O slideshow foi denunciado.
Seu SlideShare está sendo baixado. ×

Obesitas .pptx

Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Próximos SlideShares
Chapter ii
Chapter ii
Carregando em…3
×

Confira estes a seguir

1 de 39 Anúncio

Mais Conteúdo rRelacionado

Semelhante a Obesitas .pptx (20)

Mais recentes (20)

Anúncio

Obesitas .pptx

  1. 1. ClinicalGynecology Endocrinology and Infertility 9th ed Leon Sperrof, MD and MarcA. Fritz, MD RonnyAdrian
  2. 2.  Hampir sepertiga dari penduduk dewasa Amerika menderita obesitas  66% dari wanita Amerika kelebihan berat badan (Overweight) bahkan obes (38%)  Meningkatnya kehidupan yang mapan + makanan berkalori tinggi  Obese  atherosclerosis, DM, Hiperkolesterol, hipertrigliserida, HT.
  3. 3.  Obesitas: berlebihnya simpanan trigliserida dlm sel lemak  berlebihnya lemak tubuh  Overweight: berat badan lebih (termasuk otot, tulang, lemak dan kandungan air tubuh) dari BB standar atau ideal  Prevalensi obesitas Wanita > Pria yang lebih besar dibanding pria.
  4. 4. BMI = Berat Badan (kg) tinggi badan2 (meter) Overweight : BMI 25-29,9 kg/cm2 Obesitas : > 30 kg/cm2
  5. 5.  3 fungsi utama jaringan adiposa: - Jaringan adiposa merupakan gudang penyimpanan energi - Lemak memberikan perlindungan terhadap trauma - Jaringan adiposa memainkan peranan dalam regulasi panas tubuh
  6. 6.  Tiap sel lemak dapat dianggap sebagai sebuah kumpulan trigliserida (bentuk konsentrat energi simpanan)  Total penyimpanan karbohidrat manusia dewasa pada jaringan dan cairan (sekitar 300cc) tidak mencukupi untuk kebutuhan energi antara jam makan.  Cadangan energi pada jaringan lemak memungkinkan kita untuk melakukan hal lain selain makan.
  7. 7. Glukosa menyediakan atom karbon dalam bentuk asetil coenzimA (asetil CoA) Glukosa menyediakan hidrogen untuk proses reduksi Glukosa merupakan sumber utama dari gliserofosfat
  8. 8.  The mechanism for mobilizing energy from fat involves various enzymes and neurohormonal agents
  9. 9. Leptin dan Gen Ob (Gen Lep pada manusia)  Lokasi pusat nafsu makan pada hipotalamus ditemukan pada 1940  Kata Leptin berasal dari Yunani “Leptos” yang berarti tipis. Leptin adalah 167-asam peptida amino yang disekresi oleh jaringan adiposa, yang beredar di darah terikat oleh protein, dan bekerja pada neuron susunan saraf pusat untuk mengatur perilaku makan dan keseimbangan energi.  Peptida yang dilepaskan dari lambung dan usus bekerja sebagai sinyal kenyang. Neuropeptida yang menghambat nafsu makan termasuk corticotropin-releasing hormone (CRH), neurotensin, dan siklo (HisPro), peptida yang berasal dari proteolisis dari thyrotropin releasing hormone.
  10. 10.  Ghrelin adalah hormon kompleks, bekerja menstimulasi pelepasan growth hormone.  Ghrelin berperan dalam pengaturan asupan makanan dan metabolisme energi, tetapi juga mempengaruhi tingkah laku dan tidur.  sasaran dari ghrelin adalah pusat pengaturan energi di hipothalamus.  Ghrelin adalah sinyal untuk menjaga energi dengan cara meningkatkan nafsu makan
