SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 103
PETUNJUK KONSTRUKSI
BANGUNAN RUMAH BSPS
T A H U N 2 0 2 1
Agenda
PENDAHULUAN
DASAR – DASAR RUMAH SEHAT
RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA
MODUL TEKNIS RUMAH LAYAK HUNI
PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan
kegiatan BSPS dilakukan
beberapa tahap, antara lain
yaitu tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan. Saat
memasuki tahap
pelaksanaan konstruksi
Tenaga Fasilitator
Lapangan (TFL)
mendampingi penerima
bantuan dan tukang
bangunan dalam proses
pembangunan rumah BSPS.
Pada saat melaksanakan pendampingan TFL perlu dibekali pemahaman cara
membangun rumah sehat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, saat pelaksanaan
konstruksi mulai dari pondasi, sloff, kolom, dinding dan rangka atap. Agar Tenaga
Fasilitator Lapangan (TFL) dapat melakukan pendampingan yang benar maka perlu
disusun Buku Saku Petunjuk Konstruksi Bangunan Rumah BSPS 2021.
Pedoman bagi pemangku kepentingan
dan masyarakat yang akan
memanfaatkan program BSPS,
khususnya Tenaga Fasilitator
Lapangan dan KorKab.
Memudahkan pemangku kepentingan
dan masyarakat dalam memahami
prosedur program BSPS, khususnya
Tenaga Fasilitator Lapangan dan
KorKab.
Dasar-dasar Rumah Sehat, Rumah
Sederhana Tahan Gempa, Modul
Teknis Rumah Layak Huni
01
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 07/PRT/M/2018
2018 Tentang Bantuan Stimulan
Perumahan Swadaya
02
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 05/PRT/M/2016
Tentang Izin Mendirikan Bangunan
Gedung
03
Keputusan Menteri Permukiman dan
Prasarana Wilayah Nomor
403/KPTS/M/2002 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Rumah Sederhana
Sehat (Rs Sehat); atau batasan lebar
kaveling paling rendah 5 (lima) meter
untuk siteplan yang telah di setujui
pemerintah daerah paling lambat 1
Oktober 2019
04
Surat Edaran Nomor: 3/SE/Dr/2021
Tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Kegiatan Bantuan
Stimulan Perumahan Swadaya
DASAR-DASAR
RUMAH SEHAT
Sumber : Dasar-Dasar Rumah
Sehat, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Permukiman,
Badan Penelitian dan
Pengembangan, Kementerian
Pekerjaan Umum, Oktober 2016,
Jakarta
PRASARANA
LINGKUNGAN
PERSAMPAHAN
Jalan-jalan dan
jembatan
AIR BERSIH
DRAINASE
JARINGAN AIR
KOTOR
TELEPON
LISTRIK
Kebutuhan akan rumah dapat dikategorikan sebagai salah satu kebutuhan
pokok atau sebagai persyaratan minimal yang harus dipenuhi suatu
keluarga selain pangan dan sandang. Konsep rumah tidak sebatas bentuk
bangunan fisik saja. Fungsi rumah adalah sebagai tempat tinggal dalam
suatu lingkungan yang seharusnya dilengkapi dengan prasarana dan
sarana yang diperlukan manusia untuk memasyarakatkan dirinya.
Dalam pengertian diatas maka dapat dikatakan rumah sehat adalah rumah
yang memungkinkan para penghuninya dapat mengembangkan dan
membina fisik mental maupun sosial keluarga.
SARANA
LINGKUNGAN
Pelayanan sosial,
yang terdiri dari
sekolah,
puskesmas/rumah
sakit dan
pemerintahan
Fasilitas sosial, yang
terdiri dari tempat
peribadatan, tempat
pertemuan, lapangan
olahraga/ruang
terbuka/tempat
bermain, dan
perbelanjaan
Kepala (Atap) A
Elemen Bangunan Rumah
Kaki C
Badan B
Cukup memenuhi syarat
kesehatan, yaitu:
1) Lantai dan dinding harus
kering (tidak lembab) dan
mudah dibersihkan. Agar
tetap kering, maka lantai
harus:
a. Terbuat dari bahan bangunan
yang tidak menghantar air
tanah ke permukaan lantai
(kedap air).
b. Berada lebih tinggi dari
halaman luar dengan
ketinggian lantai minimal
sebagai berikut: - 10 cm dari
pekarangan - 25 cm dari
permukaan jalan
2) Ventilasi/jendela yang cukup agar udara
dalam ruangan dapat selalu mengalir.
Luas bukaan jendela minima 1/9 luas
ruang lantai
Alur Udara
3) Lubang
bukaan/jendela
harus dapat
ditembus sinar
matahari.
4) Letak rumah
yang baik adalah
sesuai dengan
arah matahari
(timur-barat)
agar penyinaran
sinar matahari
dapat merata
dari jam 08.00 –
16.00.
Letak dan
Arah Rumah
b. Rumah harus memenuhi rasa nyaman
1) Pengaturan ruang-ruang:
a) Penyediaan macam ruangan dalam rumah harus mencukupi, sesuai dengan
b) kebutuhan. Sebuah rumah tinggal harus mempunyai ruangan sebagai berikut:
- Ruang tidur
- Ruang makan
- Ruang tamu
- Dapur
- Kamar mandi dan kakus
c) Ruang-ruang diatur sesuai dengan fungsinya. Ruang dengan fungsi yang
berhubungan erat diletakan berdekatan agar pencapaiannya lebih mudah dan
kegiatan dapat berjalan lancar
c) ika ruangan terbatas, suatu ruangan dapat dimanfaatkan untuk beberapa
fungsi. Misalnya ruang makan dapat juga dimanfaatkan sebagai ruang keluarga
dan ruang belajar.
Pengaturan Ruangan di Rumah
Pengaturan Ruangan Kamar Tidur
2) Penataan ruang
a) Kamar tidur
Sinar matahari pagi bisa
masuk, maka luas
jendela minimal 1/9
luas ruangan. Jangan
terlalu banyak perabot
dalam ruangan tidur,
agar udara dapat
mengalir dengan baik.
Cukup sebuah lemari,
tempat tidur, dan meja
bila diperlukan atau
mengefisiensikan
dinding menjadi bagian
elemen perabot rumah
tangga, seperti lemari
pakaian yang disatukan
fungsinya dengan meja
belajar dan lain-lain.
b) Ruang makan
Selain digunakan untuk kegiatan makan, biasanya juga berfungsi sebagai tempat dan
ruang keluarga. Harus mempunyai penerangan alami dan penerangan buatan yang
cukup dengan memberi bukaan jendela yang menghadap ke arah luar.
c) Dapur
Dapur berhubungan dengan api, maka harus:
 Mempunyai lubang bukaan/jendeka yang cukup.
 Dinding sekitar kompor/tungku dilapisi seng atau bahan tahan api, terutama untuk dinding kay atau
bambu.
 Sediakan karung yang mudah dibasahi dan ember berisi air didekat kompor/tungku sebagai salah
satu upaya penanggulangan pertama bila kompor/tungku terbakar.
d) Kamar mandi, cuci dan kakus. -
Harus mempunyai lubang
angin dan penerangan yang
cukup, agar sinar matahari
dapat masuk dan peredaran
udara dapat terjadi dengan
baik. - Dinding kamar
mandi/kakus harus apat
kedap air agar percikan air
tidak merusak komponen
bangunan.
Letak sumur pengotor
(cubluk, sumur resapan
dan lain-lain) minimal
berjarak horisontal 11
meter dari sumber air
bersih
Ukuran Tangki Septic Tank
Contoh lubang untuk menampung dan
meresapkan limbah dari kakus adalah tangki
septic. Tangki septic adalah ruangan kedap air
yang berfungsi untuk menampung dan
mengolah air limbah dari kakus.
a. Pengaturan luas bangunan dan luas
lahan adalah 40% luas bangunan
berbanding minimal 60% luas lahan
b. Pengaturan Sanitasi
1) Air bersih
Harus tersedia sumber air bersih yang
menjadi sumber air minum bagi masyarakat
di lingkungan permukiman. Jika sumber air di
sekitar lingkungan permukiman tidak
memenuhi syarat untuk diminum, harus
dilakukan penjernihan air terlebih dahulu
Salah satu contoh penjernihan
air, yaitu penjernihan air
dengan menggunakan biji kelor
dengan tahapan sebagai
berikut:
Air baku dimasukan ke dalam
tong sebanyak 25 liter;
Biji kelor yang telah tua dan
kering di pohon sebanyak 10-
25 butir kemudian digerus
sampai halus seta dilarutkan
kedalam sedikit air dan
dikocok-kocok;
Masukan larutan tepung biji
kelor tadi ke dalam tong
pengaduk/pengendap, yang
telah diisi air baku, kemudian
diaduk dengan memutar
batang pengaduk selama 5-10
menit bertahap mulai cepat
kemudian perlahan-lahan;
Biarkan air tersebut selama 1-2
jam.
2) Air Kotor
Saluran untuk air buangan dibedakan menjadi:
a) Saluran air hujan: terbuka, terletak dibawah saluran atap dan
harus dapat mengalirkan air hujan ke saluran air hujan lingkungan
dengan kemiringan minimal 2%
b) Saluran air bekas mandi dan cuci : Terbuka dan dialirkan menuju
ke saluran lingkungan
c) Saluran air kotor dari kakus Tertutup, disalurkan menuju cubluk
atau tangki septic untuk kemudian cairannya dialirkan ke sumur
peresapan atau penyaringan yang elanjutnya dapat dibuang ke
badan air yang ada (sungai dan lain-lain)
Saluran Air Hujan
Jika sampah kering dapat dibakar
Setelah lubang
hamper penuh,
timbun dengan tanah
Sampah dimasukkan ke dalam lubang
Komposter 1
Komposter 2
Komposter 3
c. Penanganan Sampah
Sampah harus dibuang pada tempatnya karena jika
dibuang sembarangan dapat merusak lingkungan,
menyumbat saluran air yang dapat menyebabkan banjir.
Contoh pengolahan sampah dapur adalah Komposter.
Komposter rumah tangga adalah alat yang digunakan
untuk pengomposan sampah dapur menjadi kompos.
Komposter rumah tangga ini merupakan teknologi
pengolahan sampah rumah tangga dengan sistem daur
ulang sampah dapur yang ditanam dalam tanah, dengan
dasar tabung diletakan minimal 30 cm dari muka air
tanah.
d. Manfaat pekarangan
Halaman rumah sebaiknya
ditanami tanaman yang
bermanfaat, seperti sayur
sayuran, tanaman untuk obat-
obatan (apotik hidup), pohon
rindang sebagai peneduh,
dan lain-lain
RUMAH
SEDERHANA
TAHAN GEMPA
Sumber : Lampiran II Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor
05/PRT/M/2016 Tentang Izin Mendirikan
Bangunan Gedung Persyaratan Pokok
Tahan Gempa Dan Desain Prototipe
Bangunan Gedung Sederhana 1 (Satu)
Lantai
A. Persyarata pokok tahan
gempa
1. Kualitas bahan bangunan
yang baik;
2. Keberadaan dan dimensi
struktur yang sesuai;
3. Seluruh elemen struktur
utama tersambung
dengan baik; dan
4. Mutu pengerjaan yang
baik.
Bahan bangunan yang dipergunakan dalam
pembangunan bangunan tahan gempa harus
berkualitas baik dan proses pengerjaan yang benar.
a. beton
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
membuat campuran beton adalah:
Pencampuran Beton
Pengujian Sederhana Dengan Meletakkan
Campuran Beton di Tangan
Pengujian Sederhana Dengan Menggunakan Cetakan dan
Mengukur Selisih Ketinggian dengan Cetakan
Campuran beton terdiri dari 1 semen : 2 pasir :
3 kerikil : 0,5 air. Perlu diperhatikan
penambahan air dilakukan sedikit demi sedikit
dan disesuaikan agar beton dalam keadaan
pulen (tidak terlalu encer dan tidak terlalu
kental).
Ukuran kerikil yang baik maksimum 20
mm dengan gradasi yang baik
Semen yang digunakan adalah semen tipe 1
yang berkualitas sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI).
Bahan Campuran Mortar
Proses Pencampuran Mortar Hasil Pencampuran Mortar yang Baik
Campuran volume mortar memiliki
perbandingan 1 semen : 4 pasir
bersih: air secukupnya. Pasir yang
dipergunakan sebaiknya tidak
mengandung lumpur kaena lumpur
dapat mengganggu ikatan dengan
semen.
Pondasi Dari Batu Kali/Gunung
Pondasi terbuat dari
batu kali atau batu
gunung yang keras dan
memiliki banyak sudut
agar ikatan dengan
mortar menjadi kuat.
Kualitas Batu Kali/Gunung yang Baik Digunakan Sebagai Pondasi
Pengujian Sederhana Kekuatan Batu Bata
Batu bata yang digunakan
harus memenuhi syarat:
1) bagian tepi lurus dan
tajam;
2) tidak banyak retakan;
3) tidak mudah patah;
dan
4) dimensi tidak terlalu
kecil dan seragam.
Selain itu, batu bata yang
baik akan bersuara lebih
denting ketika dipukulkan
satu sama lain.
Kualitas Batu Bata Yang Baik
2
3
1
Sebelum batu bata dipasang lakukan perendaman bata sekitar 510 menit hingga tercapai jenuh
permukaan kering pada bata, kemudian dikeringkan sebelum direkatkan dengan mortar. Hal ini
dilakukan agar tingkat penyerapan bata terhadap air campuran mortar tidak terlalu cepat,
karena pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan ikatan menjadi kurang kuat.
Batu bata yang baik pada saat direndam tidak mengeluarkan banyak gelembung dan tidak
hancur.
Perendaman Batu Bata Sebelum Dipasang
Kayu yang digunakan harus berkualitas baik dengan ciri-ciri:
1) keras;
2) kering;
3) berwarna gelap;
4) tidak ada retak; dan
5) lurus.
Kayu Yang Baik Digunakan Dalam Pembangunan
Struktur utama bangunan rumah tinggal tunggal terdiri dari:
a. pondasi;
b. balok pengikat/sloof;
c. kolom;
d. balok keliling/ring; dan
e. struktur atap.
Proses konstruksi struktur utama harus memperhatikan ketepatan dimensi dan melalui metode yang benar.
a. pondasi
Pada kondisi tanah yang cukup keras,
pondasi yang terbuat dari batu kali
dapat dibuat dengan ukuran sebagai
berikut:
Dimensi Tulangan Balok Pengikat/Sloof
Balok pengikat/sloof memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
