Pembangunan Bendungan Cacaban di Kabupaten Tegal direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air baku, air irigasi, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berdasarkan data primer yang diperoleh. Analisis kelayakan ekonomi proyek meliputi perhitungan biaya, manfaat, nilai bersih sekarang, tingkat pengembalian dalam, dan simulasi harga dilakukan untuk menentukan kelayakan proyek dan harga jual air.
EKONOMI TEKNIK (STUDI KELAYAKAN WADUK) BAHAN AJAR KULIAH MAGISTER TEKNIK SIPIL UNISSULA SEMARANG
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah
sekitar 5.632,86 Km2 merupakan daerah
berkembang pesat dengan pariwisata
sebagai sektor andalan. Sektor Pariwisata
secara tidak langsung mendorong arus
pembaharuan dan kemajuan sehingga
Jawa Tengah menjadi penunjang devisa
yang besar bagi Indonesia. Perkembangan
yang
pesat
ini
berdampak
pada
meningkatnya kebutuhan air bersih, baik
untuk keperluan domestik maupun untuk air
industri.
11. Saat ini kebutuhan air bersih Kabupaten
Tegal untuk keperluan domestik dan industri
adalah sebesar 15 m3.det-1 (PDAM Kota
Tegal) dan diperkirakan
akan
terus
meningkat sejalan dengan perkembangan
Kabupaten Tegal di masa
yang akan
datang.
Untuk
mengantisipasi
maka
dilakukan upaya
alternatif,
yaitu
dengan memanfaatkan alur sungai Tukad
Saba sebagai tampungan memanjang (long
storage) sebagai penampung air baku.
Tampungan memanjang ini dibuat dengan
membangun Waduk Cacaban di bagian hilir
sungai Tukad Saba.
12. Pembangunan proyek Waduk Cacaban ini
membutuhkan investasi yang cukup besar, maka
sebelum dilaksanakan harus diperhatikan
faktor yang dapat membatalkan
pelaksanaannya. Salah satu faktor diantaranya
adalah kelayakan ekonomi proyek. Hal ini
disebabkan karena pada setiap investasi akan
ditemui permasalahan antara biaya yang
dikeluarkan dan manfaat yang dihasilkan.
Perbandingan antara keduanya merupakan salah
satu faktor penting yang sangat mempengaruhi
kelayakan ekonomi proyek tersebut.
13. Pemanfaatan air sebagai air minum merupakan
tingkatan tertinggi dalam pemanfaatan air. Hal ini
berdasarkan kenyataan bahwa penggunaan air sebagai
air minum (dalam kondisi normal) harus disertai
dengan syarat kualitas air yang sangat ketat sehingga
air tersebut layak untuk dikonsumsi (diminum).
Seperti diketahui bahwa kebutuhan air untuk irigasi
dan air baku tidak dapat diganggu gugat. Dengan
adanya proyek Bendungan Cacaban ini dapat
dipergunakan
untuk
melihat
kemungkinan
pemanfaatan air yang berlimpah pada musim
penghujan dengan menampungnya dan dipergunakan
pada saat-saat kekurangan air.
14. Adapun batasan-batasan masalah dalam kajian
ini adalah sebagai berikut:
1. Besarnya kebutuhan air bersih untuk keperluan
domestik, dan irigasi Kabupaten Tegal
2. Dalam perhitungan biaya konstruksi didasarkan
pada harga yang berlaku pada akhir tahun
2009.
3. Penentuan harga air per m3 dari debit air yang
dapat dihasilkan
15. 4. Penentuan harga air irigasi per m3 dari
debit air yang dapat dihasilkan.
5. Penentuan harga listrik per kWh dari daya
listrik yang dapat dihasilkan oleh PLN.
6. Analisa simulasi optimasi harga air
keseluruhan per m3 dari debit outflow
waduk.
7. Tidak membahas analisis konstruksi Waduk
Cacaban Kabupaten Tegal Propinsi Jawa
Tengah.
16. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan batasan- batasan masalah, maka
permasalahan dalam kajian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Berapakah besarnya biaya proyek pembanganunan
Waduk Cacaban
2. Berapakah manfaat yang didapat dari air irigasi dan air
baku
3. Berapakah besarnya perbandingan antara manfaat dan
biaya (benefit cost ratio/BCR) serta tingkat pengemJawa
Tengahan internal (internal rate of return/IRR)?
