SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Download to read offline
2-1
BAB II
PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU
Kompetensi
Mahasiswa diharapkan:
1. Mengenali bentuk PD orde satu dengan variabel terpisah dan tak terpisah.
2. Dapat mengubah bentuk PD tak terpisah menjadi terpisah melalui transformasi
variabel yang sesuai.
3. Menentukan keeksakan suatu PD orde satu.
4. Menyelesaikan persamaan differensial eksak dengan menggunakan metode yang
sesuai.
5. Mengubah PD tak eksak menjadi eksak dengan mengalikannya dengan faktor
integral yang hanya bergantung pada satu variabel.
6. Menentukan selesaian PD linier orde satu yang homogen dan tak homogen.
Materi
1. Persamaan diferensial terpisah
2. Reduksi ke Bentuk Terpisah
3. Persamaan Diferensial Eksak
4. Faktor Integral
5. PD Linier orde satu
2-2
BAB II
PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU
Persamaan diferensial (PD) orde satu merupakan bentuk PD yang paling sederhana,
karena hanya melibatkan turunan pertama dari suatu fungsi yang tidak diketahui. Jika
dalam persamaan tersebut variabel bebas dan variabel tak bebasnya berada pada sisi
yang berbeda dari tanda persamaannya, maka disebut PD yang terpisah dan untuk
menentukan selesaiannya tinggal diintegralkan. Jika tidak demikian, maka disebut
PD tak terpisah. Suatu PD orde satu yang tak terpisah biasanya dapat dengan mudah
dijadikan PD terpisah melalui penggantian (substitusi) dari salah satu variabelnya.
2.1 Persamaan diferensial terpisah
Banyak PD orde satu yang dapat direduksi ke dalam bentuk
(1) g(y)y’ = f(x)
dengan menggunakan manipulasi aljabar. Karena
y’ = dy/dx,
maka kita lebih sering menuliskan (1) sebagai
(2) g(y) dy = f(x) dx.
Karena dalam persamaan (2) variabel x dan y terpisah, yakni masing-masing berada
pada sisi yang berlainan, maka persamaan (2) disebut PD variabel terpisah, atau
secara singkat cukup dinamakan persamaan terpisah.
Dengan melakukan pengintegralan pada dua sisinya, diperoleh
(3) ∫ ∫ += .)()( cdxxfdyyg
2-3
Jika kita menganggap bahwa f dan g fungsi-fungsi yang kontinu, maka integral dalam
(3) ada, dan dengan mengevaluasi integral ini kita dapat memperoleh selesaian
persamaan (1).
Contoh 1
Selesaikan PD:
9yy’ + 4x = 0.
Penyelesaian:
Dengan pemisahan variabel akan diperoleh
9y dy = -4x dx.
Dengan pengintegralan pada masing-masing sisinya akan diperoleh selesaian umum:
.
18
dengan,
49
atau2
2
9
1
22
1
22
c
cc
yx
cxy
==+
+−=
Selesaian ini menyatakan suatu keluarga ellips.
Gambar Selesaian PD 9yy’ + 4x = 0.
X
y
2-4
Contoh 2
Selesaikan PD:
y’ = 1 + y2
.
Penyelesaian:
Dengan pemisahan variabel dan pengintegralan akan diperoleh
).tan(
,arctan
,
1 2
cxy
cxy
dx
y
dy
+=
+=
=
+
Perlu diperhatikan bahwa kita harus menambahkan suatu konstanta integrasi setelah
melakukan pengintegralan.
Contoh 3
Selesaikan PD:
y’ = -2xy.
Penyelesaian:
Dengan pemisahan variabel diperoleh
).0(,2 ≠−= yxdx
y
dy
Pengintegralan menghasilkan
(1) .ln 1
2
cxy +−=
Untuk melakukan pengecekan ruas kiri diturunkan sebagai berikut.
Jika
2-5
y > 0,
maka
(ln y)’ = y’/y.
Jika
y < 0
maka
–y > 0 sehingga
(ln(-y))’ = -y’/(-y)
= y’/y.
Karena
y = |y|
jika
y > 0
dan
–y = |y|
jika
y < 0,
maka terbukti bahwa
(ln|y|)’ = y’/y.
Lebih lanjut, dari (4) diperoleh
|y| = .1
2
cx
e +−
Kita mengetahui bahwa
2-6
ea+b
= ea
eb
.
Dengan memilih
ec1
= c
jika
y > 0 dan
ec1
= -c
jika
y < 0,
maka akan diperoleh
Selesaian ini menyatakan keluarga kurva berbentuk lonceng. Untuk kasus
c = 0,
diperoleh selesaian
y ≡ 0.
2-7
y
Gambar Selesaian PD y’ = -2xy
2.2 Reduksi ke Bentuk Terpisah
Ada beberapa PD orde satu yang tidak terpisah, tetapi dengan melakukan perubahan
variabel, kita bisa mengubahnya menjadi PD terpisah. Ini berlaku untuk persamaan
yang berbentuk
(5) y’ = g(y/x),
di mana g suatu fungsi (y/x) yang diketahui, seperti
(y/x)3
,
sin(y/x)
dan sebagainya.
Bentuk persamaan ini menyarankan kepada kita untuk mengambil substitusi
y/x = u,
dengan tetap mengingat bahwa y dan u merupakan fungsi dari x.
Jadi
y = ux.
x
2-8
Dengan penurunan diperoleh
(6) y’ = u + u’x.
Dengan memasukkan (6) dalam persamaan (5) dan mengingat bahwa
g(y/x) = g(u)
diperoleh
u + u’x = g(u).
Sekarang kita bisa melakukan pemisahan variabel u dan x dan diperoleh
.
)( x
dx
uug
du
=
−
Jika diintegralkan dan kemudian disubstitusikan kembali u dengan y/x akan diperoleh
selesaian (5).
Contoh 4
Selesaikan PD:
2xyy’ - y2
+ x2
= 0.
Penyelesaian:
Pembagian dengan x2
, menghasilkan
.01'2
2
=+





−
x
y
y
x
y
Jika diambil
u = y/x,
dengan (6) persamaan menjadi
2u(u + u’x) - u2
+ 1 = 0 atau
2xuu’ + u2
+ 1 = 0.
2-9
Dengan pemisahan variabel akan diperoleh
.
1
2
2
x
dx
u
udu
−=
+
Jika diintegralkan diperoleh
ln(1 + u2
) = -ln|x| + c*
atau
1 + u2
= c/x.
Dengan mengganti kembali u dengan y/x, diperoleh
x2
+ y2
= cx atau
(x - c/2)2
+ y2
= c2
/4.
Contoh 5
Selesaikan PD:
(2x - 4y + 5)y’ + x - 2y + 3 = 0.
Penyelesaian.
Ambil
x - 2y = v,
maka
y’ = ½(1 - v’)
dan persamaan menjadi
(2v + 5)v’ = 4v + 11.
Dengan pemisahan variabel dan pengintegralan diperoleh
.2114ln
4
1
dan2
114
1
1
1cxvv
dxdv
v
+=+−
=





