1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada berbagai kegiatan
antara lain kegiatan perindustrian, kesehatan, maupun kegiatan rumah tangga dapat dipastikan
akan menghasilkan limbah B3. Limbah tersebut akan dapat menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan maupun kesehatan manusia bila tidak dikelola dengan benar. Keberadaan limbah B3
sebagian besar memang berasal dari sektor industri, namun limbah B3 dari sektor domestik atau
yang disebut dengan sampah B3 permukiman juga perlu mendapat perhatian. Limbah bahan
berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3, adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat atau konsentrasinya, jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan merusakkan lingkungan
hidup, sehingga dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lain (Peraturan Pemerintah No. 18 Pasal 1 Tahun 1999).
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana Simbol- simbol B3?
2. Bagaimana Jenis – jenis B3?
3. Bagaimana cara penanggulangan B3?
C. Tujuan
1. Untuk mengatahui Simbol- simbol B3?
2. Untuk mengatahui Jenis – jenis B3?
3. Untuk mengatahui cara penanggulangan B3?
2. BAB II
PEMBAHASAN
1. SIMBUL – SIMBOL BERBAHAYA PADA BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA
(B3)
Seperti yang telah kita ketahui, bahan-bahan kimia yang biasa terdapat di laboratorium
kimia banyak yang bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi lingkungan sekitar. Ada yang
bersifat mudah terbakar, beracun, berbau tajam yang berdampak pada kesehatan, merusak benda-
benda di sekitarnya bahkan dapat mematikan makhluk hidup.
Keselamatan kerja di laboratorium sangatlah penting. Oleh karena itu, pada wadah atau
tempat bahan-bahan atau zat kimia diberi simbol-simbol yang bertujuan untuk memberi
keterangan mengenai sifat dan bahaya zat tersebut. Diharapkan kita dapat berhati-hati dalam
penggunaan bahan-bahan kimia tersebut demi keselamatan bersama. Untuk itu, sebelum kita
memasuki laboratorium kimia perlu kita pahami simbol-simbol tanda bahaya tersebut untuk
menghindari kesalahan-kesalahan dan bahaya yang tidak kita inginkan. Berikut beberapa simbol-
simbol tanda bahaya yang ada beserta keterangannya.
Simbol Keterangan
Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan
dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2
Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila kontak
langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak
langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.
Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit
serius bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak
3. langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.
Nama : Very Toxic
Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat
berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan sakit
kronis bahkan kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem
pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida, Nitrobenzene dan
Atripin.
Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan
hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan
dapat membuat kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari
dari benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah
terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau
loncatan bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi
mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpentin.
4. Nama : Highly Flammable
Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa atau
mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21°C) dan mudah
terbakar di bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan
api, serta hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.
Nama : Extremely Flammable
Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa gas
dan udara yang membentuk suatu campuran yang bersifat
mudah meledak di bawah kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber api.
Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).
Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas
atau percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan,
api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).
5. Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan
kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan
bahan organik dan bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.
Nama : Dengerous For the Environment
Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa
komponen lingkungan. Dapat menyebabkan kerusakan
ekosistem.
Tindakan : Hindari kontak atau bercampur dengan lingkungan
yang dapat membahayakan makhluk hidup.
Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum
bensin.
Nama : Flammable Solid
Arti : Padatan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari panas atau bahan mudah terbakar dan
reduktor, serta hindari kontak dengan air apabila bereaksi
dengan air dan menimbulkan panas serta api.
Contoh : Sulfur, Picric acid, Magnesium.
Nama : Flammable Liquid
Arti : Cairan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari kontak dengan benda yang berpotensi
mengeluarkan panas atau api.
Contoh : Petrol, Acetone, Benzene.
6. Nama : Flammable Gas
Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada tempat
penyimpanan material gas yang mudah terbakar.
Tindakan : Jauhkan dari panas atau percikan api.
Contoh : Acetelyne, LPG, Hydrogen.
Nama : Spontaneously Combustible Substances
Arti : Material yang dapat secara spontan mudah terbakar.
Tindakan : Simpan di tempat yang jauh dari sumber panas
atau sumber api.
Contoh : Carbon, Charcoal-non-activated, Carbon black.
Nama : Dengerous When Wet
Arti : Material yang bereaksi cukup keras dengan air.
Tindakan : Jauhkan dari air dan simpan di tempat yang
kering/tidak lembab.
Contoh : Calcium carbide, Potassium phosphide, Maneb.
Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah menimbulkan api ketika kontak
dengan material lain yang mudah terbakar dan dapat
menimbulkan ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium peroxide, Ammonium
dichromate.
