Anúncio

ELEKTROKIMIA

27 de Mar de 2019
Anúncio

Mais conteúdo relacionado

Anúncio

ELEKTROKIMIA

  1. ELEKTOKIMIA
  2. ELEKTROKIMIA Potensial Standar Baterai Fuel Cell Korosi SEL VOLTA Elektrolisis Elektroplating Pemurnian logam SEL ELEKTROLITIK
  3. SEL GALVANIK  SEL VOLTA adalah suatu sel elektrokimia yang  terdiri dari dua setengah sel yaitu setengah sel oksidasi dan setengah sel reduksi  Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan.  Rangkaian Sel Galvanik 1. voltmeter, untuk menentukan besarnya potensial sel. 2. jembatan garam (salt bridge), untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan. 3. anode, elektrode negatif, tempat terjadinya reaksi oksidasi. pada gambar, yang bertindak sebagai anode adalah elektrode Zn/seng (zink electrode). 4. katode, elektrode positif, tempat terjadinya reaksi reduksi. pada gambar, yang bertindak sebagai katode adalah elektrode Cu/tembaga (copper electrode).
  4. Proses mekanisme kerja Sel Volta
  5. REAKSI REDUKSI - OKSIDASI  Redoks adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasIstilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi.  Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion  Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.
  6. BATERAI baterai adalah alat yang terdiri dari 2 atau lebih sel elektrokimia yang mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi listrik. tiap sel memiliki kutub positif (katoda) dan kutub negatif (anoda).
  7. JENIS JENIS BATERAI  Baterai primer (satu kali penggunaan) hanya digunakan sekali dan dibuang material elektrodanya tidak dapat berkebalikan arah ketika dilepaskan. Pengunaannya umumnya adalah baterai alkaline digunakan untuk senter dan berbagai alat portabel lainnya.  Baterai sekunder(Baterai dapat diisi ulang) dapat digunakan dan diisi ulang beberapa kali, komposisi awal elektroda dapat dikembalikan dengan arus berkebalikan. Contohnya adalah baterai timbal-asam pada kendaraan dan baterai ion litium pada elektronik portabel.
  8. • Sel kering mempunyai masa umur pakai yang pendek dan tidak d • Tegangan beterai dapat dinaikan kembali dengan cara dipanaskan. • Langkah ini dimaksudkan agar senyawa yang karbon tersebar kembali • Elektrolit yang digunakan adalah NH4Cl Baterai sel kering (Dry Cell)
  9. Elektrolit yang digunakan adalah KOH Lenih tahan dibandingkan sel Leclanche, karena hasil reaksinya tidak menganggu permukaan eletroda dan tegangan yang dihasilkan stabil
  10. CHARGE DAN DISCHARGE BATERAI Pengisian baterai/cas/charge yaitu energi listrik diubah menjadi kimia Pengeluaran daya baterai/discharge yaitu energi kimia diubah menjadi energi listrik.
  11. Sel bahan bakar atau fuel cell ini merupakan sebuah alat elektrokimia yang mirip dengan baterai. Sistem sel bahan bakar adalah suatu metode pembentukan energi listrik melalui reaksi kimia dengan bantuan sel electrode, dan larutan elektrolit Operasi sel bahan bakar sama dengan baterai, tetapi ada perbedaan mendasar antara sel bahan bakar dengan baterai, tetapi ada perbedaan mendasar antara sel bahan bakar dengan baterai. FUEL CELL
  12. Sel bahan bakar menghasilkan energi listrik secara kontinu selama ada suplai bahan bakar dan udara namun tidak dapat menyimpan energi, sedangkan baterai dapat menyimpan energi. Setiap sel bahan bakar mempunyai dua elektroda, sebagai kutub positif (katoda) dan kutub negatif (anoda, dan juga elektrolit yang berfungsi membawa partikel bermuatan listrik