+
−
2-10
Karena
v = x - 2y,
kita bisa menuliskan
-4x - 8y + ln|4x - 8y + 11| + c = 0.
Latihan 2.
Selesaikan:
1. xy’ = x + y
2. x2
y’ = x2
– xy + y2
3. xy’ = y + x2
sec(y/x)
4. xy’ = y + x5
ex
/4y3
.
Gunakan Transformasi yang diberikan dan selesaikan PD-nya:
5. xy’ = e-xy
- y (xy = v)
6. y’ = (y-x)2
(y-x = v)
7.
5
1
'
+−
+−
=
xy
xy
y (y-x = v).
Kunci Jawaban Latihan 2.2
1. y = x(lnx+C)
2.
Cxln
x
xy
+
−=
3. y =x(arcsinx+C)
5.
x
Cxln
y
−
=
7. 0Cx6)xy(52)xy(
2
1
=+−−+−
2-11
2.3 Persamaan Diferensial Eksak
Suatu PD orde satu yang berbentuk
(7) M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0
disebut PD eksak jika ruas kirinya adalah diferensial total atau diferensial eksak
(8) dy
y
u
dx
x
u
du
∂
∂
+
∂
∂
=
dari suatu fungsi u(x,y). Maka PD (7) dapat ditulis dengan
du = 0.
Dengan pengintegralan akan diperoleh selesaian umum dari (1) yang berbentuk
(9) u(x,y) = c.
Dengan membandingkan (7) dan (8) kita mengetahui bahwa (7) adalah PD eksak jika
ada suatu fungsi u(x,y) sedemikian hingga
(10) (a) M
x
u
=
∂
∂
(b) .N
y
u
=
∂
∂
Misal M dan N terdefinisikan dan mempunyai turunan parsial pertama yang kontinu
dalam suatu daerah di bidang xy yang batas-batasnya berupa kurva tutup yang tidak
mempunyai irisan mandiri (self-intersections). Maka dari (10) diperoleh
.
,
2
2
yx
u
x
N
xy
u
y
M
∂∂
∂
=
∂
∂
∂∂
∂
=
∂
∂
2-12
Dengan asumsi kontinuitas, maka dua turunan kedua di atas adalah sama. Jadi
(11) .
x
N
y
M
∂
∂
=
∂
∂
Syarat ini bukan hanya perlu tetapi juga cukup untuk Mdx+Ndy menjadi diferensial
total.
Jika (7) eksak, maka fungsi u(x,y) dapat ditemukan dengan perkiraan atau dengan
cara sistematis seperti berikut. Dari (10a) dengan pengintegralan terhadap x
diperoleh
(12) u = ∫ + );(ykMdx
dalam pengintegralan ini, y dipandang sebagai suatu konstan, dan k(y) berperan
sebagai konstan integrasi. Untuk menentukan k(y), kita turunkan ∂u/∂y dari (12),
gunakan (10b) untuk mendapatkan dk/dy, dan integralkan.
Rumus (12) diperoleh dari (10a). Secara sama kita bisa menggunakan rumus
(10b) untuk mendapatkan rumus (12*) yang mirip dengan (12) yaitu
(12*) u = ∫ + ).x(lNdy
Untuk menentukan l(x) kita turunkan ∂u/∂x dari (12*), gunakan (10a) untuk
mendapatkan dl/dx, dan intergralkan.
Contoh 6
Selesaikan
xy’ + y + 4 = 0.
Penyelesaian.
Persamaan di atas ditulis dalam bentuk (7), yaitu
(y+4)dx + xdy = 0.
Kita lihat bahwa
2-13
M = y+4, dan
N = x.
Jadi (11) dipenuhi, sehingga persamaannya adalah eksak.
Dari (12*) diperoleh
u = ∫ + ).x(lNdy
= ∫ + ).x(lxdy
= xy+l(x).
Untuk menentukan l(x), rumus di atas diturunkan terhadap x dan gunakan rumus
(10a) untuk mendapatkan
.4y
M
dx
dl
y
x
u
+=
=
+=
∂
∂
Jadi
dl/dx = 4, atau
l = 4x+c*.
Jadi selesaian umum PD berbentuk
u = xy+l(x)
= xy+4x+c*
= konstan.
Pembagian dengan x menghasilkan
y = c/x+4.
2-14
Catatan:
Persamaan di atas bisa ditulis menjadi
ydx + xdy = -4dx.
Ruas kiri adalah diferensial total dari xy, yaitu d(xy), sehingga jika diintegralkan akan
diperoleh xy = -4x+c, yang sama dengan penyelesaian dengan menggunakan metode
sistematis.
Contoh 7
Selesaikan PD:
2xsin3ydx + (3x2
cos3y+2y)dy = 0.
Penyelesaian.
Dengan (11) terbukti bahwa PDnya eksak.
Dari (12) diperoleh
u = ∫2xsin3ydx+k(y)
= x2
sin3y+k(y).
Jika diturunkan terhadap y diperoleh
.y2y3cos2x3
dy
dk
y3cos2x3
y
u
+=
+=
∂
∂
Jadi
*c2yk
,y2
dy
dk
+=
=
.
Selesaian umumnya adalah u = konstan atau
2-15
x2
sin3y + y2
= c.
Perhatikan!
Metode kita memberikan selesaian dalam bentuk implisit
u(x,y) = c = konstan,
bukan dalam bentuk eksplisit y = f(x).
Untuk mengeceknya, kita turunkan u(x,y) = c secara implisit. Dan dilihat apakah
akan menghasilkan
dy/dx = -M/N atau
Mdx + Ndy = 0,
seperti persamaan semula atau tidak.
Contoh 8. Kasus tidak eksak
Perhatikan PD
ydx-xdy=0.
Terlihat bahwa
M=y dan N=-x
sehingga
∂M/∂y = 1
tetapi
∂N/∂x=-1.
Jadi PDnya tidak eksak. Dalam kasus demikian metode kita tidak berlaku: dari (12),
u = ∫Mdx+k(y)
= xy+k(y),
2-16
sehingga
∂u/∂y = x+k’(y).
Ini harus sama dengan
N=-x.
Hal ini tidak mungkin, karena k(y) hanya fungsi dari y saja. Jika digunakan (12*)
juga akan menghasilkan hal yang sama. Untuk menyelesaikan PD tak eksak yang
demikian ini diperlukan metode yang lain.
Jika suatu PD itu eksak, maka kita bisa mengubah menjadi tak eksak dengan
membagi dengan suatu fungsi tertentu. Sebagai contoh,
xdx+ydy=0
adalah PD eksak, tetapi dengan membagi dengan y akan diperoleh PD tak eksak
x/ydx+dy=0.
Demikian juga suatu PD tak eksak, mungkin bisa diubah menjadi eksak dengan
dibagi/dikalikan dengan suatu fungsi tertentu (yang cocok). Metode ini akan dibahas
dalam pasal berikutnya.
Latihan 2.3
Tunjukkan bahwa PD berikut eksak dan tentukan selesaian umumnya
1. (x+2y)dx + (y2
+2x)dy = 0
2. 2y(x-y)dx + x(x-4y)dy = 0
3. (xsiny-y2
)dy – cosy dx = 0
4. (3+y+2y2
sin2
x)dx – (ysin2x-2xy-x)dy = 0
5. xcos(xy)dy + (2x+ycos(xy))dx = 0
6. (xey
-e2y
)dy + (ey
-x)dx = 0
7. (xcosy-x2
)dy + (sinx-2xy+x2
)dx = 0.
2-17
2.4 Faktor Integral
Persamaan Differensial:
y-1
dx+2xdy = 0
adalah tak eksak, tetapi jika dikalikan dengan
F(x,y) = y/x,
diperoleh PD eksak:
x-1
dx+2ydy = 0,
yang jika diselesaikan dengan metode kita, diperoleh
lnx+y2
= c.
Hal ini mengilustrasikan bahwa kadang-kadang suatu PD berbentuk
(13) P(x,y)dx+Q(x,y)dy = 0,
adalah tidak eksak, tetapi bisa dibuat eksak dengan mengalikan dengan fungsi (yang
cocok) yang berbentuk
F(x,y) (≡ 0).
Fungsi ini disebut faktor integrasi dari (13). Berdasarkan pengalaman, faktor
integrasi bisa diperoleh dengan melakukan pemeriksaan. Untuk ini perlu diingat
beberapa diferensial seperti dalam contoh 9 berikut. Dalam kasus-kasus khusus yang
penting, faktor integrasi dapat ditentukan dengan cara yang sistematis, sebagaimana
kita lihat berikut ini.
Contoh 9
Selesaikan:
xdy-ydx = 0.
Penyelesaian.
2-18
PD di atas adalah bukan PD eksak. Suatu faktor integrasi yang cocok adalah F =
1/x2
, sehingga diperoleh
F(x)(xdy-ydx) = .cxy,
x
y
d
x
ydxxdy
==





