SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 19
Pertemuan-9.
Protokol Routing
Jaringan Komputer
Teknik Informatika
Universitas Yudharta Pasuruan
2012

MOCHAMAD SIRODJUDIN, S.Kom, MM
www.sirodjudin.com
Exterior – Interior Gateway
Protocol


Dynamic routing dikategorikan ke
dalam 2 macam yaitu: Exterior
Gateway/Routing Protocol (EGP/ERP)
dan Interior Gateway/Routing Protocol
(IGP/IRP)
IGP
Interior Gateway Protocol adalah
sebutan untuk protokol-protokol
routing yang digunakan di dalam
sebuah Autonomous System (AS).
 Contoh IGP adalah: Routing
Information Protocol (RIP), Open
Shortest Path First (OSPF), Enhanced
Interior Gateway Routing Protocol
(EIGRP).

EGP
Exterior Gateway Protocol (EGP)
adalah protokol yang membawa
informasi routing antar 2 buah
administrative entities, dalam hal ini 2
buah AS.
 Contoh EGP adalah Broader Gateway
Protocol (BGP).

Routing Information Protocol
RIP adalah protokol routing yang
menggunakan algoritma routing
distance-vector learning atau
Bellman-Ford.
 Tugas dari RIP (dan semua protokol
routing) adalah menyediakan
mekanisme pertukaran informasi
tentang rute, sehingga setiap router
dapat melakukan update Table
Routing.

Routing Information Protocol


Informasi-informasi yang dibutuhkan
antara lain:
 Alamat

dari sebuah network atau host.
 Jarak (distance) router tersebut
terhadap network atau host.
 Hop pertama untuk proses routing.


Distance metric disebut juga sebagai
cost, dalam RIP yang dimaksud
distance metric adalah jumlah hop.
Routing Information Protocol
Jika sebuah router terhubung ke
sebuah network maka distance metric
adalah 1 hop.
 Jika sebuah router terhubung ke
sebuah network melalui sebuah router
lain maka distance metric = 2 hop.
 RIP hanya dapat menjangkau
maksimum 15 hop.

Routing Information Protocol
Setiap router yang menggunakan RIP
akan mengirimkan routing table ke
semua router didekatnya.
 Setiap router yang menerima pesan
dari router didekatnya bahwa sebuah
network X dapat dijangkau dengan N
hop, maka router tersebut tahu untuk
mencapai network X dibutuhkan N+1
hop.

RIPv1


RIPv1 tidak memiliki informasi tentang
subnet setiap route. Router harus
menganggap setiap route yang
diterima memiliki subnet yang sama
dengan subnet pada router itu.
Dengan demikian, RIP tidak
mendukung Variable Length Subnet
Masking (VLSM).
RIPv2


RIPv2 berupaya untuk menghasilkan
beberapa perbaikan atas RIP, yaitu
dukungan untuk VLSM, menggunakan
autentikasi, memberikan informasi
hop berikut (next hop), dan multicast.
Penambahan informasi subnet mask
pada setiap route membuat router
tidak harus mengasumsikan bahwa
route tersebut memiliki subnet mask
yang sama dengan subnet mask yang
digunakan padanya.
Contoh Penentuan Rute dengan RIP


Perhatikan sebuah Autonomous
System seperti dalam gambar. Router
A (RA) terhubung ke Network 1 (N1)
dan Network 2 (N2). RC dan RB
terhubung ke N2 dan N3. Sedang RD
terhubung ke N3 dan N4.
Contoh Penentuan Rute dengan RIP


Pada saat RA dinyalakan pertama
kali. Router tersebut melihat bahwa
ia terkoneksi ke N1 dan N2. RA
terhubung ke N1 dengan cost 1.
Maka RA menambahkan entry pada
routing table {N1,1}.
Contoh Penentuan Rute dengan RIP
1.

RA mengirimkan pesan RIP yang
berisi {N1,1} ke semua router yang
terkoneksi. RB dan RC terhubung ke
N2, maka RB dan RC menerima
update informasi dari RA.
Contoh Penentuan Rute dengan RIP
2.

RB dan RC melihat routing table
mereka jika N1 sudah terdaftar. Jika
belum, maka {N1,2} untuk RA akan
dibuat pada kedua router tersebut.
Artinya: saya dapat menjangkau N1
dengan 2 hop melalui RA.
Contoh Penentuan Rute dengan RIP
3.