1) ukuran balok pengikat/sloof 15 x
20 cm;
2) diameter tulangan utama 10 mm;
3) diameter tulangan begel 8 mm;
4) jarak antar tulangan begel 15 cm;
dan
5) tebal selimut beton dari sisi
terluar begel 15 mm
Kolom memiliki spesifikasi sebagai
berikut:
1) ukuran kolom 15 x 15 cm;
2) diameter tulangan utama baja 10
mm;
3) diameter tulangan begel baja 8
mm;
4) jarak antar tulangan begel 15 cm;
dan
5) tebal selimut beton dari sisi
terluar begel 15 mm
Balok keliling/ring memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
1) ukuran balok keliling/ring
12 x 15 cm;
2) diameter tulangan utama
baja 10 mm;
3) diameter tulangan begel
baja 8 mm;
4) jarak antar tulangan begel
15 cm; dan
5) tebal selimut beton dari
sisi terluar begel 15 mm.
Dimensi Tulangan Balok Keliling/Ring
Dimensi Tulang Kolom
Balok Keliling/Ring
Struktur atap berfungsi untuk
menopang seluruh sistem penutup
atap yang ada di atasnya. Struktur
atap terdiri dari:
1) kuda-kuda kayu;
2) gunung-gunung/ampig; dan
3) ikatan angin.
Pemasangan bagian ujung
tulangan begel pada balok
pengikat/sloof, kolom, dan balok
keliling/ring harus ditekuk paling
sedikit 5 cm dengan sudut 135
untuk memperkuat ikatan
dengan tulangan utama.
Tekukan Ujung Tulangan Begel
Struktur Atap
Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang
paling panjang sekitar 12 m. Konstruksi kuda-kuda kayu harus
merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh sehingga mampu
memikul beban tanpa mengalami perubahan. Kuda-kuda kayu
diletakkan di atas dua kolom berseberangan selaku tumpuan.
Ikatan antar batang pada kuda-kuda kayu
diperkuat dengan plat baja dengan
ketebalan 4 mm dan lebar 40 mm atau
papan dengan ketebalan 20 mm dan lebar
100 mm.
Kuda-kuda Kayu Dengan Pengikat Plat Baja
Pemasangan Plat Baja Pada Kuda-Kuda Kayu
Menggunakan Bor Listrik
Pemasangan Plat Baja Pada Kuda-kuda Kayu
Dimensi Plat Baja dan Baut Sebagai Pengikat Kuda-Kuda Kayu
Bingkai gunung-gunung/ampig terbuat
dari beton bertulang dengan spesifikasi
sebagai berikut:
ukuran bingkai 15 x 12 cm;
tulangan utama dengan diameter 10 mm;
tulangan begel dengan diameter 8 mm;
dan
tebal selimut beton 10 mm.
Gunung-gunung/ampig terbuat dari
susunan bata yang direkatkan dengan
campuran mortar (perbandingan 1 semen
: 4 pasir : air secukupnya) dan diplaster.
Penggunaan bahan yang ringan seperti
papan dan Glassfibre Reinforced Cement
(GRC) juga dianjurkan untuk
meminimalkan dampak apabila gunung-
gunung/ampig roboh pada saat terjadi
gempa Tulangan Pada Bingkai Gunung-
Gunung/Ampig
Gunung-Gunung/Ampig
Ikatan angin berfungsi
sebagai pengikat antar
kuda-kuda kayu, antar
gunung-gunung/ampig,
atau antara kuda-kuda
kayu dengan gunung-
gunung/ampig agar
berdiri tegak, kokoh, dan
sejajar
Ikatan Angin Sebagai Pengikat Antar Kuda-
Kuda Kayu
Tulangan Pada Bingkai Gunung-
Gunung/Ampig
Ikatan Angin Antara Kuda-Kuda Kayu dengan Gunung-Gunung/Ampig
Pertemuan Antara Ikatan dengan Gunung-Gunung/Ampig
Detail Pertemuan Antara Ikatan Angin dengan Gunung-
Gunung/Ampig
Detail
Pertemuan
Antara
Ikatan
Angin
dengan
Gunung-
Gunung/Ampig
Dinding berfungsi sebagai pembatas dan tidak menopang
beban. Dinding terbuat dari pasangan batu bata yang
direkatkan oleh spesi/siar dengan perbandingan
campuran 1 semen : 4 pasir : air secukupnya. Luas
dinding maksimal adalah 9 m2 sehingga jarak palling
jauh antar kolom adalah 3 m
Untuk menambah kekuatan, dinding diplaster
dengan campuran mortar (perbandingan
campuran 1 semen : 4 pasir : air secukupnya)
ketebalan 2 cm.
Proses Pemasangan Batu Bata Untuk Dinding
Detail Dinding
Luas Maksimum Dinding dan Jarak Maksimum Antar Kolom
Seluruh elemen struktur bangunan tahan gempa
harus menjadi satu kesatuan sehingga beban dapat
ditanggung dan disalurkan secara proporsional.
Struktur bangunan juga harus bersifat
daktail/elastis sehingga dapat bertahan apabila
mengalami perubahan bentuk pada saat terjadi
bencana gempa.
Hubungan antar elemen struktur bangunan rumah
tinggal tunggal tahan gempa terdiri dari:
a. hubungan antara pondasi dengan balok
pengikat/sloof;
b. hubungan antara balok pengikat/sloof dengan
kolom;
c. hubungan antara kolom dengan dinding;
d. hubungan antara kolom dengan balok
keliling/ring;
e. hubungan antara balok keliling/ring dengan
kuda-kuda kayu; dan
f. angkur gunung-gunung.
a. Hubungan Antara Pondasi dengan
Balok Pengikat/Sloof
Untuk menghubungkan pondasi ke balok
pengikat/sloof ditanam angkur besi dengan jarak
paling jauh tiap angkur adalah 1 m.
Pada hubungan antara balok pengikat/sloof dengan
kolom, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan
ke dalam balok pengikat/sloof dengan ‘panjang
lewatan’ paling pendek 40 x diameter tulangan atau
40 cm (40 dikali 10 mm).
Hubungan Antara Pondasi dengan Balok Pengikat/Sloof
Antara kolom dan dinding dihubungkan dengan
pemberian angkur setiap 6 lapis bata. Penggunaan
angkur dengan diameter 10 mm dan panjang
minimal 40 cm.
Pemasangan Angkur Besi Sebagai Pengikat
Antara Kolom dengan Dinding Pada Sudut Bangunan
Pada hubungan antara kolom dengan balok keliling/ring,
tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam
balok keliling/ring dengan ‘panjang lewatan’ paling pendek
40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm).
Tulangan Kolom Yang Akan Dibengkokkan
Ke Dalam Balok Keliling/Ring
Kayu Pengikatan kuda-kuda pada balok
keliling/ring dilakukan dengan menanam angkur
atau baut dengan diameter paling kecil 10 mm
Hubungan Antara Balok Keliling/Ring dengan Kuda-Kuda
Kayu
Hubungan Antar Kolom dengan Balok Keliling/Ring Angkur Menggunakan Besi diameter
10mm yang ditanam kedalam balok
keliling/ring
Angkur/Baut Tanam min Diameter 10mm
Menyambung Kuda-kuda dengan blok ring
Pengikatan kuda-kuda pada balok keliling/ring dapat juga
dapat dilakukan dengan cara menanam angkur besi ke dalam
balok keliling/ring kemudian angkur diputar menggunakan
pipa besi.
Pengikatan Kuda-Kuda Kayu Pada Balok Keliling/Ring Menggunakan Angkur
Hubungan Antara Tulangan Bingkai Gunung-Gunung/Ampig dengan
Tulangan Kolom dan Balok Keliling/Ring
Dalam pasangan bata pada gunung-gunung diberi angkur
setiap 6 lapis bata. Penggunaan angkur dengan diameter
paling kecil 10 mm dan panjang minimal 40 cm.
Hubungan Angkur Pada Gunung-Gunung/Ampig
Pengecoran beton baik pada kolom
maupun balok harus memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. pastikan cetakan/bekisting benar-
benar rapat dan kuat/kokoh;
b. pada pengecoran kolom dilakukan
secara bertahap setiap 1 m;
c. pada saat pengecoran harus dipastikan
adukan di dalam cetakan padat dan
tidak berongga untuk menghindari ada
bagian yang keropos;
d. pelepasan cetakan/bekisting paling
sedikit 3 hari setelah pengecoran.
Untuk mempermudah pelepasan
cetakan/bekisting dapat menggunakan
minyak yang dilumurkan ke permukaan
cetakan/bekisting.
Kualitas Cetakan/Bekisting
Pemasangan Cetakan/Bekisting Untuk Kolom
Pengecoran kolom dilakukan secara bertahap setiap 1 m
Proses Pengecoran Kolom
Pemadatan Beton Dengan Memukul-mukul Cetakan/Bekisting dan Campuran
Beton Dirojok Menggunakan Besi atau Bambu
Hasil Pengecoran
Penyangga Cetakan/Bekisting Menggunakan Bambu
Pelepasan Cetakan/Bekisting
Perangkaian Tulangan Balok Keliling/Ring Di
Atas Dinding
Pengecoran Balok Pengikat/Sloof
Pada pengecoran balok keliling/ring,
tulangan dirangkai di atas dinding.
Cetakan/bekisting pada balok yang
menggantung harus diberi penyangga di
bawahnya menggunakan kayu atau
bamboo yang kuat menahan beban
campuran beton
MODUL TEKNIS
RUMAH LAYAK
HUNI
Sumber : MODUL TEKNIS RUMAH LAYAK
HUNI, Direktorat Rumah Swadaya,
Direktorat Jenderal Perumahan,
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan, Maret 2021
MODUL TEKNIS RUMAH LAYAK HUNI
Sumber : Keria Rumah Layak Huni – Akses Sanitasi Layak | NAWASIS – National Water and Sanitation
Information Services
INDIKATOR UTAMA
Ketahanan
konstruksi
Akses
Sanitasi
Akses
Air Minum
Luas Lantai
per Kapita
*) jika salah satu indikator komponen tidak
memenuhi standar, maka hunian
dianggap tidak layak
KRITERIA RUMAH LAYAK HUNI DALAM SDG’s
1. Ketahanan Bangunan
a. Keandalan Komponen Struktur (Pondasi; Sloof/balok
kayu bawah; kolom beton/kayu; ring balok beton/kayu;
rangka atap kayu/baja ringan/beton) dan
b. Peningkatan Kualitas Bahan Komponen Non Struktur
(Penutup Atap, Lantai dan Dinding)
2. Kecukupan Luas tempat tinggal
Luas lantai per kapita > 7,2 m2
3. Akses terhadap Air Minum
Akses terhadap akses air minum yang layak
4. Akses terhadap Sanitasi
Akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
KRITERIA RUMAH LAYAK HUNI DALAM SDG’s
SYARAT POKOK RUMAH
SEDERHANA AMAN
Kualitas Bahan Bangunan
Yang Baik;
Keberadaaan Dan Dimensi
Struktur Yang Sesuai;
Seluruh Elemen Struktur
Utama Tersambung Dengan
Baik;
Mutu Pengerjaan Yang Baik.
Kriteria Definisi yang digunakan
Akses Aman Sumber air layak, lokasi sumber ada di dalam atau
di halaman rumah, tersedia setiap saat
dibutuhkan, dan memenuhi kualitas air minum
Akses Layak
Dasar
Sumber air minum layak dan waktu tempuh
mengumpulkan air ≤ 30 menit untuk pulang pergi
termasuk antri
Akses Layak
Terbatas
Sumber air minum layak, namun waktu tempuh
mengumpulkan air >30 menit untuk pulang pergi
termasuk antri
Akses Tidak
Layak
sumber air minum tidak layak berasal dari sumur
tidak terlindungi dan mata air tidak terlindungi
Tidak Ada Akses sumber air berasal dari air permukaan seperti;
sungai/waduk/kolam/ danau/irigasi
Kriteria Definisi yang digunakan
Akses Aman Akses Aman Sistem Terpusat:
a. Pengguna fasilitas sanitasi: rumah tangga
sendiri;
b. Bangunan atas: jenis kloset menggunakan
leher angsa;
c. Bangunan bawah: Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) / Sistem Pengelolaan Air
Limbah (SPAL).
Akses Aman Sistem Setempat:
a. Pengguna fasilitas sanitasi: rumah tangga
sendiri;
b. Bangunan atas: jenis kloset menggunakan
leher angsa;
c. Bangunan bawah: tangki septik yang
pernah disedot setidaknya sekali dalam 5
tahun terakhir*
Kriteria Definisi yang digunakan
Akses Layak Sendiri Perkotaan dan Perdesaan:
a. Pengguna fasilitas sanitasi: rumah tangga sendiri;
b. Bangunan atas: jenis kloset menggunakan leher angsa;
c. Bangunan bawah: tangki septik tidak disedot/ disedot kurang dari 1x dalam 5 tahun.
Akses Layak Bersama Perkotaan dan Perdesaan:
a. Pengguna fasilitas sanitasi: rumah tangga bersama dengan rumah tangga lain tertentu;
b. Bangunan atas: jenis kloset menggunakan leher angsa;
c. Bangunan bawah:
d. Tangki septik yang pernah disedot setidaknya sekali dalam 5 tahun terakhir*; atau
e. Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL/ SPAL).
Akses Belum Layak Fasilitas Sanitasi dengan Lubang Tanah di Perkotaan:
a. Pengguna fasilitas sanitasi: sendiri atau bersama dengan rumah tangga lain tertentu;
b. Bangunan atas: jenis kloset menggunakan leher angsa;
c. Bangunan bawah: tempat pembuangan akhir tinja mengggunakan lubang tanah.
Fasilitas Sanitasi Non Leher Angsa (Perkotaan dan Perdesaan):
a. Pengguna fasilitas sanitasi: sendiri atau digunakan bersama;
b. Bangunan atas: jenis kloset menggunakan plengsengan dengan dan tanpa tutup dan cubluk/cemplung;
c. Bangunan bawah: tempat pembuangan akhir tinja menggunakan tangki septik, IPAL/SPAL dan/atau lubang
tanah.
Fasilitas Umum:
Pengguna Fasilitas sanitasi: di MCK umum/siapapun menggunakan.
PENGENALAN
BAHAN
BANGUNAN
Kerikil
Semen
Batu Belah
 Maksimal berukuran D 20 mm
 Memiliki banyak sudut agar
dapat mengunci ketika beton
mengeras
 Gunakan semen biasa atau tipe
1 ber SNI (tertera pada
bungkusnya)
 Pastikan semen kering dan
kemasan tidak rusak
 Keras dan tidak mudah pecah
 Dapat diperoleh dari batu kali
atau batu gunung yang dipecah
 Memiliki banyak sudut untuk
mengunci spesi pasangan
fondasi
Besi Tulangan
 Gunakan jenis besi
tulangan yang tepat
sesuai kegunaan
 Besi berstandar SNI
 Tidak berkarat dan tidak
bengkok permanen
Kawat Beton
 Gunakan kawat beton
baru tanpa karat yang
berlebihan
Kayu
 Gunakan kayu dengan
kelas yang sesuai
 Pilihlah kayu yang keras,
padat, kering, berwarna
