Ringkasan dokumen:
1) Dokumen membahas tentang pentingnya keluarga sehat tanpa rokok, geraham, dan Covid-19.
2) Penyakit tidak menular seperti jantung, diabetes, dan kanker merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
3) Rokok merupakan faktor risiko utama penyakit tidak menular dan meningkatkan risiko komplikasi pasien Covid-19.
1. KELUARGA SEHAT TANPA
ROKOK, GERMAS & COVID-19
Dr. Cut Putri Arianie M.HKes
Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular
Webinar FAKTA Indonesia
Sabtu, 25 Juli 2020
5. JKN Terbebani
• BPJS - 2017, jumlah kasus
penyakit terkait rokok - tembakau
: mendapatkan layanan rawat
jalan dan rawat inap sebanyak
5,159,627 kasus dan biaya lebih
dari Rp 5,3 T (Rp
5,386,845,700,486)
• Konsumsi rokok keluarga
berkorelasi negatif dengan
kepatuhan membayar iuran JKN
(Nurhasana, 2018).
• Rokok mengancam upaya
Indonesia mencapai Universal
Health Coverage (UHC) di 2019
dana tersedot untuk
penanganan penyakit, membatasi
pemasukan BPJS-K, dan
memperburuk defisit JKN.
9. Di Rumah 57,8%
Tempat umum yang
tertutup 66,2%
Tempat umum yang
terbuka 67,2%
PAPARAN ASAP ROKOK ORANG LAIN
Tempat
penjualan 65,2%
TV 65,2%
Media Luar
Gedung 60,9%
Media sosial
36,2%
PAPARAN IKLAN, PROMOSI DAN
SPONSOR ROKOK PADA ANAK
Sumber : GYTS 2019
11. 21.1%
29.4%
38.9%
43.4%
46.8%
51.3%
83.8%
88.4%
93.2%
93.6%
96.1%
96.3%
% Penderita hipertensi yang
berobat teratur
Penderita gangguan jiwa berat,
diobati dan tidak ditelantarkan
Penderita TB Paru yang berobat
sesuai standar
% Anggota keluarga tidak ada yang
merokok
Keluarga mengikuti program KB *)
Keluarga sudah menjadi anggota
JKN
Bayi mendapatkan ASI Eksklusif
Keluarga memiliki
akses/menggunakan jamban…
Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan
kesehatan
Pertumbuhan Balita dipantau
Keluarga memiliki
akses/menggunakan sarana air…
Bayi mendapatkan imunisasi dasar
lengkap *)
Capaian Indikator Keluarga Sehat
Provinsi Jawa Tengah
Sumber : Aplikasi Keluarga Sehat, Juni 2020
64.5%
CILACAP
BANYUMAS
PURBALINGGA
BANJARNEGARA
KEBUMEN
PURWOREJO
WONOSOBO
MAGELANG
BOYOLALI
KLATEN
SUKOHARJO
WONOGIRI
KARANGANYAR
SRAGEN
GROBOGAN
BLORA
REMBANG
PATI
KUDUS
JEPARA
DEMAK
SEMARANG
TEMANGGUNG
KENDAL
BATANG
PEKALONGAN
PEMALANG
TEGAL
BREBES
KOTA MAGELANG
KOTA SURAKARTA
KOTA SALATIGA
KOTA SEMARANG
KOTA PEKALONGAN
KOTA TEGAL
% CAKUPAN PROVINSI JAWA TENGAH
Capaian Indikator Anggota Keluarga Tidak
Ada Yang Merokok Prov Jawa Tengah
12. 45.2%
64.5%
Penderita hipertensi yang berobat
teratur
Penderita gangguan jiwa berat,
diobati dan tidak ditelantarkan
Keluarga mengikuti program KB *)
Penderita TB Paru yang berobat
sesuai standar
Anggota keluarga tidak ada yang
merokok *)
Keluarga sudah menjadi anggota
JKN
Bayi mendapatkan ASI Eksklusif
Pertumbuhan Balita dipantau
Keluarga memiliki
akses/menggunakan jamban…
Bayi mendapatkan imunisasi dasar
lengkap *)
Persalinan Ibu di fasilitas
pelayanan kesehatan
Keluarga memiliki
akses/menggunakan sarana air…
Capaian Indikator Keluarga Sehat
Kota Surakarta
IKS Jawa Tengah : 0,184
IKS Kota Surakarta : 0,494 Sumber : Aplikasi Keluarga Sehat, Juni 2020
57.20%
64.30%
64.50%
65.70%
70.50%
Kecamatan Pasar Kliwon
Kecamatan Jebres
% Cakupan Kota Surakarta
Kecamatan Banjarsari
Kecamatan Laweyan
Capaian Indikator Anggota Keluarga Tidak
Ada Yang Merokok Kota Surakarta
13. PTM
KONDISI YANG MEMPENGARUHI
TRANSISI
TEKNOLOGI
Usia produktif dan usia
lanjut meningkat yang
rentan terhadap PTM
Penyakit Menular
masih merupakan
masalah dan PTM
semakin meningkat
Kurang bergerak,
konsumsi tinggi
GGL, merokok,
alkohol, stres
CPA for
FAKTA
19. Clinical Characteristics of
Coronavirus Disease 2019 in China
(Guan et al, April 2020)
Smoking
History
All Patients
(n= 1085)
Non Severe
(n= 913)
Severe
(n= 172)
ICU, Ventilator,
Death
No ICU,
No Ventilator,
No Death
Never Smoke 85.4% 86.9% 77.9% 66.7% 86.7%
Former Smoke 2.0% 1.3% 5.2% 7.6% 1.6%
Current Smoker 12.6% 11.8% 16.9% 25.8% 11.8%
Age (Median) 47 (35-58) 45 (34-57) 52 (40-65) 63 (53-71) 46 (35-57)
• Pasien yang merokok memiliki risiko lebih tinggi untuk komplikasi berat dan risiko
meninggal karena COVID-19.