4. Mengetahui besaran harga air dan simulasi harga bagi
para pengguna (Irigasi, PLTA, dan Air Baku).
17. Maksud dan Tujuan
Maksud dari kajian ini adalah untuk
mengetahui
besaran
manfaat
modal
diperoleh dari air yang dijual, serta
perbandingan yang dibutuhkan dari biaya
(cost), manfaat (benefit), dan (internal rate of
return/IRR)
serta
mensimulasi
dan
mengoptimasi harga air bersih dari proyek
Waduk Cacaban Kabupaten Tegal Propinsi Jawa
Tengah yang selanjutnya dapat digunakan
sebagai
acuan
dalam menetapkan tarif
harga jual air bersih.
23. Sistematika pembahasan penetapan harga
air baku ini secara umum dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Dari data teknis Waduk Cacaban,
menghitung biaya konstruksi.
2. Dari biaya konstruksi, biaya operasi dan
pemeliharaan, dan usia guna bangunan
dilakukan analisa biaya.
3. Dari data jumlah penduduk dihitung
proyeksi jumlah penduduk sampai dengan
tahun 2025.
4. Menghitung besarnya kebutuhan air baku
berdasarkan proyeksi jumlah penduduk.
24. 5. Menghitung
kebutuhan
air
baku
terhadap debit sumber air yang ada, apakah
debit sumber tersebut mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan air bersih sampai
dengan tahun 2025.
6. Menghitung besarnya produksi air dari
tingkat pemakaian air penduduk di
Kecamatan Binangun, sehingga diperoleh
nilai manfaat.
7. Setelah mengetahui besarnya manfaat dan
biaya selanjutnya dilakukan analisa ekonomi
yaitu B-C, B/C, IRR, Analisa sensivitas.
8. Menetapkan harga air bersih per m3 dari
hasil analisa ekonomi.
25.
26. Sistematika pembahasan penetapan harga air
irigasi dalam studi ini secara umum dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Menghitung total biaya proyek Waduk
Cacaban
(Biaya
Konstruksi,
Biaya
Operasional dan Pemeliharaan).
2. Menghitung keuntungan / manfaat selama
umur ekonomi proyek.
3. Menghitung B/C, B-C, IRR dan analisa
sensivitas.
4. Menghitung harga air irigasi.
27. Sistematika pembahasan simulasi dan optimasi
harga air dalam studi ini secara umum dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Menghitung total biaya (Biaya Konstruksi dan
Biaya O&P).
2. Menghitung keuntungan / manfaat selama
umur ekonomi proyek.
3. Menghitung B/C, B-C, IRR dan analisa
sensivitas.
4. Menghitung analisa simulasi dan optimasi
harga air.
30. Perhitungan proyeksi penduduk pada studi ini
menggunakan tiga metode, yaitu metode
aritmatik, metode eksponensial dan metode
geometrik. Setelah diketahui hasil perhitungan
dari masing-masing metode, maka digunakan
metode penentuan nilai koefisien korelasi untuk
menentukan metode perhitungan yang akan
digunakan
dalam
perhitungan
proyeksi
kebutuhan
air.
Kriteria penentuan metode
proyeksi penduduk yang dipilih
berdasarkan
pada nilai koefisien korelasi yang terbesar
mendekati +1.
31. Contoh perhitungan pertumbuhanpenduduk
tahun 2011:
P0 = 857.960 jiwa (Tahun 2010)
N = 2 (proyeksi tahun ke-n)
r = 6,698% (rata-rata tingkat pertumbuhan
penduduk)
Maka perhitungan proyeksi jumlah penduduk
untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Pn = P0 . er.n
= 857,960 2,7182818 0,06698 . 3
= 917,400 jiwa
32. Tabel 1. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
Kabupaten Tegal dengan Metode Eksponensial
No
Tahun
1.
2011
Jumlah
Penduduk
917,400
No
Tahun
10.
2020
Jumlah
Penduduk
1,676,425
2.
2012
980,958
11.
2021
1,792,569
3.
2013
1,048,920
12.