  11. 11.  Ghrelin secara akut meningkatkan asupan makanan dan menyebabkan obesitas pada tikus.  Kadar sirkulasi ghrelin lebih rendah pada individual yang obese dan meningkat dengan puasa.  Kadar ghrelin lebih tinggi pada individu dengan anorexia, bulimia, atau kakeksia, perubahan ini berlawanan dengan pengaruh leptin.  Leptin (dan insulin) adalah sinyal untuk mengeluarkan energi (dipengaruhi kadar glukosa dalam sirkulasi)
  12. 12. Lingkaran Umpan Balik Fisiologis  Leptin mencetuskan hilangnya berat pada anak tikus akibat berkurangnya nafsu dan konsumsi makan serta peningkatan aktifitas serta produksi panas.  Leptin terletak di ventrikulus lateralis pada otak hewan pengerat yang menyebabkan berkurangnya berat badan, berhubungan dengan berkurangnya ekspresi dan sekresi neuropeptidaY (NPY).  Neuropeptida Y adalah 36-asam amino polipeptida yang merupakan stimulator kuat untuk makan.  NPY menstimulasi asupan makanan, mengurangi produksi panas, dan meningkatkan sekresi insulin dan kortisol.
  13. 13.  Dapat disimpulkan bahwa obesitas terjadi karena resistensi terhadap leptin.  Ini bisa terjadi karena permasalahan transport leptin kedalam otak, seperti ditunjukkan pada penelitian perbedaan kadar leptin antara individu obes dan kurus, lebih banyak ditemukan Leptin di dalam darah dibandingkan cairan serebrospinal pada individu obese.
  14. 14.  Turunnya berat badan pada orang obes dan kurus  berkurangnya leptin, insulin, dan peningkatan ghrelin.  Dengan berkurangnya berat dan lemak, leptin berkurang dan ghrelin meningkat, menyebabkan peningkatan nafsu makan dan berkurangnya energi. Hal ini baik jika terjadi saat seseorang sakit, tetapi tidak baik untuk seseorang yang kelebihan berat badan dan mencoba untuk menurunkannya.
  15. 15.  Kadar leptin dalam sirkulasi berhubungan dengan persentase lemak tubuh. Dengan kata lain peningkatan lemak tubuh meningkatkan ekspresi gen lep pada sel lemak.  Pengurangan 10% dari berat badan berhubungan dengan 53% pengurangan serum leptin. Ini dapat memicu usaha untuk menambah berat badan.
  16. 16.  Peningkatan berat badan sebanyak 10% berhubungan dengan 300% peningkatan serum leptin.  Tujuan dasarnya adalah untuk mempertahankan energi pada masa puasa dan mencegah terjadinya obesitas yang berlebihan.
  17. 17.  Defisiensi leptin dilaporkan pada dua anak Pakistan yang obes berat dan keduanya merupakan sepupu.  Selain lemak mereka yang tebal, serum leptin mereka sangat rendah dan studi biologi molekuler dari biopsi lemak menunjukkan hilangnya homozigous dari guanin tunggal pada gen leptin.  Anak-anak ini mempunyai berat lahir normal, tetapi secara cepat mulai bertambah berat badannya
  18. 18.  Beberapa observasi mendukung peran leptin dalam fisiologi reproduksi.  Pemberian leptin pada tikus akan mempercepat pubertas.  Kadar leptin meningkat pada anak laki-laki yang mengalami pubertas. Begitu juga kadar leptin saat malam hari meningkat pada monyet sebelum peningkatan sekresi LH malam hari.  Kadar leptin yang rendah ditemukan pada atlit dan pasien dengan anorexia dan pubertas yang terlambat.  Tikus ob/ob mengalami pertumbuhan seksual yang normal, tetapi akan tetap dalam kondisi prepubertas dan tidak pernah berovulasi; infertilitas dikembalikan dengan pemberian leptin. Presentasi serupa dan reaksi yang sama telah dilaporkan pada anak dengan defisiensi leptin kongenital.
