SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Para pemeran

           1.   Lusi   : Saudara Malin Kundang/ Upik
           2.   Dedi   : Pak Haji
           3.   Fikri  : Jambrong
           4.   Destri : Ibu Malin Kundang
           5.   Akin   : Malin Kundang
           6.   Inda : istri Malin Kundang
           7.   Diana : pengawal



Alkisah, di sebuah masjid di daerah Solo, terdapatlah seorang haji yang tinggal di masjid itu.
Beliau memiliki seorang murid yang bernama, Jambrong. Masjid tersebut memiliki sebuah
laboratorium yang dapat membawa imajinasi seseorang ke masa lalu atau masa datang.
Laboratorium tersebut tertutup untuk umum dan hanya diketahui oleh Pak Haji dan muridnya
saja. Dan labortorium itu disebut lorong waktu. Pak haji seringkali mengajak muridnya untuk
mencari pengalaman sambil belajar di lorong waktu.

Sore itu, Pak haji berniat akan mengajak muridnya, Jambrong untuk pergi jalan-jalan di lorong
waktu. Pak haji hendak mengajak muridnya pergi ke suatu zaman untuk belajar tentang sebuah
kisah.



Jambrong          : (ketika sedang menyapu menyapa pak Haji yang hendak lewat)

“ Assalamu’alaikum Pak Haji, mo ngapain Pak Haji? Lagi nyari duit ya, kok lihat bawah
terus..?” (sambil tersenyum mengejek)

Pak Haji         : (dengan muka dipasang marah, lalu diam sejenak) “wah sudah berapa tahun
sih kamu belajar di sini, Mbrong? Bisa ngormatin orang tua nggak sich kamu? OK kalo gitu,
kelihatannya kamu pengin jalan-jalan ya. Mbrong, ke sini ikut saya ke lab!”

Jambrong          : (dengan wajah memelas dan sedikit takut) “ ya pak Haji”

(Setelah sampai di lab. Lalu pak haji mengoperasikan komputer dan menyiapkan diri bersama
Jambrong yang dari tadi masih terlihat takut.)

Pak Haji          : “udah siap belum?”

Jambrong          : “Siap pak Haji”




Setting berubah ke masa zaman Malin
Kundang
Ibu Malin Kundang: “itu kok rame-rame ada apa, hai Upik ?

Upik              : “oh itu di pelabuhan ada seorang saudagar yang sedang merapat sebentar saya
tak coba cari tahu dulu ya Mak….Siapa tahu itu kakak Malin.

(suara ombak dan angin laut dengan sepoi-sepoi menyambut datangnya kapal seorang saudagar
yang hendak merapat)

{dalam situasi yang lain, ternyata Pak Haji dan Jambrong telah sampai di depan rumah
seorang nenek tua (ibu Malin Kundang) tepat ketika anaknya(Upik) beranjak dari rumah
untuk mencari tahu tentang keberadaan kapal yang datang}
Pak Haji         : “Assalamu’alaikum wr wb”

Jambrong         : “Assalamu’alakum wr wb”

Ibu Malin Kundang: “wa’alaikum salam wr wb. Ini siapa yaa? Pak haji ya?

Jambrong       : “nek, kami ini dari Solo ke sini, laper nek, jadi kami ke sini untuk makan.
(jawab Jambrong sambil tersenyum)

Pak Haji        : “oh nggak Nek kami ini hendak silaturrahmi saja, mungkin boleh saya duduk
di sini Nek. Nama saya Hussin dan ini murid saya Jambrong, Nek.

Ibu Malin Kundang : “ooo….. silakan duduk .

Jambrong         : “Nek itu di pantai ada apa sich, kok rame banget apa ada bagi-bagi harta ya
Nek?

Ibu Malin Kundang : “saya nggak tahu Nak, itu anak saya sedang cari tahu apa yang terjadi?
Katanya sich ada seorang saudagar yang sedang merapat di pelabuhan. Dia cari tahu apakah
saudagar itu abangnya?

Jambrong         : “emangnya Nenek punya seorang anak yang jadi saudagar ya Nek?

Ibu Malin Kundang : “nggak sich. Cuman dulu saya punya seorang anak namanya Malin
Kundang yang pergi merantau ke kota.

Jambrong         : “Malin Kundang , Nek? Wah pasti dia anak durhaka itu nek? (dengan heran)

Pak Haji          : “heh kamu bisa diam sebentar nggak untuk menghormati nenek ini
berceritera?” (dengan wajah sedikit memeperlihatkan mimik marah) silakan teruskan Nek..!

Ibu Malin Kundang : “Katanya ia hendak pengin jadi seorang saudagar dan dia belum pulang
hampir 10 tahun. Di samping itu saya juga sering bermimpi kalo anak saya itu sudah menjadi
seorang saudagar kaya. Nah siapa tahu itu anak saya? Saya sudah kangen sekali.

Pak Haji         : “oo begitu ya Nek”

(kemudian Upik datang dengan seorang penduduk bersama saudagar itu. Mereka terlihat
sedang berkelahi. Lalu mereka sampailah di depan rumah ibu Malin Kundang )

Upik             : “Mak, ini benar bang Malin mak. Ini buktinya kalung yang dulu emak berikan
ada padanya, tapi di nggak mau ngaku Mak.

Ibu Malin Kundang : “ah anakku, kamu telah pulang Nak ? darimana saja kamu selama ini Nak?
emak kangen. Sekarang kamu telah menjadi saudagar kaya ya.

