SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 27
MANAJEMEN LOGISTIK
    IMUNISASI



                     1
   Vaksin, ADS, Safety box : Direncanakan
    secara proporsional (bundling sistem)
   Faktor penting :
     Jumlah sasaran (bayi, bumil, dsb)
     Indek pemakaian vaksin
     Jumlah pemberian imunisasi
   Sasaran :
     Berdasarkan rata-rata kunjungan tiap bulan
     Dipengaruhi oleh kegiatan yang akan dilaksanakan
   Indek Pemakaian Vaksin : Pemakaian riil
    setiap kemasan vaksin.


            Jumlah suntikan (cakupan)
     IP =
            Jumlah vaksin yang dipakai

                                                         2
   Pemberian Imunisasi:
     Interval minimal setiap pemberian imunisasi 1
     bulan  Setiap sasaran maksimal mendapatka 1
     kali pemberian imunisasi.
   Perencanaan dihitung untuk kebutuhan 1
    bulan + 10 % sebagai cadangan
   Vaksin = Jumlah sasaran / IP
   Tentukan kebutuhan untuk semua jenis
    vaksin

                                                      3
   ADS :
     0,05 ml     = Jumlah sasaran BCG
     0,5 ml      = Jumlah sasaran (DPT/HB+ Campak
      + TT)
     5 ml        = Jumlah vaksin BCG + Campak
   Safety Box:
     2,5 lt      = (Jumlah ADS 0,05+0,5+5 ml) /50
     0,25 lt     = Jumlah vaksin Hep.B (PID) / 10




                                                     4
Permintaan :
 Dilakukan setiap bulan
 Ditujukan kepada Puskesmas setempat.
 Memperhitungkan : kebutuhan, sisa yang
  ada, kapasitas tempat simpan
 Ditandatangani oleh pimpinan




                                           5
   Dengan coldbox / vaccine carrier
   Perhatikan :
     Kelengkapan administrasi (VAR, SBBK)
     Dengan : COOL PACK, BUKAN COLD PACK/ ES
      BATU
     Penataan vaksin dlm vaccine carrier :
           BCG, Campak, Polio : Dipinggir, menempel cool pack
           DPT/HB, Hep. B, TT : Ditengah, tidak menempel cool
            pack




                                                                 6
   Dilaporkan setiap bulan (sebelum tanggal
    5)
   Bersamaan dengan laporan cakupan dan
    permintaan
   Ingat : Laporan kerusakan (kadaluarsa,
    pecah,beku, kena panas dll)  kolom
    penyesuaian.



                                               7
   Tidak terkena sinar matahari langsung
   Ventilasi baik
   Posisi mendatar
   Jauh dari sumber panas
   Jarak : 30-40 cm dari plafon, 10-30 cm dr
    dinding belakang
   Steker tdk menempel bagian belakang LE
   1 steker tiap LE
   Jika perlu : Voltage stabilisator



                                                8
   SEMUA vaksin disimpan dlm LE, BUKAN freezer
   Vaksin sensitif beku : jauh dari evaporator
   Vaksin sensitif panas : dekat evaporator
   Jarak 1-2 cm tiap dus vaksin
   Cool pack : penahan dingin
   Pemantau suhu
   Pelarut : disimpan disuhu ruang, sehari sebelum
    dipakai disimpan dalam LE -- > suhu sama.



                                                      9
RCW 42 EK: suhu dekat evaporator bisa < 0°C
Jauh dari evaporator suhu +2°C – +8°C




  Jarak antar vaksin miniman 1- 2 cm atau 1 jari tangan
                                                          10
Lemari es RCW 50 EK
                                           tingkat Puskesmas .

                                                           T em sa.
                                                            h r ot t                                 T em m t r
                                                                                                      h r o ee




  Fe z w t h
   r e e ac .




                                                                                                             Aa .
                                                                                                              tu


          Aa .
           tu             DPT              BCG                   BCG
                                                                                    TT
                          DPT              BCG                   Polio
                                                                                    TT
                          Hept B                                 Polio
                                           Campak                                    DT

                          Hept. B          Campak                Polio               DT
                                                                                                  Volume untuk
                                                                                                  vaksin =24Lt.
    Fe z T g
     r ee a .

                                                                                                  Grapik kartu suhu .


