2. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan yang
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu
atau jangka waktu tertentu. Jenis Laporan
Keuangan. Menurut Standar Akuntansi
Keuangan (SAK), terdapat 5 jenis laporan
keuangan, di antaranya:
an
isi
tu
au
an
nsi
nis
suatu
untuk
alam
milik
Jika
eban,
eban
rugi
1
n.
si
r
n
n,
hi
2
3
4
7. Pajak Dalam
Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah sebuah laporan yang
berisi informasi kondisi finansial suatu entitas atau
perusahaan pada suatu periode tertentu. Lewat
laporan keuangan, perusahaan dan investor dapat
dengan mudah memantau perkembangan bisnisnya.
8. Keberadaan laporan keuangan juga tak lepas dari
urusan kewajiban pajak yang harus dibayarkan ke
kas negara. Tanpa laporan keuangan, perusahaan
atau WP Badan juga tidak akan dapat melaporkan
pajaknya. Jika laporan keuangan yang dibuat tidak
benar atau keliru, akibatnya menimbulkan sanksi
denda pajak. Maka dengan begitu keberadaan
laporan keuangan dan perpajakan sangatlah penting
bagi suatu usaha
9. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
PAJAK
10. 1. Pajak langsung
Pajak ini dikenakan berdasarkan jumlah penghasilan atau kekayaan yang
dimiliki sebuah perusahaan atau lembaga. Adapun besarannya telah diatur
dalam Undang-Undang Perpajakan. Pajak langsung biasanya harus
dibayarkan oleh wajib pajak dan tidak boleh diwakilkan atau dibebankan
pada orang atau instansi lain
.
2. Pajak tidak langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang dibayarkan saat terjadi sebuah
transaksi keuangan. Pajak semacam ini bisa diwakilkan atau dibebankan
kepada orang lain.
Contoh sederhana pajak tidak langsung adalah pembelian barang di mal
atau pusat perbelanjaan. Harga yang kita bayar biasanya sudah termasuk
Klasifikasi
Pajak
11. Contoh Kasus
PT AAA mendapat penghasilan kotor sebesar Rp100.000.000.000.
Kemudian diketahui jumlah PPh sebesar Rp5.000.000.000, PPh Pasal 23 sebesar
3 miliar, serta pengeluaran sebesar Rp40.000.000.000.
Cara untuk mengetahui besar jumlah PKP perusahaan adalah dengan
mengikuti rumus berikut ini.
Penghasilan Kotor – Pengeluaran = PKP Perusahaan
= Rp100.000.000.000 – Rp40.000.000.000
= Rp60 miliar.
Jadi, cara perhitungan pajak terutang PT AAA adalah sebagai berikut:
= Rp60.000.000.000 x 22%
= Rp13.200.000.000
Sehingga total pajak yang harus dibayarkan PT AAA
= Rp15.000.000.000 – Rp5.000.000.000 – Rp3.000.000.000
= Rp7.000.000.000
Contoh perhitungan tersebut merupakan gambaran umum mengenai sistem
akuntansi dalam perhitungan pajak terutang.
14. Analisis rasio keuangan adalah upaya yang
dilakukan untuk mengukur keadaan
keuangan dalam perusahaan atau bisnis.
Cara menganalisis rasio keuangan yaitu
dengan memanfaatkan data dari laporan
keuangan untuk membuat perbandingan.
Rasio Laporan Keuangan
15. Jenis -jenis Rasio Keuangan
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah jenis perhitungan yang digunakan untuk melihat kemampuan
likuiditas suatu perusahaan. Perhitungannya memperhatikan aktiva lancar dan utang
lancar yang dimiliki. Berikut adalah beberapa jenis rasio likuiditas:
a. Rasio Lancar
Perhitungan rasio lancar yaitu membagi aktiva lancar dengan utang lancar.
Persentase hasilnya dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan
membayar kewajiban lancar dalam jangka waktu yang pendek.
Berikut cara menganalisis rasio keuangan pada jenis ini:
Rasio Lancar = (Aktiva Lancar : Utang Lancar) x 100%
16. b. Rasio Kas
Cara menghitung rasio keuangan pada jenis ini yaitu menjumlahkan kas dan aktiva
yang setara kas, lalu membagi hasilnya dengan utang lancar.
Jika hasilnya mendekati 100%, maka akan semakin baik bagi perusahaan atau bisnis.
Berikut rumus perhitungannya:
Rasio Kas = ((Kas + Aktiva setara kas) : Utang Lancar) x 100%
c. Rasio Cepat
Rasio cepat adalah hasil selisih aktiva lancar dengan persediaan yang kemudian
dibagi utang lancar.