Malin Kundang : “saya tidak punya seorang ibu yang tua seperti kamu ini. Kamu tahu saya ini
adalah seorang yang kaya yang berasal dari tanah yang jauh. Jadi, kamu jangan ngaku-ngaku jadi
ibu saya ya…! Saya jijik melihat kamu”

Pengawal           : “ya pangeran ini tidak mungkin memiliki ibu seperti kamu. saya telah
mengenal pangeran sejak lama jadi tidak mungkin pangeran pernah hidup di sini. Ibu pangeran
itu berasal dari Belanda. Bukan begitu pangeran?

Malin Kundang : “ya kamu benar pengawalku”

Istri Malin Kundang : “papa, coba dilihat dulu! Siapa tahu orang itu benar-benar ibumu?
Sepertinya dia benar-benar mengganggapmu anaknya.”

Malin Kundang : “tidak istriku tidak mungkin. masa kamu lebih percaya dengan orang tua jelek
itu daripada saya yang keren ini. Kamu khan istriku.”
Istri Malin Kundang : “lalu bagaimana dengan kalung itu?

Malin Kundang : “ kalung itu dulu saya beli di pasar senen dengan pengawal. Ya khan
pengawal?

Pengawal          : “betul tuanku. Kalung ini memang benar dibeli di pasar senen ketika tuan beli
kain.”

Istri Malin Kundang : “ betul? Kamu tidak bohong?

Pengawal          : “tidak putri, saya tidak bohong. Benar, saya tidak bohong.”

Pak Haji         : “heh kamu pengawal, kamu benar tidak bohong?

Pengawal          : “tidak Pak Haji .”

Upik             : “ tega sekali abang melakukan ini pada ibu. Ibu telah lama menunggu kamu
dan selalu mendoakanmu supaya berhasil. Kenapa kamu membalasnya dengan ini. Apakah
kakak tidak ingat ketika ibu terpaksa minta uang kesana-kemari untuk makan kita untuk makan
kakak dan saya. Apakah kakak sudah tidak ingat? Kasihan ibu kakak?”

Pak Haji         : “baiklah kalo begitu. Saya coba untuk menengahi. Boleh apa tidak saudara-
saudara?”

Semua            : “boleh pak Haji.”

Pak Haji          : “baiklah kalo gitu saya mo nanya sama nenek ini dahulu. Apa yang menjadi
ciri-ciri anak nenek yang nenek ketahui untuk membuktikan kalau itu anak nenek?

Ibu Malin Kundang : “tahi lalat. Malin Kundang memilki tahi lalat di lengan tangan kanannya
berwarna merah.”

Pak Haji         : “ok. Kalau benar orang ini memiliki tahi lalat berarti ia benar-benar anak
nenek tapi kalu bukan berarti anak ini bukan anak nenek. Setuju?”

Semua            : “setuju….”

Pak Haji         : “baik. Sekarang coba buka lenganmu?

Malin Kundang : “baik.” (lalu dibuka lenngannya dan benar ternyata orang tersebut memiliki
tahi lalat berwarna merah. Berarti dia benar-benar anak nenek tersebut)

Pak Haji         : “jadi kalo begitu sudah jelas semua bahwa kamu adalah anak nenek ini.”

Malin Kundang : “tidak mungkin. Ini pasti sihir yang kalian buat, saya tidak percaya. Pokoknya
dia bukan ibu saya. Ayo pengawal kita segera kembali berlayar. Saya sudah tidak betah lagi
tinggal disini.

Pengawal          : “baik tuan.“

Malin Kundang : “ayo istriku, kita kembali…!”

Istri Malin Kundang : “tidak. Saya tidak mau memiliki suami yang durhaka kepada ibunya saya
akan tinggal disini bersama nenek ini.”

Malin Kundang : “apa kau bilang? Kau akan tinggal di sini? Baiklah aku akan pergi sendiri
saja. Ayo pengawal !”

Pengawal          : “baik tuan”

Ibu Malin Kundang : “kalau kamu tidak mau mengakui aku sebagai ibumu. Kukutuk kau nanti
jadi batu”
Malin Kundang : “terserah apa katamu!”

Jambrong          : “ eit tunggu dulu. Hey Malin Kundang, kamu jangan pergi. Kamu nanti jadi
batu lho. Kalau nggak percaya lihat ini! Ini buku yang mencerikan tentang kamu. bila kamu nanti
pergi. Dalam perjalanan kamu akan menemui rintangan yang besar. Perahumu akan diombang-
ambing oleh ombak dan disambar petir lalu kamu akan menjadi patung. Ini bukunya. (sambil
menunjukkan buku kisah Malin Kundang)

Malin Kundang : “aku tidak percaya pada buku ini. Ini pasti buku bajakan”

(lalu pergilah Malin Kundang bersama dengan pengawalnya. Sementara istrinya memilih
tinggal dengan ibu Malin Kundang.)

istri Malin Kundang : “maukah ibu menerima aku sebagai anakmu?”

Ibu Malin Kundang : “kamu memang anak yang baik tak seperti anakku.”

(di laut. Malin Kundang bersama pengawalnya berlayar menuju ke suatu tempat. Dan saat itu
langit mulai tertutup oleh awan hitam yang tebal, lalu diikuti dengan hujan deras dan petir serta
badai yang menyambar dengan suara yang menggelegar. Seluruh isi perahu pun kalut dan
bingung. Belum pernah mereka mendapat badai sedemiakian besarnya.)

Pengawal       : “tuan, tuan bertaubat saja. Ini mungkin azab atas kedurhakaan tuan!”

Malin Kundang : “diam kamu. ayo cepat kendalikan kapal ini. Jangan banyak bicara!”

Pengawal       : “saya takut kalo nanti saya juga ikut menjadi batu tuan.”

Malin Kundang : “kamu jangan percaya dengan mereka!”

