1. KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga atas ridho-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Tugas makalah ini diselesaikan untuk memenuhi tugas yang diberikan dan
sebagai sarana menambah wawasan.
Walaupun telah berusaha semaksimalkan mungkin penulis menyadari penuh
bahwa tugas makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis sebagai pengetahuan dan
perbaikan di masa yang akan datang.
Mudah-mudahan makalah yang penulis buat ini bisa bermanfaat baik bagi
pembaca maupun bagi penulisnya.
Penysusun
2. DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
Definisi Akhlak
A. Akhlak terhadap orang tua
1.1 Syarat Menjadi Anak Berbakti
B. Akhlak Terhadap Guru
2.1 Adab-Adab Menghormati Guru :
C. Realita Anak Zaman Sekarang
D. Durhaka Kepada Orang Tua dan Guru
4.1 Definisi Durhaka
4.2 Di antara Bentuk Durhaka pada Orang Tua
DAFTAR PUSTAKA
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seberapa hormatkah kita sebagai anak kepada orang tua kita?guru
kita?mungkin kata tersebut bukanlah kata yang mesti ditanyakan,karena rasa hormat
kepada orang tua dan guru itu merupakan sebuah kewajiban bagi seorang anak.
Beginilah cara al-Qur’an dan hadits-hadits menjelaskan mengenai kewajiban
anak terhadap orang tua. Mereka harus menghormati, mentaati , berbuat baik dan
tidak berkata buruk atau sesuatu yang menyakitkan kedua orang tua. “Dan Tuhanmu
telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia” QS. Al-Isra’, 17: 23. Karena kedua orang tua, terutama ibu, telah mengawali
melakukan kewajiban dengan kasih sayang yang dilimpahkan. Sejak anak masih
berupa bayi, bahkan masih dalam kandungan. Hamil dengan penuh beban kesusahan,
melahirkan, menyusui, merawat, mendidik dan menafkahi dan saat melahirkan ibu
melakukan taruhan nyawa dan darah. Semua itu merupakan bentuk kasih sayang yang
telah dilakukan kedua orang tua (Lihat: QS. Luqman, 31: 14 dan QS al-Ahqaf, 46:
15). Jadi, tinggal anak yang berkewajiban untuk menghormati dan memuliakan kedua
orang tuanya.
Namun nyatanya pada zaman yang modern seperti sekarang ini istilah hormat
kepada orang tua itu mulai berkurang.Anak zaman sekarang saat ini banyak sekali
anak yang tidak berbakti kepada orang tuanya dan mulai berlaku tidak sopan kepada
orang tuanya,kebanyakan anak mempunyai pendengaran yang tidak peka pada
perkataan orang tua sehingga mempunyai istilah masuk telinga kanan keluar telinga
kiri.Tidak sedikit anak yang membangkang peintahnya dan menyakiti hati
4. orang.Sungguh perbuatan yang sangat tercela yang menyakiti orang tua dan termasuk
kedalam golongan anak yang durhaka.
Perlu diketahui orang tua merawat dan mengasuh anak-anakmya hampir
sepanjang hidup mereka, hingga pada sampai saat orang tua menjadi tua dan lemah
sehingga membutuhkan perawatan dan pememeliharaan untuk dirinya. Dan anak-anaknyalah
yang wajib melakukannya sebagai bentuk ketaatan kepada perintah-Nya
dan hanya mengharapkan pahala-Nya.
5. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Akhlak
Akhlak adalah suatu sikap yang melekat dalam jiwa seseorang yang
melahirkan perbuatan-perbuatan berdasarkan kemauan dan pilihan,baik dan buruk,
terpuji dan tercela. Akhlak tersebut melekat menjadi tabiat jiwa karena pengaruh
pendidikan baik dan buruk. Seorang mukmin yang paling sempurna imannya ialah
yang paling sempurna akhlaknya dan akhlak merupakan amalan yang paling utama
serta merupakan amalan yang paling banyak memasukkan ke surga1.
Akhlak berasal dari bahasa arab yaitu alkhulq, al-khuluq yang mempunyai arti
watak, tabiat. Secara istilah akhlak menurut Ibnu Maskawi adalah sesuatu keadaan
bagi jiwa yang mendorong ia melakukan tindakan-tindakan dari keadaan itu tanpa
melalui pikiran dan pertimbangan. Keadaan ini terbagi dua, ada yang berasal dari
tabiat aslinya, ada pula yang diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh
jadi, pada mulanya tindakan itu melalui pikiran dan pertimbangan, kemudian
dilakukan terus menerus, maka jadilah suatu bakat dan akhlak.
