A. ARTI IMAN DAN RUKUN IMAN
Secara etimologis, rukun iman itu terdiri dari 2 kata, yaitu
Rukun dan Iman,keduanya berasal dari bahasa arab.
Iman artinya percaya dengan sepenuh hati. Rukun
artinya dasar atau tiang, sandaran, penompang,. Rukun
iman berarti dasar iman atau tiangnya iman. Mengingat
sebuah tiang, maka ia adalah penjaga atapnya atau
bangunan keislaman seseorang dilihat dari segi
keimanannya.
kitab suci al-qur’an juga menyebut hal apa saja yang
perlu diimani secara terperinci, sekalipun tidak
menggunakan kata arkan al-iman. Sebagaimana di
sebut dalam QS. An-nisa [4]; 136, yang artinya:
“wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman
kepada Allah dan Rosul-Nya dan kepada kitab yang
Allah turunkan kepada Rosul-Nya, serta kitab yang Allah
Turunkan sebelumnya.kitab-kitab-Nya, Rosul-rosul-Nya
dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah
sesat sejauh-jauhnya”.
“Dari paparan diatas, dapat diketahui bahwa yang yang
disebut rukun iman itu ada enam perkara, yaitu: Iman
kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,
Rosul-Rosul-Nya, hari kiyamat, dan iman kepada Qadha
dan Qadar.
B. TANDA-TANDA ORANG BERIMAN
MENURUT AL-QUR'AN
Tanda-tanda orang yang beriman kepada Allah SWT
antara lain sebagai berikut:
1.Sangat mencintai Allah SWT.
2. Selalu Komitmen dalam Syahadatnya.
3. Tiap Pekerjaan selalu didasari Ilmu.
4. Mentaati Aturan.
5. Hidup Berjamaah.
C. PILAR UTAMA RUKUN IMAN : ENAM
RUKUN
1. IMAN KEPADA ALLAH SWT
Rukun Iman yang pertama adalah iman kepada Allah
SWT yang merupakan dasar dari seluruh ajaran Islam.
Orang yang akan memeluk agama Islam terlebih dahulu
harus mengucapkan kalimat syahadat.
Pada hakekatnya kepercayaan kepada Allah SWT
sudah dimiliki manusia sejak ia lahir. Bahkan manusia
telah menyatakan keimanannya kepada Allah SWT
sejak ia berada di alam arwah.
Iman kepada Allah SWT, Artinya kita yakin dan percaya
bahwa Allah itu ada. Adanya Allah itu dibuktikan dengan
penciptaan bumi, matahari, bulan, bintang, hewan,
tumbuhan, dan semua yang ada dimuka bumi ini.
Adanya allah itu karena kemahaEsaan-Nya. Esa itu baik
dalam Dzat maupun sifat-Nya.
Iman kepada Allah bermakna bahwa kita meyakini
tentang penjelasan Allah dan Rasulnya mengenai
keberadaan Tuhan. Untuk lebih terperinci lagi, makna
iman kepada Allah dapat kita jabarkan dalam empat poin
a. meyakini bahwa penciptaan manusia adalah kehendak
Allah dan tidak mahkluk lain yang terdapat di semesta
alam tanpa pengetahuan Allah swt,
b. meyakini bahwa Allah lah yang menciptakan bumi dan
alam semesta dan Allah pulalah yang memberikan reski
kepada manusia dan mahkluk lainnya.
c. meyakini bahwa Allahlah yang patut disembah dan
hanya kepadaNyalah segala ibadah ditujukan, misalnya
berzikir, sujud, berdoa, dan meminta. Semuanya hanya
kepada Allah semata.
d. meyakini sifat-sifat Allah yang tercantum dalam alquran
(Asmaul Husna)
Malaikat ialah mahkuluk gaib yang diciptakan Allah dari
cahaya, dengan ketaatan selalu menjalankan perintah
Allah dan kesanggupannya untuk beribadah kepada Allah.
Malaikat diciptakan tidak memiliki sikap ketuhanan dan
hanya Allahlah Tuhan semesta alam. Jumlah malaikat
sangat banyak dan semuanya tunduk dan menjalankan
perintah Allah SWT.
2. IMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH
Firman Allah SWT dalam surat At-Tahrim ayat :6: yang
Artinya “ Hai Orang-orang yang beriman, Peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bergejolak
yang bahanbakarnya adalah manusia dan batu,
penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, yang keras,
yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selaalu
mengerjakan apa yang diperintahkanNya”
Dengan demikian, maka para malaikat itu tidak mungkin
melakukan perbuatan yang durhaka kepada Allah atas
setiap PerintahNya dan selalu mengerjakan apa yang
diperinatahkanNya.
Makna beriman kepada malaikat dapat dijabarkan
kedalam empat poin:
a. mengimani wujud mereka.
b. mengimani nama-nama malaikat yang telah kita ketahui
namanya, sedangkan yang kita tidak ketahui namanya
kita mengimaninya secara Ijmal (garis besar).
c. mengimani sifat malaikat yang terdapat dalam hadis,
misalnya Rasullullah saw, pernah bertemu langsung
dengan malaikat jibril yang memiliki 600 sayap (Bukhari)
di hadis lain dikatakan setiap sayap malaikat jibril
menutupi setiap ufuk (Ahmad).
d.mengimani tugas malaikat seperti yang telah
diberitahukan kepada kita. Malaikat senantiasa beribada
kepada Allah; bertasbih siang dan malam dan berthawaf
di Baitul Ma'mur dan lain sebagainya.
a. Pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah
Menurut pengertian bahasa, kata iman adalah percaya
atau membenarkan. Menurut ilmu tauhid, iman berarti
kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati,
diikrarkan secara lisan, dan direalisasikan dalam
perbuatan. Dengan demikian, iman kepada kitab Allah
adalah mempercayai dan meyakini kitab-kitab Allah Swt.
yang diturunkan melalui para utusan-Nya, yaitu kitab Al-
Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw, kitab Injil kepada
Nabi Isa as, kitab Taurat kepada Nabi Musa as, dan
kitab Zabur kepada Nabi Daud as. Kepercayaan
tersebut diyakini dalam hati sanubari, diikrarkan dengan
ucapan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan amal
3. IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
Hal ini sesuai dengan firman Allah QS. Al-Baqarah ayat
177. Berdasarkan ayat tersebut, yang diperkuat oleh
akal pikiran sehat maka hukum beriman kepada kitab-
kitab Allah adalah wajib. Jika ada seseorang yang
mengaku sebagai seorang muslim, tetapi tidak percaya
kepada kitab Allah maka orang tersebut dianggap telah
murtad (keluar dari Islam).
b. Fungsi Iman kepada Kitab-kitab Allah
Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah dapat dilihat,
antara lain dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
1) Dalam Kehidupan Pribadi
Fungsi iman kepada kitab-kitab Allah dalam kehidupan
pribadi adalah sebagai stabilisator. Maksudnya, manusia
akan selalu menyadari bahwa semua yang menimpa
dirinya berupa kenikmatan, kesenangan, kesusahan,
dan musibah, semuanya telah diatur oleh Allah Swt.
2) Dalam Kehidupan Bemasyarakat, Berbangsa, dan
Bernegara
Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah memiliki fungsi
sebagai motivator (pendorong) bagi setiap anggota
masyarakat untuk selalu berbuat kebajikan.
iman kepada kitab Allah dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dapat
berfungsi sebagai motivator, dinamisator, dan
stabilisator, sehingga hubungan dengan sesama
manusia, baik perorangan ataupun kelompok akan
terjalin secara selaras, serasi, dan seimbang.
c. Melaksanakan Ajaran Kitab-kitab Allah
Kitab Taurat diwahyukan kepada Nabi Musa as. Di
dalamnya terdapat beberapa isyarat dan hukum agama
yang sesuai dengan tempat dan kondisi masa itu. Taurat
menerangkan aqidah-aqidajh yang benar, janji-jani Allah,
dan ancaman-ancaman-Nya terhadap hamba yang
membangkang. Dalam kitab Taurat juga ada keterangan
yang tegas akan datangnya Nabi Muhammad Saw.
sebagai penutup para nabi dan rasul, dan juga sebagai
pembawa risalah yang menyempurnakan ajaran-ajaran
sebelumnya.
Kitab zabur adalah wahyu allah yang diturunkan kepada
Nabi Daud as. Isi ajarannya mengandung do’a-do’a,
zikir, pelajaran, dan hikmah. Hukum agama dan syariat
tidak kita temukan di dalam kitab ini. Hal itu disebabkan
Nabi Daud as. dalam sejarah kenabian hanya mengikuti
hukum yang terdapat dalam kitab Taurat yang
diturunkan kepada Nabi Musa as.