2022
1,916,759
4.
2014
1,121,589
13.
2023
2,049,554
5.
2015
1,199,294
14.
2024
2,191,548
6.
2016
1,282,382
15.
2024
2,343,380
7.
2017
1,371,226
8.
2018
1,466,225
9.
2019
1,567,807
Sumber : Perhitungan
33. Uji Kesesuaian Metode Proyeksi
Perhitungan uji kesesuaian metode proyeksi yaitu
dengan menggunakan angka koefisien korelasi pada
persamaan. Dari hasil perhitungan koefisien korelasi
pada ketiga metode tersebut, diperoleh hasil
bahwa metode eksponensial memiliki koefisien
korelasi terbesar dan mendekati +1. Dengan
demikian metode yang dipilih untuk proyeksi jumlah
penduduk pada Kabupaten Tegal hingga tahun 2020
adalah metode eksponensial karena metode ini
mendekati perkembangan penduduk sesungguhnya.
34. Analisa Ekonomi
Benefit Cost Ratio (B/C)
Dalam perhitungan Benefit
Cost Ratio ini
dilakukan dengan tingkat suku bunga yang dipakai
dalam kajian ini adalah 12% (Indonesia,Bank
2008:178) dan usia guna waduk Cacaban adalah 60
tahun.
35. Adapun Contoh perhitungan BCR untuk
Konstruksi Waduk Cacaban adalah sebagai
berikut :
1. Komponen biaya (Cost)
- Total biaya Konstruksi (tahun 1 s/d 5)
= Rp 428,716,771,000
- Faktor Konversi (F/P, 12) = 1,761
- Nilai sekarang biaya konstruksi
= Rp 754,970,233,731
- Total O&P (tahun 6 s/d 60) = Rp 2,388,065,073
- Faktor Konversi (P/A, 12, 60) = 8,324
- Nilai sekarang biaya konstruksi OP
= Rp 754,970,233,731
- Total Biaya sekarang :
= Rp754,970,233,731+Rp19,878,253,671
= Rp 774,848,487,402
36. 2. Komponen Manfaat (benefit)
- Total manfaat air bersih (6 s/d 60)
= Rp. 130,680,082,750
- Faktor Konversi (P/A, 12, 60): 8,324
- Nilai sekarang biaya konstruksi
= Rp.1,087,781,008,814
Sehingga:
37. Karena B/C Waduk Cacaban ini >1
maka dapat dikatakan bahwa proyek
ini layak secara ekonomi, atau lebih
tepatnya proyek ini melebihi nilai
impas.
38. Net Present Value (NPV atau B-C)
Metode kedua dalam evaluasi ekonomi ini adalah
analisa
ekonomi dengan menggunakan selisih
benefit dan cost (B-C). Dalam evaluasi proyek ini
nilai pada NPV pada tingkat suku bunga yang berlaku
harus mempunyai harga >0. Jika nilai NPV=0 maka
proyek tersebut mempunyai manfaat yang senilai
dengan biaya investasinya. Jika NPV < 0 maka proyek
tersebut dari segi ekonomi tidak layak dibangun.
39. Contoh perhitungan NPV proyek rencana
untuk tingkat suku bunga 12 % adalah
sebagai berikut :
-
-
Nilai sekarang total manfaat (B)
= Rp 1,087,781,008,814
Nilai sekarang total biaya (C)
= Rp 774,848,487,402
B-C = Rp 214,043,338,793
40. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return didefinisikan sebagai
tingkat suku bunga yang membuat manfaat
dan biaya mempunyai nilai yang sama atau BC=0 atau tingkat suku bunga yang membuat B/C
= 1 (Kodoatie,1995:112).
41. dimana :
I’
NPV positif
I”
NPV negatif
NPV’
NPV”
= suku bunga memberikan nilai
= 14%
= suku bunga memberikan nilai
= 15%
= NPV positif = 90,725,222,039
= NPV negatif = -7,083,128,664
42. Sehingga :
90,725,222,039
IRR = 14%(90,725,222,039) (7,083,128,664) (14% - 15%)
= 14% + 0.93% = 14,93%
> 12% bunga yang digunakan dalam kegiatan.
