1. PENJELASAN BERSIH LINGKUNGAN RW.07 JETISHARJO YOGYAKARTA
NO ASPEK PENJELASAN KET.
1 Struktur Sistem manajemen limbah:
pelaksanaan 1. Ada pemisahan limbah cair dan limbah padat:
program • Limbah cair di wilayah RW.07 bagian atas disalurkan ke
pengolahan assainering / saluran kota mengalir ke Selatan dan diolah
sampah dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah secara sentral di
Sewon, Bantul. Sedangkan Limbah cair di bagian bawah
disalurkan ke Septik Tank Komunal. Limbah cair dari tinja ini,
kami usulkan untuk dimanfaatkan biogasnya, selanjutnya dapat
disalurkan sebagai bahan bakar gas. Limbah padat juga
dipisahkan dengan limbah cair, dan ditangani tersendiri, seperti
penjelasan dibawah.
2. Limbah padat juga dipisahkan berdasarkan sampah organik dan
sampah anorganik.
Sampah organik diperlakukan sbb:
• Sampah organik dari daun-daun sisa sayuran, sisa sayur, dsb
dijadikan kompos dengan komposter.
• Bahan organik spt daun, sisa sayuran dipotong kecil-kecil agar
proses merata. Sisa sayur yang ada kuahnya ditiris terlebih
dahulu.
• Untuk mempercepat proses dekomposisi/penguraian sampah
organik menjadi kompos, dipacu dengan biostater (dapat dibuat
tersendiri dari buah/kulitnya pisang, nanas, bawang merah, atau
tempe atau beli yang sudah jadi misalnya EM4).
• Setiap kali memasukkan/menambah sampah organik yang
baru, harus diaduk agar bercampur dengan yang sudah lama
hingga merata.
• Kelembaban dijaga, apabila terlalu kering percikkan/semprot
dengan air dan aduk sampai rata. Apabila terlalu basah
tambahkan serbuk arang atau bekatul atau yang lainnya untuk
mengurangi kelembaban, kemudian diaduk merata.
• Apabila komposter telah penuh, ditutup rapat dan biarkan saja,
sesekali dilihat untuk dikontrol kelembabannya. Apabila punya 2
komposter, sambil menunggu proses pematangan kompos tadi,
dapat menggunakan/mengisi komposter yang ke 2, dilakukan
sama dengan komposter ke 1 yang telah penuh tersebut. Atau
masukkan kompos tadi kedalam karung plastik untuk menunggu
proses pematangan. Gunakan kembali komposter seperti
langkah diatas.
• Setelah kompos matang (warna gelap dan remah), bongkar dan
angin-anginkan, kemudian dilakukan pengayakan untuk
mendapatkan kompos halus. Sisa kompos kasar masukkan ke
dalam komposter untuk proses lebih lanjut.
Sampah anorganik (sampah kering) dipilah-pilah sbb:
• Setiap rumah menyiapkan 3 kantong/tas karung untuk
pewadahan sampah kering (plastik, kertas, kaca/logam)
• Masukkan secara terpisah sampah plastik, kertas, kaca/logam
pada masing-masing kantong/tas yang telah disiapkan tersebut
diatas.
• Pemilahan ini wajib dilakukan oleh seluruh anggota keluarga
secara terus-menerus.
• Apabila kantong/tas sampah ini telah penuh, dapat secara
bersama-sama dengan warga di lingkungan RT dikumpulkan
pada tempat yang sudah disediakan dengan 3 buah drum yang
masing-masing juga untuk plastik, kertas, dan logam/kaca.
Kemudian dijual oleh pengelola sampah di tingkat RT.
Sehingga pengurus tingkat RW sifatnya koordinatif.
1
2. NO ASPEK PENJELASAN KET.
3. Tersedia tempat pengumpulan sementara (TPS):
• TPS tersedia di Jl. AM.Sangaji jaraknya sekitar 250 m dari
wilayah RW.07.
