SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Incisi Pada Pembedahan
Azis Aimaduddin. AI
Pembimbing
Dr. K. Yuliyarsa, SpB, K-Onk
Sub Bagian Bedah Oncology
FK UNS / RSUD Dr. Moewardi
Refrat Bedah Oncology
PPDS I ILMU BEDAH FK UNS/ RSUD dr. Moewardi
2016
Pembedahan pada
oncology didasarkan pada
suatu konsep bahwa suatu
kanker berasal dari penyakit
lokal yang kemudian meluas
(infiltrasi) pada jaringan
sekitarnya secara langsung
(Perkontinuitatum) maupun
menyebar secara
hematogen atau limfogen ke
tempat tempat yang jauh.
Tujuan Pembedahan tumor
Mengangkat tumor primer
beserta penyebarannya
Mencegah local residif
Memperlama ”disease free
interval
Meningkatkan survival rate
(Julius ,The Principle Surgical Oncology, 1997):
Luas Tumor Metastase
Kecepatan
pertumbuhan
tumor
Gambaran
Histopatologi
dari Biopsi
Sifat kimiawi
dan biologi
tumor
Sebagian jenis tumor dapat diterapi dengan tindakan
pembedahan, jika tumor masih bersifat operable.
Operabilitas suatu tumor ditentukan oleh :
Loekito, Terapi Bedah pada Oncology,
2002
Perm Puri 2006
Prinsip-Prinsp Pembedahan pada Oncology
•Tidak memakai anestesi infiltrasi
•Tidak menekan nekan massa tumor
•Masa tumor tidak boleh ditarik-tarik
•Tumor harus diangkat dengan jaringan sehat sekitarnya
•Daerah kelenjar diangkat dalam satu kesatuan dengan tumor
primernya( en bloc )
•Bekas biopsi, bekas operasi yang tidak radikal atau bekas punksi
jarum jangan di incisi kembali, tetapi harus diangkat pada saat
operasi definitif
•Permukaan tumor yang berulkus, harus ditutup atau dikoagulasi
dengan tujuan agar tidak ada tumor yang mengkontaminasi daerah
operasi. 5
Norman dan Bramley (1990) memberikan pedoman tertentu
untuk sayatan secara umum yaitu
Sayatan harus didasarkan pada prinsip-prinsip anatomi
Sayatan harus jelas Landmark anatominya
Sayatan harus dirancang untuk memberikan perlindungan saraf
penting di sekitar misalnya n. auriculo dan n. fasialias di wilayah
parotis.
Sayatan harus memberikan bidang ruang yg relatif
Sayatan tidak rumit dalam perbaikan nya atau penutupannya
Sayatan harus memberikan visibilitas yang sangat baik dari lesi
harus memberikan hasil kosmetik yang baik dengan sequalae
fungsional yang minimal
Incisi pembedahan selalu dirancang berdasarkan Landmark
anatomi tertentu.
• sayatan harus memberikan ruang paparan langsung dan tepat
Aksesibilitas
• Sayatan harus extensible dalam arah yang akan memungkinkan
untuk setiap kemungkinan pembesaran lingkup operasi.
Extensibility
• Penutupan luka harus kuat dan dapat diandalkan. Idealnya, harus
meninggalkan dinding kulit dengan integritas yang sebanding
Severity
• Sayatan harus tidak hanya memberikan espose dan akses
langsung ke anatomi yang akan dibedah tetapi harus juga
menyediakan ruang yang cukup untuk operasi yang akan dilakukan
Expose
Estetik • sayatan memperhatikan garis langer pada kulit
(Zinner et al, Incisions, Closures and Management of the wound 1997):
Incisi pada Keganasan Kulit
Jenis Tumor Batas Safety Margin
Melanoma Maligna 1 – 2 cm
Squamous Sel Ca 1 cm
Basal sel Ca 0,5 – 1 cm
Incisi Pada Sarcoma Jaringan Lunak
( safety margin 2 cm )
Incisi Pada Head-Neck
Lateral Utility incision Lahey Apron flap incision
Modified Schobinger's incision
Incisi pada Thyroidektomi
BIOPSI INCISI
tidak boleh membuat flap
dilakukan secara tajam
tidak boleh memasang drain
letaknya dibagian tumor yang dicurigai
garis incise haru memperhatikan rencana terapi definitive (
diletakkan dibagian yang akan diangkat pada saat operasi
definitive )
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Saraf dorsal klitoris dengan prosedur sling pada inkontinensia urine
Saraf dorsal klitoris dengan prosedur sling pada inkontinensia urineSaraf dorsal klitoris dengan prosedur sling pada inkontinensia urine
Saraf dorsal klitoris dengan prosedur sling pada inkontinensia urine
Mediana Sutopo L
 
temporo mandibular joint
temporo mandibular jointtemporo mandibular joint
temporo mandibular joint
Amalia Annisa
 

