1. REKONSTRUKSI MAKNA HIJRAH
ا ل ح م د لله ع ل ى ن ع م ه فِ ا وَّ ل الشَّ ه ر م ن السَّ ن ة اا لْ ج ريَّ ة
التَّامَّ ة. ا لَّ ذى جع ل ه ذا ال ي و م م ن ا ع ظ م ا لْ يَّا م الرَّ حْ ة. ا حْ ده
حْ دالح ا م دي ن. وا س تع ين ه ا نَّه خ ي ر ال مع يْ. وات وكَّل ع ل ي ه ا نَّه ث قة ال م ت و ك ل يْ.
أ ش ه د أَنْ لاَ ا ل هَ إِلاَّ الله و ح ده لْ ش ري ك ل ه ,
و أ ش ه دُ أَن م ح م دًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه . ا لل هُمَّ ص ل
و س ل م ع ل ى س ي دن ا مُ مَّ د وع ل ى ا ل ه وا ص حا ب ه و م ن ت بع ه ا لَ ي و م ال ق يا م ة.
ا مَّا ب ع د :
ف يا ع با دالله . ا و صي ك م ون ف سى ب ت ق وى الله , ا ت قَّ واالله الَّ ذى ي ؤ ذى ا ل ي ه م ن
ات قاه . ولْ ي ع ز ب ع ل ي ه ا د را ك م ن ع صاه .
ق ال الله ت ع ال ى ف ي ك ت اب ه ال ك ر يم،
أ ع وذ ب الله م ن الش ي ط ان الر ج ي م :
Jamaah Jum'at yang berbahagia
Pada siang yang berbahagia ini, mari, dengan senang hati menghaturkan
syukur kehadirat Allah Swt. Dengan tidak bosan-bosan mendidik diri agar
2. 2
menjadi hamba yang pandai bersyukur pada-Nya, atas segala nikmat-
Nya. Sebab, pandai bersyukur itu, bila tidak diperdi dan dididikkan secara
khusus dan kontinyu, yang terjadi adalah kebalikannya. Mudah terjebak
dan terseret pada kekufuran. Yang mana, bila diperinci lebih detail, akar-akar
kufur tersebut dapat terbangun dari beberapa kebiasaan, semacam:
gemampang, sembrono, ceroboh, kurang hati-hati, kurang waspada, dan
lain sebagainya.
Perlu disyukuri pula bahwa pada detik ini, masih diberi waktu dan
kesempatan menapaki bulan Muharram. Bulan pengawal atau pertama
tahun Hijriyah yang sangat bersejarah dan sarat berbagai makna
peristiwa. Bersyukur yang direalisasikan dengan meningkatkan iman dan
taqwa, meningkatkan ibadah, meningkatkan semangat dan kesungguhan,
baik dalam belajar bekerja dan olah pikir, serta meningkatkan segala
kebaikan melimit segala kesalahan, dibanding tahun sebelumnya.
Jamaah Jumat yang berbahagia
Senyampang masih di bulan Muharram, kiranya tiada kata terlambat
untuk menyelami hikmah kandungan dibalik mulainya penghitungan
tahun Hijriyah. Melakukan pemikiran mendalam dibalik fenomenanya.
Sehingga, ketika asbabun nuzul suatu peristiwa dapat dipahami, maupun
nilai-nilai hikmah dapat digali dan ditemukan, diharapkan mampu
meningkatkan semangat, tekat, dan kinerja, yang ujung-ujungnya dapat
memantapkan iman dan taqwa. Karena itu, melalui olah pikir dan analisa
prakejadian, sedikitnya ditemukan 4 perkara yang melatari peristiwa
hijrah.
Pertama, hijrah merupakan ketundukan secara mutlak kawula dihadapan
Gustinya. Semuanya tanpa kecuali, harus berlaku demikian, bila
berkeinginan diselamatkan Tuhan hidupnya dunia akherat. Termasuk
kekasih-Nya yang juga utusan-Nya pun, tunduk secara mutlak di
hadapan-Nya.