• TPS tersebut digunakan bersama-sama dari beberapa RW,
bahkan warga dari luar Kota Yogyakarta juga menggunakan
TPS tersebut.
• TPS di tingkat RT disediakan 1 gerobag setiap RT, ini hanya
untuk menampung sampah yang tidak termasuk kriteria sampah
organik yang dibuat untuk kompos, atau sampah anorganik
seperti: kertas, plastik, dan logam/kaca seperti pada kriteria
diatas.
• Dengan demikian sampah ini secara rutin relatif sedikit,
contohnya sepatu bekas, pakaian bekas, ranting-ranting kayu
yang tidak dapat terolah/dimanfaatkan.
.
4. Tersedia tempat pengumpulan akhir: (TPA)
• TPA ini berlokasi di Piyungan, yang jaraknya sekitar 15 km dari
wilayah RW.07.,
• TPA tersebut digunakan bersama-sama warga se kota
Yogyakarta, dan bahkan mungkin ada warga dari luar kota
Yogyakarta ikut membuang sampah ke TPA ini.
• Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA dilaksanakan dengan
truk Badan Lingkungan Hidup (BLH)
a. Limbah cair Pengolahan limbah cair seperti dijelaskan diatas yaitu:
• Sebagian dialirkan ke assainering, yang selanjutnya dilakukan
pengolahan secara terpusat dengan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) di Sewon Bantul,
• Sebagian lagi dialirkan dan diolah ke septik tank komunal..
• RW.07 telah mengusulkan ke Pemkot Yogyakarta untuk
pembangunan IPAL Komunal sampai menghasilkan gas methane
dan lumpurnya, setelah diberikan lumpur aktif sehingga
menghasilkan pupuk lagi.
b. Sampah Penanganan kompos sampah organik: Telah dilakukan dengan
organik yang komposter seperti diuraikan diatas:
dapat diolah • Melakukan penanganan pemisahan sampah organik basah dan
kompos sampah organik kering dilakukan oleh warga;
• Menyediakan tempat-tempat pengumpulan sampah dan
menyediakan peralatan untuk pengolahan dari sampah organik
menjadi kompos disetiap rumah;
• Melakukan proses komposting, dengan menggunakan larutan EM /
larutan biostater;
• Membuat lubang-lubang biopori untuk sampah basah,
• Tersedia tempat/lokasi pengkomposan di tanah /jugangan di pinggir
kali Code.
c. Sampah Penanganan sisa tanaman (batang kayu, ranting dll dalam perlakuan:
organik yg sbb:
tidak dapat • Untuk ranting-ranting yang masih kecil dilakukan pencacahan untuk
diolah untuk memperkecil bentuk dapat diolah dengan komposter; :
kompos • Ada juga yang dibuat barang-barang kerajinan, untuk tongkat, dll.
• Ada juga sebagian kecil dimanfaatkan untuk kayu bakar .
2
3. NO ASPEK PENJELASAN KET.
d. Sampah Penanganan sampah anorganik RW.07 telah melaksanakan 5R:
anorganik • Reduce : adanya usaha diri untuk mengurangi penggunaan plastik
yang dapat Contohnya ke pasar sudah membawa tas belanja sendiri dari
didaur ulang rumah,
• Reuse : menggunakan barang-barang kembali, contohnya Kaleng-
kaleng bekas susu, digunakan untuk pot-pot tanaman,
• Recycle: usaha mendaur ulang, contohnya sampah dengan
komposter menjadi kompos/pupuk
• Reform: merubah bentuk sampah menjadi barang yg berguna, yang
berbeda bentuknya dengan bentuk asalnya. Contohnya: sedotan air
aqua misalnya diubah menjadi taplak meja, sampah bungkus mie
diubah menjadi tas, dll.
• Replant menanam tanaman dengan menggunakan produk daur
ulang, contoh::menanam sayur-sayuran, tanaman hias dengan
menggunakan pupuk kompos, dst.
