SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 15
Baixar para ler offline
TANAMAN HIAS

KRISAN

Klasifikasi Tanaman Krisan
Bunga Krisan yang dikenal dengan nama crhysantemum, yaitu bahasa Yunani yang mempunyai
arti Kuning megah. Tanaman Krisan memiliki klasifikasi sebagai berikut.
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Klas

: Dicotiledonae

Ordo

: Asterales

Famili

: Asteraceae

Genus

: Crhysantemum

Spesies

: Crhysantemum morifolium Ramat, Crhysantemum indicium, Crhysantemum
roseum, Crhysantemum maximum, Crhysantemum coccineum, dan lain-lain.
Tanaman Krisan
Tanaman Krisan (crhysantemum) merupakan tanaman yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan dalam skala komersial terutama sebagai tanaman hias dalam pot maupun bunga
potong.Tanaman Krisanthemum yang tertua adalah Tanaman Krisanthemum Cina yang
bentuknya mirip dengan bunga daisy di Cina juga. Tanaman Krisanthemum Cina tersebut telah
dikultivasikan sekitar 2,500 tahun sebelum diperkenalkan ke Eropa dan sekarang bunga seruni
ini telah banyak ditanam di negara Barat dan Eropa bahkan Tanaman Krisan ini diangkat
menjadi bunga nasional negara Jepang. Tanaman Krisan masih tergolong ke dalam famili yang
sama dengan bunga aster dan daisy, yaitu famili Asteraceae.
Bentuk daun krisan seperti (Chrysantemum Morifollium), khususnya pada bagian tepinya
tampak bercelah dan bergerigi. Daun tersebut tersusun secara berselang-seling pada cabang atau
batangnya.
Batang Tanaman Krisan tumbuh tegak, berstruktur lunak, dan berwarna hijau. Namun demikian,
jika dibiarkan tumbuh terus maka batang pun akan menjadi keras berkayu dan warnanya menjadi
hijau kecokelat-cokelatan.
Akar dari Tanaman Krisan juga dapat menyebar ke semua arah dengan ke dalaman 30 cm hingga
40 cm. Akarnya mudah mengalami kerusakan akibat pengaruh lingkungan yang kurang baik.
Misalnya, keadaan pengairan yang jelek, kandungan unsur Aluminium dan mangan dalam tanah
yang tinggi dan tanah yang terlalu masam atau pH rendah.
Bunga Krisan memiliki banyak variasi kelopak, yaitu tunggal dan pertumpuk dengan ukuran
kecil hingga ukuran sangat besar. Bunga Krisan tumbuh tegak pada ujung tanamandan tersusun
dalam tangkai (tandan) berukuran pendek sampai panjang. Bunga Krisan memiliki berbagai
bentuk yang menarik. Bunganya Beraneka ragam dan dapat dikelompokkan menjadi beberapa
golongan sebagai berikut.
a. Tunggal
Pada setiap tangkai hanya memiliki satu kuntum bunga. Piringan dasar bunganya sempit dan
sususnan mahkotabunganya hanya satu lapis.
b. Anemone
Helai bunganya berbebntuk lebar, sekilas mirip dengan bunga tunggal. Namun, piringan dasar
bunganya lebih tebal dan lebih lebar.
c. Besar
Di setiap tangkainya hanya terdapat satu kuntum. Tetapi ukurannya besar yaitu dapat mencapai
10 cm. Oleh karena itu, piringan dasar tidak kelihatan. Mahkota bunganya memiliki banyak
variasi, anatara lain melekuk ke dalam atau ke luar. Pipih, panjang, bebrbentuk sendok, dan lainlain.
d. Pompon
Karakteristik bentuk bunga pompon adalah bulat mirip bola. Mahkota bunga menyebar kesegala
penjuru.. Piringan dasar dari mahkota tidak tampak.
e. Dekoratif
Penampilan bunga krisan ini memang sangat dekoratif. Bunganya bebrbentuk bulat seperti bola.
Mahkota bunganya bertumpuk-tumpuk rapat, di tengah pendek dan semakin ke tepi semakin
panjan. Piringan dasar bunga tidak tampak.
Berkat teknik disbudding, jumlah kuntum bunga dibuat hanya satu yang kemudian dikenal
dengan krisan standar atau krisan tunggal. Contohnya, krisan shamrock, dark red pompon. Regal
mistdan Borholm.
Berdasarkan kuntum bunganya, krisan pun ternyata juga memiliki karakter masing-masing.
Anatara lain sebagai berikut.
a. Spray
Setiap tangkai memiliki sekitar 10 hingga 20 kuntum bunga. Namun, ukuran diameternya kecilkecil, yaitu sekitar 2 – 3 cm. Contoh krisan jenis spray antara lain krisan Puma, Granada,
Salmon, Klondike, dan sebagainya.
b. Standar
Setiap tangkai memiliki 1 kuntum bunga dan biasanya berukuran besar.
Selain aneka bentuk bunga tersebut, dikenal pula bentuk (tipe) bunga yang lain, antara lain :
a. Spoon, Bunga Krisan yang helainya berbentuk seperti sendok.
b. Spider, yang helai bunganya berbebtuk ramping dan seolah-olah seperti Laba-laba.
c. Quill, yang helainya beberbentuk seperti bulu ayam.
d. Incurve, yang helainya melengkung ke dalam, tersusun rapat, dan membentuk kepala
membulat.
e. Laciniated, helai bunganya berbentuk langsing dengan ujung terbelahtetapi saling melekuk
membentuk tabung.
f. Hairy, bentuk helainya menyerupai rambut.
g. Thistle, helai bunganya rambing, menggulung, namun bagian ujungngnya tetap membuka
sehingga mirip lubang kecil.
h. Cascade, helai bunganya panjang dan menjuntai.
i. Japanese, helai bunganya panjang da menyebar ke semua arah.
j. Ekhebisi, bunganya berbentuk bulat besar dengan helai bunga menyebar ke segala arah.
k. Reflex, helai bunga melengkung ke luar.
l. Reflexing incurve, helai bunganya berbentuk mirip dengan incurve tetapi, lebih melekuk.
Jenis dan Varietas Tanaman Krisan
Terdapat lebih dari sekitar seribua varietas krisan yang dikenal dan tersebar di seluruh dunia.
Awalnya krisan dibudidayakan di Jepang. Bahkan menjadikan krisan sebagai simbol kekaisaran
Jepang dan disebut sebagai Queen of the East. Kemudian beberapa waktunya barulah menyebar
ke Eropa lalu ke seluruh Asia. Tanaman Krisan baru masuk ke Indonesia pada abad ke- 17 dan
baru dikembangkan pada tahun 1940 di Cianjur, Lembang, Cisarua, Brastagi dan Bandungan.
Ahli peneliti utama pada Balai Penelitian Tanaman Hias Departemen Pertanian di Segunung,
kecamatan Pacet, Cianjur telah berhasil menemukan 19 varietas baru krisan yang telah
dikembangkan para petani. Berdasarkan hasil persilangan dua varietas tua dari Belanda bernama
Town Talk dengan Saraswati di Instalasi Penelitian Tanaman Hias di Cipanas telah diperoleh
dua jenis bunga terbagus dan diberi nama Pus[ita Kencana serta Puspita Nusantara.
Krisan bukanlah tanaman asli Indonesia maka keberhasilan pembentukan biji untuk mendapat
varietas unggul sulit tecapai. Di luar negeri pemuliaan bunga krisan membutuhkan rumah kaca
yang suhunya sudah diatur 17º C dengan penyinaran penuh selama 15 jamper hari.
Jenis dan varietas tanaman krisan di Indonesia umumnya hibrida yang berasal dari Belanda,
Jepang dan Amerika Serikat. Tanaman krisan yang ditanam di Indonesia antara lain sebagai
berikut.
1.Krisan Lokal (Krisan Kuno)
Krisan lokal berasal dari luar negeri, tetapi telah beradaptasi dengan lingkungan tropis Indonesia.
Ciri-cirinya anatara lain sifat hidupnya di hari netral dan siklus hidupnya antar 7-12 bulan dalam
satu kali penanaman. Salah satu contohnya adalah Crhysantemum maximum.
2. Krisan Introduksi (Krisan Modern atau Krisan Hibrida)
Ciri khas Krisan Introduksi antara lain sifat hidupnya berhari pendek, siklus hidupnya
relatif singkat. Dan bersifat sebagai tanaman annual. Salah satu contohnya adalah
Chrysanthemum indicum hybr.
3. Krisan Produk Indonesia
Balai Penelitian Tanaman Hias di Cipanas telah melepas varietas Krisa buatan Indonesia, yaitu
varietas Balitji 27.108, 27.177, 28.7 dan 30.13A.
Dengan sarana penelitian, dapat diteliti berbagai varietas krisan. Proses perkawinan
bunga krisan hingga menjadi tunas bunga membutuhkan waktu setahun. Selama masa
pertumbuhan, biji bunga hasil pemulian diletakan di media sekam bakar (kulit padi) bercampur
humus bambudan tanah yang disterilisasi. Karena Krisan merupakan tanaman hari pendek maka
biji