Pengawal      : “coba renungkan dulu tuan. Bila tuan nanti menjadi batu berarti tuan akan
kepanasan tuan akan selamanya lapar dan tuan akan selamanya di neraka. Ayo tuan bertobatlah.”

Malin Kundang :”baik tapi bagaimana caranya. Apakah ini belum terlambat?”
Pengawal     : “coba saja istighfar tuan”

(lalu pada keesokan harinya di Pantai banyak dijumpai kayu-kayu dan mayat-mayat yang
mengapung serta banyak sekali harta karun yang berserakan dimana-mana. Dan terdapatlah
sesosok manusia tetapi setengah dewa, eh maksudnya patung. Orang itu terlihat kepayahan
karena tidak bisa berjalan dengan baik karena sebagian tubuhnya telah menjadi patung dan
tidak bisa digerakkan. Sambil tertatih-tatih ia berusaha berjalan menuju rumah nenek yang
dihinanya kemaren. Dengan ditemani pengawalnya ,yang ternyata masih selamat dari musibah
kapal, Malin Kundang ditemani ke rumah ibunya. Ia hendak meminta maaf)

Malin Kundang : “assalamu’alaikum wr wb”

Semua                 : “wa’alaikum salam wr wb”

Malin Kundang : “mak, saya minta maaf mak saya salah mafkan saya mak. Saya mengaku saya
salah. Maafkan saya mak supaya saya bebas dari kutukan ini dan selanjutnya saya akan berbakti
kepada emak.

Jambrong           : “gue bilang juga apa? Saya khan udah katakan kalau kamu nekad, kamu akan
jadi batu, betul khan? Kalau udah gini terus mau apa lagi?

Ibu Malin Kundang : “baiklah, kalau gitu ibu maafkan dengan syarat kamu harus berbakti
kepada ibu, adik, istri, dan seluruh penduduk pulau ini. Selain itu kamu harus bersedia
membangun pulau ini menjadi pulau yang maju. Apa kamu bersedia?”

Malin Kundang : “ ya mak.”

More Related Content

What's hot

naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunianaskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya duniaSiti Jum'atun
 
Naskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orangNaskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orangIrfan Aja
 
Perjanjian hudaibiyah
Perjanjian hudaibiyahPerjanjian hudaibiyah
Perjanjian hudaibiyahhudhud321
 
Naskah pidato; berbakti kepada kedua orang tua
Naskah pidato; berbakti kepada kedua orang tuaNaskah pidato; berbakti kepada kedua orang tua
Naskah pidato; berbakti kepada kedua orang tuaAlvin 'Holocoust'
 
Naskah drama Timun Emas
Naskah drama Timun EmasNaskah drama Timun Emas
Naskah drama Timun EmasPebri Anto
 
Perkembangan islam di masa pembaruan
Perkembangan islam di masa pembaruanPerkembangan islam di masa pembaruan
Perkembangan islam di masa pembaruanYanisa S
 
Presentasi b. indonesia robohnya surau kami
Presentasi b. indonesia robohnya surau kamiPresentasi b. indonesia robohnya surau kami
Presentasi b. indonesia robohnya surau kamiKrisdiana 1911
 
Berlomba Lomba Dalam Kebaikan dan Etos Kerja
Berlomba Lomba Dalam Kebaikan dan Etos KerjaBerlomba Lomba Dalam Kebaikan dan Etos Kerja
Berlomba Lomba Dalam Kebaikan dan Etos Kerjashafirahany22
 
kepemimpinan buya hamka.pptx
kepemimpinan buya hamka.pptxkepemimpinan buya hamka.pptx
kepemimpinan buya hamka.pptxSetiyawanWilly
 
Cerpen Tentang Sebuah Perbedaan
Cerpen Tentang Sebuah PerbedaanCerpen Tentang Sebuah Perbedaan
Cerpen Tentang Sebuah PerbedaanIrfan Rosyidin
 
Sayang, Patuh dan Hormat kepada Orang Tua dan Guru
Sayang, Patuh dan Hormatkepada Orang Tua dan GuruSayang, Patuh dan Hormatkepada Orang Tua dan Guru
Sayang, Patuh dan Hormat kepada Orang Tua dan GuruDea Aulia
 
Legenda, Cerita Rakyat Malin Kundang
Legenda, Cerita Rakyat Malin KundangLegenda, Cerita Rakyat Malin Kundang
Legenda, Cerita Rakyat Malin KundangAgoeng R Aiueo
 
Macam-macam pernikahan
Macam-macam pernikahanMacam-macam pernikahan
Macam-macam pernikahanMembangun city
 
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)Poetra Chebhungsu
 
Cerita sangkuriang dalam bahasa inggris dan artinya
Cerita sangkuriang dalam bahasa inggris dan artinyaCerita sangkuriang dalam bahasa inggris dan artinya
Cerita sangkuriang dalam bahasa inggris dan artinyaFahrudin Azhar
 

What's hot (20)

naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunianaskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
 
Naskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orangNaskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orang
 
Perjanjian hudaibiyah
Perjanjian hudaibiyahPerjanjian hudaibiyah
Perjanjian hudaibiyah
 
Naskah pidato; berbakti kepada kedua orang tua
Naskah pidato; berbakti kepada kedua orang tuaNaskah pidato; berbakti kepada kedua orang tua
Naskah pidato; berbakti kepada kedua orang tua
 
Naskah drama Timun Emas
Naskah drama Timun EmasNaskah drama Timun Emas
Naskah drama Timun Emas
 
Perkembangan islam di masa pembaruan
Perkembangan islam di masa pembaruanPerkembangan islam di masa pembaruan
Perkembangan islam di masa pembaruan
 