=
−
0
2
Contoh 10
Tentukan faktor-faktor integrasi yang lain dari PD pada contoh 9.
Penyelesaian.
Karena
,arctan
,ln
,
22
2
yx
ydxxdy
x
y
d
xy
ydxxdy
x
y
d
y
xdyydx
x
y
d
+
−
=





−
=





−
=





maka fungsi-fungsi
1/y2
,
1/xy, dan
1/(x2
+y2
)
adalah faktor-faktor integrasi dari PD di atas. Penyelesaian yang bersesuaian dengan
faktor-faktor integral itu berturut-turut adalah:
x/y=c,
ln(y/x)=c, dan
arctan(y/x)=c.
Ketiga penyelesaian di atas secara esensial adalah sama karena masing-masing
menyatakan keluarga garis lurus yang melalui titik asal.
2-19
Contoh di atas mengilustrasikan bahwa, jika kita mempunyai satu faktor integral F
dari PD (9), kita selalu dapat memperoleh faktor-faktor integral yang lainnya. Karena
FPdx+FQdy
adalah diferensial du untuk suatu fungsi u, dan untuk sebarang H(u), diferensial yang
lain adalah
H(FPdx+Fqdy) = H(u)du.
Ini menunjukkan bahwa
H(u)F(x,y)
adalah faktor integrasi yang lain dari (9).
Jika F(x,y) faktor integrasi dari (9), maka
FPdx+FQdy = 0
Adalah suatu PD eksak. Jadi syarat keeksakan
∂M/∂y = ∂N/∂x
menjadi
(14) ).FQ(
x
)FP(
y ∂
∂
=
∂
∂
Hal ini lebih komplek daripada jika persamaan (13) diselesaikan sehingga kurang
praktis. Tetapi kita akan mengamati suatu faktor integral yang hanya bergantung
pada satu variabel, katakan x. Jadi (14) menjadi
.
x
Q
FQ
dx
dF
y
P
F
∂
∂
+=
∂
∂
Dengan membagi dengan FQ dan pengurutan kembali, diperoleh
(15) .
x
Q
y
P
Qdx
dF
F 





∂
∂
−
∂
∂
=
11
2-20
Ini membuktikan:
Teorema 1 (Faktor integrasi hanya bergantung pada satu variabel)
(a). Jika (13) sedemikian hingga ruas kanan dari (15) hanya bergantung pada x,
maka (13) mempunyai suatu faktor integrasi F(x), yang diperoleh dengan
menyelesaikan (15).
(b). Jika (13) sedemikian hingga (∂Q/∂x-∂P/∂y)/P hanya bergantung pada y, maka
(13) mempunyai suatu faktor integrasi F(y), yang diperoleh dengan
menyelesaikan 





∂
∂
−
∂
∂
=
y
P
x
Q
Pdy
dF
F
11
.
Contoh 11. Faktor integral F(x)
Selesaikan
(16) (4x+3y2
)dx + 2xydy = 0.
Penyelesaian.
P = 4x+3y2
,
maka
∂P/∂y=6y.
Q = 2xy,
maka
∂Q/∂x = 2y.
Karena
∂P/∂y ≠ ∂Q/∂x
maka bukan PD eksak. Ruas kanan dari (3) adalah
(6y-2x)/(2xy) = 2/x,
2-21
yang hanya fungsi dari x saja, sehingga (16) mempunyai suatu faktor integrasi F(x).
Dengan (15),
.)(
,ln2ln
,
21
2
xxF
xF
xdx
dF
F
=
=
=
Kalikan (16) dengan x2
, diperoleh PD eksak
4x3
dx+(3x2
y2
dx+2x3
ydy) = 0.
Selesaian PD eksak ini adalah
x4
+x3
y2
= c.
Penerapan yang terpenting dalam metode faktor integral adalah dalam penyelesaian
PD linier, yaitu PD yang berbentuk
y’ + p(x)y = r(x).
Latihan 2.4
Tunjukkan bahwa fungsi yang diberikan adalah suatu faktor integrasi dan selesaikan
PD nya:
1. 2ydx+xdy = 0, x
2. sinydx+cosydy=0, 1/x2
3. y2
dx+(1+xy)dy=0, exy
Tentukan suatu faktor integral yang sesuai dan selesaikan PD-nya:
4. 2dx-ey-x
dy = 0
5. (y+1)dx-(x+1)dy = 0
Gunakan Teorema 1 dan selesaikan PD-nya
6. cosxdx+sinxdy = 0
2-22
7. (3xey
+2y)dx+(x2
ey
+x)dy = 0.
Kunci Jawaban Latihan 2.4
4. Faktor integral: f(x) = ex
,
Selesaian : 2ex
-ey
=C
5. Faktor integral: f(x) = (1+x)-2
Selesaian: C(x+1)-y=0
7. Faktor integral: f(x) = x
Selesaian: x3
ey
+x2
y=C
2.5 PD Linier orde satu
PD orde satu dikatakan linier jika dapat ditulis dalam bentuk
(17) y’ + p(x)y = r(x),
dimana p dan r fungsi-fungsi x yang kontinu pada suatu interval.
Jika r(x)≡0, maka disebut PD linier homogen, jika tidak demikian maka disebut
nonhomogen. Selesaian untuk PD homogen
(18) y’ + p(x)y = 0,
mudah dicari dengan pemisahan variabel:
dy/y = -p(x)dx sehingga
lny= -∫p(x)dx+c*
atau
(19) y(x) = ce-∫p(x)dx
(c=±ec*
jika y ≥ 0);
2-23
disini kita bisa memilih c=0 yang bersesuaian dengan selesaian y ≡ 0.
Untuk selesaian PD nonhomogen (17), kita bisa menuliskan dalam bentuk
(py-r)dx+dy = 0.
Ini berbentuk
Pdx+Qdy = 0, dimana
P=py-r dan Q=1.
Jadi (19) tinggal menjadi
).x(p
dx
dF
F
=
1
Teorema 1 mengakibatkan bahwa faktor integral F(x) hanya bergantung pada x.
Dengan pemisahan variabel dan pengintegralan diperoleh:
dF/F = pdx,
lnF=∫p(x)dx.
Jadi
F(x) = eh(x)
dimana
h(x) = ∫p(x)dx.
Dari sini,
h’ = p.
Jadi (17) dikalikan dengan F = eh
dapat ditulis
eh
(y’+h’y) = eh
r.
Tetapi dengan dalil rantai :
(eh
y)’ = eh
y’+eh
h’
y,
sehingga
2-24
(eh
y)’ = eh
r.
Dengan pengintegralan, diperoleh
eh
y = ∫eh
rdx+c.
Jika kedua rusuk dibagi dengan eh
, diperoleh:
(20) y(x) = e-h
[∫eh
rdx+c],
h = ∫p(x)dx.
Ini menyatakan selesaian umum dari (17) dalam bentuk suatu integral.
Contoh 12
Selesaikan PD linier
y’-y = e2x
.
Penyelesaian.
Di sini
P = -1, r = e2x
, h = ∫pdx = -x
Dan dari (20) diperoleh selesaian umum
y(x) = ex
[∫e-x
e2x
dx+c]
= ex
[ex
+c]
= cex
+e2x
.
Cara yang lain, kita kalikan persamaannya dengan eh
=e-x
, sehingga diperoleh
(y’-y)e-x
= (ye-x
)’
= e2x
e-x
= ex
integralkan kedua ruas untuk mendapatkan selesaian yang sama dengan yang di atas:
2-25
ye-x
= ex
+c, sehingga
y = e2x
+cex
.
Contoh 13
Selesaikan
xy’+y+4 = 0.
Penyelesaian.
Persamaan ditulis dalam bentuk (17):
y’+(1/x)y = -4/x.
Jadi
p = 1/x, r = -4/x,
sehingga
h = ∫pdx
= lnx,
eh
= x,
e-h
= 1/x.
Dari sini, dengan (20) diperoleh selesaian umum:
y(x) = 1/x[∫x(-4/x)dx+c]
= c/x-4,
Cocok dengan contoh 12.
Latihan 5
Selesaikan PD linier orde satu
2-26
1. y’+(2x-1)y = xy2
+(x-1)
2. y’+(2x4
-1/x))y = x3
y2
+x5
3. y’-2y/x = -y2
/x+x2
4. y’+(2-1/x)y = y2
-2/x
5. y’+2y+y2
=0.
2-27
RINGKASAN BAB II
PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU
2.1 Persamaan diferensial terpisah
Bentuk :
g(y) dy = f(x) dx.
Selesaian:
∫ ∫ += .)()( cdxxfdyyg
2.2 Reduksi ke Bentuk Terpisah
Persamaan tak terpisah yang berbentuk
y’ = g(y/x),
di mana g suatu fungsi (y/x) yang diketahui, dapat diubah menjadi terpisah dengan
substitusi
y/x = u,
sehingga menjadi bentuk terpisah
.
)( x
dx
uug
du
=
−
2-28
2.4 Persamaan Diferensial Eksak
Suatu PD orde satu yang berbentuk
M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0
disebut PD eksak jika memenuhi
.
x
N
y
M
∂
∂
=
∂
∂
Jika tidak demikian, maka disebut PD tak eksak.
Selesaiannya berbentuk
u(x,y) = c,
dimana
u = ∫ + );(ykMdx
dengan k(y) suatu fungsi dari y saja. Untuk menentukan k(y), kita turunkan ∂u/∂y
gunakan kesamaan ∂u/∂y = N(x,y) untuk mendapatkan dk/dy, kemudian integralkan.
Secara sama, u dapat ditentukan dengan
u = ∫ + ).x(lNdy
Untuk menentukan l(x) kita turunkan ∂u/∂x dan gunakan kesamaan ∂u/∂x = M(x,y)
untuk mendapatkan dl/dx, kemudian intergralkan.
Jika suatu PD itu eksak, maka kita bisa mengubah menjadi tak eksak dengan
membagi dengan suatu fungsi tertentu. Sebagai contoh,
xdx+ydy=0
adalah PD eksak, tetapi dengan membagi dengan y akan diperoleh PD tak eksak
x/ydx+dy=0.
2-29
Demikian juga suatu PD tak eksak, mungkin bisa diubah menjadi eksak dengan
dibagi/dikalikan dengan suatu fungsi tertentu (yang cocok).
2.4 Faktor Integral
PD tidak eksak
P(x,y)dx+Q(x,y)dy = 0,
bisa dibuat eksak dengan mengalikan dengan fungsi (yang cocok) yang berbentuk
F(x,y) (≡ 0).
Fungsi ini disebut faktor integrasi.
(15) .
x
Q
y
P
Qdx
dF
F 