7. Nama : Organic Peroxide
Arti : Merupakan simbol keamanan bahan kimia yang
digunakan dalam transportasi dan penyimpanan peroksida
organik.
Contoh : Benzol peroxide, Methyl ethyl ketone peroxide,
Dicetyl perdicarbonate.
Nama : Non Flammable Gas
Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada transportasi dan
penyimpanan material gas yang tidak mudah terbakar.
Contoh : Oksigen, Nitrogen, Helium.
Nama : Poison
Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan
penyimpanan bahan-bahan yang beracun (belum tentu gas).
Contoh : Cyanohydrin, Calcium cyanide, Carbon
tetrachloride.
8. Nama : Poison Gas
Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan
penyimpanan material gas yang beracun.
Tindakan : Jauhkan dari pernapasan kita.
Contoh : Chlorine, Methil bromide, Nitric oxide.
Nama : Harmful
Arti : Bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh.
Tindakan : Jauhkan dari makanan atau minuman.
Contoh : Acrylamide, Amonium fluorosilicate,
Chloroanisidines.
Nama : Inhalation Hazard
Arti : Bahan-bahan yang dapat merusak sistem inhalasi atau
pernapasan.
Tindakan : Jangan dihirup.
Nama : Infection Substance
Arti : Bahan yang mengandung organism penyebab penyakit.
Contoh : Tisue dari pasien, tempat pengembangbiakan virus,
bakteri, tumbuhan atau hewan.
9. Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material atau kombinasi dari
material lain yang dapat memancarkan radiasi secara spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.
Nama : Marine Pollutant
Arti : Polutan laut.
Tindakan : Tidak membuang limbah ke saluran air atau sungai
yang mengalir ke laut.
2. JENIS DAN PENANGGULAN B3
Pengertian B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA (Occupational Safety
and Health of the United State Government) adalah bahan yang karena sifat kimia maupun
kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti
dan atau lingkungan.
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun, B3 didefinisikan sebagai bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Mengingat penting dan dampaknya Bahan Berbahaya dan Beracun bagi manusia,
lingkungan, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya, pemerintah
melakukan pengaturan ketat. Pengaturan pengelolaan B3 ini meliputi pembuatan,
pendistribusian, penyimpanan, penggunaan, hingga pembuangan limbah B3.
10. Simbol Bahan Berbahaya dan Beracun
Jenis dan Penggolongan Bahan Berbahaya dan Beracun
Pemerintah Indonesia telah menerbitkan beberapa peraturan terkait pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun. Peraturan-peraturan tersebut berisikan bagaimana pengelolaan B3 dan
tentunya jenis-jenis dan pengelompokkan (penggolongan) Bahan Berbahaya dan Beracun.
Salah satu peraturan yang mengatur pengelolaan B3 adalah Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam PP ini, B3
diklasifikasikan menjadi :
1. Mudah meledak (explosive), yaitu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 0
C, 760
mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
2. Pengoksidasi (oxidizing), yaitu bahan yang memiliki waktu pembakaran sama atau lebih
pendek dari waktu pembakaran senyawa standar.
3. Mangat mudah sekali menyala (extremely flammable), yaitu B3 padatan dan cairan yang
memiliki titik nyala di bawah 0 derajat C dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35
0
C.
4. Sangat mudah menyala (highly flammable), yaitu bahan yang memiliki titik nyala 0-210
C.
5. Mudah menyala (flammable).
6. Amat sangat beracun (extremely toxic);
7. Sangat beracun (highly toxic);
8. Beracun (moderately toxic), yaitu bahan yang bersifat racun bagi manusia dan akan
menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui
pernafasan, kulit atau mulut.
11. 9. Berbahaya (harmful), yaitu bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang jika terjadi
kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan
sampai tingkat tertentu.
10. Korosif (corrosive), yaitu bahan yang menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan proses
pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi lebih besar dari 6,35
mm/tahun, atau mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama
atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
11. Bersifat iritasi (irritant), yaitu bahan padat atau cair yang jika terjadi kontak secara
langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat
menyebabkan peradangan.
12. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment), yaitu bahaya yang ditimbulkan
oleh suatu bahan seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC), persisten di lingkungan
(misalnya PCBs), atau bahan tersebut dapat merusak lingkungan.
13. Karsinogenik (carcinogenic), yaitu bahan yang dapat menyebabkan sel kanker.
14. Teratogenik (teratogenic), yaitu bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan
pertumbuhan embrio.
15. Mutagenik (mutagenic), yaitu bahan yang menyebabkan perubahan kromosom (merubah
genetika).