2 Proses Aman bagi lingkungan (Tidak menimbulkan pencemaran udara (gas),
pengolahan pencemaran padat (solid waste), maupun pencemaran air .
sampah Nyaman bagi lingkungan (Tidak mengotori lingkungan karena
berserakannyaatau menumpuknya sampah padat, tidak menimbulkan
bau busuk, dan tidak mengotori udara karena asap pembakaran)
Sesuai prosedur (Tersedianya tempat pengolahan, dipahaminya
prosedur (open dumping terkontrol, sanitary landfill, pembakaran
terkendali dengan incinerator, pendaurulangan).
Pengendali iklim mikro (tidak melakukan pembakaran sampah secara
langsung, tidak menggunakan incinerator)
3 Output bagi Apakah output pengolahan sampah tersebut berguna bagi
masyarakat masyarakat? Jawabnya jelas, contohnya:
• Kompos untuk tanaman sayuran, tomat, terong, tanaman hias,dll.
• Daur ulang bahan bekas yang lain: kaleng-kaleng bekas untuk pot
tanaman.
• Contoh lain banyak a.l. bungkus-bungkus indomie untuk isi tas,
• Sedotan botol aqua kecil diubah menjadi taplak,
• Tas kecil tempat pensil, dompet koin, tempat kunci atau Tempat
STNK, terbuat dari bekas bungkus mie atau yang lain.
• Tas untuk bawa pakaian bayi. Kalau mau periksa dokter
4 Kelanjutan Program telah menampakkan hasilnya di tengah kehidupan
program masyarakat: termasuk:
• Output pengolahan sampah selain pupuk kompos, barang-barang
kerajinan dari kawul (potongan-potongan bungkus mie tersebut.
• Adanya pelopor (Musmodiyono, Totok Pratopo, Fl.Sadarusmi
(PKK), Ketua-ketua RT,Ibu Sudono, Wati, Hesti, Asih.
• Organisasi peduli sampah ” MUTIARA SAMPAH”Ketua
FL. Sadarusmi
• Organisasi yang memanfaatkan kompos, Pagyuyban ”PASAR
SEGER” yang menjual sayur-sayuran segar, di masing-masing RT
ada.;
• Adanya sistem pemasaran hasil pengolahan sampah melalui
jaringan kelompok-kelompok pengrajin sampah saling
memasarkan.
• Keuntungan finansial bagi keluarga dan/atau masyarakat ada,
khususnya bagi para pengrajin. Juga masyarakat.
3
4. NO ASPEK PENJELASAN KET.
5 Spirit warga Keterlibatan masyarakat sekitar terhadap program bersih lingkungan:
• Tahun 2005 timbul pemikiran perlu adanya gerakan bersih, yaitu
setiap hari Jumat jam 16.00-18.00, dengan nama:
”JUMAT BERSIH”.
• Peserta yang ikut kerja bakti: ibu-ibu, bapak-bapak, anak-anak,
remaja,.Pokoknya semua ikut kerja bakti
• Pada awalnya gerakan bersih semua yang ikut kerja bakti se RW
hanya diarahkan/focuskan ke salah satu RT pada lokasi yang
dianggap paling kotor; Karena RW.07 terdiri dari 5 RT, maka 5
minggu baru selesai keliling ke RT-RT dalam 1 RW.
• Pada awalnya sulit untuk mendisiplinkan warga untuk bisa hidup
bersih dan sehat,
• Pimpinan harus tidak bosan-bosannya mengajak dan mengajak
terus, serta memberi tauladan.
• Th.2005 Ketua RW07 mempunyai gagasan untuk.mengolah
sampah secara “Mandiri”, yaitu dengan komposter. Tetapi dihitung-
hitung butuh biaya sekitar 20 jt. Maka pada th.2005 Ketua RW
mengajukan dana tersebut ke Dis Lingkungan Hidup Kota
Yogyakarta.