 Vaksin Heat Sensitive.                                                Vaksin freeze Sensitive.
Harus selalu berdekatan             C op c .
                                     o l ak         C l p c.
                                                     o ak
                                                      d                Harus selalu berjauhan
  dengan evaporator.                                                     dengan evaporator.
                                                                                                       E ic l c anO t2 0
                                                                                                        p od h i k 0 3




                                                                                                                           11
RCW 50 EK: kompartmen kanan dan kiri suhu +2°C – +8°C
bagian tengah freezer




   Jarak antar vaksin miniman 1- 2 cm atau 1 jari tangan
                                                           12
LE domestik




   Jarak antar vaksin miniman 1- 2 cm atau 1 jari tangan
                                                           13
PENATAAN VAKSIN DI DALAM LEMARI ES BUKA DEPAN


                                                Bila suhu sudah
                     Cool pack                  stabil, thermostat
                                                tidak perlu dirubah.




             Polio        BCG     Campak




         Freeze                  Thermometer.
         watch


           DTP        Hept-       HB-
                                                        Jangan
                      B.          Uniject               menyimpan
                                                        vaksin dipintu
                                                        lemari es
                     DT          TT




                          cool pack



                                                                         14
15
   Disimpan pada suhu 2-8 oC
    didalam vaccine carrier + cool
    pack
   Pelarut juga disimpan dalam
    vaccine carrier pada suhu 2-8oC
    bersama vaksin
   Dilindungi dari panas dan sinar
    matahari langsung
   Vaksin yg sudah
    dilarutkan/dibuka disimpan
    dengan cara, diletakkan dalam
    lubang busa di atas vaccine
    carrier
   Vaksin campak yg sudah
    dilarutkan hanya dapat
    dipergunakan dalam 6 jam, BCG
    3 jam.

                                      16
   Perawatan harian
     Pencatatan suhu pagi dan sore  catat pd grafik suhu
     Maksimal 2 kali membuka LE, max. 5 menit.
   Perawatan mingguan
     Bersihkan bag luar
     Periksa steker, bag pin
   Perawatan bulanan
     Bersihkan bag luar, dalam dan kondensor,karet seal
     Periksa kerapatan pintu,engsel
     Perhatikan bunga es



                                                             17
18
Pencairan Bunga Es
 Pd saat bunga es 0,5 cm atau minimal setiap
  bulan, saat stok vaksin sedikit
 Pindahkan vaksin
 Cabut steker
 Siram bunga es dg air
 Keringkan bag evaporator dg lap kering
 Pasang steker
 Tunggu suhu stabil  masukkan vaksin
 Ingat : Jangan mengubah posisi termostat




                                                19
   Perhatikan
    • Kondisi VVM  Kondisi B : Pakai terlebih dahulu
    • Kadaluarsa  FEFO (First Expired First Out)
    • Urutan penerimaan  FIFO (First In First Out)
   Pengemasan
    • Dimasukkan kedalam vaccine carrier yang diisi
      dengan 4 buah cool pack (BUKAN ES BATU)
   VC diletakkan terhindar dari sinar matahari
    langsung
   Vaksin yg telah dipakai diletakkan pada busa
   Vaksin tidak boleh terendam


                                                        20
Gambar : Vaccine Carrier dan peletakan vaksin yg telah dipakai
                                                                 21
OPEN VIAL POLICY
Penggunaan vaksin dari vial yang sudah dibuka pada pelayanan statis
(PUSK, RS, RB) :
DPT-HB, DPT, TT: 4 minggu
POLIO : 2 minggu
BCG : 3 jam setelah dilarutkan
CAMPAK : 6 jam setelah dilarutkan
dengan syarat : Belum Exp (Kadaluarsa)
   Suhu disimpan dalam +2°C – +8°C
   Tidak pernah terendam air
   Sterilitas terjaga
   VVM A atau B
   Pada botol ditulis tanggal mulai dipakai

Pada pelayanan dinamis tidak boleh dipergunakan kembali
                                                                      22
   Mati listrik:
    •   Jangan buka LE
    •   Hidupkan genset
    •   Bila suhu >8oC : Tambah cool pack
    •   Pindahkan vaksin ketempat yg tidak padam listrik
    •   LE tenaga EK : Operasikan dengan minyak.
   Vaksin rusak dan Kadaluarsa
    • Pisahkan vaksin
    • Buat berita acara penghapusan
    • Lakukan pemusnahan



                                                           23
   Vaksin
     Dikubur sedalam 2 – 3 meter
     Dibakar :
       Incinerator
       Aman terlindung (drum)

   Alat suntik bekas
     Potongan jarum  needle pit, plastik  SB
     Jarum + plastik  SB tanpa menutup ulang
     Pemusnahan : Dikubur, dibakar




                                                  24
 Dilakukan terhadap vaksin FS yang
 dicurigai beku
  • Suhu thermometer pada pagi hari : 0oC
  • Freeze tag : Tanda X
  • Freeze watch : Pecah  Berwarna biru
 Dibandingkan
             dengan jenis vaksin yang
 sama yg sengaja dibekukan.



