6. SRI RAJASA BHATARA SANG AMURWABUMI /
KEN AROK (1222 – 1247 )
• Dalam naskah Nagarakretagama (1365) tidak
dijumpai adanya nama Ken Arok. Namun
disebutkan bahwa pendiri Kerajaan Tumapel
disebut sebagai putra Bhatara Girinatha. Konon
ia lahir tanpa ibu pada tahun 1182. Pada tahun
1222 Sang Girinathaputra mengalahkan
Kertajaya raja Kadiri dan menjadi raja pertama
di Tumapel bergelar Sri Ranggah Rajasa.
8. • Dari perkawinan Ken Arok dengan Ken Dedes
telah melahirkan 4 orang anak, yaitu:
1.
2.
3.
4.
Mahisa Wunga Teleng
Panji Saprang
Agnibhaya
Dewi Rimbu
• Selain itu, Ken Dedes juga memiliki putra dari
Tunggul Ametung yang bernama Anusapati.
9. • Ken Arok juga memiliki selir bernama Ken
Umang, yang telah memberinya 4 (empat) orang
anak pula, yaitu:
1. Tohjaya
2. Panji Sudatu
3. Tuan Wergola
4. Dewi Rambi.
10. KEISTIMEWAAN KEN AROK
• Nama Ken Arok hanya dijumpai dalam
Pararaton, sehingga diduga kuat merupakan
ciptaan pengarang naskah tersebut sebagai
nama asli Rajasa.
• Dapat disimpulkan bahwa Pendiri Kerajaan
Tumapel hanya seorang rakyat jelata yang
memiliki keberanian dan kecerdasan di atas
rata-rata sehingga mengantarkan dirinya
sebagai pembangun suatu wangsa baru yang
menggantikan dominasi keturunan Airlangga
dalam memerintah tanah Jawa.
11. KEN AROK DALAM NAGARAKERTAGAMA
• Sri Ranggah Rajasa meninggal dunia pada tahun
1227 (selisih 20 tahun dibandingkan berita dalam
Pararaton). Untuk memuliakan arwahnya
didirikan candi di Kagenengan (sebelah selatan
Singhasari), di mana ia dipuja sebagai Siwa, dan
di Usana, di mana ia dipuja sebagai Buddha.
12. Sedangkan Ken Dedes
yang tidak diketahui
tahun
meninggalnya, diperki
rakan dibuatkan arca
sangat indah yang
diketemukan di
Singosari, yaitu arca
Prajnaparamita
Arca Prajnaparamita
13. Akhir Pemerintahan Ken Arok
• Anusapati berhasil mendapatkan keris Mpu
Gandring kemudian menyuruh pembantunya
yang berasal dari desa Batil untuk membunuh
Ken Arok.
• Pada hari itu kamis pon wuku Landep tahun
saka 1169 Ken Arok tewas ditusuk dari belakang
saat sedang makan. Anusapati ganti membunuh
pembantunya itu untuk menghilangkan jejak.
Peristiwa kematian Ken Arok dalam naskah
Pararaton terjadi pada tahun 1247.
14. Pembunuhan terhadap Sang Rajasa yang
dikisahkan Pararaton mendapat sokongan dari
Prasasti Mula Malurung (1255). Disebutkan
dalam prasasti itu, nama pendiri Kerajaan
Tumapel adalah Bhatara Siwa yang meninggal di
atas takhta kencana. Berita dalam prasasti
tersebut menunjukkan kalau kematian Sang
Rajasa memang tidak sewajarnya.
15. BHATARA ANUSAPATI (1247 – 1249)
• Bhatara Anusapati adalah raja kedua Singhasari
yang memerintah pada tahun 1227-1248 (versi
Nagarakretagama, atau 1247-1249 (versi
Pararaton). Anusapati adalah anak dari Akuwu
Tumapel Tunggul Ametung dengan Kendedes.
16. Anusapati dalam Pararaton
• Anusapati cemburu karena sikap pilih kasih Ken
Arok dan dari Ken Dedes ia mengetahui bahwa ia
hanyalah anak tiri yang ayahnya dibunuh oleh
Ken Arok.