  19. 19.  Kadar leptin lebih tinggi pada wanita dibanding pria, dan lebih tinggi pada wanita premenopause dibandingkan wanita postmenopause.  Saat pubertas sensitifitas terhadap leptin akan meningkat. Dari sudut pandang lain hubungan antara berkurangnya leptin saat pubertas karena tubuh butuh asupan makanan yang banyak untuk pertumbuhan dengan cara menurunkan sinyal kenyang.  Penurunan berat badan diketahui berhubungan dengan peningkatan respon adrenal dan pengurangan dari fungsi tiroid; perubahan endokrin ini, bersamaan dengan supresi siklus estrous, terjadi pada tikus yang puasa dan dapat dikembalikan dengan pemberian leptin.
  20. 20.  Penurunan leptin dan peningkatan NPY adalah penurunan berat badan yang berhubungan dengan stress, tapi ini tidak cukup untuk menekan peningkatan CRH yang dipengaruhi oleh stress.  Pola yang jelas tampak pada atlit yang mengalami amenorrhea. Peningkatan CRH sebagai akibat dari hiperkortisolisme kemudian meningkatkan metabolisme dan menurunkan berat badan.
  21. 21.  Perubahan endokrin yang sangat penting pada obesitas adalah peningkatan dari kadar insulin darah basal.  Kadar insulin yang beredar seimbang dengan volume lemak tubuh.  Insulin cenderung mengurangi asupan makan dengan cara menghambat ekspresi dari neuropeptidaY bersamaan dengan mempengaruhi agen lain yang mempengaruhi nafsu makan.
  22. 22.  Individu dengan kelebihan berat badan mempunyai karakteristik resisten terhadap insulin.  Faktor kunci yang mempengaruhi resistensi insulin adalah jumlah jaringan lemak di dalam tubuh, asupan kalori perhari, dan jumlah karbohidrat dalam diet, serta jumlah latihan fisik perhari.  Peningkatan resistensi insulin mempengaruhi metabolisme dari karbohidrat, lemak dan protein.
  23. 23.  60% dari pria dan wanita obes mempunyai sindroma metabolik yang mempunyai risiko kardiovaskular dan diabetes mellitus yang tinggi.  Sindroma metabolik meliputi tiga atau lebih kriteria klinis berikut: Hipertensi - 130/85 mmHg atau lebih Kadar trigliserid - 150mg/dL atau lebih Kadar kolesterol-HDL - kurang dari 50mg/dL Obesitas abdominal - lingkar pinggang diatas 35 inchi (pria 40 inchi) Glukosa puasa - 110 mg/dL atau lebih
  24. 24.  Karena bermacam-macam hal yang berpengaruh terhadap pengukuran insulin, glukosa puasa dibanding insulin puasa tidak lagi dianjurkan untuk menunjukkan resistensi insulin;  tes toleransi glukosa 2 jam oral sekarang merupakan metode yang dianjurkan, dengan pengukuran kadar glukosa dan insulin 2 jam setelah pemberian glukosa 75 g.
  25. 25. Intepretasi dari respon glukosa 2 jam:  Normal kurang dari 140 mg/dL  Gangguan 140-199 mg/dL  Noninsulin-dependent Diabetes mellitus 200 mg/dL atau lebih Intepretasi dari respon insulin 2 jam :  Resistensi insulin ringan 100-150 μU/mL  Resistensi insulin 151-300 μU/mL  Resistensi insulin berat lebih dari 300 μU/mL
  26. 26.  Obesitas gynoid (bentuk pir) distribusi lemak ke bagian tubuh bawah (daerah femur dan gluteal)  Obesitas android (bentuk apel) lemak ketengah tubuh.  Kegemukan gynoid pada prinsipnya adalah simpanan lemak. Makna klinisnya adalah wanita dengan gynoid lebih kecil kecenderungan untuk menjadi diabetes mellitus dan penyakit jantung koroner dibanding obesitas android.