• Rasanya susah untuk mendapat dana sebesar itu. Kemudian
Th.2006 ada mahasiswa KKN di RW 07. Kas RW ada sedikit dana,
maka kami cobakan setiap RT diberi 1 set pengolahan sampah
yang terdiri dari:
o 1 buah gentong tanah yang merupakan Komposter;
o 3 buah ember bekas tempat cat dicat warna :
Biru untuk kertas
Merah untuk logam dan kaca
Kuning untuk plastik
• Dengan demikian warga sudah disosialisasikan agar sedikit demi
sedikit ditunjukkan cara penggunaan komposter, serta
• Th.2007 dapat kabar kalau pengajuan dana tersebut mendapat
perhatian dari para pejabat.
• Awal th 2008 dana turun hanya 15 jt, dengan demikian segera kami
realisir.
• Hampir semua rumah di RW07 akan mendapatkan 1 set
komposter.
• Awal th.2008 dapat dibagikan 1 set komposter ke setiap rumah.
• 1 set komposter terdiri dari:
o 1 bh komposter
o 3 karung bertuliskan :
1 warna biru untuk kertas
1 warna merah untuk logam + kaca
1 warna kuning untuk plastik
di awal th 2008 itu juga ada lomba ”Green and Clean” SE DIY, maka
RW.07 mendaftar, dan hasilnya masuk 8 besar se DIY.
Penanaman disiplin bersih mulai dari anak-anak, dengan beberapa
cara, diantaranya pada setiap Peringatan 17 an, diadakan lomba
memilah sampah cepat dan benar, ternyata animonya cukup besar,
Demikian juga lomba-lomba yang lain mengarah ke kebersihan, mis
Rencana program kebersihan ke depan:
• Melanjutkan keberhasilan
Meneruskan mendidik masyarakat kita sadar masalah fungsi
lingkungan hidup.
Hal ini kami lakukan dengan mengajar di Perguruan Tinggi, dan
mengajar di Diklat-diklat masyarakat atau pejabat.
4
5. NO ASPEK PENJELASAN KET.
Meneruskan mendidik dengan mengubah perilaku masyarakat ke
Hidup Bersih dan Sehat.(PHBS)
Hal ini kami lakukan dengan mengajar di Perguruan Tinggi, dan
mengajar di Diklat-diklat masyarakat atau pejabat.
Kami lakukan pembinaan di wilayah RW 07, karena saya sbg Ketua
RW
Meneruskan mengajak masyarakat untuk mengikuti lomba-lomba yang
berkaitan dengan pelestarian fungsi lingkungan hidup.Bila tidak ada
lomba dari luar, RW membuat lomba antar RT di wilayah RW 07
dengan hadiah-hadiah dari sponsor.
Hal ini kami lakukan contohnya:
• Lomba Prokasih dari Pemkota;
• Lomba Green and Clean dari LSM Padmaya kerja sama dengan
Unilever;
• Lomba Pekat (Penyakit Masyarakat) dari Pemkota.
Berusaha dan melaksanakan kegiatan-kegiatan:
• Pelestarian sumber-sumber air;
• Konservasi air tanah, dengan lebih banyak membuat biopori, agar
limpasan air hujan dapat masuk ke dalam tanah.
• Banyak penanaman pohon untuk mengurangi pencemaran udara
Lomba Kampung Hijau.
• Pengelolaan sampah dengan sistem pemilahan
Menanggulangi Pencemaran Air dengan :
• memantau sumber-sumber pencemar yang membuang limbahnya
ke Badan air tanpa diolah terlebih dahulu;
• mendengar laporan masyarakat bila terjadi sumur-sumur yang
tercemar minyak,solar,dst.
Menanggulangi Pencemaran Tanah dengan :
• memantau sumber-sumber pencemar yang membuang limbahnya
(padat,cair, atau gas) ke media tanah tanpa diolah terlebih dahulu;
• memantau sumber pencemar yang lain
Menanggulangi Pencemaran Udara dengan :
• memantau sumber-sumber pencemar yang membuang limbahnya
(padat,cair, atau gas) ke media udara tanpa diolah terlebih dahulu;
• memantau sumber pencemar yang lain
Yogyakarta, 5 Juni 2009
Ir.Musmodiyono,MSi
5