TIK dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih interaktif dan
menyenangkan.
TIK dapat membantu peserta didik belajar sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
TIK dapat membantu pendidik mengelola proses pembelajaran secara lebih
efektif dan efisien.
TIK dapat membantu evaluasi proses dan hasil pembelajaran secara lebih
objektif.
TIK dapat membantu meningkatkan kualitas sumber
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, telah berpengaruh
terhadap
segala aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni dan
bahkan di dunia pendidikan. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa
kita hindari, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm
ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif
bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru
dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi informasi
sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah
dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya
diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan
digunakan untuk hal negatif. Kehadiran TIK dalam pendidikan bisa dimaknai
dalam tiga paradigma, yaitu TIK sebagai alat atau berupa produk teknologi yang
bisa digunakan dalam pendidikan, TIK sebagai konten atau sebagai bagian dari
materi yang bisa dijadikan isi dalam pendidikan, dan TIK sebagai program
aplikasi atau alat bantu untuk manajemen pendidikan yang efektif dan efisien.
Ketiga paradigma tersebut disinergikan dalam sebuah kerangka sumberdaya TIK
yang secara khusus diposisikan dan diarahkan untuk mencapai visi dan misi
pendidikan di Indonesia. Di era globalisasi pendidikan, disadari ataupun tidak,
tantangan dunia pendidikan ke depan akan lebih berat. Oleh karena itu,
optimalisasi TIK menjadi salah satu alternatif solusi dalam menopang dan
menggerakkan dunia pendidikan di kancah persaingan global. Dalam dunia
pendidikan di Indonesia, ada beberapa alasan problematik yang melatarbelakangi
pentingnya pemanfaatan TIK, terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan di
semua jenjang,
mengatasi kesenjangan layanan pendidikan akibat kondisi
geografis yang mana jika diabaikan akan menimbulkan disparitas mutu layanan,
dan perubahan sosio-budaya masyarakat yang bergerak dinamis, dan memupuk
rasa nasionalisme untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
Page 1
2. B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang penulis angkat, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut
1. Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
terhadap aktivitas pendidikan?
2. Bagaimana cara mengatasi perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi terhadap aktivitas pendidikan?
3. Bagaimana cara dan solusi terhadap dampak negative teknologi informasi
dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah PTI dan untuk
meningkatkatkan pengetahuan penulis dalam memahami dampak teknologi
informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode penjabaran materi,
adapun teknik yang digunakan yaitu studi pustaka dengan mempelajari bukubuku, browsing internet dan sumber lain untuk mendapatkan data untuk
pembuatan makalah ini.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : Pembahasan yang terdiri dari perkembangan teknologi menurut para
ahli, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), implementasi TIK dalam dunia
pendidikan, dampak TIK terhadap aktivitas pendidikan. permasalahan dan solusi
internet dalam dunia pendidikan.
BAB
III
:
Penutup,
yang
terdiri
dari
kesimpulan.
Daftar Pustaka
Page 2
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Teknologi Menurut Para Ahli
Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu
teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia
pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan
galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi
sederhana.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan
ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan
menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig
menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan
Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang
definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang,
memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak
manusia.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak
jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih
makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada
teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi”
berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah
teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri
menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia
dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat
atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi
sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri
efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia
Page 3
4. B. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Di era globalisasi peranan TIK menjadi semakin penting digunakan untuk
mengungkapkan data dan fakta menjadi sebuah informasi yang bisa dimanfaatkan.
Kontribusi TIK tidak terlepas dari suatu tanggung jawab agar data dan fakta
pendidikan dapat dikumpulkan, dikelola, disimpan, diteliti, dibuktikan dan
disebarkan agar masyarakat mendapatkan informasi penting dengan benar secara
efektif dan efisien. TIK pada hakikatnya adalah alat untuk mendapatkan nilai
tambah dalam menghasilkan suatu informasi yang cepat, lengkap, akurat,
transfaran dan mutakhir. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan dalam
kontribusi TIK adalah teknologi internet. Internet sebagai media informasi telah
memberikan peluang bagi setiap orang.