Kitab Injil diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Isa as.
Kitab Injil dirunkan oleh Allah Swt. bertujuan untuk
menerangkan beberapa hukum dan mengajak umat
manusia kiembali kepada aqidah tauhid (monoteisme).
Kitab Injil juga memiliki misi mengadakan perbaikan
agama Bani Israil yang pada waktu itu telah terdapat
berbagai penyimpangan dan penyelewengan. Injil juga
menerangkan perihal kedatangan Nabi Muhammad
Saw. Kitab ini mengikuti ajaran kitab taurat yang
diturunkan kepada Nabi Musa as. Kitab diwajibkan
beriman kepada kitab-kitab terdahulu yang dirunkan
sebelum Al-Qur’an
Al-Qur’an berfungsi sebagai penyempurnaan ajaran-
ajaran terdahulu. Kitab-kitab terdahulu memiliki ajaran
yang tidak universal, hukum perundang-undangan yang
terkandung di dalamnya pada umumnya hanya sesuai
dengan masa dan tempat di mana kitab-kitab itu
diturunkan. Oleh karena itu, Al-Qur’an datang untuk
menyempurnakan kitab-kitab suci tersebut.
4. IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH
a. Sikap Mengimani Rasul-rasul Allah
Iman kepada rasul-rasul Allah termasuk rukun iman
keempat. Dalam Al-Qur’an dijelaskan yang artinya:
“Katakanlah, taatilah Allah dan rasul-Nya, jika kamu
berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang kafir.” (QS. Ali Imran: 32)
1) Para Rasul adalah utusan Allah
Rasul adalah orang yang diutus Allah Swt. untuk
menyampaikan ajaran kebenaran kepada manusia
(umatnya) dengan berdasarkan wahyu yang diturunkan
kepadanya. Sebagai seorang muslim kita harus
mengimani para nabi atau rasul Allah Swt.
Sikap mengimani tersebut berarti mengikuti ajaran-
ajaran yang telah disampaikan para rasul kepada umat.
Ajaran para nabi dan rasul ini tidak ada sedikit pun
unsure kekerasan, penipuan, kerusakan, permusuhan,
dan sejenisnya.
Semua sikap dan tindakan para rasul allah tidak
semata-mata berdsarkan atas kehendaknya sendiri,
melainkan sesuai dengan bimbingan yang telah
diwahyukan oleh Allah Swt. kepada mereka.
2) Para Rasul Mempunyai Tugas yang Sama
Jumlah rasul yang tertera dalam Al-Qur’an sebanyak 25
orang, di antaranya ada yang mendapat gelar Ulul Azmi,
yaitu mempunyai pendirian yang teguh dan berjuang
keras dalam mensyiarkan agama Allah. Para rasul yang
termasuk golongan Ulul Azmi adalah Nabi Nuh as,
Ibrahim as, Musa as, Isa as, dan Muhammad Saw.
Khusus Nabi Muhammad Saw. sebagai nabi terakhir
beliau adalah rasul yang paling istimewa di antara yang
lainnya, karena beliau diutus tidak hanya terbatas pada
umat yang berada di sekitar wilayahnya saja, melainkan
untuk seluruh umat alam ini.
Para rasul yang satu dengan yang lainnya dalam
menjalankan tugas tidaklah ada perbedaan. Mereka
sama-sama diberi tugas untuk menjadikan umatnya mau
mempercayai adanya Allah Swt, yaitu ajaran tauhid.
Secara umum tugas para rasul dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a) Menyampaikan ajaran tentang ke-Esa-an Allah Swt.
b) Menyerukan manusia (umatnya) untuk berbuat baik.
c) Memberikan ajaran yang jelas tentang hal-hal yang
diperintahkan agama dan yang dilarangnya.
d) Memberikan berita tentang hal-hal gaib (seperti
malaikat, syaitan, iblis dan jin, surge, dan neraka)
kepada umatnya.
e) Memberikan informasi gembira (pahala) dan
menyedihkan (siksa) kepada umatnya.
f) Menyampaikan ajaran secara sempurna kepada
seluruh umatnya untuk memperoleh kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
b. Fungsi Iman kepada Rasul Allah
Fungsi beriman kepada rasul antara lain:
1) Jauh dari perbuatan kesesatan (kekufuran). Rasulullah
Saw. bersabda yang artinya: “Sesungguhnya telah aku
tinggalkan kepada kalian dua pusaka, yang apabila
kalian tetap berpegang teguh dengan kuduanya kalian
tidak akan sesat selamanya, yaitu Kitabullah dan
sunahku”. (HR. Bukhari dan Muslim).