Persentasenya dapat menunjukan kesehatan keuangan suatu perusahaan atau bisnis.
Semakin mendekati 100%, maka semakin baik.
Berikut adalah cara menghitung rasio keuangan pada jenis ini:
Rasio Cepat = ((Aktiva Lancar - Persediaan) : Utang Lancar) x 100%
17. 2. Rasio Manajemen Aset
Arti dari rasio utilitas (istilah lain dari rasio aktivitas) menurut Sherman (2015)
adalah pemanfaatan aset perusahaan untuk menghasilkan profit. Jika aset tidak
dikelola dengan baik, akibatnya akan menimbulkan biaya (beban) dan menekan
profit yang akan diperoleh.
Jenis – Jenis Rasio Manajemen Aset:
a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)
b. Rasio Perputaran Aset Tetap (fixed asset turnover ratio)
c. Rasio Siklus Konversi Kas
d. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover Ratio)
e. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)
f. Rasio Perputaran Piutang (Accounts Receivable Ratio)
g. Rasio Perputaran Utang (Accounts Payable Turnover Ratio)
18. 3. Rasio hutang
Rasio hutang atau debt ratio adalah rasio solvabilitas yang mengukur total
kewajiban perusahaan sebagai persentase dari total asetnya. Dalam arti
tertentu, debt ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi
kewajibannya dengan asetnya.
Dengan kata lain, ini menunjukkan berapa banyak aset yang harus dijual
perusahaan untuk melunasi semua kewajibannya.
Rasio ini mengukur leverage keuangan suatu perusahaan. Perusahaan
dengan tingkat kewajiban yang lebih tinggi dibandingkan dengan aset
dianggap memiliki leverage yang tinggi dan lebih berisiko bagi pemberi
pinjaman.
19. 4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk menghitung laba suatu perusahaan atau
bisnis. Perhitungan rasio ini dapat digunakan dalam beberapa jenis berikut:
a. Rasio Margin Laba Kotor
Jenis rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara laba kotor
dengan penjualan. Semakin besar hasil rasionya, maka keuangan perusahaan
semakin baik. Berikut cara menghitungnya:
Rasio Margin Laba Kotor = Laba Kotor : Penjualan
b. Rasio Margin Laba Bersih
Rasio jenis ini digunakan untuk melihat kemampuan suatu perusahaan atau
bisnis dalam menghasilkan laba setelah dikurangi semua biaya. Berikut adalah
cara perhitungannya:
Rasio Margin Laba Bersih = Laba Bersih yang sudah Dipotong Pajak : Penjualan
20. c. Rasio Margin Laba Operasi
Rasio ini digunakan untuk menghitung laba yang dihasilkan sebelum terkena
pajak dan bunga. Berikut cara menghitungnya:
Rasio Margin Laba Operasi = Laba Sebelum Pajak dan Bunga : Penjualan
d. Return On Investment (ROI)
ROI adalah rasio yang dimanfaatkan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba terhadap total investasi. Cara perhitungannya seperti
di bawah ini:
Rasio ROI = Laba Setelah Dipotong Pajak : Investasi
e. Return On Assets
ROA adalah rasio yang berisi informasi tentang besarnya aset perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Cara menghitung rasio keuangan dengan jenis ini
adalah sebagai berikut:
Rasio ROA = Laba Sebelum Pajak dan Bunga : Jumlah Aset
21. 5. Rasio Nilai Pasar
Rasio nilai pasar adalah metrik keuangan yang mengukur dan menganalisis harga saham dan
membandingkan harga pasar dengan pesaing dan terhadap fakta dan angka lainnya. Rasio ini
melacak kinerja keuangan perusahaan publik untuk memahami posisinya di pasar.
Jenis-Jenis Rasio Nilai Pasar
a. Nilai Buku Per Saham = (Modal saham ekuitas perusahaan + Semua cadangan dan surplus
pemegang saham) / Jumlah saham ekuitas perusahaan yang beredar
b. Laba Per Saham = (Laba bersih – Dividen preferen) / Jumlah saham ekuitas yang beredar
c. Laba Per Saham Tunai = Arus Kas Operasi / Jumlah Saham Beredar
d. Hasil Dividen = Dividen tahunan per saham / Harga saham setiap saham
e. Nilai Pasar Per Saham = Tol kapitalisasi bisnis / Jumlah saham yang beredar
f. Rasio Pasar terhadap Buku = Harga pasar per saham / Nilai buku per saham
g. Rasio Pendapatan Harga = Harga pasar per saham / Laba per saham
22. 6. Persamaan Du Pont
Persamaan DuPont merupakan persamaan keuangan multi-langkah yang memberikan
wawasan terkait kinerja fundamental bisnis. Model DuPont memberikan analisis secara
menyeluruh terkait metrik utama yang dapat mempengaruhi laba atas ekuitas atau
return on equity (ROE) perusahaan. Istilah lain dalam menganalisis DuPont adalah “model
DuPont”. Nama-nama ini asalnya dari DuPont Corporation, perusahaan yang
menghadirkan model tersebut pada tahun 1920.