Jenis dan klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun juga diuraikan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan No. 453/Menkes/Per/XI/1983. Dalam Kepmenkes ini B3 dikelompokkan dalam 4
klasifikasi yaitu :
1. Klasifikasi I, meliputi :
1. Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras dapat
menimbulkan bahaya yang fatal dan luas, secara langsung atau tidak langsung,
karena sangat sulit penanganan dan pengamanannya;
2. Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut diduga
menimbulkan bahaya.
2. Klasifikasi II, meliputi :
1. Bahan radiasi;
2. Bahan yang mudah meledak karena gangguan mekanik;
3. Bahan beracun atau bahan lainnya yang mudah menguap dengan LD50 (rat)
kurang dari 500 mg/kg atau yang setara, mudah diabsorpsi kulit atau selaput
lendir;
12. 4. Bahan etilogik/biomedik;
5. Gas atau cairan beracun atau mudah menyala yang dimampatkan;
6. Gas atau cairan atau campurannya yang bertitik nyala kurang dari 350
C;
7. Bahan padat yang mempunyai sifat dapat menyala sendiri.
3. Klasifikasi III, meliputi :
1. Bahan yang dapat meledak karena sebab-sebab lain, tetapi tidak mudah meledak
karena sebab-sebab seperti bahan klasifikasi II;
2. Bahan beracun dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau setara tetapi tidak
mempunyai sifat seperti bahan beracun klasifikasi II;
3. Bahan atau uapnya yang dapat menimbulkan iritasi atau sensitisasi, luka dan
nyeri;
4. Gas atau cairan atau campurannya dengan bahan padat yang bertitik nyala
350
Csampai 600
C;
5. Bahan pengoksidasi organik;
6. Bahan pengoksidasi kuat;
7. Bahan atau uapnya yang bersifat karsinogenik, tetratogenik dan mutagenik;
8. Alat atau barang-barang elektronika yang menimbulkan radiasi atau bahaya
lainnya.
4. Klasifikasi IV, yaitu :
1. Bahan beracun dengan LD50 (rat) diatas 500 mg/kg atau yang setara;
2. Bahan pengoksid sedang;
3. Bahan korosif sedang dan lemah;
4. Bahan yang mudah terbakar.
Selain itu penggolongan bahan berbahaya dan beracun dapat dilihat juga pada SK
Menteri Perindustrian No. 148/M/SK/4/1985 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
187/1999.
13. BAB III
KESIMPULAN
Untuk mengetahui suatu limbah merupakan limbah B3 atau bukan dapat dengan melakukan
uji kualitatif dan kuantitatif. Dalam uji kuantitatif dapat menggunakan parameter pH, reaktifitas
air, pengoksidasian, mudah terbakar, kandungan amonia, kandungan sianida dan kandungan
sulfida.
Limbah B3 hasil buangan industri, kesehatan, maupun kegiatan rumah tangga yang dibuang
ke lingkungan sangat berbahaya dan dapat merusak lingkungan. Maka dari hal tersebut tidak
hanya berdampak buruk bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu,
untuk mencegah dampak negatif dari limbah B3, yang salah satu caranya yaitu dengan
pengelolaan limbah B3 yang baik sesuai dengan Peraturan Pemerintah : PP No.18 Pasal 1 dan 85
Tahun 1999. Dan penanganan limbah B3 harus didukung oleh semua pihak, baik pemerintah
maupun masyarakat umum, guna mencegah peredaran limbah B3 yang berbahaya ini.
14. DAFTAR PUSTAKA
Koosbandiah, Hertien Surikarti. (2011). Tosikologi Lingkungan dan Metode Uji Hayati.
Bandung : Rizqi Press.
Anonim. (2010). Pengelolaan limbah B3. [Online]. Tersedia :
http://k3pelakan.blogspot.com/2010/11/pengelolaan-limbah-bahan-berbahaya-dan.html.
[ 20 Maret 2012 ]
Anonim. (2011). Zat-zat Berbahaya dan Beracun. [Online]. Tersedia :
http://belajar.kemdiknas.go.id/index5.php?display=view&mod=script&cmd=Bahan
%20Belajar/Pengetahuan%20Populer/view&id=181&uniq=1477. [ 13 Maret 2012 ]
15. TUGAS KESELAMATAN KERJA
BAHAN –BAHAN BERACUN DAN
BERBAHAYA
OLEH :
KELOMPOK 7
NAMA : PIPINK APRILA
PUTRI
TINGKAT : III A
AKADEMI KEPERAWATAN
(AKPER) MUNA
2016 / 2017