∂
∂
−
∂
∂
=
11
Teorema 1 (Faktor integrasi hanya bergantung pada satu variabel)
Jika P(x,y)dx+Q(x,y)dy = 0 suatu PD tak eksak sedemikian hingga:
(a). .
1






∂
∂
−
∂
∂
x
Q
y
P
Q
hanya bergantung pada x saja, maka faktor integrasi F(x) dari
PD tersebut hanya bergantung pada x saja, yaitu
F(x) =
dx
x
Q
y
P
Q
e






∂
∂
−
∂
∂
∫
1
(b). (∂Q/∂x-∂P/∂y)/P hanya bergantung pada y, maka faktor integrasi F(y) dari PD
tersebut hanya bergantung pada y saja yaitu
dy
y
P
x
Q
P
eyF






∂
∂
−
∂
∂
∫
=
1
)( .
2-30
2.5 PD Linier orde satu
Bentuk umum PD orde satu linier :
y’ + p(x)y = r(x),
dimana p dan r fungsi-fungsi x yang kontinu pada suatu interval.
Jika r(x)≡0, maka disebut PD linier homogen, jika tidak demikian maka disebut
nonhomogen.
Selesaian umum PD homogen
y’ + p(x)y = 0,
adalah
y(x) = ce-∫p(x)dx
Selesaian umum PD nonhomogen
y’ + p(x)y = r(x),
adalah
y(x) = e-h
[∫eh
rdx+c],
dengan
h = ∫p(x)dx.

More Related Content

What's hot

DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATyuni dwinovika
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierSartiniNuha
 
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1el sucahyo
 
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Khubab Basari
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantaiSenat Mahasiswa STIS
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grupwahyuhenky
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangokti agung
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Maya Umami
 
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKMakalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKRaden Ilyas
 

What's hot (20)

Persamaan diferensial
Persamaan diferensialPersamaan diferensial
Persamaan diferensial
 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
 
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
 
Soal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanSoal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaan
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
 
ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidang
 
Contoh ruang metrik
Contoh ruang metrikContoh ruang metrik
Contoh ruang metrik
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
 
deret kuasa
deret kuasaderet kuasa
deret kuasa
 
Modul 7 basis dan dimensi
Modul 7 basis dan dimensiModul 7 basis dan dimensi
Modul 7 basis dan dimensi
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKMakalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
 

Viewers also liked

Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamadwiprananto
 
FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)
FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)
FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)Dyas Arientiyya
 
soal soal faktor integrasi yang bergantung pada (xy) dan (x+y)
soal soal faktor integrasi yang bergantung pada (xy) dan (x+y)soal soal faktor integrasi yang bergantung pada (xy) dan (x+y)
soal soal faktor integrasi yang bergantung pada (xy) dan (x+y)Dyas Arientiyya
 
Makalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan DiferensialMakalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan DiferensialIndah Wijayanti
 
Makalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensialMakalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensialnafis_apis
 
Modul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satuModul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satuDhifa Tasrif
 
Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial ParsialRose Nehe
 
Kalkulus diferensial
Kalkulus diferensialKalkulus diferensial
Kalkulus diferensialdina_usiani
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Jamil Sirman
 
KALKULUS IV - Persamaan Diferensial Linear
KALKULUS IV - Persamaan Diferensial LinearKALKULUS IV - Persamaan Diferensial Linear
KALKULUS IV - Persamaan Diferensial LinearMellya Silaban
 
Kuliah 3 matematika teknik i
Kuliah 3 matematika teknik iKuliah 3 matematika teknik i
Kuliah 3 matematika teknik iSamuel Bojes
 
Persamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasaPersamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasaChoirur Zhy
 
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012Usman Usman
 
Materi Kuliah Matematika Teknik I
Materi Kuliah Matematika Teknik IMateri Kuliah Matematika Teknik I
Materi Kuliah Matematika Teknik IMario Yuven
 
Soal dan Pembahasan INTEGRAL
Soal dan Pembahasan INTEGRALSoal dan Pembahasan INTEGRAL
Soal dan Pembahasan INTEGRALNurul Shufa
 
Sma kelas1 fisika_triwidodo
Sma kelas1 fisika_triwidodoSma kelas1 fisika_triwidodo
Sma kelas1 fisika_triwidodoSyaRi EL-nahLy
 

Viewers also liked (20)

Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
 
FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)
FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)
FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)
 
soal soal faktor integrasi yang bergantung pada (xy) dan (x+y)
soal soal faktor integrasi yang bergantung pada (xy) dan (x+y)soal soal faktor integrasi yang bergantung pada (xy) dan (x+y)
soal soal faktor integrasi yang bergantung pada (xy) dan (x+y)
 
Persamaan differensial-biasa
Persamaan differensial-biasaPersamaan differensial-biasa
Persamaan differensial-biasa
 
Makalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan DiferensialMakalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan Diferensial
 
persamaan diferensial
 persamaan diferensial  persamaan diferensial
persamaan diferensial
 