harus

diterangi

lampu

untuk

merangsang

pertumbuhannya.

Setelah

terangsang

pertumbuhannya lampu dimatikan.
Ada dua jenis krisan yang umum dibudidayakan oleh petani, yaitu krisan standar dan
krisan spray. Krisan standar digolonkan menjadi dua macam, yaitu :
a. Krisan Standar Hibrida
Karakteristik sistem budidaya krisan standar hibrida adalah jumlah bunganya hanya 1
kuntum pada satu tangakainya, bunganya bermekaran secara kompak, semourna dengan diameter
8 – 12 cm dan beraneka ragam warna. Selain itu bunga dan daun bebas dari serangan hama
penyakit.
b. Krisan Standar Lokal
Ciri-ciri dari krisan standar lokal antara lain:
Jumlah bunga 2 – 3 kuntum/ tangkai.
Diameter bunga antara 12 – 15 cm.
Panjang tangkai bunga antara 70 – 80 cm.
Mekar bunga kurang kompak.
Bunganya hanya berwarna kuning dan putih.
Tidak bebas dari serangan hama dan penyakit.
Kesegaran bunga tidak lama, yaitu hanya mencapai 5 hari.
Tanaman hias krisan dapat menjadi tanaman musiman (annual) jika siklus hidupnya hanya
sampai bunga dan dapat menjadi tanaman tahunan jika selama hidupnya dapat memanen bunga
berkali-kali.
Jenis-jenis yang merupakan jenis paling digemari Chrysanthemum maximum, Chrysanthemum
carinatum, Chrysanthemum segetum, Chrysanthemum inodorum serta jenis-jenis krisan
bercabang.
a. Chrysanthemum segetum
Jenis krisan ini memiliki tinggi sekitar 50 cm. Bunga-bunga muncul pada umu 3 bulan sesudah
disemaikan. Lamanya bunga bertahan pada pohon hingga 2 bulan. Bentuk bunganya adalah
cakram dengan warna kuning dan di tengahnya berwarna gelap. Tanaman krisan Ini dapat
diperbanyak melalui biji, setek batang atau setek umbi akar. Jika bijinya disimpan dalam tempat
kering dapat bertahan hingga beberapa tahun tanpa mengurangi kemampuan tumbuhnya.
b. Chrysanthemum inodorum
Jenis krisan ini mempunyai tinggi sekitar 35 cm dan mulai bermunculan bunga pada bulan ke 3
setelah disemaikan. Lamanya berbunga hingga 2 bulan. Jika diperbanyak melalui biji, krisan
tumbuh 2 minggu setelah disemaikan. Jika bijinya disimpan dalam tempat kering dapat bertahan
hingga beberapa tahun tanpa mengurangi kemampuan tumbuhnya.
c. Chrysanthemum carinatum
Bunga Chrysanthemum carinatum berbentuk cakram yang memiliki tiga warna melinkar dengan
pusatnya berwarna gelap. Warna bunganya beragam. Perbanyakan melalui biji dapat tumbuh
rata-rata 2 minggu setelah disemaikan.
d. Chrysanthemum maximum
Jenis Chrysanthemum maximum ini bertipe lockenpopf. Tinggi tanaman krisan ini mencapai 1
meter. Bunganya bertangkai panjang dan tegas bentuk cakram berwarna putih. Tanaman ini
digunakan sebagai penghias kebun atau taman, penghias pinggiran pagar tembok maupun sebagi
bunga potong.
e. Jenis-Jenis Krisan Bercabang
Krisan yang mempunyai banyak cabang dan ranting. Akibatnya, akan terbentuk rangkaian bunga
yang membulat. Bunganya beraneka ragam dan berbentuk cakram atau bersusun. Contohnya
Crhysanthemum koreanum.
Beraneka ragam tanaman krisan yang lain, antara lain Chrysanthemum bloemen. Chrysanthemum
achilleifolium, Chrysanthemum coronarium, Chrysanthemum nankinensis, Chrysanthemum
leucoanthemum, Chrysanthemum
paludosum, Chrysanthemum pacifium Nakai, Chrysanthemum japonense Nakai var. asizuriense
Kitam, Chrysanthemum oxeye daisy dan Chrysanthemum siwogiku Kitam.

Syarat Tumbuh Tanaman Krisan
Iklim
1. Tanaman krisan membutuhkan air yang memadai, tetapi tidak tahan terhadap terpaan air
hujan.