43. Analisa Sensivitas
Analisis
sensivitas
dimaksudkan untuk
mengetahui apa yang terjadi dengan hasil
proyek apabila terjadi kemungkinan perubahan
dalam penentuan nilai-nilai untuk biaya dan
manfaat masih merupakan suatu estimasi
(perkiraan), sehingga bila terjadi asumsi - asumsi
yang tidak sama dengan keadaan sebenarnya.
44. Dalam
analisis
perhitungan terhadap :
•
•
•
•
ini
dilakukan
Komponen biaya (cost) naik 10%, manfaat
(benefit) tetap
Komponen
biaya
(cost)
turun10%, manfaat (benefit) tetap Komponen
biaya (cost) tetap, manfaat (benefit) naik 10%
Komponen
biaya
(cost)
tetap, manfaat
(benefit) naik 10%
Komponen biaya (cost) naik 10%, manfaat
(benefit) turun10%,
Komponen biaya (cost) turun 10%, manfaat
(benefit) naik 10%
45. Penetapan Harga Air Baku
Dalam kajian
ini penetapan harga air
berdasarkan kondisi paling kritis yaitu pada saat
manfaat turun 10% sedangkan biaya naik 10%,
sehingga harga jual air berdasarkan
kondisi
yang
paling minimum yang dapat
dikenakan pada konsumen
agar
proyek
Pembangunan Waduk Cacaban benar-benar
layak.
46. Pada kondisi manfaat turun 10% dan biaya naik
10%, maka harga jual air dihitung sebagai berikut
:
Nilai B/C
= 1.126
B-C
= Rp 256,754,029,530
IRR
= 15.203%
Bunga bank
= 12%
Kebutuhan rata - rata air baku = 0.493 m3/dt
Kebutuhan baku /tahun
= 0.493 x 365 hari x 24 jam x 60 menit x 60 detik
= 15.547.248 m3/tahun
Manfaat air baku
= Harga air baku x Kebutuhan air baku x (P/A,12,60) x
(P/F,12,5)
47. Total Alokasi Air Baku
Harga Air Baku =
Kebutuhan Air Baku X (P / A,12,60) X (P / F,12,5)
Rp. 256.754.029.530
Harga Air Baku =
15.547.248 X (8.324) X (1.1761)
= Rp. 1127 / m3
48. PLN Kota Tegal
Pelayanan
listrik
di
Kabupaten Tegal
dilaksanakan oleh Perusahaan Listrk Negara (PLN)
Kota Singaraja. sumber pasokan listrik ke PLN Tegal
merupakan interkoneksi dari beberapa Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA) maupun Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang ada dalam
sistem interkoneksi pembangkit listrik JawaJawa Tengah.
49. Biaya operasi dan pemeliharaan
proyek PLTA Waduk Cacaban
diperkirakan (BWS Jawa Tengah
Penida)
sebesar
=
Rp.1,752,065,073
50. Nilai Depresiasi
Nilai depresiasi dipengaruhi oleh nilai SFF
yang ditentukan berdasarkan tabel dari hubungan
besarnya bunga dan umur proyek.
Dari bunga 12 % dan umur proyek 60 tahun
didapat nilai SFF = 0.00013
Maka besarnya depresiasi adalah
= 0,00013 x Rp. 11,425,875,700
= Rp.1,485,363.-
52. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
1. Bunga 12 % x 11,425,875,700 = 1,371,105,084,2. Depresiasi
= 1,485,363,3. Biaya O&P
= 1,752,065,073,Total biaya tahunan
= 3.124.655.520,-
53. Perhitungan Tarif Rata-Rata
Perhitungan diambil dengan cara mengambil
nilai rata-rata dari tiap pelanggan
Sosial =
123 + 200 + 605 + 650 + 755
= 466,6
5
Rumah Tangga =
169 + 275 + 790 + 795 + 890 + 1330
5
= 708,81
54. Bisnis =
254 + 420 + 795 + 905 + 1420
= 758,8
5
Industri =
160 + 315 + 765 + 790 + 915
5
Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum =
575 + 600 + 880 + 885 + 1020
5
= 792,0
= 589,0
55. Maka Nilai Rata-rata Total =
466,6 + 708,81 + 758,80 + 589,0 + 792,0
= 663,042
5
Dengan perhitungan Tarif Dasar diatas maka untuk
pemakaian pada Blok I diperkirakan PLN
mendapat pemasukan Rp. 663,042 per kWh tiap
bulannya.