• 58% penderita COVID-19 adalah laki-laki ( Rata-rata merokok laki-laki 20x daripada
perempuan).
• Riset pada > 1,000 pasien di China menemukan bahwa perokok dengan COVID-19
lebih sering membutuhkan perawatan intensif (ICU) dibanding bukan perokok
https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa2002032
24. KAWASAN TANPA ROKOK (KTR)
FASYANKES.
UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 115
PP 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan
FASILITA
S UMUM.
TEMPAT
IBADAH
TEMPAT
KERJA.
TEMPAT
BELAJAR
MENGAJAR
TEMPAT
ANAK
BERMAIN
ANGKUTAN
UMUM
25. Kawasan Tanpa Rokok
25
245
269
Tidak ada Perda Ada Perda
Update Peraturan KTR
tahun 2020
398 Peraturan Daerah &
Peraturan Bupati/ Walikota
Jumlah Kabupaten/kota memiliki Perda KTR
Kota Surakarta :
Peraturan Daerah Kota Surakarta
No 9 tahun 2019 tentang KTR
50%
80%
100%
53.30%
53.30%
53.30%
73%
93%
67%
67%
73%
67%
Kota Pekalongan
Kota Semarang
Kota Surakarta
Kabupaten Purworejo
Kabupaten Semarang
Kabupaten Tegal
Kab Magelang
Kota Tegal
Kab Jepara
Kab Batang
Kabupaten Boyolali
Kota Magelang
Capaian Kabupaten/Kota yang melaksanakan
kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal
50% sekolah Provinsi Jawa Tengah (2015-2019)
26. MENGAPA PERLU KTR
?
KTR
MELINDUNGI BUKAN PEROKOK
DARI KONSEKWENSI TERPAPAR
ASAP DAN RESIDU ROKOK
MEMOTIVASI BERHENTI
MEROKOK DAN
MENGURANGI KONSUMSI
MENCEGAH PENYAKIT
DAN KEMATIAN
PEROKOK BERKURANG,
PENYAKIT BERKURANG
DENORMALISASI
PENGGUNAAN TEMBAKAU
MENGURANGI INISIASI
MEROKOK PADA ANAK
BENTUK DUKUNGAN YANG
BESAR DARI MASYARAKAT
29. Pengendalian Tembakau di Indonesia
1
3
5
7
8
2
4
6
RPJMN & Peta Jalan
Advokasi & Kolaborasi
Revisi PP 109/2012
Pictorial Health Warning
Cukai & Pajak
Perda KTR
Konseling Upaya Berhenti
Merokok
Pelarangan iklan rokok
30. Tantangan
• INDONESIA BELUM MENGAKSESI FCTC
• LOBBYING PARLIAMENT UNTUK MEMATUHI PROSES
REGULASI
• MASIH RENDAHNYA TINGKAT KEPATUHAN IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN KTR
• BELUM ADA ALOKASI DBHCHT DAN CHT UNTUK
MENGOPTIMALKAN PROMOSI DAN PENCEGAHAN KESEHATAN
• PENJUALAN ROKOK KETENGAN DAN DAPAT DIAKSES OLEH
ANAK-ANAK
• MASIH BANYAKNYA ANGGOTA KELUARGA YANG MEROKOK DI
DALAM RUMAH
• PROPAGANDA INDUSTRI ROKOK DENGAN MENGELOLA MEDIA
JKN terbebani
Berdasarkan data BPJS tahun 2017, jumlah kasus penyakit yang terkait dengan rokok - tembakau yang mendapatkan layanan rawat jalan dan rawat inap sebanyak lebih dari 5,159,627 kasus dan biaya pengobatan yang dibutuhkan mencapai lebih dari Rp 5,4 T (Rp 5,386,845,700,486) (data terlampir)
Konsumsi rokok keluarga berkorelasi negatif dengan kepatuhan membayar iuran JKN (Nurhasana, 2018).