• Dalam prasasti Mula Malurung, dapat diketahui
bahwa Anusapati cemburu karena pengangkatan
Mahisa Wunga Teleng sebagai raja bawahan di
Kadiri.
• Sepeninggal Ken Arok tahun 1247, Anusapati
naik takhta.
17. Akhir Pemerintahan Anusapati
• Tohjaya yang ingin membalas dendam mengajak
Anusapati menonton adu ayam dan
menusuknya dengan keris Mpu Gandring ketika
sedang asyik menonton sampai mati.
• Peristiwa tersebut terjadi pada tahun saka 1171
(1249 Masehi )
19. PANJI TOHJAYA (1249 – 1250)
• Panji Tohjaya adalah putra Ken Arok (pendiri
Kerajaan Tumapel atau Singhasari) yang lahir
dari selir bernama Ken Umang.
• Menurut Pararaton ia menjadi raja Tumapel
tahun 1249 setelah membunuh Anusapati.
Namun Tohjaya mendapat banyak
tentangan, karena ia hanyalah anak seorang selir
yang tidak berhak menduduki singgasana
Singhasari.
20. Akhir Pemerintahan Tohjaya
• Pada tahun 1250 Tohjaya dihasut pembantunya yang
bernama Pranaraja supaya menyingkirkan
Ranggawuni dan Mahisa Campaka, yang diyakini
bisa menjadi musuh berbahaya. Tohjaya kemudian
memerintahkan pengawalnya, bernama Lembu
Ampal untuk membunuh kedua keponakannya
tersebut.
• Lembu Ampal yang gagal dalam tugasnya memilih
berpihak pada Ranggawuni dan Mahisa
Cempaka, dan membuat kekacauan dalam angkatan
bersenjata Singhasari yang berakhir pada masuknya
para perwira di kubu Ranggawuni dan Mahisa
Campaka
21. • Ketika hari telah senja , pasukan telah siap
berkumpul di rumah Panji Patipati kemudian
menyerbu Keraton. Tohjaya yang tidak menduga
adanya serangan tersebut akhirnya melarikan
diri setelah terkena tusukan senjata tombak.
• Karena lukanya parah, ia akhirnya meninggal di
desa Katang Lumbang. Peristiwa itu terjadi
tahun 1250.
22. Bukti Sejarah Keberadaan Tokoh
Tohjaya
Nama Tohjaya kemudian ditemukan dalam
Prasasti Mula malurung. Prasasti ini diterbitkan
oleh Kertanagara atas perintah Raja
Wisnuwardhana tahun 1255 sehingga
kebenaran datanya tentang keadaan Tumapel
saat itu dapat dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian, terbukti sudah kalau Tohjaya adalah
benar-benar tokoh sejarah, bukan sekadar
tokoh dongengan ciptaan Pararaton.
23. WISNUWARDHANA / RANGGAWUNI
(1250 -1268)
• Wisnuwardhana adalah raja Singhasari yang
memerintah pada tahun 1249-1268. Gelar
lengkapnya ialah Sri Jayawisnuwardhana Sang
Mapanji Seminingrat Sri Sakala Kalana Kulama
Dhumardana Kamaleksana (menurut Prasasti
maribong, 1248).
24. • Nagarakretagama (1365) juga menyebutkan
tentang adanya pemerintahan bersama antara
Wisnuwardhana dan Narasingamurti untuk
menciptakan perdamaian antara pengikut
Tunggul Ametung dan Ken Arok.
• Dalam Pararaton dikisahkan bahwa pada masa
kekuasaan Ranggawuni bergelar
Wisnuwardhana, perseteruan antar-keluarga
dalam Dinasti Rajasa berakhir dengan
rekonsiliasi. Wisnuwardhana memerintah
bersama sepupunya, Mahesa Cempaka yang
bergelar Narasingamurti.
25. Pemerintahan Wisnuwardhana
• Dalam menjalankan pemerintahannya Raja
Wisnu dibantu oleh batara Narasinga (Mahisa
Campaka) dan Mahamentri Patih Raganata.
• Dalam Pararaton disebutkan demi memajukan
kemakmuran negara pada tahun saka 1193
Prabu Wisnuwardhana membuat pelabuhan di
sungai Brantas dekat kota Majakerta yang
terkenal dengan Canggu.