Sehingga pemasukan selama 1 tahun sebesar 12 x
Rp 663,042 = Rp 7,956. per kWh.
56. Contoh
langkah
harga jual energi listrik
perhitungan penetapan
Diketahui:
Usia guna proyek PLTA Cacaban: 60 tahun
Tingkat suku bunga (i): 12 %
57. Perhitungannya adalah :
1. Produksi Energi Tahunan : Kwh
(sumber Skripsi : Studi Penetapan Harga Energi Listrik
Terhadap Kelayakan Ekonomi Teknik Pada Proyek PLTA
Kesamben Blitar; Sidik Budi Sayogyo NIM 9001060387-64)
2. Biaya Proyek PLTA Waduk Cacaban dan penunjangnya :
Rp. 11,425,875,700.00
3. Biaya Tahunan PLTA Waduk Cacaban:
= (A/P, 12, 60) * Rp. 11,425,875,700 ,= Rp. 1,372,642,4444. Biaya energi listrik per Kwh:
=
Rp.1,372,642,444
567,943
= Rp. 2416,-
58. 5. Tarif harga jual energi listrik Rp. 663,042 (cara rerata
tarif dasar listrik pada Blok I)
6. Manfaat energi listrik per Kwh
= Tarif Harga jual - Biaya energi per KWh
= Rp. 2416 - Rp. 663,042= Rp.1752,7. Manfaat energi listrik per tahun
= Manfaat energi listrik per Kwh * Produksi Energi
Tahunan
= Rp. 1752 x 567,943.00
= Rp 995,036,136.00
Manfaat energi listrik PLTA Cacaban
= Rp 995,036,136.00
59. Keuntungan Pertanian
Keuntungan
Benefit)
yang
Dapat
Dihitung
(Tangible
Keuntungan proyek didapatkan dari pertambahan
produksi
pertanian
dari hasil produksi pertanian
sebelum adanya proyek
dan
sesudah
adanya
proyek Bendungan
Cacaban.
Pola
tanam
yang
direncanakan di daerah studi adalah : Padi – PalawijaAngggur
Sedangkan curah hujan efektif yang digunakan dengan
tingkat keandalan 50% serta alternatif awal tanam
ditentukan pada 1 November.
60. Keuntungan yang Tidak
(Intangible Benefit)
Dapat
Dihitung
Dengan
adanya
proyek
wadukCacaban ini
secara langsung akan mempengaruhi ketersediaan
air irigasi pada musim kemarau, sehingga panen
akan lebih banyak dan perekonomian masyarakat
meningkat
61. Benefit Cost Ratio
Dalam perhitungan Benefit Cost Ratio
ini
masing-masing komponen manfaat dan biaya
dijadikan nilai sekarang (present value). Hal ini
dilakukan untuk mempermudah perhitungan.
Tingkat suku bunga yang dipakai dalam kajian ini
adalah 12% (Indonesia,Bank 2008:178) Dan usia
guna waduk Cacaban adalah 60 tahun.
62. Adapun Contoh perhitungan BCR untuk Konstruksi
Waduk Cacaban adalah sebagai berikut :
1. Komponen biaya (Cost)
- Total biaya Konstruksi (tahun 1 s/d 5)
: Rp 428,716,771,000
- Faktor Konversi (F/P, 12, 5) : 1,761
- Nilai sekarang biaya konstruksi
: Rp. 722,387,759,135
- Total O&P(tahun 6 s/d 60) : Rp 2,388,065,073
- Faktor Konversi (P/A, 12, 60): 8,324
- Nilai sekarang biaya konstruksi OP
: Rp 19,878,253,671
- Total Biaya sekarang
=Rp754,970,233,731+Rp19,878,253,671
= Rp 744,848,487,402
63. 2. Komponen manfaat (benefit)
- Total manfaat air irigasi (6 s/d 60)
: Rp. 154,150,729,909
- Faktor Konversi (P/A, 12, 60) : 8,324
- Nilai sekarang biaya konstruksi
: Rp1,283,150,675,758.