  13. Hidrogen adalah bahan bakar dasar dalam sel bahan bakar, tetapi sel bahan bakar juga memerlukan oksigen dari luar. Dalam sel bahan bakar terjadi reaksi pembakaran. Reaksi pembakaran adalah reaksi redoks, dan dalam sel bahan bakar, reaksi pembakaran yang paling umum terjadi adalah reaksi antara gas hydrogen dan gas oksigen untuk membentuk uap air.
  14. Energi yang dilepaskan dari putusnya ikatan H-H dan 0=O dan membentuk ikatan H-O-H, dapat digunakan untuk menghasilkan panas atau energi listrik. Putusnya ikatan H-H dalam reaksi setengah sel oksidasi, menghasilkan ion hydrogen pada anoda : Penggabungan oksigen dengan 4 ion hydrogen, membentuk air pada katoda :
  15. Prinsip Kerja Fuel Cell
  16.  Desain dasar dari fuel cell melibatkan dua elektroda di kedua sisi dari suatu elektrolit. Hidrogen dan oksigen melewati masing-masing elektroda dan melalui sarana reaksi kimia, listrik,air dan panas dihasilkan.  Bahan bakar hidrogen dipasok ke anoda (terminal negatif) dari fuel cell, sementara oksigen dipasok ke katoda (terminal positif). Melalui reaksi kimia, hidrogen dipecah menjadi elektron dan proton. Masing-masing mengambil jalan yang berbeda ke katoda.
  17. Elektron mampu mengambil jalan lain selain melalui elektrolit,dan jika dimanfaatkan dengan benar dapat menghasilkan listrik untuk beban tertentu (misalnya lampu). Proton mengalir melalui elektrolit dan keduanya dipersatukan kembali pada katoda. Elektron, proton, dan oksigen bergabung untuk membentuk produk sampingan berupa air.
  18. KOROSI  Korosi adalah suatu penurunan mutu ( degradasi ) dari material akibat bereaksi dengan lingkungannya, tidak hanya merusak nilai estetika suatu material tetai korosi korosi dapat menggrogoti material dan membuat material tersebut melemah
  19. Proses Terjadinya Korosi
  20. Faktor Penyebab Korosi 1. Konsentrasi H2O dan O2 : Dalam kondisi kelembaban yang lebih tinggi, besi akan lebih cepat berkarat. Selain itu, dalam air yang kadar oksigen terlarutnya lebih tinggi, perkaratan juga akan lebih cepat. 2. pH: Pada suasana yang lebih asam, pH < 7, reaksi korosi besi akan lebih cepat 3. Keberadaan elektrolit: Keberadaan elektrolit seperti garam NaCl pada medium korosi akan mempercepat terjadinya korosi, sebagaimana ion-ion elektrolit membantu menghantarkan elektron-elektron bebas yang terlepas dari reaksi oksidasi di daerah anode kepada reaksi reduksi pada daerah katode. 4. Suhu: Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini sebagaimana laju reaksi kimia meningkat seiring bertambahnya suhu. 5. Galvanic coupling: Bila besi terhubung atau menempel pada logam lain yang kurang reaktif (tidak mudah teroksidasi, potensial reduksi lebih positif), maka akan timbul beda potensial yang menyebabkan terjadinya aliran elektron dari besi (anode) ke logam kurang reaktif (katode). Hal ini menyebabkan besi akan lebih cepat mengalami korosi dibandingkan tanpa keberadaan logam kurang reaktif. Efek ini disebut juga dengan efek galvanic coupling.
  21. Jenis Jenis Korosi 1. Korosi seragam: korosi yang terjadi pada permukaan logam karena pH air yang rendah dan udara yang lembab 2. Korosi sumur: korosi yang menyerah daerah tertentu daerah terntentu pada logam yang mengandung klorida atau sulfida yang mengakibatkan adanya lubang dalam logam