15. soal soal diferensial
15. soal soal diferensial15. soal soal diferensial
15. soal soal diferensial
 
Makalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensialMakalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensial
 
Modul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satuModul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satu
 
Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial Parsial
 
Kalkulus diferensial
Kalkulus diferensialKalkulus diferensial
Kalkulus diferensial
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1
 
Pemisahan variabel
Pemisahan variabelPemisahan variabel
Pemisahan variabel
 
KALKULUS IV - Persamaan Diferensial Linear
KALKULUS IV - Persamaan Diferensial LinearKALKULUS IV - Persamaan Diferensial Linear
KALKULUS IV - Persamaan Diferensial Linear
 
Kuliah 3 matematika teknik i
Kuliah 3 matematika teknik iKuliah 3 matematika teknik i
Kuliah 3 matematika teknik i
 
Persamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasaPersamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasa
 
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
 
Materi Kuliah Matematika Teknik I
Materi Kuliah Matematika Teknik IMateri Kuliah Matematika Teknik I
Materi Kuliah Matematika Teknik I
 
Soal dan Pembahasan INTEGRAL
Soal dan Pembahasan INTEGRALSoal dan Pembahasan INTEGRAL
Soal dan Pembahasan INTEGRAL
 
Sma kelas1 fisika_triwidodo
Sma kelas1 fisika_triwidodoSma kelas1 fisika_triwidodo
Sma kelas1 fisika_triwidodo
 

Similar to Persamaan diferensial

Modul persamaan diferensial
Modul persamaan diferensialModul persamaan diferensial
Modul persamaan diferensialAwatifAtif
 
makalah diferensial tugas akhir matematika
makalah diferensial tugas akhir matematikamakalah diferensial tugas akhir matematika
makalah diferensial tugas akhir matematikaRanggaPurnama3
 
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-keduaPersamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-keduadwiprananto
 
Persamaan differensial
Persamaan differensialPersamaan differensial
Persamaan differensialSyifhaHasipah
 
Sistem persamaan linier dua variabel (spdlv)
Sistem persamaan linier dua variabel (spdlv)Sistem persamaan linier dua variabel (spdlv)
Sistem persamaan linier dua variabel (spdlv)Maskurinhs Maskurinhs
 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iiFaried Doank
 
Modul 5 residu kuadratis
Modul 5   residu kuadratisModul 5   residu kuadratis
Modul 5 residu kuadratisAcika Karunila
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantineAcika Karunila
 
PD orde2 Homogen
PD orde2 HomogenPD orde2 Homogen
PD orde2 Homogenunesa
 
PPT - Sistem Persamaan Linear.ppt
PPT - Sistem Persamaan Linear.pptPPT - Sistem Persamaan Linear.ppt
PPT - Sistem Persamaan Linear.pptSitiSri4
 
Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linearkusnadiyoan
 
1 konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
1   konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 11   konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
1 konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1Ariy Anto
 

Similar to Persamaan diferensial (20)

Bab iii mtk 1
Bab iii mtk 1Bab iii mtk 1
Bab iii mtk 1
 
Modul persamaan diferensial
Modul persamaan diferensialModul persamaan diferensial
Modul persamaan diferensial
 
Integral
IntegralIntegral
Integral
 
makalah diferensial tugas akhir matematika
makalah diferensial tugas akhir matematikamakalah diferensial tugas akhir matematika
makalah diferensial tugas akhir matematika
 
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-keduaPersamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
 
Persamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasaPersamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasa
 
Pert10_PD_niken.pdf
Pert10_PD_niken.pdfPert10_PD_niken.pdf
Pert10_PD_niken.pdf
 
Persamaan differensial
Persamaan differensialPersamaan differensial
Persamaan differensial
 
Sistem persamaan linier dua variabel (spdlv)
Sistem persamaan linier dua variabel (spdlv)Sistem persamaan linier dua variabel (spdlv)
Sistem persamaan linier dua variabel (spdlv)
 
persamaan differensial
persamaan differensialpersamaan differensial
persamaan differensial
 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-ii
 
Modul 5 residu kuadratis
Modul 5   residu kuadratisModul 5   residu kuadratis
Modul 5 residu kuadratis
 
sasasada
sasasadasasasada
sasasada
 
Pers diff
Pers diffPers diff
Pers diff
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantine
 
Integral parsial
Integral parsialIntegral parsial
Integral parsial
 
PD orde2 Homogen
PD orde2 HomogenPD orde2 Homogen
PD orde2 Homogen
 
PPT - Sistem Persamaan Linear.ppt
PPT - Sistem Persamaan Linear.pptPPT - Sistem Persamaan Linear.ppt
PPT - Sistem Persamaan Linear.ppt
 
Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linear
 
1 konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
1   konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 11   konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
1 konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 