26. Akhir Pemerintahan
Wisnuwardhana
• Pada tahun 1254 ibu kota Kerajaan Tumapel
diganti nama dari Kutaraja menjadi Singhasari.
Pada tahun itu pula Wisnuwardhana
mengangkat putranya yang bernama
Kertanagara sebagai raja.
• Tahun kematian Wisnuwardhana menurut
Pararaton adalah 1268, Wisnuwardhana setelah
wafat dicandikan di Waleri sebagai Siwa dan di
Jajagu sebagai Budha
28. Nama Asli Wisnuwardhana
• Dalam Prasasti Mula Malurung (1255)
disebutkan kalau ayah dari Kertanagara
bernama Seminingrat.
• Nama Seminingrat juga ditemukan dalam
Prasasti Maribong (1248) sebagai nama lain
Wisnuwardhana
Berdasarkan bukti prasasti tersebut, dapat
disimpulkan bahwa nama asli Wisnuwardhana
adalah Seminingrat, sedangkan Ranggawuni
hanyalah nama ciptaan pengarang Pararaton.
29. Kertanegara
• Kertanagara adalah putera Wisnuwardhana
raja Singhasari tahun 1248-1268. Ibunya
bernama Waning Hyun yang bergelar
Jayawardhani
• Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar
Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara dan
merupakan raja Singasari terakhir sekaligus
terbesar.
• Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga
orang mahamentri, yaitu mahamentri i
hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i
sirikan.
• Istri Kertanagara bernama Sri Bajradewi. Dari
perkawinan mereka lahir beberapa orang
putri, yang dinikahkan antara lain dengan
Raden Wijaya putra Lembu Tal, dan Ardharaja
30. • Salah satu usaha untuk
mewujudkannya, Kertanegara
mengirimkan utusan ke Melayu yang
dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu
1275 yang berhasil menguasai Kerajaan
Melayu.
• Selain menguasai Melayu, Singasari juga
menaklukan
Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura
(Kalimantan Barat), dan Gurun (Maluku).
• Pada tahun 1289 datang utusan Kubilai
Khan yang bernama Meng Khi, meminta
agar Kertanagara tunduk kepada
kekuasaan Mongol dan menyerahkan
upeti setiap tahunnya. Kertanagara
menolak tahun kemudian
Beberapapermintaan itu. Kubilai Khan mengirim pasukan yang dipimpin Ike
Mese untuk menaklukkan Singhasari. Pasukan tersebut
mendarat di Jawa tahun 1293 di mana saat itu Kertanagara telah lebih dulu
meninggal pada tahun 1292 akibat pemberontakan Jayakatwang.
31.
32.
33. Raden Wijaya
• Raden Wijaya adalah Pendiri sekaligus
Raja Majapahit yang pertama. Raden
Wijaya dinobatkan pada tahun 1215
saka, yaitu tahun 1293 dengan gelar Śri
Kĕrtarājasa Jayawardhana. Ia juga
dikenal dengan nama lain, yaitu Nararyya
Sanggramawijaya menurut Kidung Harsa
Wijaya.
Raden Wijaya adalah anak dari Rakeyan
Jayadarma, raja ke-26 dari Kerajaan
Sunda Galuh , dan Dyah Lembu
Tal, seorang putri Singhasari. Dengan
demikian, Raden Wijaya merupakan
keturunan langsung dari Wangsa
Rajasa, yaitu dinasti pendiri Kerajaan
Singhasari.
34. Ken Arok (1222-1227) memiliki anak Mahesa Wong Ateleng dari
Ken Dedes. Mahesa Wong Ateleng memiliki anak Mahesa Cempaka
yang bergelar Narasinghamurti. Menurut
Nagarakretagama, Mahesa Cempaka memiliki anak Dyah lembu Tal
yang diberi gelar Dyah Singhamurti dan kemudian menurunkan
Raden Wijaya.
• Menurut prasasti dan Kakawin Nagarakretagama disebutkan bahwa
Raden Wijaya memperistri empat orang putri raja Kertanegara
dengan gelar sebagai berikut :
1. Śri Parameśwari Dyah Dewi Tribhūwaneśwari.