PENGERTIAN RUKUN IMAN
PENGERTIAN RUKUN IMANPENGERTIAN RUKUN IMAN
PENGERTIAN RUKUN IMAN
 
Presentasi b. indonesia robohnya surau kami
Presentasi b. indonesia robohnya surau kamiPresentasi b. indonesia robohnya surau kami
Presentasi b. indonesia robohnya surau kami
 
Muhasabah anak
Muhasabah anakMuhasabah anak
Muhasabah anak
 
Berlomba Lomba Dalam Kebaikan dan Etos Kerja
Berlomba Lomba Dalam Kebaikan dan Etos KerjaBerlomba Lomba Dalam Kebaikan dan Etos Kerja
Berlomba Lomba Dalam Kebaikan dan Etos Kerja
 
kepemimpinan buya hamka.pptx
kepemimpinan buya hamka.pptxkepemimpinan buya hamka.pptx
kepemimpinan buya hamka.pptx
 
Cerpen Tentang Sebuah Perbedaan
Cerpen Tentang Sebuah PerbedaanCerpen Tentang Sebuah Perbedaan
Cerpen Tentang Sebuah Perbedaan
 
Sayang, Patuh dan Hormat kepada Orang Tua dan Guru
Sayang, Patuh dan Hormatkepada Orang Tua dan GuruSayang, Patuh dan Hormatkepada Orang Tua dan Guru
Sayang, Patuh dan Hormat kepada Orang Tua dan Guru
 
Legenda, Cerita Rakyat Malin Kundang
Legenda, Cerita Rakyat Malin KundangLegenda, Cerita Rakyat Malin Kundang
Legenda, Cerita Rakyat Malin Kundang
 
Naskah drama bawang merah bawang
Naskah drama bawang merah bawangNaskah drama bawang merah bawang
Naskah drama bawang merah bawang
 
Naskah drama bawang merah bawang
Naskah drama bawang merah bawangNaskah drama bawang merah bawang
Naskah drama bawang merah bawang
 
Macam-macam pernikahan
Macam-macam pernikahanMacam-macam pernikahan
Macam-macam pernikahan
 
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
 
Naskah drama Haraman Toyyiba
Naskah drama Haraman ToyyibaNaskah drama Haraman Toyyiba
Naskah drama Haraman Toyyiba
 
Cerita sangkuriang dalam bahasa inggris dan artinya
Cerita sangkuriang dalam bahasa inggris dan artinyaCerita sangkuriang dalam bahasa inggris dan artinya
Cerita sangkuriang dalam bahasa inggris dan artinya
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Drama malin kundang
Drama malin kundangDrama malin kundang
Drama malin kundang
 
Contoh naskah drama malin kundang
Contoh naskah drama malin kundangContoh naskah drama malin kundang
Contoh naskah drama malin kundang
 
Naskah drama 7 orang
Naskah drama 7 orangNaskah drama 7 orang
Naskah drama 7 orang
 
Naskah drama 5 orang tentang persahabatan
Naskah drama 5 orang tentang persahabatanNaskah drama 5 orang tentang persahabatan
Naskah drama 5 orang tentang persahabatan
 
Naskah drama sederhana cinderella
Naskah drama sederhana cinderellaNaskah drama sederhana cinderella
Naskah drama sederhana cinderella
 
Drama 7 orang sunda
Drama 7 orang sundaDrama 7 orang sunda
Drama 7 orang sunda
 
Drama perkenalan 5 orang 3 bahasa
Drama perkenalan 5 orang 3 bahasaDrama perkenalan 5 orang 3 bahasa
Drama perkenalan 5 orang 3 bahasa
 
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"
 
Contoh naskah drama bahasa inggris
Contoh naskah drama bahasa inggrisContoh naskah drama bahasa inggris
Contoh naskah drama bahasa inggris
 
Drama 6 orang kabayan
Drama 6 orang kabayanDrama 6 orang kabayan
Drama 6 orang kabayan
 
Naskah drama 5 orang tema persahabatan
Naskah drama 5 orang tema persahabatanNaskah drama 5 orang tema persahabatan
Naskah drama 5 orang tema persahabatan
 
Drama 6 orang
Drama 6 orangDrama 6 orang
Drama 6 orang
 
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
 
Naskah bwg mrh&pth,drama malin kundang
Naskah bwg mrh&pth,drama malin kundangNaskah bwg mrh&pth,drama malin kundang
Naskah bwg mrh&pth,drama malin kundang
 
Drama7orang
Drama7orangDrama7orang
Drama7orang
 
Drama 5 orang 2
Drama 5 orang 2Drama 5 orang 2
Drama 5 orang 2
 
Malin kundang by devia
Malin kundang by deviaMalin kundang by devia
Malin kundang by devia
 
Naskah drama 7 orang
Naskah drama 7 orangNaskah drama 7 orang
Naskah drama 7 orang
 
Naskah drama bawang merah bawang
Naskah drama bawang merah bawangNaskah drama bawang merah bawang
Naskah drama bawang merah bawang
 
Malin Kundang
Malin KundangMalin Kundang
Malin Kundang
 

Similar to Kisah Malin Kundang di Lorong Waktu

Di sebuah kampung hiduplah sepasang suami isteri yang sangat miskin bercerita
Di sebuah kampung hiduplah sepasang suami isteri yang sangat miskin berceritaDi sebuah kampung hiduplah sepasang suami isteri yang sangat miskin bercerita
Di sebuah kampung hiduplah sepasang suami isteri yang sangat miskin berceritaHadif Syahmi
 
Kisah orang miskin
Kisah orang miskinKisah orang miskin
Kisah orang miskinZarina Zam
 
Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)Andri Goodwood
 
Skrip cerita tahap 11
Skrip cerita tahap 11Skrip cerita tahap 11
Skrip cerita tahap 11zahorien
 
