normatif, norma-norma dinilai dan
sikap manusia ditentukan.
Etika normatif berbicara mengenai pelbagai norma
yang menuntun tingkah laku manusia. Etika
normatif memberikan penilaian dan himbauan
kepada manusia untuk bertindak sebagaimana
seharusnya berdasarkan norma-norma.
Etika normatif itu tidak deskriptif, tetapi
preskriptif
(artinya
memerintahkan);
tidak
melukiskan melainkan menentukan benar-tidaknya
tingkah laku atau anggapan-anggapan moral.
10. METAETIKA
Meta (Yunani) = “melebihi”, “melampaui”,
“setelah”, “di luar”, “tentang”.
(metabahasa = bahasa yang
dipakai dalam berbicara
tentang bahasa).
Istilah metabahasa diciptakan untuk menunjukkan
bahwa yang dibahas
langsung, melainkan
moralitas.
bukanlah moralitas secara
ucapan-ucapan di bidang
11. Metabahasa bergerak pada taraf lebih tinggi daripada
perilaku etis, yaitu pada taraf “bahasa etis” atau bahasa
yang digunakan di bidang moral.
Persoalan
yang menyangkut metaetika adalah
persoalan yang rumit. Pertanyaan tentang hakikat
keadilan, hakikat ketidakadilan, bahkan hakikat
kebaikan dan keburukan, kerap kali pertanyaan
seperti ini tidak bisa dijawab secara memuaskan.
12. ETIKA UMUM
Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang
beraku bagi segenap tindakan manusia.
Tema-tema yang menjadi penyelidikan etika umum:
- Apakah norma etis itu? Jika ada banyak norma etis,
bagaimana hubungannya satu sama lain?
- Mengapa norma moral mengikat kita? Apakah nilai
itu dan apakah kekhususan nilai moral?
- Bagaimana hubungan tanggung jawab manusia dan
kebebasannya? Dapatkah dipastikan bahwa manusia
sungguh-sungguh bebas.
- Apakah yang dimaksud dengan hak dan kewajiban?
Bagaimana kaitannya satu sama lain?
13. ETIKA KHUSUS
Etika khusus membahas prinsip-prinsip moral dasar
itu dalam hubungan dengan kewajiban manusia
dalam pelbagai lingkup kehidupannya; atau, etika
khusus menerapkan prinsip-prinsip dasar pada setiap
bidang kehidupan manusia.
Karena sifatnya “menerapkan”, etika khusus ini bisa
juga dikatakan sebagai “etika terapan”.