2. Śri Mahādewi Dyah Dewi Narendraduhitā.
3. Śri Jayendradewi Dyah Dewi Prajnyāparamitā
4. Sri Rājendradewi Dyah Dewi Gayatri.
35. Sri Jayanegara
• Menurut Pararaton, nama asli Jayanagara
adalah Raden Kalagemet
• Jayanagara naik takhta menjadi
raja Majapahit menggantikan ayahnya yang
menurut Nagarakretagama meninggal
dunia tahun 1309.
• Menurut Pararaton, pemerintahan
Jayanagara diwarnai banyak
pemberontakan.
• Pemberontakan pertama terjadi ketika
Jayanagara naik takhta, yaitu dilakukan
oleh Ranggalawe pada tahun 1295.
Pemberontakan lainnya yaitu
pemberontakan Juru Demung
tahun 1313, Gajah Biru tahun 1314, Mandana
dan Pawagal tahun 1316, Ra
Semi tahun 1318, Pemberontakan Nambi
tahun 1316 , pemberontakan Ra
36. • Pemberontakan Nambi tahun 1316
dalam Pararaton juga disebutkan
dalam Nagarakretagama, dan diuraikan Kidung
Sorandaka.
Menurut Nagarakretagama, pemberontakan
Nambi tersebut dipadamkan langsung oleh
Jayanagara sendiri.
• Pemberontakan yang paling berbahaya adalah
pemberontakan Ra Kuti tahun1319. Ibu
kota Majapahit bahkan berhasil direbut kaum
pemberontak, sedangkan Jayanagara sekeluarga
terpaksa mengungsi ke desa Badander dikawal
para prajurit bhayangkari.
• Pemimpin prajurit bhayangkari yang
bernama Gajah Mada kembali ke ibu kota
menyusun kekuatan. Berkat kerja sama antara
para pejabat dan rakyat ibu kota, Kelompok Ra
Kuti dapat dihancurkan.
• Jayanegara meninggal pada tahun 1328.
37. Tribhuwana Tunggadewi
• Nama asli Tribhuwana Wijayatunggadewi
adalah Dyah Gitarja. Ia merupakan putri
dari Raden Wijaya dan Gayatri. Memiliki adik
kandung bernama Dyah Wiyat dan kakak tiri
bernama Jayanagara. Pada masa
pemerintahan Jayanagara (1309-1328) ia
diangkat sebagai penguasa bawahan
di Jiwana bergelar Bhre Kahuripan.
• Cakradhara merupakan suami Tribhuwana
Tunggadewi yang bergelar Kertawardhana Bhre
Tumapel. Dari perkawinan itu lahir Dyah Hayam
Wuruk dan Dyah Nertaja. Hayam Wuruk
kemudian diangkat sebagai yuwaraja bergelar
Bhre Kahuripan atau Bhre Jiwana, sedangkan
Dyah Nertaja sebagai Bhre Pajang.
38. • Tribhuwana naik takhta atas perintah
ibunya (Gayatri) tahun 1329
menggantikan Jayanagara yang
meninggal tahun 1328.
Ketika Gayatri meninggal dunia tahun
1350, pemerintahan Tribhuwana pun
berakhir pula.
• Pemerintahan Tribhuwana terkenal
sebagai masa perluasan
wilayah Majapahit ke segala arah
sebagai pelaksanaan Sumpah Palapa.
39. HayamWuruk
• Hayam Wuruk naik tahta pada usia yang sangat muda yaitu 16
tahun dan bergelar Rajasanegara. Di masa pemerintahan Hayam
Wuruk yang didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada, Majapahit
mencapai keemasannya. Dari Kitab Negerakertagama dapat
diketahui bahwa daerah kekuasaan pada masa pemerintahan
Hayam Wuruk, hampir sama luasnya dengan wilayah Indonesia
yang sekarang, bahkan pengaruh kerajaan Majapahit sampai ke
negara-negara tettangga. Satu-satunya daerah yang tidak tunduk
kepada kekuasaaan Majapahit adalah kerajaan Sunda yang saat itu
dibawah kekuasaan Sri baduga Maharaja. Hayam Wuruk
bermaksud mengambil putri Sunda untuk dijadikan permaisurinya.