2) Tidak merasa khawatir dan bersedih hati (QS. Al-An’am:
48).
3) Meningkatkan ketaqwaan pada Allah Swt. karena para
rasul adalah orang-orang yang paling bertaqwa kepada-
Nya.
4) Menjadikan sikap kejujuran karena rasul adalah orang
yang selalu baik dalam hati, lisan, dan perbuatan.
5) Menumbuhkan etos kerja yang penuh dengan
keikhlasan karena para rasul adalah orang yang gigih
dalam usaha.
Memahami fungsi iman kepada rasul tersebut dapat
menjadikan jiwa bersih dari rasa kedengkian terhadap
sesame dan menjadikan kita giat dalam beribadah
kepada Allah Swt.
Sikap dan tindakan para rasul perlu dijadikan contoh
dalam kehidupan sehari-hari agar apa yang dikerjakan
selalu mendapat imbalan pahala dari Allah Swt.
c. Meneladani Perilaku para rasul allah
Rasul diutus oleh Allah Swt. kepada umatnya dengan
tujuan utama untuk memberikan suri teladan dalam
semua aktivitas kehidupan. Suri telada ini diwujudkan
dalam bentuk akhlakul karimah (akhlak yang mulia).
Akhlak para rasul Allah tercermin di dalam kitab suci Al-
Qur’an. Seperti yang diceritakan dalam Al-Qur’an bahwa
akhlak Nabi Muhammad Saw. Sangat sesuai dengan Al-
Qur’an. Dengan demikian akhlaknya seorang rasul
sangatlah mulia dan terpuji
5. IMAN KEPADA HARI AKHIR (KIAMAT)
a. Pengertian Hari Akhir
Hari akhir dalam bahasa Al-Qur’an sering disebut
dengan “Yaumul Akhir” yang artinya hari terakhir atayu
hari kiamat, yaitu hari terakhir dari kehidupan dunia. Hari
akhir adalah kehancuran alam semesta beserta isinya
dan setelah itu manusia masuk ke suatu alam yang
hakiki (sebenarnya), yang waktu itu sangat lama (kekal
abadi). Setelah kejadian hari kiamat, bukan berarti
selesai segala urusan, tetapi sebaliknya harus
mempertanggung jawabkan seluruh amal yang telah
diperbuatnya selam di dunia.
Beriman kepada kepada hari kiamat merupakan unsur
pokok keimanan. Tanpa beriman kepada hari kiamat,
iman seseorang tidak akan diterima. Oleh karena itu,
keimanan kepada hari kiamat sama halnya dengan
keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat allah, kitab-
kitab-Nya, rsul-rasul-Nya, dan qada qadar-Nya.
b. Kiamat Sugra dan Kiamat Kubra
Di dalam Al-Qur’an, ada beberapa ayat yang
menjelaskan perihal hari kiamat. Dalam ayat-ayat
tersebut, kiamat terbagi menjadi dua, yaitu kiamat sugra
dan kiamat kubra.
1) Kiamat Sugra
Kiamat Sugra atau kiamat kecil adalah berakhirnya
kehidupan manusia (kematian) dan bencana alam
2) Kiamat Kubra
Kiamat kubra atau kiamat besar adalah berakhirnya
seluruh kehidupan makhluk secara serempak. Kematian
semua makhluk tersebut bersamaan dengan hancurnya
alam semesta. Islam menegaskan bahwa kiamat pasti
akan dating. Akan tetapi, waktu kedatangan kiamat tidak
disebutkan secara jelas.
c. Tanda-tanda datangnya Hari Kiamat
Tanda-tanda datangnya hari kiamat terbagai menjadi dua,
yaitu tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar.
1) Tanda-tanda Kecil
a) Banyak terjadi fitnah.
b) Sedikitnya ilmu agama karena ilmu tersebut telah
diangkat.
c) Merebaknya perzinahan.
d) Jumlah kaum wanita lebih banyak daripada pria.
e) Banyak terjadi pembunuhan.
f) Orang yang dahulu miskin berlomba-lomba menjadi
orang berharta atau berkembangnya sifat matrealistik.
