SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
1
2
Buku Wajib
• Rakhmat, 2013. Dimensi Strategis Manajemen Pembangunan.
Alfabeta : Jakarta
• Wrihatnolo, Randy R. Dan Nugroho, Riant. 2006 Manajemen
Pembangunan Indonesia. Elex Media Komputindo : Jakarta
Referensi Lain
• Affifuddin. 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan.
Alfabeta: Jakarta
• Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga.
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
• Tadang, Ambar 1981. Ekonomi Pembangunan. Bina Ilmu :
Surabaya
• Mubyarto, dkk. 1984. Nelayan dan Kemiskin : Studi ekonomi
antropologi di dua desa pantai. Rajawali Pers : Jakarta
3
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat:
1. Pengertian otonomi dan pembangunan daerah
2. Perkembangan otonomi
3. Pembangunan daerah
4
• Dalam perkuliahan ini, anda akan membahas tentang
pengertian otonomi dan pembangunan daerah
• Bagian selanjutnya, akan mempelajari tentang
perkembangan otonomi
• Bagian akhir perkuliahan, akan mempelajari tentang
pembangunan daerah
5
1. Apa arti otonomi daerah bagi anda? Jelaskan
2. Kemukakan dan jelaskan paling sedikit 3 isu
desentralisasi dalam implementasi kebijakan
3. Apakah anda merasa puas atau tidak puas dengan
kinerja aparatur birokrasi dalam melayani beberapa
urusan di daerah anda ? Berikan argumentasi yang jelas
dan ringkas
6
Otonomi Daerah
 Otonomi daerah adalah kewenangan daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (Pasal 1 UU No. 32 Tahun
2004).
7
Pemerintah Daerah
 Pemerintah Daerah, menggunakan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah
diberikan kewenangan mengurus dan
mengatur semua urusan pemerintahan di luar
yang menjadi urusan pemerintah yang
ditetapkan dalam UU. Daerah memiliki
kewenangan membuat kebijakan daerah untuk
memberikan pelayanan, peningkatan peran
serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat
yang bertujuan pada peningkatan
kesejahteraan rakyat (UU No. 32 Tahun 2004)
7
8
Desentralisasi
 Desentralisasi dilihat dari sudut pandang
kebijakan dan administrasi adalah transfer
perencanaan, pengambilan keputusan, atau
otoritas administratif dari pemerintah pusat
kepada organisasinya di lapangan, unit-unit
administratif lokal, organisasi semi otonom dan
organisasai parastatal, pemerintahan lokal,
atau organisasi non pemerintah. Ada 4 bentuk-
bentuk desentralisasi pada prakteknya :
1. Dekonsentrasi (desentralisasi administrasi),
yaitu pemindahan beberapa kekuasaan
administratif ke kantor-kantor daerah dari
departemen pemerintah pusat.
8
9
2. Devoluasi (desentralisasi politik), yakni
pemberian wewenang pembuatan
keputusan dan kontrol tertentu terhadap
sumber-sumber daya kepada pejabat
regional atau lokal.
3. Delegasi adalah pemindahan
tanggungjawab manajerial untuk tugas-
tugas tertentu kepada organisasi yang
berada di luar struktur pemerintah pusat.
4. Privatisasi adalah pemindahan tugas-tugas
ke organisasi-organisasi sukarela atau
perusahaan swasta baik yang bersifat
mencari keuntungan atau yang tidak
mencari keuntungan.
9
10
Pembangunan Daerah
 Pembangunan daerah adalah suatu proses di
mana pemerintah daerah dan masyarakatnya
mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada
dan membentuk suatu pola kemitraan antara
pemerintah daerah dengan sektor swasta
untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru
dan merangsang perkembangan kegiatan
ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam
wilayah tersebut.
10
11
 1903: Desentralisasi Wet: Dh Swapraja
 1945: UU No 1/1945: penekanan pada
dekonsentrasi. Komite Nasional Daerah
diangkat Pemerintah Pusat. KDH dipilih dari
anggota Komite
 1948: UU No 22/1948: Eksekutif ada di DPRD
dan sehari2 dilaksanakan oleh DPD. KDH
adalah Ketua DPD, diangkat oleh Pemerintah
Pusat dari calon usulan DPRD. KDH bisa
diangkat dari Pamong Praja secara langsung
 1957: UU No 1/1957: penekanan pada
desentralisasi (otonomi seluas-luasnya)
menimbulkan keresahan di kalangan Pamong
Praja
12
 1959: Penetapan Presiden No 6/1959: Pemda
adalah KDH dan DPRD. KDH juga Ketua
DPRD. BPH dipilih dari anggota DPRD dan
membantu KDH debagai eksekutif
 1965: UU No 18/1965: KDH tidak lagi sebagai
Ketua DPRD, penekanan pada desentralisasi
(otonomi seluas-luasnya)
 1974: UU No 5/1974: desentralisasi,
dekonsentrasi dan tugas pembantuan.otonomi