Persamaan diferensial

  • 1. 2-1 BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU Kompetensi Mahasiswa diharapkan: 1. Mengenali bentuk PD orde satu dengan variabel terpisah dan tak terpisah. 2. Dapat mengubah bentuk PD tak terpisah menjadi terpisah melalui transformasi variabel yang sesuai. 3. Menentukan keeksakan suatu PD orde satu. 4. Menyelesaikan persamaan differensial eksak dengan menggunakan metode yang sesuai. 5. Mengubah PD tak eksak menjadi eksak dengan mengalikannya dengan faktor integral yang hanya bergantung pada satu variabel. 6. Menentukan selesaian PD linier orde satu yang homogen dan tak homogen. Materi 1. Persamaan diferensial terpisah 2. Reduksi ke Bentuk Terpisah 3. Persamaan Diferensial Eksak 4. Faktor Integral 5. PD Linier orde satu
  • 2. 2-2 BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU Persamaan diferensial (PD) orde satu merupakan bentuk PD yang paling sederhana, karena hanya melibatkan turunan pertama dari suatu fungsi yang tidak diketahui. Jika dalam persamaan tersebut variabel bebas dan variabel tak bebasnya berada pada sisi yang berbeda dari tanda persamaannya, maka disebut PD yang terpisah dan untuk menentukan selesaiannya tinggal diintegralkan. Jika tidak demikian, maka disebut PD tak terpisah. Suatu PD orde satu yang tak terpisah biasanya dapat dengan mudah dijadikan PD terpisah melalui penggantian (substitusi) dari salah satu variabelnya. 2.1 Persamaan diferensial terpisah Banyak PD orde satu yang dapat direduksi ke dalam bentuk (1) g(y)y’ = f(x) dengan menggunakan manipulasi aljabar. Karena y’ = dy/dx, maka kita lebih sering menuliskan (1) sebagai (2) g(y) dy = f(x) dx. Karena dalam persamaan (2) variabel x dan y terpisah, yakni masing-masing berada pada sisi yang berlainan, maka persamaan (2) disebut PD variabel terpisah, atau secara singkat cukup dinamakan persamaan terpisah. Dengan melakukan pengintegralan pada dua sisinya, diperoleh (3) ∫ ∫ += .)()( cdxxfdyyg
  • 3. 2-3 Jika kita menganggap bahwa f dan g fungsi-fungsi yang kontinu, maka integral dalam (3) ada, dan dengan mengevaluasi integral ini kita dapat memperoleh selesaian persamaan (1). Contoh 1 Selesaikan PD: 9yy’ + 4x = 0. Penyelesaian: Dengan pemisahan variabel akan diperoleh 9y dy = -4x dx. Dengan pengintegralan pada masing-masing sisinya akan diperoleh selesaian umum: . 18 dengan, 49 atau2 2 9 1 22 1 22 c cc yx cxy ==+ +−= Selesaian ini menyatakan suatu keluarga ellips. Gambar Selesaian PD 9yy’ + 4x = 0. X y
  • 4. 2-4 Contoh 2 Selesaikan PD: y’ = 1 + y2 . Penyelesaian: Dengan pemisahan variabel dan pengintegralan akan diperoleh ).tan( ,arctan , 1 2 cxy cxy dx y dy += += = + Perlu diperhatikan bahwa kita harus menambahkan suatu konstanta integrasi setelah melakukan pengintegralan. Contoh 3 Selesaikan PD: y’ = -2xy. Penyelesaian: Dengan pemisahan variabel diperoleh ).0(,2 ≠−= yxdx y dy Pengintegralan menghasilkan (1) .ln 1 2 cxy +−= Untuk melakukan pengecekan ruas kiri diturunkan sebagai berikut. Jika
  • 5. 2-5 y > 0, maka (ln y)’ = y’/y. Jika y < 0 maka –y > 0 sehingga (ln(-y))’ = -y’/(-y) = y’/y. Karena y = |y| jika y > 0 dan –y = |y| jika y < 0, maka terbukti bahwa (ln|y|)’ = y’/y. Lebih lanjut, dari (4) diperoleh |y| = .1 2 cx e +− Kita mengetahui bahwa
  • 6. 2-6 ea+b = ea eb . Dengan memilih ec1 = c jika y > 0 dan ec1 = -c jika y < 0, maka akan diperoleh Selesaian ini menyatakan keluarga kurva berbentuk lonceng. Untuk kasus c = 0, diperoleh selesaian y ≡ 0.
  • 7. 2-7 y Gambar Selesaian PD y’ = -2xy 2.2 Reduksi ke Bentuk Terpisah Ada beberapa PD orde satu yang tidak terpisah, tetapi dengan melakukan perubahan variabel, kita bisa mengubahnya menjadi PD terpisah. Ini berlaku untuk persamaan yang berbentuk (5) y’ = g(y/x), di mana g suatu fungsi (y/x) yang diketahui, seperti (y/x)3 , sin(y/x) dan sebagainya. Bentuk persamaan ini menyarankan kepada kita untuk mengambil substitusi y/x = u, dengan tetap mengingat bahwa y dan u merupakan fungsi dari x. Jadi y = ux. x
  • 8. 2-8 Dengan penurunan diperoleh (6) y’ = u + u’x. Dengan memasukkan (6) dalam persamaan (5) dan mengingat bahwa g(y/x) = g(u) diperoleh u + u’x = g(u). Sekarang kita bisa melakukan pemisahan variabel u dan x dan diperoleh . )( x dx uug du = − Jika diintegralkan dan kemudian disubstitusikan kembali u dengan y/x akan diperoleh selesaian (5). Contoh 4 Selesaikan PD: 2xyy’ - y2 + x2 = 0. Penyelesaian: Pembagian dengan x2 , menghasilkan .01'2 2 =+      − x y y x y Jika diambil u = y/x, dengan (6) persamaan menjadi 2u(u + u’x) - u2 + 1 = 0 atau 2xuu’ + u2 + 1 = 0.
  • 9. 2-9 Dengan pemisahan variabel akan diperoleh . 1 2 2 x dx u udu −= + Jika diintegralkan diperoleh ln(1 + u2 ) = -ln|x| + c* atau 1 + u2 = c/x. Dengan mengganti kembali u dengan y/x, diperoleh x2 + y2 = cx atau (x - c/2)2 + y2 = c2 /4. Contoh 5 Selesaikan PD: (2x - 4y + 5)y’ + x - 2y + 3 = 0. Penyelesaian. Ambil x - 2y = v, maka y’ = ½(1 - v’) dan persamaan menjadi (2v + 5)v’ = 4v + 11. Dengan pemisahan variabel dan pengintegralan diperoleh .2114ln 4 1 dan2 114 1 1 1cxvv dxdv v +=+− =      + −
  • 10. 2-10 Karena v = x - 2y, kita bisa menuliskan -4x - 8y + ln|4x - 8y + 11| + c = 0. Latihan 2. Selesaikan: 1. xy’ = x + y 2. x2 y’ = x2 – xy + y2 3. xy’ = y + x2 sec(y/x) 4. xy’ = y + x5 ex /4y3 . Gunakan Transformasi yang diberikan dan selesaikan PD-nya: 5. xy’ = e-xy - y (xy = v) 6. y’ = (y-x)2 (y-x = v) 7. 5 1 ' +− +− = xy xy y (y-x = v). Kunci Jawaban Latihan 2.2 1. y = x(lnx+C) 2. Cxln x xy + −= 3. y =x(arcsinx+C) 5. x Cxln y − = 7. 0Cx6)xy(52)xy( 2 1 =+−−+−
  • 11. 2-11 2.3 Persamaan Diferensial Eksak Suatu PD orde satu yang berbentuk (7) M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0 disebut PD eksak jika ruas kirinya adalah diferensial total atau diferensial eksak (8) dy y u dx x u du ∂ ∂ + ∂ ∂ = dari suatu fungsi u(x,y). Maka PD (7) dapat ditulis dengan du = 0. Dengan pengintegralan akan diperoleh selesaian umum dari (1) yang berbentuk (9) u(x,y) = c. Dengan membandingkan (7) dan (8) kita mengetahui bahwa (7) adalah PD eksak jika ada suatu fungsi u(x,y) sedemikian hingga (10) (a) M x u = ∂ ∂ (b) .N y u = ∂ ∂ Misal M dan N terdefinisikan dan mempunyai turunan parsial pertama yang kontinu dalam suatu daerah di bidang xy yang batas-batasnya berupa kurva tutup yang tidak mempunyai irisan mandiri (self-intersections). Maka dari (10) diperoleh . , 2 2 yx u x N xy u y M ∂∂ ∂ = ∂ ∂ ∂∂ ∂ = ∂ ∂