Setelah putri Sunda (Diah Pitaloka) serta ayahnya Sri Baduga
Maharaja bersama para pembesar Sunda berada di Bubat, Gajah
Mada melakukan tipu muslihat, Gajah Mada tidak mau perkawinan
Hayam Wuruk dengan putri Sunda dilangsungkan begitu saja. Ia
menghendaki agar putri Sunda dipersembahkan kepada Majapahit
(sebagai upeti). Maka terjadilah perselisihan paham dan akhirnya
terjadinya perang Bubat. Banyak korban dikedua belah pihak, Sri
Baduga gugur, putri Sunda bunuh diri.
40. • Tahun 1364 Gajah Mada meninggal, Kerajaan
Majapahit kehilangan seorang mahapatih yang
tak ada duanya. Untuk memilih penggantinya
bukan suatu pekerjaan yang mudah. Dewan
Saptaprabu yang sudah beberapa kali
mengadakan sidang untuk memilih pengganti
Gajah Mada akhirnya memutuskan bahwa Patih
Hamungkubhumi Gajah Mada tidak akan
diganti “untuk mengisi kekosongan dalam
pelaksanaan pemerintahan diangkat Mpu Tandi
sebagai Wridhamantri, Mpu Nala sebagai
menteri Amancanegara dan patih dami sebagai
Yuamentri. Raja Hayam Wuruk meninggal pada
tahun 1989.
41. Wikramawardhana
• Putri mahkota Kusumawardhani yang naik tahta
menggantikan ayahnya bersuamikan
Wikramawardhana. Dalam prakteknya
Wikramawardhanalah yang menjalankan roda
pemerintahan. Sedangkan Bhre Wirabhumi anak Hayam
Wuruk dari selir, karena Bhre Wirabhumi (Putri Hayam
Wuruk) dari selir maka ia tidak berhak menduduki tahta
kerajaan walaupun demikian ia masih diberi kekuasaan
untuk memerintah di Bagian Timur Majapahit , yaitu
daerah Blambangan. Perebutan kekuasaan antara
Wikramawardhana dengan Bhre Wirabhumi disebut
perang Paregreg.Wikramawardhana meninggal tahun
1429, pemerintahan raja-raja berikutnya berturut-turut
adalah Suhita, Kertawijaya, Rajasa
Wardhana, Purwawisesa dan Brawijaya V, yang tidak
luput ditandai perebutan kekuasaan.
42. Suhita (dikenal juga dengan sebutan
Prabhustri)
• masa pemerintahan tahun 1429-1447 M, anak
dari Wikramawarddhana. Ia menggantikan
kakaknya yang telah dinobatkan sebagai putra
mahkota yaitu Bhre Hyang Wekasing Sukha II
yang berkedudukan di Tumapel (Bhre Tumapel)
tetapi sebelum diangkat menjadi raja telah
meninggal terlebih dahulu pada tahun 1399 M.
43. Girishawardhana Dyah Suryawikrama /
Bhra Hyang Purwawisesa
• Girishawardhana Dyah Suryawikrama adalah
raja Majapahit yang memerintah tahun 1456-1466.
Ia dianggap identik dengan Bhra Hyang
Purwawisesa dalam Pararaton.
• Bhra Hyang Purwawisesa dalam Pararaton Menurut
Pararaton, Sepeninggal Rajasawardhana tahun 1453
Majapahit dilanda kekosongan pemerintahan
selama tiga tahun. Baru pada tahun 1456, Bhre
Wengker naik takhta bergelar Bhra Hyang
Purwawisesa. Pada tahun 1462 terjadi bencana
gunung meletus mewarnai pemerintahannya.
• Pada tahun 1466 Hyang Purwawisesa meninggal
dunia dan dicandikan di Puri. Ia digantikan oleh
Bhre Pandansalas sebagai raja selanjutnya.