RB dan RC akan mengirim routing
table berisi {N1,2} ke N2 dan N3. RA
menerima pesan tsb. tapi diabaikan
karena RA dapat menjangkau N1
dengan jumlah hop lebih pendek.
Sedang RD menerima informasi
tentang N1 dari RB dan RC.
Contoh Penentuan Rute dengan RIP
4.

RD akan memeriksa routing table
nya, dan menambahkan {N1,3}
untuk RB atau RC jika informasi
tersebut belum ada, tergantung pada
update dari RB atau RC yang
sampai di RD terlebih dahulu.
Contoh Penentuan Rute dengan RIP
5.

Selanjutnya RD akan mengirimkan
routing table berisi {N1,3} ke N3 dan
N4.
Kesimpulan 1
RIP didesain untuk sedemikian
sehingga routing table akan terupdate
apabila informasi yang diterima
memiliki rute lebih pendek.
 Misalnya, RD menerima informasi
{N1,3} untuk RB, karena informasi
{N1,3} untuk RC sudah ada (jumlah
hop sama), maka informasi tsb
diabaikan.

Kesimpulan 2
Proses propagasi routing table yang
terjadi secara periodik.
 Seandainya terdapat penambahan
jalur dari RC ke N1. Jika sebelumnya
RD memiliki informasi {N1,RC,3}
maka routing table akan diupdate
dengan informasi {N1,RC,2} karena
RD dapat menjangkau N1 lebih cepat.


Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Routing statis vs routing dinamis
Routing statis vs routing dinamisRouting statis vs routing dinamis
Routing statis vs routing dinamistribayukusnadi
 
Modul 1 smk tkjx dasar routing
Modul 1 smk tkjx   dasar routingModul 1 smk tkjx   dasar routing
Modul 1 smk tkjx dasar routingGerry Pati
 
Routing Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing DinamisRouting Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing Dinamisengguh123
 
Tugas makalah routing
Tugas makalah routingTugas makalah routing
Tugas makalah routingArif Chendra
 
Makalah routing
Makalah routingMakalah routing
Makalah routingvintzr
 
Routing protocol
Routing protocolRouting protocol
Routing protocolengguh123
 
Subnetting ipv4 dan ipv6
Subnetting ipv4 dan ipv6 Subnetting ipv4 dan ipv6
Subnetting ipv4 dan ipv6 tribayukusnadi
 
Protokol Routing Distance Vector
Protokol Routing Distance VectorProtokol Routing Distance Vector
Protokol Routing Distance VectorsengkuniCode
 
19modul 32 routing-gateway
19modul 32 routing-gateway19modul 32 routing-gateway
19modul 32 routing-gatewaysetioariwibowo
 
LAN Switching, Mengenal Trunk, VTP, dan STP
LAN Switching, Mengenal Trunk, VTP, dan STPLAN Switching, Mengenal Trunk, VTP, dan STP
LAN Switching, Mengenal Trunk, VTP, dan STPAhmad Saktia Yunus
 

Mais procurados (19)

Routing
RoutingRouting
Routing
 
Routing statis vs routing dinamis
Routing statis vs routing dinamisRouting statis vs routing dinamis
Routing statis vs routing dinamis
 
Modul 1 smk tkjx dasar routing
Modul 1 smk tkjx   dasar routingModul 1 smk tkjx   dasar routing
Modul 1 smk tkjx dasar routing
 
Routing Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing DinamisRouting Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing Dinamis
 
Tugas makalah routing
Tugas makalah routingTugas makalah routing
Tugas makalah routing
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Makalah routing
Makalah routingMakalah routing
Makalah routing
 
Internet Protocol
Internet ProtocolInternet Protocol
Internet Protocol
 
Routing protocol
Routing protocolRouting protocol
Routing protocol
 
Routing protocol
Routing protocolRouting protocol
Routing protocol
 
Pertemuan 14
Pertemuan 14Pertemuan 14
Pertemuan 14
 
Subnetting ipv4 dan ipv6
Subnetting ipv4 dan ipv6 Subnetting ipv4 dan ipv6
Subnetting ipv4 dan ipv6
 
Aspek mobilitas gsm
Aspek mobilitas gsmAspek mobilitas gsm
Aspek mobilitas gsm
 
Basic Simple MPLS
Basic Simple MPLSBasic Simple MPLS
Basic Simple MPLS
 
Protokol Routing Distance Vector
Protokol Routing Distance VectorProtokol Routing Distance Vector
Protokol Routing Distance Vector
 
19modul 32 routing-gateway
19modul 32 routing-gateway19modul 32 routing-gateway
19modul 32 routing-gateway
 