gelap, tidak ada retak,
lurus
Pasir
Air
Seng
 Gunakan pasir yang bersih dari
lumpur, potongan kayu,
maupun sampah
 Gunakan air bersih yang bebas
dari lumpur dan tanah
 Jangan gunakan air payau atau
air laut
 Gunakan seng berstandar SNI
 Pilihlah seng yang tidak mudah
berkarat
 Saat menghitung RAB,
perhitungkan lebihan
(sambungan) antar lembar seng
Batako
 Gunakan batako dengan
permukaan mulus dan
rata
 Batako berusia minimal
1 bulan
 Batako mempunyai kuat
tekan tinggi
Kawat Ayam
 Untuk dinding simpai,
pilihlah kawat ayam
minimal D 2 mm dengan
rongga kawat berukuran
maksimal 5 cm
Bata
 Berbentuk persegi, pinggiran
lurus dan tajam, ukuran relatif
sama
 Tidak terlalu banyak retak,
tidak mudah patah
 Bersuara denting apabila
dipukulkan satu sama lain
Fiber Cement
 Gunakan fiber cement
berstandar SNI
 Pilihlah fiber cement dengan
ketebalan yang sesuai
 Perhatikan panjang yang
diperlukan
Spandek
 Gunakan atap spandek
berstandar SNI
 Pilihlah fiber cement
dengan ketebalan yang
sesuai
 Perhatikan panjang yang
diperlukan
Genteng Tanah Liat
 Pilih genteng yang
terbuat dari tanah liat
murni, kuat, dan kokoh
 Ukuran seragam antar
genteng
 Mengeluarkan suara
nyaring bila diketuk
 Permukaan rata dan
halus (tidak banyak pori)
MODEL KONSTRUKSI RUMAH SEDERHANA
KONSTRUKSI RUMAH TEMBOK
KONSTRUKSI
RUMAH KAYU
PANGGUNG
KONSTRUKSI
RUMAH KAYU NON
PANGGUNG
KONSTRUKSI
RUMAH
SETENGAH
TEMBOK
NO
JENIS
KEGIATAN KLASIFIKASI KRITERIA
1
Peningkatan
Kualitas
(PKRS)
Tidak Layak
Huni
Peningkatan kualitas
beberapa komponen
Struktur seperti fondasi,
sloof, kolom, balok, kerangka
atap dan peningkatan
kualitas bahan beberapa
komponen Non-Struktur
meliputi pengisi/penutup
bagian ruang yang tidak
menahan beban agar rumah
menjadi layak fungsi seperti;
lantai, dinding, kusen,
penutup atap, langit-langit,
daun pintu, dan daun
jendela
No Indikator Daftar Larangan
1
Kepemilikan
Lahan/Lokasi
Rumah
Tidak punya legalitas tanah.
Dalam sengketa/ rawan sengketa.
Tidak sesuai tata ruang wilayah.
Tidak berada di area/ lokasi liquifikasi
Tanah sewa/kontrak.
Lahan milik negara
Berada di daerah potensi banjir
Berada pada daerah sepadan sungai
Berada pada jalur SUTT dan SUTET
Berada pada daerah potensi longsor
2 Bangunan
Objek tidak tepat (Bangunan Layak
Huni)
Bangunan komersil
Bukan tempat tinggal
3
Penerima
Bantuan
Tidak memenuhi kriteria dan
persyaratan BSPS.
4
Rencana
Penggunaan
Material
Bangunan
Dinding Luar : GRC interior
Atap : Daun Rumbia, Ijuk, Asbes, bahan
non SNI
Kayu : Kayu Kelas IV : Albasia, Terentang
untuk Kusen/Struktur
 Kualitas bahan bangunan yang kurang baik
 Kualitas beton tidak sesuai perbandingan 1:2:3 (kepadatan
beton kurang)
 Dimensi besi kurang dari standar untuk Ø-10 Utama Ø-8 Begel
 Tidak ada penyambungan pembesian antar komponen sebesar
40D
 Dimensi Sloof, Kolom, dan Ring Balok tidak sesuai ketentuan
 Keberadaaan dan dimensi komponen struktur yang tidak
sesuai
 Seluruh elemen struktur utama tidak tersambung dengan baik
atau tidak ada
 Mutu pengerjaan yang kurang baik
 Pada dinding Sopi-sopi/ ampig tidak terdapat gewel/ beton
pada bidang miring
 Tidak ada ikatan angin
 Harga satuan RAB berbeda dengan hasil survei
 Jarak sengkang > 15 cm
 Tidak terbentuk Kekokohan sudut sambungan
 Tidak tersedia kamar mandi
 Tidak ada tanki septik yang kedap air (hanya cubluk)
 Tidak tersedia akses air untuk minum
 BUKAAN tidak memenuhi aspek kesehatan
 PENGHAWAAN → 5 % dari luas lantai
 Jumlah penghuni yang tinggal tidak sesuai dengan standar luas
minimal bangunan
 Masyarakat terpaku pada luasan bangunan dahulu
dibandingkan aspek keselamatan bangunan
PENILAIAN
KUALITAS
RUMAH
PONDASI
SLOOF
Penilaian Komponen Struktur Bangunan
01
RUSAK RINGAN
< 30 %
RUSAK SEDANG
31 – 45 %
RUSAK BERAT
46 – 65 %
RUSAK TOTAL
66 – 100 %
Penilaian Komponen Struktur Bangunan
02
KOLOM
RUSAK RINGAN
< 30 %
RUSAK SEDANG
31 – 45 %
RUSAK BERAT
46 – 65 %
RUSAK TOTAL
66 – 100 %
BALOK RING
RANGKA ATAP
Penilaian Komponen Non Struktur Bangunan
03
LANTAI
DINDING
RUSAK RINGAN
< 30 %
RUSAK SEDANG
31 – 45 %
RUSAK BERAT
46 – 65 %
RUSAK TOTAL
66 – 100 %
PENUTUP ATAP
KESIMPULAN
1❑ FONDASI
❑ SLOOF
❑ KOLOM
❑ RING BALOK
❑ RANGKA ATAP
2❑ PENUTUP ATAP
❑ DINDING
❑ LANTAI
Beri tanda pada
komponen dengan minimal
penilaian rusak berat
KESIMPULAN PENILAIAN
04
KESIMPULAN
1❑ PONDASI
❑ SLOOF
❑ KOLOM
❑ RING BALOK
❑ RANGKA ATAP
2 ❑ PENUTUP ATAP
❑ DINDING
❑ LANTAI
Rumah Layak Huni / Tingkat kerusakan yang tidak mendapat bantuan
1. Tidak ada komponen struktur yang rusak / hanya 1 komponen struktur yang rusak
Rumah Tidak Layak Huni (dapat diberikan bantuan)
1. Minimal 3 Komponen Struktur Rusak Berat
2. Minimal 2 Komponen Struktur Rusak Berat dan 3 Komponen Non Struktur tidak memenuhi
Rusak Total
1. 5 Komponen Struktur tidak ada / tidak memenuhi
Kesalahan yang sering terjadi dalam penilaian
rumah
✔ Kesalahan penilaian
✔ Menilai kayu bukan bahan bangunan
permanen
✔ Kesalahan pengisian format
KESIMPULAN PENILAIAN
04
RUSAK
TOTAL
❑ PONDASI
❑ SLOOF
❑ KOLOM
❑ RING BALOK
❑ RANGKA ATAP
KOMPONEN STRUKTUR
❑ PENUTUP ATAP
❑ DINDING
❑ LANTAI
Komponen Non Struktur
❑ PONDASI
❑ SLOOF
❑ KOLOM
❑ RING BALOK
❑ RANGKA ATAP
KOMPONEN STRUKTUR
❑ PENUTUP ATAP
❑ DINDING
❑ LANTAI
Komponen Non Struktur
❑ PONDASI
❑ SLOOF
❑ KOLOM
❑ RING BALOK
❑ RANGKA ATAP
KOMPONEN STRUKTUR
❑ PENUTUP ATAP
❑ DINDING
❑ LANTAI
Komponen Non Struktur
❑ PONDASI
❑ SLOOF
❑ KOLOM
❑ RING BALOK
❑ RANGKA ATAP
KOMPONEN STRUKTUR
❑ PENUTUP ATAP
❑ DINDING
❑ LANTAI
Komponen Non Struktur
Rumah Tidak Layak Huni
RUMAH LAYAK
HUNI
(tidak mendapat bantuan)
Kesalahan yang sering terjadi dalam penilaian rumah
✔ Kesalahan penilaian
✔ Menilai kayu bukan bahan bangunan permanen
✔ Kesalahan pengisian format
METODE
PERBAIKAN
RUMAH
Kerusakan Struktur
A
Pondasi Sloof Kolom
Ring Balok Atap
TANAH KERAS TANAH LEMBEK
Tanah turun
1 Kerusakan Struktur
Pondasi – Turun Sebagian
Pondasi turun
sebagian
1 2 3
Cara Perbaikan
▪ Bagian pondasi yang
turun membuat
dinding terbelah
▪ Topang ring balok
dengan kayu
▪ Bongkar dinding
terlebih dahulu selebar
kerusakan pondasi
▪ Bongkar sloof dan
pondasi selebar
pondasi yang turun
▪ Isi dan padatkan tanah
setiap 15-20 cm
sampai benar-benar
padat dan lurus
4
Cara Perbaikan
▪ Cor kembali sloof
beton menggunakan
campuran beton
1PC:2PP:3KR:Air
secukupnya
▪ Pasang kembali
dinding bata merah
▪ Plester dan aci
kembali pasangan
dinding bata
▪ Pasang kembali
pondasi batu belah
▪ Rakit dan pasang
tulangan untuk balik
sloof
5 6
2 Kerusakan Struktur
Sloof – Penambahan
Tidak ada
sloof
1 2
▪ Bongkar dinding tinggi 60 cm dan
lebar 1-1,5 m
▪ Pasang penopang kayu untuk
menyangga dinding
▪ Rakit tulangan utama dan begel
sepanjang yang dibutuhkan
▪ Cor beton kembali dengan
campuran beton 1PC : 2PP : 3
KR:Air secukupnya
▪ Setelah beton kering pasang
kembali dinding
Cara Perbaikan
3 4
▪ Bongkar dinding selanjutnya tinggi
60 cm dan lebar 1-1,5 m
▪ Pasang penopang kayu untuk
menyangga dinding
▪ Rakit tulangan utama dan begel
sepanjang yang dibutuhkan
Cara Perbaikan
▪ Cor beton kembali dengan
campuran beton 1PC : 2PP : 3
KR:Air secukupnya
▪ Setelah beton kering pasang
kembali dinding
5 6
Cara Perbaikan
▪ Bongkar dinding selanjutnya tinggi
60 cm dan lebar 1-1,5 m
▪ Pasang penopang kayu untuk
menyangga dinding
▪ Rakit tulangan utama dan begel
sepanjang yang dibutuhkan
▪ Cor beton kembali dengan
campuran beton 1PC : 2PP : 3
KR:Air secukupnya
▪ Setelah beton kering pasang
kembali dinding
Kerusakan Struktur
Kolom – Keropos
BETON KEROPOS TULANGAN UTAMA
BENGKOK
3
1 2 3
▪ Pasang penopang kayu
untuk menyangga ke
kuda-kuda atap
▪ Bongkar beton dan
tulangan yang keropos
▪ Bongkar dinding
sekitaran kolom
▪ Rakit dan pasang
tulangan kolom yang
rusak dengan yang
baru
▪ Pasang angkur
dinding Panjang 40
cm
▪ Pasang kembali
dinding bata
Cara Perbaikan
4 5
▪ Cor kembali beton kolom
sesuai dengan campuran
1PC:2PP:3KR:Air
secukupnya
Cara Perbaikan
▪ Pasang kembali dinding
dengan pasangan bata
Kerusakan Struktur
Ring Balok – Keropos
4
1 2
▪ Keropos pada balok sampai
memperlihatkan tulangan
▪ Bersihkan dan cor kembali
beton dengan adukan 1PC:
2PP:3 KR:Air secukupnya
▪ Jika tulangan bengkok atau rusak
maka potong tulangan yang rusak
dan rakit dengan tulangan baru
▪ Bersihkan dan cor kembali beton
dengan adukan 1PC:2PP:3KR:Air
secukupnya
Kerusakan Struktur
Atap – Kayu Keropos
5
KAYU KEROPOS
▪ Buka penutup atap terlebih
dahulu
▪ Jika kondisi kaso tidak terlalu
rusak maka dapat diberikan
perkuatan sepanjang kayu
yang rusak
▪ Topang kayu gording lama
dengan menggunakan kayu
▪ Jika kondisi gording tidak terlalu
rusak maka dapat diberikan
perkuatan sepanjang kayu yang
rusak
Cara perbaikan/perkuatan
1
Perkuatan
Kaso Baru
2
Perkuatan
Gording baru
Kerusakan
Non – Struktur
B
Dinding Lantai
Kerusakan Non - Struktur
Dinding – Retak Rambut
1
▪ Gunakan acian untuk menutup
celah tersebut
▪ Tunggu tambalan kering selama
kurang lebih 14 hari
▪ Tutup kembali menggunakan cat
1 2
▪ Retak rambut terlihat
▪ Bobok retak rambut selebar 5 cm
▪ Siram terlebih dahulu bagian
dinding yang telah dibobok
dengan menggunakan selang
Kerusakan Non - Struktur
Dinding – Lembab Berlumut
2
▪ Buat adukan trasram dengan
campuran 1PC:3PP:Air
secukupnya dan tambal bobokan
tersebut
▪ Tunggu hingga kering dan
selesaikan tahap acian dan
finishing cat
2
▪ Dinding lembap akibat
meresapnya air dari tanah
(kapilaritas) dan kualitas acian
yang buruk
▪ Bobok plesteran dinding hingga
bata terlihat
1 Dinding
lembap
Bobok
plesteran
Kerusakan Non - Struktur
Lantai – Mengembul
3
▪ Lantai mengembul
karena kurang
padatnya lapisan
bawah keramik atau
karena lapisan nat
yang terlalu rapat
1
Lantai
mengembul 2
▪ Lepaskan lapisan
yang rusak dengan
memecahnya
secara diagonal
3
▪ Gali tanah
secukupnya
▪ Lakukan pemadatan
dengan menimbun
dengan tanah baru
kemudian lapisan
pasir
Kerusakan Non - Struktur
Lantai – Mengembul
3
▪ Bersihkan dari
kotoran dan
gunakan semen
instan perekat
untuk memasang
kembali lantainya
4
▪ Pasang dan
rekatkan
keramik baru
dengan
menggunakan
palu dan kayu
5 6
▪ Oleskan semen
pengisi nat
secara merata
Kerusakan
Konstruksi
A
Pondasi Sloof Kolom
Ring Balok Atap
Pondasi
1 2
Pondasi menggunakan
pasangan bata merah
Pondasi tidak ditanam
kedalam tanah
Kesalahan konstruksi
Sloof
Sloof
menggunakan
pasangan bata
merah
Ukuran tulangan
utama kurang dari
10mm & Jarak begel
sloof lebih dari 15 cm
Kesalahan konstruksi
1 2 3
Tidak ada sambungan
40d pada
Setiap pertemuan sloof
Kolom
Tulangan utama
hanya
menggunakan 3
buah
Ukuran tulangan
utama kurang dari
10mm & Jarak begel
kolom lebih dari 15
cm
Kesalahan konstruksi
Tidak ada sambungan
40d pada
setiap pertemuan
kolom dengan sloof
dan balok
1 2 3
Balok
Tulangan utama hanya
menggunakan 3 buah
Ukuran tulangan utama
kurang dari 10mm &
Jarak begel balok lebih
dari 15 cm
Kesalahan konstruksi
1 2
Atap
Tidak terdapat bingkai
beton dan kolom sopi-
sopi bertulang pada
ampig
Tidak kolom bertulang
pada ampig
Kesalahan konstruksi
1 2
Atap
Tidak terdapat plat baja
pengikat pada setiap
sambungan kayu
Tidak terdapat takikan
kayu pada setiap
sambungan kayu
Kesalahan konstruksi
3 4
Alternatif Perbaikan
C
Pondasi Sloof Kolom
Ring Balok Atap
Perkuatan menggunakan kawat anyam
1. Kupas kedua plesteran pada dua
sisi yang akan diberikan
perkuatan (vertikal dan
horizontal) lebar 40 cm dan
sedalam plesteran
2. Buat kawat anyam 1mm – 5 x
5mm
Cara perbaikan
Kasus pada rumah tembok tanpa struktur beton bertulang
Bagian yang
dikupas
3. Kawat ayam dipasang horizontal
dan vertical pada sisi bidang
4. Kawat dipasang pada sisi luar
dan dalam bangunan
Perkuatan sambungan antar komponen
1. bobok selimut beton pada setiap
sambungan 40 d
2. Tambah tulangan lebih sepanjang
40 diameter tulangan utama pada
sisi tulangan utama
3. ikatkan dengan menggunakan
kawat beton
Cara perbaikan
Kasus pada struktur tulangan yang belum terdapat
sambungan 40d
4. Tutup kembali dengan cor beton
sesuai dengan syarat yang
ditentukan
5. Lakukan pada setiap sambungan
antar komponen
NATIONAL
AFFORDABLE
HOUSING
PROJECT
(NAHP)