Rumus analisis DuPont merupakan perluasan dari rumus ROE sederhana. Rumus yang
diperluas ini mempertimbangkan tiga faktor terpisah yang mendorong laba atas ekuitas
yakni Margin laba bersih, total perputaran aset, serta pengganda ekuitas.
Analisis DuPont = margin laba bersih x perputaran aset x pengganda ekuitas
23. 1. Diversifikasi Jenis Usaha Perusahaan
Kebanyakan perusahaan besar
mengoperasikan beberapa divisi dalam
industri yang berlainan. Dengan kondisi
seperti itu, bagi perusahaan akan sulit untuk
mengembangkan rata-rata industri yang
berarti. Oleh karena itu analisis rasio
keuangan lebih bermanfaat bagi perusahaan
yang relatif lebih kecil, yang memiliki fokus
lebih sempit dibandingkan perusahaan
besar yang multidivisional.
Kelemahan Analisis Rasio Keuangan
2. Ekspektasi Kinerja Perusahaan
Sebagian besar perusahaan menginginkan
hasil di atas rata-rata, ketika perusahaan
hanya mencapai kinerja rata-rata, mereka
tidak menganggap selalu berarti sesuatu
yang baik. Sebagai sasaran untuk kinerja
tingkat tinggi, akan lebih baik jika berfokus
pada rasio-rasio pemimpin industri. Dan
dalam hal sepert ini BENCHMARKING akan
dapat membantu.
24. 4. Faktor Musiman
Faktor musiman juga bisa mendistorsi
analisis rasio keuangan. Misalnya, rasio
perputaran persediaan untuk perusahaan
pengolah makanan akan sangat jauh
berbeda jika angka posisi keuangan pada
pos persediaan adalah angka tepat
sebelum dibandingkan dengan angka
setelah akhir musim pengepakan.
3. Inflasi
Inflasi telah mendistorsikan neraca banyak
perusahaan. Nilai yang tercatat terkadang
jauh berbeda dengan nilai yang
sebenarnya. Inflasi mempengaruhi baik
beban penyusutan maupun harga
perolehan persediaan, maka laba juga
akan ikut terpengaruh.
Jadi, analisis rasio untuk satu perusahaan
dari waktu ke waktu, atau analisis
komparatif beberapa perusahaan dari
waktu yang berbeda-beda harus
diterjemahkan dengan pertimbangan yang
matang.
25. Sesi Tanya Jawab
1. Apakah ada ketentuan dalam menetatpkan persentase dari PPh terhadap
perusahaan?
(Pristy Wulandari)
Jawaban:
(Adek Wahyuni Safitri)
Tarif PPh di atur dalam UU Pajak Penghasilan, yakni PPh Pasal 15, PPh Pasal 19, PPh
Pasal 21, PPh Pasal 22 dan masih banyak lagi yang ketentuan dari setia PPh diatur
sesuai UU yang ditetapkan. Pada contoh soal ditetapkan PPh badan sebesar 22%
sesuai dengan ketetapan UU yang berlaku pada tahun 2022 naik sebesar 2% di
tahun sebelumnya.
26. 2. Apakah rasio likuiditas itu dan rasio seperti apa yang sering digunakan dalam
sistem laporan keuangan? (Mustaqiem Arja)
Jawaban:
(Windi Larasati)
Rasio likuiditas itu merupakan metrik keuangan yang digunakan untuk menilai
kemampuann perusahaan dalam melunasi hutang atau secara singkatnya nya
untuk menegtahui seberapa cepat perusahaan mengubah asset lancer menjadi
uang tunai untuk melunasi kewajibannya.
Rasio laporan keuangan yang sering digunakan biasanya ialah rasio cepat
karena rasio cepat itu berarti asset lancer yang dapat dikonversi menjadi
uang tunai dalam kurang lebih 90 hari. Rasio cepat digunakan oleh perusahaan
negeri maupun swasta yang berisikian banyak persediaan baik supply maupun
inventory jadi bisa dikelola dengan cepat.