  22. Jenis Jenis Korosi 3. Korosi celah: serangan yang terjadi karena sebagian permukaan logam terhalang dari lingkungan dibanding bagian lain logam. Pembentukan celah disebabkan oleh penimbunan konsentrasi pada suatu titik atau dalam suatu celah 4. Korosi erosi: korosi ini terjadi karena terjadinya pengikisan oleh aliran fluida sehingga menimbulkan bagian yang tajam dan kasar
  23. Jenis Jenis Korosi 5. Korosi Tegangan: korosi ini terjadi karena butiran logam yang berubah bentuk yang diakibatkan karena logam mengalami perlakuan khusus ( seperti diregangkan, ditekuk dll) sehingga mengakibatkan retak 5. Korosi mikrobiologi: korosi ini terjadi karena mikroba mikro orgaisme yang mempengaruhi korosi antara lain bakteri, jamur, alga, dan protozoa. Logam-logam yang dapat terkorosi oleh mikrobiologi antara lain baja karbon, stainless steel, dan logam paduan aluminium-tembaga.
  24. Jenis Jenis Korosi 7. Korosi galvanis: korosi ini terjadi karena adanya 2 logam yang berbeda dalam satu elektrolit sehingga logam yang lebih anodic akan terkorosi 7. Korosi lelah: korosi ini terjadi karena logam mendapatkan siklus yang terus berulang sehingga semakin lama logamakan mengalami patah kerena terjadi kelelahan logam
  25. Dampak dari Korosi1. Ekonomi: terjadinya korosi menyebabkan umur pakai bahan tidak lama dan perlu diganti sehingga mengakibatkan pemborosan 2. Estetika: menurunkan nilai estetika suatu material. Hal ini dapat merusak lapisan permukaan material. Sehingga material yang terkena korosi rusak 3. Keselamatan: korosi dapat menimbulkan kecelakaan yang menelan korban jiwa atau meanusia yang disebabkan karena rusaknya material akibat korosi contohnya pada kontruksi bangunan yaitu jembatan, atau pada otomotif yaitu mesin mobil,motor
  26. Cara Mengatasi Korosi  1. Mengontrol atmosfer agar tidak lembab dan banyak oksigen, misalnya dengan membuat lingkungan udara bebas dari oksigen dengan mengalirkan gas CO2.  2. Mencegah logam bersinggungan dengan oksigen di udara dan juga air. - Mengecatnya - Memberi oli atau minyak - Memberi lapisan plastik - Galvanisasi - Elektroplating - Pelapisan krom/Cr - Pelapisan timah/Sn - Sherardizing  3. Perlindungan Katodik: Perlindungan katodik dilakukan dengan cara menghubungkan logam yang akan dilindungi dengan logam lain yang mempunyai potensial elektrode yang sangat rendah (biasanya Mg).
  27. Permasalahan  Mengapa material melemah saat terjadi korosi? Karena korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron (anoda) dan lingkungannya sebagai penerima elektron (katoda). Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap elektron- elektron yang tertinggal pada logam.
  28. Peristiwa korosi merupakan proses elektrokimia, yaitu proses reaksi kimia yang melibatkan adanya aliran listrik. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi,sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida ataukarbonat. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif atau anoda, sementara bagianyang lain sebagai kutub positif atau katoda. Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehinggaterjadilah peristiwa korosi.
  29. Electroplating
  30. Pengertian Elektroplating merupakan salah satu proses pelapisan bahan padat dengan lapisan logam menggunakan bantuan arus listrik melalui suatu elektrolit
  31. Anoda Katoda Tembaga Kuningan SO2- 4 SO2- 4 SO2- 4 Cu 2+ Cu 2+ Cu 2+ --- Cu + 2e  Cu 2+ - Reduksi Cu Cu Cu Oksidasi Cu  Cu + 2e 2+ - Cu 2+ Cu 2+ Cu 2+ --- Proses
  32. Terima Kasih
Anúncio