64. Sehingga :
BCR=
Rp.1.283.150.675.758
= 1,656 > 1
Rp. 774.848.487.402
Karena
B/C
Waduk
Cacaban
ini
>1, maka dapat dikatakan bahwa proyek
ini layak secara ekonomi, atau lebih
tepatnya
proyek ini melebihi nilai impas.
65. Net Present Value (NPV atau B-C)
Metode
kedua
dalam
evaluasi ekonomi ini
adalah analisa ekonomi dengan menggunakan selisih
benefit dan cost (B-C). Dalam evaluasi proyek ini nilai
pada NPV pada tingkat suku bunga yang berlaku harus
mempunyai harga >0. Jika nilai NPV=0 maka proyek
tersebut mempunyai manfaat yang senilai dengan biaya
investasinya. Jika NPV < 0 maka proyek tersebut dari
segi ekonomi tidak layak dibangun.
66. Contoh perhitungan NPV proyek rencana untuk
tingkat suku bunga 12 % adalah sebagai berikut :
Nilai sekarang total manfaat (B)
= Rp 1,283,150,675,758
Nilai sekarang total biaya (C)
= Rp 774,848,487,402
B-C = Rp 508,302,188,356
67. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return didefinisikan sebagai
tingkat
suku
bunga
yang membuat
manfaat
dan
biaya mempunyai nilai yang
sama atau B-C=0 atau tingkat suku bunga yang
membuat B/C = 1 (Kodoatie,1995:112).
68. Perhitungan IRR untuk proyek Pembangunan
Waduk Cacaban ini adalah sebagai berikut:
IRR = I’
NPV ‘
NPV ‘ NPV “
(I “ - I’)
dimana :
I’ = suku bunga, nilai NPV positif = 15%
I” = suku bunga, nilai NPV negatif = 20%
NPV’ = NPV positif = 149,348,734,645
NPV” = NPV negatif = -307,834,002,072
70. Analisa Sensivitas
Analisis
sensivitas
dimaksudkan
untuk
mengetahui apa yang terjadi
dengan hasil proyek apabila terjadi
kemungkinan
perubahan
dalam
penentuan nilai-nilai untuk biaya dan
manfaat
masih
merupakan
suatu
estimasi (perkiraan), sehingga bila
terjadi asumsi-asumsi yang tidak sama
dengan keadaan sebenarnya.
71. Dalam analisis ini dilakukan perhitungan
terhadap :
Komponen biaya (cost) naik 10%,
(benefit) tetap
Komponen biaya (cost) turun10%,
(benefit) tetap
Komponen biaya (cost) tetap, manfaat
naik 10%
Komponen biaya (cost) tetap, manfaat
naik 10%
Komponen biaya (cost) naik 10%,
(benefit) turun10%,
manfaat
manfaat
(benefit)
(benefit)
manfaat
72. Penetapan Harga Air Irigasi
Dalam kajian ini penetapan harga air
berdasarkan kondisi paling kritis yaitu
pada saat manfaat turun 10% sedangkan
biaya naik 10%, sehingga harga jual air
berdasarkan
kondisi
yang
paling
minimum yang dapat dikenakan pada
konsumen agar proyek ini benar-benar
layak.
73. Pada kondisi manfaat turun 10% dan
biaya naik 10%, maka harga jual air
dihitung sebagai berikut :
Nilai B/C
= 1.55
B=C
= Rp.449,776,631,758
IRR
= 16,648%
Bunga bank = 12%
Kebutuhan air irigasi total
= 407,652,010.26 m3/tahun
Manfaat air irigasi
= Harga air irigasi x Kebutuhan air irigasi x
(P/A,12,60) x (P/F,12,5)
74. Harga Air Irigasi
Total Alokasi Air Irigasi
=
Kebutuhan Irigasi X (P / A,9,50) x (P / F,9,2)
Harga Air Irigasi
Rp. 449.776.631.758
=
407.652.010 X (8,324) x (1,761)
= Rp. 88,69 m3/tahun
75. Simulasi
Operasi Waduk
dan
Optimasi Harga Air Bersih Waduk dengan
Program Solver Kapasitas
Tampungan
dan Luas Genangan.