Kedua, hijrah adalah dalam rangka menyelamatkan paham akan
kebenaran ajaran Tuhan. Sebab, bila tidak diselamatkan dengan cara
mengungsi, pembawa ajaran Tuhan beserta umatnya, mungkin jadi
cures, habis dibantai. Seperti halnya yang dilakukan Nabi Musa dan
kaumnya, dalam rangka menyelamatkan diri dari kejaran pembantaian
Fir’aun dan pasukannya, maka mengungsilah beliau ke luar negeri
dengan menyeberangi laut merah.
3. 3
Kedua peristiwa tersebut sungguh merupakan perkara yang luar biasa.
Karena luar biasanya itulah, maka diabadikan dalam Al Quran surat Al
Anfal : 30
Artinya: “Dan ingatlah ketika orang-orang kafir Quraisy memikirkan daya
upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau
membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah
menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya”
Ayat ini, disamping merupakan berita sejarah yang besar, sekaligus
pengokoh keimanan umat di masa-masa kemudian, bahwa sebesar
apapun permusuhan, dendam, dan bahkan pembantaian yang
direncanakan kaum kafir, maka Dzat Yang Maha Kuasa pasti akan
melindungi hamba-Nya yang beriman. Tuhan sendiri yang akan
membalas rencana mereka yang jahat. Yang menurut ukuran logika tidak
mungkin, dihadapan Tuhan amatlah mudah.
Sidang Jumat yang berbahagia
Analisa ketiga yang melatari peristiwa hijrah adalah merupakan salah
bentuk ujian bagi hamba-Nya yang beriman. Ujian yang dalam bentuk
rasa takut, was-was, khawatir meninggalkan harta keluarga jabatan
maupun hal-hal duniawi lainnya. Sekaligus ujian yang menguji sejauh
mana kepatuhan dan ketundukan seorang murid dihadapan gurunya,
yang mana sang guru adalah Rasulullah. Sebagaimana tersurat dalam
QS. Al Baqarah 155
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
4. 4
Sejarah telah mencatat, ternyata tidak sedikit umat Islam yang keberatan
melakukan hijrah, dan lebih mencintai harta maupun keluarga. Lebih
mempertaruhkan duniawi daripada imannya dihadapan Tuhan melalui
utusan-Nya.
Keempat, sebagai wujud nyata keberhasilan iblis sak balanya, yang telah
bersumpah serapah ingin menghancurkan umat manusia, dan
menyeretnya menjadi anteknya di neraka kelak. Dengan cara
mengobarkan kebencian, permusuhan, dan dendam kesumat yang
membara di dada kaum kafir. Kecerdasannya sungguh luar biasa dalam
hal mempengaruhi, membujuk, dan membentuk pandangan-pandangan
baik. Semua manusia, sekalipun pandai dan cerdas, bahkan telah jaduk
gelarnya, tak akan sanggup menghindar tipu daya dan jeratan iblis. Oleh
karena itulah, dalam QS An Naas, kita diperintahkan agar berlindung
pada Tuhan manusia, Raja (Penguasa) manusia, sembahan manusia,
dari kejahatan bisikan iblis yang biasa bersembunyi di dalam dada. Yang
mana, bisikan kejahatan tersebut datang dari golongan jin dan manusia.
Jamaah Jumat yang berbahagia
Kemudian nilai-nilai hikmah yang dapat dibangun dari peristiwa hijrah,
melalui pendekatan analogis-konstruktif, diantaranya:
Pertama, kita sebagai umat yang percaya mengadanya rasul, perlu
meneladani semangat hijrah yang dicontohkan para utusan Tuhan.
Selanjutnya berhijrah dari tipu daya nafsu menuju seruan Tuhan dan
utusan-Nya. Sebagaimana sabda Nabi SAW tentang hakikat seorang
muslim dan seorang yang hijrah :
قال النبىي صلعم: ا ل م س ل م مَنْ سَلِمَ ال مُسْلِمُوْنَ مِنْ
لِسَانِهِ وَيَدِهِ وال مُهَاجِرُ مَنْ هَاجَرَ عَمَان هََى اللهُ عَنْهُ.