  • 12. 2-12 Dengan asumsi kontinuitas, maka dua turunan kedua di atas adalah sama. Jadi (11) . x N y M ∂ ∂ = ∂ ∂ Syarat ini bukan hanya perlu tetapi juga cukup untuk Mdx+Ndy menjadi diferensial total. Jika (7) eksak, maka fungsi u(x,y) dapat ditemukan dengan perkiraan atau dengan cara sistematis seperti berikut. Dari (10a) dengan pengintegralan terhadap x diperoleh (12) u = ∫ + );(ykMdx dalam pengintegralan ini, y dipandang sebagai suatu konstan, dan k(y) berperan sebagai konstan integrasi. Untuk menentukan k(y), kita turunkan ∂u/∂y dari (12), gunakan (10b) untuk mendapatkan dk/dy, dan integralkan. Rumus (12) diperoleh dari (10a). Secara sama kita bisa menggunakan rumus (10b) untuk mendapatkan rumus (12*) yang mirip dengan (12) yaitu (12*) u = ∫ + ).x(lNdy Untuk menentukan l(x) kita turunkan ∂u/∂x dari (12*), gunakan (10a) untuk mendapatkan dl/dx, dan intergralkan. Contoh 6 Selesaikan xy’ + y + 4 = 0. Penyelesaian. Persamaan di atas ditulis dalam bentuk (7), yaitu (y+4)dx + xdy = 0. Kita lihat bahwa
  • 13. 2-13 M = y+4, dan N = x. Jadi (11) dipenuhi, sehingga persamaannya adalah eksak. Dari (12*) diperoleh u = ∫ + ).x(lNdy = ∫ + ).x(lxdy = xy+l(x). Untuk menentukan l(x), rumus di atas diturunkan terhadap x dan gunakan rumus (10a) untuk mendapatkan .4y M dx dl y x u += = += ∂ ∂ Jadi dl/dx = 4, atau l = 4x+c*. Jadi selesaian umum PD berbentuk u = xy+l(x) = xy+4x+c* = konstan. Pembagian dengan x menghasilkan y = c/x+4.
  • 14. 2-14 Catatan: Persamaan di atas bisa ditulis menjadi ydx + xdy = -4dx. Ruas kiri adalah diferensial total dari xy, yaitu d(xy), sehingga jika diintegralkan akan diperoleh xy = -4x+c, yang sama dengan penyelesaian dengan menggunakan metode sistematis. Contoh 7 Selesaikan PD: 2xsin3ydx + (3x2 cos3y+2y)dy = 0. Penyelesaian. Dengan (11) terbukti bahwa PDnya eksak. Dari (12) diperoleh u = ∫2xsin3ydx+k(y) = x2 sin3y+k(y). Jika diturunkan terhadap y diperoleh .y2y3cos2x3 dy dk y3cos2x3 y u += += ∂ ∂ Jadi *c2yk ,y2 dy dk += = . Selesaian umumnya adalah u = konstan atau
  • 15. 2-15 x2 sin3y + y2 = c. Perhatikan! Metode kita memberikan selesaian dalam bentuk implisit u(x,y) = c = konstan, bukan dalam bentuk eksplisit y = f(x). Untuk mengeceknya, kita turunkan u(x,y) = c secara implisit. Dan dilihat apakah akan menghasilkan dy/dx = -M/N atau Mdx + Ndy = 0, seperti persamaan semula atau tidak. Contoh 8. Kasus tidak eksak Perhatikan PD ydx-xdy=0. Terlihat bahwa M=y dan N=-x sehingga ∂M/∂y = 1 tetapi ∂N/∂x=-1. Jadi PDnya tidak eksak. Dalam kasus demikian metode kita tidak berlaku: dari (12), u = ∫Mdx+k(y) = xy+k(y),
  • 16. 2-16 sehingga ∂u/∂y = x+k’(y). Ini harus sama dengan N=-x. Hal ini tidak mungkin, karena k(y) hanya fungsi dari y saja. Jika digunakan (12*) juga akan menghasilkan hal yang sama. Untuk menyelesaikan PD tak eksak yang demikian ini diperlukan metode yang lain. Jika suatu PD itu eksak, maka kita bisa mengubah menjadi tak eksak dengan membagi dengan suatu fungsi tertentu. Sebagai contoh, xdx+ydy=0 adalah PD eksak, tetapi dengan membagi dengan y akan diperoleh PD tak eksak x/ydx+dy=0. Demikian juga suatu PD tak eksak, mungkin bisa diubah menjadi eksak dengan dibagi/dikalikan dengan suatu fungsi tertentu (yang cocok). Metode ini akan dibahas dalam pasal berikutnya. Latihan 2.3 Tunjukkan bahwa PD berikut eksak dan tentukan selesaian umumnya 1. (x+2y)dx + (y2 +2x)dy = 0 2. 2y(x-y)dx + x(x-4y)dy = 0 3. (xsiny-y2 )dy – cosy dx = 0 4. (3+y+2y2 sin2 x)dx – (ysin2x-2xy-x)dy = 0 5. xcos(xy)dy + (2x+ycos(xy))dx = 0 6. (xey -e2y )dy + (ey -x)dx = 0 7. (xcosy-x2 )dy + (sinx-2xy+x2 )dx = 0.
  • 17. 2-17 2.4 Faktor Integral Persamaan Differensial: y-1 dx+2xdy = 0 adalah tak eksak, tetapi jika dikalikan dengan F(x,y) = y/x, diperoleh PD eksak: x-1 dx+2ydy = 0, yang jika diselesaikan dengan metode kita, diperoleh lnx+y2 = c. Hal ini mengilustrasikan bahwa kadang-kadang suatu PD berbentuk (13) P(x,y)dx+Q(x,y)dy = 0, adalah tidak eksak, tetapi bisa dibuat eksak dengan mengalikan dengan fungsi (yang cocok) yang berbentuk F(x,y) (≡ 0). Fungsi ini disebut faktor integrasi dari (13). Berdasarkan pengalaman, faktor integrasi bisa diperoleh dengan melakukan pemeriksaan. Untuk ini perlu diingat beberapa diferensial seperti dalam contoh 9 berikut. Dalam kasus-kasus khusus yang penting, faktor integrasi dapat ditentukan dengan cara yang sistematis, sebagaimana kita lihat berikut ini. Contoh 9 Selesaikan: xdy-ydx = 0. Penyelesaian.
  • 18. 2-18 PD di atas adalah bukan PD eksak. Suatu faktor integrasi yang cocok adalah F = 1/x2 , sehingga diperoleh F(x)(xdy-ydx) = .cxy, x y d x ydxxdy ==      = − 0 2 Contoh 10 Tentukan faktor-faktor integrasi yang lain dari PD pada contoh 9. Penyelesaian. Karena ,arctan ,ln , 22 2 yx ydxxdy x y d xy ydxxdy x y d y xdyydx x y d + − =      − =      − =      maka fungsi-fungsi 1/y2 , 1/xy, dan 1/(x2 +y2 ) adalah faktor-faktor integrasi dari PD di atas. Penyelesaian yang bersesuaian dengan faktor-faktor integral itu berturut-turut adalah: x/y=c, ln(y/x)=c, dan arctan(y/x)=c. Ketiga penyelesaian di atas secara esensial adalah sama karena masing-masing menyatakan keluarga garis lurus yang melalui titik asal.
  • 19. 2-19 Contoh di atas mengilustrasikan bahwa, jika kita mempunyai satu faktor integral F dari PD (9), kita selalu dapat memperoleh faktor-faktor integral yang lainnya. Karena FPdx+FQdy adalah diferensial du untuk suatu fungsi u, dan untuk sebarang H(u), diferensial yang lain adalah H(FPdx+Fqdy) = H(u)du. Ini menunjukkan bahwa H(u)F(x,y) adalah faktor integrasi yang lain dari (9). Jika F(x,y) faktor integrasi dari (9), maka FPdx+FQdy = 0 Adalah suatu PD eksak. Jadi syarat keeksakan ∂M/∂y = ∂N/∂x menjadi (14) ).FQ( x )FP( y ∂ ∂ = ∂ ∂ Hal ini lebih komplek daripada jika persamaan (13) diselesaikan sehingga kurang praktis. Tetapi kita akan mengamati suatu faktor integral yang hanya bergantung pada satu variabel, katakan x. Jadi (14) menjadi . x Q FQ dx dF y P F ∂ ∂ += ∂ ∂ Dengan membagi dengan FQ dan pengurutan kembali, diperoleh (15) . x Q y P Qdx dF F       ∂ ∂ − ∂ ∂ = 11