Oleh

karena

itu

untuk

daerah

yang

curah

hujannya

tinggi,

penanaman dilakukan di dalam bangunan rumah plastik.
2. Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama yaitu dengan bantuan cahaya
dari lampu TL dan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik adalah tengah
malam antara jam 22.30–01.00 dengan lampu 150 watt untuk areal 9 m 2 dan lampu
dipasang setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan
sampai fase vegetatif (2-8 minggu) untuk mendorong pembentukan bunga.
3. Suhu udara terbaik untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah antara 20-26 derajat C.
Toleran suhu udara untuk tetap tumbuh adalah 17-30 derajat C.
4. Tanaman krisan membutuhkan kelembaban yang tinggi untuk awal pembentukan akar
bibit, setek diperlukan 90-95%. Tanaman muda sampai dewasa antara 70-80%, diimbangi
dengan sirkulasi udara yang memadai.
5. Kadar CO2 di alam sekitar 3000 ppm. Kadar CO2 yang ideal untuk memacu fotosistesa
antara 600-900 ppm. Pada pembudidayaan tanaman krisan dalam bangunan tertutup,
seperti rumah plastik, greenhouse, dapat ditambahkan CO2, hingga mencapai kadar yang
dianjurkan.
Media Tanam
1. Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur liat berpasir, subur, gembur dan
drainasenya baik, tidak mengandung hama dan penyakit.
2. Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar 5,5 - 6,7.
Ketinggian Tempat
ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tanaman ini antara 700–1200 m di atas permukaan
laut

Cara Memperbanyak Tanaman Krisan
1.

Pembibitan
a. Persyaratan Bibit :
Bibit diambil dari induk sehat, berkualitas prima, daya tumbuh tanaman kuat, bebas dari
hama dan penyakit dan komersial di pasar.
1. Penyiapan Bibit: Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan
anakan, setek pucuk dan kultur jaringan.
-Bibit asal anakan
-Bibit asal stek pucuk : Tentukan tanaman yang sehat dan cukup umur. Pilih tunas pucuk
yang tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm, mempunyai 3 helai daun
dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk tersebut, langsung semaikan atau disimpan
dalam ruangan dingin bersuhu udara 4 derajat C, dengan kelembaban 30 % agar tetap
tahan segar selama 3-4 minggu. Cara penyimpanan stek adalah dibungkus dengan beberapa
lapis kertas tisu, kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik rata-rata 50 stek.
-Penyiapan bibit dengan kultur jaringan : Tentukan mata tunas atau eksplan dan ambil
dengan pisau silet, stelisasi mata tunas dengan sublimat 0,04 % (HgCL) selama 10 menit,
kemudian bilas dengan air suling steril. Lakukan penanaman dalam medium MS berbentuk
padat. Hasil penelitian lanjutan perbanyakan tanaman krisan secara kultur jaringan:
1. Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter
ditambah 1,5 mg kinetin/liter, paling baik untuk pertumbuhan tunas dan akar
eksplan. Pertunasan terjadi pada umur 29 hari, sedangkan perakaran 26 hari.
2. Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter
ditambah 0,5 BAP/liter, kalus bertunas waktu 26 hari, tetapi medium tidak
merangsang pemunculan akar.
3. Medium MS padat ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-0.2 mg kinetin/liter
ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-2,0 BAP/liter pada eksplan varietas Sandra
untuk membentuk akar pada umur 21-31 hari. Penyiapan bibit pada skala komersial
dilakukan dengan dua tahap yaitu:
a. Stok tanaman induk :
Fungsinya untuk memproduksi bagian vegetatif sebanyak mungkin sebagai
bahan tanaman Ditanam di areal khusus terpisah dari areal budidaya. Jumlah
stok tanaman induk disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang telah
direncanakan. Tiap tanaman induk menghasilkan 10 stek per bulan, dan selama
4-6 bulan dipelihara memproduksi sekitar 40-60 stek pucuk. Pemeliharaan
kondisi lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya 4 jam/hari
mulai 23.30–03.00 lampu pencahayaan dapat dipilih Growlux SL 18 Philip.
b. Perbanyakan vegetatif tanaman induk.
1. Pemangkasan pucuk, dilakukan pada umur 2 minggu setelah bibit ditanam,
dengan cara memangkas atau membuang pucuk yang sedang tumbuh
sepanjang 0,5-1 cm.
2. Penumbuhan cabang primer. Perlakuan pinching dapat merangsang
pertumbuhan tunas ketiak sebanyak 2-4 tunas. Tunas ketiak daun dibiarkan
tumbuh sepanjang 15-20 cm atau disebut cabang primer.
3. Penumbuhan cabang sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan
pemangkasan pucuk sepanjang 0,5-1 cm, pelihara tiap cabang sekunder
hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm.
2. Teknik Penyemaian Bibit
a. Penyemaian di bak : Siapkan tempat atau lahan pesemaian berupa bak-bak berukuran lebar
80 cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya bak berkaki
tinggi. Bak dilubangi untuk drainase yang berlebihan. Medium semai berupa pasir steril hingga
cukup penuh. Semaikan setek pucuk dengan jarak 3 cm x 3 cm dan kedalaman 1-2 cm, sebelum
ditanamkan diberi Rotoon (ZPT). Setelah tanam pasang sungkup plastik yang transparan di
seluruh permukaan.
b. Penyemaian kultur jaringan : Bibit mini dalam botol dipindahkan ke pesemaian beisi
medium berpasir steril dan bersungkup plastik tembus cahaya.

Pemeliharaan
Untuk pemeliharaan, penyiraman dilakukan dengan sprayer 2-3 kali sehari, pasang bola lampu
untuk pertumbuhan vegetatif, penyemprotan pestisida apabila tanaman di serang hama atau
penyakit. Buka sungkup pesemaian pada sore hari dan malam hari, terutama pada beberapa hari
sebelum pindah ke lapangan. Pemeliharaan pada kultur jaringan dilakukan di ruangan aseptik,
setelah bibir berukuran cukup besar, diadaptasikan secara bertahap ke lapangan terbuka.
Bibit stek pucuk siap dipindahtanamkan ke kebun pada umur 10-14 hari setelah semai dan bibit
dari kultur jaringan bibit siap pindah yang sudah berdaun 5-7 helai dan setinggi 7,5-10 cm.

Hama dan Penyakit
a. Hama
1. Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
o

Gejala: memakan dan memotong ujung batang tanaman muda, sehingga pucuk
dan tangkai terkulai.

o

Pengendalian: mencari dan mengumpulkan ulat pada senja hari dan semprot
dengan insektisida.

2. Thrips (Thrips tabacci)
o

Gejala: pucuk dan tunas-tunas samping berwarna keperak-perakan atau kekuningkuningan seperti perunggu, terutama pada permukaan bawah daun.

o

Pengendalian: mengatur waktu tanam yang baik, memasang perangkap berupa
lembar kertas kuning yang mengandung perekat, misalnya IATP buatan Taiwan.

3. Tungau merah (Tetranycus sp)
o

Gejala: daun yang terserang berwarna kuning kecoklat-coklatan, terpelintir,
menebal, dan bercak-bercak kuning sampai coklat.

o

Pengendalian: memotong bagian tanaman yang terserang berat dan dibakar dan
penyemprotan pestisida.