Karya Ilmiah (Bahaya Penggunaan Earphone Bagi Remaja) (Bahasa Indonesia Kelas...
Karya Ilmiah (Bahaya Penggunaan Earphone Bagi Remaja) (Bahasa Indonesia Kelas...Karya Ilmiah (Bahaya Penggunaan Earphone Bagi Remaja) (Bahasa Indonesia Kelas...
Karya Ilmiah (Bahaya Penggunaan Earphone Bagi Remaja) (Bahasa Indonesia Kelas...Rifki Ristiovan
 
Calistung mi kelas 3 tahap 2
Calistung mi kelas 3 tahap 2Calistung mi kelas 3 tahap 2
Calistung mi kelas 3 tahap 2MJUNAEDI1961
 
Kado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bundaKado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bundaReza Mahendra
 
Presentasi ujian tik
Presentasi ujian tikPresentasi ujian tik
Presentasi ujian tikalea2003
 
Presentasi ujian tik
Presentasi ujian tikPresentasi ujian tik
Presentasi ujian tikAlea Fajar R
 
Presentasi ujian tik
Presentasi ujian tikPresentasi ujian tik
Presentasi ujian tikAlea Fajar R
 
Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)arvin2014
 

Similar to Kisah Malin Kundang di Lorong Waktu (20)

Di sebuah kampung hiduplah sepasang suami isteri yang sangat miskin bercerita
Di sebuah kampung hiduplah sepasang suami isteri yang sangat miskin berceritaDi sebuah kampung hiduplah sepasang suami isteri yang sangat miskin bercerita
Di sebuah kampung hiduplah sepasang suami isteri yang sangat miskin bercerita
 
Kisah orang miskin
Kisah orang miskinKisah orang miskin
Kisah orang miskin
 
Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)
 
Skrip cerita tahap 11
Skrip cerita tahap 11Skrip cerita tahap 11
Skrip cerita tahap 11
 
Karya Ilmiah (Bahaya Penggunaan Earphone Bagi Remaja) (Bahasa Indonesia Kelas...
Karya Ilmiah (Bahaya Penggunaan Earphone Bagi Remaja) (Bahasa Indonesia Kelas...Karya Ilmiah (Bahaya Penggunaan Earphone Bagi Remaja) (Bahasa Indonesia Kelas...
Karya Ilmiah (Bahaya Penggunaan Earphone Bagi Remaja) (Bahasa Indonesia Kelas...
 
Kutukan makam mummy
Kutukan makam mummyKutukan makam mummy
Kutukan makam mummy
 
Naskah drama
Naskah dramaNaskah drama
Naskah drama
 
Calistung mi kelas 3 tahap 2
Calistung mi kelas 3 tahap 2Calistung mi kelas 3 tahap 2
Calistung mi kelas 3 tahap 2
 
Kado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bundaKado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bunda
 
Kumpulan Dongeng Anak
Kumpulan Dongeng AnakKumpulan Dongeng Anak
Kumpulan Dongeng Anak
 
Presentasi ujian tik
Presentasi ujian tikPresentasi ujian tik
Presentasi ujian tik
 
Presentasi ujian tik
Presentasi ujian tikPresentasi ujian tik
Presentasi ujian tik
 
Presentasi ujian tik
Presentasi ujian tikPresentasi ujian tik
Presentasi ujian tik
 
Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)
 
Cerita rakyat
Cerita rakyatCerita rakyat
Cerita rakyat
 
Si tanggang
Si tanggangSi tanggang
Si tanggang
 
Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)
 
Dara ayu
Dara ayuDara ayu
Dara ayu
 
Bawang putih bawang merah
Bawang putih bawang merahBawang putih bawang merah
Bawang putih bawang merah
 
Cerita rakyat
Cerita rakyatCerita rakyat
Cerita rakyat
 

More from Yadhi Muqsith

Not balok mengheningkan cipta
Not balok mengheningkan ciptaNot balok mengheningkan cipta
Not balok mengheningkan ciptaYadhi Muqsith
 
Makalah tentang model pembelajaran kooperatif (autosaved)11 daftar isi
Makalah tentang model pembelajaran kooperatif (autosaved)11 daftar isiMakalah tentang model pembelajaran kooperatif (autosaved)11 daftar isi
Makalah tentang model pembelajaran kooperatif (autosaved)11 daftar isiYadhi Muqsith
 
Makalah keuangan mahasiswa deni wijaya
Makalah keuangan mahasiswa deni wijayaMakalah keuangan mahasiswa deni wijaya
Makalah keuangan mahasiswa deni wijayaYadhi Muqsith
 
Makalah dampak teknologi
Makalah dampak teknologiMakalah dampak teknologi
Makalah dampak teknologiYadhi Muqsith
 
Kisah tentang burung beo cerdas
Kisah tentang burung beo cerdasKisah tentang burung beo cerdas
Kisah tentang burung beo cerdasYadhi Muqsith
 
Kebudayaan dari indonesia bagian tengah
Kebudayaan dari indonesia bagian tengahKebudayaan dari indonesia bagian tengah
Kebudayaan dari indonesia bagian tengahYadhi Muqsith
 
Kebudayaan dari indonesia bagian barat
Kebudayaan dari indonesia bagian baratKebudayaan dari indonesia bagian barat
Kebudayaan dari indonesia bagian baratYadhi Muqsith
 
Karya ilmiah bahaya merokok
Karya ilmiah bahaya merokokKarya ilmiah bahaya merokok
Karya ilmiah bahaya merokokYadhi Muqsith
 
Dongeng bahasa inggris
Dongeng bahasa inggrisDongeng bahasa inggris
Dongeng bahasa inggrisYadhi Muqsith
 