Pengenalan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), diharapkan dapat
membuat perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan
perubahan dalam penggunaan beragam produk TIK. Melalui perangkat Teknologi
Informasi dan Komunikasi, kita bisa mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan
saling tukar informasi secara efisien dan efektif. TIK akan memudahkan kita,
mendapatkan ide dengan cepat dan bertukar pengalaman dari berbagai
kalangan. Dengan demikian, diharapkan dapat mengembangkan sikap inisiatif dan
kemampuan
belajar
mandiri,
sehingga
kita
dapat
memutuskan
dan
mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan TIK secara tepat dan
optimal, termasuk implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
Teknologi Informasi dan Komunikasi mencakup dua aspek, yaitu Teknologi
Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal
yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan
pengelolaan informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi merupakan segala hal
yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer
data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, Teknologi Informasi
dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang
mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan
Page 4
5. pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar
media.
Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1. Menyadarkan kita akan potensi perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang terus berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi
dan mempelajari teknologi ini sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2. Memotivasi kemampuan kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi
perkembangan TIK, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas
kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
3. Mengembangkan kompetensi kita dalam menggunakan Teknologi
Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja,
dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari.
4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses
pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong kita lebih
terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan
terbiasa bekerjasama.
5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif,
kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah
sehari hari.
C. Implementasi TIK (ICT) dalam dunia pendidikan
Tidak bisa dipungkiri, keberadaan komputer saat ini bukan lagi merupakan barang
mewah, Alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan, termasuk dalam
dunia pendidikan.
Saat ini jumlah guru yang ada adalah 2.692.217, dari jumlah trsebut yang
memenuhi syarat sertifikasi 727.381 orang atau sekitar 27%, sehingga diperlukan
sekitar 1.964.836 atau 73% guru yang harus itingkatkan kualifikasi pendidikan
dan profesionalismenya. Dan yang juga menjadi masalah adalah rendahnya
Page 5
6. tingkat pemanfaatan ICT di sekolah (Digital Divide) ICT dapat menunjang
optimalisasi sekolah, karena potensi ICT cukup besar, diantaranya :
1. memperluas kesempatan belajar.
2.
Meningkatkan efisiensi.
3.
Meningkatkan kualitas belajar.
4.
Meningkatkan kualitas mengajar.
5.
Memfasilitasi pembentukan keterampilan.
6. Mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan.
7.
Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen.
8.
Mengurangi kesenjangan digital.
Begitu besar peran ICT dalam pendidkan sehingga secara khusus pemerintah
dalam Pustekkom Diknas membagi peran ICT di sekolah modern menjadi 4
peran sekaligus sebagi pilar pendidikan. Ke-4 peran ICT tersebut yaitu
1. ICT sebagai gudang ilmu pengetahuan. Artinya dengan ICT sumber ilmu
pengetahuan menjadi begitu kaya bahkan melimpah, baik ilmu
pengetahuan inti (core content) dalam pelajaran sekolah maupun sebagai
materi pengaya pembelajaran (content suplement).Pada fungsi ini internet
memiliki peran besar sebagai sumber ilmu pengetahuan yang dapat diakses
secara luas yang didalamnya telah terkoneksi dengan ribuan perpustakaan
digital, jutaan artikel/jurnal, jutaan e-book, dan lan-lain.
2. ICT sebagai alat bantu pembelajaran. Artinya bahwa pembelajaran saat
ini lebih mudah dengan bantuan ICT, untuk menghadirkan dunia di kelas
dan dapat disajikan kepada seluruh siswa melalui peralatan ICT seperti
multimedia dan media pembelajaran hasil olahan komputer seperi poster,
grafik, foto, gambar, display, dan media grafis yang lainnya. Pemanfaatan
CD Interaktif, Video Pembelajaran, Multimedia presentasi, e-learning
termasuk pada bagian ini.
3. ICT sebagai fasilitas pendidikan. Dalam hal ini ICT sebagai saran yang
melengkapi fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan, terutama
fasilitasfasilitas yang bernuansa elektronik seperti labolatorium komputer,
Page 6
7. peralatan di laboratorium bahasa, raung multimedia, studio rekaman suara,
studio musik, studio produksi video dan editing.
4. ICT sebagai standar kompetensi. Artinya ICT sebagai mata pelajaran
yang kita kenal Mata Pelajaran TIK. Mata pelajaran ini berisi standar
kompetensi.
Selain peran TIK diatas, terdapat pendapat lain tentang peranan TIK dalam
pendidikan yaitu :
1. TIK sebagai Keterampilan (skill) dan Kompetensi :
Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompentensi dan keahlian
menggunakan TIK untuk pendidikan.
Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan yang harus diolah
melalui proses pendidikan.
Membagi pengetahuan antar satu peserta didik dengan yang lainnya
bersifat mutlak dan tidak berkesudahan.