LAN Switching, Mengenal Trunk, VTP, dan STP
LAN Switching, Mengenal Trunk, VTP, dan STPLAN Switching, Mengenal Trunk, VTP, dan STP
LAN Switching, Mengenal Trunk, VTP, dan STP
 
Makalah routing
Makalah routingMakalah routing
Makalah routing
 
Routing Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing DinamisRouting Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing Dinamis
 

Destaque

transport layer protocol
transport layer protocoltransport layer protocol
transport layer protocolahmad amiruddin
 
membuat desain sistem keamanan jaringan
membuat desain sistem keamanan jaringanmembuat desain sistem keamanan jaringan
membuat desain sistem keamanan jaringanahmad amiruddin
 
Ext photoshoot
Ext photoshootExt photoshoot
Ext photoshootPodge0123
 
Chx.na.descontaminacao.escovas.dentais.2013
Chx.na.descontaminacao.escovas.dentais.2013Chx.na.descontaminacao.escovas.dentais.2013
Chx.na.descontaminacao.escovas.dentais.2013Tainá Barros
 
Development of FPGA based Dual Axis Solar Tracking System
Development of FPGA based Dual Axis Solar Tracking SystemDevelopment of FPGA based Dual Axis Solar Tracking System
Development of FPGA based Dual Axis Solar Tracking Systemdrboon
 
PwC Report "Betting on Africa"
PwC Report "Betting on Africa"PwC Report "Betting on Africa"
PwC Report "Betting on Africa"Oliver Grave
 
G324: Magazine Research
G324: Magazine ResearchG324: Magazine Research
G324: Magazine ResearchAlice Denmark
 
Caracteristicas de los sistemas operativos
Caracteristicas de los sistemas operativosCaracteristicas de los sistemas operativos
Caracteristicas de los sistemas operativosCelia1509
 
Non cardiac surgery in cardiac patients mo
Non cardiac surgery in cardiac patients moNon cardiac surgery in cardiac patients mo
Non cardiac surgery in cardiac patients moTamer Taha
 
How accurate electrocardiogram predict LV diastolic dysfunction?
How accurate electrocardiogram predict LV diastolic dysfunction?How accurate electrocardiogram predict LV diastolic dysfunction?
How accurate electrocardiogram predict LV diastolic dysfunction?Tamer Taha
 

Destaque (20)

routing
routingrouting
routing
 
transport layer protocol
transport layer protocoltransport layer protocol
transport layer protocol
 
internet layer protokol
internet layer protokolinternet layer protokol
internet layer protokol
 
application layer
application layerapplication layer
application layer
 
referensi osi
referensi osireferensi osi
referensi osi
 
data link layer
data link layerdata link layer
data link layer
 
membuat desain sistem keamanan jaringan
membuat desain sistem keamanan jaringanmembuat desain sistem keamanan jaringan
membuat desain sistem keamanan jaringan
 
Ext photoshoot
Ext photoshootExt photoshoot
Ext photoshoot
 
Jonathan's Celebration of Life
Jonathan's Celebration of LifeJonathan's Celebration of Life
Jonathan's Celebration of Life
 
plant parts
plant partsplant parts
plant parts
 
Chx.na.descontaminacao.escovas.dentais.2013
Chx.na.descontaminacao.escovas.dentais.2013Chx.na.descontaminacao.escovas.dentais.2013
Chx.na.descontaminacao.escovas.dentais.2013
 
Mat corrosion
Mat corrosionMat corrosion
Mat corrosion
 
Development of FPGA based Dual Axis Solar Tracking System
Development of FPGA based Dual Axis Solar Tracking SystemDevelopment of FPGA based Dual Axis Solar Tracking System
Development of FPGA based Dual Axis Solar Tracking System
 
PwC Report "Betting on Africa"
PwC Report "Betting on Africa"PwC Report "Betting on Africa"
PwC Report "Betting on Africa"
 
G324: Magazine Research
G324: Magazine ResearchG324: Magazine Research
G324: Magazine Research
 
DISEÑADORES DE MODA
DISEÑADORES DE MODADISEÑADORES DE MODA
DISEÑADORES DE MODA
 
Caracteristicas de los sistemas operativos
Caracteristicas de los sistemas operativosCaracteristicas de los sistemas operativos
Caracteristicas de los sistemas operativos
 
Non cardiac surgery in cardiac patients mo
Non cardiac surgery in cardiac patients moNon cardiac surgery in cardiac patients mo
Non cardiac surgery in cardiac patients mo
 
firewall
firewallfirewall
firewall
 
How accurate electrocardiogram predict LV diastolic dysfunction?
How accurate electrocardiogram predict LV diastolic dysfunction?How accurate electrocardiogram predict LV diastolic dysfunction?
How accurate electrocardiogram predict LV diastolic dysfunction?
 