yang nyata dan bertanggung jawab. Pemda
adalah KDH dan DPRD
 1999: UU No 22/1999: penekanan pada
desentralisasi (otonomi seluas-luasnya).
Legislatif: DPRD, Eksekutif: KDH. KDH
diangkat, bertanggung jawab kepada dan
diberhentikan oleh DPRD.
12
13
 2004: UU No 32/2004 : otonomi daerah
dimana hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
13
14
Prinsip Otonomi Daerah
 Otonomi seluas-luasnya
 Otonomi yang nyata dan bertanggung jawab
 Berorientasi pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat dengan selalu memperhatikan
kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam
masyarakat
 Menjamin keserasian hubungan antara daerah
dengan daerah lainnya, daerah dengan Pusat
 Memelihara dan menjaga keutuhan NKRI
 Pemerintah wajib melakukan pembinaan dan
fasilitasi
14
15
Pemberian Otonomi seluas-luasnya
 Mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
masyarakat
 Meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan,
serta keanekaragaman daerah
Urusan wajib menjadi Kewenangan Pemprov
 Perencanaan dan pengendalian pembangunan
 Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang
 Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
 Penyediaan sarana dan prasaranan umum
 Penanganan bidang kesehatan
 Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumberdaya potensial
 Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota
 Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota
15
16
 Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah
termasuk lintas kabupaten/kota
 Pengendalian lingkungan hidup
 Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota
 Pelayanan kependudukan dan catatan sipil
 Pelayanan administrasi umum pemerintahan
 Pelayann administrasi penanaman modal termasuk lintas
kabupaten/kota
 Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat
dilaksanakan oleh kabupaten/kota
 Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan
perundangan
16
• Upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
dalam rangka mencapai tujuan bernegara
18
Perencanaan Pembangunan Daerah
 Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah
disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu
kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan
nasional (pasal 150 ayat (1)).
 Perencanaan pembangunan daerah disusun sesuai
kewenangannya yang dilaksanakan oleh Bappeda (pasal
150 ayat (2)).
 Perencanaan pembangunan daerah didasarkan pada data
dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggung
jawabkan (pasal 152 ayat (1))
 Perencanaan pembangunan daerah disusun untuk
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan (pasal 153)
Formulasi tujuan
Formulasi sasaran
Identifikasi
alternatif/Pilihan
Penilaian komparasi
Perencanaan
implementasi
Implementasi
Evaluasi
Pengumpulan dan
Analisis data
Rencana yang
dipublikasikan
Alur Perencanaan dan Penganggaran
RPJM
Daerah
RPJP
Daerah
RKPRPJM
Nasional
RPJP
Nasional
RKP
Daerah
Renstra
KL
Renja
- KL
Renstra
SKPD
Renja -
SKPD
RAPBN
RAPBD
RKA-KL
RKA -
SKPD
APBN
Rincian
APBN
APBD
Rincian
APBD
Diacu
Pedoman
Dijabarkan Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diperhatikan
Dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
Diacu
Diserasikan melalui Musrenbang
UU SPPN
Pemerintah
Pusat
Pemerintah
Daerah
UU KN
21
PENDEKATAN PROSES PERENCANAAN
 Pendekatan politik;
Pemilihan Presiden dan Kepala Daerah dilihat sebagai
proses perencanaan :
 Rakyat memilih berdasarkan program pembangunan
yang ditawarkan calon, seperti halnya dalam
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) adalah penjabaran agenda-
agenda pembangunan yang ditawarkan calon pada
saat kampanye.
 Pendekatan teknokratik;
Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah
oleh lembaga yang secara fungsional bertanggung
jawab. Penanggungjawab pelaksanaan kegiatan :
 Bappenas
 Bappeda 21
22
 Pendekatan partisipatif;
Melibatkan semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders) untuk mendapatkan aspirasi dan
menciptakan rasa memiliki
 Pendekatan top-down dan bottom-up;
Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan dan
penyelarasan proses melalui Musrenbang.
 Musrenbang adalah forum antar pelaku dalam
rangka menyusun rencana pembangunan nasional
dan daerah dari tingkat desa, kecamatan,
kabupaten/kota, propinsi dan Nasional
22
23
Terima kasih, Semoga
Bermanfaat