Kapasitas tampungan Waduk Cacaban
dihitung
berdasarkan
peta
hasil
pengukuran. Elevasi kontur tertinggi pada
elevasi +162,00 m.
79. Debit inflow pada analisa kapasitas
tampungan efektif menggunakan debit
andalan Q80. Sedangkan debit outflow
untuk irigasi menggunakan alternatif
terpilih ditambah dengan air baku dan
besarnya evaporasi pada bendungan.
80. Persamaan umum untuk
tampungan efektif sbb:
dimana,
C
=
St
=
S(t-1) =
It
=
Ot
=
Et
=
Lt
kapasitas
kapasitas tampungan efektif
kapasitas tampungan pada periode waktu t
kapasitas tampungan pada periode waktu t-1
debit masuk (inflow) pada waktu ke t
debit kebutuhan pada periode waktu ke t
penguapan yang terjadi pada tampungan pada
periode waktu ke t
= kehilangan air pada periode waktu ke t
82. Optimasi Harga Air dan
Keadalan Waduk Cacaban
Simulasi
Optimasi harga untuk waduk adalah optimasi yang
dilakukan hanya pada satu waduk tanpa hubungan
dengan waduk lain.
Fungsi Tujuan Memaximumkan Total Net Benefit
Pengguna (Model R1)
83. Kendala :
X i ≥ besaran volume kebutuhan
n
i =1 X
i ≤ besaran volume tertentu
Y i…….≤ ratio model
Bi
= Benefit per m3
Z=
n
i =1
Xi Y i
Z = Total biaya waduk
84. Hasil perhitungan layanan maksimum waduk
untuk masing-masing awal tanam adalah sebagai
berikut : Simulasi tampungan Waduk Cacaban
digunakan untuk mengetahui hubungan antara :
1. Perubahan volume tampungan
elevasi waduk, sepanjang tahun
2. Keandalan waduk
3. Menentukan Pola Operasi Waduk
dan
85.
86. Kegagalan dari simulasi tampungan
waduk
ditentukan
dengan
angka
prosentase jumlah kegagalan dari total
periode simulasi maksimal 20 % atau
prosentase angka kepercayaan 80%.
Perhitungan simulasi waduk disajikan
pada bab ini. Contoh rekapitulasi
elevasi waduk hasil simulasi dengan
awal tanam 1 Januari dan 6 Januari.
87. Awal Tanam 1 Januari
Inflow waduk=101,388,636 m3
Irigasi Saba = i. MT I:1396,4 ha,
ii. MT II :1186,94 ha,
iii. MT III :1256,76 ha
Irigasi Puluran = i. MT :398,42 ha,
ii. MT II :338,657 ha,
iii. MT III :358,578 ha
Suplesi Air Baku = 0,526 m3/detik
Vol. Tampungan Total = 12,795 juta m3
Vol. Tampungan Eff = 10,37 juta m3
El. MAW maksimum = El. 156 m
Maintenance Flow = 0,29 m3/detik
QPLTA/Suplesi interkoneksi = 0.77m3/detik
Dayamax PLTA = 3.15 MW
DayaminPLTA = 1.36 MW
90. Awal Tanam 16 Januari
Inflow waduk=100,999,374 m3
Irigasi Saba = i. MT I:1396,4 ha,
ii. MT II :1186,94 ha,
iii. MT III :1256,76 ha
Irigasi Puluran = i. MT :398,42 ha,
ii. MT II :338,657 ha,
iii. MT III :358,578 ha
Suplesi Air Baku = 0,526 m3/detik
Vol. Tampungan Total = 12,795 juta m3
Vol. Tampungan Eff = 10,37 juta m3
El. MAW maksimum = El. 156 m
Maintenance Flow = 0,29 m3/detik
QPLTA/Suplesi interkoneksi = 0.77m3/detik
Daya max PLTA = 3.18 MW
Daya min PLTA = 1.32 MW
94. Harga Air Baku Waduk Cacaban
Berdasarkan hasil analisa data maka harga air
baku dapat disimpulkan hal sebagai berikut :
1. Alokasi biaya proyek Pembangunan Waduk Cacaban
- Biaya Konstruksi Waduk Cacaban
: Rp 428,716,771,000
- Biaya Operasional dan Pemeliharaan (pertahun) : Rp
2,388,065,073.
