Teori iklim Koppen membagi iklim menjadi 5 golongan berdasarkan rata-rata suhu dan curah hujan bulanan dan tahunan. Teori Smith Ferguson mengklasifikasi iklim berdasarkan nilai Q yang menunjukkan perbandingan antara bulan kering dan basah, membagi menjadi 8 tipe iklim. Teori Junghuhn membagi iklim di Indonesia menjadi 4 zona berdasarkan ketinggian tempat.
2. Teori Iklim Koppen
• Menurut Koppen Pembagian Iklim didasarkan
pada rata-rata curah hujan dan Suhu baik
bulanan maupun tahunan.
• Koppen mengklasifikasikan Iklim menjadi 5
Golongan, Yaitu :
A. Hujan Tropis B. Kering
C. Sedang D. Dingin
E. Kutub
3. Ciri – Ciri Temperature dan Hujan
A. Temperature Normal dari bulan – bulan yang terdingin paling
rendah 18°C. Suhu Tahunan 20 °C sampai 25 °C dengan curah
rata – rata dalam setahun +60cm.
B. Temperatur Normal dari bulan – bulan yang terdingin antara
18 °C - 3 °C
C. Temperatur bulan – bulan terdingin di bawah 3 °C.
D. Temperatur bulan – bulan terpanas diatas 0 °C.
E. Temperatur bulan – bulan terpanas dibawah 10 °C.
F. Temperatur bulan – bulan terpanas di antara 0 °C – 10 °C.
G. Temperatur bulan – bulan terpanas di bawah 0 °C.
4. A. Iklim Hujan Tropis
• Iklim Hujan Tropis memiliki temperature bulanan
terdingin > 8°C
• Iklim Hujan Tropis dibagi menjadi 3 tipe
Iklim, Yaitu : Hutan hujan tropis, Monsun Tropis,
Savana.
• Suhu rata-rata diatas 18°C
5. B. Iklim Kering
• Iklim kering memiliki tingkat penguapan lebih
tinggi dari pada curah hujannya.
• Di daerah Iklim Kering, Karena cadangan
airnya kurang maka hanya tanaman tertentu
yang dapat tumbuh. Contoh : Kaktus .
• Pembagiannya : Bs (iklim stepa) dan Bw (iklim
gurun)
6. C. Iklim Sedang
• Iklim sedang memiliki suhu udara rata – rata
bulan terdingin >-3 °C , tetapi <18 °C dan rata
– rata suhu udara bulanan terpanasnya >10 °C.
• Iklim Sedang dibagi menjadi 3 tipe
Iklim, Yaitu :
A. Iklim Sedang dengan musim panas yang
kering. (Cs)
B. Iklim Sedang dengan musim dingin yang
kering.(Cw)
C. Iklim Sedang yang lembab.(Cf)
7. D. Iklim Dingin
• Iklim Dingin memiliki temperature rata – rata
bulan terdingin < -3 °C dan rata – rata bulan
terpanas > 10 °C .
• Iklim Dingin dibagi menjadi 2 tipe , Yaitu :
A. Iklim Dingin dengan musim dingin yang
kering.(Dw)
B. Iklim Dingin yang basah/lembab.(Df)
8. E. Iklim Kutub
• Iklim Kutub memiliki rata – rata temperatur
bulan terpanas < 10 °C
• Iklim Kutub dibagi menjadi 2 tipe
Iklim, Yaitu :
A. Iklim Tundra
B. Iklim Es Salju Abadi
9. Teori Smith Ferguson
• Sistem klasifikasi iklim ini banyak digunakan dalam bidang
kehutanan dan perkebunan serta sudah sangat dikenal di
Indonesia.
• Kriteria yang digunakan adalah dengan penentuan nilai
Q, yaitu perbandingan antara bulan kering (BK) dan bulan
basah (BB) dikalikan 100% (Q = BK / BB x 100%).
• Klasifikasi ini merupakan modifikasi atau perbaikan dari
sistem klasifikasi Mohr (Mohr menentukan berdasarkan
nilai rata-rata curah hujan bulanan selama periode
pengamatan). BB dan BK pada klasifikasi Schmidt-Ferguson
ditentukan tahun demi tahun selama periode pengamatan
yang kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya.
10. Kriteria bulan basah dan bulan kering
(sesuai dengan kriteria Mohr) adalah :
1. Bulan Basah (BB)
Bulan dengan curah hujan > 100 mm
2. Bulan Lembab (BL)
Bulan dengan curah hujan antara 60 – 100
mm
3. Bulan Kering (BK)
Bulan dengan curah hujan < 60 mm
11. • Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson ditentukan dari nilai Q yang dikelompokkan menjadi 8 tipe
iklim, yaitu Tipe Iklim
• Nilai Q (%) dan Keadaan Iklim dan Vegetasi
A < 14,3
Daerah sangat basah, hutan hujan tropika
B 14,3 – 33,3
• Daerah basah, hutan hujan tropika
C 33,3 – 60,0
• Daerah agak basah, hutan rimba, daun gugur pada musim kemarau
D 60,0 – 100,0
• Daerah sedang, hutan musim
E 100,0 – 167,0
• Daerah agak kering, hutan sabana
F 167,0 – 300,0
• Daerah kering, hutan sabana
G 300,0 – 700,0
• Daerah sangat kering, padang ilalang
H > 700,0
• Daerah ekstrim kering, padang ilalang
12. Perhitungan menurut Smith Ferguson
Perhitungannya sebagai berikut:
Q= jumlah bulan kering X 100%
Jumlah bulan basah
13. Klasifikasi Iklim Menurut Junghuhn
• F. Junghuhn seorang berkebangsaan Belanda mengadakan penelitian di
Sumatra Selatan dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil
penelitiannya F. Junghuhn membagi iklim di Indonesia berdasarkan
ketinggian tempat.
Empat daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah sebagai berikut.
1. Zona Iklim Panas
Zona iklim panas terletak pada daerah dengan ketinggian antara 0 – 650
meter dan temperatur antara 26,3 °C – 22 °C.
2. Zona Iklim Sedang
Zona iklim sedang terletak pada daerah dengan ketinggian antara 650 –
1500
meter dan temperatur antara 22 °C – 17,1 °C.
3. Zona Iklim Sejuk
Zona iklim sejuk terletak pada daerah dengan ketinggian antara 1500 –
2500
meter dan temperatur antara 17,1 °C – 11,1 °C.
4. Zona Iklim Dingin
Zona iklim dingin terletak pada daerah dengan ketinggian di atas 2500