Beban ekonomi kesehatan akibat rokok mengancam upaya Indonesia mencapai Universal Health Coverage (UHC) di 2019:
dana tersedot untuk penanganan penyakit, membatasi pemasukan BPJS-K, dan memperburuk defisit JKN.
PM bermasalah pada Balita
PTM mulai bermasalah pada umur 10 tahun (Sasaran Posbindu dan Upaya Kesehatan Kerja)
Cedera mulai masalah pada usia 15 tahun
Janji Presiden dan target RPJMN untuk menurunkan prevalensi perokok di bawah umur menjadi 5.4% di tahun 2019, tidak tercapai. Prevalensi perokok dibawah umur justru meningkat dari 7.2% (2013) menjadi 8.8% (2016) dan terus meningkat hingga 9,1% pada tahun 2018. Bila tidak ada upaya yang produktif dlm menurunkan angka ini, maka Bappenas memprediksi kenaikan perokok remaja menjadi 16% di tahun 2030. Hal ini yang sangat aksiomatik dgn prevalensi merokok di negara2 maju dan menengah yg terus mengalami penurunan.
Berdasarkan data GYTS terdapat peningkatan prevalensi perokok pada tahun 2019 dibanding tahun 2014 pada anak usia 13-15 tahun yaitu 18,3% pada tahun 2014 menjadi 19,2% pada tahun 2019.
Paparan asap rokok orang lain (second hand smoke) juga merugikan bagi kesehatan, bahkan di antara anak-anak dan bayi yang belum lahir, dan menyebabkan mortalitas dan morbiditas secara global.
Tahun-tahun kehidupan yang hilang karena kesehatan yang buruk, cacat, atau kematian dini karena perokok pasif adalah 6,4 juta tahun untuk infeksi pernafasan; 2,5 juta untuk penyakit paru obstruktif kronis, dan lebih dari 200.000 untuk infeksi telinga tengah. Paparan perokok pasif adalah umum di banyak negara, terutama di Asia. Di Indonesia dan Pakistan, misalnya, lebih dari 70% orang terpapar asap rokok di rumah dan restoran.
Di Indonesia, berdasarkan data GYTS 2019 ditemukan bahwa dalam periode lima tahun terdapat peningkatan prevalensi murid sebagai perokok pasif akibat terpapar dalam rumah (57,8%), tempat umum tertutup (66,2%) dan tempat umum terbuka (67,2%).
Capaian IKS Provinsi Jawa Tengah per Mei 2020 adalah 0,184
Capaian indikator anggota keluarga tidak ada yang merokok Provinsi Jawa Tengah adalah 43,4% dengan capaian tertinggi adalah Kota Surakarta (64,5%)
Capaian indikator penderita hipertensi yang berobat secara teratur Provinsi Jawa Tengah adalah 21,2% dengan capaian tertinggi adalah Kota Surakarta (45,2%)
Perjalanan penyakit dan faktor risiko mortalitas pasien rawat inap dewasa dengan COVID-19 di Wuhan, Cina: studi kohort retrospektif
KTR merupakan salah satu upaya dalam melindungi masyarakat dari bahaya asap rokok orang lain.
PP 109 Tahun 2012 mengamanatkan seluruh kepala daerah wajib untuk menetapkan KTR diwilayahnya. Saat ini terdapat 398 Kab/ Kota di Indonesia yang sudah memiliki aturan dan peraturan di daerahnya tentang KTR (77,2%).
Apresiasi kami sampaikan kepada Kepala Daerah Kota Jakarta yang sudah memiliki dan mengimplementasikan Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya, Pemerintah Prov DKI Jakarta juga sudah memiliki perda tentang iklan diluar ruang. Kami berharap Kota Jakarta sebagai Ibu Kota Negara dapat terus berinovasi dalam meningkatkan derajat kesehatan warganya.
Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan masyarakat sangat diperlukan, kampung sehat tanpa asap rokok merupakan salah satu upaya kesehatan berbasis masyarakat yang sangat membantu pemerintah dalam menyehatkan bangsa. Kami mengapresiasi upaya ini dan berharap diwaktu yang akan datang kampung sehat tanpa asap rokok juga dapat mengembangkan skrining posbindu PTM dengan melakukan pengukuran berat badan, TB, IMT, TD dan pemeriksaan gula darah sewaktu sehingga masyarakat yang sehat semakin sehat, masyarakat yang memiliki faktor risiko PTM dapat dengan segera di tatalaksana dan masyarakat yang sudah terkena PTM dapat terkontrol sehingga produktifitas dan kualitas hidup tetap terjaga.
Berikut adalah salah satu contoh upaya memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya rumah tanpa asap rokok.