                                            25
26
27

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan MedisKB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medispjj_kemenkes
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengueJoni Iswanto
 
Sop sterilisasi alat medis
Sop sterilisasi alat medisSop sterilisasi alat medis
Sop sterilisasi alat medisYadiSupriyadi20
 
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdfPermenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdfMuh Saleh
 
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaPenggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaCandra Wiguna
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaowik15
 
Shk by fitri 2014
Shk by fitri 2014Shk by fitri 2014
Shk by fitri 2014Kia Luwu
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iJoni Iswanto
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasSumiaty Syifah
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanDokter Tekno
 
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan   1 - epidemiologi penyakit menularPertemuan   1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menularLila Kania
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) Kristyawan Sutriyanto
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikAl-Ikhlas14
 

Mais procurados (20)

Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Hiv aids
Hiv aidsHiv aids
Hiv aids
 
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan MedisKB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
 
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSIASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMALaskeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
 
Sop sterilisasi alat medis
Sop sterilisasi alat medisSop sterilisasi alat medis
Sop sterilisasi alat medis
 
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdfPermenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
 
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaPenggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
Shk by fitri 2014
Shk by fitri 2014Shk by fitri 2014
Shk by fitri 2014
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
 
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan   1 - epidemiologi penyakit menularPertemuan   1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menular
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 
4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian
 
Contoh surat rujukan kebidanan
Contoh surat rujukan kebidananContoh surat rujukan kebidanan
Contoh surat rujukan kebidanan
 

Destaque

05. tennik penyimpanan vaksin
05. tennik penyimpanan vaksin05. tennik penyimpanan vaksin
05. tennik penyimpanan vaksinJoni Iswanto
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiJoni Iswanto
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanJoni Iswanto
 
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Joni Iswanto
 
Dasar perilaku individual
Dasar perilaku individualDasar perilaku individual
Dasar perilaku individualJoni Iswanto
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasikenggi
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanJoni Iswanto
 
Rencana kontinjensi
Rencana kontinjensiRencana kontinjensi
Rencana kontinjensiJoni Iswanto
 
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanModul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanJoni Iswanto
 
Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaJoni Iswanto
 
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukJoni Iswanto
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiChaicha Ceria
 
Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoJoni Iswanto
 
Ppt imunisasi
Ppt imunisasiPpt imunisasi
Ppt imunisasiresiy
 
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]Nurul Adeatma
 
Sistem informasi rumah sakit
Sistem informasi rumah sakitSistem informasi rumah sakit
Sistem informasi rumah sakitJoni Iswanto
 

Destaque (20)

05. tennik penyimpanan vaksin
05. tennik penyimpanan vaksin05. tennik penyimpanan vaksin
05. tennik penyimpanan vaksin
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidan
 
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
 
Dasar perilaku individual
Dasar perilaku individualDasar perilaku individual
Dasar perilaku individual
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatan
 
Rencana kontinjensi
Rencana kontinjensiRencana kontinjensi
Rencana kontinjensi
 
Mtbs
MtbsMtbs
Mtbs
 
Napza
NapzaNapza
Napza
 
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanModul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
 
Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencana
 
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang Nyamuk
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayi
 
Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resiko
 
Ppt imunisasi
Ppt imunisasiPpt imunisasi
Ppt imunisasi
 
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
 
Sistem informasi rumah sakit
Sistem informasi rumah sakitSistem informasi rumah sakit
Sistem informasi rumah sakit
 
Minilok pkm
Minilok pkmMinilok pkm
Minilok pkm
 

Semelhante a MANAJEMEN LOGISTIK IMUNISASI

SOP MANAJEMEN VAKSIN.doc
SOP MANAJEMEN  VAKSIN.docSOP MANAJEMEN  VAKSIN.doc
SOP MANAJEMEN VAKSIN.docRendiMariori
 