“Hakikat seorang Muslim adalah seorang yang dapat menjaga lidah dan
tangannya demi keselamatan orang lain. Sedang seorang yang berhijrah,
pada hakikatnya adalah seorang yang dapat menjaga diri dari semua
larangan Allah”. (riwayat Bukhari, Abu Dawud dan An-Nasa’i )
Kedua, hijrah dari perkara-perkara yang dosa, kotor, jelek, dan maksiat.
Juga kebiasaan-kebiasaan tidak baik yang bisa merugikan orang lain.
Sebagaimana tersurat dalam QS. Al-Muddatstsir(74): 5
5. 5
Ketiga, hijrah profesionalisme. Pada lingkup kerja, lingkup sosial
masyarakat, dan lingkup mana pun berada, diupayakan lebih profesional.
Bangkit dari kebiasaan yang lumrah pada umumnya, yang cenderung
pasif, menuju lebih baik, lebih aktif, lebih bermanfaat, lebih berdaya guna,
syukur-syukur profesional. Targetnya, ruang lingkup yang ditempati
menjadi damai, aman, menerima keberadaan dengan senang hati.
Syukur menjadi mutiara yang mencahayai lingkup masing-masing.
Keempat, hijrah pemikiran. Pemahaman yang menyatakan bahwa kinerja
pikiran pada umumnya itu biasa-biasa saja, tidak bisa diberdayakan lebih
baik lagi, perlu diubah bahwa etos pikir itu bisa diberdayakan lebih baik
dan lebih maksimal lagi. Asalkan dilatihkan dengan serius. Ibarat bermain
bola, asalkan berlatih serius, dipelajari sistem permainannya, teknik-tekniknya,
maka menjadi besar peluangnya menjadi pemain andal.
Demikian halnya pikiran, perlu dilatih secara khusus pula agar menjadi
lebih baik, lebih trampil, sehingga menjadi pikiran yang trampil berpikir,
yang notabene merupakan prasarat manusia bijaksana. Kesemuanya
untuk memenuhi wasiat pinisepuh yang luhur nan bijaksana: berpikirlah
hingga kandasing kandas. Hingga pada suatu saat nanti, mampu
memecah fenomena-fenomena afalaa ya’qilun, afalaa yatafakkaruun
menjadi sesuatu yang jelas, gamblang, dan pasti.
Jamaah Jumat yang berbahagia
Hijrah-hijrah yang lain, bila diekplorasi lebih akurat lagi, masih sangat
banyak jenis dan macamnya. Tergantung sejauh mana pikiran mampu
diajak trampil untuk bekerja. Wal akhir, sekali lagi, mumpung masih di
awal-awal tahun baru hijriyah, mari kita pancang semangat baru dan
tekat yang kuat untuk berhijrah. Tentunya sesuai dengan tingkat
pemahaman dan tingkat kemampuan masing-masing. Dengan diiringi
permohonan, semoga niatan suci ini diridhoi Dzat Yang Maha Kuasa,
mendapat limpahan pangestu utusan-Nya. Sehingga menjadikan kita
selangkah lebih mantap mendekat disisi-Nya. Amien.
جَعَلَنَا اللهُ وَاِي اَّكُمْ مِنَ الْفَا ئِزِيْنَ ال ا مِنِيَْْ. وَاَدْخَلَنَ ا وَ اِي اَّكُمْ فِِ زُمْرَةِ
عِبَ ادِه الصَّ الِِ يَِْْ. وَقُلْ رَ ب اغْفِرْ وَاَرْحَمْ وَاَنْتَ خَيْ رُا الرَّاحِِِيَْْ.
6. 6
Khutbah II
ا لح م د لله الَّ ذي جع ل اللَّي ل والن ها ر خل فةً ل م ن ا راد ا ن ي ذَّكَّ ر ا وا راد ش كورًا. ا ش ه د
ا ن لْ ا ل ه ا لَّْ الله و ح ده لْ ش ري ك ل ه . وا ش ه د ا نَّ مُ مَّدًا ع ب ده و ر سول ه , ا ر سل ه ا لَ
ال ع ال م يْ ب شي رًا ون ذي رًا, و س راجًا من ي رًا, ا للَّ همَّ ص ل ع ل ى ع ب د ك و ر سول ك مُ مَّ د وع ل ى
ا ل ه و ص ح ب ه ا جْ ع يْ,
ا مَّاب ع د, ا ي ها ا لح ا ض ر و ن, ا ت قواالله حقَّ ت قات ه ولْ تَ وت نَّ ا لَّْ وا ن ت م م سل مو ن.