Semelhante a IGP-RIP

Semelhante a IGP-RIP (20)

Distance vektor
Distance vektorDistance vektor
Distance vektor
 
12-Protokol_Routing.ppt
12-Protokol_Routing.ppt12-Protokol_Routing.ppt
12-Protokol_Routing.ppt
 
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.pptProtokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Routing Protocol
Routing ProtocolRouting Protocol
Routing Protocol
 
Konsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptxKonsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptx
 
Routing dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam RoutingRouting dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam Routing
 
Routing Protocol
Routing ProtocolRouting Protocol
Routing Protocol
 
Open Shortest Path First (OSPF)
Open Shortest Path First (OSPF)Open Shortest Path First (OSPF)
Open Shortest Path First (OSPF)
 
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaatRouting Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
 
Jaringan komunikasi 7 pti1
Jaringan komunikasi   7 pti1Jaringan komunikasi   7 pti1
Jaringan komunikasi 7 pti1
 
Eigrp
EigrpEigrp
Eigrp
 
Bahan persentasi rip igrp 1
Bahan persentasi rip igrp 1Bahan persentasi rip igrp 1
Bahan persentasi rip igrp 1
 
Manajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam ITManajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam IT
 
Tugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer RoutingTugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer Routing
 
Rip v2
Rip v2Rip v2
Rip v2
 
Protokol routing
Protokol routingProtokol routing
Protokol routing
 
Protokol routing
Protokol routingProtokol routing
Protokol routing
 
Makalah routing
Makalah routingMakalah routing
Makalah routing
 

Mais de ahmad amiruddin

enkripsi and authentication
enkripsi and authenticationenkripsi and authentication
enkripsi and authenticationahmad amiruddin
 
introduction to security
introduction to securityintroduction to security
introduction to securityahmad amiruddin
 
penerapan ip address subnet
penerapan ip address subnetpenerapan ip address subnet
penerapan ip address subnetahmad amiruddin
 
ip address and subnet address
ip address and subnet addressip address and subnet address
ip address and subnet addressahmad amiruddin
 
konsep dasar jaringan komputer
konsep dasar jaringan komputerkonsep dasar jaringan komputer
konsep dasar jaringan komputerahmad amiruddin
 
mengadministrasi server dalam jaringan
mengadministrasi server dalam jaringanmengadministrasi server dalam jaringan
mengadministrasi server dalam jaringanahmad amiruddin
 

Mais de ahmad amiruddin (8)

enkripsi and authentication
enkripsi and authenticationenkripsi and authentication
enkripsi and authentication
 
security
securitysecurity
security
 
introduction to security
introduction to securityintroduction to security
introduction to security
 
penerapan ip address subnet
penerapan ip address subnetpenerapan ip address subnet
penerapan ip address subnet
 
manajemen ip
manajemen ipmanajemen ip
manajemen ip
 
ip address and subnet address
ip address and subnet addressip address and subnet address
ip address and subnet address
 
konsep dasar jaringan komputer
konsep dasar jaringan komputerkonsep dasar jaringan komputer
konsep dasar jaringan komputer
 
mengadministrasi server dalam jaringan
mengadministrasi server dalam jaringanmengadministrasi server dalam jaringan
mengadministrasi server dalam jaringan
 