4. Penggerek daun (Liriomyza sp) :
o

Gejala: daun menggulung seperti terowongan kecil, berwarna putih keabu-abuan
yang mengelilingi permukaan daun.
o

Pengendalian: memotong daun yang terserang, penggiliran tanaman, dengan
aplikasi insektisida.

b. Penyakit
1. Karat/Rust
o

Penyebab: jamur Puccinia sp. karat hitam disebakan oleh cendawan P
chrysantemi, karat putih disebabkan oleh P horiana P.Henn.

o

Gejala: pada sisi bawah daun terdapat bintil-bintil coklat/hitam dan terjadi
lekukan-lekukan mendalam yang berwarna pucat pada permukaan daun bagian
atas. Bila serangan hebat meyebabkan terhambatnya pertumbuhan bunga.

o

Pengendalian: menanam bibit yang tahan hama dan penyakit, perompesan daun
yang sakit, memperlebar jarak tanam dan penyemprotan insektisida.

2. Tepung oidium
o

Penyebab: jamur Oidium chrysatheemi.

o

Gejala: permukaan daun tertutup dengan lapisan tepung putih. Pada serangan
hebat daun pucat dan mengering.

o

Pengendalian:

memotong/memangkas

daun

tanaman

yang

sakit

dan

penyemprotan fungisida.
3. Virus kerdil dan mozaik
o

Penyebab: virus kerdil krisan, Chrysanhenumum stunt Virus dan Virus Mozaoik
Lunak Krisan (Chrysanthemum Mild Mosaic Virus).

o

Gejala: tanaman tumbuhnya kerdil, tidak membentuk tunas samping, berbunga
lebih awal daripada tanaman sehat, warna bunganya menjadi pucat.

o

Penyakit kerdil ditularkan oleh alat-alat pertanian yang tercemar penyakit dan
pekerja kebun.

o

Virus mosaik menyebabkan daun belang hijau dan kuning, kadang-kadang
bergaris-garis.

o

Pengendalian: menggunakan bibit bebas virus, mencabut tanaman yang sakit,
menggunakan alat-alat pertanian yang bersih dan penyemprotan insektisida untuk
pengendalian vektor virus.
Kegunaan Tanaman Krisan
Kegunaan tanaman krisan yang utama adalah sebagai tanaman hias. Manfaat lain dari tanaman
ini adalah sebagai obat tradisional dan penghasil racun serangga.
1. Tanaman Krisan sebagai Tanaman Hias
Bunga Krisan sering digunakan sebagai bunga potong dalam berbagai kegiatan. Bahkan uniknya
warna bunga krisan dapat dikaitkan dengan makna kegiatan itu sendiri.
Sebagai tanaman hias (bunga hias), krisan di Indonesia digunakan sebagai bunga potong dan
bunga pot.
2. Tanaman Krisan sebagai Penghasil Racun Serangga
Tanaman Krisan jenis Chrysanthemum cinerariafolium VS mengandung zat pyrethrin. Zat
pyrethrin sangat beracun bagi aneka macam serangga, tetapi tidak merupakan racun bagi
binatang yang berdarah panas. Zat pyrethrin dapat digunakan antara lain sebagai campuran
bahan pembuatan obat nyamuk.
3. Tanaman Krisan sebagai Tanaman Obat.
Selain menjadi tanaman hias dan Racun serangga Tanaman Krisan juga dapat bermanfaat
sebagai tanaman obat tradional. Bunga krisan yang telah dikeringkan akan berkhasiat dalam
menyembuhkan panas dalam dan menyerap racun dalam tubuh.
Bunga krisan yang dikeringkan dapat dijadikan teh. Ramuan teh bunga krisan ini dapat
menyegarkan tenggorokan, memperindah bentuk tubuh, memulihkan kesehatan, serta baik untuk
menjaga kesehatan mata. Bunga krisan juga dapat melancarkan peredaran darah.
SEKIAN

HASANUDDIN/1021150
Tanaman hias

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

PPT Interaktif- Bioteknologi Konvensional
PPT Interaktif- Bioteknologi KonvensionalPPT Interaktif- Bioteknologi Konvensional
PPT Interaktif- Bioteknologi Konvensionalnuzlifahdia
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Rpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning BioteknologiRpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning BioteknologiSelly Noviyanty Yunus
 
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Gangguan pada sistem pencernaan
Gangguan pada sistem pencernaanGangguan pada sistem pencernaan
Gangguan pada sistem pencernaanRisda Hamsuri
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidaeMaedy Ripani
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanHariyatunnisa Ahmad
 
Struktur fungsi dan perkembangan akar
Struktur  fungsi dan perkembangan akarStruktur  fungsi dan perkembangan akar
Struktur fungsi dan perkembangan akarAlen Pepa
 
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyudaPpt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyudafirmanahyuda
 
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013Google
 
Sel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotikSel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotikriacantik96
 
Seminar anatomi tumbuhan buah mentimun
Seminar anatomi tumbuhan buah mentimunSeminar anatomi tumbuhan buah mentimun
Seminar anatomi tumbuhan buah mentimunindah rahayu
 

Mais procurados (20)

Gerak pada Tumbuhan
Gerak pada TumbuhanGerak pada Tumbuhan
Gerak pada Tumbuhan
 
Steroid pptt
Steroid  ppttSteroid  pptt
Steroid pptt
 
PPT Interaktif- Bioteknologi Konvensional
PPT Interaktif- Bioteknologi KonvensionalPPT Interaktif- Bioteknologi Konvensional
PPT Interaktif- Bioteknologi Konvensional
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - BijiPPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 
Rpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning BioteknologiRpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning Bioteknologi
 
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
 
Makalah morfologi batang
Makalah morfologi batangMakalah morfologi batang
Makalah morfologi batang
 
Gangguan pada sistem pencernaan
Gangguan pada sistem pencernaanGangguan pada sistem pencernaan
Gangguan pada sistem pencernaan
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
 
Struktur fungsi dan perkembangan akar
Struktur  fungsi dan perkembangan akarStruktur  fungsi dan perkembangan akar
Struktur fungsi dan perkembangan akar
 
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyudaPpt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyuda
 
Makalah tumbuhan paku
Makalah tumbuhan pakuMakalah tumbuhan paku
Makalah tumbuhan paku
 
Materi Fotosintesis
Materi Fotosintesis Materi Fotosintesis
Materi Fotosintesis
 
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
 
Sel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotikSel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotik
 
Ppt ekosistem
Ppt ekosistemPpt ekosistem
Ppt ekosistem
 
Seminar anatomi tumbuhan buah mentimun
Seminar anatomi tumbuhan buah mentimunSeminar anatomi tumbuhan buah mentimun
Seminar anatomi tumbuhan buah mentimun
 
Spermatophyta
SpermatophytaSpermatophyta
Spermatophyta
 

Destaque

Magang BPPTPH Ngipiksari Sleman Yogyakarta
Magang BPPTPH Ngipiksari Sleman YogyakartaMagang BPPTPH Ngipiksari Sleman Yogyakarta
Magang BPPTPH Ngipiksari Sleman YogyakartaSinergi Inspiration
 
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...Nita Komala
 
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"Fitroh NH
 
Pseudomonas fluorescens as plant growth promoting Rhizo- Bacteria and biologi...
Pseudomonas fluorescens as plant growth promoting Rhizo- Bacteria and biologi...Pseudomonas fluorescens as plant growth promoting Rhizo- Bacteria and biologi...
Pseudomonas fluorescens as plant growth promoting Rhizo- Bacteria and biologi...Innspub Net
 

Destaque (6)

Magang BPPTPH Ngipiksari Sleman Yogyakarta
Magang BPPTPH Ngipiksari Sleman YogyakartaMagang BPPTPH Ngipiksari Sleman Yogyakarta
Magang BPPTPH Ngipiksari Sleman Yogyakarta
 
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...
 