44. SINGHAWIKRAMAWARDHANA
(Sri Adi Suraprabhawa Singhawikramawardhana
Giripatipasutabhupatiketubhuta)
• memerintah tahun 1388-1396 Saka (14661474 AD). Gelar resmi (abhisekanama)
Paduka Sri Maharajadhiraja Prajakainatha
Srimacchri Bhattara Prabhu
Garbhottprasutinama Dyah Suraprabhawa
Sri
Singhawikramawardhananamarajabhiseka
. Suraprabhawa menggantikan Sang
Sinagara. Prasasti Pamintihan (1395
Saka/1473 AD) menyebutkan gelar
nobatnya, Sri Adi Suraprabhawa
Singhawikramawardhana
Giripatipasutabhupatiketubhuta.
45. • Di dalam Prasasti Trailokyapuri (dikeluarkan oleh Dyah
Ranawijaya) Dyah Suraprabhawa Sri Singhawikramawardhana
mangkat tahun 1396 Saka/1474 AD.
• dia- lah sebenarnyalah yang meneratas tapak jejak kembalinya
Dinasti (Janggala-Kadiri). Mempertautkan Dinasti Singhasari
kepada tatanan pemerintahan politik Negara Majapahit. Sejak
pemerintahannya hingga runtuhnya Majapahit, gelar raja-rajanya
mencantumkan ‘Girindrawardhana’. Oleh karena itu, meski
mungkin tidak terlalu ‘populer’ akan tetapi kebesaran Sri Adi
Suraprabhawa diabadikan dalam oleh Rakawi Mpu Tan Akung di
dalam gubahan pujasastranya, Kakawin Lubdhaka atau
Siwaratrikalpa Ia diseru dengan hormat sebagai tokoh
Giripatipasutabhupatiketubhuta karena sesungguhnyalah di dalam
dirinya mengalir darah murni ‘pribumi’ keturunan raja-raja
gunung (Girindrawangsaja) yang telah berhasil mempersatukan
keluarga Janggala-Kadiri-Majapahit.
• berakhir tahun 1474 dan digantikan oleh keponakannya, yaitu Bhre
Kertabhumi putra Rajasawardhana, yang sebelumnya pergi
meninggalkan istana bersama ketiga kakaknya. Meski tidak disebut
dengan jelas dalam Pararaton, dapat dipastikan Bhre Kertabhumi
melakukan kudeta terhadap Dyah Suraprabhawa kare
46. • Girisawardhana Dyah Suryawikrama Tokoh Hyang
Purwawisesa dianggap identik dengan Girisawardhana Dyah
Suryawikrama, raja Majapahit yang mengeluarkan prasasti
Sendang Sedur tahun 1463. Nama Dyah Suryawikrama
sebelumnya juga muncul dalam prasasti Waringin Pitu
(1447), sebagai putra kedua Dyah Kertawijaya.
• Jika
Rajasawardhana
identik
dengan
Dyah
Wijayakumara, kakak Suryawikrama. Maka, kekosongan
pemerintahan selama tiga tahun dapat diperkirakan terjadi
karena adanya perebutan takhta antara Suryawikrama
melawan Samarawijaya putra sulung Wijayakumara.
• Prasasti Waringin Pitu juga menyebutkan Samarawijaya
adalah menantu Suryawikrama. Mungkin pada tahun 1456
persaingan antara keduanya berakhir setelah Samarawijaya
merelakan takhta Majapahit kepada Suryawikrama, yang
tidak lain adalah paman sekaligus mertuanya tersebut.
47. Kertabumi / Brawijaya V / R Alit /
Angkawijaya
• Memerintah Mojopahit tahun 1468. Majapahit
pindah ke Daha.
• Prabu Brawijaya atau Brawijaya V adalah raja
terakhir Majapahit versi naskah babad dan serat
• Babad Tanah Jawi menyebut nama asli Brawijaya
adalah Raden Alit putra Prabu Bratanjung.
• Brawijaya memerintah dalam waktu yang sangat
lama, yaitu naik takhta ketika putranya yang
bernama Arya Damar belum lahir, sampai turun
takhta karena dikalahkan putranya yang lain, yaitu
Raden Patah yang juga anak angkat Arya Damar.
48. • Brawijaya memiliki permaisuri bernama Ratu
Dwarawati, seorang muslim dari Campa. Dari
mereka, antara lain, lahir, Raden Patah bupati
Demak, Batara Kalong bupati Ponorogo, dan
Bondan Kejawan leluhur raja-raja Mataram Islam
Sementara itu Serat Kanda menyebut nama asli
Brawijaya adalah Angkawijaya putra Prabu
Mertawijaya dan Ratu Kencanawungu.