Belajar mengenai bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien bagi
pendidik, peserta didik, dan stakeholder.
Belajar adalah proses seumur hidup yang berlaku bagi setiap individu atau
manusia.
2. TIK sebagai Infrastruktur Pendidikan
Saat ini, bahan ajar banyak disimpan dalam format digital dengan model
yang beragam seperti multimedia.
Para pendidik, instruktur dan peserta didik secara aktif bergerak dari satu
tempat ke tempat lainnya.
Proses pendidikan seharusnya dapat dilakukan dimana dan kapan saja.
Perbedaan letak geografi seharusnya tidak menjadi batasan pendidikan.
“The network is the school” akan menjadi fenomena baru di dalam dunia
pendidikan.
Page 7
8. 3. TIK sebagai Sumber Bahan Belajar
Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya.
Pendidik yang hebat tersebar di berbagai belahan dunia.
Buku-buku, bahan ajar, dan referensi diperbaharui secara kontinyu.
Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran.
Tanpa teknologi, proses peserta didikan yang “up-to-date” membutuhkan
waktu yang lama.
4. TIK sebagai Alat Bantu dan Fasilitas Pendidikan
Penyampaian pengetahuan seharusnya mempertimbangkan konteks dunia
nyatanya.
Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk
mempercepat penyerapan bahan ajar.
Peserta didik diharapkan melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya
secara lebih bebas dan mandiri.
Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antarpeserta didik dan
pendidik.
Rasio antara pendidik dan peserta didik tidak dibatasi tergantung pada
proses dan pemberian fasilitas.
5. TIK sebagai Pendukung Manajemen Pendidikan
Setiap individu memerlukan dukungan pendidikan tanpa henti setiap
harinya.
Transaksi
dan
interaksi
interaktif
antar-stakeholder
memerlukan
pengelolaan back-office yang kuat.
Kualitas layanan pada pengelolaan administrasi pendidikan seharusnya
ditingkatkan secara bertahap.
Orang merupakan sumber daya yang sangat bernilai sekaligus terbatas
dalam institusi.
Munculnya keberadaan sistem pendidikan inter dan antar organisasi.
Page 8
9. 6. TIK sebagai Sistem Pendukung Keputusan
Setiap individu memiliki karekteristik dan bakat masing-masing dalam
pendidikan.
Pendidik seharusnya meningkatkan kompetensi dan keterampilan pada
berbagai bidang ilmu.
Sumber daya terbatas, pengelolaan yang efektif seharusnya dilakukan.
Institusi seharusnya tumbuh dari waktu ke waktu dalam hal jangkauan dan
kualitas.
Pemerintah seharusnya memiliki pengetahuan tentang profil institusi
pendidikan.
Saat ini Depdiknas mempunyai program pengembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi secara besar besaran. Ada tiga posisi penting Depdiknas dalam
program pengembangan TIK, yaitu:
1. Bidang kejuruan, TIK menjadi salah satu jurusan di SMK. Pengembangan
TIK secara teknis baik hardware dan software masuk dalam kurikum
pendidikan. Dibentuknya ICT center di seluruh Indonesia. Untuk
menghubungkan sekolah sekolah di sekitar ICT center dibangun WAN
(Wireless Area Network) Kota.
2. Pustekkom, sebagai salah satu ujung tombak dalam pengembangan TV
pendidikan interaktif, E learning dan E SMA. Program ini bertujuan untuk
mempersempit jurang perbedaan kualitas pendidikan antara kota besar
dengan daerah.
3. Jardiknas
(Jejaring
Pendidikan
Nasional),
bertujuan
untuk
mengintegrasikan kedua program di atas agar terbentuk sebuah jaringan
yang menghubungkan semua sekolah di Indonesia. Sehingga diperkirakan
di masa depan semua sekolah di Indonesia akan terkoneksi dengan
internet. Melihat program yang diadakan oleh Depdiknas kita bisa
memanfaatkan fasilitas tersebut karena bersifat terbuka.
Pengembangan TIK untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan di Indonesia
adalah sesuatu yang mutlak. Dalam Renstra Departemen Pendidikan Nasional
Page 9
10. tahun 2005-2009, program pengembangan TIK bidang pendidikan akan
dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut.
1. Tahap pertama meliputi :
a. merancang sistem jaringan yang mencakup jaringan internet, yang
menghubungkan sekolah-sekolah dengan pusat data dan aplikasi,
serta jaringan internet sebagai sarana dan media komunikasi dan
informasi di sekolah.
b.
merancang dan membuat aplikasi database.
c.
merancang dan membuat aplikasi manajemen untuk pengelolaan
pendidikan di pusat, daerah, dan sekolah.
d.
merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis web,
multimedia, dan interaktif.