2) Tanda-tanda Besar
a) Terbitnya matahari dari arah barat dan terbenam di
timur.
b) Munculnya binatang yang dapat berbicara dengan
manusia. (QS. An-Naml: 82)
c) Datangnya al-Mahdi. Beliau termasuk keturunan
Rasulullah Saw. Oleh karena itu, beliau srupa benar
dengan akhlak dan budi pekertinya dengan rasulullah
Saw.
d) Munculnya Dajjal, bermata buta sebelah dan mengakui
dirinya sebagai Tuhan.
e) Hilang dan lenyapnya Al-Qur’an yang berupa mushaf
dan yang berupa hafalan dalam hati.
f) Turunnya Nabi Isa as. Beliau akan turun ke bumi ini di
tengah-tengah merajalelanya pengaruh Dajjal.
g) Terpecahnya bulan (QS. Al-Qamar: 1).
d. Fase-fase Hari Kiamat
Hari kiamat berlangsung dalam beberapa fase berikut ini:
1) Yaumul-Qiyaamah
Adalah hari kehancuran alam semesta dan berakhirnya
kehidupan makhluk secara serempak yang ditandai oleh
tiupan terompet Malaikat Israfil yang pertama.
2) Yaumul-Ba’as
Adalah hari bangkitnya manusia dari kuburnya yang
ditandai oleh tiupan terompet yang kedua oleh Malaikat
Israfil.
3) Yaumul-Hasyr (Yaumul Mahsyar)
Adalah hari berkumpulnya semua manusia di hadapan
Allah setelah kebangkitan mereka dari kubur. Semua
manusia dikumpulkan secara bersama-sama di satu
tempat tanpa ada yang ketinggalan.
4) Yaumul-Hisab
Adalah hari perhitungan amal baik dan amal buruk
manusia. Setelah berada di Mahsyar, mereka akan
dihisab satu persatu.
e. Fungsi Iman kepada Hari Kiamat
Beberapa fungsi iman kepada hari akhir adalah sebagai
berikut:
1) Menambahkan keimanan serta ketaqwaan kepada Allah
Swt.
2) Lebih taat kepada Allah dan rasulullah Saw. dengan
menghindarkan diri dari perbuatan maksiat.
3) Senantiasa hidup dengan hati-hati, waspada, dan selalu
meminta ampunan kepada Allah Swt.
4) Memberi motivasi untuk beramal dan beribadah karena
segala perbuatan baik akan mendapat balasan di
akhirat.
5) Selalu menghiasi diri dengan berzikir kepada Allah Swt.
sehingga jiwa menjadi tenang.
6. IMAN KEPADA QADA DAN QADAR
a. Pengertian Qada dan Qadar
1) Definisi Qada dan Qadar
Qada artinya keputusan atau ketetapan dan qadar
artinya ketentuan atau ukuran. Jadi, qada maksudnya
ketentuan Allah Swt. yang berlaku bagi seluruh makhluk-
Nya. Sedangkan qadar adalah ketentuan atau ukuran
yang berlaku bagi seluruh makhluk-Nya.
Qada dan qadar merupakan hak Allah yang terjadi pada
makhluk-Nya yang tidak dapat dihindari, baik yang
menyenangkan ataupun sebaliknya, karena semuanya
itu telah ditentukan oleh Allah.
Manusia hanya dapat berencana, tetapi Allah-lah yang
menentukan segalanya. Suka dan duka pada hakikatnya
dating dari Allah. Demikian pula kematian adalah bukan
hal yang harus diingkarkan atau ditakuti karena ini
adalah sesuatu yang pasti terjadi.
c. Hikmah Beriman kepada Qada dan Qadar
Dengan beriman kepada Qada dan Qadar, banyak
hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani
kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk
kehidupan akhirat. Hikamh tersebut, antara lain:
1) Jalan yang membebaskan dari kesyirikan.
2) Menjadikan seseorang istiqamah (QS. 70: 19-22).
3) Menjadikan seseorang selalu berhati-hati (QS. 7: 99).
4) Melatih diri untuk banyak besyukur dan bersabar (QS.
16: 53).
5) Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa (QS.
12: 87).
6) Memupuk sifat optimis dan giat bekerja (QS. 28: 77).
7) Menenangkan jiwa (QS. 89: 27-30).