  • 20. 2-20 Ini membuktikan: Teorema 1 (Faktor integrasi hanya bergantung pada satu variabel) (a). Jika (13) sedemikian hingga ruas kanan dari (15) hanya bergantung pada x, maka (13) mempunyai suatu faktor integrasi F(x), yang diperoleh dengan menyelesaikan (15). (b). Jika (13) sedemikian hingga (∂Q/∂x-∂P/∂y)/P hanya bergantung pada y, maka (13) mempunyai suatu faktor integrasi F(y), yang diperoleh dengan menyelesaikan       ∂ ∂ − ∂ ∂ = y P x Q Pdy dF F 11 . Contoh 11. Faktor integral F(x) Selesaikan (16) (4x+3y2 )dx + 2xydy = 0. Penyelesaian. P = 4x+3y2 , maka ∂P/∂y=6y. Q = 2xy, maka ∂Q/∂x = 2y. Karena ∂P/∂y ≠ ∂Q/∂x maka bukan PD eksak. Ruas kanan dari (3) adalah (6y-2x)/(2xy) = 2/x,
  • 21. 2-21 yang hanya fungsi dari x saja, sehingga (16) mempunyai suatu faktor integrasi F(x). Dengan (15), .)( ,ln2ln , 21 2 xxF xF xdx dF F = = = Kalikan (16) dengan x2 , diperoleh PD eksak 4x3 dx+(3x2 y2 dx+2x3 ydy) = 0. Selesaian PD eksak ini adalah x4 +x3 y2 = c. Penerapan yang terpenting dalam metode faktor integral adalah dalam penyelesaian PD linier, yaitu PD yang berbentuk y’ + p(x)y = r(x). Latihan 2.4 Tunjukkan bahwa fungsi yang diberikan adalah suatu faktor integrasi dan selesaikan PD nya: 1. 2ydx+xdy = 0, x 2. sinydx+cosydy=0, 1/x2 3. y2 dx+(1+xy)dy=0, exy Tentukan suatu faktor integral yang sesuai dan selesaikan PD-nya: 4. 2dx-ey-x dy = 0 5. (y+1)dx-(x+1)dy = 0 Gunakan Teorema 1 dan selesaikan PD-nya 6. cosxdx+sinxdy = 0
  • 22. 2-22 7. (3xey +2y)dx+(x2 ey +x)dy = 0. Kunci Jawaban Latihan 2.4 4. Faktor integral: f(x) = ex , Selesaian : 2ex -ey =C 5. Faktor integral: f(x) = (1+x)-2 Selesaian: C(x+1)-y=0 7. Faktor integral: f(x) = x Selesaian: x3 ey +x2 y=C 2.5 PD Linier orde satu PD orde satu dikatakan linier jika dapat ditulis dalam bentuk (17) y’ + p(x)y = r(x), dimana p dan r fungsi-fungsi x yang kontinu pada suatu interval. Jika r(x)≡0, maka disebut PD linier homogen, jika tidak demikian maka disebut nonhomogen. Selesaian untuk PD homogen (18) y’ + p(x)y = 0, mudah dicari dengan pemisahan variabel: dy/y = -p(x)dx sehingga lny= -∫p(x)dx+c* atau (19) y(x) = ce-∫p(x)dx (c=±ec* jika y ≥ 0);
  • 23. 2-23 disini kita bisa memilih c=0 yang bersesuaian dengan selesaian y ≡ 0. Untuk selesaian PD nonhomogen (17), kita bisa menuliskan dalam bentuk (py-r)dx+dy = 0. Ini berbentuk Pdx+Qdy = 0, dimana P=py-r dan Q=1. Jadi (19) tinggal menjadi ).x(p dx dF F = 1 Teorema 1 mengakibatkan bahwa faktor integral F(x) hanya bergantung pada x. Dengan pemisahan variabel dan pengintegralan diperoleh: dF/F = pdx, lnF=∫p(x)dx. Jadi F(x) = eh(x) dimana h(x) = ∫p(x)dx. Dari sini, h’ = p. Jadi (17) dikalikan dengan F = eh dapat ditulis eh (y’+h’y) = eh r. Tetapi dengan dalil rantai : (eh y)’ = eh y’+eh h’ y, sehingga
  • 24. 2-24 (eh y)’ = eh r. Dengan pengintegralan, diperoleh eh y = ∫eh rdx+c. Jika kedua rusuk dibagi dengan eh , diperoleh: (20) y(x) = e-h [∫eh rdx+c], h = ∫p(x)dx. Ini menyatakan selesaian umum dari (17) dalam bentuk suatu integral. Contoh 12 Selesaikan PD linier y’-y = e2x . Penyelesaian. Di sini P = -1, r = e2x , h = ∫pdx = -x Dan dari (20) diperoleh selesaian umum y(x) = ex [∫e-x e2x dx+c] = ex [ex +c] = cex +e2x . Cara yang lain, kita kalikan persamaannya dengan eh =e-x , sehingga diperoleh (y’-y)e-x = (ye-x )’ = e2x e-x = ex integralkan kedua ruas untuk mendapatkan selesaian yang sama dengan yang di atas:
  • 25. 2-25 ye-x = ex +c, sehingga y = e2x +cex . Contoh 13 Selesaikan xy’+y+4 = 0. Penyelesaian. Persamaan ditulis dalam bentuk (17): y’+(1/x)y = -4/x. Jadi p = 1/x, r = -4/x, sehingga h = ∫pdx = lnx, eh = x, e-h = 1/x. Dari sini, dengan (20) diperoleh selesaian umum: y(x) = 1/x[∫x(-4/x)dx+c] = c/x-4, Cocok dengan contoh 12. Latihan 5 Selesaikan PD linier orde satu
  • 26. 2-26 1. y’+(2x-1)y = xy2 +(x-1) 2. y’+(2x4 -1/x))y = x3 y2 +x5 3. y’-2y/x = -y2 /x+x2 4. y’+(2-1/x)y = y2 -2/x 5. y’+2y+y2 =0.
  • 27. 2-27 RINGKASAN BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU 2.1 Persamaan diferensial terpisah Bentuk : g(y) dy = f(x) dx. Selesaian: ∫ ∫ += .)()( cdxxfdyyg 2.2 Reduksi ke Bentuk Terpisah Persamaan tak terpisah yang berbentuk y’ = g(y/x), di mana g suatu fungsi (y/x) yang diketahui, dapat diubah menjadi terpisah dengan substitusi y/x = u, sehingga menjadi bentuk terpisah . )( x dx uug du = −
  • 28. 2-28 2.4 Persamaan Diferensial Eksak Suatu PD orde satu yang berbentuk M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0 disebut PD eksak jika memenuhi . x N y M ∂ ∂ = ∂ ∂ Jika tidak demikian, maka disebut PD tak eksak. Selesaiannya berbentuk u(x,y) = c, dimana u = ∫ + );(ykMdx dengan k(y) suatu fungsi dari y saja. Untuk menentukan k(y), kita turunkan ∂u/∂y gunakan kesamaan ∂u/∂y = N(x,y) untuk mendapatkan dk/dy, kemudian integralkan. Secara sama, u dapat ditentukan dengan u = ∫ + ).x(lNdy Untuk menentukan l(x) kita turunkan ∂u/∂x dan gunakan kesamaan ∂u/∂x = M(x,y) untuk mendapatkan dl/dx, kemudian intergralkan. Jika suatu PD itu eksak, maka kita bisa mengubah menjadi tak eksak dengan membagi dengan suatu fungsi tertentu. Sebagai contoh, xdx+ydy=0 adalah PD eksak, tetapi dengan membagi dengan y akan diperoleh PD tak eksak x/ydx+dy=0.
  • 29. 2-29 Demikian juga suatu PD tak eksak, mungkin bisa diubah menjadi eksak dengan dibagi/dikalikan dengan suatu fungsi tertentu (yang cocok). 2.4 Faktor Integral PD tidak eksak P(x,y)dx+Q(x,y)dy = 0, bisa dibuat eksak dengan mengalikan dengan fungsi (yang cocok) yang berbentuk F(x,y) (≡ 0). Fungsi ini disebut faktor integrasi. (15) . x Q y P Qdx dF F       ∂ ∂ − ∂ ∂ = 11 Teorema 1 (Faktor integrasi hanya bergantung pada satu variabel) Jika P(x,y)dx+Q(x,y)dy = 0 suatu PD tak eksak sedemikian hingga: (a). . 1       ∂ ∂ − ∂ ∂ x Q y P Q hanya bergantung pada x saja, maka faktor integrasi F(x) dari PD tersebut hanya bergantung pada x saja, yaitu F(x) = dx x Q y P Q e       ∂ ∂ − ∂ ∂ ∫ 1 (b). (∂Q/∂x-∂P/∂y)/P hanya bergantung pada y, maka faktor integrasi F(y) dari PD tersebut hanya bergantung pada y saja yaitu dy y P x Q P eyF       ∂ ∂ − ∂ ∂ ∫ = 1 )( .
  • 30. 2-30 2.5 PD Linier orde satu Bentuk umum PD orde satu linier : y’ + p(x)y = r(x), dimana p dan r fungsi-fungsi x yang kontinu pada suatu interval. Jika r(x)≡0, maka disebut PD linier homogen, jika tidak demikian maka disebut nonhomogen. Selesaian umum PD homogen y’ + p(x)y = 0, adalah y(x) = ce-∫p(x)dx Selesaian umum PD nonhomogen y’ + p(x)y = r(x), adalah y(x) = e-h [∫eh rdx+c], dengan h = ∫p(x)dx.