More Related Content

What's hot

Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Mutiara Shifa
 

What's hot (20)

Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
 
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di IndonesiaManajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
 
Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan
Rencana Tata Ruang Pulau KalimantanRencana Tata Ruang Pulau Kalimantan
Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan
 
Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SerangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
 
siklus kebijakan publik
siklus kebijakan publiksiklus kebijakan publik
siklus kebijakan publik
 
Planning theory in Waster Management
Planning theory in Waster ManagementPlanning theory in Waster Management
Planning theory in Waster Management
 
Proses penyusunan renstra skpd
Proses penyusunan renstra skpdProses penyusunan renstra skpd
Proses penyusunan renstra skpd
 
Peraturan Penataan Ruang RDTR
Peraturan Penataan Ruang  RDTRPeraturan Penataan Ruang  RDTR
Peraturan Penataan Ruang RDTR
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
 
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
 
PPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxPPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptx
 
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...
 
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan DaerahPerencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
 
Review RDTR Kota Simpang Ampek
Review RDTR Kota Simpang AmpekReview RDTR Kota Simpang Ampek
Review RDTR Kota Simpang Ampek
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SemarangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
 

Similar to Manajemen pembangunan daerah

Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatanPenyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Lim Othe
 
Ppt sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
Ppt sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan  provinsiPpt sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan  provinsi
Ppt sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
Cha-cha Taulanys
 

Similar to Manajemen pembangunan daerah (20)

Makalah pemerintahan
Makalah pemerintahanMakalah pemerintahan
Makalah pemerintahan
 
Makalah pemerintahan
Makalah pemerintahanMakalah pemerintahan
Makalah pemerintahan
 
Otonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaOtonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di Indonesia
 
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
 
Harmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
Harmonisasi Pemerintah Daerah & PusatHarmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
Harmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
 
Makalah pemerintahan
Makalah pemerintahanMakalah pemerintahan
Makalah pemerintahan
 
Materi.ppt
Materi.pptMateri.ppt
Materi.ppt
 
Sistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan IndonesiaSistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan Indonesia
 
14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx
14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx
14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatanPenyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
 
Aspek Sosial dan Politik Pelaporan Pembangunan Daerah
Aspek Sosial dan Politik  Pelaporan Pembangunan DaerahAspek Sosial dan Politik  Pelaporan Pembangunan Daerah
Aspek Sosial dan Politik Pelaporan Pembangunan Daerah
 
Otoda
OtodaOtoda
Otoda
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
 
Ppt sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
Ppt sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan  provinsiPpt sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan  provinsi
Ppt sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
 
Makalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerahMakalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerah
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Makalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerahMakalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerah
 
SOAL TWK OTONOMI DAERAH (1).pptx
SOAL TWK OTONOMI DAERAH (1).pptxSOAL TWK OTONOMI DAERAH (1).pptx
SOAL TWK OTONOMI DAERAH (1).pptx
 
2784873.ppt
2784873.ppt2784873.ppt
2784873.ppt
 

More from Mukhrizal Effendi

More from Mukhrizal Effendi (20)

Menulis di platform menulis digital
Menulis di platform menulis digitalMenulis di platform menulis digital
Menulis di platform menulis digital
 
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa
 
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
 
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu UtaraSejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara
 
Globalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan PembangunanGlobalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan Pembangunan
 
Potensi Desa
Potensi DesaPotensi Desa
Potensi Desa
 
Khazanah Labuhanbatu Utara
Khazanah Labuhanbatu UtaraKhazanah Labuhanbatu Utara
Khazanah Labuhanbatu Utara
 
Sejarah kabupaten labuhanbatu utara
Sejarah kabupaten labuhanbatu utaraSejarah kabupaten labuhanbatu utara
Sejarah kabupaten labuhanbatu utara
 
Sejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori PembangunanSejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori Pembangunan
 
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
 
Seminar Proposal
Seminar ProposalSeminar Proposal
Seminar Proposal
 
Pra Ujiang Tertutup
Pra Ujiang TertutupPra Ujiang Tertutup
Pra Ujiang Tertutup
 
Pertemuan kesembilan
Pertemuan kesembilanPertemuan kesembilan
Pertemuan kesembilan
 
