Dokumen ini membahas mengenai pengukuran kinerja strategis dengan menggunakan empat jenis unit bisnis strategis yaitu pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi. Dokumen ini juga membahas mengenai pendekatan balanced scorecard untuk mengukur kinerja strategis secara menyeluruh dengan mempertimbangkan faktor keuangan dan nonkeuangan. Kendali manajemen diterapkan dalam bentuk pusat biaya atau pus
Pengukuran Kinerja Strategis untuk Evaluasi dan Motivasi
1. Alza Azhari
20150420288
Manajemen Biaya E
Pengukuran Kinerja Strategis:
Pusat Biaya, Pusat Pendapatan, dan Balanced Scorecard.
Pengukuran dan Pengendalian Kinerja.
Pengukuran kinerja adalah proses dimana manajer pada seluruh tingkatan
mendapatkan informasi mengenai kinerja tugas-tugas yang diberikan dalam perusahaan serta
menentukan apakah kinerja tersebut sesuai dengan kriteria yang telah dibuat sebelumnya
sebagaimana yang tercantum dalam anggaran, rencana, dan tujuan perusahaan.
Kendali manajemen diartikan sebagai evaluasi terhadap kinerja para manajer pada
tingkat menengah yang dilakukan oleh manajer pada tingkat yang lebih tinggi. Kendali
operasional berarti evaluasi terhadap karyawan pada tingkat operasi oleh manajer pada tingkat
menengah. Tujuan dari kendali manajemen adalah :
1. Memotivasi para manajer menggunakan upaya yang sangat tinggi untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan oleh manajemen puncak.
2. Memberikan insentif yang tepat kepada manajer untuk membuat keputusan yang
konsisten dengan tujuan yang ditetapkan manajemen puncak.
3. Menentukan secara adil penghargaan yang diperoleh para manajer atas upaya dan
keahlian serta efektivitas mereka dalam mengambil keputusan.
Kontrak Kerja adalah perjanjian diantara manajer dan manejemen puncak, yang
dirancang untuk memberikan insentif kepada manajer agar bertindak secara bebas dalam
mencapai sasaran manajemen puncak. Sedangkan model prinsipal agen adalah sebuah
prototipe berisi elemen-elemen penting yang harus terdapat dalam kontrak untuk mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan. Kontrak kerja ini memiliki dua aspek penting yaitu ketidak
pastian dan penghindaran resiko. Adapun tiga prinsip kontrak kerja :
1. Kontrak seharusnya mengakui bahwa faktor-faktor lain didalam dan luar perusahaan
mempengaruhi hasil usaha dan kemampuan manajer.
2. Kontrak seharusnya hanya mencakup faktor-faktor yang dikendalikan oleh manajer.
2. 3. Karena ketidakpastian dan ketidakmampuan untuk mengamati, seorang manajer
penghindar resiko tidak berada sejajar dengan mereka yang berada di posisi manajemen
puncak.
Desain Sistem Kendali Manajemen untuk Evaluasi dan Motivasi.
Aspek dalam pengendalian manajemen yaitu siapa, apa dan kapan. Aspek siapa berisi
mengenai siapa yang tertarik dalam mengevaluasi kinerja organisasi? Seperti :
(1) pemilik, direktur, atau pemegang saham perusahan
(2) kreditor
(3) unit-unit komunitas atau pemerintah yang dipengaruhi oleh operasi perusahaan, dan
(4) karyawan perusahaan.
Sedangkan aspek apa membahas mengenai apa yang dievaluasi, merunjuk pada
manajer perorangan dan tim manajer. Kinerja manajemen dapat dibandingkan dengan kinerja
manajer lain atau kinerja manajer itu sendiri. Sedangkan sspek ketiga kendali manajemen
adalah kapan evaluasi kinerja dilakukan. Aspek ini memiliki dua pertimbangan yaitu :
1. Evalusi dapat dilakukan berdasarkan input sumber daya yang digunakan manajer ataupun
output dari usaha-usaha manajer.
2. Menggunakan anggaran fleksibel yang berfokus pada input apabila pengukuran output
dari usaha manajer sulit dilakukan atau sifat dan luas kendali manajerterhadap output
tidak jelas.
Sistem Kendali Informasi.
Sistem Kendali Informasi, digunakan dalam perusahaan pada tingkat individu maupun
tingkat tim. Pada tingkat individu, kinerja karyawan dipengaruhi oleh dorongan pribadi dan
aspirasi dari masing-masing individu yang dibawa ke tempat kerja; hal ini terpisah dari
adanya insentif dan pedoman yang diberikan oleh manajemen. Motivator individu seperti itu
memperjelas adanya perbedaan kinerja antarkaryawan.
Sistem Kendali Formal.
Dalam kendali ini terdapat tiga sistem pengendalian manajemen formal yang paling
penting pada tingkatkaryawan adalah : (1) praktik-praktik mempekerjakan karyawan, (2)
kebijakan-kebijakan promosi, dan (3) sistem pengukuran kinerja strategis. Pada masing-
masing sistem ini, manajemen menetapkan harapan untuk kinerja karyawan yang diinginkan.
Kebijakan-kebijakan mempekerjakan karyawan dan promosi sangat penting pada semua
3. perusahaan ditambah dengan sistem pengukuran kinerja strategis. Sistem pengukuran kinerja
strategis merupakan metode yang paling umum untuk mengevaluasi manajer.
Pengukuran Kinerja Strategis.
Pengukuran kinerja strategis adalah sistem akuntansi yang digunakan oleh manajemen puncak
untuk mengevaluasi manajer SBU. Desentralisasi merupakan sebuah pengambilan keputusan
yang memberikan kewenangan kepada manajer tingkat bawah sesuai dengan wilayah
pertanggungjawabannya. Terdapat empat jenis unit bisnis strategis yaitu :
1. Pusat Biaya, adalah unit bisnis strategis produksi pendukung dalam perusahaan yang
bertujuan menyediakan produk atau jasa bermutu terbaik pada biaya paling.
2. Pusat Pendapatan, didefiniskan menurut lini produk ataupun menurut wilayah geogrfis.
Pusat ini berfokus pada pendapatan penjualan.
3. Pusat Laba, menghasilakan pendapatan dan mengeluarkan sebagan besar biaya untuk
menghasilkan pendapatan ini. Pusat ini berfokus pada biaya, pendapatan, dan laba.
4. Pusat investasi, mencakup aset yang digunakan oleh SBU maupun laba dalam evaluasi
kinerja. Pusat ini berfokus pada biaya, pendapatan, laba dan investasi.
Ukuran Kinerja Strategi dan Baanced Scorecard.
Pendekatan yang berguna untuk evaluasi kinerja strategis yang lengkap adalah dngan
memasukkan faktor-faktor keuangan maupun nonkeuangan untuk unit bisnis strategis yang
menggunakan balancescorecard. BSC mengukur kinerja SBU dalam empat perspektif
penting:
1. Kepuasan pelanggan.
2. Kinerja keuangan.
3. Proses bisnis internal.
4. Pembelajaran dan inovasi.
Kendali Manajemen dalam Perusahaan Jasa dan Perusahaan Nirlaba.
Pengendalian manajemen di perusahaan jasa dan perusahaan nirlaba paa umumnya
diterapkan dalam bentuk pusat biaya dan pusat laba. Seperti halnya perusahaan manufaktur
dan ritel, organisasi ini memilih pusat biaya apabila misi penting dari manajer adalah
mengendalikan biaya; Pusat Laba dipilih apabila manajer departmen harus mengelola biaya
maupun pendapatan, atau alternatfnya, mengelola biaa tanpa melebihi anggaran pendapatan.