12. DISTRIBUSI PRODUK RANTAI DINGIN (1).pptx
12. DISTRIBUSI PRODUK RANTAI DINGIN (1).pptx12. DISTRIBUSI PRODUK RANTAI DINGIN (1).pptx
12. DISTRIBUSI PRODUK RANTAI DINGIN (1).pptxMayantiaMaya
 
PENANGANAN PERALATAN RANTAI VAKSIN.pptx
PENANGANAN PERALATAN  RANTAI VAKSIN.pptxPENANGANAN PERALATAN  RANTAI VAKSIN.pptx
PENANGANAN PERALATAN RANTAI VAKSIN.pptxqurotaaini3
 
Microsoft power point vaksinasi revisi [compatibility mode]
Microsoft power point   vaksinasi revisi [compatibility mode]Microsoft power point   vaksinasi revisi [compatibility mode]
Microsoft power point vaksinasi revisi [compatibility mode]Faris Andrianto
 
new - Pengelolaan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.pptx
new - Pengelolaan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.pptxnew - Pengelolaan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.pptx
new - Pengelolaan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.pptxintankusumafmipa
 

Semelhante a MANAJEMEN LOGISTIK IMUNISASI (7)

Vak_Im_4.pptx
Vak_Im_4.pptxVak_Im_4.pptx
Vak_Im_4.pptx
 
SOP MANAJEMEN VAKSIN.doc
SOP MANAJEMEN  VAKSIN.docSOP MANAJEMEN  VAKSIN.doc
SOP MANAJEMEN VAKSIN.doc
 
12. DISTRIBUSI PRODUK RANTAI DINGIN (1).pptx
12. DISTRIBUSI PRODUK RANTAI DINGIN (1).pptx12. DISTRIBUSI PRODUK RANTAI DINGIN (1).pptx
12. DISTRIBUSI PRODUK RANTAI DINGIN (1).pptx
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
PENANGANAN PERALATAN RANTAI VAKSIN.pptx
PENANGANAN PERALATAN  RANTAI VAKSIN.pptxPENANGANAN PERALATAN  RANTAI VAKSIN.pptx
PENANGANAN PERALATAN RANTAI VAKSIN.pptx
 
Microsoft power point vaksinasi revisi [compatibility mode]
Microsoft power point   vaksinasi revisi [compatibility mode]Microsoft power point   vaksinasi revisi [compatibility mode]
Microsoft power point vaksinasi revisi [compatibility mode]
 
new - Pengelolaan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.pptx
new - Pengelolaan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.pptxnew - Pengelolaan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.pptx
new - Pengelolaan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.pptx
 

Mais de Joni Iswanto

Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaJoni Iswanto
 
Pengembangan program uks
Pengembangan program uksPengembangan program uks
Pengembangan program uksJoni Iswanto
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaJoni Iswanto
 
10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rs10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rsJoni Iswanto
 
5. perundangan k3rs
5. perundangan k3rs5. perundangan k3rs
5. perundangan k3rsJoni Iswanto
 
Analisis & interpretasi
Analisis & interpretasiAnalisis & interpretasi
Analisis & interpretasiJoni Iswanto
 
Sterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiSterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiJoni Iswanto
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarJoni Iswanto
 
Masalah infeksi di sarkes(revisi)
Masalah infeksi di sarkes(revisi)Masalah infeksi di sarkes(revisi)
Masalah infeksi di sarkes(revisi)Joni Iswanto
 

Mais de Joni Iswanto (16)

Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balita
 
Pengembangan program uks
Pengembangan program uksPengembangan program uks
Pengembangan program uks
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remaja
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
 
Info gender
Info genderInfo gender
Info gender
 
10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rs10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rs
 
K3 BIOLOGIS RS
K3 BIOLOGIS RSK3 BIOLOGIS RS
K3 BIOLOGIS RS
 
5. perundangan k3rs
5. perundangan k3rs5. perundangan k3rs
5. perundangan k3rs
 
MANAJEMEN K3 RS
MANAJEMEN K3 RSMANAJEMEN K3 RS
MANAJEMEN K3 RS
 
KONSEP K3 RS
KONSEP K3 RSKONSEP K3 RS
KONSEP K3 RS
 
Konsep surv masy
Konsep surv masyKonsep surv masy
Konsep surv masy
 
Analisis & interpretasi
Analisis & interpretasiAnalisis & interpretasi
Analisis & interpretasi
 