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
 
Pseudomonas fluorescens as plant growth promoting Rhizo- Bacteria and biologi...
Pseudomonas fluorescens as plant growth promoting Rhizo- Bacteria and biologi...Pseudomonas fluorescens as plant growth promoting Rhizo- Bacteria and biologi...
Pseudomonas fluorescens as plant growth promoting Rhizo- Bacteria and biologi...
 
Proposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomatProposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomat
 
Florikultura
FlorikulturaFlorikultura
Florikultura
 

Semelhante a Tanaman hias

Semelhante a Tanaman hias (20)

Kina
KinaKina
Kina
 
Makalah padi
Makalah padiMakalah padi
Makalah padi
 
Photo gulma
Photo gulmaPhoto gulma
Photo gulma
 
Elaeis guineensis
Elaeis guineensisElaeis guineensis
Elaeis guineensis
 
Klasifikasi tanaman padi
Klasifikasi tanaman padiKlasifikasi tanaman padi
Klasifikasi tanaman padi
 
Klasifikasi tanaman padi
Klasifikasi tanaman padiKlasifikasi tanaman padi
Klasifikasi tanaman padi
 
Ciri & Sifat Kantong Semar_ Anita Rasuna Sari Siregar.pdf
Ciri & Sifat Kantong Semar_ Anita Rasuna Sari Siregar.pdfCiri & Sifat Kantong Semar_ Anita Rasuna Sari Siregar.pdf
Ciri & Sifat Kantong Semar_ Anita Rasuna Sari Siregar.pdf
 
Bunga sawit
Bunga sawitBunga sawit
Bunga sawit
 
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
 
Tapak Dara
Tapak DaraTapak Dara
Tapak Dara
 
Ciri khusus tumbuhan sd
Ciri khusus tumbuhan sdCiri khusus tumbuhan sd
Ciri khusus tumbuhan sd
 
Mawar
MawarMawar
Mawar
 
About plants
About plantsAbout plants
About plants
 
Macam-Macam Tanaman Hias Untuk Green House
Macam-Macam Tanaman Hias Untuk Green HouseMacam-Macam Tanaman Hias Untuk Green House
Macam-Macam Tanaman Hias Untuk Green House
 
Tumbuhan biji
Tumbuhan bijiTumbuhan biji
Tumbuhan biji
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 4 sub classis dilleniidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 4 sub classis dilleniidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 4 sub classis dilleniidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 4 sub classis dilleniidae
 
PKL_Report body
PKL_Report bodyPKL_Report body
PKL_Report body
 
Buku spermatophyta
Buku spermatophytaBuku spermatophyta
Buku spermatophyta
 
Morf anggrek
Morf anggrekMorf anggrek
Morf anggrek
 
Buku Tumbuhan Berbiji
Buku Tumbuhan BerbijiBuku Tumbuhan Berbiji
Buku Tumbuhan Berbiji
 

Mais de Hasanuddin Udhin (9)

Makalah platyhelminthes
Makalah platyhelminthesMakalah platyhelminthes
Makalah platyhelminthes
 
Platyhelminthes
PlatyhelminthesPlatyhelminthes
Platyhelminthes
 
ALGA
ALGAALGA
ALGA
 
Asalmula kerajinan tangan
Asalmula kerajinan tanganAsalmula kerajinan tangan
Asalmula kerajinan tangan
 