  27. 27.  Lingkar pinggang > 102 cm (sekitar 40 inchi) pada pria dan 88 cm (sekitar 35 inchi) pada wanita sebagai prediktif dari abnormal endokrinologi dan fungsi metabolik dan berhubungan dengan risiko penyakit kardiovaskuler.  Risiko akan meningkat mulai batas >94cm pada pria dan > 80cm pada wanita.
  28. 28.  Program penurunan berat badan yang efektif membutuhkan komitmen dari pasien dan klinisi.  Klinisi dan pasien harus saling memahami tujuan dari program diet. Motivasi akan meningkat bila ada pemahaman terhadap tujuan program tersebut. Pada bulan pertam penurunan berat badan dapat mencapai 4-5 pon dan 20-30 pon pada 4-5 bulan  Untuk mencapai pengurangan berat badan yang baik, asupan harus sekitar 500-1000 kalori dibawah pengeluaran energi.
  29. 29. Diet ideal : Karbohidrat - 50% Protein - 15-20% Lemak - kurang dari 30% • Diet regimen ketogenik dan modifikasi tingkah laku dapat membuat penurunan berat badan jangka panjang yang bermakna  ketosis
  30. 30. Agen simpatomimetik noradrenergik (obat berhubungan dengan amphetamin) Dietilpropion (Tenuate) 25 mg sebelum makan; 75 mg dalam bentuk slow release dipagi hari Phentermine 8 mg sebelum makan; 15 atau 37,5 mg dipagi hari Phendimetrazine (Bontril) 35 mg sebelum makan; 105 mg slow release perhari Benzphetamine (Didrex) 25-50 mg 1-3 kali perhari Noradrenergik dan agen serotonergik Sibutramin (Meridia) 10-15 mg perhari Lipase inhibitor Orlistat (Xenical) 120 mg tiga kali perhari
  31. 31.  Kebanyakan penurunan berat badan tercapai setelah 6 bulan terapi, dan terbatas hanya sampai 5-10 Kg (11-22 lbs).  Namun, penggunaan jangka panjang obat ini memungkinkan bagi seseorang untuk menjaga penurunan berat badan dan untuk lebih mendukung sistem diet dan perubahan gaya hidup.  Dianjurkan pemberian terapi obat penekan nafsu makan dibatasi pada seseorang yang telah gagal dengan metode penurunan berat badan konvensional, dan seseorang dengan penyulit seperti, kegemukan android, penyakit jantung koroner, resistensi insulin, dan hipertensi.
  32. 32.  Setiap penurunan berat badan 5 % sampai 10 % akan memberikan keuntungan bagi faktor resiko yang menyertai. Namun, perubahan gaya hidup tetap menjadi langkah utama dan intervensi paling bermakna dalam penanganan kegemukan.
  33. 33.  Terapi pembedahan dan pembatasan jumlah makan dapat dipertimbangkan  obesitas berat.  Penggunaan sediaan tiroid dan human chorionic gonadotropin belum terbukti efektif, terapi penambahan hormon hanya akan mengurangi massa tubuh non lemak dibandingkan jaringan lemak.  Sangat jelas bahwa penggunaan obat-obat tambahan tidak akan berhasil kecuali penderita termotivasi baik untuk mengurangi asupan kalori maupun meningkatkan latihan fisik
  34. 34.  Pola teratur dari latihan fisik mengurangi risiko miokardial infark pada manusia  (LDL) ↓, dan (HDL) ↑.  Keuntungan lebih jauh menghambat nafsu makan dan akan bertahan sampai berjam-jam  Program yang optimal termasuk 1-4 jam/hari olah raga teratur (intensitas moderat, seperti jalan cepat), bahkan 2-3x/minggu juga efektif.  Kombinasi antara diet dan latihan fisik lebih baik dibandingkan jika hanya salah satu & dengan latihan dapat lebih berhasil dlm mempertahankan penurunan berat badan. Waktu yang tepat untuk latihan fisik adalah sebelum makan atau 2 jam setelah makan.

×