Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Metode ilmiah
1. Metode Ilmiah
By SYARBANI
email: banimaret@yahoo.com
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
METODE ILMIAH
Metode ilmiah adalah cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar.
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.
Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.
Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus
memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu tercantum
dalam apa yang dinamakan metode ilmiah. ( Jujun S. Suriasumantri, Hal : 119 )
Metode, menurut Senn merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu.
Proses kegiatan ilmiah menurut Ritci Calder, dimulai ketika manusia mengamati sesuatu
( objek ). Dari pengamatan ini timbul permasalahan. Ada masalah maka proses berpikir dimulai.Ilmu mencoba mencari
penjelasan mengenai permasalahan yang dihadapinya
Karena masalah yang dihadapinya adalah masalah nyata maka ilmu mencari jawabannya pada dunia nyata pula. Ilmu
dimulai dengan fakta maka diakhiri dengan fakta pula.
Teori merupakan suatu abstrak intlektual yaitu pendekatan rasional digabungkan dengan pengalaman empiris.Artinya teori
ilmu merupakan suatu penjelasan rasional yang berkesesuaian dengan objekyang dijelaskannya. Suatu penjelasan harus
didukung oleh fakta emfiris untuk dapat dinyatakan benar. Inilah yang disebut dengan metode ilmiah. .
( Jujun S. Suriasumantri, Hal : 121 )
Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan komulatif sedangkan secara emfiris ilmu memisahkan
antara pengetahuan yang sesuai dengan fakta dan yang tidak.
a.Syarat Teori Ilmiah
Teori ilmiah harus memenuhi syarat utama :
1) Harus konsisten dengan teori –teori sebelumnya.
2) Harus cocok dengan fakta-fakta emfiris.
2. b. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Ilmiah:
1) Perumusan Masalah .
Perumusan masalah merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat di
identifikasikan faktor-faktor yang terkait didalamnya.
2) Penyusunan kerangkah berpikir dalam pengajuan hipotesa.
Penyusunan kerangkah ini merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara
berbagai faktor yang saling mengkait dan membentuk kontelasi permasalahan. Kerangkah berpikir ini disusun secara
rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor
empiris yang relevan dengan permasalahan.
3) Perumusan Hipotesis.
Perumusan hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang
materinya merupakan kesimpulan dari kerangkah berpikir yang dikembangkan.
4) Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk
memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
5) Penarikan kesimpulan.
Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis diajukan itu ditolak atau diterima.Seandainya
hipotesis itu didukung oleh fakta yang cukup maka hipotesis itu diterima. Sebaliknya dalam pengujian hipotesis itu
tidak didukung oleh fakta yang cukup maka hipotesis itu ditolak.Hipotesis yang diterimah dianggap pengetahuan
ilmiah ebab telah memenuhi persyaratan keilmuan.
( Jujun S. Suriasumantri, Hal : 127 - 128 )
Keseluruhan langkah ini harus ditempuh agar suatu penelitian disebut ilmiah.
Metode ilmiah adalah penting bukan saja dalam proses penemuan pengetahuan namun
lebih-lebih lagi dalam mengkomunikasihkan penemuan ilmiah tersebut kepada
masyarakat ilmuan.
Dapat disimpulkan bahwa ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara
konsisten dan kebenarannya telah teruji secara empiris.