وا عت ص موا بِ ب ل الله جْي عًا ولْ ت فرَّق وا واذ ك رو ن ع مة الله ع ل ي ك م.
ا للَّ همَّ ص ل ع ل ى سي د ن ا مُ مَّ د وع ل ى ا ل ه سي دن ا مُ مَّ د, وا لح م د لله ر ب ال ع ال م يْ. ا للَّ همَّ
ا غ ف ر ل ل م سل م يْ وال م سل ما ت وال مؤ من يْ وال مؤ من ا ت ا لْ حي ا ء من ه م وا لْ م وا ت,
ا نَّ ك ع ل ى ك ل شي ئ ق دي ر. ا للَّ ه مَّ ان ص ر م ن ن ص رال دي ن وا خ ذ ل م ن خ ذ ل
ال م سل م يْ, وا عل كل مت ك ا لَ ي و م ال دي ن.
ا للَّ همَّ ي ا م قل ب ال قل و ب ث ب ت ق ل وب ن اع ل ى دين ك, ا للَّ همَّ اف ت ح ق ل وب ن ا ك فت و ح ال ع ا رف يْ
ون و ق ل وب ن ا بِ داي ة ال ي ق يْ. اَلل هُمَّ اِنَّكَ ت عَْلَمُ سِ رِى وَعَلَى نِيَّتِِ فَاقْبِلْ مَعْذُوْ رَاتِ
وَاقْضِ حَاجَاتِِ وَاعْطِنِِ سُؤَلِِ فَاِنَّكَ ت عَْلَمُ مَافِِ ن فَْسِي فِِ ال دِيْنِ وَالدُّنْ يَا وَاْلاخِرَةِ
اِنَّكَ عَلَى كُلِ شَيْءٍ قَدِيْ رُ. اَلل هُمَّ ادْفَعْ عَنَّا مِنَ الْبَلآَءِ وَالْوَبآَءِ وَاْلاَمْرَاضِ وَالْطَّا
عُوْنِ وَالرَّيْحِ وَالزَّلْزَلَةِ وَالْب رَْقِ وَالسَّيْلِ الْمَاءِ وَالدَّمِ وَفِتََِ الِْْ نِ وَاْلاِنْسِ وَالشَّيْطَانِ
وَجََِيْعِ الْفَخْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ اِنَّكَ عَلى كُ لِ شَيْءٍ قَدِيْرٍ. اَلل هُمَّ رَ ب اجْعَلْ هذَا
الْب لََد اِنْدُ وْنِيْسِىَ ا س لَ م ا مِنًا وَارْزُقْ اَهْلَهُ رِزْقًا طَي بًا حَسَنًا. اَلل هُمَّ اَل فْ ب يَْ ن هَُمْ
7. 7
كَمَا اَلَّفْتَ ب يََْْ اْلاَنْصَارِ وَالْمُهَا جِرِيْنَ اِنَََّّااَمْرُ هُ اِذَا اَرَادَ شَيْأً اَنْ ي قَُوْلَ لَهُ كُنْ
ف يََكُوْنَ رَ ب اشْرَحْلِيْ صَدْرِيْ وَيَ سرْلِِْ اَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِ ي فَْقَهُ
ق وَْلِِْ. وا لح م د لله ر ب ال ع ال م يْ.
ع ب اد الله ا نَّ الله ي أ م ر ب ال ع د ل وا لْ ح سا ن و ا ي ت ا ء ذى ال ق ر بَ وي ن هى ع ن ال ف ح شا ء
وال من ك ر وال ب غ ى ي ع ظ ك م ل ع لَّ ك م ت ذكَّ رو ن ول ذ ك رالله ا كب ر..