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT fileMetode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT filetrisna gallaran
 
Kp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaranKp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaranArizki_Hidayat
 
209921115 justifikasi-teknis-cco1
209921115 justifikasi-teknis-cco1209921115 justifikasi-teknis-cco1
209921115 justifikasi-teknis-cco1Dafa Adunt
 
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNGMETODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNGtrisna gallaran
 
Analisa Biaya Proyek Gedung Negara
Analisa Biaya Proyek Gedung NegaraAnalisa Biaya Proyek Gedung Negara
Analisa Biaya Proyek Gedung Negaraheru sutono, iai
 
Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...
Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...
Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...Ellan Syahnoorizal Siregar
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...Joy Irman
 
Gambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseGambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseinfosanitasi
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3infosanitasi
 
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...inideedee
 
Analisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaranAnalisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaranSaeful Fajri
 
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKHRISTIAN MAUKO
 
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASCONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASadedudi
 
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mplMOHAMMAD YASIN, M.Pd
 
Analisa harga pekerjaan bronjong
Analisa harga pekerjaan bronjongAnalisa harga pekerjaan bronjong
Analisa harga pekerjaan bronjongroxzjack
 
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANModul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPGHybrid1
 
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung Usulan Anggaran tahun 2015
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung  Usulan Anggaran tahun 2015Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung  Usulan Anggaran tahun 2015
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung Usulan Anggaran tahun 2015Joko Riswanto
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site systemJoy Irman
 
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalTes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalAngga Nugraha
 

Mais procurados (20)

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT fileMetode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
 
Kp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaranKp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaran
 
209921115 justifikasi-teknis-cco1
209921115 justifikasi-teknis-cco1209921115 justifikasi-teknis-cco1
209921115 justifikasi-teknis-cco1
 
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNGMETODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
 
Analisa Biaya Proyek Gedung Negara
Analisa Biaya Proyek Gedung NegaraAnalisa Biaya Proyek Gedung Negara
Analisa Biaya Proyek Gedung Negara
 
Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...
Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...
Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
 
Gambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseGambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainase
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
 
Analisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaranAnalisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaran
 
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
 
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASCONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
 
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
3. lks 1 bagian konstruksi kuda kuda kayu mpl
 
Analisa harga pekerjaan bronjong
Analisa harga pekerjaan bronjongAnalisa harga pekerjaan bronjong
Analisa harga pekerjaan bronjong
 
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANModul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
 
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung Usulan Anggaran tahun 2015
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung  Usulan Anggaran tahun 2015Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung  Usulan Anggaran tahun 2015
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung Usulan Anggaran tahun 2015
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
 
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalTes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
 

Semelhante a Petunjuk Konstruksi Bangunan Rumah BSPS NAHP

Ikm rumah sehat
Ikm rumah sehatIkm rumah sehat
Ikm rumah sehat07051994
 
PPT Rumah Sehat.pptx
PPT Rumah Sehat.pptxPPT Rumah Sehat.pptx
PPT Rumah Sehat.pptxKangSefinaa
 
kriteria rumah ehat 2.pptx
kriteria rumah ehat 2.pptxkriteria rumah ehat 2.pptx
kriteria rumah ehat 2.pptxRyoKelvin
 
Sehat dari perumahan
Sehat dari perumahanSehat dari perumahan
Sehat dari perumahanDuta Aksara
 
Ppt mpkt b cl 2dfsadsadsfdsfsfasffffffffffffffffffff
Ppt mpkt b cl 2dfsadsadsfdsfsfasffffffffffffffffffffPpt mpkt b cl 2dfsadsadsfdsfsfasffffffffffffffffffff
Ppt mpkt b cl 2dfsadsadsfdsfsfasffffffffffffffffffffMuh Hidayah
 
RUMAH SEHAT MENCIPTAKAN PEMUKIMAN SEHAT.pptx
RUMAH SEHAT MENCIPTAKAN PEMUKIMAN SEHAT.pptxRUMAH SEHAT MENCIPTAKAN PEMUKIMAN SEHAT.pptx
RUMAH SEHAT MENCIPTAKAN PEMUKIMAN SEHAT.pptxssuser7927a2
 
Perencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempatPerencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempatinfosanitasi
 
Kebersihan rumah (PBSM)
Kebersihan rumah (PBSM)Kebersihan rumah (PBSM)
Kebersihan rumah (PBSM)Siti Munirah
 
teknologi pemcemaran air
teknologi pemcemaran airteknologi pemcemaran air
teknologi pemcemaran airMy own home
 
Manajemen bangunan
Manajemen bangunanManajemen bangunan
Manajemen bangunanipinArch
 
pencemaran kualiti air
pencemaran kualiti airpencemaran kualiti air
pencemaran kualiti airSuci Larasati
 
Septictank maret 2016
Septictank maret 2016Septictank maret 2016
Septictank maret 2016tunggalbagas
 
Sanitasi rumah tinggal
Sanitasi rumah tinggalSanitasi rumah tinggal
Sanitasi rumah tinggalSiti Fatimah
 

Semelhante a Petunjuk Konstruksi Bangunan Rumah BSPS NAHP (20)

Ikm rumah sehat
Ikm rumah sehatIkm rumah sehat
Ikm rumah sehat
 
Rumah Layak Huni
Rumah Layak HuniRumah Layak Huni
Rumah Layak Huni
 
rumah sehat.pdf
rumah sehat.pdfrumah sehat.pdf
rumah sehat.pdf
 
PPT Rumah Sehat.pptx
PPT Rumah Sehat.pptxPPT Rumah Sehat.pptx
PPT Rumah Sehat.pptx
 
Satpel rumah sehat
Satpel rumah sehatSatpel rumah sehat
Satpel rumah sehat
 
Satpel rumah sehat
Satpel rumah sehatSatpel rumah sehat
Satpel rumah sehat
 
kriteria rumah ehat 2.pptx
kriteria rumah ehat 2.pptxkriteria rumah ehat 2.pptx
kriteria rumah ehat 2.pptx
 
Rumah sehat
Rumah sehatRumah sehat
Rumah sehat
 
Sehat dari perumahan
Sehat dari perumahanSehat dari perumahan
Sehat dari perumahan
 
Ppt mpkt b cl 2dfsadsadsfdsfsfasffffffffffffffffffff
Ppt mpkt b cl 2dfsadsadsfdsfsfasffffffffffffffffffffPpt mpkt b cl 2dfsadsadsfdsfsfasffffffffffffffffffff
Ppt mpkt b cl 2dfsadsadsfdsfsfasffffffffffffffffffff
 
RUMAH SEHAT MENCIPTAKAN PEMUKIMAN SEHAT.pptx
RUMAH SEHAT MENCIPTAKAN PEMUKIMAN SEHAT.pptxRUMAH SEHAT MENCIPTAKAN PEMUKIMAN SEHAT.pptx
RUMAH SEHAT MENCIPTAKAN PEMUKIMAN SEHAT.pptx
 
Perumahan
PerumahanPerumahan
Perumahan
 
Perencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempatPerencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempat
 
Pengolahan air limbah
Pengolahan air limbah Pengolahan air limbah
Pengolahan air limbah
 
Kebersihan rumah (PBSM)
Kebersihan rumah (PBSM)Kebersihan rumah (PBSM)
Kebersihan rumah (PBSM)
 
teknologi pemcemaran air
teknologi pemcemaran airteknologi pemcemaran air
teknologi pemcemaran air
 
Manajemen bangunan
Manajemen bangunanManajemen bangunan
Manajemen bangunan
 
pencemaran kualiti air
pencemaran kualiti airpencemaran kualiti air
pencemaran kualiti air
 
Septictank maret 2016
Septictank maret 2016Septictank maret 2016
Septictank maret 2016
 
Sanitasi rumah tinggal
Sanitasi rumah tinggalSanitasi rumah tinggal
Sanitasi rumah tinggal
 

Mais de Bagus ardian

Rakor POKJA CIP NUDP - Tangerang Selatan 14112023.pptx
Rakor POKJA CIP NUDP - Tangerang Selatan 14112023.pptxRakor POKJA CIP NUDP - Tangerang Selatan 14112023.pptx
Rakor POKJA CIP NUDP - Tangerang Selatan 14112023.pptxBagus ardian
 