Biografi presiden ir soekarno
Biografi presiden  ir soekarnoBiografi presiden  ir soekarno
Biografi presiden ir soekarnoYadhi Muqsith
 
Anatomi fisiologi organ reproduksi dan diklus menstruasi
Anatomi fisiologi organ reproduksi dan diklus menstruasiAnatomi fisiologi organ reproduksi dan diklus menstruasi
Anatomi fisiologi organ reproduksi dan diklus menstruasiYadhi Muqsith
 
50 taman nasional di indonesia
50 taman nasional di indonesia50 taman nasional di indonesia
50 taman nasional di indonesiaYadhi Muqsith
 
Sumber pencemaran air
Sumber pencemaran airSumber pencemaran air
Sumber pencemaran airYadhi Muqsith
 
Biografi presiden indonesia
Biografi presiden indonesiaBiografi presiden indonesia
Biografi presiden indonesiaYadhi Muqsith
 
Story collections3123
Story collections3123Story collections3123
Story collections3123Yadhi Muqsith
 
Pengertian zat adiktiv
Pengertian zat adiktivPengertian zat adiktiv
Pengertian zat adiktivYadhi Muqsith
 

More from Yadhi Muqsith (20)

Not balok mengheningkan cipta
Not balok mengheningkan ciptaNot balok mengheningkan cipta
Not balok mengheningkan cipta
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Makalah tentang model pembelajaran kooperatif (autosaved)11 daftar isi
Makalah tentang model pembelajaran kooperatif (autosaved)11 daftar isiMakalah tentang model pembelajaran kooperatif (autosaved)11 daftar isi
Makalah tentang model pembelajaran kooperatif (autosaved)11 daftar isi
 
Makalah pipisahan
Makalah pipisahanMakalah pipisahan
Makalah pipisahan
 
Makalah keuangan mahasiswa deni wijaya
Makalah keuangan mahasiswa deni wijayaMakalah keuangan mahasiswa deni wijaya
Makalah keuangan mahasiswa deni wijaya
 
Makalah inggris
Makalah inggrisMakalah inggris
Makalah inggris
 
Makalah dampak teknologi
Makalah dampak teknologiMakalah dampak teknologi
Makalah dampak teknologi
 
Lamaran kerja
Lamaran kerjaLamaran kerja
Lamaran kerja
 
Kisah tentang burung beo cerdas
Kisah tentang burung beo cerdasKisah tentang burung beo cerdas
Kisah tentang burung beo cerdas
 
Kebudayaan dari indonesia bagian tengah
Kebudayaan dari indonesia bagian tengahKebudayaan dari indonesia bagian tengah
Kebudayaan dari indonesia bagian tengah
 
Kebudayaan dari indonesia bagian barat
Kebudayaan dari indonesia bagian baratKebudayaan dari indonesia bagian barat
Kebudayaan dari indonesia bagian barat
 
Karya ilmiah bahaya merokok
Karya ilmiah bahaya merokokKarya ilmiah bahaya merokok
Karya ilmiah bahaya merokok
 
Dongeng bahasa inggris
Dongeng bahasa inggrisDongeng bahasa inggris
Dongeng bahasa inggris
 
Biografi presiden ir soekarno
Biografi presiden  ir soekarnoBiografi presiden  ir soekarno
Biografi presiden ir soekarno
 
Anatomi fisiologi organ reproduksi dan diklus menstruasi
Anatomi fisiologi organ reproduksi dan diklus menstruasiAnatomi fisiologi organ reproduksi dan diklus menstruasi
Anatomi fisiologi organ reproduksi dan diklus menstruasi
 
50 taman nasional di indonesia
50 taman nasional di indonesia50 taman nasional di indonesia
50 taman nasional di indonesia
 
Sumber pencemaran air
Sumber pencemaran airSumber pencemaran air
Sumber pencemaran air
 
Biografi presiden indonesia
Biografi presiden indonesiaBiografi presiden indonesia
Biografi presiden indonesia
 
Story collections3123
Story collections3123Story collections3123
Story collections3123
 
Pengertian zat adiktiv
Pengertian zat adiktivPengertian zat adiktiv
Pengertian zat adiktiv
 