Pertemuan kesepuluh
Pertemuan kesepuluhPertemuan kesepuluh
Pertemuan kesepuluh
 
Pertemuan kesebelas
Pertemuan kesebelasPertemuan kesebelas
Pertemuan kesebelas
 
Pertemuan Kedua belas
Pertemuan Kedua belasPertemuan Kedua belas
Pertemuan Kedua belas
 
Kemiskinan dan pembangunan
Kemiskinan dan pembangunanKemiskinan dan pembangunan
Kemiskinan dan pembangunan
 
Globalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan PembangunanGlobalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan Pembangunan
 
Konflik tanah ulayat dan pluralisme hukum
Konflik tanah ulayat dan pluralisme hukumKonflik tanah ulayat dan pluralisme hukum
Konflik tanah ulayat dan pluralisme hukum
 
BUMDes Wisata
BUMDes WisataBUMDes Wisata
BUMDes Wisata
 

Recently uploaded

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 

Manajemen pembangunan daerah

  • 1. 1
  • 2. 2 Buku Wajib • Rakhmat, 2013. Dimensi Strategis Manajemen Pembangunan. Alfabeta : Jakarta • Wrihatnolo, Randy R. Dan Nugroho, Riant. 2006 Manajemen Pembangunan Indonesia. Elex Media Komputindo : Jakarta Referensi Lain • Affifuddin. 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan. Alfabeta: Jakarta • Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta • Tadang, Ambar 1981. Ekonomi Pembangunan. Bina Ilmu : Surabaya • Mubyarto, dkk. 1984. Nelayan dan Kemiskin : Studi ekonomi antropologi di dua desa pantai. Rajawali Pers : Jakarta
  • 3. 3 Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat: 1. Pengertian otonomi dan pembangunan daerah 2. Perkembangan otonomi 3. Pembangunan daerah
  • 4. 4 • Dalam perkuliahan ini, anda akan membahas tentang pengertian otonomi dan pembangunan daerah • Bagian selanjutnya, akan mempelajari tentang perkembangan otonomi • Bagian akhir perkuliahan, akan mempelajari tentang pembangunan daerah
  • 5. 5 1. Apa arti otonomi daerah bagi anda? Jelaskan 2. Kemukakan dan jelaskan paling sedikit 3 isu desentralisasi dalam implementasi kebijakan 3. Apakah anda merasa puas atau tidak puas dengan kinerja aparatur birokrasi dalam melayani beberapa urusan di daerah anda ? Berikan argumentasi yang jelas dan ringkas
  • 6. 6 Otonomi Daerah  Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Pasal 1 UU No. 32 Tahun 2004).
  • 7. 7 Pemerintah Daerah  Pemerintah Daerah, menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah yang ditetapkan dalam UU. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberikan pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat (UU No. 32 Tahun 2004) 7
  • 8. 8 Desentralisasi  Desentralisasi dilihat dari sudut pandang kebijakan dan administrasi adalah transfer perencanaan, pengambilan keputusan, atau otoritas administratif dari pemerintah pusat kepada organisasinya di lapangan, unit-unit administratif lokal, organisasi semi otonom dan organisasai parastatal, pemerintahan lokal, atau organisasi non pemerintah. Ada 4 bentuk- bentuk desentralisasi pada prakteknya : 1. Dekonsentrasi (desentralisasi administrasi), yaitu pemindahan beberapa kekuasaan administratif ke kantor-kantor daerah dari departemen pemerintah pusat. 8
  • 9. 9 2. Devoluasi (desentralisasi politik), yakni pemberian wewenang pembuatan keputusan dan kontrol tertentu terhadap sumber-sumber daya kepada pejabat regional atau lokal. 3. Delegasi adalah pemindahan tanggungjawab manajerial untuk tugas- tugas tertentu kepada organisasi yang berada di luar struktur pemerintah pusat. 4. Privatisasi adalah pemindahan tugas-tugas ke organisasi-organisasi sukarela atau perusahaan swasta baik yang bersifat mencari keuntungan atau yang tidak mencari keuntungan. 9
  • 10. 10 Pembangunan Daerah  Pembangunan daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. 10
  • 11. 11  1903: Desentralisasi Wet: Dh Swapraja  1945: UU No 1/1945: penekanan pada dekonsentrasi. Komite Nasional Daerah diangkat Pemerintah Pusat. KDH dipilih dari anggota Komite  1948: UU No 22/1948: Eksekutif ada di DPRD dan sehari2 dilaksanakan oleh DPD. KDH adalah Ketua DPD, diangkat oleh Pemerintah Pusat dari calon usulan DPRD. KDH bisa diangkat dari Pamong Praja secara langsung  1957: UU No 1/1957: penekanan pada desentralisasi (otonomi seluas-luasnya) menimbulkan keresahan di kalangan Pamong Praja