2. Tahap kedua meliputi :
a. melakukan implementasi sistem pada sekolah-sekolah di Indonesia
yang meliputi pengadaan sarana/prasarana TIK dan pelatihan
tenaga pelaksana dan guru
b.
merancang dan membuat aplikasi pembelajaran.
3. Tahap ketiga dan keempat adalah tahap memperluas implementasi sistem
di sekolah.
Uraian di atas lebih berfokus pada tahapan-tahapan yang diharapakan dilakukan
Depdiknas dalam kurung waktu tahun 2005-2009 dalam rangka pengembangan
TIK dalam pendidikan. Dalam merealisasikan rencana ini, Depdiknas membangun
ICT Center Kabupaten/Kota melalui Program Jardiknas yang terdiri atas jaringan
komputer, internet, dan TV Edukasi. ICT Center ini akan terkoneksi dengan
sekolah-sekolah dan kantor dinas pendidikan. Selain itu, guru perlu juga
diperlengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk
menggunakan perangkat TIK. Untuk itu, manajemen sekolah perlu mengetahui
kesiapan dan pelatihan TIK yang dibutuhkan guru.
Page 10
11. D. Dampak TIK terhadap aktivitas pendidikan
Tahukah kita selain membawa manfaat yang besar Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) juga mempunyai pengaruh buruk yang besar pula pada
perkembangan generasi anak bangsa. Saat ini perangkat yang paling
mempengaruhi anak pelajar Indonesia saat ini antara lain :
1. Komputer
2. Handphone
3. MP4 player
4. Game Console
5. Media tontonan seperti Televisi dan Film
Namun kali ini kita akan membahas salah satu diantaranya yaitu pengaruh buruk
Teknologi Komputer. Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul dari alat ini
tentu saja lebih banyak tergantung dari pemanfaatannya. Bila anak-anak dibiarkan
menggunakan komputer secara sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif.
Sebaliknya, komputer akan memberikan pengaruh positif bila digunakan dengan
bijaksana, yaitu membantu pengembangan intelektual dan motorik anak.
Pengaruh buruk lewat internet
Mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik bagi
pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam dengan banyaknya
informasi buruk yang membanjiri internet. Melalui internetlah berbagai materi
bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa
penghalang. Sebuah studi yang menunjukkan bahwa satu dari 12 anak di Canada
sering menerima pesan yang berisi muatan seks, tawaran seks, saat tengah
berselancar di internet.
Pengaruh Buruk Terlalu Sering Bermain Komputer
Page 11
12. Kecanduan bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi malas menulis,
menggambar atau pun melakukan aktivitas sosial. Kecanduan bermain komputer
bisa terjadi terutama karena sejak awal orangtua tidak membuat aturan bermain
komputer. Seharusnya, menurut Rizal, orangtua perlu membuat kesepakatan
dengan anak soal waktu bermain komputer. Misalnya, anak boleh bermain
komputer sepulang sekolah setelah selesai mengerjakan PR hanya selama satu
jam. Waktu yang lebih longgar dapat diberikan pada hari libur.
Pengaturan waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain
komputer adalah satu-satunya kegiatan yang menarik bagi anak. Pengaturan ini
perlu diperhatikan secara ketat oleh orangtua, setidaknya sampai anak berusia 12
tahun. Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu
mengatur waktu dengan baik.
* Menimbang untung ruginya mengenalkan komputer pada anak, pada akhirnya
memang amat
tergantung pada kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan
mengawasi anak saat bermain komputer.
* Selain itu juga pihak sekolah harus ikut andil dalam memberikan pengarahan
terbaik agar siswa/siswi dapat mempergunakan Teknologi Informasi dan
Komunikasi ke arah yang positif.
* Pemerintah sebagai pengendali semua sistem penyedia Informasi harusnya lebih
aktif dalam mengontrol penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
untuk Generasi Anak Bangsa.
Sadar atau tidak sadar Teknologi Informasi dan Komunikasi telah membawa
perubahan besar terhadap Generasi Penerus Bangsa, hanya tinggal kita yang bisa
atau tidak membawa perubahan itu ke arah yang positif atau negatif.