Kisah Malin Kundang di Lorong Waktu

  • 1. Para pemeran 1. Lusi : Saudara Malin Kundang/ Upik 2. Dedi : Pak Haji 3. Fikri : Jambrong 4. Destri : Ibu Malin Kundang 5. Akin : Malin Kundang 6. Inda : istri Malin Kundang 7. Diana : pengawal Alkisah, di sebuah masjid di daerah Solo, terdapatlah seorang haji yang tinggal di masjid itu. Beliau memiliki seorang murid yang bernama, Jambrong. Masjid tersebut memiliki sebuah laboratorium yang dapat membawa imajinasi seseorang ke masa lalu atau masa datang. Laboratorium tersebut tertutup untuk umum dan hanya diketahui oleh Pak Haji dan muridnya saja. Dan labortorium itu disebut lorong waktu. Pak haji seringkali mengajak muridnya untuk mencari pengalaman sambil belajar di lorong waktu. Sore itu, Pak haji berniat akan mengajak muridnya, Jambrong untuk pergi jalan-jalan di lorong waktu. Pak haji hendak mengajak muridnya pergi ke suatu zaman untuk belajar tentang sebuah kisah. Jambrong : (ketika sedang menyapu menyapa pak Haji yang hendak lewat) “ Assalamu’alaikum Pak Haji, mo ngapain Pak Haji? Lagi nyari duit ya, kok lihat bawah terus..?” (sambil tersenyum mengejek) Pak Haji : (dengan muka dipasang marah, lalu diam sejenak) “wah sudah berapa tahun sih kamu belajar di sini, Mbrong? Bisa ngormatin orang tua nggak sich kamu? OK kalo gitu, kelihatannya kamu pengin jalan-jalan ya. Mbrong, ke sini ikut saya ke lab!” Jambrong : (dengan wajah memelas dan sedikit takut) “ ya pak Haji” (Setelah sampai di lab. Lalu pak haji mengoperasikan komputer dan menyiapkan diri bersama Jambrong yang dari tadi masih terlihat takut.) Pak Haji : “udah siap belum?” Jambrong : “Siap pak Haji” Setting berubah ke masa zaman Malin Kundang Ibu Malin Kundang: “itu kok rame-rame ada apa, hai Upik ? Upik : “oh itu di pelabuhan ada seorang saudagar yang sedang merapat sebentar saya tak coba cari tahu dulu ya Mak….Siapa tahu itu kakak Malin. (suara ombak dan angin laut dengan sepoi-sepoi menyambut datangnya kapal seorang saudagar yang hendak merapat) {dalam situasi yang lain, ternyata Pak Haji dan Jambrong telah sampai di depan rumah seorang nenek tua (ibu Malin Kundang) tepat ketika anaknya(Upik) beranjak dari rumah untuk mencari tahu tentang keberadaan kapal yang datang}
  • 2. Pak Haji : “Assalamu’alaikum wr wb” Jambrong : “Assalamu’alakum wr wb” Ibu Malin Kundang: “wa’alaikum salam wr wb. Ini siapa yaa? Pak haji ya? Jambrong : “nek, kami ini dari Solo ke sini, laper nek, jadi kami ke sini untuk makan. (jawab Jambrong sambil tersenyum) Pak Haji : “oh nggak Nek kami ini hendak silaturrahmi saja, mungkin boleh saya duduk di sini Nek. Nama saya Hussin dan ini murid saya Jambrong, Nek. Ibu Malin Kundang : “ooo….. silakan duduk . Jambrong : “Nek itu di pantai ada apa sich, kok rame banget apa ada bagi-bagi harta ya Nek? Ibu Malin Kundang : “saya nggak tahu Nak, itu anak saya sedang cari tahu apa yang terjadi? Katanya sich ada seorang saudagar yang sedang merapat di pelabuhan. Dia cari tahu apakah saudagar itu abangnya? Jambrong : “emangnya Nenek punya seorang anak yang jadi saudagar ya Nek? Ibu Malin Kundang : “nggak sich. Cuman dulu saya punya seorang anak namanya Malin Kundang yang pergi merantau ke kota. Jambrong : “Malin Kundang , Nek? Wah pasti dia anak durhaka itu nek? (dengan heran) Pak Haji : “heh kamu bisa diam sebentar nggak untuk menghormati nenek ini berceritera?” (dengan wajah sedikit memeperlihatkan mimik marah) silakan teruskan Nek..! Ibu Malin Kundang : “Katanya ia hendak pengin jadi seorang saudagar dan dia belum pulang hampir 10 tahun. Di samping itu saya juga sering bermimpi kalo anak saya itu sudah menjadi seorang saudagar kaya. Nah siapa tahu itu anak saya? Saya sudah kangen sekali. Pak Haji : “oo begitu ya Nek” (kemudian Upik datang dengan seorang penduduk bersama saudagar itu. Mereka terlihat sedang berkelahi. Lalu mereka sampailah di depan rumah ibu Malin Kundang ) Upik : “Mak, ini benar bang Malin mak. Ini buktinya kalung yang dulu emak berikan ada padanya, tapi di nggak mau ngaku Mak. Ibu Malin Kundang : “ah anakku, kamu telah pulang Nak ? darimana saja kamu selama ini Nak? emak kangen. Sekarang kamu telah menjadi saudagar kaya ya. Malin Kundang : “saya tidak punya seorang ibu yang tua seperti kamu ini. Kamu tahu saya ini adalah seorang yang kaya yang berasal dari tanah yang jauh. Jadi, kamu jangan ngaku-ngaku jadi ibu saya ya…! Saya jijik melihat kamu” Pengawal : “ya pangeran ini tidak mungkin memiliki ibu seperti kamu. saya telah mengenal pangeran sejak lama jadi tidak mungkin pangeran pernah hidup di sini. Ibu pangeran itu berasal dari Belanda. Bukan begitu pangeran? Malin Kundang : “ya kamu benar pengawalku” Istri Malin Kundang : “papa, coba dilihat dulu! Siapa tahu orang itu benar-benar ibumu? Sepertinya dia benar-benar mengganggapmu anaknya.” Malin Kundang : “tidak istriku tidak mungkin. masa kamu lebih percaya dengan orang tua jelek itu daripada saya yang keren ini. Kamu khan istriku.”
