2. Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menghimbau bila sifatnya tidak darurat dan
masih bisa melakukan perawatan di rumah, maka sebaiknya tidak perlu mengunjungi
pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Kategori yang dianggap darurat diantaranya:
•Muncul perdarahan pada area mulut yang tak kunjung berhenti;
•Nyeri pada gigi, gusi, atau tulang belakang;
•Nyeri dan pembengkakan (seperti gusi, wajah dan leher);
•Gigi palsu yang tidak berfungsi dengan benar;
•Rasa nyeri akibat kawat gigi;
•Perawatan gigi pasien yang menjalani pengobatan kanker;
•Perawatan pasca-operasi yang tidak dapat dilakukan secara mandiri;
•Trauma yang mempengaruhi kondisi bernapas;
•Perlu adanya tindakan pengambil sampel di area mulut.
3. PDGI juga mengeluarakan keterangan resmi terkait prosedur
pemeriksaan gigi selama pandemi Covid-19. Pasien yang
diperbolehkan berobat harus:
• Keadaan emergency seperti, nyeri gigi yang tidak tertahankan,
mengalami pendarahan, gigi yang tiba-tiba lepas, dan hal yang terjadi
secara tiba-tiba, harus segera di tolong karena sangat mengganggu
dan mengancam kesehatan tubuh secara menyeluruh.
• Dalam keadaan sehat, tidak demam, batuk, pilek.
• Tidak habis bepergian ke daerah-daerah pandemi dalam 24 hari
terakhir
• Tidak habis kontak dengan orang yang suspect corona.
4. Sedangkan dokter gigi yang diperbolehkan
melayani pasien harus:
• Jaga kesehatan, bila sakit diharapkan tidak praktik.
• Dokter gigi dan perawat gigi wajib kenakan APD lengkap.
• Dokter gigi hanya diperbolehkan praktik dalam menangani kasus
darurat.
• Pastikan ruangan dan peralatan praktik dalam kondisi steril.
• Dokter gigi dan pasien wajib lakukan physical distancing.
• Lakukan konsultasi via online.
5. Untuk kasus di luar itu, lebih disarankan melakukan konsultasi jarak jauh,
apalagi jika masih ragu untuk pergi ke dokter gigi. Untuk menjawab hal
itu, telah tersedia suatu platform konsultasi dengan dokter gigi secara
online, yaitu telemedicine/telehealth.
6. Proses konsultasi pasien melalui telemedicine:
• Penilaian dan terapi jarak jauh oleh dokter gigi berdasarkan gejala yang mereka alami yang
didapatkan dari hasil konsultasi melalui media video call.
• Melalui video, data yang didapatkan akan lebih objektif karena dokter dapat melihat data
tambahan berupa tanda visual yang didapatkan dari tatap muka dengan pasien.
• Dalam proses penentuan diagnosis dibutuhkan tiga langkah pasti, yaitu anamnesis (tanya jawab
medis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang apabila dibutuhkan dan pada aplikasi ini,
pemeriksaan hanya akan dilakukan menggunakan video call, yang diharapkan dokter gigi dapat
menggali keluhan pasien dari proses penentuan diagnosis yang seperti biasa dilakukan oleh
dokter seperti biasanya dengan melakukan anamnesis.
• Anamnesis yang dilakukan akan dapat membantu proses menentukan diagnosis hingga kurang
lebih 70% pada hampir setiap kasus penyakit. Sehingga diharapkan konsultasi online ini dapat
membantu menjalankan usaha preventif dan kuratif kesehatan gigi kepada masyarakat Indonesia.