Complaint Handling Report - Periode Juni 2023.pdf
Complaint Handling Report - Periode Juni 2023.pdfComplaint Handling Report - Periode Juni 2023.pdf
Complaint Handling Report - Periode Juni 2023.pdfBagus ardian
 
Complaint Handling Report - Periode Triwulan 2 - 2023.pdf
Complaint Handling Report - Periode Triwulan 2 - 2023.pdfComplaint Handling Report - Periode Triwulan 2 - 2023.pdf
Complaint Handling Report - Periode Triwulan 2 - 2023.pdfBagus ardian
 
Complaint Handling Report - Periode Triwulan 1 - 2023.pdf
Complaint Handling Report - Periode Triwulan 1 - 2023.pdfComplaint Handling Report - Periode Triwulan 1 - 2023.pdf
Complaint Handling Report - Periode Triwulan 1 - 2023.pdfBagus ardian
 
Laporan Pengaduan Masyarakat P3TB Tahun 2022
Laporan Pengaduan Masyarakat P3TB Tahun 2022Laporan Pengaduan Masyarakat P3TB Tahun 2022
Laporan Pengaduan Masyarakat P3TB Tahun 2022Bagus ardian
 
LAPORAN QAQC BSPS NAHP FY 2022 PERIODE DESEMBER
LAPORAN QAQC BSPS NAHP FY 2022 PERIODE DESEMBERLAPORAN QAQC BSPS NAHP FY 2022 PERIODE DESEMBER
LAPORAN QAQC BSPS NAHP FY 2022 PERIODE DESEMBERBagus ardian
 
Penilaian Kualitas Rumah Layak Huni - RLH Program BSPS & BP2BT NAHP TA 2021
Penilaian Kualitas Rumah Layak Huni - RLH Program BSPS & BP2BT NAHP TA 2021Penilaian Kualitas Rumah Layak Huni - RLH Program BSPS & BP2BT NAHP TA 2021
Penilaian Kualitas Rumah Layak Huni - RLH Program BSPS & BP2BT NAHP TA 2021Bagus ardian
 
EVALUASI DATA BSPS NAHP TA 2018 - TA 2021
EVALUASI DATA BSPS NAHP TA 2018 - TA 2021EVALUASI DATA BSPS NAHP TA 2018 - TA 2021
EVALUASI DATA BSPS NAHP TA 2018 - TA 2021Bagus ardian
 
Virtual Monitoring November 2021 - BSPS NAHP TA 2021
Virtual Monitoring November 2021 - BSPS NAHP TA 2021Virtual Monitoring November 2021 - BSPS NAHP TA 2021
Virtual Monitoring November 2021 - BSPS NAHP TA 2021Bagus ardian
 
Struktur LED Transparent
Struktur LED Transparent Struktur LED Transparent
Struktur LED Transparent Bagus ardian
 
Pelaksanaan RA & QAQC pada BSPS NAHP TA 2021
Pelaksanaan RA & QAQC pada BSPS NAHP TA 2021Pelaksanaan RA & QAQC pada BSPS NAHP TA 2021
Pelaksanaan RA & QAQC pada BSPS NAHP TA 2021Bagus ardian
 
Penjelasan Pelaksanaan QAQC pada Program BSPS NAHP TA 2020
Penjelasan Pelaksanaan QAQC pada Program BSPS NAHP TA 2020Penjelasan Pelaksanaan QAQC pada Program BSPS NAHP TA 2020
Penjelasan Pelaksanaan QAQC pada Program BSPS NAHP TA 2020Bagus ardian
 
Resume Pelaksanaan New Site Development Kabupaten Kapuas
Resume Pelaksanaan New Site Development Kabupaten KapuasResume Pelaksanaan New Site Development Kabupaten Kapuas
Resume Pelaksanaan New Site Development Kabupaten KapuasBagus ardian
 
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota Bima
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota BimaResume Pelaksanaan New Site Development Kota Bima
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota BimaBagus ardian
 
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota Palopo
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota PalopoResume Pelaksanaan New Site Development Kota Palopo
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota PalopoBagus ardian
 
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota Kendari
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota KendariResume Pelaksanaan New Site Development Kota Kendari
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota KendariBagus ardian
 
New Site Development Kab. Kapuas
New Site Development Kab. KapuasNew Site Development Kab. Kapuas
New Site Development Kab. KapuasBagus ardian
 
NUSP-2 Profile in Bima City FY 2019
NUSP-2 Profile in Bima City FY 2019NUSP-2 Profile in Bima City FY 2019
NUSP-2 Profile in Bima City FY 2019Bagus ardian
 
Karya Tulis New Site Development Kota Palopo
Karya Tulis New Site Development Kota PalopoKarya Tulis New Site Development Kota Palopo
Karya Tulis New Site Development Kota PalopoBagus ardian
 
Program New Site Development NUSP Phase 2
Program New Site Development NUSP Phase 2Program New Site Development NUSP Phase 2
Program New Site Development NUSP Phase 2Bagus ardian
 

Mais de Bagus ardian (20)

Rakor POKJA CIP NUDP - Tangerang Selatan 14112023.pptx
Rakor POKJA CIP NUDP - Tangerang Selatan 14112023.pptxRakor POKJA CIP NUDP - Tangerang Selatan 14112023.pptx
Rakor POKJA CIP NUDP - Tangerang Selatan 14112023.pptx
 
Complaint Handling Report - Periode Juni 2023.pdf
Complaint Handling Report - Periode Juni 2023.pdfComplaint Handling Report - Periode Juni 2023.pdf
Complaint Handling Report - Periode Juni 2023.pdf
 
Complaint Handling Report - Periode Triwulan 2 - 2023.pdf
Complaint Handling Report - Periode Triwulan 2 - 2023.pdfComplaint Handling Report - Periode Triwulan 2 - 2023.pdf
Complaint Handling Report - Periode Triwulan 2 - 2023.pdf
 
Complaint Handling Report - Periode Triwulan 1 - 2023.pdf
Complaint Handling Report - Periode Triwulan 1 - 2023.pdfComplaint Handling Report - Periode Triwulan 1 - 2023.pdf
Complaint Handling Report - Periode Triwulan 1 - 2023.pdf
 
Laporan Pengaduan Masyarakat P3TB Tahun 2022
Laporan Pengaduan Masyarakat P3TB Tahun 2022Laporan Pengaduan Masyarakat P3TB Tahun 2022
Laporan Pengaduan Masyarakat P3TB Tahun 2022
 
LAPORAN QAQC BSPS NAHP FY 2022 PERIODE DESEMBER
LAPORAN QAQC BSPS NAHP FY 2022 PERIODE DESEMBERLAPORAN QAQC BSPS NAHP FY 2022 PERIODE DESEMBER
LAPORAN QAQC BSPS NAHP FY 2022 PERIODE DESEMBER
 
Penilaian Kualitas Rumah Layak Huni - RLH Program BSPS & BP2BT NAHP TA 2021
Penilaian Kualitas Rumah Layak Huni - RLH Program BSPS & BP2BT NAHP TA 2021Penilaian Kualitas Rumah Layak Huni - RLH Program BSPS & BP2BT NAHP TA 2021
Penilaian Kualitas Rumah Layak Huni - RLH Program BSPS & BP2BT NAHP TA 2021
 
EVALUASI DATA BSPS NAHP TA 2018 - TA 2021
EVALUASI DATA BSPS NAHP TA 2018 - TA 2021EVALUASI DATA BSPS NAHP TA 2018 - TA 2021
EVALUASI DATA BSPS NAHP TA 2018 - TA 2021
 
Virtual Monitoring November 2021 - BSPS NAHP TA 2021
Virtual Monitoring November 2021 - BSPS NAHP TA 2021Virtual Monitoring November 2021 - BSPS NAHP TA 2021
Virtual Monitoring November 2021 - BSPS NAHP TA 2021
 
Struktur LED Transparent
Struktur LED Transparent Struktur LED Transparent
Struktur LED Transparent
 
Pelaksanaan RA & QAQC pada BSPS NAHP TA 2021
Pelaksanaan RA & QAQC pada BSPS NAHP TA 2021Pelaksanaan RA & QAQC pada BSPS NAHP TA 2021
Pelaksanaan RA & QAQC pada BSPS NAHP TA 2021
 
Penjelasan Pelaksanaan QAQC pada Program BSPS NAHP TA 2020
Penjelasan Pelaksanaan QAQC pada Program BSPS NAHP TA 2020Penjelasan Pelaksanaan QAQC pada Program BSPS NAHP TA 2020
Penjelasan Pelaksanaan QAQC pada Program BSPS NAHP TA 2020
 
Resume Pelaksanaan New Site Development Kabupaten Kapuas
Resume Pelaksanaan New Site Development Kabupaten KapuasResume Pelaksanaan New Site Development Kabupaten Kapuas
Resume Pelaksanaan New Site Development Kabupaten Kapuas
 
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota Bima
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota BimaResume Pelaksanaan New Site Development Kota Bima
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota Bima
 
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota Palopo
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota PalopoResume Pelaksanaan New Site Development Kota Palopo
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota Palopo
 
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota Kendari
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota KendariResume Pelaksanaan New Site Development Kota Kendari
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota Kendari
 
New Site Development Kab. Kapuas
New Site Development Kab. KapuasNew Site Development Kab. Kapuas
New Site Development Kab. Kapuas
 
NUSP-2 Profile in Bima City FY 2019
NUSP-2 Profile in Bima City FY 2019NUSP-2 Profile in Bima City FY 2019
NUSP-2 Profile in Bima City FY 2019
 
Karya Tulis New Site Development Kota Palopo
Karya Tulis New Site Development Kota PalopoKarya Tulis New Site Development Kota Palopo
Karya Tulis New Site Development Kota Palopo
 
Program New Site Development NUSP Phase 2
Program New Site Development NUSP Phase 2Program New Site Development NUSP Phase 2
Program New Site Development NUSP Phase 2
 

Último

Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...iswantosapoetra
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptRyanWinter25
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxPENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxRyanWinter25
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 

Último (14)

Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxPENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 