Page 12
13. E. Permasalahan dan Solusi internet dalam dunia Pendidikan
Kendala bidang pendidikan ini dapat diatasi dengan adanya internet yang bisa
diakses oleh peserta didik di perguruan tinggi. Berbagai macam informasi seperti
perpustakaan online, jurnal online, majalah, dan bahkan buku-buku teks yang
dapat di-download gratis dari berbagai situs yang ada dalam dunia internet.
Mahasiswa bisa mencari apapun yang berkaitan dengan materi perkuliahan
disampaikan
dosen
di
kelas,
untuk
memperbandingkan,
memperkaya
pengetahuan, dan mencari sesuatu yang memerlukan kejelasan dan pemahaman
mendalam.
Permasalahan selalu timbul dalam dunia pendidikan adalah kekurangan informasi
dan referensi akibat terbatasnya jumlah sarana belajar. Ketersediaan buku – buku
di perpustakaan terutama pada lembaga pendidikan swasta cukup memprihatinkan
dan sangat jauh dari harapan jika yang menjadi tujuan adalah melahirkan sarjanasarjana berkualitas dari universitas.
Namun pada praktiknya, sosialisasi internet bagi dunia pendidikan tidak semudah
yang dibayangkan dan diharapkan banyak pihak, menurut Rahardjo (2001),
terbatasnya pemanfaatan teknologi informasi ini dipengaruhi oleh beberapa hal,
diantaranya kurangnya penguasaan bahasa Inggris, kurangnya sumber informasi
dalam bahasa Indonesia, mahalnya biaya akses internet, dan ketidaksiapan tenaga
pendidik.
Faktor pertama, merupakan permasalahan utama dalam memanfaatkan segala
teknologi hasil karya masyarakat Barat. Produk-produk teknologi yang sampai ke
tangan masyarakat dunia umumnya menggunakan komunikasi berbahasa Inggris
sehingga menyulitkan bagi para pengguna seperti mahasiswa Indonesia yang
Jurnal Ilmiah umumnya masih memiliki kemampuan rendah dalam bahasa asing,
sedangkan banyak informasi-informasi dan ilmu pengetahuan direkayasa dalam
bahasa internasional tersebut.
Faktor kedua, keterbatasan informasi dan ilmu pengetahuan dalam bahasa
Indonesia, menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan internet dalam
Page 13
14. negeri. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk berbagi ilmu pengetahuan masih
sangat rendah dibanding di luar negeri. Informasi masih dianggap suatu hal
pribadi dan berharga mahal yang tidak dapat diakses oleh seluruh orang,
menjadikan pengetahuan hanya berkembang untuk diri pribadi dan komunitas
tertentu saja.
Faktor ketiga, adalah kendala mahalnya biaya untuk menggunakan internet di
dalam negeri. Untuk mengakses internet pribadi dengan menggunakan jaringan
telepon milik pemerintah seseorang harus mengeluarkan biaya hampir sepuluh
ribu rupiah per jam sehingga membatasi pemanfaatan internet tersebut. Solusi ini
dapat dipecahkan dengan menggunakan internet pada warung-warung internet
dengan biaya yang lebih murah antara dua ribu sampai tiga ribu rupiah per jam.
Namun masih saja terlalu mahal untuk seorang mahasiswa apabila harus
menggunakan dalam frekuensi tinggi (selalu mengakses).
Faktor terakhir, permasalahan dari tenaga pendidik itu sendiri yang masih belum
siap menggunakan teknologi internet dalam proses pengajarannya akibat
kurangnya kemampuan dosen dalam bidang ini. Seorang dosen tidak akan pernah
menyarankan kepada mahasiswa memperkaya wawasan dengan fasilitas internet
akibat kekurangmampuannya sendiri. Dampak akhir yang terjadi mahasiswa tidak
akan termotivasi untuk mengembangkan diri jika dosen tidak pernah menyarankan
pemanfaatan sumber ilmu non formal tersebut.
Masalah terpenting dari sekian faktor penghambat di atas terletak pada faktor
ketiga dan keempat yakni mahalnya biaya akses dan keterbatasan dosen. Jika
kendala bahasa tidak menjadi masalah, lambat laun mahasiswa akan terus belajar
dengan sendirinya dengan tingginya frekuensi penggunaan internet, sehingga
mereka akan lebih memahami penguasaan istilah-istilah asing dari internet
tersebut. Sumber motivator utama dari dosen adalah faktor terpenting dalam
mensosialisasikan kegiatan penunjang pembelajaran. Misalnya untuk melengkapi
informasi tentang sebuah kajian masalah di dalam kelas, mahasiswa dianjurkan
untuk membuka homepage milik dosen, atau mengakses situs-situs lain yang
disarankan dosen.