Dasar surveilans
Dasar surveilansDasar surveilans
Dasar surveilans
 
Sterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiSterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksi
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasar
 
Masalah infeksi di sarkes(revisi)
Masalah infeksi di sarkes(revisi)Masalah infeksi di sarkes(revisi)
Masalah infeksi di sarkes(revisi)
 

MANAJEMEN LOGISTIK IMUNISASI

  • 1. MANAJEMEN LOGISTIK IMUNISASI 1
  • 2. Vaksin, ADS, Safety box : Direncanakan secara proporsional (bundling sistem)  Faktor penting :  Jumlah sasaran (bayi, bumil, dsb)  Indek pemakaian vaksin  Jumlah pemberian imunisasi  Sasaran :  Berdasarkan rata-rata kunjungan tiap bulan  Dipengaruhi oleh kegiatan yang akan dilaksanakan  Indek Pemakaian Vaksin : Pemakaian riil setiap kemasan vaksin. Jumlah suntikan (cakupan) IP = Jumlah vaksin yang dipakai 2
  • 3. Pemberian Imunisasi:  Interval minimal setiap pemberian imunisasi 1 bulan  Setiap sasaran maksimal mendapatka 1 kali pemberian imunisasi.  Perencanaan dihitung untuk kebutuhan 1 bulan + 10 % sebagai cadangan  Vaksin = Jumlah sasaran / IP  Tentukan kebutuhan untuk semua jenis vaksin 3
  • 4. ADS :  0,05 ml = Jumlah sasaran BCG  0,5 ml = Jumlah sasaran (DPT/HB+ Campak + TT)  5 ml = Jumlah vaksin BCG + Campak  Safety Box:  2,5 lt = (Jumlah ADS 0,05+0,5+5 ml) /50  0,25 lt = Jumlah vaksin Hep.B (PID) / 10 4
  • 5. Permintaan :  Dilakukan setiap bulan  Ditujukan kepada Puskesmas setempat.  Memperhitungkan : kebutuhan, sisa yang ada, kapasitas tempat simpan  Ditandatangani oleh pimpinan 5
  • 6. Dengan coldbox / vaccine carrier  Perhatikan :  Kelengkapan administrasi (VAR, SBBK)  Dengan : COOL PACK, BUKAN COLD PACK/ ES BATU  Penataan vaksin dlm vaccine carrier :  BCG, Campak, Polio : Dipinggir, menempel cool pack  DPT/HB, Hep. B, TT : Ditengah, tidak menempel cool pack 6
  • 7. Dilaporkan setiap bulan (sebelum tanggal 5)  Bersamaan dengan laporan cakupan dan permintaan  Ingat : Laporan kerusakan (kadaluarsa, pecah,beku, kena panas dll)  kolom penyesuaian. 7
  • 8. Tidak terkena sinar matahari langsung  Ventilasi baik  Posisi mendatar  Jauh dari sumber panas  Jarak : 30-40 cm dari plafon, 10-30 cm dr dinding belakang  Steker tdk menempel bagian belakang LE  1 steker tiap LE  Jika perlu : Voltage stabilisator 8
  • 9. SEMUA vaksin disimpan dlm LE, BUKAN freezer  Vaksin sensitif beku : jauh dari evaporator  Vaksin sensitif panas : dekat evaporator  Jarak 1-2 cm tiap dus vaksin  Cool pack : penahan dingin  Pemantau suhu  Pelarut : disimpan disuhu ruang, sehari sebelum dipakai disimpan dalam LE -- > suhu sama. 9
  • 10. RCW 42 EK: suhu dekat evaporator bisa < 0°C Jauh dari evaporator suhu +2°C – +8°C Jarak antar vaksin miniman 1- 2 cm atau 1 jari tangan 10
  • 11. Lemari es RCW 50 EK tingkat Puskesmas . T em sa. h r ot t T em m t r h r o ee Fe z w t h r e e ac . Aa . tu Aa . tu DPT BCG BCG TT DPT BCG Polio TT Hept B Polio Campak DT Hept. B Campak Polio DT Volume untuk vaksin =24Lt. Fe z T g r ee a . Grapik kartu suhu . Vaksin Heat Sensitive. Vaksin freeze Sensitive. Harus selalu berdekatan C op c . o l ak C l p c. o ak d Harus selalu berjauhan dengan evaporator. dengan evaporator. E ic l c anO t2 0 p od h i k 0 3 11
