1. Nama : Wildan Rosadi
NIM : 181010551217
Matkul : Ekonomi Indonesia
Soal !
Buatlah Rangkuman Ekonomi Indonesia Selama Masa Presiden Joko Widodo 2014- Sekarang
Jawab :
Ir. H. Joko Widodo adalah Presiden ke-7 Republik Indonesia yang mulai menjabat sejak 20
Oktober 2014. Lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 21 Juni 1961, Joko Widodo pertama kali
terjun ke pemerintahan sebagai Wali Kota Surakarta (Solo) pada 28 Juli 2005 hingga 1 Oktober
2012.
2014
Perekonomian Indonesia tahun 2014 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB)
atas dasar harga berlaku mencapai Rp 10 542,7 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp41,8 juta
atau US$3,531.5.
Ekonomi Indonesia tahun 2014 tumbuh 5,02 persen melambat dibanding tahun 2013 sebesar
5,58 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi
dan Komunikasi sebesar 10,02 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh
Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 12,43
persen.
Ekonomi Indonesia triwulan IV-2014 bila dibandingkan triwulan IV-2013 (y-on-y) tumbuh
sebesar 5,01 persen melambat bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar
5,61 persen.
Ekonomi Indonesia triwulan IV-2014 mengalami kontraksi 2,06 persen bila dibandingkan
triwulan sebelumnya (q-to-q). Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek musiman pada
lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang kontraksi 22,44 persen. Dari sisi
pengeluaran disebabkan oleh penurunan Ekspor neto.
Secara spasial, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 didorong oleh aktivitas
perekonomian di Pulau Jawa yang tumbuh 5,59 persen dan Pulau Sumatera sebesar 4,66 persen.
2015
Pada tahun 2015, aktivitas perekonomian global masih tetap lemah. Pertumbuhan ekonomi
negara-negara berkembang yang mencakup 70,0 persen pertumbuhan dunia menurun dalam lima
tahun terakhir dan moderasi perbaikan ekonomi yang terus berlanjut di negara-negara maju.
Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh perlambatan dan rebalancing secara bertahap aktivitas
perekonomian Tiongkok, rendahnya harga komoditas energi, dan pengetatan bertahap kebijakan
moneter Amerika Serikat (AS).
2. Pada triwulan IV tahun 2015, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY).
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi tahun 2015 adalah 4,8 persen (YoY), dibawah target
pertumbuhan ekonomi dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBN-P
2015) yang besarnya 5,7 persen. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi pada
triwulan IV tahun 2015 adalah mulai efektifnya berbagai paket kebijakan ekonomi yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan diperkuat dengan membaiknya stabilitas nilai tukar Rupiah.
2016
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan bahwa ekonomi Indonesia tahun 2016 tumbuh 5,02
persen atau lebih tinggi dibanding capaian 2015 sebesar 4,88 persen. Sedangkan perekonomian
Indonesia tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga
berlaku mencapai Rp12.406,8 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp47,96 juta atau
USD3.605,1.
Di 2016, pertumbuhan terjadi di seluruh lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai
oleh Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 8,90 persen. Ini yang menjadi salah satu sektor
penyokong pertumbuhan di tahun 2016. Sedangkan di triwulan IV-2016, ekonomi Indonesia
tumbuh 4,94 persen (y-on-y). Seluruh lapangan usaha tercatat bertumbuh dengan pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh Informasi dan Komunikasi sebesar 9,57 persen.
Dari data yang dilansir melalui laman BPS pada Selasa (07/02), struktur ekonomi Indonesia
secara spasial tahun 2016 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB, yakni sebesar
58,49 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 22,03 persen, dan Pulau Kalimantan 7,85
persen. (as/rsa)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2018
mencapai 5,17 persen, yang berarti lebih tinggi dibanding pertumbuhan 2017 sebesar 5,07
persen, bahkan tertinggi dalam 4 (empat) tahun terakhir.
Perekonomian Indonesia 2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas
dasar harga berlaku mencapai Rp15.434,2 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp56,9 Juta atau
US$3.911,7. Ekonomi Indonesia tahun 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07
persen (c-to-c) dibandingkan tahun 2019
2021
Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga
berlaku triwulan II-2021 mencapai Rp4.175,8 triliun dan atas dasar harga konstan 2010
mencapai Rp2.772,8 triliun.
3. Ekonomi Indonesia triwulan II-2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan
sebesar 3,31 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,93 persen. Sementara dari sisi
pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami pertumbuhan
tertinggi sebesar 29,07 persen.
Ekonomi Indonesia triwulan II-2021 terhadap triwulan II-2020 mengalami pertumbuhan
sebesar 7,07 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan
mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 25,10 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen
Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 31,78 persen.
Ekonomi Indonesia semester I-2021 terhadap semester I-2020 mengalami pertumbuhan
sebesar 3,10 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada Lapangan
Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 7,78 persen. Sementara dari sisi pengeluaran semua
komponen tumbuh, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa
sebesar 18,51 persen.
Pertumbuhan (y-on-y) triwulan II-2021 terjadi di semua kelompok pulau. Hal ini terutama
terlihat pada kelompok provinsi di Pulau Jawa, dengan kontribusi sebesar 57,92 persen, dan
pertumbuhan (y-on-y) sebesar 7,88 persen.