2.2 Akhlak Terhadap Orang Tua
Orang tua adalah penyebab perwujudan kita. Kalaulah mereka itu tidak ada,
kitapun tidak akan pernah ada. Kita tahu bahwa perwujudan itu disertai dengan
kebaikan dan kenikmatan yang tak terhingga banyaknya, plus berbagi rizki yang kita
peroleh dan kedudukan yang kita raih. Orang tua sering kali mengerahkan segenap
jerih paya mereka untuk menghindarkan bahaya dari diri kita. Mereka bersedia
kurang tidur agar kita bisa beristirahat. Mereka memberikan kesenangan-kesenangan
kepada kita yang tidak bisa kita raih sendiri. Mereka memikul berbagai penderitaan
dan mesti berkorban dalam bentuk yang sulit kita bayangkan.
6. Dengan demikian, menghardik kedua orang tua dan berbuat buruk kepada
mereka tidak mungkin terjadi kecuali dari jiwa yang bengis dan kotor, berkurang
dosa, dan tidak bisa diharap menjadi baik. Sebab, seandainya seseorang tahu bahwa
kebaikan dan petunjuk allah mempunyai peranan yang sangat besar, tentunya siapa
tahu pula bagaimana harus berbuat baik kepada orang yang semestinya diperlakukan
dengan baik., bersikap mulia terhadap orang yang telah membimbing, berterima kasih
kepada orang yang telah memberikan kenikmatan sebelum dia sendiri bisa
mendapatkannya, dan yang telah melimpahinya dengan berbagai kebaikan yang tak
mungkin bisa di balas. Orang tua adalah orangorang yang bersedia berkorban demi
anaknya, tanpa memperdulikan apa balasan yang akan diterimanya1.
Kewajiban anak adalah penghormatan (dan tentu ketaatan) dan haknya adalah
memperoleh kasih- sayang. Idealnya, prinsip ini tidak bisa dipisahkan. Artinya,
seorang diwajibkan menghormati jika memperoleh kasih-sayang. Dan orang tua
diwajibkan menyayangi jika memperoleh penghormatan. Ini timbal balik, yang jika
harus menunggu yang lain akan seperti telur dan ayam. Tidak ada satupun yang
memulai untuk memenuhi hak yang lain. Padahal biasanya, seseorang memperoleh
hak jika telah melaksanakan kewajiban. Karena itu, yang harus didahulukan adalah
kewajiban. Tanpa memikirkan hak yang mesti diperoleh. Orang tua seharusnya
menyayangi, dengan segala perilaku, pemberian dan perintah kepada anaknya,
selamanya. Begitu juga anak, harus menghormati dan memuliakan orang tuanya,
selamanya. Sebagai wujud bakti kita terhadap orang tua, kita harus mengetahui mana
akhlak yang harus kita lakukan dan kebiasaan buruk yang harus kita jauhi agar tidak
menyakiti hati orang tua2.
Allah mewasiatkan agar berterima kasih kepada kedua orang tua disamping
bersyukur kepadaNya. Allah juga memerintahkan agar sang anak memperlakukan
kedua orang tua dengan cara yang baik walaupun mereka memaksanya berbuat kufur
terhadap Allah. Berdasarakan ini anda tahu, bahwa yang disyariatkan bagi anda
adalah tetap memperlakukan ayah anda dengan baik, tetap berbuat baik kepadanya
7. walaupun ia bersikap buruk terhadap anda. Terus berusaha mengajaknya kepada al-haq.
Kendati demikian, anda tidak boleh mematuhinya dalam hal kemaksiatan1.
Sebagai wujud rasa berterima kasih kita terhadap orang tua tentulah tidak
cukup hanya dengan mengucapkan rasa syukur dan terima kasih. Kasih sayang orang
tua harus kita balas juga dengan kasih sayang dengan cara berbakti kepada mereka
dengan tiada akhir. Meskipun si anak sudah dewasa dan berkeluarga, anak masih
memiliki kewajban dan tanggung jawab terhadap orang tuanya.
1.1 Syarat Menjadi Anak Berbakti
Ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi, agar seorang anak bisa disebut
sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya:
Satu, lebih mengutamakan ridha dan kesenangan kedua orang tua daripada ridha diri
sendiri, isteri, anak, dan seluruh manusia.