Cabang ilmu biologi
Cabang ilmu biologiCabang ilmu biologi
Cabang ilmu biologi
 
Hakekat kurikulum
Hakekat kurikulumHakekat kurikulum
Hakekat kurikulum
 
Manggis
ManggisManggis
Manggis
 
Pengembangan
PengembanganPengembangan
Pengembangan
 
Evolusi
EvolusiEvolusi
Evolusi
 

Tanaman hias

  • 1. TANAMAN HIAS KRISAN Klasifikasi Tanaman Krisan Bunga Krisan yang dikenal dengan nama crhysantemum, yaitu bahasa Yunani yang mempunyai arti Kuning megah. Tanaman Krisan memiliki klasifikasi sebagai berikut. Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Klas : Dicotiledonae Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Crhysantemum Spesies : Crhysantemum morifolium Ramat, Crhysantemum indicium, Crhysantemum roseum, Crhysantemum maximum, Crhysantemum coccineum, dan lain-lain.
  • 2. Tanaman Krisan Tanaman Krisan (crhysantemum) merupakan tanaman yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam skala komersial terutama sebagai tanaman hias dalam pot maupun bunga potong.Tanaman Krisanthemum yang tertua adalah Tanaman Krisanthemum Cina yang bentuknya mirip dengan bunga daisy di Cina juga. Tanaman Krisanthemum Cina tersebut telah dikultivasikan sekitar 2,500 tahun sebelum diperkenalkan ke Eropa dan sekarang bunga seruni ini telah banyak ditanam di negara Barat dan Eropa bahkan Tanaman Krisan ini diangkat menjadi bunga nasional negara Jepang. Tanaman Krisan masih tergolong ke dalam famili yang sama dengan bunga aster dan daisy, yaitu famili Asteraceae. Bentuk daun krisan seperti (Chrysantemum Morifollium), khususnya pada bagian tepinya tampak bercelah dan bergerigi. Daun tersebut tersusun secara berselang-seling pada cabang atau batangnya. Batang Tanaman Krisan tumbuh tegak, berstruktur lunak, dan berwarna hijau. Namun demikian, jika dibiarkan tumbuh terus maka batang pun akan menjadi keras berkayu dan warnanya menjadi hijau kecokelat-cokelatan. Akar dari Tanaman Krisan juga dapat menyebar ke semua arah dengan ke dalaman 30 cm hingga 40 cm. Akarnya mudah mengalami kerusakan akibat pengaruh lingkungan yang kurang baik. Misalnya, keadaan pengairan yang jelek, kandungan unsur Aluminium dan mangan dalam tanah yang tinggi dan tanah yang terlalu masam atau pH rendah. Bunga Krisan memiliki banyak variasi kelopak, yaitu tunggal dan pertumpuk dengan ukuran kecil hingga ukuran sangat besar. Bunga Krisan tumbuh tegak pada ujung tanamandan tersusun dalam tangkai (tandan) berukuran pendek sampai panjang. Bunga Krisan memiliki berbagai bentuk yang menarik. Bunganya Beraneka ragam dan dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan sebagai berikut.
  • 3. a. Tunggal Pada setiap tangkai hanya memiliki satu kuntum bunga. Piringan dasar bunganya sempit dan sususnan mahkotabunganya hanya satu lapis. b. Anemone Helai bunganya berbebntuk lebar, sekilas mirip dengan bunga tunggal. Namun, piringan dasar bunganya lebih tebal dan lebih lebar. c. Besar Di setiap tangkainya hanya terdapat satu kuntum. Tetapi ukurannya besar yaitu dapat mencapai 10 cm. Oleh karena itu, piringan dasar tidak kelihatan. Mahkota bunganya memiliki banyak variasi, anatara lain melekuk ke dalam atau ke luar. Pipih, panjang, bebrbentuk sendok, dan lainlain. d. Pompon Karakteristik bentuk bunga pompon adalah bulat mirip bola. Mahkota bunga menyebar kesegala penjuru.. Piringan dasar dari mahkota tidak tampak. e. Dekoratif Penampilan bunga krisan ini memang sangat dekoratif. Bunganya bebrbentuk bulat seperti bola. Mahkota bunganya bertumpuk-tumpuk rapat, di tengah pendek dan semakin ke tepi semakin panjan. Piringan dasar bunga tidak tampak. Berkat teknik disbudding, jumlah kuntum bunga dibuat hanya satu yang kemudian dikenal dengan krisan standar atau krisan tunggal. Contohnya, krisan shamrock, dark red pompon. Regal mistdan Borholm.
  • 4. Berdasarkan kuntum bunganya, krisan pun ternyata juga memiliki karakter masing-masing. Anatara lain sebagai berikut. a. Spray Setiap tangkai memiliki sekitar 10 hingga 20 kuntum bunga. Namun, ukuran diameternya kecilkecil, yaitu sekitar 2 – 3 cm. Contoh krisan jenis spray antara lain krisan Puma, Granada, Salmon, Klondike, dan sebagainya. b. Standar Setiap tangkai memiliki 1 kuntum bunga dan biasanya berukuran besar. Selain aneka bentuk bunga tersebut, dikenal pula bentuk (tipe) bunga yang lain, antara lain : a. Spoon, Bunga Krisan yang helainya berbentuk seperti sendok. b. Spider, yang helai bunganya berbebtuk ramping dan seolah-olah seperti Laba-laba. c. Quill, yang helainya beberbentuk seperti bulu ayam. d. Incurve, yang helainya melengkung ke dalam, tersusun rapat, dan membentuk kepala membulat. e. Laciniated, helai bunganya berbentuk langsing dengan ujung terbelahtetapi saling melekuk membentuk tabung. f. Hairy, bentuk helainya menyerupai rambut. g. Thistle, helai bunganya rambing, menggulung, namun bagian ujungngnya tetap membuka sehingga mirip lubang kecil. h. Cascade, helai bunganya panjang dan menjuntai. i. Japanese, helai bunganya panjang da menyebar ke semua arah. j. Ekhebisi, bunganya berbentuk bulat besar dengan helai bunga menyebar ke segala arah. k. Reflex, helai bunga melengkung ke luar. l. Reflexing incurve, helai bunganya berbentuk mirip dengan incurve tetapi, lebih melekuk.
  • 5. Jenis dan Varietas Tanaman Krisan Terdapat lebih dari sekitar seribua varietas krisan yang dikenal dan tersebar di seluruh dunia. Awalnya krisan dibudidayakan di Jepang. Bahkan menjadikan krisan sebagai simbol kekaisaran Jepang dan disebut sebagai Queen of the East. Kemudian beberapa waktunya barulah menyebar ke Eropa lalu ke seluruh Asia. Tanaman Krisan baru masuk ke Indonesia pada abad ke- 17 dan baru dikembangkan pada tahun 1940 di Cianjur, Lembang, Cisarua, Brastagi dan Bandungan. Ahli peneliti utama pada Balai Penelitian Tanaman Hias Departemen Pertanian di Segunung, kecamatan Pacet, Cianjur telah berhasil menemukan 19 varietas baru krisan yang telah dikembangkan para petani. Berdasarkan hasil persilangan dua varietas tua dari Belanda bernama Town Talk dengan Saraswati di Instalasi Penelitian Tanaman Hias di Cipanas telah diperoleh dua jenis bunga terbagus dan diberi nama Pus[ita Kencana serta Puspita Nusantara. Krisan bukanlah tanaman asli Indonesia maka keberhasilan pembentukan biji untuk mendapat varietas unggul sulit tecapai. Di luar negeri pemuliaan bunga krisan membutuhkan rumah kaca yang suhunya sudah diatur 17º C dengan penyinaran penuh selama 15 jamper hari. Jenis dan varietas tanaman krisan di Indonesia umumnya hibrida yang berasal dari Belanda, Jepang dan Amerika Serikat. Tanaman krisan yang ditanam di Indonesia antara lain sebagai berikut. 1.Krisan Lokal (Krisan Kuno) Krisan lokal berasal dari luar negeri, tetapi telah beradaptasi dengan lingkungan tropis Indonesia. Ciri-cirinya anatara lain sifat hidupnya di hari netral dan siklus hidupnya antar 7-12 bulan dalam satu kali penanaman. Salah satu contohnya adalah Crhysantemum maximum. 2. Krisan Introduksi (Krisan Modern atau Krisan Hibrida) Ciri khas Krisan Introduksi antara lain sifat hidupnya berhari pendek, siklus hidupnya relatif singkat. Dan bersifat sebagai tanaman annual. Salah satu contohnya adalah Chrysanthemum indicum hybr.