  • 12. 12  1959: Penetapan Presiden No 6/1959: Pemda adalah KDH dan DPRD. KDH juga Ketua DPRD. BPH dipilih dari anggota DPRD dan membantu KDH debagai eksekutif  1965: UU No 18/1965: KDH tidak lagi sebagai Ketua DPRD, penekanan pada desentralisasi (otonomi seluas-luasnya)  1974: UU No 5/1974: desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Pemda adalah KDH dan DPRD  1999: UU No 22/1999: penekanan pada desentralisasi (otonomi seluas-luasnya). Legislatif: DPRD, Eksekutif: KDH. KDH diangkat, bertanggung jawab kepada dan diberhentikan oleh DPRD. 12
  • 13. 13  2004: UU No 32/2004 : otonomi daerah dimana hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan 13
  • 14. 14 Prinsip Otonomi Daerah  Otonomi seluas-luasnya  Otonomi yang nyata dan bertanggung jawab  Berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat  Menjamin keserasian hubungan antara daerah dengan daerah lainnya, daerah dengan Pusat  Memelihara dan menjaga keutuhan NKRI  Pemerintah wajib melakukan pembinaan dan fasilitasi 14
  • 15. 15 Pemberian Otonomi seluas-luasnya  Mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat  Meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan, serta keanekaragaman daerah Urusan wajib menjadi Kewenangan Pemprov  Perencanaan dan pengendalian pembangunan  Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang  Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat  Penyediaan sarana dan prasaranan umum  Penanganan bidang kesehatan  Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumberdaya potensial  Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota  Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota 15
  • 16. 16  Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termasuk lintas kabupaten/kota  Pengendalian lingkungan hidup  Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota  Pelayanan kependudukan dan catatan sipil  Pelayanan administrasi umum pemerintahan  Pelayann administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kota  Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota  Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundangan 16
  • 17. • Upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara
  • 18. 18 Perencanaan Pembangunan Daerah  Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional (pasal 150 ayat (1)).  Perencanaan pembangunan daerah disusun sesuai kewenangannya yang dilaksanakan oleh Bappeda (pasal 150 ayat (2)).  Perencanaan pembangunan daerah didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan (pasal 152 ayat (1))  Perencanaan pembangunan daerah disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan (pasal 153)
  • 19. Formulasi tujuan Formulasi sasaran Identifikasi alternatif/Pilihan Penilaian komparasi Perencanaan implementasi Implementasi Evaluasi Pengumpulan dan Analisis data Rencana yang dipublikasikan
  • 20. Alur Perencanaan dan Penganggaran RPJM Daerah RPJP Daerah RKPRPJM Nasional RPJP Nasional RKP Daerah Renstra KL Renja - KL Renstra SKPD Renja - SKPD RAPBN RAPBD RKA-KL RKA - SKPD APBN Rincian APBN APBD Rincian APBD Diacu Pedoman Dijabarkan Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman Diperhatikan Dijabarkan Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman Diacu Diacu Diserasikan melalui Musrenbang UU SPPN Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah UU KN
  • 21. 21 PENDEKATAN PROSES PERENCANAAN  Pendekatan politik; Pemilihan Presiden dan Kepala Daerah dilihat sebagai proses perencanaan :  Rakyat memilih berdasarkan program pembangunan yang ditawarkan calon, seperti halnya dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) adalah penjabaran agenda- agenda pembangunan yang ditawarkan calon pada saat kampanye.  Pendekatan teknokratik; Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga yang secara fungsional bertanggung jawab. Penanggungjawab pelaksanaan kegiatan :  Bappenas  Bappeda 21
  • 22. 22  Pendekatan partisipatif; Melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki  Pendekatan top-down dan bottom-up; Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan dan penyelarasan proses melalui Musrenbang.  Musrenbang adalah forum antar pelaku dalam rangka menyusun rencana pembangunan nasional dan daerah dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi dan Nasional 22