Dua, menaati orang tua dalam semua apa yang mereka perintahkan dan mereka
larang baik sesuai dengan keinginan anak ataupun tidak sesuai dengan keinginan
anak. Selama keduanya tidak memerintahkan untuk kemaksiatan kepada Allah.
Tiga, memberikan untuk kedua orang tua kita segala sesuatu yang kita ketahui bahwa
hal tersebut disukai oleh keduanya sebelum keduanya meminta hal itu. Hal ini kita
lakukan dengan penuh kerelaan dan kegembiraan dan selalu diiringi dengan
kesadaran bahwa kita belum berbuat apa-apa meskipun seorang anak itu memberikan
hidup dan hartanya untuk kedua orang tuanya2.
1. http://www.almanhaj.or.id/content/1425/slash/0
2. Ustadz Aris Munandar, 2008, http://muslimah.or.id/bakti kepada orang tua
B. Akhlak Terhadap Guru
Sebagai penuntut ilmu, sesungguhnya kewajiban menuntut ilmu merupakan
suatu kewajiban yang Allah berikan kepada setiap muslim dan muslimah. Seorang
muslim berkewajiban untuk menuntut ilmu yang dengannya ia dapat beribadah
dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syari’at.
Allah berfirman yang artinya :
8. “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat1”.
Hendaknya seorang muslim meniatkan upaya menuntut ilmu tersebut untuk
mencari ridha Allah semata, ditujukan agar menuntut ilmu tersebut ia dapat mengerti
apa yang diwajibkan dan diharamkan Allah terhadapnya. Maka ilmu utama yang
harus ia cari adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tugas hidupnya sebagai hamba
Allah, yaitu untuk beribadah. Adapun ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kehidupan
sosial, seperti kedokteran, matematika, fisika, pengetahuan alam dan ilmu-ilmu
lainnya, maka yang demikian itu merupakan suatu keutamaan jika ia
mempelajarinya2.
Untuk memperoleh ilmu tersebut, tentulah kita membutuhkan orang yang ahli
dalam bidang ilmu. Orang yang ahli dalam bidang ilmu adalah guru. Sebagaimana
orang tua kita, ternyata guru juga mempunyai jasa yang sangat besar kepada kita.
Mereka mengajari kita ilmu yang berguna, mendidik ahklaq, tentunya kita juga wajib
mencintai dan menghormatinya, menyenangkan hatinya dan memperlakukannya
dengan baik. Menerima pelajaran yang diberikan guru dengan hati yang penuh rasa
ikhlas, perasaan senang, mematuhi perintahnya tentunya akan bermanfaat bagi kita
sendiri.
1. (Q.S Al Mujadilah : 11)
2. Abu Fatiyah Al-Adnani, 2002, AGENDA MUKMIN Panduan Membina Pribadi
Mukmin Ideal,Qisty Saufa Abadi, halaman 28.
sabda Rosululloh saw :
سلِة سس سسا س اًق س ل سلَ ب هَلمَ للََّ للًق سساْسم كعْ سَم سَمَ س اًق سََِ كلَس نَ
“Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu padanya, Alloh
mudahkan baginya dengannya jalan menuju syurga.1”
9. Murid yang sopan dan rendah hati akan mudah mendapatkan ilmu dan mendapatkan
manfaatnya. Sebaliknya murid yang sombong dan tidak sopan hanya akan menambah
kesombongan dan meperburuk perilakunya2.
2.1 Adab-Adab Menghormati Guru :
1. Mulai memberi salam dan hormat.
2. Banyakkan berdiam diri.
3. Meminta izin guru untuk bertanya.
4. Jangan sekali-kali berhujah dengan guru.
5. Tunjukkan sikap menerima pendapatnya.
6. Tidak menyinggung perasaannya.
7. Duduk bersopan dan tenang di hadapan guru.
8. Cari masa yang sesuai untuk bertanya.
9. Sentiasa berbaik sangka dengan guru.
10.Tidak memandang besar kelemahannya kerana dia juga manusia biasa.
11.Memberikan segala keutamaan terhadap guru.
12.Sentiasa merendah diri kepadanya3.
1. HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah
2. http://mentoringku.wordpress.com/Berbakti-kepada-orang-Tua-dan-Guru/
3. http://kawansejati.ee.itb.ac.id/adab-murid-terhadap-guru/
C. REALITA ANAK ZAMAN SEKARANG
Orang tua merawat dan mengasuh anak-anaknya hampir sepanjang hidup
mereka,sejak sang ibu mengandung seorang anak selama kurang lebih selama 9
bulan,mungkin bisa kita ibaratkan kita sedang menggendong tas yang berisi buku-buku
yang menambah beban pikul kita waktu berangkat kuliah,mungkin akan terasa
berat dan capek sehingga mengurangi buku itu dan mungkin kalau sudah diambang
batas buku yang ada dalam tas itu kita keluarkan atau bahkan kita lempar sejauh
mungkin karena menyebabkan punggung kita sakit. Berbeda jauh dengan sang ibu
10. yang yang sedang mengandung,dia tidak pernah mengeluh bahkan sang ibu sangat
senang dengan sepenuh hati saat sedang mengandung,kasih sayangnya dia sampaikan
dengan mengelus-elus perutnya sambil memejamkan matanya penuh harapan kepada
sang illahi dengan harapan semoga anak yang dikandungnya ini menjadi anak yang
sholeh dan berbakti kepada orang tuanya.
Berbeda dengan perjuangan seorang ayah dalam mencari rejeki yang halal
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya terutama pada sang anak yang dalam masa
kandungan.Pada pagi hari sang ayah pergi bekerja dan terus bekerja hingga larut
malam
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu
bapaknya ; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah
, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua
orang ibu bapakmu , hanya kepadaKu-lah kembalimu . Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali
kepadaKu”1.
Orang tua semakin lama semakin termakan oleh usia mereka menjadi tua
rentan dan melemah. Kulit ibu yang cantik semakin tua semakin mengkerut, ayah
yang biasa menggendong kini tulang punggungnya semakin rapuh dan bungkuk.
Mereka menjadi sangat tua dan lemah sehingga membutuhkan perawatan dan
pememeliharaan untuk dirinya. Dan tidak ada lagi orang selain anak-anaknyalah yang
wajib melakukannya sebagai bentuk ketaatan kepada perintah-Nya dan hanya
mengharapkan pahala-Nya.
1. Qur’an surat Lukman ayat 14-15
Namun kenyataannya pada zaman sekarang ini Panti Jompo masih sangat
penuh oleh orang tua.Panti jompo adalah suatu tempat orang tua. Maksudnya,
merekalah orang tua yang dicampakkan oleh anaknya atau lebih parahnya si anak itu
sudah malas merawat orang tuanya yang sudah tua, karena orang tuanya selalu
11. merengek kesakitan karena penyakit umurnya sehingga si anak itu merasa risih dan
terganggu karena keberadaannya,ada juga karena sang anak lebih mengutamakan
kebebasan semu dari pada bakti kepada orang tuanya .Berbeda sekali dengan orang
tua yang merawat sang anak dari kecil hingga dewasa sampai sekarang ini. Mereka
selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya dengan penuh kasih sayang dan
tidak pernah ada rasa keluh kesal didalam hati mereka.
Masih banyak juga anak yang masih sangat malas untuk melayani dan
merawat orang tua.Seperti kejadian yang seperti ini, “Nak,bisa tolong belikan ibu
garam dapur ke warung?Ibu sedang masak kehabisan garam”,suruh seorang kepada
anaknya.
Namun,si anak menjawab,”ah,bu malas aku barus aja pulang sekolah”.
Mungkin percakapan seperti ini sudah sering kita dengar dan bahkan pernah kita
alami.
Sungguh si anak itu telah menjawab dengan perkataan yang salah dan durhaka.
Padahal garam juga untuk kebutuhan makan si anak. Bagaimana rasa sayur tanpa
garam tentu tidak enak. Bahkan ironis sekali ada juga orang tua yang secara tidak
sadar dianggap sebagai pembantu. Mereka membersihkan rumah, mencuci pakaian,
dan menjadi pengasuh anak dari si anak yang sudah berumah tangga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh merugi, sungguh
merugi, dan sungguh merugi orang yang mendapatkan kedua orangtuanya yang
sudah renta atau salah seorang dari mereka kemudian hal itu tidak dapat
memasukkannya ke dalam surga1.”
1. Hadist Riwayat Muslim
D. DURHAKA KEPADA ORANG TUA dan GURU
4.1 Definisi Durhaka
Kata al-’uquuq (durhaka) berasal dari kata al-’aqq yang berarti asy-syaq
(mematahkan) dan al-qath’u atau dalam bahasa Arab disebut al-’aaq (anak yang
durhaka). Jamak dari kata al-’aaq adalah al-‘aqaqah. Yang dimaksud dengan al-
’uquuq (durhaka) adalah mematahkan “tongkat” ketaatan dan “memotong”
12. (memutus) tali hubungan antara seorang anak dengan orang tuanya. Jadi, yang
dimaksud dengan perbuatan durhaka kepada kedua orang tua adalah mematahkan
“tongkat” ketaatan kepada keduanya, memutuskan tali hubungan yang terjalin antara
orang tua dengan anaknya. Seorang anak dikatakan telah durhaka kepada orang
tuanya jika dia tidak patuh dan tidak berbuat baik kepadanya, meninggalkan sesuatu
yang disukai keduanya, dan tidak menaati apa yang diperintahkan atau diminta oleh
mereka berdua1.