What's hot (20)

laparotomi
laparotomilaparotomi
laparotomi
 
Insisi abdomen pada anak
Insisi abdomen pada anak Insisi abdomen pada anak
Insisi abdomen pada anak
 
Salpingectomy
SalpingectomySalpingectomy
Salpingectomy
 
Insisi
InsisiInsisi
Insisi
 
Histerektomi postpartum
Histerektomi postpartumHisterektomi postpartum
Histerektomi postpartum
 
Saraf dorsal klitoris dengan prosedur sling pada inkontinensia urine
Saraf dorsal klitoris dengan prosedur sling pada inkontinensia urineSaraf dorsal klitoris dengan prosedur sling pada inkontinensia urine
Saraf dorsal klitoris dengan prosedur sling pada inkontinensia urine
 
total tiroidektomi
total tiroidektomitotal tiroidektomi
total tiroidektomi
 
Fraktur1
Fraktur1Fraktur1
Fraktur1
 
Total knee replacement
Total knee replacementTotal knee replacement
Total knee replacement
 
Ca recti Miles operation Abdominalperinealresection
Ca recti Miles operation AbdominalperinealresectionCa recti Miles operation Abdominalperinealresection
Ca recti Miles operation Abdominalperinealresection
 
Modul gastrostomy dho
Modul gastrostomy dhoModul gastrostomy dho
Modul gastrostomy dho
 
Mastektomi iv
Mastektomi ivMastektomi iv
Mastektomi iv
 
Kista kehamilan
Kista kehamilanKista kehamilan
Kista kehamilan
 
Appendektom1
Appendektom1Appendektom1
Appendektom1
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
 
320844327 tibial-plateau
320844327 tibial-plateau320844327 tibial-plateau
320844327 tibial-plateau
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
 
Rekonstruksi Luka Bakar Fase Lanjut
Rekonstruksi Luka Bakar Fase LanjutRekonstruksi Luka Bakar Fase Lanjut
Rekonstruksi Luka Bakar Fase Lanjut
 
TRAUMA SISTEM PERKEMIHAN
TRAUMA SISTEM PERKEMIHAN TRAUMA SISTEM PERKEMIHAN
TRAUMA SISTEM PERKEMIHAN
 
temporo mandibular joint
temporo mandibular jointtemporo mandibular joint
temporo mandibular joint
 

Similar to Incisi pada pembedahan keganasan oncology

410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
Odesyafar
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 

Similar to Incisi pada pembedahan keganasan oncology (20)

PR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptxPR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptx
 
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptx
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptxPPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptx
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptx
 
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
 
Jenis laparotomi.pptx
Jenis laparotomi.pptxJenis laparotomi.pptx
Jenis laparotomi.pptx
 
Biopsi.pptx
Biopsi.pptxBiopsi.pptx
Biopsi.pptx
 
Modul Biopsi.pptx
Modul Biopsi.pptxModul Biopsi.pptx
Modul Biopsi.pptx
 
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
 
STT dr Pramudyo SpB.pdf
STT dr Pramudyo SpB.pdfSTT dr Pramudyo SpB.pdf
STT dr Pramudyo SpB.pdf
 
Lp ameloblastoma
Lp ameloblastomaLp ameloblastoma
Lp ameloblastoma
 
ca cervix.pptx
ca cervix.pptxca cervix.pptx
ca cervix.pptx
 
Askep ca kulit
Askep ca kulitAskep ca kulit
Askep ca kulit
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Kuretase
KuretaseKuretase
Kuretase
 
PPT ASKEP STT Tn. F.pptx
PPT ASKEP STT Tn. F.pptxPPT ASKEP STT Tn. F.pptx
PPT ASKEP STT Tn. F.pptx
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
 