Page 14
15. Dari segi mahalnya biaya kendala ini dapat diatasi dengan berperan penting
lembaga pendidikan/universitas untuk mengembangkan sistem pembelajaran
internet dengan membangun sebuah jaringan internet di lembaga pendidikan,
menyediakan sarana penyewaan dengan biaya yang lebih murah dibanding
warung internet milik penguasaha bisnis.
F. Cara dan Solusi terhadap dampak Negatif aktivitas Pendidikan
Dampak negatif TIK diatas dapat dicegah dengan cara-cara berikut:
1. Menegakkan fungsi hukum yang berlaku, misalnya pembentukan chiber
task yang bertugas untuk menentukan standar operasi pengendalian dalam
penerapan teknologi informasi di instansi pemerintah. Hal ini meliputi :
keamanan teknologi, system rekap data, serta fungsi pusat penanganan
bencana.
2. Menghindari penggunaan telepon seluler berfitur canggih oleh anak-anak
dibawah umur dan lebih mengawasi pemakaian ponsel.
3. Televisi :
Mewaspadai muatan pornografi, kekerasan, dan tayangan mistis.
Memperhatikan batasan umur penonton pada film yang tengah
ditayangkan.
Mengaktifkan penggunaan fasilitas Parental Lock pada TV kabel
dan satelit.
Menghindari penempatan TV pribadi di dalam kamar.
4. Komputer dan internet:
Mewaspadai muatan pornografi digital (online maupun offline).
Mewaspadai kekerasan pada game.
Cek history browser pada computer anak untuk melihat apa saja
yang sudah dilihatnya.
Menggunakan program filtering dan Parental Control.
Meletakkan computer pada tempat yang dapat diawasi, hindari
penempatan computer di dalam kamar.
Jika terpaksa meletakkan computer dalam kamar anak, jangan
melengkapinya dengan fasilitas internet.
Page 15
16. 5. Perbanyak buku yang bersifat edukatif di rumah. Disamping Teknologi
informasi memiliki manfaat yang sangat banyak. Tapi, selain itu masih
banyak kendala dalam penerapan aplikasi teknologi informasi itu sendiri.
Diantaranya :
1. Kurangnya ketersediaan sumber daya manusia
2. Kurang siapnya proses transformasi teknologi
3. Belum memadainya infrastruktur telekomunikasi
4. Belum memadainya perangkat hukum yang mengaturnya.
5. Memerlukan biaya yang cukup tinggi
6. Belum meratanya jaringan di seluruh Indonesia
Page 16
17. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap
aktivitas pendidikan
2. Mengetahui cara mengatasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
terhadap
aktivitas pendidikan.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian sederhana dilaksanakan pada bulan Januari 2014 di lingkungan
pendidikan SMK PGRI 3 Malang.
C. Metode Penelitian
Studi ini berbentuk studi kepustakaan berupa menggali informasi tentang ilmu
pengetahuan dan Teknologi dalam kaitannya untuk mengembangkan teknologi
informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan.
Page 17
18. BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini
berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun,
bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit atau detik, terutama berkaitan
dengan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjang dengan teknologi
elektronika. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang
pendidikan. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
cepat ini memberikan dampak positif dan dampak negatif. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berdampak positif dengan semakin terbuka dan
tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas
ruang dan waktu. Dampak negatifnya yaitut terjadinya perubahan nilai, norma,
aturan, atau moral kehidupan yang bertentangan dengan nilai, norma, aturan, dan
moral kehidupan yang dianut masyarakat. Menyikapi keadaan ini, maka peran
pendidikan sangat penting untuk mengembangkan dampak positif dan
memperbaiki dampak negatifnya. Pendidikan tidak antipati atau alergi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun sebaliknya menjadi
subyek atau pelopor dalam pengembangannya.
Page 18
19. DAFTAR PUSTAKA
Gairola, C. M. (2004). Information and Communications Technology for
Development. New Delhi: Elsevier.
S.P.Hariningsih. 2005. Teknologi Informasi. Penerbit Graha Ilmu.
Yuhetty, H. (n.d.). ICT and Education in Indonesia. Retrieved 11 20, 2008, from
Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Bandung, Penerbit:Alfabeta.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Bandung, Penerbit:Alfabeta.
http://www.depdiknas.go.id
http://www.wikipedia.org
http://www.google.co.id
Page 19