4.2 Di antara Bentuk Durhaka pada Orang Tua
’Abdullah bin ’Umar radhiyallahu ’anhuma berkata,
ء ك وَك دَ ة ةِ ك عَ اوق سِ كق
”Membuat orang tua menangis termasuk bentuk durhaka pada orang tua.”
Mujahid mengatakan,
لا ب غي و دَ أن ده ع د وك دَه ذِك ض سَ م، و ةِ شد ك ظ وك دَ م مَ ب هَلق، و ةِ
أدخم للَّ لالق قِ حزن الق ه اد للَّ االق
“Tidak sepantasnya seorang anak menahan tangan kedua orang tuanya yang ingin
memukulnya. Begitu juga tidak termasuk sikap berbakti adalah seorang anak
memandang kedua orang tuanya dengan pandangan yang tajam. Barangsiapa yang
membuat kedua orang tuanya sedih, berarti dia telah mendurhakai keduanya.”
1. http://r0ch4.wordpress.com/durhaka-kepada-orang -tua/
Ka’ab Al Ahbar pernah ditanyakan mengenai perkara yang termasuk bentuk durhaka
pada orang tua, beliau mengatakan,
ذِك أ كَِ وك دَك س شيء ه م ت ط عالق ه اد للَّ ا ا الق ك عَ اوق ك م
“Apabila orang tuamu memerintahkanmu dalam suatu perkara (selama bukan dalam
maksiat, pen) namun engkau tidak mentaatinya, berarti engkau telah melakukan
berbagai macam kedurhakaan terhadap keduanya.”
Oleh karena itu berbuat baiklah kepada orang tua dan guru selagi masih ada
kesempatan untuk berbakti kepada mereka. Terutama berbakti kepada ibu.
Dalam kedua kitab Shahih diriwayatkan, “Seseorang datang kepada Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam dan bertanya, Wahai Rasulullah, siapakah yang berhak
13. mendapatkan perlakuan baik? Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab,
Ibumu. Beliau bertanya, Kemudian siapa? Rasulullah menjawab, Ibumu la bertanya
lagi, Kemudian siapa lagi? la menjawab, ibumu. la bertanya lagi, kemudian siapa?
Beliau menjawab, ‘Ayahmu. Kemudian yang paling dekat dan yang paling dekat.
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengulangi kewajiban berbakti kepada
seorang ibu hingga tiga kali sedangkan berbakti kepada ayah satu kali. Hal itu
disebabkan karena derita yang dialami seorang ibu lebih besar dari pada yang dialami
seorang ayah dan kasih sayang yang diberikannya juga lebih besar daripada ayah.
Belum lagi kalau dibandingkan dengan beratnya mengandung, kontraksi, melahirkan,
menyusui, dan berjaga malam1.
Pengorbanan ibu terhadap kita sebagai anak sungguhlah besar. Tidak ada
materi berupa uang, dan harta untuk membalas jasa seorang ibu melainkan menjadi
anak yang saleh dan berbakti kepadanya.
1. 1. http://r0ch4.wordpress.com/durhaka-kepada-orang -tua/
DAFTAR PUSTAKA
Abu Fatiyah Al-Adnani, 2002, AGENDA MUKMIN Panduan Membina Pribadi
Mukmin Ideal,Qisty Saufa Abadi
Aqidah Akhlak untuk Madrasah Ibtidiyah, Drs. H. Chatibul Umam dkk., Menara
Kudus.
Daradjat, Zakiah, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 1980
Nasihat-nasihat Qur`an: Akhlak dan Perilaku, Litera Antarnusa.
http://blog.pustakaaisyah.com –
http://rumaysho.wordpress.com/2009/05/28/akibat-durhaka-pada-orang-tua-2/
Nasihat-nasihat Qur`an: Akhlak dan Perilaku, Litera Antarnusa.
Terjemah Bulughul Maram. Muh Syarief Sukandy, PT Al Ma`arif: Bandung.
www.muslimah.or.id