Medis mamae
Medis mamaeMedis mamae
Medis mamae
 
Medis mamae
Medis mamaeMedis mamae
Medis mamae
 
2BIOPSY VS EXCISION.pdf
2BIOPSY VS EXCISION.pdf2BIOPSY VS EXCISION.pdf
2BIOPSY VS EXCISION.pdf
 
tugas onko 4 joko.pptx
tugas onko 4 joko.pptxtugas onko 4 joko.pptx
tugas onko 4 joko.pptx
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 

More from Azis Aimaduddin

More from Azis Aimaduddin (20)

Hemorrhoid ambeyen hemorhoid azis[1].pptx
Hemorrhoid ambeyen hemorhoid azis[1].pptxHemorrhoid ambeyen hemorhoid azis[1].pptx
Hemorrhoid ambeyen hemorhoid azis[1].pptx
 
problem soave Hirschsprung Disease : Manifestations and treatment
problem soave Hirschsprung Disease : Manifestations and treatment problem soave Hirschsprung Disease : Manifestations and treatment
problem soave Hirschsprung Disease : Manifestations and treatment
 
Escarotomy, Escarectomy, Burn , combustio
Escarotomy, Escarectomy, Burn , combustioEscarotomy, Escarectomy, Burn , combustio
Escarotomy, Escarectomy, Burn , combustio
 
open skull fracture with open brain injury, Prolaps Cerebri
open skull fracture with open brain injury, Prolaps Cerebriopen skull fracture with open brain injury, Prolaps Cerebri
open skull fracture with open brain injury, Prolaps Cerebri
 
Tatalaksana Cidera kepala otak, COR
Tatalaksana Cidera kepala otak, CORTatalaksana Cidera kepala otak, COR
Tatalaksana Cidera kepala otak, COR
 
Penatalaksanaan cleft lip palate sumbing aai
Penatalaksanaan cleft lip palate sumbing aaiPenatalaksanaan cleft lip palate sumbing aai
Penatalaksanaan cleft lip palate sumbing aai
 
Myoglobinuria pada luka bakar listrik combustio
Myoglobinuria pada luka bakar listrik combustioMyoglobinuria pada luka bakar listrik combustio
Myoglobinuria pada luka bakar listrik combustio
 
OPTEK Lumbotomy proximal ureterolithotomy
OPTEK Lumbotomy proximal ureterolithotomyOPTEK Lumbotomy proximal ureterolithotomy
OPTEK Lumbotomy proximal ureterolithotomy
 
Free flap postoperative evaluation
Free flap postoperative evaluationFree flap postoperative evaluation
Free flap postoperative evaluation
 
Kolorectal ppk
Kolorectal ppkKolorectal ppk
Kolorectal ppk
 
Transosseus wiring circumferential wiring dentoalveolar fracture
Transosseus wiring circumferential wiring dentoalveolar fractureTransosseus wiring circumferential wiring dentoalveolar fracture
Transosseus wiring circumferential wiring dentoalveolar fracture
 
Vulnus degloving
Vulnus  deglovingVulnus  degloving
Vulnus degloving
 
Optek meatotomi
Optek meatotomiOptek meatotomi
Optek meatotomi
 
Teknik operasi orif femur
Teknik operasi orif femurTeknik operasi orif femur
Teknik operasi orif femur
 
Keganasan thyroid Ca tyroid
Keganasan thyroid Ca tyroidKeganasan thyroid Ca tyroid
Keganasan thyroid Ca tyroid
 
Zoladex ca mammae
Zoladex ca mammaeZoladex ca mammae
Zoladex ca mammae
 
Arimidex ca mammae
Arimidex ca mammaeArimidex ca mammae
Arimidex ca mammae
 
Invaginasi retro aai copy
Invaginasi retro aai   copyInvaginasi retro aai   copy
Invaginasi retro aai copy
 
Stenosis Hipertropic pylorus Open versus laparoscopic pyloromyotomy
Stenosis Hipertropic pylorus Open versus laparoscopic pyloromyotomyStenosis Hipertropic pylorus Open versus laparoscopic pyloromyotomy
Stenosis Hipertropic pylorus Open versus laparoscopic pyloromyotomy
 
Hydrocele hidrokel anak optek aai
Hydrocele hidrokel  anak optek aaiHydrocele hidrokel  anak optek aai
Hydrocele hidrokel anak optek aai
 

Recently uploaded

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
AGHNIA17
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 

Recently uploaded (20)