  • 12. RCW 50 EK: kompartmen kanan dan kiri suhu +2°C – +8°C bagian tengah freezer Jarak antar vaksin miniman 1- 2 cm atau 1 jari tangan 12
  • 13. LE domestik Jarak antar vaksin miniman 1- 2 cm atau 1 jari tangan 13
  • 14. PENATAAN VAKSIN DI DALAM LEMARI ES BUKA DEPAN Bila suhu sudah Cool pack stabil, thermostat tidak perlu dirubah. Polio BCG Campak Freeze Thermometer. watch DTP Hept- HB- Jangan B. Uniject menyimpan vaksin dipintu lemari es DT TT cool pack 14
  • 15. 15
  • 16. Disimpan pada suhu 2-8 oC didalam vaccine carrier + cool pack  Pelarut juga disimpan dalam vaccine carrier pada suhu 2-8oC bersama vaksin  Dilindungi dari panas dan sinar matahari langsung  Vaksin yg sudah dilarutkan/dibuka disimpan dengan cara, diletakkan dalam lubang busa di atas vaccine carrier  Vaksin campak yg sudah dilarutkan hanya dapat dipergunakan dalam 6 jam, BCG 3 jam. 16
  • 17. Perawatan harian  Pencatatan suhu pagi dan sore  catat pd grafik suhu  Maksimal 2 kali membuka LE, max. 5 menit.  Perawatan mingguan  Bersihkan bag luar  Periksa steker, bag pin  Perawatan bulanan  Bersihkan bag luar, dalam dan kondensor,karet seal  Periksa kerapatan pintu,engsel  Perhatikan bunga es 17
  • 18. 18
  • 19. Pencairan Bunga Es  Pd saat bunga es 0,5 cm atau minimal setiap bulan, saat stok vaksin sedikit  Pindahkan vaksin  Cabut steker  Siram bunga es dg air  Keringkan bag evaporator dg lap kering  Pasang steker  Tunggu suhu stabil  masukkan vaksin  Ingat : Jangan mengubah posisi termostat 19
  • 20. Perhatikan • Kondisi VVM  Kondisi B : Pakai terlebih dahulu • Kadaluarsa  FEFO (First Expired First Out) • Urutan penerimaan  FIFO (First In First Out)  Pengemasan • Dimasukkan kedalam vaccine carrier yang diisi dengan 4 buah cool pack (BUKAN ES BATU)  VC diletakkan terhindar dari sinar matahari langsung  Vaksin yg telah dipakai diletakkan pada busa  Vaksin tidak boleh terendam 20
  • 21. Gambar : Vaccine Carrier dan peletakan vaksin yg telah dipakai 21
  • 22. OPEN VIAL POLICY Penggunaan vaksin dari vial yang sudah dibuka pada pelayanan statis (PUSK, RS, RB) : DPT-HB, DPT, TT: 4 minggu POLIO : 2 minggu BCG : 3 jam setelah dilarutkan CAMPAK : 6 jam setelah dilarutkan dengan syarat : Belum Exp (Kadaluarsa) Suhu disimpan dalam +2°C – +8°C Tidak pernah terendam air Sterilitas terjaga VVM A atau B Pada botol ditulis tanggal mulai dipakai Pada pelayanan dinamis tidak boleh dipergunakan kembali 22
  • 23. Mati listrik: • Jangan buka LE • Hidupkan genset • Bila suhu >8oC : Tambah cool pack • Pindahkan vaksin ketempat yg tidak padam listrik • LE tenaga EK : Operasikan dengan minyak.  Vaksin rusak dan Kadaluarsa • Pisahkan vaksin • Buat berita acara penghapusan • Lakukan pemusnahan 23
  • 24. Vaksin  Dikubur sedalam 2 – 3 meter  Dibakar :  Incinerator  Aman terlindung (drum)  Alat suntik bekas  Potongan jarum  needle pit, plastik  SB  Jarum + plastik  SB tanpa menutup ulang  Pemusnahan : Dikubur, dibakar 24
  • 25.  Dilakukan terhadap vaksin FS yang dicurigai beku • Suhu thermometer pada pagi hari : 0oC • Freeze tag : Tanda X • Freeze watch : Pecah  Berwarna biru  Dibandingkan dengan jenis vaksin yang sama yg sengaja dibekukan. 25
  • 26. 26
  • 27. 27