1. 1. PengertianPendidikanKarakter
Pendidikankarakteradalahpendidikanbudipekerti plus, yaitu yang melibatkanaspekpengetahuan
(cognitive), perasaan (feeling), dantindakan (action).Menurut Thomas Lickona, tanpaketigaaspekini,
makapendidikankaraktertidakakanefektif, danpelaksanaannya pun
harusdilakukansecarasistematisdanberkelanjutan.
Pendidikankaraktermerupakantujuanpendidikan yang
mulaidirintisolehpemerintahkita.Pemerintahmenginginkanbukanhanyamenghasikan orang-orang
pintartetapimenghasilkan orang-orang yang pintardanmemilikikarakter yang
kuat.Sehinggaketikamendudukijabatandapatmenjalankanamanahterebutdenganbaikdanbijaksana.
Denganpendidikankarakter, seoranganakakanmenjadicerdasemosinya.
Kecerdasanemosiadalahbekalterpentingdalammempersiapkananakmenyongsongmasadepan,
karenadengannyaseseorangakandapatberhasildalammenghadapisegalamacamtantangan,
termasuktantanganuntukberhasilsecaraakademis.
Sebuahbuku yang baruterbitberjudul Emotional Intelligence and School Success (Joseph Zins,
et.al, 2001)
mengkompilasikanberbagaihasilpenelitiantentangpengaruhpositifkecerdasanemosianakterhadapkeberh
asilan di sekolah. Dikatakanbahwaadasederetfaktor-faktorresikopenyebabkegagalananak di
sekolah.Faktor-faktorresiko yang disebutkanternyatabukanterletakpadakecerdasanotak,
tetapipadakarakter, yaitu rasa percayadiri, kemampuanbekerjasama, kemampuanbergaul,
kemampuanberkonsentrasi, rasa empati, dankemampuanberkomunikasi.
Hal inisesuaidenganpendapat Daniel Golemantentangkeberhasilanseseorang di masyarakat,
ternyata 80 persendipengaruhiolehkecerdasanemosi, danhanya 20
persenditentukanolehkecerdasanotak (IQ). Anak-anak yang
mempunyaimasalahdalamkecerdasanemosinya, akanmengalamikesulitanbelajar,
bergauldantidakdapatmengontrolemosinya. Anak-anak yang
bermasalahinisudahdapatdilihatsejakusiapra-sekolah,
dankalautidakditanganiakanterbawasampaiusiadewasa. Sebaliknyapararemaja yang
berkarakterataumempunyaikecerdasanemositinggiakanterhindardarimasalah-masalahumum yang
dihadapiolehremajasepertikenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilakuseksbebas, dansebagainya.
Pendidikankarakter di sekolahsangatdiperlukan, walaupundasardaripendidikankarakteradalah di
dalamkeluarga.Kalauseoranganakmendapatkanpendidikankarakter yang baikdarikeluarganya,
anaktersebutakanberkarakterbaikselanjutnya. Namunbanyak orang tua yang
lebihmementingkanaspekkecerdasanotakketimbangpendidikankarakter.
2. Selainitu Daniel Golemanjugamengatakanbahwabanyak orang tua yang
gagaldalammendidikkarakteranak-
anaknyaentahkarenakesibukanataukarenalebihmementingkanaspekkognitifanak.Namuninisemuadapatd
ikoreksidenganmemberikanpendidikankarakter di sekolah.Namunmasalahnya, kebijakanpendidikan di
Indonesia jugalebihmementingkanaspekkecerdasanotak, danhanyabaru-
baruinisajapentingnyapendidikanbudipekertimenjadibahanpembicaraanramai.Ada yang
mengatakanbahwakurikulumpendidikan di Indonesia dibuathanyacocokuntukdiberikanpada 10-20
persenotak-otakterbaik.Artinyasebagianbesaranaksekolah (80-90 persen)
tidakdapatmengikutikurikulumpelajaran di sekolah.Akibatnyasejakusiadini, sebagianbesaranak-
anakakanmerasa “bodoh” karenakesulitanmenyesuaikandengankurikulum yang ada.