  • 6. 3. Krisan Produk Indonesia Balai Penelitian Tanaman Hias di Cipanas telah melepas varietas Krisa buatan Indonesia, yaitu varietas Balitji 27.108, 27.177, 28.7 dan 30.13A. Dengan sarana penelitian, dapat diteliti berbagai varietas krisan. Proses perkawinan bunga krisan hingga menjadi tunas bunga membutuhkan waktu setahun. Selama masa pertumbuhan, biji bunga hasil pemulian diletakan di media sekam bakar (kulit padi) bercampur humus bambudan tanah yang disterilisasi. Karena Krisan merupakan tanaman hari pendek maka biji harus diterangi lampu untuk merangsang pertumbuhannya. Setelah terangsang pertumbuhannya lampu dimatikan. Ada dua jenis krisan yang umum dibudidayakan oleh petani, yaitu krisan standar dan krisan spray. Krisan standar digolonkan menjadi dua macam, yaitu : a. Krisan Standar Hibrida Karakteristik sistem budidaya krisan standar hibrida adalah jumlah bunganya hanya 1 kuntum pada satu tangakainya, bunganya bermekaran secara kompak, semourna dengan diameter 8 – 12 cm dan beraneka ragam warna. Selain itu bunga dan daun bebas dari serangan hama penyakit. b. Krisan Standar Lokal Ciri-ciri dari krisan standar lokal antara lain: Jumlah bunga 2 – 3 kuntum/ tangkai. Diameter bunga antara 12 – 15 cm. Panjang tangkai bunga antara 70 – 80 cm. Mekar bunga kurang kompak. Bunganya hanya berwarna kuning dan putih. Tidak bebas dari serangan hama dan penyakit. Kesegaran bunga tidak lama, yaitu hanya mencapai 5 hari.
  • 7. Tanaman hias krisan dapat menjadi tanaman musiman (annual) jika siklus hidupnya hanya sampai bunga dan dapat menjadi tanaman tahunan jika selama hidupnya dapat memanen bunga berkali-kali. Jenis-jenis yang merupakan jenis paling digemari Chrysanthemum maximum, Chrysanthemum carinatum, Chrysanthemum segetum, Chrysanthemum inodorum serta jenis-jenis krisan bercabang. a. Chrysanthemum segetum Jenis krisan ini memiliki tinggi sekitar 50 cm. Bunga-bunga muncul pada umu 3 bulan sesudah disemaikan. Lamanya bunga bertahan pada pohon hingga 2 bulan. Bentuk bunganya adalah cakram dengan warna kuning dan di tengahnya berwarna gelap. Tanaman krisan Ini dapat diperbanyak melalui biji, setek batang atau setek umbi akar. Jika bijinya disimpan dalam tempat kering dapat bertahan hingga beberapa tahun tanpa mengurangi kemampuan tumbuhnya. b. Chrysanthemum inodorum Jenis krisan ini mempunyai tinggi sekitar 35 cm dan mulai bermunculan bunga pada bulan ke 3 setelah disemaikan. Lamanya berbunga hingga 2 bulan. Jika diperbanyak melalui biji, krisan tumbuh 2 minggu setelah disemaikan. Jika bijinya disimpan dalam tempat kering dapat bertahan hingga beberapa tahun tanpa mengurangi kemampuan tumbuhnya. c. Chrysanthemum carinatum Bunga Chrysanthemum carinatum berbentuk cakram yang memiliki tiga warna melinkar dengan pusatnya berwarna gelap. Warna bunganya beragam. Perbanyakan melalui biji dapat tumbuh rata-rata 2 minggu setelah disemaikan. d. Chrysanthemum maximum Jenis Chrysanthemum maximum ini bertipe lockenpopf. Tinggi tanaman krisan ini mencapai 1 meter. Bunganya bertangkai panjang dan tegas bentuk cakram berwarna putih. Tanaman ini
  • 8. digunakan sebagai penghias kebun atau taman, penghias pinggiran pagar tembok maupun sebagi bunga potong. e. Jenis-Jenis Krisan Bercabang Krisan yang mempunyai banyak cabang dan ranting. Akibatnya, akan terbentuk rangkaian bunga yang membulat. Bunganya beraneka ragam dan berbentuk cakram atau bersusun. Contohnya Crhysanthemum koreanum. Beraneka ragam tanaman krisan yang lain, antara lain Chrysanthemum bloemen. Chrysanthemum achilleifolium, Chrysanthemum coronarium, Chrysanthemum nankinensis, Chrysanthemum leucoanthemum, Chrysanthemum paludosum, Chrysanthemum pacifium Nakai, Chrysanthemum japonense Nakai var. asizuriense Kitam, Chrysanthemum oxeye daisy dan Chrysanthemum siwogiku Kitam. Syarat Tumbuh Tanaman Krisan Iklim 1. Tanaman krisan membutuhkan air yang memadai, tetapi tidak tahan terhadap terpaan air hujan. Oleh karena itu untuk daerah yang curah hujannya tinggi, penanaman dilakukan di dalam bangunan rumah plastik. 2. Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama yaitu dengan bantuan cahaya dari lampu TL dan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik adalah tengah malam antara jam 22.30–01.00 dengan lampu 150 watt untuk areal 9 m 2 dan lampu dipasang setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai fase vegetatif (2-8 minggu) untuk mendorong pembentukan bunga. 3. Suhu udara terbaik untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah antara 20-26 derajat C. Toleran suhu udara untuk tetap tumbuh adalah 17-30 derajat C. 4. Tanaman krisan membutuhkan kelembaban yang tinggi untuk awal pembentukan akar bibit, setek diperlukan 90-95%. Tanaman muda sampai dewasa antara 70-80%, diimbangi dengan sirkulasi udara yang memadai.
  • 9. 5. Kadar CO2 di alam sekitar 3000 ppm. Kadar CO2 yang ideal untuk memacu fotosistesa antara 600-900 ppm. Pada pembudidayaan tanaman krisan dalam bangunan tertutup, seperti rumah plastik, greenhouse, dapat ditambahkan CO2, hingga mencapai kadar yang dianjurkan. Media Tanam 1. Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur liat berpasir, subur, gembur dan drainasenya baik, tidak mengandung hama dan penyakit. 2. Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar 5,5 - 6,7. Ketinggian Tempat ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tanaman ini antara 700–1200 m di atas permukaan laut Cara Memperbanyak Tanaman Krisan 1. Pembibitan
  • 10. a. Persyaratan Bibit : Bibit diambil dari induk sehat, berkualitas prima, daya tumbuh tanaman kuat, bebas dari hama dan penyakit dan komersial di pasar. 1. Penyiapan Bibit: Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan anakan, setek pucuk dan kultur jaringan. -Bibit asal anakan -Bibit asal stek pucuk : Tentukan tanaman yang sehat dan cukup umur. Pilih tunas pucuk yang tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm, mempunyai 3 helai daun dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk tersebut, langsung semaikan atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu udara 4 derajat C, dengan kelembaban 30 % agar tetap tahan segar selama 3-4 minggu. Cara penyimpanan stek adalah dibungkus dengan beberapa lapis kertas tisu, kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik rata-rata 50 stek. -Penyiapan bibit dengan kultur jaringan : Tentukan mata tunas atau eksplan dan ambil dengan pisau silet, stelisasi mata tunas dengan sublimat 0,04 % (HgCL) selama 10 menit, kemudian bilas dengan air suling steril. Lakukan penanaman dalam medium MS berbentuk padat. Hasil penelitian lanjutan perbanyakan tanaman krisan secara kultur jaringan: 1. Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 1,5 mg kinetin/liter, paling baik untuk pertumbuhan tunas dan akar eksplan. Pertunasan terjadi pada umur 29 hari, sedangkan perakaran 26 hari. 2. Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5 BAP/liter, kalus bertunas waktu 26 hari, tetapi medium tidak merangsang pemunculan akar. 3. Medium MS padat ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-0.2 mg kinetin/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-2,0 BAP/liter pada eksplan varietas Sandra untuk membentuk akar pada umur 21-31 hari. Penyiapan bibit pada skala komersial dilakukan dengan dua tahap yaitu: a. Stok tanaman induk : Fungsinya untuk memproduksi bagian vegetatif sebanyak mungkin sebagai bahan tanaman Ditanam di areal khusus terpisah dari areal budidaya. Jumlah