IGP-RIP

  • 1. Pertemuan-9. Protokol Routing Jaringan Komputer Teknik Informatika Universitas Yudharta Pasuruan 2012 MOCHAMAD SIRODJUDIN, S.Kom, MM www.sirodjudin.com
  • 2. Exterior – Interior Gateway Protocol  Dynamic routing dikategorikan ke dalam 2 macam yaitu: Exterior Gateway/Routing Protocol (EGP/ERP) dan Interior Gateway/Routing Protocol (IGP/IRP)
  • 3. IGP Interior Gateway Protocol adalah sebutan untuk protokol-protokol routing yang digunakan di dalam sebuah Autonomous System (AS).  Contoh IGP adalah: Routing Information Protocol (RIP), Open Shortest Path First (OSPF), Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP). 
  • 4. EGP Exterior Gateway Protocol (EGP) adalah protokol yang membawa informasi routing antar 2 buah administrative entities, dalam hal ini 2 buah AS.  Contoh EGP adalah Broader Gateway Protocol (BGP). 
  • 5. Routing Information Protocol RIP adalah protokol routing yang menggunakan algoritma routing distance-vector learning atau Bellman-Ford.  Tugas dari RIP (dan semua protokol routing) adalah menyediakan mekanisme pertukaran informasi tentang rute, sehingga setiap router dapat melakukan update Table Routing. 
  • 6. Routing Information Protocol  Informasi-informasi yang dibutuhkan antara lain:  Alamat dari sebuah network atau host.  Jarak (distance) router tersebut terhadap network atau host.  Hop pertama untuk proses routing.  Distance metric disebut juga sebagai cost, dalam RIP yang dimaksud distance metric adalah jumlah hop.
  • 7. Routing Information Protocol Jika sebuah router terhubung ke sebuah network maka distance metric adalah 1 hop.  Jika sebuah router terhubung ke sebuah network melalui sebuah router lain maka distance metric = 2 hop.  RIP hanya dapat menjangkau maksimum 15 hop. 
  • 8. Routing Information Protocol Setiap router yang menggunakan RIP akan mengirimkan routing table ke semua router didekatnya.  Setiap router yang menerima pesan dari router didekatnya bahwa sebuah network X dapat dijangkau dengan N hop, maka router tersebut tahu untuk mencapai network X dibutuhkan N+1 hop. 
  • 9. RIPv1  RIPv1 tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. Router harus menganggap setiap route yang diterima memiliki subnet yang sama dengan subnet pada router itu. Dengan demikian, RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
  • 10. RIPv2  RIPv2 berupaya untuk menghasilkan beberapa perbaikan atas RIP, yaitu dukungan untuk VLSM, menggunakan autentikasi, memberikan informasi hop berikut (next hop), dan multicast. Penambahan informasi subnet mask pada setiap route membuat router tidak harus mengasumsikan bahwa route tersebut memiliki subnet mask yang sama dengan subnet mask yang digunakan padanya.
  • 11. Contoh Penentuan Rute dengan RIP  Perhatikan sebuah Autonomous System seperti dalam gambar. Router A (RA) terhubung ke Network 1 (N1) dan Network 2 (N2). RC dan RB terhubung ke N2 dan N3. Sedang RD terhubung ke N3 dan N4.
  • 12. Contoh Penentuan Rute dengan RIP  Pada saat RA dinyalakan pertama kali. Router tersebut melihat bahwa ia terkoneksi ke N1 dan N2. RA terhubung ke N1 dengan cost 1. Maka RA menambahkan entry pada routing table {N1,1}.
  • 13. Contoh Penentuan Rute dengan RIP 1. RA mengirimkan pesan RIP yang berisi {N1,1} ke semua router yang terkoneksi. RB dan RC terhubung ke N2, maka RB dan RC menerima update informasi dari RA.
  • 14. Contoh Penentuan Rute dengan RIP 2. RB dan RC melihat routing table mereka jika N1 sudah terdaftar. Jika belum, maka {N1,2} untuk RA akan dibuat pada kedua router tersebut. Artinya: saya dapat menjangkau N1 dengan 2 hop melalui RA.
  • 15. Contoh Penentuan Rute dengan RIP 3. RB dan RC akan mengirim routing table berisi {N1,2} ke N2 dan N3. RA menerima pesan tsb. tapi diabaikan karena RA dapat menjangkau N1 dengan jumlah hop lebih pendek. Sedang RD menerima informasi tentang N1 dari RB dan RC.
  • 16. Contoh Penentuan Rute dengan RIP 4. RD akan memeriksa routing table nya, dan menambahkan {N1,3} untuk RB atau RC jika informasi tersebut belum ada, tergantung pada update dari RB atau RC yang sampai di RD terlebih dahulu.
  • 17. Contoh Penentuan Rute dengan RIP 5. Selanjutnya RD akan mengirimkan routing table berisi {N1,3} ke N3 dan N4.
  • 18. Kesimpulan 1 RIP didesain untuk sedemikian sehingga routing table akan terupdate apabila informasi yang diterima memiliki rute lebih pendek.  Misalnya, RD menerima informasi {N1,3} untuk RB, karena informasi {N1,3} untuk RC sudah ada (jumlah hop sama), maka informasi tsb diabaikan. 
  • 19. Kesimpulan 2 Proses propagasi routing table yang terjadi secara periodik.  Seandainya terdapat penambahan jalur dari RC ke N1. Jika sebelumnya RD memiliki informasi {N1,RC,3} maka routing table akan diupdate dengan informasi {N1,RC,2} karena RD dapat menjangkau N1 lebih cepat. 