Petunjuk Konstruksi Bangunan Rumah BSPS NAHP

  • 1. PETUNJUK KONSTRUKSI BANGUNAN RUMAH BSPS T A H U N 2 0 2 1
  • 2. Agenda PENDAHULUAN DASAR – DASAR RUMAH SEHAT RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA MODUL TEKNIS RUMAH LAYAK HUNI
  • 4. Dalam pelaksanaan kegiatan BSPS dilakukan beberapa tahap, antara lain yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Saat memasuki tahap pelaksanaan konstruksi Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) mendampingi penerima bantuan dan tukang bangunan dalam proses pembangunan rumah BSPS. Pada saat melaksanakan pendampingan TFL perlu dibekali pemahaman cara membangun rumah sehat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, saat pelaksanaan konstruksi mulai dari pondasi, sloff, kolom, dinding dan rangka atap. Agar Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) dapat melakukan pendampingan yang benar maka perlu disusun Buku Saku Petunjuk Konstruksi Bangunan Rumah BSPS 2021. Pedoman bagi pemangku kepentingan dan masyarakat yang akan memanfaatkan program BSPS, khususnya Tenaga Fasilitator Lapangan dan KorKab. Memudahkan pemangku kepentingan dan masyarakat dalam memahami prosedur program BSPS, khususnya Tenaga Fasilitator Lapangan dan KorKab. Dasar-dasar Rumah Sehat, Rumah Sederhana Tahan Gempa, Modul Teknis Rumah Layak Huni
  • 5. 01 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 07/PRT/M/2018 2018 Tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 02 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 05/PRT/M/2016 Tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung 03 Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 403/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat); atau batasan lebar kaveling paling rendah 5 (lima) meter untuk siteplan yang telah di setujui pemerintah daerah paling lambat 1 Oktober 2019 04 Surat Edaran Nomor: 3/SE/Dr/2021 Tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
  • 6. DASAR-DASAR RUMAH SEHAT Sumber : Dasar-Dasar Rumah Sehat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum, Oktober 2016, Jakarta
  • 7. PRASARANA LINGKUNGAN PERSAMPAHAN Jalan-jalan dan jembatan AIR BERSIH DRAINASE JARINGAN AIR KOTOR TELEPON LISTRIK Kebutuhan akan rumah dapat dikategorikan sebagai salah satu kebutuhan pokok atau sebagai persyaratan minimal yang harus dipenuhi suatu keluarga selain pangan dan sandang. Konsep rumah tidak sebatas bentuk bangunan fisik saja. Fungsi rumah adalah sebagai tempat tinggal dalam suatu lingkungan yang seharusnya dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang diperlukan manusia untuk memasyarakatkan dirinya. Dalam pengertian diatas maka dapat dikatakan rumah sehat adalah rumah yang memungkinkan para penghuninya dapat mengembangkan dan membina fisik mental maupun sosial keluarga. SARANA LINGKUNGAN Pelayanan sosial, yang terdiri dari sekolah, puskesmas/rumah sakit dan pemerintahan Fasilitas sosial, yang terdiri dari tempat peribadatan, tempat pertemuan, lapangan olahraga/ruang terbuka/tempat bermain, dan perbelanjaan
  • 8. Kepala (Atap) A Elemen Bangunan Rumah Kaki C Badan B
  • 9. Cukup memenuhi syarat kesehatan, yaitu: 1) Lantai dan dinding harus kering (tidak lembab) dan mudah dibersihkan. Agar tetap kering, maka lantai harus: a. Terbuat dari bahan bangunan yang tidak menghantar air tanah ke permukaan lantai (kedap air). b. Berada lebih tinggi dari halaman luar dengan ketinggian lantai minimal sebagai berikut: - 10 cm dari pekarangan - 25 cm dari permukaan jalan
  • 10. 2) Ventilasi/jendela yang cukup agar udara dalam ruangan dapat selalu mengalir. Luas bukaan jendela minima 1/9 luas ruang lantai Alur Udara 3) Lubang bukaan/jendela harus dapat ditembus sinar matahari. 4) Letak rumah yang baik adalah sesuai dengan arah matahari (timur-barat) agar penyinaran sinar matahari dapat merata dari jam 08.00 – 16.00. Letak dan Arah Rumah
  • 11. b. Rumah harus memenuhi rasa nyaman 1) Pengaturan ruang-ruang: a) Penyediaan macam ruangan dalam rumah harus mencukupi, sesuai dengan b) kebutuhan. Sebuah rumah tinggal harus mempunyai ruangan sebagai berikut: - Ruang tidur - Ruang makan - Ruang tamu - Dapur - Kamar mandi dan kakus c) Ruang-ruang diatur sesuai dengan fungsinya. Ruang dengan fungsi yang berhubungan erat diletakan berdekatan agar pencapaiannya lebih mudah dan kegiatan dapat berjalan lancar c) ika ruangan terbatas, suatu ruangan dapat dimanfaatkan untuk beberapa fungsi. Misalnya ruang makan dapat juga dimanfaatkan sebagai ruang keluarga dan ruang belajar.
  • 12. Pengaturan Ruangan di Rumah Pengaturan Ruangan Kamar Tidur 2) Penataan ruang a) Kamar tidur Sinar matahari pagi bisa masuk, maka luas jendela minimal 1/9 luas ruangan. Jangan terlalu banyak perabot dalam ruangan tidur, agar udara dapat mengalir dengan baik. Cukup sebuah lemari, tempat tidur, dan meja bila diperlukan atau mengefisiensikan dinding menjadi bagian elemen perabot rumah tangga, seperti lemari pakaian yang disatukan fungsinya dengan meja belajar dan lain-lain.
  • 13. b) Ruang makan Selain digunakan untuk kegiatan makan, biasanya juga berfungsi sebagai tempat dan ruang keluarga. Harus mempunyai penerangan alami dan penerangan buatan yang cukup dengan memberi bukaan jendela yang menghadap ke arah luar.
  • 14. c) Dapur Dapur berhubungan dengan api, maka harus:  Mempunyai lubang bukaan/jendeka yang cukup.  Dinding sekitar kompor/tungku dilapisi seng atau bahan tahan api, terutama untuk dinding kay atau bambu.  Sediakan karung yang mudah dibasahi dan ember berisi air didekat kompor/tungku sebagai salah satu upaya penanggulangan pertama bila kompor/tungku terbakar.
  • 15. d) Kamar mandi, cuci dan kakus. - Harus mempunyai lubang angin dan penerangan yang cukup, agar sinar matahari dapat masuk dan peredaran udara dapat terjadi dengan baik. - Dinding kamar mandi/kakus harus apat kedap air agar percikan air tidak merusak komponen bangunan. Letak sumur pengotor (cubluk, sumur resapan dan lain-lain) minimal berjarak horisontal 11 meter dari sumber air bersih
  • 16. Ukuran Tangki Septic Tank Contoh lubang untuk menampung dan meresapkan limbah dari kakus adalah tangki septic. Tangki septic adalah ruangan kedap air yang berfungsi untuk menampung dan mengolah air limbah dari kakus.
  • 17. a. Pengaturan luas bangunan dan luas lahan adalah 40% luas bangunan berbanding minimal 60% luas lahan b. Pengaturan Sanitasi 1) Air bersih Harus tersedia sumber air bersih yang menjadi sumber air minum bagi masyarakat di lingkungan permukiman. Jika sumber air di sekitar lingkungan permukiman tidak memenuhi syarat untuk diminum, harus dilakukan penjernihan air terlebih dahulu
  • 18. Salah satu contoh penjernihan air, yaitu penjernihan air dengan menggunakan biji kelor dengan tahapan sebagai berikut: Air baku dimasukan ke dalam tong sebanyak 25 liter; Biji kelor yang telah tua dan kering di pohon sebanyak 10- 25 butir kemudian digerus sampai halus seta dilarutkan kedalam sedikit air dan dikocok-kocok; Masukan larutan tepung biji kelor tadi ke dalam tong pengaduk/pengendap, yang telah diisi air baku, kemudian diaduk dengan memutar batang pengaduk selama 5-10 menit bertahap mulai cepat kemudian perlahan-lahan; Biarkan air tersebut selama 1-2 jam.
  • 19. 2) Air Kotor Saluran untuk air buangan dibedakan menjadi: a) Saluran air hujan: terbuka, terletak dibawah saluran atap dan harus dapat mengalirkan air hujan ke saluran air hujan lingkungan dengan kemiringan minimal 2% b) Saluran air bekas mandi dan cuci : Terbuka dan dialirkan menuju ke saluran lingkungan c) Saluran air kotor dari kakus Tertutup, disalurkan menuju cubluk atau tangki septic untuk kemudian cairannya dialirkan ke sumur peresapan atau penyaringan yang elanjutnya dapat dibuang ke badan air yang ada (sungai dan lain-lain) Saluran Air Hujan
  • 20. Jika sampah kering dapat dibakar Setelah lubang hamper penuh, timbun dengan tanah Sampah dimasukkan ke dalam lubang Komposter 1 Komposter 2 Komposter 3 c. Penanganan Sampah Sampah harus dibuang pada tempatnya karena jika dibuang sembarangan dapat merusak lingkungan, menyumbat saluran air yang dapat menyebabkan banjir. Contoh pengolahan sampah dapur adalah Komposter. Komposter rumah tangga adalah alat yang digunakan untuk pengomposan sampah dapur menjadi kompos. Komposter rumah tangga ini merupakan teknologi pengolahan sampah rumah tangga dengan sistem daur ulang sampah dapur yang ditanam dalam tanah, dengan dasar tabung diletakan minimal 30 cm dari muka air tanah.
  • 21. d. Manfaat pekarangan Halaman rumah sebaiknya ditanami tanaman yang bermanfaat, seperti sayur sayuran, tanaman untuk obat- obatan (apotik hidup), pohon rindang sebagai peneduh, dan lain-lain
  • 22. RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA Sumber : Lampiran II Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 05/PRT/M/2016 Tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung Persyaratan Pokok Tahan Gempa Dan Desain Prototipe Bangunan Gedung Sederhana 1 (Satu) Lantai
  • 23. A. Persyarata pokok tahan gempa 1. Kualitas bahan bangunan yang baik; 2. Keberadaan dan dimensi struktur yang sesuai; 3. Seluruh elemen struktur utama tersambung dengan baik; dan 4. Mutu pengerjaan yang baik.
  • 24. Bahan bangunan yang dipergunakan dalam pembangunan bangunan tahan gempa harus berkualitas baik dan proses pengerjaan yang benar. a. beton Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat campuran beton adalah: Pencampuran Beton Pengujian Sederhana Dengan Meletakkan Campuran Beton di Tangan Pengujian Sederhana Dengan Menggunakan Cetakan dan Mengukur Selisih Ketinggian dengan Cetakan Campuran beton terdiri dari 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil : 0,5 air. Perlu diperhatikan penambahan air dilakukan sedikit demi sedikit dan disesuaikan agar beton dalam keadaan pulen (tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental).
  • 25. Ukuran kerikil yang baik maksimum 20 mm dengan gradasi yang baik Semen yang digunakan adalah semen tipe 1 yang berkualitas sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
  • 26. Bahan Campuran Mortar Proses Pencampuran Mortar Hasil Pencampuran Mortar yang Baik Campuran volume mortar memiliki perbandingan 1 semen : 4 pasir bersih: air secukupnya. Pasir yang dipergunakan sebaiknya tidak mengandung lumpur kaena lumpur dapat mengganggu ikatan dengan semen.
  • 27. Pondasi Dari Batu Kali/Gunung Pondasi terbuat dari batu kali atau batu gunung yang keras dan memiliki banyak sudut agar ikatan dengan mortar menjadi kuat. Kualitas Batu Kali/Gunung yang Baik Digunakan Sebagai Pondasi
  • 28. Pengujian Sederhana Kekuatan Batu Bata Batu bata yang digunakan harus memenuhi syarat: 1) bagian tepi lurus dan tajam; 2) tidak banyak retakan; 3) tidak mudah patah; dan 4) dimensi tidak terlalu kecil dan seragam. Selain itu, batu bata yang baik akan bersuara lebih denting ketika dipukulkan satu sama lain. Kualitas Batu Bata Yang Baik
  • 29. 2 3 1
  • 30. Sebelum batu bata dipasang lakukan perendaman bata sekitar 510 menit hingga tercapai jenuh permukaan kering pada bata, kemudian dikeringkan sebelum direkatkan dengan mortar. Hal ini dilakukan agar tingkat penyerapan bata terhadap air campuran mortar tidak terlalu cepat, karena pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan ikatan menjadi kurang kuat. Batu bata yang baik pada saat direndam tidak mengeluarkan banyak gelembung dan tidak hancur. Perendaman Batu Bata Sebelum Dipasang
  • 31. Kayu yang digunakan harus berkualitas baik dengan ciri-ciri: 1) keras; 2) kering; 3) berwarna gelap; 4) tidak ada retak; dan 5) lurus. Kayu Yang Baik Digunakan Dalam Pembangunan
  • 32. Struktur utama bangunan rumah tinggal tunggal terdiri dari: a. pondasi; b. balok pengikat/sloof; c. kolom; d. balok keliling/ring; dan e. struktur atap. Proses konstruksi struktur utama harus memperhatikan ketepatan dimensi dan melalui metode yang benar. a. pondasi Pada kondisi tanah yang cukup keras, pondasi yang terbuat dari batu kali dapat dibuat dengan ukuran sebagai berikut:
  • 33. Dimensi Tulangan Balok Pengikat/Sloof Balok pengikat/sloof memiliki spesifikasi sebagai berikut: 1) ukuran balok pengikat/sloof 15 x 20 cm; 2) diameter tulangan utama 10 mm; 3) diameter tulangan begel 8 mm; 4) jarak antar tulangan begel 15 cm; dan 5) tebal selimut beton dari sisi terluar begel 15 mm
  • 34. Kolom memiliki spesifikasi sebagai berikut: 1) ukuran kolom 15 x 15 cm; 2) diameter tulangan utama baja 10 mm; 3) diameter tulangan begel baja 8 mm; 4) jarak antar tulangan begel 15 cm; dan 5) tebal selimut beton dari sisi terluar begel 15 mm Balok keliling/ring memiliki spesifikasi sebagai berikut: 1) ukuran balok keliling/ring 12 x 15 cm; 2) diameter tulangan utama baja 10 mm; 3) diameter tulangan begel baja 8 mm; 4) jarak antar tulangan begel 15 cm; dan 5) tebal selimut beton dari sisi terluar begel 15 mm. Dimensi Tulangan Balok Keliling/Ring Dimensi Tulang Kolom Balok Keliling/Ring
  • 35. Struktur atap berfungsi untuk menopang seluruh sistem penutup atap yang ada di atasnya. Struktur atap terdiri dari: 1) kuda-kuda kayu; 2) gunung-gunung/ampig; dan 3) ikatan angin. Pemasangan bagian ujung tulangan begel pada balok pengikat/sloof, kolom, dan balok keliling/ring harus ditekuk paling sedikit 5 cm dengan sudut 135 untuk memperkuat ikatan dengan tulangan utama. Tekukan Ujung Tulangan Begel Struktur Atap
  • 36. Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang paling panjang sekitar 12 m. Konstruksi kuda-kuda kayu harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh sehingga mampu memikul beban tanpa mengalami perubahan. Kuda-kuda kayu diletakkan di atas dua kolom berseberangan selaku tumpuan.
  • 37. Ikatan antar batang pada kuda-kuda kayu diperkuat dengan plat baja dengan ketebalan 4 mm dan lebar 40 mm atau papan dengan ketebalan 20 mm dan lebar 100 mm. Kuda-kuda Kayu Dengan Pengikat Plat Baja Pemasangan Plat Baja Pada Kuda-Kuda Kayu Menggunakan Bor Listrik Pemasangan Plat Baja Pada Kuda-kuda Kayu Dimensi Plat Baja dan Baut Sebagai Pengikat Kuda-Kuda Kayu
  • 38. Bingkai gunung-gunung/ampig terbuat dari beton bertulang dengan spesifikasi sebagai berikut: ukuran bingkai 15 x 12 cm; tulangan utama dengan diameter 10 mm; tulangan begel dengan diameter 8 mm; dan tebal selimut beton 10 mm. Gunung-gunung/ampig terbuat dari susunan bata yang direkatkan dengan campuran mortar (perbandingan 1 semen : 4 pasir : air secukupnya) dan diplaster. Penggunaan bahan yang ringan seperti papan dan Glassfibre Reinforced Cement (GRC) juga dianjurkan untuk meminimalkan dampak apabila gunung- gunung/ampig roboh pada saat terjadi gempa Tulangan Pada Bingkai Gunung- Gunung/Ampig Gunung-Gunung/Ampig
  • 39. Ikatan angin berfungsi sebagai pengikat antar kuda-kuda kayu, antar gunung-gunung/ampig, atau antara kuda-kuda kayu dengan gunung- gunung/ampig agar berdiri tegak, kokoh, dan sejajar Ikatan Angin Sebagai Pengikat Antar Kuda- Kuda Kayu Tulangan Pada Bingkai Gunung- Gunung/Ampig Ikatan Angin Antara Kuda-Kuda Kayu dengan Gunung-Gunung/Ampig Pertemuan Antara Ikatan dengan Gunung-Gunung/Ampig
  • 40. Detail Pertemuan Antara Ikatan Angin dengan Gunung- Gunung/Ampig Detail Pertemuan Antara Ikatan Angin dengan Gunung- Gunung/Ampig
  • 41. Dinding berfungsi sebagai pembatas dan tidak menopang beban. Dinding terbuat dari pasangan batu bata yang direkatkan oleh spesi/siar dengan perbandingan campuran 1 semen : 4 pasir : air secukupnya. Luas dinding maksimal adalah 9 m2 sehingga jarak palling jauh antar kolom adalah 3 m Untuk menambah kekuatan, dinding diplaster dengan campuran mortar (perbandingan campuran 1 semen : 4 pasir : air secukupnya) ketebalan 2 cm. Proses Pemasangan Batu Bata Untuk Dinding Detail Dinding Luas Maksimum Dinding dan Jarak Maksimum Antar Kolom
  • 42. Seluruh elemen struktur bangunan tahan gempa harus menjadi satu kesatuan sehingga beban dapat ditanggung dan disalurkan secara proporsional. Struktur bangunan juga harus bersifat daktail/elastis sehingga dapat bertahan apabila mengalami perubahan bentuk pada saat terjadi bencana gempa. Hubungan antar elemen struktur bangunan rumah tinggal tunggal tahan gempa terdiri dari: a. hubungan antara pondasi dengan balok pengikat/sloof; b. hubungan antara balok pengikat/sloof dengan kolom; c. hubungan antara kolom dengan dinding; d. hubungan antara kolom dengan balok keliling/ring; e. hubungan antara balok keliling/ring dengan kuda-kuda kayu; dan f. angkur gunung-gunung. a. Hubungan Antara Pondasi dengan Balok Pengikat/Sloof Untuk menghubungkan pondasi ke balok pengikat/sloof ditanam angkur besi dengan jarak paling jauh tiap angkur adalah 1 m.
  • 43. Pada hubungan antara balok pengikat/sloof dengan kolom, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balok pengikat/sloof dengan ‘panjang lewatan’ paling pendek 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm). Hubungan Antara Pondasi dengan Balok Pengikat/Sloof Antara kolom dan dinding dihubungkan dengan pemberian angkur setiap 6 lapis bata. Penggunaan angkur dengan diameter 10 mm dan panjang minimal 40 cm. Pemasangan Angkur Besi Sebagai Pengikat Antara Kolom dengan Dinding Pada Sudut Bangunan
  • 44. Pada hubungan antara kolom dengan balok keliling/ring, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balok keliling/ring dengan ‘panjang lewatan’ paling pendek 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm). Tulangan Kolom Yang Akan Dibengkokkan Ke Dalam Balok Keliling/Ring Kayu Pengikatan kuda-kuda pada balok keliling/ring dilakukan dengan menanam angkur atau baut dengan diameter paling kecil 10 mm Hubungan Antara Balok Keliling/Ring dengan Kuda-Kuda Kayu Hubungan Antar Kolom dengan Balok Keliling/Ring Angkur Menggunakan Besi diameter 10mm yang ditanam kedalam balok keliling/ring Angkur/Baut Tanam min Diameter 10mm Menyambung Kuda-kuda dengan blok ring
  • 45. Pengikatan kuda-kuda pada balok keliling/ring dapat juga dapat dilakukan dengan cara menanam angkur besi ke dalam balok keliling/ring kemudian angkur diputar menggunakan pipa besi. Pengikatan Kuda-Kuda Kayu Pada Balok Keliling/Ring Menggunakan Angkur Hubungan Antara Tulangan Bingkai Gunung-Gunung/Ampig dengan Tulangan Kolom dan Balok Keliling/Ring Dalam pasangan bata pada gunung-gunung diberi angkur setiap 6 lapis bata. Penggunaan angkur dengan diameter paling kecil 10 mm dan panjang minimal 40 cm. Hubungan Angkur Pada Gunung-Gunung/Ampig
  • 46. Pengecoran beton baik pada kolom maupun balok harus memperhatikan hal- hal sebagai berikut: a. pastikan cetakan/bekisting benar- benar rapat dan kuat/kokoh; b. pada pengecoran kolom dilakukan secara bertahap setiap 1 m; c. pada saat pengecoran harus dipastikan adukan di dalam cetakan padat dan tidak berongga untuk menghindari ada bagian yang keropos; d. pelepasan cetakan/bekisting paling sedikit 3 hari setelah pengecoran. Untuk mempermudah pelepasan cetakan/bekisting dapat menggunakan minyak yang dilumurkan ke permukaan cetakan/bekisting. Kualitas Cetakan/Bekisting Pemasangan Cetakan/Bekisting Untuk Kolom
  • 47. Pengecoran kolom dilakukan secara bertahap setiap 1 m Proses Pengecoran Kolom Pemadatan Beton Dengan Memukul-mukul Cetakan/Bekisting dan Campuran Beton Dirojok Menggunakan Besi atau Bambu Hasil Pengecoran
  • 48. Penyangga Cetakan/Bekisting Menggunakan Bambu Pelepasan Cetakan/Bekisting Perangkaian Tulangan Balok Keliling/Ring Di Atas Dinding Pengecoran Balok Pengikat/Sloof Pada pengecoran balok keliling/ring, tulangan dirangkai di atas dinding. Cetakan/bekisting pada balok yang menggantung harus diberi penyangga di bawahnya menggunakan kayu atau bamboo yang kuat menahan beban campuran beton
  • 49.
  • 50.
  • 51.
  • 52.
  • 53.
  • 54. MODUL TEKNIS RUMAH LAYAK HUNI Sumber : MODUL TEKNIS RUMAH LAYAK HUNI, Direktorat Rumah Swadaya, Direktorat Jenderal Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan, Maret 2021
  • 55. MODUL TEKNIS RUMAH LAYAK HUNI Sumber : Keria Rumah Layak Huni – Akses Sanitasi Layak | NAWASIS – National Water and Sanitation Information Services
  • 56. INDIKATOR UTAMA Ketahanan konstruksi Akses Sanitasi Akses Air Minum Luas Lantai per Kapita *) jika salah satu indikator komponen tidak memenuhi standar, maka hunian dianggap tidak layak KRITERIA RUMAH LAYAK HUNI DALAM SDG’s 1. Ketahanan Bangunan a. Keandalan Komponen Struktur (Pondasi; Sloof/balok kayu bawah; kolom beton/kayu; ring balok beton/kayu; rangka atap kayu/baja ringan/beton) dan b. Peningkatan Kualitas Bahan Komponen Non Struktur (Penutup Atap, Lantai dan Dinding) 2. Kecukupan Luas tempat tinggal Luas lantai per kapita > 7,2 m2 3. Akses terhadap Air Minum Akses terhadap akses air minum yang layak 4. Akses terhadap Sanitasi Akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
  • 57. KRITERIA RUMAH LAYAK HUNI DALAM SDG’s SYARAT POKOK RUMAH SEDERHANA AMAN Kualitas Bahan Bangunan Yang Baik; Keberadaaan Dan Dimensi Struktur Yang Sesuai; Seluruh Elemen Struktur Utama Tersambung Dengan Baik; Mutu Pengerjaan Yang Baik.
  • 58. Kriteria Definisi yang digunakan Akses Aman Sumber air layak, lokasi sumber ada di dalam atau di halaman rumah, tersedia setiap saat dibutuhkan, dan memenuhi kualitas air minum Akses Layak Dasar Sumber air minum layak dan waktu tempuh mengumpulkan air ≤ 30 menit untuk pulang pergi termasuk antri Akses Layak Terbatas Sumber air minum layak, namun waktu tempuh mengumpulkan air >30 menit untuk pulang pergi termasuk antri Akses Tidak Layak sumber air minum tidak layak berasal dari sumur tidak terlindungi dan mata air tidak terlindungi Tidak Ada Akses sumber air berasal dari air permukaan seperti; sungai/waduk/kolam/ danau/irigasi Kriteria Definisi yang digunakan Akses Aman Akses Aman Sistem Terpusat: a. Pengguna fasilitas sanitasi: rumah tangga sendiri; b. Bangunan atas: jenis kloset menggunakan leher angsa; c. Bangunan bawah: Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) / Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL). Akses Aman Sistem Setempat: a. Pengguna fasilitas sanitasi: rumah tangga sendiri; b. Bangunan atas: jenis kloset menggunakan leher angsa; c. Bangunan bawah: tangki septik yang pernah disedot setidaknya sekali dalam 5 tahun terakhir*
  • 59. Kriteria Definisi yang digunakan Akses Layak Sendiri Perkotaan dan Perdesaan: a. Pengguna fasilitas sanitasi: rumah tangga sendiri; b. Bangunan atas: jenis kloset menggunakan leher angsa; c. Bangunan bawah: tangki septik tidak disedot/ disedot kurang dari 1x dalam 5 tahun. Akses Layak Bersama Perkotaan dan Perdesaan: a. Pengguna fasilitas sanitasi: rumah tangga bersama dengan rumah tangga lain tertentu; b. Bangunan atas: jenis kloset menggunakan leher angsa; c. Bangunan bawah: d. Tangki septik yang pernah disedot setidaknya sekali dalam 5 tahun terakhir*; atau e. Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL/ SPAL). Akses Belum Layak Fasilitas Sanitasi dengan Lubang Tanah di Perkotaan: a. Pengguna fasilitas sanitasi: sendiri atau bersama dengan rumah tangga lain tertentu; b. Bangunan atas: jenis kloset menggunakan leher angsa; c. Bangunan bawah: tempat pembuangan akhir tinja mengggunakan lubang tanah. Fasilitas Sanitasi Non Leher Angsa (Perkotaan dan Perdesaan): a. Pengguna fasilitas sanitasi: sendiri atau digunakan bersama; b. Bangunan atas: jenis kloset menggunakan plengsengan dengan dan tanpa tutup dan cubluk/cemplung; c. Bangunan bawah: tempat pembuangan akhir tinja menggunakan tangki septik, IPAL/SPAL dan/atau lubang tanah. Fasilitas Umum: Pengguna Fasilitas sanitasi: di MCK umum/siapapun menggunakan.
  • 61. Kerikil Semen Batu Belah  Maksimal berukuran D 20 mm  Memiliki banyak sudut agar dapat mengunci ketika beton mengeras  Gunakan semen biasa atau tipe 1 ber SNI (tertera pada bungkusnya)  Pastikan semen kering dan kemasan tidak rusak  Keras dan tidak mudah pecah  Dapat diperoleh dari batu kali atau batu gunung yang dipecah  Memiliki banyak sudut untuk mengunci spesi pasangan fondasi Besi Tulangan  Gunakan jenis besi tulangan yang tepat sesuai kegunaan  Besi berstandar SNI  Tidak berkarat dan tidak bengkok permanen Kawat Beton  Gunakan kawat beton baru tanpa karat yang berlebihan Kayu  Gunakan kayu dengan kelas yang sesuai  Pilihlah kayu yang keras, padat, kering, berwarna gelap, tidak ada retak, lurus