Manfaat yang diperoleh setelah adanya proyek Waduk
Cacaban :
- Manfaat yang dapat dihitung (tangible Benefit) :
Rp
130,680,082,750
- Manfaat yang tidak dapat dihitung (Intangible Benefit)
95. 2. Besarnya nilai B-C, B/C dan IRR pada kondisi cost
naik 10%, benefit turun 10% yaitu: B-C sebesar Rp
256,754,029,530, B/C sebesar 1,31 dan IRR sebesar
15,203 %.
3. Harga air baku pada kondisi cost naik 10%, benefit
turun 10%, biaya sebesar
Rp
256,754,029,530 dan harga air (m3) sebesar Rp 1,
127
96. Harga Air Irigasi Waduk Cacaban
Berdasarkan hasil analisa data dapat
Irigasi sebagai berikut :
disimpulkan
Harga
Air
1. Alokasi biaya proyek Pembangunan Waduk Cacaban
- Biaya Konstruksi (perbaikan)
: Rp 428,716,771,000
- Biaya Operasional dan Pemeliharaan (pertahun)
: Rp 2,388,065,073.
Manfaat yang diperoleh setelah adanya proyek Waduk
Cacaban :
- Manfaat yang dapat dihitung (tangible Benefit)
: Rp 154,150,729,909
- Manfaat yang tidak dapat dihitung (Intangible Benefit)
97. Bagi petani
Adanya rasa aman, sehingga tidak muncul
kekhawatiran kekeringan yang akan berdampak pada
kegagalan panen. Panen melimpah sehingga tingkat
perekonomian masyarakat meningkat.
Bagi pemerintah
Pertambahan Pendapatan asli daerah dari sektor
pertanian.
1. Besarnya nilai B-C,B/C dan IRR pada kondisi
cost naik 10%, benefit turun 10% yaitu B-C
sebesar Rp. 449,776,631,758, B/C sebesar 1,55
dan IRR sebesar 16,648%.
2. Harga air irigasi pada kondisi cost naik 10%,
benefit turun 10%, biaya sebesar
Rp
529,946,667,935.31 dan harga air sebesar Rp
88,69.
98. Harga Air Hasil Simulasi
Cacaban Kabupaten Tegal
Waduk
Dari hasil analisa perbandingan maka dapat diketahui
bahwa harga air mimimum eksisting sebesar Rp 800/m³
dan harga air maksimum
sebesar 5500/m³, sedangkan
dari hasil simulasi didapat harga air minimum sebesar
Rp.982/m³ dan harga air maksimum sebesar 5695/m³
sehingga didapat bahwa untuk mendapakan nilai B/C > 1
maka pihak pengelola air dapat menerapkan harga air
yang sudah di analisa.
99. Tarif Listrik Kabupaten Tegal
Perhitungan tarif rata-rata dilakukan sebagai berikut :
Sosial =
123 + 200 + 605 + 650 + 755
= 466,6
5
Rumah Tangga =
169 + 275 + 790 + 795 + 890 + 1330
5
Bisnis =
254 + 420 + 795 + 905 + 1420
5
= 758,8
= 708,81
100. Industri =
160 + 315 + 765 + 790 + 915
= 589,0
5
Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum =
575 + 600 + 880 + 885 + 1020
= 792,0
5
Maka Nilai Rata-rata Total =
466,6 + 708,81 + 758,80 + 589,0 + 792,0
= 663,042
5
Sehingga pemasukan selama 1 tahun sebesar 12 x
Rp 663,042 = Rp 7,956. per kWh.
101.
102. 1. Ketersediaan
air
pada
musim kemarau
sangat terbatas, sehingga perlu dilakukan
pendekatan kepada petani agar
mau
melaksanakan pola tata tanam yang sudah di
jadwalkan.
2. Hendaknya pihak-pihak terkait selalu meninjau
dan turut serta dalam pemeliharaan Waduk
Cacaban agar waduk dapat beroperasi secara
optimal sesuai usia gunanya serta terjaga
keefektifitasannya.
3. Harga air yang sudah dipehitungkan hendaknya
dibayarkan tepat waktu agar waduk Cacaban
dapat terpelihara dengan baik