High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 

Incisi pada pembedahan keganasan oncology

  • 1. Incisi Pada Pembedahan Azis Aimaduddin. AI Pembimbing Dr. K. Yuliyarsa, SpB, K-Onk Sub Bagian Bedah Oncology FK UNS / RSUD Dr. Moewardi Refrat Bedah Oncology PPDS I ILMU BEDAH FK UNS/ RSUD dr. Moewardi 2016
  • 2. Pembedahan pada oncology didasarkan pada suatu konsep bahwa suatu kanker berasal dari penyakit lokal yang kemudian meluas (infiltrasi) pada jaringan sekitarnya secara langsung (Perkontinuitatum) maupun menyebar secara hematogen atau limfogen ke tempat tempat yang jauh.
  • 3. Tujuan Pembedahan tumor Mengangkat tumor primer beserta penyebarannya Mencegah local residif Memperlama ”disease free interval Meningkatkan survival rate (Julius ,The Principle Surgical Oncology, 1997):
  • 4. Luas Tumor Metastase Kecepatan pertumbuhan tumor Gambaran Histopatologi dari Biopsi Sifat kimiawi dan biologi tumor Sebagian jenis tumor dapat diterapi dengan tindakan pembedahan, jika tumor masih bersifat operable. Operabilitas suatu tumor ditentukan oleh : Loekito, Terapi Bedah pada Oncology, 2002
  • 5. Perm Puri 2006 Prinsip-Prinsp Pembedahan pada Oncology •Tidak memakai anestesi infiltrasi •Tidak menekan nekan massa tumor •Masa tumor tidak boleh ditarik-tarik •Tumor harus diangkat dengan jaringan sehat sekitarnya •Daerah kelenjar diangkat dalam satu kesatuan dengan tumor primernya( en bloc ) •Bekas biopsi, bekas operasi yang tidak radikal atau bekas punksi jarum jangan di incisi kembali, tetapi harus diangkat pada saat operasi definitif •Permukaan tumor yang berulkus, harus ditutup atau dikoagulasi dengan tujuan agar tidak ada tumor yang mengkontaminasi daerah operasi. 5
  • 6. Norman dan Bramley (1990) memberikan pedoman tertentu untuk sayatan secara umum yaitu Sayatan harus didasarkan pada prinsip-prinsip anatomi Sayatan harus jelas Landmark anatominya Sayatan harus dirancang untuk memberikan perlindungan saraf penting di sekitar misalnya n. auriculo dan n. fasialias di wilayah parotis. Sayatan harus memberikan bidang ruang yg relatif Sayatan tidak rumit dalam perbaikan nya atau penutupannya Sayatan harus memberikan visibilitas yang sangat baik dari lesi harus memberikan hasil kosmetik yang baik dengan sequalae fungsional yang minimal
  • 7. Incisi pembedahan selalu dirancang berdasarkan Landmark anatomi tertentu. • sayatan harus memberikan ruang paparan langsung dan tepat Aksesibilitas • Sayatan harus extensible dalam arah yang akan memungkinkan untuk setiap kemungkinan pembesaran lingkup operasi. Extensibility • Penutupan luka harus kuat dan dapat diandalkan. Idealnya, harus meninggalkan dinding kulit dengan integritas yang sebanding Severity • Sayatan harus tidak hanya memberikan espose dan akses langsung ke anatomi yang akan dibedah tetapi harus juga menyediakan ruang yang cukup untuk operasi yang akan dilakukan Expose Estetik • sayatan memperhatikan garis langer pada kulit (Zinner et al, Incisions, Closures and Management of the wound 1997):
  • 8.
  • 9. Incisi pada Keganasan Kulit Jenis Tumor Batas Safety Margin Melanoma Maligna 1 – 2 cm Squamous Sel Ca 1 cm Basal sel Ca 0,5 – 1 cm
  • 10. Incisi Pada Sarcoma Jaringan Lunak ( safety margin 2 cm )
  • 11.
  • 12. Incisi Pada Head-Neck Lateral Utility incision Lahey Apron flap incision Modified Schobinger's incision
  • 14. BIOPSI INCISI tidak boleh membuat flap dilakukan secara tajam tidak boleh memasang drain letaknya dibagian tumor yang dicurigai garis incise haru memperhatikan rencana terapi definitive ( diletakkan dibagian yang akan diangkat pada saat operasi definitive )