  • 62. Pasir Air Seng  Gunakan pasir yang bersih dari lumpur, potongan kayu, maupun sampah  Gunakan air bersih yang bebas dari lumpur dan tanah  Jangan gunakan air payau atau air laut  Gunakan seng berstandar SNI  Pilihlah seng yang tidak mudah berkarat  Saat menghitung RAB, perhitungkan lebihan (sambungan) antar lembar seng Batako  Gunakan batako dengan permukaan mulus dan rata  Batako berusia minimal 1 bulan  Batako mempunyai kuat tekan tinggi Kawat Ayam  Untuk dinding simpai, pilihlah kawat ayam minimal D 2 mm dengan rongga kawat berukuran maksimal 5 cm
  • 63. Bata  Berbentuk persegi, pinggiran lurus dan tajam, ukuran relatif sama  Tidak terlalu banyak retak, tidak mudah patah  Bersuara denting apabila dipukulkan satu sama lain Fiber Cement  Gunakan fiber cement berstandar SNI  Pilihlah fiber cement dengan ketebalan yang sesuai  Perhatikan panjang yang diperlukan Spandek  Gunakan atap spandek berstandar SNI  Pilihlah fiber cement dengan ketebalan yang sesuai  Perhatikan panjang yang diperlukan Genteng Tanah Liat  Pilih genteng yang terbuat dari tanah liat murni, kuat, dan kokoh  Ukuran seragam antar genteng  Mengeluarkan suara nyaring bila diketuk  Permukaan rata dan halus (tidak banyak pori)
  • 64. MODEL KONSTRUKSI RUMAH SEDERHANA KONSTRUKSI RUMAH TEMBOK KONSTRUKSI RUMAH KAYU PANGGUNG KONSTRUKSI RUMAH KAYU NON PANGGUNG KONSTRUKSI RUMAH SETENGAH TEMBOK
  • 65. NO JENIS KEGIATAN KLASIFIKASI KRITERIA 1 Peningkatan Kualitas (PKRS) Tidak Layak Huni Peningkatan kualitas beberapa komponen Struktur seperti fondasi, sloof, kolom, balok, kerangka atap dan peningkatan kualitas bahan beberapa komponen Non-Struktur meliputi pengisi/penutup bagian ruang yang tidak menahan beban agar rumah menjadi layak fungsi seperti; lantai, dinding, kusen, penutup atap, langit-langit, daun pintu, dan daun jendela No Indikator Daftar Larangan 1 Kepemilikan Lahan/Lokasi Rumah Tidak punya legalitas tanah. Dalam sengketa/ rawan sengketa. Tidak sesuai tata ruang wilayah. Tidak berada di area/ lokasi liquifikasi Tanah sewa/kontrak. Lahan milik negara Berada di daerah potensi banjir Berada pada daerah sepadan sungai Berada pada jalur SUTT dan SUTET Berada pada daerah potensi longsor 2 Bangunan Objek tidak tepat (Bangunan Layak Huni) Bangunan komersil Bukan tempat tinggal 3 Penerima Bantuan Tidak memenuhi kriteria dan persyaratan BSPS. 4 Rencana Penggunaan Material Bangunan Dinding Luar : GRC interior Atap : Daun Rumbia, Ijuk, Asbes, bahan non SNI Kayu : Kayu Kelas IV : Albasia, Terentang untuk Kusen/Struktur
  • 66.  Kualitas bahan bangunan yang kurang baik  Kualitas beton tidak sesuai perbandingan 1:2:3 (kepadatan beton kurang)  Dimensi besi kurang dari standar untuk Ø-10 Utama Ø-8 Begel  Tidak ada penyambungan pembesian antar komponen sebesar 40D  Dimensi Sloof, Kolom, dan Ring Balok tidak sesuai ketentuan  Keberadaaan dan dimensi komponen struktur yang tidak sesuai  Seluruh elemen struktur utama tidak tersambung dengan baik atau tidak ada  Mutu pengerjaan yang kurang baik  Pada dinding Sopi-sopi/ ampig tidak terdapat gewel/ beton pada bidang miring  Tidak ada ikatan angin  Harga satuan RAB berbeda dengan hasil survei  Jarak sengkang > 15 cm  Tidak terbentuk Kekokohan sudut sambungan  Tidak tersedia kamar mandi  Tidak ada tanki septik yang kedap air (hanya cubluk)  Tidak tersedia akses air untuk minum  BUKAAN tidak memenuhi aspek kesehatan  PENGHAWAAN → 5 % dari luas lantai  Jumlah penghuni yang tinggal tidak sesuai dengan standar luas minimal bangunan  Masyarakat terpaku pada luasan bangunan dahulu dibandingkan aspek keselamatan bangunan
  • 68. PONDASI SLOOF Penilaian Komponen Struktur Bangunan 01 RUSAK RINGAN < 30 % RUSAK SEDANG 31 – 45 % RUSAK BERAT 46 – 65 % RUSAK TOTAL 66 – 100 %
  • 69. Penilaian Komponen Struktur Bangunan 02 KOLOM RUSAK RINGAN < 30 % RUSAK SEDANG 31 – 45 % RUSAK BERAT 46 – 65 % RUSAK TOTAL 66 – 100 % BALOK RING RANGKA ATAP
  • 70. Penilaian Komponen Non Struktur Bangunan 03 LANTAI DINDING RUSAK RINGAN < 30 % RUSAK SEDANG 31 – 45 % RUSAK BERAT 46 – 65 % RUSAK TOTAL 66 – 100 % PENUTUP ATAP KESIMPULAN 1❑ FONDASI ❑ SLOOF ❑ KOLOM ❑ RING BALOK ❑ RANGKA ATAP 2❑ PENUTUP ATAP ❑ DINDING ❑ LANTAI Beri tanda pada komponen dengan minimal penilaian rusak berat
  • 71. KESIMPULAN PENILAIAN 04 KESIMPULAN 1❑ PONDASI ❑ SLOOF ❑ KOLOM ❑ RING BALOK ❑ RANGKA ATAP 2 ❑ PENUTUP ATAP ❑ DINDING ❑ LANTAI Rumah Layak Huni / Tingkat kerusakan yang tidak mendapat bantuan 1. Tidak ada komponen struktur yang rusak / hanya 1 komponen struktur yang rusak Rumah Tidak Layak Huni (dapat diberikan bantuan) 1. Minimal 3 Komponen Struktur Rusak Berat 2. Minimal 2 Komponen Struktur Rusak Berat dan 3 Komponen Non Struktur tidak memenuhi Rusak Total 1. 5 Komponen Struktur tidak ada / tidak memenuhi Kesalahan yang sering terjadi dalam penilaian rumah ✔ Kesalahan penilaian ✔ Menilai kayu bukan bahan bangunan permanen ✔ Kesalahan pengisian format
  • 72. KESIMPULAN PENILAIAN 04 RUSAK TOTAL ❑ PONDASI ❑ SLOOF ❑ KOLOM ❑ RING BALOK ❑ RANGKA ATAP KOMPONEN STRUKTUR ❑ PENUTUP ATAP ❑ DINDING ❑ LANTAI Komponen Non Struktur ❑ PONDASI ❑ SLOOF ❑ KOLOM ❑ RING BALOK ❑ RANGKA ATAP KOMPONEN STRUKTUR ❑ PENUTUP ATAP ❑ DINDING ❑ LANTAI Komponen Non Struktur ❑ PONDASI ❑ SLOOF ❑ KOLOM ❑ RING BALOK ❑ RANGKA ATAP KOMPONEN STRUKTUR ❑ PENUTUP ATAP ❑ DINDING ❑ LANTAI Komponen Non Struktur ❑ PONDASI ❑ SLOOF ❑ KOLOM ❑ RING BALOK ❑ RANGKA ATAP KOMPONEN STRUKTUR ❑ PENUTUP ATAP ❑ DINDING ❑ LANTAI Komponen Non Struktur Rumah Tidak Layak Huni RUMAH LAYAK HUNI (tidak mendapat bantuan) Kesalahan yang sering terjadi dalam penilaian rumah ✔ Kesalahan penilaian ✔ Menilai kayu bukan bahan bangunan permanen ✔ Kesalahan pengisian format
  • 74. Kerusakan Struktur A Pondasi Sloof Kolom Ring Balok Atap
  • 75. TANAH KERAS TANAH LEMBEK Tanah turun 1 Kerusakan Struktur Pondasi – Turun Sebagian Pondasi turun sebagian
  • 76. 1 2 3 Cara Perbaikan ▪ Bagian pondasi yang turun membuat dinding terbelah ▪ Topang ring balok dengan kayu ▪ Bongkar dinding terlebih dahulu selebar kerusakan pondasi ▪ Bongkar sloof dan pondasi selebar pondasi yang turun ▪ Isi dan padatkan tanah setiap 15-20 cm sampai benar-benar padat dan lurus
  • 77. 4 Cara Perbaikan ▪ Cor kembali sloof beton menggunakan campuran beton 1PC:2PP:3KR:Air secukupnya ▪ Pasang kembali dinding bata merah ▪ Plester dan aci kembali pasangan dinding bata ▪ Pasang kembali pondasi batu belah ▪ Rakit dan pasang tulangan untuk balik sloof 5 6
  • 78. 2 Kerusakan Struktur Sloof – Penambahan Tidak ada sloof
  • 79. 1 2 ▪ Bongkar dinding tinggi 60 cm dan lebar 1-1,5 m ▪ Pasang penopang kayu untuk menyangga dinding ▪ Rakit tulangan utama dan begel sepanjang yang dibutuhkan ▪ Cor beton kembali dengan campuran beton 1PC : 2PP : 3 KR:Air secukupnya ▪ Setelah beton kering pasang kembali dinding Cara Perbaikan
  • 80. 3 4 ▪ Bongkar dinding selanjutnya tinggi 60 cm dan lebar 1-1,5 m ▪ Pasang penopang kayu untuk menyangga dinding ▪ Rakit tulangan utama dan begel sepanjang yang dibutuhkan Cara Perbaikan ▪ Cor beton kembali dengan campuran beton 1PC : 2PP : 3 KR:Air secukupnya ▪ Setelah beton kering pasang kembali dinding
  • 81. 5 6 Cara Perbaikan ▪ Bongkar dinding selanjutnya tinggi 60 cm dan lebar 1-1,5 m ▪ Pasang penopang kayu untuk menyangga dinding ▪ Rakit tulangan utama dan begel sepanjang yang dibutuhkan ▪ Cor beton kembali dengan campuran beton 1PC : 2PP : 3 KR:Air secukupnya ▪ Setelah beton kering pasang kembali dinding
  • 82. Kerusakan Struktur Kolom – Keropos BETON KEROPOS TULANGAN UTAMA BENGKOK 3
  • 83. 1 2 3 ▪ Pasang penopang kayu untuk menyangga ke kuda-kuda atap ▪ Bongkar beton dan tulangan yang keropos ▪ Bongkar dinding sekitaran kolom ▪ Rakit dan pasang tulangan kolom yang rusak dengan yang baru ▪ Pasang angkur dinding Panjang 40 cm ▪ Pasang kembali dinding bata Cara Perbaikan
  • 84. 4 5 ▪ Cor kembali beton kolom sesuai dengan campuran 1PC:2PP:3KR:Air secukupnya Cara Perbaikan ▪ Pasang kembali dinding dengan pasangan bata
  • 85. Kerusakan Struktur Ring Balok – Keropos 4 1 2 ▪ Keropos pada balok sampai memperlihatkan tulangan ▪ Bersihkan dan cor kembali beton dengan adukan 1PC: 2PP:3 KR:Air secukupnya ▪ Jika tulangan bengkok atau rusak maka potong tulangan yang rusak dan rakit dengan tulangan baru ▪ Bersihkan dan cor kembali beton dengan adukan 1PC:2PP:3KR:Air secukupnya
  • 86. Kerusakan Struktur Atap – Kayu Keropos 5 KAYU KEROPOS
  • 87. ▪ Buka penutup atap terlebih dahulu ▪ Jika kondisi kaso tidak terlalu rusak maka dapat diberikan perkuatan sepanjang kayu yang rusak ▪ Topang kayu gording lama dengan menggunakan kayu ▪ Jika kondisi gording tidak terlalu rusak maka dapat diberikan perkuatan sepanjang kayu yang rusak Cara perbaikan/perkuatan 1 Perkuatan Kaso Baru 2 Perkuatan Gording baru
  • 89. Kerusakan Non - Struktur Dinding – Retak Rambut 1 ▪ Gunakan acian untuk menutup celah tersebut ▪ Tunggu tambalan kering selama kurang lebih 14 hari ▪ Tutup kembali menggunakan cat 1 2 ▪ Retak rambut terlihat ▪ Bobok retak rambut selebar 5 cm ▪ Siram terlebih dahulu bagian dinding yang telah dibobok dengan menggunakan selang
  • 90. Kerusakan Non - Struktur Dinding – Lembab Berlumut 2 ▪ Buat adukan trasram dengan campuran 1PC:3PP:Air secukupnya dan tambal bobokan tersebut ▪ Tunggu hingga kering dan selesaikan tahap acian dan finishing cat 2 ▪ Dinding lembap akibat meresapnya air dari tanah (kapilaritas) dan kualitas acian yang buruk ▪ Bobok plesteran dinding hingga bata terlihat 1 Dinding lembap Bobok plesteran
  • 91. Kerusakan Non - Struktur Lantai – Mengembul 3 ▪ Lantai mengembul karena kurang padatnya lapisan bawah keramik atau karena lapisan nat yang terlalu rapat 1 Lantai mengembul 2 ▪ Lepaskan lapisan yang rusak dengan memecahnya secara diagonal 3 ▪ Gali tanah secukupnya ▪ Lakukan pemadatan dengan menimbun dengan tanah baru kemudian lapisan pasir
  • 92. Kerusakan Non - Struktur Lantai – Mengembul 3 ▪ Bersihkan dari kotoran dan gunakan semen instan perekat untuk memasang kembali lantainya 4 ▪ Pasang dan rekatkan keramik baru dengan menggunakan palu dan kayu 5 6 ▪ Oleskan semen pengisi nat secara merata
  • 94. Pondasi 1 2 Pondasi menggunakan pasangan bata merah Pondasi tidak ditanam kedalam tanah Kesalahan konstruksi
  • 95. Sloof Sloof menggunakan pasangan bata merah Ukuran tulangan utama kurang dari 10mm & Jarak begel sloof lebih dari 15 cm Kesalahan konstruksi 1 2 3 Tidak ada sambungan 40d pada Setiap pertemuan sloof
  • 96. Kolom Tulangan utama hanya menggunakan 3 buah Ukuran tulangan utama kurang dari 10mm & Jarak begel kolom lebih dari 15 cm Kesalahan konstruksi Tidak ada sambungan 40d pada setiap pertemuan kolom dengan sloof dan balok 1 2 3
  • 97. Balok Tulangan utama hanya menggunakan 3 buah Ukuran tulangan utama kurang dari 10mm & Jarak begel balok lebih dari 15 cm Kesalahan konstruksi 1 2
  • 98. Atap Tidak terdapat bingkai beton dan kolom sopi- sopi bertulang pada ampig Tidak kolom bertulang pada ampig Kesalahan konstruksi 1 2
  • 99. Atap Tidak terdapat plat baja pengikat pada setiap sambungan kayu Tidak terdapat takikan kayu pada setiap sambungan kayu Kesalahan konstruksi 3 4
  • 100. Alternatif Perbaikan C Pondasi Sloof Kolom Ring Balok Atap
  • 101. Perkuatan menggunakan kawat anyam 1. Kupas kedua plesteran pada dua sisi yang akan diberikan perkuatan (vertikal dan horizontal) lebar 40 cm dan sedalam plesteran 2. Buat kawat anyam 1mm – 5 x 5mm Cara perbaikan Kasus pada rumah tembok tanpa struktur beton bertulang Bagian yang dikupas 3. Kawat ayam dipasang horizontal dan vertical pada sisi bidang 4. Kawat dipasang pada sisi luar dan dalam bangunan
  • 102. Perkuatan sambungan antar komponen 1. bobok selimut beton pada setiap sambungan 40 d 2. Tambah tulangan lebih sepanjang 40 diameter tulangan utama pada sisi tulangan utama 3. ikatkan dengan menggunakan kawat beton Cara perbaikan Kasus pada struktur tulangan yang belum terdapat sambungan 40d 4. Tutup kembali dengan cor beton sesuai dengan syarat yang ditentukan 5. Lakukan pada setiap sambungan antar komponen

Notas do Editor

  1. Drag & drop image directly on placeholder. Press reset button from slides ribbon in case image not fit properly.