  • 11. stok tanaman induk disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang telah direncanakan. Tiap tanaman induk menghasilkan 10 stek per bulan, dan selama 4-6 bulan dipelihara memproduksi sekitar 40-60 stek pucuk. Pemeliharaan kondisi lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya 4 jam/hari mulai 23.30–03.00 lampu pencahayaan dapat dipilih Growlux SL 18 Philip. b. Perbanyakan vegetatif tanaman induk. 1. Pemangkasan pucuk, dilakukan pada umur 2 minggu setelah bibit ditanam, dengan cara memangkas atau membuang pucuk yang sedang tumbuh sepanjang 0,5-1 cm. 2. Penumbuhan cabang primer. Perlakuan pinching dapat merangsang pertumbuhan tunas ketiak sebanyak 2-4 tunas. Tunas ketiak daun dibiarkan tumbuh sepanjang 15-20 cm atau disebut cabang primer. 3. Penumbuhan cabang sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan pemangkasan pucuk sepanjang 0,5-1 cm, pelihara tiap cabang sekunder hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm. 2. Teknik Penyemaian Bibit a. Penyemaian di bak : Siapkan tempat atau lahan pesemaian berupa bak-bak berukuran lebar 80 cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya bak berkaki tinggi. Bak dilubangi untuk drainase yang berlebihan. Medium semai berupa pasir steril hingga cukup penuh. Semaikan setek pucuk dengan jarak 3 cm x 3 cm dan kedalaman 1-2 cm, sebelum ditanamkan diberi Rotoon (ZPT). Setelah tanam pasang sungkup plastik yang transparan di seluruh permukaan. b. Penyemaian kultur jaringan : Bibit mini dalam botol dipindahkan ke pesemaian beisi medium berpasir steril dan bersungkup plastik tembus cahaya. Pemeliharaan
  • 12. Untuk pemeliharaan, penyiraman dilakukan dengan sprayer 2-3 kali sehari, pasang bola lampu untuk pertumbuhan vegetatif, penyemprotan pestisida apabila tanaman di serang hama atau penyakit. Buka sungkup pesemaian pada sore hari dan malam hari, terutama pada beberapa hari sebelum pindah ke lapangan. Pemeliharaan pada kultur jaringan dilakukan di ruangan aseptik, setelah bibir berukuran cukup besar, diadaptasikan secara bertahap ke lapangan terbuka. Bibit stek pucuk siap dipindahtanamkan ke kebun pada umur 10-14 hari setelah semai dan bibit dari kultur jaringan bibit siap pindah yang sudah berdaun 5-7 helai dan setinggi 7,5-10 cm. Hama dan Penyakit a. Hama 1. Ulat tanah (Agrotis ipsilon) o Gejala: memakan dan memotong ujung batang tanaman muda, sehingga pucuk dan tangkai terkulai. o Pengendalian: mencari dan mengumpulkan ulat pada senja hari dan semprot dengan insektisida. 2. Thrips (Thrips tabacci) o Gejala: pucuk dan tunas-tunas samping berwarna keperak-perakan atau kekuningkuningan seperti perunggu, terutama pada permukaan bawah daun. o Pengendalian: mengatur waktu tanam yang baik, memasang perangkap berupa lembar kertas kuning yang mengandung perekat, misalnya IATP buatan Taiwan. 3. Tungau merah (Tetranycus sp) o Gejala: daun yang terserang berwarna kuning kecoklat-coklatan, terpelintir, menebal, dan bercak-bercak kuning sampai coklat. o Pengendalian: memotong bagian tanaman yang terserang berat dan dibakar dan penyemprotan pestisida. 4. Penggerek daun (Liriomyza sp) : o Gejala: daun menggulung seperti terowongan kecil, berwarna putih keabu-abuan yang mengelilingi permukaan daun.
  • 13. o Pengendalian: memotong daun yang terserang, penggiliran tanaman, dengan aplikasi insektisida. b. Penyakit 1. Karat/Rust o Penyebab: jamur Puccinia sp. karat hitam disebakan oleh cendawan P chrysantemi, karat putih disebabkan oleh P horiana P.Henn. o Gejala: pada sisi bawah daun terdapat bintil-bintil coklat/hitam dan terjadi lekukan-lekukan mendalam yang berwarna pucat pada permukaan daun bagian atas. Bila serangan hebat meyebabkan terhambatnya pertumbuhan bunga. o Pengendalian: menanam bibit yang tahan hama dan penyakit, perompesan daun yang sakit, memperlebar jarak tanam dan penyemprotan insektisida. 2. Tepung oidium o Penyebab: jamur Oidium chrysatheemi. o Gejala: permukaan daun tertutup dengan lapisan tepung putih. Pada serangan hebat daun pucat dan mengering. o Pengendalian: memotong/memangkas daun tanaman yang sakit dan penyemprotan fungisida. 3. Virus kerdil dan mozaik o Penyebab: virus kerdil krisan, Chrysanhenumum stunt Virus dan Virus Mozaoik Lunak Krisan (Chrysanthemum Mild Mosaic Virus). o Gejala: tanaman tumbuhnya kerdil, tidak membentuk tunas samping, berbunga lebih awal daripada tanaman sehat, warna bunganya menjadi pucat. o Penyakit kerdil ditularkan oleh alat-alat pertanian yang tercemar penyakit dan pekerja kebun. o Virus mosaik menyebabkan daun belang hijau dan kuning, kadang-kadang bergaris-garis. o Pengendalian: menggunakan bibit bebas virus, mencabut tanaman yang sakit, menggunakan alat-alat pertanian yang bersih dan penyemprotan insektisida untuk pengendalian vektor virus.
  • 14. Kegunaan Tanaman Krisan Kegunaan tanaman krisan yang utama adalah sebagai tanaman hias. Manfaat lain dari tanaman ini adalah sebagai obat tradisional dan penghasil racun serangga. 1. Tanaman Krisan sebagai Tanaman Hias Bunga Krisan sering digunakan sebagai bunga potong dalam berbagai kegiatan. Bahkan uniknya warna bunga krisan dapat dikaitkan dengan makna kegiatan itu sendiri. Sebagai tanaman hias (bunga hias), krisan di Indonesia digunakan sebagai bunga potong dan bunga pot. 2. Tanaman Krisan sebagai Penghasil Racun Serangga Tanaman Krisan jenis Chrysanthemum cinerariafolium VS mengandung zat pyrethrin. Zat pyrethrin sangat beracun bagi aneka macam serangga, tetapi tidak merupakan racun bagi binatang yang berdarah panas. Zat pyrethrin dapat digunakan antara lain sebagai campuran bahan pembuatan obat nyamuk. 3. Tanaman Krisan sebagai Tanaman Obat. Selain menjadi tanaman hias dan Racun serangga Tanaman Krisan juga dapat bermanfaat sebagai tanaman obat tradional. Bunga krisan yang telah dikeringkan akan berkhasiat dalam menyembuhkan panas dalam dan menyerap racun dalam tubuh. Bunga krisan yang dikeringkan dapat dijadikan teh. Ramuan teh bunga krisan ini dapat menyegarkan tenggorokan, memperindah bentuk tubuh, memulihkan kesehatan, serta baik untuk menjaga kesehatan mata. Bunga krisan juga dapat melancarkan peredaran darah. SEKIAN HASANUDDIN/1021150