Ditambahlagidenganadanyasistem ranking yang telah “memvonis” anak-anak yang tidakmasuk “10
besar”, sebagaianak yang
kurangpandai.Sistemsepertiinitentunyaberpengaruhnegatifterhadapusahamembangunkarakter,
dimanasejakdinianak-anakjustrusudah “dibunuh” rasa percayadirinya. Rasa tidakmampu yang
berkepanjangan yang akanmembentukpribadi yang tidakpercayadiri, akanmenimbulkan stress
berkepanjangan. Padausiaremajabiasanyakeadaaniniakanmendorongremajaberperilakunegatif. Maka,
tidakherankalaukitalihatperilakuremajakita yang senangtawuran, terlibatkriminalitas, putussekolah,
danmenurunnyamutululusan SMP dan SMU.
Juga Theodore Roosevelt yang mengatakan: “To educate a person in mind and not in morals is
to educate a menace to society” (Mendidikseseorangdalamaspekkecerdasanotakdanbukanaspek moral
adalahancamanmara-bahayakepadamasyarakat)
Pendidikankaraktermerupakantujuanpendidikan yang
mulaidirintisolehpemerintahkita.Pemerintahmenginginkanbukanhanyamenghasikan orang-orang
pintartetapimenghasilkan orang-orang yang pintardanmemilikikarakter yang
kuat.Sehinggaketikamendudukijabatandapatmenjalankanamanahterebutdenganbaikdanbijaksana.
2. Ciri-cirikarakteranak yang bermasalah
1. Susah diaturdandiajakkerjasama
Hal yang paling Nampak adalahanakakanmembangkang, akansemaunyasendiri,
mulaimengaturtidakmauinidanitu. padafaseinianaksangatinginmemegangkontrol. Mulaiada
“pemberontakan” daridalamdirinya.Hal yang
dapatkitalakukanadalahmemahaminyadankitasebaiknyamenanggapinyadengankondisiemosi yang
tenang.
Ingatakankebutuhandasarmanusia? Tigahaldiatas yang telahsayasebutkan, nah
kebutuhanitusedangdialamianak.Kita hanyabisamengarahkandanmengawasidenganseksama.
3. 2. Kurangterbukapadapada Orang Tua
Saat orang tuabertanya “Gimanasekolahnya?” anakmenjawab “biasasaja”, menjawabdenganmalas,
namunanehnyapadatemannyadiabegituterbuka. Anehbukan?Iniadalahcirike 2, nah
padasaatinidapatdikatakan figure orangtuatergantikandenganpihak lain (temanataupunketua gang,
pacar, dll). Saatiniterjadikitasebagaiorangtuahendaknyamawasdiridanmulaimengantipendekatankita.
3. Menanggapinegatif
Saatanakmulaiseringberkomentar “Biarinajadiamemangjelekkok”, tandahargadirianak yang
terluka.Hargadiri yang rendah, salahsatucarauntuknaikketempat yang lebihtinggiadalahmencaripijakan,
samasaathargadirikitarendahmakacara paling
mudahuntukmenaikkanhargadirikitaadalahdenganmencela orang lain. Dan anak pun
sudahterlatihmelakukanitu, berhati-hatilahterhadaphalini.Hargadiriadalahkuncisukses di
masadepananak.
4. Menarikdiri
SaatanakterbiasadanseringMenyendiri, asyikdenganduniannyasendiri, diatidakingin orang lain
tahutentangdirinya (menarikdiri).
Padakondisiinikitasebagaiorangtuasebaiknyasegeramelakukanupayapendekatan yang
berbeda.Setiapmanusiaingindimengerti, bagaimanacaramengertikondisiseoranganak? Kembalike 3 hal
yang telahsayajelaskan.Padakondisiinibiasanyaanakmerasainginditerimaapaadanya, dimengerti –
semengertinyadansedalam-dalamnya.
5. Menolakkenyataan
Pernahmendengar quote seperti “Akuinibukan orang pintar, akuinibodoh”, “Akunggabisa, akuinitolol”.
Inihampirsamadengannomor 4, yaitukasushargadiri. Dan biasanyakasusini (menolakkenyataan)
berasaldari proses disiplin yang salah. Contoh: “masakgituajangabisasih, kan mama da
kasihcontohberulang-ulang”.
6. Menjadipelawak
Suatukejadiandisekolahketikateman-
temannyatertawakarenaulahnyadananaktersebutmerasasenang.Jikainisesekalimungkintidakmasalah,
tetapijikaberulang-ulangdiatidakmaukembaliketempatdudukdanmencari-
carikesempatanuntukmencaripengakuandanpenerimaandariteman-temannyamakakitasebagai orang
tuaharapwaspada.Karenaanaktersebuttidakmendapatkan rasa diterimadirumah, kemanakahorangtua?