  • 3. Istri Malin Kundang : “lalu bagaimana dengan kalung itu? Malin Kundang : “ kalung itu dulu saya beli di pasar senen dengan pengawal. Ya khan pengawal? Pengawal : “betul tuanku. Kalung ini memang benar dibeli di pasar senen ketika tuan beli kain.” Istri Malin Kundang : “ betul? Kamu tidak bohong? Pengawal : “tidak putri, saya tidak bohong. Benar, saya tidak bohong.” Pak Haji : “heh kamu pengawal, kamu benar tidak bohong? Pengawal : “tidak Pak Haji .” Upik : “ tega sekali abang melakukan ini pada ibu. Ibu telah lama menunggu kamu dan selalu mendoakanmu supaya berhasil. Kenapa kamu membalasnya dengan ini. Apakah kakak tidak ingat ketika ibu terpaksa minta uang kesana-kemari untuk makan kita untuk makan kakak dan saya. Apakah kakak sudah tidak ingat? Kasihan ibu kakak?” Pak Haji : “baiklah kalo begitu. Saya coba untuk menengahi. Boleh apa tidak saudara- saudara?” Semua : “boleh pak Haji.” Pak Haji : “baiklah kalo gitu saya mo nanya sama nenek ini dahulu. Apa yang menjadi ciri-ciri anak nenek yang nenek ketahui untuk membuktikan kalau itu anak nenek? Ibu Malin Kundang : “tahi lalat. Malin Kundang memilki tahi lalat di lengan tangan kanannya berwarna merah.” Pak Haji : “ok. Kalau benar orang ini memiliki tahi lalat berarti ia benar-benar anak nenek tapi kalu bukan berarti anak ini bukan anak nenek. Setuju?” Semua : “setuju….” Pak Haji : “baik. Sekarang coba buka lenganmu? Malin Kundang : “baik.” (lalu dibuka lenngannya dan benar ternyata orang tersebut memiliki tahi lalat berwarna merah. Berarti dia benar-benar anak nenek tersebut) Pak Haji : “jadi kalo begitu sudah jelas semua bahwa kamu adalah anak nenek ini.” Malin Kundang : “tidak mungkin. Ini pasti sihir yang kalian buat, saya tidak percaya. Pokoknya dia bukan ibu saya. Ayo pengawal kita segera kembali berlayar. Saya sudah tidak betah lagi tinggal disini. Pengawal : “baik tuan.“ Malin Kundang : “ayo istriku, kita kembali…!” Istri Malin Kundang : “tidak. Saya tidak mau memiliki suami yang durhaka kepada ibunya saya akan tinggal disini bersama nenek ini.” Malin Kundang : “apa kau bilang? Kau akan tinggal di sini? Baiklah aku akan pergi sendiri saja. Ayo pengawal !” Pengawal : “baik tuan” Ibu Malin Kundang : “kalau kamu tidak mau mengakui aku sebagai ibumu. Kukutuk kau nanti jadi batu”
  • 4. Malin Kundang : “terserah apa katamu!” Jambrong : “ eit tunggu dulu. Hey Malin Kundang, kamu jangan pergi. Kamu nanti jadi batu lho. Kalau nggak percaya lihat ini! Ini buku yang mencerikan tentang kamu. bila kamu nanti pergi. Dalam perjalanan kamu akan menemui rintangan yang besar. Perahumu akan diombang- ambing oleh ombak dan disambar petir lalu kamu akan menjadi patung. Ini bukunya. (sambil menunjukkan buku kisah Malin Kundang) Malin Kundang : “aku tidak percaya pada buku ini. Ini pasti buku bajakan” (lalu pergilah Malin Kundang bersama dengan pengawalnya. Sementara istrinya memilih tinggal dengan ibu Malin Kundang.) istri Malin Kundang : “maukah ibu menerima aku sebagai anakmu?” Ibu Malin Kundang : “kamu memang anak yang baik tak seperti anakku.” (di laut. Malin Kundang bersama pengawalnya berlayar menuju ke suatu tempat. Dan saat itu langit mulai tertutup oleh awan hitam yang tebal, lalu diikuti dengan hujan deras dan petir serta badai yang menyambar dengan suara yang menggelegar. Seluruh isi perahu pun kalut dan bingung. Belum pernah mereka mendapat badai sedemiakian besarnya.) Pengawal : “tuan, tuan bertaubat saja. Ini mungkin azab atas kedurhakaan tuan!” Malin Kundang : “diam kamu. ayo cepat kendalikan kapal ini. Jangan banyak bicara!” Pengawal : “saya takut kalo nanti saya juga ikut menjadi batu tuan.” Malin Kundang : “kamu jangan percaya dengan mereka!” Pengawal : “coba renungkan dulu tuan. Bila tuan nanti menjadi batu berarti tuan akan kepanasan tuan akan selamanya lapar dan tuan akan selamanya di neraka. Ayo tuan bertobatlah.” Malin Kundang :”baik tapi bagaimana caranya. Apakah ini belum terlambat?” Pengawal : “coba saja istighfar tuan” (lalu pada keesokan harinya di Pantai banyak dijumpai kayu-kayu dan mayat-mayat yang mengapung serta banyak sekali harta karun yang berserakan dimana-mana. Dan terdapatlah sesosok manusia tetapi setengah dewa, eh maksudnya patung. Orang itu terlihat kepayahan karena tidak bisa berjalan dengan baik karena sebagian tubuhnya telah menjadi patung dan tidak bisa digerakkan. Sambil tertatih-tatih ia berusaha berjalan menuju rumah nenek yang dihinanya kemaren. Dengan ditemani pengawalnya ,yang ternyata masih selamat dari musibah kapal, Malin Kundang ditemani ke rumah ibunya. Ia hendak meminta maaf) Malin Kundang : “assalamu’alaikum wr wb” Semua : “wa’alaikum salam wr wb” Malin Kundang : “mak, saya minta maaf mak saya salah mafkan saya mak. Saya mengaku saya salah. Maafkan saya mak supaya saya bebas dari kutukan ini dan selanjutnya saya akan berbakti kepada emak. Jambrong : “gue bilang juga apa? Saya khan udah katakan kalau kamu nekad, kamu akan jadi batu, betul khan? Kalau udah gini terus mau apa lagi? Ibu Malin Kundang : “baiklah, kalau gitu ibu maafkan dengan syarat kamu harus berbakti kepada ibu, adik, istri, dan seluruh penduduk pulau ini. Selain itu kamu harus bersedia membangun pulau ini menjadi pulau yang maju. Apa kamu bersedia?” Malin Kundang : “ ya mak.”