Mertawijaya adalah nama gelar Damarwulan yang
naik takhta Majapahit setelah mengalahkan Menak
Jingga bupati Blambangan. Pemerintahan
Brawijaya atau Brawijaya V berakhir akibat
serangan putranya sendiri yang bernama Raden
Patah pada tahun 1478. Raden Patah kemudian
menjadi raja pertama Demak bergelar Panembahan
Jimbun.
49. • Namun Noorduyn menyangkal adanya Dinasti
Girindrawardhana. Bagaimana pun, Girindra
adalah sebutan untuk Dewa Siwa. Dewa Siwa ini
dipuja pada masa Singasari-Majapahit. Ada pun
penyebutan Dyah Suraprabahwa sebagai
keturunan Girindrawangsa dalam Lubdhaka
lebih merupakan pemujaan terhadap dirinya
sebagai titisan Dewa Siwa, bukan atas dasar
silsilah.
50. Bhre Kertabhumi dalam Pararaton
• Teori yang menyebut Bhre Kertabhumi sebagai
tokoh yang meninggal tahun 1400 Saka (1478
Masehi) cukup populer, karena namanya
ditemukan dalam kronik Cina dari Kuil Sam Po
Kong sebagai Kung-ta-bu-mi raja Majapahit
yang kalah tahun 1478. Sedangkan dalam Serat
Kanda juga disebutkan bahwa, Brawijaya
dikalahkan Raden Patah pada tahun Sirna ilang
KERTA-ning BUMI, yang artinya 1400 Saka.
51. Bre Kertabhumi dalam Kronik Cina
• Menurut kronik Cina di atas, Raden Patah adalah
putra Bhre Kertabumi, sedangkan Swan Liong
adalah putra Hyang Wisesa dari selir Cina. Kisah ini
terkesan lebih masuk akal dari pada uraian versi
babad dan serat.
Selanjutnya dikisahkan, sepeninggal Kung-ta-bumi, Majapahit menjadi bawahan Demak yang
diperintah oleh Nyoo Lay Wa (seorang Cina muslim)
sebagai bupati.
• Jadi, menurut Berita Cina tersebut, Dyah
Ranawijaya alias Bhatara Wijaya adalah saudara
ipar sekaligus bupati bawahan Raden Patah. Dengan
kata lain, Bhra Wijaya adalah menantu Bhre
Kertabhumi menurut Kronik Cina.
52. Girindrawardhana
Prabhu Natha Girindrawardhana Dyah
Ranawijaya atau Pa Bu Ta La adalah bupati
bekas Kerajaan Majapahit yang memerintah
sekitar tahun 1488-1527.
Ia menantu Kertabhumi dan ipar Raden
Fatah/Senapati Jin Bun.
Tahun 1517 ia menjalin hubungan dengan
Portugis di Malaka.
53. Ranawijaya diperkirakan sebagai putra
Suraprabawa Sang
Singawikramawardhana
Pada tahun 1486 Ranawijaya mengeluarkan
Prasasti Jiyu.
Upacara Sraddha untuk memperingati 12 tahun
meninggalnya Bhatara Mokteng Dahanapura.
Prasasti Petak berisi bahwa Ranawijaya menjadi
raja atas usahanya mengalahkan Bhre
Kertabumi
54. Perang Majapahit dan Demak
Tahun 1478 Perang ini terkenal sebagai Perang
Sudarma Wisuta.
Tahun 1517 Pa-bu-ta-la bekerja sama dengan
bangsa asing di Moa-lok-sa sehingga mengundang
kemarahan Jin Bun
Perang antara Majapahit dan Demak pun meletus
kembali. Perang terjadi tahun 1524
Perang terakhir terjadi tahun 1527
Menurut kronik Cina, Pa-bu-ta-la meninggal dunia
tahun 1527 sebelum pasukan Demak merebut
istana. Peristiwa kekalahan Girindrawardhana Dyah
Ranawijaya ini menandai berakhirnya riwayat
Kerajaan Majapahit. Para pengikutnya yang
menolak kekuasaan Demak memilih pindah ke
pulau Bali.